Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN (PENKES)

ANEMIA PADA REMAJA

DISUSUN OLEH :

SYARIFAH MITHAHUL AWALIYAH

NIM P07224422299

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan

Pendidikan Kesehatan (Penkes) Anemia Pada Remaja

Satuan Acara Penyuluhan mengenai Pendidikan Kesehatan (PENKES) Anemia pada


remaja telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh pembimbing ruangan dan Pembimbing
Institusi di Puskesmas Remaja

Paser , Februari 2023

Mahasiswa,

SYARIFAH MITHAHUL AWALIYAH

NIM. P07224422299

Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Ruangan,

Siti Raihana, M.Keb


Ina Prihatina Widiyasworo, Amd.Keb
NIDN. 4018099301 NIP. 198203082006042014
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

1. Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Remaja dan Pranikah


2. Sub Pokok Bahasan : Anemia Pada Remaja
a. Sasaran : Klien
b. Hari/ tanggal : Senin,06 Februari 2023
c. Tempat : Puskesmas Tanah Grogot
d. Pelaksana : Noor Siti Aisyah

3. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan diharapkan Klien dapat
memahami tentang tanda bahaya kehamilan.

4. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
a. Menyebutkan pengertian Anemia pada remaja
b. Menyebutkan Tanda dan Gejala Anemia
c. Mengetahui Dampak dari Anemia
d. Mengetahui Pencegahan dan cara mengatasi anemia

5. Materi
a. Pengertian Anemia Pada Remaja
b. Tanda dan gejala anemia
c. Dampak dari anemia
d. Pencegahan dan cara mengatasi anemia

6. Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab
7. Media
a. Ceramah
b. Leaflet
c. Lembar balik
8. Kegiatan Belajar

No Mahasiswi Bidan Klien Waktu

Pre Interaksi
1 Memberi salam dan memperkenalkan Menjawab salam 5 menit

diri
2 Menjelaskan tujuan pengajaran dan Mendengarkan
tema pengajaran

Isi
3 Menjelaskan materi pengajaran Mendengarkan 10 menit

mengenai pengertian anemia pada


remaja, Macam-macam Tanda dan
gejala anemia,dampak anemia, cara
pencegahan dan mengatasi anemia.
4 Memberikan kesempatan kepada klien Mengajukan 10 menit
untuk bertanya tentang materi yang pertanyaan
disampaikan
5 Penutup
Memberikan pertanyaan akhir sebagai Menjawab
evaluasi
6 Menyimpulkan bersama-sama hasil Mendengarkan 10 menit
kegiatan pengajaran
7 Menutup pengajaran dan mengucapkan Menjawab salam
salam

9. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Kelengkapan media: tersedia dan siap digunakan
2) Pelaksana siap melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan
3) Sasaran siap diberikan penyuluhan/ pendidikan kesehatan
b. Evaluasi Proses
1) Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu yang telah ditentukan
2) Sasaran aktif dalam kegiatan penyuluhan
3) Pelaksana menyajikan materi secara lengkap
4) Pelaksana menyajikan materi sesuai waktu yang telah ditentukan
c. Evaluasi Hasil
1) Sebutkan kembali pengertian dari anemia pada remaja
2) Sebutkan beberapa macam- macam tanda dan gejala anemia
3) Sebutkan dampak dari anemia pada remaja
4) Sebutkan Cara mencegah dan mengatasi anemia pada remaja
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Anemia pada remaja

Anemia ialah jumlah sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen
mengalami penurunan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan
fisiologis spesifik bervariasi pada manusia dan tergantung dari usia, jenis kelamin
dan tahap ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut (Wijoyono, 2018).

Kadar hemoglobin dalam darah menjadi kategori dalam penentuan status


anemia. Kadar hemoglobin yang menandakan anemia menurut umur dan jenis
kelamin berdasarkan WHO (2016) :
Tabel 1
Ambang Batas Anemia Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Anemia
Populasi Non-Anemia Ringan Sedang Berat
(g/dl) (g/dl) (g/dl) (g/dl)
Anak 6-59 bulan 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Anak 5-11 tahun 11,5 11,0 – 11,4 8,0 – 10,9 < 8,0
Anak 12-14 tahun 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Perempuan tidak hamil (≥
12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
15 tahun)
Ibu Hamil 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Laki-laki ≥ 15 tahun 13 11,0 – 12,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Sumber: WHO, 2011 dalam Kemenkes RI, 2016

Ada tiga faktor terpenting yang menyebabkan seseorang menjadi anemia,


yaitu kehilangan darah karena perdarahan akut/kronis, pengerusakan sel darah
merah, dan produksi sel darah merah yang tidak cukup banyak. Faktor-faktor
yang mendoorng terjadinya anemia gizi pada usia remaja (health media nutrition
series) adalah :
a. Adanya penyakit infeksi yang kronis
b. Menstruasi yang berlebihan pada remaja putri
c. Perdarahan yang mendadak seperti kecelakaan
d. Jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk dari zat besi, vitamin
B12, vitamin B6, vitamin C, tembaga.
Selain itu berbagai kondisi media bisa menjadi penyebab terjadinya anemia
antara lain :
a. Perdarahan Aktif
Perdarahan aktif baik bersifat akut atau kronis bisa menyebabkan
anemia. Bahkan perdarahan fisiologis seperti menstruasi merupakan
salah satu faktor yang meningkatkan resiko anemia khususnya pada
wanita. Adanya hubungan negatif antara lama menstruasi dengan kadar
hemoglobin dimana semakin lama menstruasi akan semakin rendah
kadar hemoglobin (Prastika, 2011). Hal ini juga di kemukakan oleh
Amanda G Cooke dkk dengan penelitiannya yang berjudul Iron
Deficiencyanemia in adolescent who presents with heavy menstrual
bleeding pada tahun 2016 di Texas
Kondisi lain yang bisa menimbulkan perdarahan aktif seperti Ulkus
gaster, ulkus peptikum, atau kanker usus besar juga dapat menyebabkan
anemia.
b. Defisiensi zat besi
Jika asupan zat besi kurang atau tidak memadai akibat asupan makanan
yang buruk, anemua dapat terjadi sebagai akibatnya. Jenis ini disebut
anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi juga dapat terjadi bila ada
tukak lambung atau sumber lain yang menimbulkan perdarahan kronis
yang bersifat massif seperti kanker usus besar, kanker uterus, polip usus,
hemoroid, dan lain-lain. Karena kehilangan darah secara perlahan dan
kronis, zat besi juga hilang dari tubuh sebagai bagian dari darah. Dan
pada tingkat yang lebih tinggi dari biasanya dan dapat mengakibatkan
anemia defisiensi zat besi.
c. Penyakit kronis
Setiap penyakit kronis dalam jangka panjang biasanya dapat
menyebabkan anemia. Mekanisme pasti dari proses ini tidak diketahui,
tetapi kondisi medis yang berlangsung lama dan berkelanjutan seperti
infeksi kronis atau kanker dapat menyebabkan jenis anemia ini.
Contohnya adalah pada orang dengan gagal ginjal kronis (CKD atau
ESRD), produksi hormone eritropoetin berkurang dan pada gilirannya
mengurangi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia. Pada
penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS, dan
keganasan seringkali disertai anemia, karena kekurangan asupan zat gizi
atau akibat dari infeksi itu sendiri.
d. Gizi buruk
Asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang merupakan pangan sumber
zat besi yang berperan penting untuk pembuatan hemoglobin sebagai
komponen dari sel darah merah/eritrosit. Zat gizi lain yang berperan
penting dalam pembuatan hemoglobin antara lain asam folat dan
vitamin B12. Asupan makanan yang buruk merupakan penyebab
penting dari rendahnya zat besi, folat dan kadar vitamin B12. Vitamin
dan mineral ini diperlukan untuk memproduksi sel darah merah. Selain
itu, zat besi, vitamin B12 dan asam folat diperlukan untuk produksi
hemoglobin. Kekurangan salah satu dari zat ini dapat menyebabkan
anemia karena produksi sel darah merah yang tidak memadai.
e. Alkoholisme
Alkohol dapat bersifat toksik bagi sumsum tulang dan dapat
memperlambat produksi sel darah merah. Sehingga orang yang
mengkonsumsi alkohol secara rutin memiliki resiko mengalami anemua
yang lebih tinggi.
f. Obat
Beberapa jenis obat teridentifikasi dapat menyebabkan anemia sebagai
efek samping pada beberapa individu. Mekanisme terjadinya anemia
adalah melalui hemolisis dan toksisitas sumsum tulang.

2. Macam-macam Tanda dan Gejala anemia

Zat besi diperlukan untuk hemoposis (pembentukan darah) dan juga


diperlukan oleh berbagai enzim bagi faktor penggiat. Zat besi yang terdapat
dalam enzim diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom) untuk
mengaktifkan oksigen.
Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zar besi
dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan meningkatnya
kapasitas pengikatan besi. Pada tahap yang lebih lanjur berupa habisnya simpanan
zat besi, berkurangnya jumlah protoporporin yang diubah menjadi heme, dan
akan diikuti dengan menurunnya kadar ferritin serum.
Penurunan jumlah sel darah merah dalam sirkulasi, penurunan jumlah
hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah, atau kombinasi keduanya,
mengakibatkan berkurangnya kapasitas pembawa oksigen dalam darah (Dongoes
et al., 2019).
Karena jumlah sel darah merah yang rendah menurunkan kemampuan darah
untuk mengirim oksigen ke seluruh jaringan dalam tubuh, anemia dapat
menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Munculnya tanda dan gejala ini juga
dapat memperburuk gejala dari hampir semua kondisi medis lain yang
mendasarinya. Beberapa gejala yang sering muncul pada anemia antara lain :
a. Kelelahan
b. Penurunan energi
c. Kelemahan
d. Sesak napas atau dyspnea
e. Pusing
f. Palpitasi
g. Tampak pucat
3. Dampak dari Anemia
Anemia pada remaja putri memiliki dampak yang signifikan pada fase
kehidupan berikutnya. Menurunnya produktivitas dan prestasi dalam belajar
merupakan dampak jangka pendek pada remaja (Nurrahman et al., 2021). Risiko
pada remaja putri yang memiliki anemia yaitu menjadi wanita usia subur yang
anemia dan selanjutnya menjadi ibu hamil anemia. Akibat dari kondisi ini yaitu
meningkatkan risiko ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR), komplikasi persalinan dan risiko kehamilan lainnya. Bayi yang lahir
dengan BBLR memiliki faktor risiko terjadinya stunting (Kemenkes RI, 2021).
Penyebab dasar terjadinya anemia adalah rendahnya asupan zat besi serta
kesalahan dalam konsumsi zat besi (Nasruddin et al., 2021). Hal ini dikaitkan
karena kurangnya pengetahuan terkait asupan zat besi dan zat gizi lainnya, serta
adanya beberapa kesalahan dalam konsumsi zat besi yang menyebabkan
terganggunya penyerapan zat besi dalam tubuh.
4. Cara mencegah dan mengatasi anemia
1. Cara Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
Kemenkes RI (2016) mengatakan bahwa upaya pencegahan dan
penanggulangan anemia dilakukan dengan memberikan asupan zat besi yang
cukup ke dalam tubuh untuk meningkatkan pembentukan hemoglobin.
Upaya yang dapat dilakukan antara lain:
a. Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi dengan pola makan
bergizi seimbang, yang terdiri dari aneka ragam makanan, tertama
sumber pangan hewani yang kaya zat besi dalam jumlah yang cukup
sesuai dengan AKG. Selain itu juga perlu meningkatkan sumber pangan
nabati (besi non-heme) yang kaya zat besi, walaupun penyerapannya
lebih rendah dibanding dengan hewani.
b. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi
Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan satu atau lebih zat
gizi kedalam pangan untuk meningkatkan nilai gizi pada pangan
tersebut. Penambahan zat gizi dilakukan pada industry pangan, untuk itu
disarankan membaca label kemasan untuk mengetahui apakah bahan
makanan tersebut sudah difortifikasi dengan zat besi. Di Negara Uganda
telah dilakukan penelitian mengenai pemberian makanan fortifikasi zat
besi kepada anak-anak di beberapa sekolah secara rutin dimana
terobosan ini mampu menaikan kadar Hb pada siswa-siswa tersebut
sehingga angka anemia pada pelajar menurun di tahun 2017,school
feeding Reduces Anemia Prevalence in Adolescent girls in Uganda by
Adelman Sarah.
c. Suplementasi zat besi
Pada keadaan dimana zat besi dari makanan tidak mencukupi kebutuhan
terhadap zat besi, perlu didapat dari suplementasi zat besi. Pemberian
suplementasi zat besi secara rutin selama jangka waktu tertentu
bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat, dan perlu
dilanjutkan untuk meningkatkan simpanan zat besi di dalam tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D., Kulsum, U. (2020). Pola Menstruasi Dengan Terjadinya Anemia Pada
Remaja Putri. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2.
Universitas Muhammadiyah Kudus.

Budiarti, A., dkk. (2020). Studi Fenomenologi Penyebab Anemia Pada Remaja di
Surabaya. Jurnal Kesehatan Mesencephalion Vol.6 No.2.

Dewiyanti, S. (2021). Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Wanita Usia Subur


Dengan Anemia (Literature Review). Karya Tulis Ilmiah. UIN Alauddin
Makassar.

Ernawati. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dengan Anemia Ringan Di


Puskesmas Banjar Kabupaten Bangkalan. STIKES Ngudia Husada Madura.

Fayasari, A., dkk. (2022). Pencegahan Anemia pada Remaja di SMK Negeri
Bojonggede. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol.4 No.2. Universitas
Binawan.

Hanum, M., Diah, R. (2022). Pencegahan Dini Anemia Pada Remaja Putri Melalui
Edukasi “Katakan Tidak Pada Anemia”. Jurnal Masyarakat Mandiri (JMM)
Vol.6 No.2. Universitas Sultan Agung Tirtayasa Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan


Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Indonesia.

Novia, Y. (2017). Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi Pada Nn. P


Umur 19 Tahun Dengan Metroragia di Klinik Pratama Rawat Inap An Nuur
Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma
Husada Surakarta.

Rackhmawati, M. (2019). Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.J Umur 17


Tahun G1P0A0 Di Puskesmas Pagerbarang Kabupaten Tegal. Politeknik
Harapan Bersama Kota Tegal.

Rosida, L., Khusnul, L. (2020). Aktifitas Fisik, Status Gizi dan Pola Makan Pada
Remaja Putri Dengan Anemia. Jurnal Kesehatan Masyarakat (JKM) Vol.7
No.2. STIKES Cendekia Utama Kudus.

Rukmaini. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Anemia


Pada Remaja Putri Di SMAN 5 Kabupaten Tangerang Tahun 2020.
Universitas Nasional.

Anda mungkin juga menyukai