Anda di halaman 1dari 16

TUGAS ADVOKASI

PROPOSAL ADVOKASI KESEHATAN


(ANEMIA)

NAMA : ADIBIN
NIM : P00313017050
PRODI : D-IV GIZI (AJENG)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D-IV JURUSAN GIZI ALIH JENJANG
TAHUN 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia Gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah

yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk

pembentukan Hb tersebut. Anemia pada ibu hamil merupakan masalah

kesehatan terkait dengan insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat

timbul baik pada ibu maupun pada janin.

Pada umumnya anemia pada ibu hamil disebabkan karena

meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin. Biasanya juga

anemia terjadi karena pola makan terganggu saat massa kehamilan. Anemia

pada ibu hamil tidak bisa dianggap sepele, karena ini dapat beresiko fatal

pada ibu hamil seperti keguguran, persalinan yang lama, pendarahan pasca

melahirkan, bayi lahir prematur, bahkan ada kemungkinan bayi lahir dengan

cacat bawaan, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Hal ini disebabkan, jika

Ibu hamil menderita kurang Energi Protein akan berpengaruh pada gangguan

fisik, mental dan kecerdasan anak, dan juga meningkatkan resiko bayi yang

dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang kurang zat besi dapat berdampak pada

gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang dikemudian hari dapat mengurangi

IQ anak. Secara umum gizi buruk pada bayi, balita dan ibu hamil dapat

2
menciptakan generasi yang secara fisik dan mental lemah. Dilain pihak anak

gizi buruk rentan terhadap penyakit karena menurunnya daya tahan tubuh.

Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan

zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi atau Anemia Gizi

Besi. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia

pada ibu hamil seperti perbaikan asupan gizi, program pemberian tablet besi,

dan pemberian preparat besi jauh sebelum merencanakan kehamilan. Akan

tetapi upaya-upaya tersebut belum memuaskan. Prevalensi anemia gizi besi

pada ibu hamil masih berkisar antara 50-60% dan anak Balita sekitar 45%.

Salah satu kendala yang sering dihadapi dalam upaya perbaikan status

anemia gizi adalah keterbatasan jumlah tenaga gizi baik dari segi kuantitas

maupun kualitas sesuai dengan kompetensi yang ada dalam setiap unit

pelayanan kesehatan masyarakat, baik dirumah sakit maupun di sarana

pelayanan kesehatan lainnya.

Jurusan gizi Politeknik Kesehatan Kendari sebagai institusi yang

melahirkan tenaga ahli gizi program studi D-IV yang salah satu bidang

peminatannya adalah gizi masyarakat. Beberapa kompetensi lulusan D-IV

gizi harus dicapai dalam bentuk kegiatan PKL yang dilakukan di Puskesmas.

Kompetensi ahli gizi sebagai pelaksana gizi di masyarakat di institusi, maka

dalam proses belajar mengajar mahasiswa diwajibkan mempunyai

kemampuan dan pengalaman dalam manajemen pelayanan gizi di Puskesmas

3
yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu kegiatan surveilens,

screening gizi, diklat gizi dan asuhan gizi.

Salah satu kompetensi lain yang diharapkan adalah kegiatan advokasi

berupa rangkaian kegiatan dari mulai sosialisasi hingga pendampingan

kegiatan pada stackholder terkait. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

mendukung berjalannya program dengan kesinambungan dan meminimalisir

kendala yang timbul.

B. Prioritas Masalah

MASALAH I T R P PRIORITAS

KEP 3 3 1 9 II
GAKY 2 3 1 6 III

KVA 3 1 1 3 IV

ANEMIA 5 2 2 20*) I

Dari hasil analisis yang menjadi prioritas masalah yaitu anemia pada

ibu hamil. Advokasi dilakukan kepada Kepala Puskesmas selaku pimpinan di

wilayah puskesmas selain itu juga pada tenaga pelaksana gizi selaku petugas

lapangan. Hal ini disampaikan meliputi lama kegiatan, macam dan ragam

kegiatan serta dukungan yang diperlukan. Berkaitan dengan kegiatan

surveilens berupa pengumpulan data sekunder Puskesmas. Karenanya izin

kepala Puskemas selaku pimpinan institusi sangatlah penting seraya

menjelaskan bahwa dari rangkaian data tersebut dapat diketahui persoalan

yang berpotensi muncul.

4
C. Rencana Persiapan

a. Bahan dan Alat Penyuluhan

- Materi Anemia

- LCD

- Flipchart

- Spidol

- Kertas

b. Data

- Prevalensi Anemia di Indonesia

- Prevalensi Anemia di Sulawesi Tenggara

- Prevalensi Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Polara

c. Tenaga

Narasumber Kepala Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat, Pegawai Dinas

Kesahatan.

d. Biaya

Biaya akan di ambil dari biaya program Puskesmas Polara.

e. Surveilen Gizi buruk

Pelaksanaan pemantauan wilayah kerja puskesmas Polara.

f. Advokasi dan sosialisasi penanggulangan Anemia.

g. Manajemen program dan pelatihan petugas.

5
BAB II

TUJUAN ADVOKASI

A. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan advokasi pada pimpinan institusi.

terhadap rencana praktek kegizian yang akan dilakukan, dapat menambah

pengalaman untuk melakukan advokasi selanjutnya, serta dapat menurunkan

angka prevalensi anemia di puskesmas Polara.

B. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan cakupan deteksi dini anemia melalui pemeriksaan di

Puskesmas.

2. Meningkatkan cakupan dan kualitas tatalaksana anemia di puskesmas

3. Menyediakan Tablet besi kepada ibu hamil yang anemia.

4. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang makanan sumber zat besi

yang bagus untuk di konsumsi.

6
BAB III

MANFAAT HASIL YANG AKAN DICAPAI

Adapun manfaat hasil yang diharapkan anatar lain :

1. Setelah dilaksanakan advokasi maka hasil yang akan diperoleh adalah dapat

menurunkan angka prevalensi anemia.

2. Revitalisasi posyandu untuk mendukung pemantauan status anemia ibu hamil.

3. Dapat meningkatkan keterampilan tatalaksana terhadap anemia.

4. Dapat meningkatkan kewaspadaan dini terhadap masalah anemia.

5. Dapat memberikan konseling terhadap masalah anemia.

6. Praktek kerja lapangan (PKL) dapat berlangsung sesuai dengan yang

direncanakan setelah diperoleh komitmen dengan pihak institusi.

7. Pihak Puskesmas dapat mendukung secara penuh dengan cara berpartisipasi

dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk melakukan Advokasi

7
BAB IV

PELAKSANAAN ADVOKASI

A. Tinjauan Program

Seluruh rangkaian praktek kerja lapangan di advokasi kepada

preseptor secara sistematis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan sampaikan

antara lain sifat PKL yang berbentuk mengarah kepada PKL mandiri yaitu

dukungan perbaikan penaggulangan masalah gizi buruk. Karenanya peran

supervisor dari akademik menjadi hal yang sangat penting.

Pelaksanaan Program yang menjadi prioritas meliputi :

1. Pelaksanaan Surveilans gizi, yaitu melihat data sekunder yang ada di

arsip puskesmas. Kemudian di peresentasekan untuk medapatkan hasil

interpretasi data.

2. Pelaksanaan screening gizi dengan sasaran pada ibu hamil.

3. Pelaksanaan penanggulangan kepada ibu hamil yang anemia.

4. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan anemia diwilayah kerja Puskesmas

Polara..

B. Pelaksanaan Program

Langkah-langkah kegiatan pelaksanaan program di Puskesmas Polara

yaitu sebagai berikut :

1. Melakukan advokasi tentang program penanggulangan kasus anemia

pada ibu hamil yang akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Polara.

8
2. Melaksanakan surveilans dengan acuan data sekunder dari arsip

puskesmas.

3. Melakukan screening gizi terhadap ibu hamil dengan melakukan

pemerikaan status anemia ibu hamil setiap bulan di posyandu.

4. Dari hasil surveilans dan screening gizi, ditemukan masalah. Untuk

memperkecil atau menghilangkan masalah dilakukan intervesi dengan

cara melakukan asuhan gizi dan diklat (pendidikan dan pelatihan).

5. Untuk dapat melakukan semua program tersebut, perlu adanya advokasi

yang baik kepada semua mitra agar program dapat dijalankan dengan

baik.

9
BAB V

ASUMSI ADVOKASI

A. Asumsi Positif

- Mahasiswa bisa melakukan advokasi kepada Kepala Puskesmas dan

mempersiapkan laporan advokasi serta intervensi.

- Terjalinnya kerja sama yang baik dengan semua mitra terkait sehingga

diperoleh komitmen yang baik yang dapat menujang kegiatan.

B. Asumsi Negatif

- Adanya kesalahan dan perbedaan persepsi terhadap permasalahan yang

timbul.

- Belum terciptanya kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan mitra

di wilayah kerja puskesmas Polara dikarenakan kurangnya komunikasi

awal sebelum advokasi dilaksanakan.

- Terbatasnya waktu pelaksanaan advokasi dikarenakan minimnya waktu

pembimbing, TPG dan peserta advokasi.

10
BAB VI

PENGORGANISASIAN

A. Struktur

- Ketua panitia : Adibin

- Anggota : Norviyanti

- Sry damayanti

- Nuhmia

B. Tugas panitia

No Tugas Nama

1. Moderator Darto

2. Presentator Pipit Novalinda

Nur Hawa
3. Seksi persiapan
Riza Fitria

11
BAB VII

JADWAL KEGIATAN

Kegiatan advokasi dilaksanakan selama 3 minggu yaitu disetiap

kegiatan dilakukan advokasi.

No Kegiatan Waktu Penanggung jawab Keterangan

Persiapan 05/12/2017 Nur Hawa Persiapan


1
advokasi

Pelaksanaan Nuhmia Pelaksanaan


2
program

Evaluasi pelaksanaan Sry Damayanti Penulisan


3
laporan Riza Fitria laporan

12
BAB VIII

PLAN OF ACTION (POA)

A. Urutan Kegiatan

Coacing peserta Persiapan materi


Kegiatan
khususnya tentang yang akan
advokasi
advokasi diadvokasikan

B. Rangkaian Kegiatan

No Kegiatan I II III IV V VI

1. Pembukaan

2. Advokasi I

3. Sceening Gizi

4. Advokasi II

5. Surveilans gizi

6. Advokasi III

7. Rencana Diklat

8. Advokasi IV

9. Diklat Gizi

10. Advokasi V

11. Penanggulangan Anemia

12. Penutupan

13
C. Rincian Kegiatan

No Kegiatan Lokasi Sasaran target Waktu Penanggung


pelaksanaan jawab
1 Melakukan Puskesmas Kepala 100% Minggu Mahasiswi
Advokasi pusksesmas tercapai pertama
dengan Kepala sampai
Puskesmas minggu
terakhir
2 Pengumpulan Puskesmas Ibu hamil 100% Minggu Mahasiswi
data screening /posyandu tercapai pertama
ibu hamil dan minggu
Pengumpulan kedua
data surveilans

3 Mengolah data Puskesmas Ibu hamil 100% Minggu Mahasiswi


screening dan tercapai pertama
surveilans dan minggu
kedua

4 Melakukan Desa Ibu hamil 100% Minggu Mahasiswi


penanggulangan yang tercapai kedua
anemia anemia sampai
dengan
minggu
ketiga

5 Melakukan Puskesmas TPG, 100% Minggu Mahasiswi


diklat gizi Kader, tercapai kedua
masyarakat sampai
minggu tiga

6 Membuat - Peserta/ 100% Minggu Mahasiswi


laporan PKL tercapai pertama
Mahasiswa sampai
minggu
ketiga

14
BAB IX

NETWORK PLANNING

Organisasi atau institusi yang direncanakan akan dijadikan network

planning :

1. Kepala Puskesmas Polara, dalam hal ini bekerja sama yang bertujuan untuk

mendapatkan dukungan moril maupun materil.

2. Kepala Tata Usaha Puskesmas Polara sebagai pusat data sekunder serta

penanggung jawab laporan bulanan puskesmas.

3. Mitra kerja di Puskesmas Polara dalam hal ini perawat, bidan koordinator,

bidan desa dan kader koordinator saling bekerjasama dalam kegiatan

advokasi.

4. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Polara yang menjadi sasaran atau

target, dapat berpartisipasi dalam program kegiatan.

15
BAB X

RENCANA TINDAK LANJUT

Berdasarkan hasil data screening gizi data surveilance gizi akan diolah

secara manual menggunakan excel dan hasil tersebut akan direncanakan

membuat kegiatan tindak lanjut berdasarkan permasalahan yang didapat

dalam wilayah kerja Puskesmas Polara seperti asuhan gizi individu dan

Penyuluhan.

16

Anda mungkin juga menyukai