Anda di halaman 1dari 9

A.

JUDUL KEGIATAN

Kegiatan Penyuluhan kepada siswa siswi ini adalah tentang Pencegahan Anemia

pada Remaja di SMA NEGERI 19 BATAM TAHUN 2022.

B. ANALISA SITUASI

Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju.

Penderita anemia diperkirakan dua milyar dengan prevalensi terbanyak di wilayah

Asia dan Afrika. World Health Organization WHO) menyebutkan bahwa anemia

merupakan 10 masalah kesehatan terbesar di abad modern ini, dimana kelompok

yang berisiko tinggi anemia adalah wanita usia subur, ibu hamil, anak usia

sekolah, dan remaja.

Anemia adalah keadaan dengan kadar hemoglobin, hematokrit dan sel

darah merah yang lebih rendah dari nilai normal, yaitu hemoglobin <12g/dL untuk

remaja.

Anemia menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut

oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Bila oksigen yang diperlukan tidak

cukup, maka akan berakibat pada sulitnya berkonsentrasi sehingga prestasi belajar

menurun. Kemudian daya tahan fisik rendah sehingga mudah lelah, aktivitas fisik

menurun dan mudah sakit karena daya tahan tubuh rendah, akibatnya jarang

masuk sekolah atau bekerja.

Anemia yang sering terjadi adalah anemia disebabkan oleh kekurangan

asupan zat besi. Kekurangan zat besi tidak terbatas pada remaja status social

ekonomi pedesaan yang rendah, tetapi juga menunjukkan peningkatan prevalensi

di masyarakat yang makmur dan berkembang. Prevalensi anemia remaja di

1
negara-negara berkembang sebesar 27%, sedangkan di negara maju sebesar 6%.

Menurut WHO, apabila prevalensi anemia ≥40% termasuk kategori berat, sedang

20-39%, ringan 5-19,9%, dan normal <5%

Menurut data WHO dalam Worldwide Prevalence of Anemia

menunjukkan bahwa total keseluruhan penduduk dunia yang menderita anemia

sebanyak 1,62 miliar orang. Sejalan dengan data Survei Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) tahun 2004, menyatakan bahwa prevalensi anemia gizi pada remaja putri

usia 10-18 tahun ialah sebesar 57,1%. Sedangkan menurut data Riskesdas tahun

2013, prevalensi anemia di Indonesia sebesar 21,7%, dengan proporsi 20,6% di

perkotaan dan 22,8% di pedesaan serta 18,4% laki-laki dan 23,9% perempuan.

Berdasarkan kelompok umur, penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar

26,4% dan sebesar 18,4% pada kelompok umur 15-24 tahun. Provinsi Sumatera

barat memiliki prevalensi anemia di atas prevalensi nasional, dimana menurut

acuan SK Menkes yaitu sebesar 14,8% dan acuan Riskesdas sebesar 11,9%.

Didapatkan hasil prevalensi anemia berdasarkan SK Menkes yaitu sebesar 29,8%

perempuan, 27,6% untuk laki-laki, dan 17,1% anakanak. Sedangkan Riskesdas

didaptakan sebesar 16,6% perempuan, 25,8% lakilaki, dan 19,0% anak-anak..

Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang.

Rendahnya supan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi

bahan makanan yang kurang beragam, seperti protein. Kurangnya asupan protein

akan mengakibatkan transportasi zat besi terlambat, sehingga akan terajadi

defisiensi zat besi. Disamping itu, makanan yang tinggi protein teruma berasal

dari daging, ikan dan unggas juga banyak mengandung protein.

Anemia defisiensi zat besi lebih banyak terjadi pada remaja putri

dibanding remaja putra. Hal ini dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi

2
setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan, sehingga membutuhkan

asupan zat besi yang lebih banyak. Remaja putri pada umumnya memiliki

karakteristik kebiasaan makan tidak sehat, seperti tidak makan pagi, malas minum

air putih, dan makan makanan siap saji. Hal ini mengakibatkan remaja tidak

mampu memenuhi keanekaragaman zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh

untuk proses sintesis pembentukan hemoglobin (Hb). Bila hal ini terjadi dalam

jangka waktu yang lama akan menyebabkan kadar Hb terus berkurang dan

menimbulkan anemia.

Fenomena kehilangan waktu makan pokok dan menggantinya dengan

makanan cepat saji pada remaja meningkat seiringnya dengan bertambahnya usia.

Waktu makan paling sering terlewat adalah sarapan dan makan siang. Berbagai

aktivitas dan akademik seringkali membuat remaja kehilangan waktu makan.

Keseringan remaja melewatkan waktu makan maka akan menimbulkan

berbagai macam penyakit seperti maag, pencernaan terganggu, dan juga dapat

menimbulkan anemia. Pola makan yang dianjurkan bagi remaja adalah makanan

gizi seimbang yang terdiri atas sumber zat tenaga misalnya roti, tepung tepungan,

sumber zat pembangun misalnya ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang-

kacangan, tahu, tempe, dan sumber zat pengatur seperti sayur-sayuran,

buah-buahan.

3
C. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan kegiatan penyuluhan ini adalah untuk Membeikan edukasi tentang

pencegahan anemia dan skrining anemia.

D. SIGNIFIKAN KEGIATAN

Institut Kesehatan Mitra Bunda merupakan kampus yang berdiri di bawah

naungan Yayasan Harapan Bunda yang beralamat di Jl. Seraya No. 1 Batam

dengan mengemban visi “Menjadi Institut Kesehatan yang unggul menghasilkan

tenaga kesehatan yang professional dan kompetitif pada tahun 2034”. IKMB

dalam lingkup perguruan tinggi yang ada di dalam wilayah lingkungan Kopertis

X. IKMB membuka diri untuk melakukan berbagai kerjasama dengan berbagai

pihak dalam rangka pengembangan ilmu, institusi, teknologi dan seni dalam

rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Penelitian

dan Pengabdian. IKMB sudah mempunyai jaringan dengan berbagai lembaga lain

yakni pemerintah pusat, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten , dunia usaha,

swasta maupun dengan masyarakat.

Melihat lokasi sekolah yang baru walaupun jauh dengan lokasi kampus, maka

sudah menjadi kewajiban bagi perguruan tinggi untuk ikut serta membantu

berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Sudah selayaknya kehadiran

perguruan tinggi agar dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat

baik yang dekat maupun yang jauh.

Prinsip pemberdayaan masyarakat yang paling baik adalah kelompok yang

memang lahir dari kebutuhan dan kesadaran masyarakat sendiri, dikelola, dan

dikembangkan dengan menggunakan terutama sumber daya yang ada di

masyarakat tersebut, dan memiliki tujuan yang sama. Masyarakat merupakan

4
kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok

dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya visi, tujuan, kepentingan dan

kebutuhan yang sama sehingga kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang

ingin dicapai bersama. Sehingga kegiatan penyuluhan tentang protokol kesehatan

dan merupakan bagian dari pada kegiatan pendampingan dengan tetap ditunjukkan

kepada penguatan kapasitas kelompok sehingga masyarakat bisa meningkatkan

derajat kesehatan khususnya lansia.

Program pengabdian ini disusun berdasarkan hasil survey pendahuluan oleh TIM

PKM ke lokasi serta wawancara kepada kepada Tim dari Masyarakat yang ada di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Sengkuang.

E. DESAIN DAN PEMECALAHAN MASALAH

Hal mendasar yang ditawarkan untuk ikut memecahkan masalah adalah melalui

kegiatan penyuluhan kepada Remaja dengan nama kegiatan “Pencegahan Anemia

Pada Remaja di Sekolah SMA NEGERI 19 BATAM” untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dalam skema di bawah ini:

5
TIM PKM

1. Defenisi Anemia
2. Penyebab Anemia
3. Tanda dan Gejala
4. Pengobatan dan Tanda
Penyuluhan Pencegahan
Pencegahan Anemia
pada Remaja

Remaja

Siswa atau peserta penyuluhan mampu


memahami tentang nutrisi pada penderita
anemia (kurang darah)

F. KELOMPOK SASARAN

Remaja di sekolah SMA NEGERI 19 BATAM

G. METODE PELAKSANAAN

Metode yang akan digunakan dalam penyuluhan ini adalah Ceramah dan Tanya

Jawab

H. RANCANGAN EVALUASI

Evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan penyuluhan kepada siswa yaitu

dengan cara mengisi instrument yang disiapkan oleh TIM PKM terkait

bagaimanakah tanggapan Siswa terhadap kegiatan PKM yang dilakukan oleh Tim

Dosen Institut Kesehatan Mitra Bunda.

6
Evaluasi dari kegian ini diharapkan Siswa yang mengikuti penyuluhan mampu
menyebutkan kembali :
1. Pengertian Anemia
2. Penyebab Anemia
3. Tanda dan Gejala Anemia
4. Pengobatan dan Tanda Pencegahan

I. RENCANA JADWAL KEGIATAN

Rencana jadwal dari awal hingga pelaporan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
NO Kegiatan Waktu (dalam minggu)
I II III IV V VI VII VIII
1 Perizinan
2 Observasi Awal
3 Sosialisasi
4 Pelaksanaan penyuluhan dan
pelatihan
5 Evaluasi Penyuluhan
6 Perumusan Hasil & Kesimpulan
7 Evaluasi Program
8 Pelaporan

J. RENCANA ANGGARAN

Rencana anggaran biaya untuk kegiatan Penyuluhan di Sekolah ini dapat

dijabarkan ke dalam beberapa komponen-komponen yang sangat menunjang

keberhasilan kegiatan tersebut.

1. Sumber dana

Institut Kesehatan Mitra Bunda

Total =

7
a. Kesektretarian

Harga Satuan
No Uraian Jumlah Total (Rp)
(Rp)
1 Kertas HVS 1 Rim 50.000 50.000
2 Materi Penyuluhan 100 Lembar 1000 100.000
3 Fotocopy 100 Lembar 2500 250.000
4 Pembuatan Proposal dan Laporan Hasil 6 Set 75.000 50.000
5 Bolpoint 1 Kotak 50.000 400.000
TOTAL 800.000

b. Konsumsi dihari kegiatan

Harga Satuan
No Uraian Jumlah Total (Rp)
(Rp)
1 Snack Panitia 8 Orang 10.000 60.000
2 Snack Peserta 100 Orang 10.000 1.000.000
3 Air Mineral 3 Kardus 35.000 105.000
4 Makan 8 Orang 15.000 150.000
TOTAL 1.375.000

c. Perlengkapan

Harga Satuan
No Uraian Jumlah Total (Rp)
(Rp)
1 Spanduk 1 Buah 200.000 200.000
2 Plakat kenang-kenangan 1 Buah 250.000 250.000
3 Kenang-kenangan Peserta 100 Buah 20.000 2.000.000

4 Kapas alcohol 100 buah 500 20.000

5 Stik Hb 50 buah 5.000 250.000


6 Handscoon 100 buah 2.000 60.000
7 Quik check Hb 3 buah 350.000 1.050.000
TOTAL 3.580.000

d. Akomodasi dan transport

Harga Satuan
No Uraian Jumlah Total (Rp)
(Rp)
1 Survey Awal 500.000
2 Izin Penyuluhan 300.000
3 Acara Penyuluahan 500.000
TOTAL 1.300.000

8
9

Anda mungkin juga menyukai