Anda di halaman 1dari 201

BAB I

DEMOGRAFI

Provinsi Kepulauan Riau secara geografis terletak pada 00o20’ LU -


04040’ LU dan 103022’ BT - 109009’ BT. Luas wilayah Provinsi Kepulauan
Riau adalah 427.608,68 km2. Dilihat dari sebaran wilayahnya, sebagian
besar dikelilingi oleh lautan 417.012,97 km2 (97,52%) dan daratannya
hanya 10.595,71 km2 (2,48%) yang terdiri dari banyak gugusan pulau baik
pulau besar ataupun kecil yang berjumlah kurang lebih 1.795 pulau, dengan
19 pulau terluar.
Batas-batas wilayah Provinsi Kepulauan Riau meliputi :
Sebelah utara : Berbatasan dengan Negara Vietnam dan
Kamboja.
Sebelah selatan : Berbatasan dengan Provinsi Bangka
Belitung dan ProvinsiaJambi.
Sebelah barat : Berbatasan dengan Negara Singapura, Malaysia
dan ProvinsiaRiau.
Sebelah timur : Berbatasan dengan Negara Malaysia Timur dan
ProvinsiaKalimantanaBarat.
Secara administratif, provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 5 kabupaten,
2 kota, 73 kecamatan dan 416 desa/kelurahan, yaitu 1) Kabupaten Bintan
ibukota Bintan Bunyu; 2) Kabupaten Karimun dengan ibukota Tanjung Balai
Karimun; 3) Kabupaten Natuna dengan ibukota Ranai; 4) Kabupaten Lingga
dengan ibukota Daik; 5) Kota Tanjungpinang dengan ibukota
Tanjungpinang; 6) Kota Batam dengan ibukota Batam, dan 7) Kabupaten
Kepulauan Anambas dengan ibukota Tarempa, dimana Kabupaten
Kepulauan Anambas merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna yang
terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2008. Berikut peta wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau:

1
Gambar 1.1 Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kepulauan Riau
Pembentukan Kepulauan Riau sebagai provinsi ke-32 di Republik
Indonesia (RI) ditetapkan oleh DPR RI berdasarkan Undang-Undang No.
25 tanggal 24 September Tahun 2002. Provinsi Kepulauan Riau awalnya
merupakan bagian dari Provinsi Riau. Secara administratif, Provinsi
Kepulauan Riau diresmikan pada tanggal 1 Juli 2004 dengan
Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi.
Provinsi Kepulauan Riau dengan moto Berpancang Amanah, Bersauh
Marwah, bertekad untuk membangun daerahnya menjadi salah satu pusat
pertumbuhan perekonomian nasional dengan tetap mempertahankan nilai-
nilai budaya melayu yang didukung oleh masyarakat yang sejahtera, cerdas
dan berakhlak mulia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2019 tanggal 8 Oktober 2019, luas wilayah masing-
masing kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau, yaitu:

2
Tabel 1.1
Ketinggian Tempat, Luas Daratan, dan Luas Lautan
Menurut Kabupaten/Kota
Tinggi Luas
Nama Ibu
Kabupaten/Kota Tempat Daratan Persentase
Kota
(dpl) (km2)
Karimun Tanjung Balai 5 912,75 11,13

Bintan Bintan Buyu 6 1.318,21 16,07

Natuna Ranai 14 2.009,04 24,50

Lingga Daik 6 2.266,77 27,64

Kepulauan Anambas Tarempa 6 590,14 7,20

Batam Batam 8 960,25 11,71

Tanjungpinang Tanjungpinang 65 144,56 1,76

Kepulauan Riau Tanjungpinang 8.201,72


Sumber: BPS, 2020
1.1 KEADAAN PENDUDUK
Kependudukan merupakan aspek penting dalam pembangunan sebagai
dasar pelaksanaan, sekaligus tujuan (sasaran) dan pengguna hasil - hasil yang
dicapai. Sebagai dasar pelaksanaan terkait dengan dasar kebijakan
pembangunan. Dinamika kependudukan berpengaruh pada hampir seluruh aspek
kehidupan manusia.
Jumlah penduduk Kepulauan Riau tahun 2019 menurut Kabupaten/Kota
tercatat sebanyak 2.189.653 dengan penduduk laki-laki 1.115.765 jiwa (50,96%)
dan perempuan 1.073.888 jiwa (49,04%). Rasio jenis kelamin sebesar 104 yang
artinya setiap 100 jiwa perempuan, terdapat 104 jiwa laki-laki. Hal tersebut
kemungkinan disebabkan karena beberapa kota di Kepulauan Riau termasuk
daerah Industri, sehingga pekerja laki-laki banyak yang bermigrasi ke Kepulauan
Riau. Dominasi penduduk pekerja tersebut juga tergambarkan dari piramida
penduduk. Piramida penduduk merupakan gambaran komposisi penduduk
berdasarkan usia dan jenis kelamin. Piramida penduduk dapat digunakan
pemerintah dalam membuat dan menentukan kebijakan untuk meningkatkan
kualitas masyarakat. Berikut ini piramida penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun
2019

3
75+
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4
150000 100000 50000 0 0 20000 40000 60000 80000 100000120000

Gambar 1.2 Piramida Penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019

Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa penduduk terbanyak


adalah penduduk di usia 35 - 39 tahun, dan terkecil adalah di usia 75 tahun
ke atas. Dapat dilihat bahwa penduduk terbanyak laki-laki dan perempuan
adalah penduduk pada usia produktif bekerja.
Peranan penduduk dalam pembangunan akan berhasil apabila
memiliki kemampuan dalam menjawab semua tantangan dalam
pembangunan baik posisinya sebagai pengelola sumber daya alam
maupun sebagai pengguna/konsumen sumber daya alam.
Secara geografis, penduduk Provinsi Kepulauan Riau tersebar di
beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau kepulauan. Pola persebaran
penduduk mengikuti wilayah-wilayah yang berdekatan dengan sumber
lapangan pekerjaan seperti daerah industri, perkantoran dan perdagangan.

4
Tanjungpinang
10%

Karimun
11%
Bintan
7% Natuna
3%
Lingga
4%
Kepulauan
Anambas
2%

Batam
63%

Gambar 1.3 Proporsi Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Se - Provinsi


Kepulauan Riau Tahun 2019
Dari gambar 1.3 dapat dilihat bahwa persebaran penduduk Kepulauan
Riau dari yang paling besar ke kecil berturut-turut sebagai berikut Kota
Batam, Kabupaten Karimun, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan,
Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna, dan yang paling kecil adalah
Kabupaten Kepulauan Anambas.

1.2 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan pengukuran
perbandingan dari harapan hidup, pendidikan, dan standar hidup untuk
semua negara. IPM digunakan sebagai indikator untuk menilai aspek
kualitas dari pembangunan dan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah
negara termasuk negara maju, negara berkembang, atau negara
terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijakan ekonomi
terhadap kualitas hidup.
Pembangunan manusia di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019
terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kepulauan Riau. Pada tahun 2019
IPM Kepulauan Riau telah mencapai 75,48 (tinggi). Angka ini meningkat
sebesar 0,64 poin dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu 74,84 (BPS,

5
Kepri). IPM Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 berada pada
peringkat 4 nasional. Selain itu, IPM Provinsi Kepulauan Riau berada di atas
IPM Indonesia yaitu 71,92.

Dalam kurun waktu 2015 – 2019, seluruh komponen IPM kepulauan


Riau mengalami peningkatan.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU

75.48

74.84
74.45
73.99
73.75

2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 1.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kepulauan Riau, 2015-


2019

Bila dilakukan perbandingan IPM berdasarkan Kabupaten/Kota yang


ada di Provinsi Kepulauan Riau, dapat diketahui bahwa IPM tertinggi yaitu
Kota Batam, sedangkan terendah adalah Kabupaten Lingga. Untuk rata-
rata, IPM Seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Kepulauan Riau tergolong
tinggi. IPM di Kota Batam kemungkinan dipengaruhi oleh arus urbanisasi
dimana masyarakat dengan IPM tinggi cenderung menumpuk di Kota
besar. Gambar berikut diuraikan mengenai IPM berdasarkan
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.

6
IPM KABUPATEN/KOTA SE - PROVINSI
KEPULAUAN RIAU
2019
90 81.09 78.73
80 71.1 73.98 72.63
64.98 68.48
70
60
50
40
30
20
10
0

IPM KAB/KOTA Kepulauan Riau

Gambar 1.5 IPM Kabupaten/Kota se – Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada 2019 sebesar


4,89% mengalami kenaikan dibanding tahun 2018 sebesar 4,58%.
Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 sebesar Rp 268,08 triliun
mengalami kenaikan dibanding tahun 2018 sebesar Rp 249,08 triliun.
Tabel 1.2
Distribusi Pesentase PDRB atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Provinsi Kepulauan Riau 2019

No Lapangan Usaha %
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.08
2 Pertambangan dan Penggalian 13.11
3 Industri Pengolahan 37.57
4 Pengadaan Listrik, Gas 1.03
5 Pengadaan Air 0.11
6 Konstruksi 19.49
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil
7 9.07
dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 2.7
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.33
10 Informasi dan Komunikasi 2.11

7
No Lapangan Usaha %
11 Jasa Keuangan 2.72
12 Real Estate 1.31
13 Jasa Perusahaan 0
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
14 2.55
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 1.45
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.87
17 Jasa lainnya 0.5
PDRB 100
PDRB TANPA MIGAS 88.34

8
BAB II

SUMBER DAYA KESEHATAN

Pada undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


mengamanatkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan
sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh
masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Sumber daya yang dimaksud adalah tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan
kesehatan, perbekalan kesehatan, serta teknologi dan produk teknologi.
SDM Kesehatan menjadi salah satu sumber daya dibidang kesehatan yang
sangat strategis. SDM Kesehatan memiliki peranan penting untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada
masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat
kesehatan yang setinggi – tingginya sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.

2.1 TENAGA KESEHATAN


Salah satu subsistem dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah
Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan. Tenaga kesehatan
merupakan bagian dari SDM kesehatan. Dalam Undang Undang Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga dibidang
kesehatan terdiri atas tenaga kesehatan dan asisten tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam tiga belas jenis, yang terdiri
atas : tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga
kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga
keteknisan medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional,

9
dan tenaga kesehatan lainnya.
Dalam rangka mendukung terlaksananya pembangunan kesehatan
dan pelayanan kesehatan di Kepulauan Riau maka Pemerintah perlu
meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan yang ada.
Memperhatikan kondisi geografis Provinsi Kepulauan Riau yang berbentuk
kepulauan dan adanya musim angin pada waktu tertentu sehingga
masyarakat sulit untuk menjangkau puskesmas. Dengan
mempertimbangkan hal ini, maka salah satu upaya yang dilaksanakan
adalah dengan mendekatkan pelayanan ke masyarakat dengan
menempatkan tenaga medis di tengah-tengah masyarakat, di puskesmas
pembantu atau puskesmas yang jumlah tenaga medisnya masih relatif
kurang.
Strategi penguatan kuantitas tenaga kesehatan di Provinsi Kepulauan
Riau selain melalui perekrutan melalui CPNS dan Nusantara Sehat dari
Pusat, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga menggagas program
penempatan tenaga dokter dan dokter gigi melalui program pengangkatan
dokter/dokter gigi Non PNS, yang pendayagunaannya di puskesmas, pustu,
polindes dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya milik pemerintah.
Program ini sudah berjalan sejak tahun 2011 hingga saat ini.
Program pengangkatan tenaga medis ini dilaksanakan juga dalam
upaya mengoptimalkan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan
capaian masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Program ini sejalan dengan program Pemerintah Pusat saat ini, yaitu
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, dimana tenaga
kesehatan di Puskesmas berkewajiban melakukan kunjungan rumah (home
visit) di wilayah kerjanya. Dokter dan dokter gigi yang penempatan
puskesmas juga diwajibkan melakukan home visit minimal 50 KK/bulan.
Meningkatnya profesionalisme dan pemerataan Sumber Daya
Manusia Kesehatan (SDMK) di Kepulauan Riau ditargetkan melalui
indikator sasaran yang akan dicapai antara lain meningkatkan persentase
puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan dan
meningkatkan persentase RS pemerintah Kelas C yang memiliki 4 dokter

10
spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang.
Berdasarkan data Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau dan Profil Kabupaten/Kota diketahui bahwa jumlah dokter
yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 adalah sebanyak
1.796 orang. Distribusi dokter menurut Kabupaten/Kota diuraikan sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Tenaga Medis di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Kab/Kota Dokter Dokter Dokter Gigi Dokter Gigi


Spesialis Umum Spesialis
Karimun 51 83 14 2
Bintan 12 77 23 2
Natuna 16 45 7 0
Lingga 13 26 7 0
Batam 402 470 124 9
Tanjungpinang 172 164 29 11
Kep. Anambas 4 26 6 1
Total 670 891 210 25
Sumber: Dinas Kesehatan Kab/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau, 2019

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menggunakan strategi


penguatan kuantitas tenaga kesehatan melalui program pengangkatan
tenaga medis Non PNS (dokter dan dokter gigi) dan tenaga paramedis Non
PNS (bidan) yang pendayagunaannya dengan menempatkan tenaga
tersebut di tengah masyarakat, di puskesmas, pustu, polindes dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya milik pemerintah yang jumlah tenaga
medisnya masih relatif kurang. Program ini mulai dilakukan dari tahun 2011
hingga sekarang yang ditujukan guna meningkatkan sebaran tenaga
kesehatan di Kepulauan Riau. Pada tahun 2019 ditempatkan 54 orang
tenaga medis (dokter dan dokter gigi) dan 138 orang tenaga paramedis
(Bidan).

11
120 109 102
100 85
80 66
64 63 64
60 50 54
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber : Seksi SDMK,Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2019
Gambar 2.1 Jumlah Dokter/Dokter Gigi Non PNS Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2011-2019
Penempatan tenaga medis dan paramedis non - PNS tersebut
berdasarkan usulan kebutuhan dari Kabupaten/Kota. Tujuan penempatan
tenaga medis dan paramedis non PNS tersebut agar terpenuhinya
kebutuhan keluarga akan pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan
efisien melalui kegiatan home visit dengan mengedepankan kegiatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta memberdayakan
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat secara mandiri.

Distribusi tenaga paramedis dan kesehatan masyarakat di Kepulauan


Riau diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 2.2
Tenaga Paramedis dan Kesehatan Masyarakat
Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2019

Kab/Kota Bidan Perawat Kesehatan


Masyarakat
Karimun 275 449 30
Bintan 272 395 19
Natuna 183 317 13
Lingga 215 288 11
Batam 880 1863 48
Tanjungpinang 268 775 17
Kep. Anambas 126 213 15
Total 2.219 4.300 153
Sumber: Dinas Kesehatan Kab/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau, 2019

12
Dukungan pendayagunaan tenaga kesehatan juga diperkuat dengan
adanya program Penugasan Khusus Nusantara Sehat (NS) yang
pengadaan dan pembiayaannya oleh Kementerian Kesehatan RI.
Rekapitulasi jumlah tenaga nusantara sehat di Kepulauan Riau Tahun 2019
pada tabel berikut:
Tabel 2.3
Tenaga Nusantara Sehat Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2019

Kab/Kota Nusantara Sehat Nusantara Sehat


Team Based Individu
Karimun 5 7
Bintan 10 21
Natuna 46 24
Lingga 5 12
Kep. Anambas 11 23
Total 77 87
Sumber: Seksi SDMK Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2019
2.2 RUMAH SAKIT
Rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan
secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa
pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan
pelayanan keperawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit
gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Sasaran pelayanan
kesehatan bukan hanya untuk individu pasien tetapi juga untuk keluarga
pasien dan masyarakat umum.
Sesuai peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa
melindungi masyarakat terhadap mutu pelayanan rumah sakit dan
melaksanakan amanat ketentuan Pasal 40 ayat (4) Undang-Undang Nomor
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada pasal 40 ayat 1 mewajibkan
rumah sakit untuk melakukan akreditasi RS dalam upayanya meningkatkan
mutu pelayanan secara berkala setiap 3 tahun. Akreditasi wajib bagi semua
rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta/BUMN/TNI. Akreditasi
adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan rumah sakit, setelah dilakukan
penilaian bahwa rumah sakit telah memenuhi standar akreditasi. Standar

13
akreditasi adalah pedoman yang berisi tingkat pencapaian yang harus
dipenuhi oleh rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.
Pada tahun 2019, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau
telah memiliki minimal 1 RS terakreditasi sehingga pencapaian indikator
sebesar 100% jauh melampaui target yang hanya 42,8%. Dalam
pelaksanaan akreditasi yang dilakukan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) di Provinsi Kepulauan Riau, pada tahun 2018 terdapat 32 Rumah
dan di tahun 2019 ini ada penambahan satu rumah sakit sehingga jumlah
rumah sakit yang ada di Provinsi Kepulauan Riau berjumlah 33 rumah sakit
dengan rincian sebagai berikut:

14
Tabel 2.4
Jumlah Rumah Sakit Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2018-2019

No Kabupaten/Kota Pemerintahan/ PEMDA Swasta Rumah Sakit Rumah sakit yg


TNI/BUMN Terakreditasi blm Terakreditasi
1 Karimun 1 1 0 2 0
2 Bintan 0 2 0 2 0
3 Natuna 1 1 0 1 1
4 Lingga 0 2 0 2 0
5 Anambas 0 3 0 1 2
6 Batam 1 1 17 18 1
7 Tanjungpinang 1 2 0 3 0
TOTAL 4 12 17 29 4

Dalam pelaksanaan akreditasi yang dilakukan oleh Komite Akreditasi


Rumah Sakit (KARS) di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 terdapat
29 Rumah Sakit yang telah terakreditasi terdiri dari 13 rumah sakit
pemerintah dan 17 rumah sakit swasta dan 4 rumah sakit yang belum
terakreditasi.

2.3 PUSKESMAS
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43
Tahun 2019 yaitu fasilitas tingkat pertama memiliki peranan penting dalam
sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan dan
penyelenggaraan pusat kesehatan masyarakat perlu ditata ulang untuk
meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menyukseskan
program jaminan sosial nasional. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang
setinggi - tingginya, perlu dilakukan upaya peningkatan mutu dan kinerja
antara lain dengan pengembangan sistem manajemen mutu dan upaya
perbaikan kinerja yang berkesinambungan baik pelayanan klinis, program
dan manajerial.

15
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 memiliki 87 (delapan puluh
tujuh) puskesmas dengan rincian 48 (empat puluh delapan) puskesmas
rawat inap dan 39 (tiga puluh Sembilan) puskesmas non rawat inap, untuk
puksesmas menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2.5
Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2019
No Kabupaten/Kota Jumlah Jumlah Puskesmas Jumlah Rasio per
Desa/Kel Penduduk Rawat Non 100.000
Inap Rawat penduduk
Inap
1 Karimun 71 250.511 4 9 13 5.18
2 Bintan 51 155.456 5 10 15 9.64
3 Natuna 77 81.952 9 4 13 15.86
4 Lingga 82 104.094 5 7 12 11.52
5 Batam 64 1.421.961 19 1 20 1.40
6 Tanjungpinang 18 227.185 1 6 7 3.08
7 Kep.Anambas 54 46.990 5 2 7 14.89
Total 417 2.288.149 48 39 87 3.80

Berdasarkan tabel diatas, rasio puskesmas tingkat Provinsi


Kepulauan Riau di Tahun 2019 yaitu 3.80 per 100.000 penduduk, dengan
rasio puskesmas tertinggi adalah Kabupaten Natuna yaitu sebesar 15.86
per 100.000 penduduk dan rasio terendah adalah Kota Batam 1.40 per
100.000 penduduk.
Tingginya rasio puskesmas di Kabupaten Natuna dimungkinkan
karena letak geografis wilayah yang berupa kepulauan, dimana setiap pulau
besar yang berpenghuni didirikan puskesmas sehingga akses menuju
pelayanan kesehatan dasar dapat lebih mudah dan murah. Jumlah
puskesmas rawat inap yang banyak dimaksudkan untuk meminimalkan
akses transportasi menuju pusat layanan rujukan. Setiap puskesmas juga
memiliki puskesmas pembantu yang bertujuan untuk memperpendek jarak
pelayanan kesehatan.
Kota Batam dengan rasio puskesmas terendah dimungkinkan karena
Kota Batam memiliki jumlah penduduk yang tinggi, dengan jumlah
puskesmas terbesar se - Provinsi Kepuluan Riau. Rasio puskesmas yang

16
rendah tidak menjadi masalah karena akses transportasi di Kota Batam
sudah lancar.
Berdasarkan rasio puskesmas tersebut dapat diketahui bahwa setiap
100.000 penduduk dilayani oleh 4 Puskesmas. Menurut standar WHO, 1
(satu) puskesmas minimal melayani 30.000 penduduk. Hal ini dapat
diartikan bahwa setiap 1 (satu) puskemas di Provinsi Kepulauan Riau
melayani 25.000 penduduk. Dengan demikian puskesmas di Provinsi
Kepulauan Riau sudah diatas target capaian WHO.
Tabel 2.6
Jumlah Puskesmas Teregister dan Puskesmas Terakreditasi Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2018-2019

No Kabupaten/Kota Jumlah Puskesmas Puskesmas


Teregister 2019 Terakreditasi
2018 2019
1 Karimun 13 10 3
2 Bintan 15 12 2
3 Natuna 13 12 -
4 Lingga 11 8 3
5 Batam 20 15 4
6 Tanjungpinang 7 6 1
7 Kep.Anambas 7 7 -
Total 86 70 13

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah puskesmas yang


teregister sebanyak 86 Puskemas dan jumlah Puskesmas yang
terakreditasi pada tahun 2018 yaitu sebanyak 70 (tujuh puluh) unit.
Sedangkan pada tahun 2019 hanya 13 (tiga belas) puskesmas, hanya 3
(tiga) puskesmas yang belum terakreditasi.

2.4 JAMINAN KESEHATAN


Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional di Provinsi Kepulauan
Riau sampai dengan 31 Desember 2019 sudah berjalan selama 5 tahun,
jumlah penduduk yang telah menjadi peserta program Jaminan Kesehatan
Nasional berjumlah sebanyak 1.719.731 (76,8%), penduduk 2.242.197
Jiwa yang tersebar di 7 (tujuh) kabupaten/kota.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa Provinsi Kepulauan Riau belum
bisa mencapai target Kepesertaan semesta (Universal Health Coverage)

17
hal ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran penduduk tentang
pentingnya mengikuti Program Jaminan Kesehatan Nasional secara
mandiri dapat dilihat dari data Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)
hanya 16,8 persen (lampiran tabel 17), kendala lain yang terjadi adalah
tidak tersedianya data penduduk yang valid by name by address sehingga
mempersulit proses integrasi penduduk ke dalam Jaminan Kesehatan
Nasional.
Sebagai upaya dan strategi pemerintah daerah untuk
keberlangsungan Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah dengan
mengintegrasikan Jamkesda ke BPJS Kesehatan, hal ini sudah
dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota se-Provinsi
Kepulauan Riau bahkan ada 2 (dua) Kabupaten/Kota yang sudah mencapai
Universal Health Coverage (UHC) yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas
dan Kabupaten Natuna. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga
berencana akan mengintegrasikan penduduk ke dalam Jaminan Kesehatan
Naional melalui APBD bersumber Dana Cukai Rokok pada tahun 2020.

18
BAB III
KESEHATAN KELUARGA

Ruang lingkup sasaran kegiatan dalam program kesehatan keluarga


didasarkan pada siklus hidup (continuum of care) mulai dari periode
kehamilan (ibu hamil beserta janinnya), persalinan, bayi baru lahir, balita,
usia sekolah dan remaja, usia reproduksi, sampai dengan periode lanjut
usia. Isu strategis kegiatan program ini diarahkan kepada pencapaian target
pembangunan kesehatan nasional dan global yakni untuk meningkatkan
status kesehatan ibu dan anak serta meningkatkan status gizi masyarakat.

3.1 KESEHATAN IBU


Salah satu indikator untuk melihat status kesehatan ibu di suatu
wilayah ialah dengan menghitung indikator Angka Kematian Ibu (AKI)
di wilayah tersebut. AKI adalah banyaknya kematian ibu yang
dinyatakan dalam 100.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Suatu kematian bisa dikategorikan sebagai kasus kematian ibu jika
terjadi selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan atau cedera.

Gambar 3.1 Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan Riau


Tahun 2015-2019

19
AKI Provinsi Kepulauan Riau pada 5 (lima) tahun terakhir yaitu
dari tahun 2015 sampai dengan 2019 masih fluktuatif dan cenderung
mengalami penurunan dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Pada tahun 2019,
AKI Provinsi Kepulauan Riau yaitu 98,3 per 100.000 kelahiran hidup.
Distribusi AKI dan jumlah kematian ibu berdasarkan kabupaten/ kota
digambarkan pada grafik berikut ini.

Target AKI 2019


130 per 100.000
kelahiran hidup

Gambar 3.2 Distribusi Angka Kematian Ibu (AKI) Berdasarkan


Kabupaten/ Kota Tahun 2019

Gambar 3.3 Distribusi Jumlah Kematian Ibu Berdasarkan


Kabupaten/ Kota Tahun 2019

Pada tahun 2019, wilayah kabupaten/ kota dengan AKI tertinggi


yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas (243,6 per 100.000 kelahiran

20
hidup) sedangkan AKI terendah yaitu Kabupaten Natuna 79 per
100.000 kelahiran hidup). Namun jika dilihat dari jumlah kasus
kematian ibu, Kota Batam adalah kabupaten/ kota penyumbang kasus
terbanyak (23 kasus), sedangkan Kabupaten Natuna menjadi
penyumbang kasus yang paling sedikit (1 kasus). Setiap kematian ibu
yang terjadi di kabupaten/ kota dengan jumlah penduduk dan jumlah
kelahiran yang sedikit pasti akan sangat berpengaruh pada
peningkatan AKI di wilayah tersebut. Oleh karena itu, Kabupaten
Kepulauan Anambas walaupun jumlah kasus kematian ibunya adalah
2 kasus (jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Kota Batam dengan
jumlah kasus 23) memiliki AKI yang tertinggi dibandingkan dengan
kabupaten/ kota lainnya. Jika dibandingkan dengan target AKI Tahun
2019 pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dapat
dilihat bahwa ada 4 kabupaten/ kota yang tidak dapat mencapai target
yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas, Bintan, Lingga, dan Kota
Tanjungpinang.
Kematian ibu bisa terjadi karena banyak hal dikarenakan proses
kehamilan itu sendiri meningkatkan risiko kesakitan dan kematian.
Kematian ibu di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 masih
didominasi oleh penyebab langsung yaitu pendarahan dan hipertensi
dalam kehamilan (sekitar 64%), meskipun sebab lain yang merupakan
penyebab tidak langsung juga cukup besar, diantaranya seperti
kondisi penyakit TB paru, meningitis, asma, susp emboli air ketuban,
kanker nasofaring, trombositopeni DHF, dan susp ileus paralitik.

21
Gambar 3.4 Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2019
Pendarahan dan hipertensi dalam kehamilan merupakan
komplikasi dalam masa kehamilan, persalinan, dan nifas yang
terkadang tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin
saja terjadi pada wanita yang tadinya diidentifikasi normal. Namun
apabila ibu memperoleh pelayanan kesehatan ibu hamil yang
berkualitas, sesuai standar, dan terus dipantau, komplikasi mungkin
dapat diketahui lebih dini (deteksi dini) dan ibu bisa mendapatkan
pelayanan rujukan yang efektif. Deteksi dini juga perlu dilakukan
terhadap penyakit yang diderita oleh ibu sebelum hamil karena
penyakit tersebut dapat menjadikan proses kehamilan, persalinan,
dan nifas menjadi lebih beresiko bagi ibu tersebut, yang seringkali bisa
menjadi penyebab kematian ibu tidak langsung.

22
Mulai dari saat hamil, ibu berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, memiliki akses terhadap pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, perawatan pasca
persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir, perawatan khusus jika terjadi
komplikasi, dan akses terhadap pelayanan kontrasepsi.

Pemantauan kesehatan neonatus risti Pemantauan kesehatan ibu hamil risti

Pelayanan kesehatan nifas dan bayi


baru lahir dengan kunjungan rumah Pemantauan kesehatan neonatus risti

Gambar 3.5 Dokumentasi Deteksi dini ibu sebelum hamil,


dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir

a. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL


Pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar adalah
pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4 (empat) kali
selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama (usia
kehamilan sebelum 3 bulan), satu kali pada trimester kedua (usia

23
kandungan 4 – 6 bulan), dan dua kali pada trimester ketiga (usia
kandungan 7 – 9 bulan) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten (bidan/ dokter/ dokter spesialis kebidanan). Indikator
terkait pelayanan ini yaitu indikator K1 (kontak pertama ibu dengan
petugas kesehatan) dan K4 (terpenuhinya standar minimal kunjungan
ibu hamil sebanyak 4 kali).
Ada 10 kriteria standar pelayanan yang diberikan kepada ibu
hamil (10T) yaitu : (1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, (2)
Ukur tekanan darah, (3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas /
LiLa), (4) Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri), (5) Tentukan
presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ), (6) Skrinning status
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan berikan imunisasi jika diperlukan,
(7) Pemberian Tablet Tambah Darah minimal 90 Tablet selama
kehamilan, (8) Tes laboratorium (umum dan khusus), (9) Tatalaksana/
penanganan kasus sesuai kewenangan, dan (10) Temu wicara
(konseling).

Target K4
2019 = 80%

Gambar 3.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di


Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019
Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 di Provinsi Kepulauan
Riau termasuk cukup baik karena tidak lebih dari 10%, baik cakupan
provinsi maupun cakupan di tiap kabupaten/ kota. Cakupan K4 di tiap
kabupaten/ kota juga sangat baik karena mencapai target cakupan K4
Tahun 2019 pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

24
yaitu di atas 80%, cakupan tertinggi yaitu Kota Batam (93,2%) dan
terendah yaitu Kabupaten Natuna (85,6%). Ada banyak faktor yang
dapat mempengaruhi tindakan ibu hamil dalam mengakses pelayanan
kesehatan, beberapa diantaranya adalah pengetahuan, pendidikan,
jarak, dukungan dalam keluarga, sikap petugas pemberi pelayanan,
umur, mobilitas penduduk, pekerjaan, dan pendapatan keluarga.
Meskipun kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 tidak lebih dari 10%
namun upaya dan strategi untuk terus menurunkan kesenjangan
cakupan tersebut dengan terus mengawal konsistensi K1 harus terus
dioptimalkan, beberapa diantaranya dengan mengoptimalkan
kegiatan kunjungan rumah, kelas ibu hamil, pelibatan peran kader dan
masyarakat dalam program P4K (Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi), peningkatan penggunaan dan
pemanfaatan buku KIA.

Pelayanan kesehatan nifas dan bayi


Kelas ibu hamil
baru lahir dengan kunjungan rumah
Gambar 3.7 Kegiatan Pelayanan kesehatan nifas dan bayi baru
lahir dengan kunjungan rumah dan Kelas ibu hamil

b. PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN


Pelayanan kesehatan ibu bersalin sesuai standar ialah
persalinan yang dilakukan oleh bidan/ dokter/ dokter spesialis
kebidanan yang berkompeten di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah maupun swasta, baik persalinan normal dan atau

25
persalinan dengan komplikasi. Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi
polindes, poskesdes, puskesmas, bidan praktek swasta, klinik
pratama, klinik utama, klinik bersalin, balai kesehatan ibu dan anak,
rumah sakit pemerintah maupun swasta. Penentuan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk persalinan harus ditentukan berdasarkan
level pelayanan persalinan yang dibutuhkan oleh ibu bersalin
(tergantung riwayat dan kondisi kehamilan serta kesehatan ibu dan
janin). Indikator terkait pelayanan kesehatan ibu bersalin ialah
cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan (PN) dan cakupan
persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
(PF). Cakupan PF merupakan bagian dari cakupan PN.

Target PF
2019 = 85%

Gambar 3.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin di


Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019
Cakupan PN dan PF Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019
termasuk baik yaitu di atas 90% dan cakupan PF di atas target Renstra
Dinas Kesehatan (di atas 85%). Jika dilihat berdasarkan kabupaten/
kota, maka diketahui bahwa Kabupaten Bintan memiliki cakupan PN
dan PF tertinggi (99,9% dan 99,8%) sedangkan cakupan PN terendah
yaitu di Kabupaten Natuna (85%) dan cakupan PF terendah yaitu di
Kabupaten Lingga (71,1%). Angka persalinan ditolong tenaga
kesehatan tetapi dilakukan di non fasilitas pelayanan kesehatan (misal
di rumah) di Kabupaten Natuna dan Lingga masih cukup tinggi. Salah
satu penyebabnya ialah masih kurangnya pemahaman masyarakat

26
akan pentingnya persalinan untuk dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan dan anggapan bahwa lebih nyaman bersalin di rumah, ibu
tidak perlu meninggalkan keluarganya (suami dan anak – anaknya),
suami dan keluarga masih bisa bekerja atau tidak meninggalkan
pekerjaan karena harus menemani ibu bersalin di fasilitas pelayanan
kesehatan yang mungkin lokasinya jauh dari rumah. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa faktor geografis, jarak rumah dan fasilitas
pelayanan kesehatan, pengetahuan dan kebiasaan masyarakat
sangat berpengaruh pada peningkatan cakupan PF di Provinsi
Kepulauan Riau. Sebagai upaya untuk mendekatkan ibu bersalin ke
fasilitas pelayanan kesehatan primer dan rujukan, kabupaten/ kota
sudah memanfaatkan dana jaminan persalinan (jampersal) dalam
proses merujuk maupun penyediaan fasilitas Rumah Tunggu
Kelahiran (RTK) bagi ibu dan bayi yang membutuhkan. Beberapa hal
yang masih perlu ditingkatkan yaitu optimalisasi pelaksanaan program
P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
di masyarakat dan peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan di
beberapa daerah.

Gambar 3.9 Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) Dabo

27
3.2 KESEHATAN ANAK
Salah satu indikator untuk mengukur status kesehatan anak di
suatu wilayah adalah dengan menghitung Angka Kematian Bayi (AKB)
di wilayah tersebut. AKB adalah banyaknya kematian bayi berusia di
bawah satu tahun atau 0 – 11 bulan (termasuk neonatal) yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Gambar 3.10 Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi


Kepulauan Riau Tahun 2015 - 2019
AKB Provinsi Kepulauan Riau pada 5 (lima) tahun terakhir masih
fluktuatif dan berada di bawah angka 10 (masuk dalam kategori yang
cukup baik) serta cenderung mengalami penurunan pada 3 (tiga)
tahun terakhir.
Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan dari fasilitas
pelayanan kesehatan diketahui bahwa AKB Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2019 adalah 6,7 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sangat
rendah jika dibandingkan dengan data AKB hasil survei seperti data
AKB Nasional berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) Tahun 2017 yaitu sebesar 32 per 1.000 kelahiran
hidup dan data AKB Nasional berdasarkan hasil Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2015 yaitu sebesar 22,23 per 1.000
kelahiran hidup. Selain itu, ada kemungkinan kasus kematian bayi
yang belum atau tidak terlapor karena berbagai macam sebab antara
lain faktor budaya etnis tertentu. Oleh karena itu dirasa perlu untuk
menghitung estimasi AKB sebesar 2 sampai 3 kali lipat dari AKB yang

28
dilaporkan oleh pelayanan kesehatan dan ditetapkan AKB estimasi di
Provinsi Kepulauan Riau yaitu sebesar 13 per 1.000 kelahiran hidup.
Distribusi AKB dan jumlah kematian bayi berdasarkan
kabupaten/ kota digambarkan pada grafik berikut ini.

Target AKB 2019


32 per 1.000 kelahiran hidup

Gambar 3.11 Distribusi Angka Kematian Bayi (AKB)


Berdasarkan Kabupaten/ Kota Tahun 2019

Gambar 3.12 Distribusi Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan


Kabupaten/ Kota Tahun 2019
Pada tahun 2019, kabupaten/ kota dengan AKB tertinggi yaitu
Kabupaten Lingga (18,6 per 1.000 kelahiran hidup) sedangkan AKB
terendah yaitu Kota Batam (4,2 per 1.000 kelahiran hidup). Namun jika
dilihat dari jumlah kasus kematian bayi, Kota Batam adalah
kabupaten/ kota penyumbang kasus terbanyak (116 kasus),
sedangkan Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi penyumbang

29
kasus yang paling sedikit (8 kasus). AKB di 7 (tujuh) kabupaten/ kota
sudah mencapai target AKB Tahun 2019 pada Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu di bawah 32 per 1.000
kelahiran hidup.
Kematian bayi dapat dikelompokkan menjadi dua kategori
berdasarkan usia yaitu kematian neonatal (usia 0 – 28 hari) dan
kematian post neonatal (29 hari – 11 bulan). Proporsi jumlah kematian
bayi paling banyak terjadi pada neonatal atau bayi baru lahir karena
memiliki tubuh yang lemah dan rentan terhadap penyakit. Oleh karena
itu neonatal atau bayi baru lahir perlu mendapatkan perhatian khusus.
BBLR dan asfiksia masih menjadi penyebab nomor satu kematian
neonatal di Provinsi Kepulauan Riau, sedangkan untuk post neonatal
penyebab terbesarnya yaitu diare.

Gambar 3.13 Penyebab Kematian Neonatal (0-28 hari) di


Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

30
Gambar 3.14 Penyebab Kematian PostNeonatal (0-28 hari) di
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

a. PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL


Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
kepada neonatal minimal 3 kali selama periode 0 sampai 28 hari
setelah lahir yaitu 1 kali pada usia 6 – 48 jam (KN1), 1 kali pada usia
3 – 7 hari (KN2), dan 1 kali pada usia 8 – 28 hari (KN3). Pelayanan
kesehatan neonatal dapat dikatakan lengkap (KN lengkap) jika sudah
melakukan minimal 3 kali kunjungan tersebut.
Pelayanan kesehatan neonatal diberikan baik pada neonatal
yang sehat maupun yang sakit. Pelayanan yang harus diberikan
kepada neonatal esensial saat lahir (0 – 6 jam) meliputi pemotongan
dan perawatan tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pencegahan
perdarahan (injeksi vitamin K1), pemberian salep/ tetes mata
antibiotik, dan pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0).
Sedangkan pelayanan neonatal setelah lahir (6 – 28 hari) meliputi
konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif, pemeriksaan
kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM, pemberian
vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas pelayanan kesehatan atau

31
belum mendapatkan Vitamin K, imunisasi Hepatitis B injeksi untuk
bayi usia < 24 jam yang lahir tidak ditolong tenaga kesehatan, dan
penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi.

Target KN1
2019 = 88%

Gambar 3.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatal di


Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Cakupan KN1 dan KN Lengkap Provinsi Kepulauan Riau Tahun


2019 termasuk tinggi (99,7% dan 94,6%). Kesenjangan antara
cakupan KN1 dan KN Lengkap baik provinsi maupun kabupaten/ kota
tidak lebih dari 10% artinya sudah baik. Cakupan KN1 di tiap
kabupaten/ kota juga sudah di atas target cakupan KN1 Tahun 2019
pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu di atas
88%. Untuk cakupan KN Lengkap tertinggi di Kabupaten Bintan
(98,9%) dan terendah di Kota Batam (93,2%).
Untuk meningkatkan cakupan KN Lengkap, dapat dilakukan
dengan melaksanakan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan di
puskesmas dan jajarannya atau bidan desa guna memastikan bayi
baru lahir di wilayah kerjanya dalam kondisi yang sehat dan ibu dan
keluarga tidak mengalami kendala dalam perawatan bayi baru lahir.
Dikarenakan kematian bayi paling banyak terjadi pada neonatal
(usia 0 – 28 hari) maka pemeriksaan kesehatan dengan
menggunakan pendekatan MTBM harus dilakukan dengan benar dan

32
kemampuan tenaga kesehatan dalam penanganan dan rujukan kasus
neonatal komplikasi harus terus ditingkatkan.

b. PELAYANAN KESEHATAN BAYI


Pelayanan kesehatan bayi merupakan pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada bayi usia 29 hari – 11 bulan minimal sebanyak
4 kali yaitu 1 kali pada usia 29 hari – 2 bulan, 1 kali pada usia 3 – 5
bulan, 1 kali pada usia 6 – 8 bulan, dan 1 kali pada usia 9 – 11 bulan.
Pelayanan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar
lengkap (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, campak), pemantauan
pertumbuhan (penimbangan dan pengukuran panjang/ tinggi badan),
pemantauan perkembangan, pemberian kapsul vitamin A pada bayi
usia 6 – 11 bulan, serta penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan
Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Gambar 3.16 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Provinsi


Kepulauan Riau Tahun 2019

Cakupan pelayanan kesehatan bayi Provinsi Kepulauan Riau


termasuk dalam kategori baik yaitu sebesar 92,2%, sedangkan untuk
kabupaten/ kota dengan cakupan tertinggi yaitu Kabupaten Bintan
(98,4%) dan terendah yaitu Kabupaten Lingga (89,2%). Upaya untuk
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan bayi tetap harus
dilakukan, salah satunya ialah dengan meningkatkan pelaksanaan

33
kelas ibu balita, dan optimalisasi peran kader dan pelaksanaan
posyandu.

c. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA


Pelayanan kesehatan anak balita ialah pelayanan yang diberikan
kepada anak usia 12 – 59 bulan yang dilakukan sesuai standar dimana
pelayanan kesehatan usia 12 – 23 bulan terdiri atas penimbangan
minimal 8 kali/ tahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan),
pengukuran panjang/ tinggi badan minimal 2 kali/ tahun, pemantauan
perkembangan minimal 2 kali/ tahun, pemberian kapsul vitamin A
sebanyak 2 kali/ tahun, dan pemberian imunisasi lanjutan sedangkan
pelayanan kesehatan usia 24 – 59 bulan terdiri atas penimbangan
minimal 8 kali/ tahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan),
pengukuran panjang/ tinggi badan minimal 2 kali/ tahun, pemantauan
perkembangan minimal 2 kali/ tahun, dan pemberian kasul vitamin A
sebanyak 2 kali/ tahun.

Gambar 3.17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di


Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita di Kepulauan Riau


Tahun 2019 sebesar 66,5% dan masih belum sesuai dengan yang
diharapkan. Kabupaten/ kota dengan cakupan pelayanan kesehatan
anak balita tertinggi yaitu Kabupaten Bintan dan terendah yaitu

34
Kabupaten Natuna. Beberapa hal yang menjadi penyebab masih
rendahnya cakupan pelayanan kesehatan anak balita ialah kurangnya
pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai pentingnya pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan balita, kurangnya partisipasi ibu
untuk mengikuti kelas ibu balita, kesibukan orangtua terutama ibu
pekerja, dan mayoritas balita yang sudah mulai bersekolah (PAUD).
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya strategis untuk meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan anak balita di kabupaten/ kota, salah
satunya ialah pelaksanaan kelas ibu balita, optimalisasi peran kader
dan pelaksanaan posyandu, dan peningkatan koordinasi dan
pelayanan dengan PAUD.

Gambar 3.18 Dokumentasi Kegiatan Kelas ibu balita

3.3 KESEHATAN LANJUT USIA (LANSIA)


Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan
adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) di Indonesia
meningkat seiring dengan semakin membaiknya status kesehatan.
Menurut data dari Bps tahun 2020, tahun 2018 UHH penduduk
Idonesia mencapai 71,20 tahun, dan tahun 2019 meningkat menjadi
71,34 tahun. UHH diperkirakan akan meningkat lagi menjadi 72,2
tahun pada tahun 2030 – 2035. Hal ini menyebabkan terjadinya
peningkatan jumlah usia lanjut (Lansia), dimana pada tahun 2010
berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 sebesar 18,036 juta jiwa

35
(7,6% dari total penduduk) naik menjadi 27,087 juta jiwa (9,99 % dari
total penduduk) berdasarkan hasil Susenas tahun 2020 mencapai
jumlah penduduk lansia diperkirakan akan meningkat menjadi 40,955
juta (13,82 dari total penduduk) pada tahun 2025 dan 48,198 juta
(15,77 dari total penduduk) pada tahun 2035 (proyeksi Bappenas).
Kementerian Kesehatan terus mendorong dan mengupayakan
peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan lansia, mulai
dari pelayanan kesehatan dasar sempai dengan pelayanan rujukan,
antara lain dengan menerbitkan (1) Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 67 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lansia di Pusat Kesehatan Masyarakat; (2) Peraturan
Mentari Kesehatan Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Geriatri di Rumah Sakit; dan selanjutnya
diperkuat dengan (3) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25
Tahun 2016 Tentang Rencana Aksi Kesehatan Lansia Tahun 2016-
2019.
Adapun hasil capaian yang didapatkan selama 3 tahun terakhir
cakupan pelayanan lansia yang ada di Provinsi Kepulauan Riau
menunjukan hasil yang cukup baik selama Tahun 2016, 2017, dan
2018. Namun disetiap Kabupaten dan Kota terlihat di tabel grafik
mengalami peningkatan dan penurunan kecuali Kabupaten Karimun
dan Kabupaten Natuna yang telihat dari angka grafik terlihat terus
mengalami kenaikkan, sedangkan di Tingkat Provinsi Se-Kepulauan
Riau selama 3 tahun berturut – turut mengalami peningkatan.

36
Sumber : Pengelola Lansia Dinas Kesehatan Kab/Kota
Gambar 3.19 Cakupan Pelayanan Lanjut Usia di Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2019

Pada Tahun 2019 terjadi perubahan Definisi Operasional (DO)


yang dimana untuk dari tahun 2015 – 2018
Cakupan lansia yang dilayani / yang mendapat Pelayanan 60 Tahun keatas
100 %
Jumlah Sasaran Lansia yang ada di Kab/Kota Selama 1 Tahun

Untuk di tahun 2019 terjadi Perubahan Definisi Operasional


(DO) yaitu :
Lansia 60 tahun keatas yang mendapat skrining sesuai standar kurun waktu 1 tahun 100 %
Jumlah Sasaran Lansia yang ada di Kab/Kota kurun waktu 1 Tahun

Dengan demikian terjadi penurunan capaian sehingga


berdasarkan Capaian Pelayanan Lansia yang mendapatkan Skrining
sesuai Standar berdasarkan sasaran Pusdatin maka capaian yang
tertinggi ada di Kota Batam dengan total lansia yang di Skrining 29.751
Jiwa ( 79,5%) sedangkan yang paling rendah ada di kabupaten
Natuna dengan 2.546 Jiwa ( 43,0%) dari total sasaran lansia yang ada
di masing – masing Kab/Kota.

37
Sumber : Pengelola Lansia Dinas Kesehatan Kab/Kota
Gambar 3.20 Cakupan Pelayanan Lanjut Usia Yang
Mendapatkan Skrining Sesuai Standar Berdasarkan Sasaran
PUSDATIN Tahun 2019

Capaian Pelayanan Lansia yang mendapatkan Skrining sesuai


Standar berdasarkan sasaran Kab/Kota maka capaian yang tertinggi
ada di Kota Batam dengan total lansia yang di Skrining 29.751 Jiwa (
79,5%) sedangkan yang paling rendah ada di kabupaten Natuna
dengan 2.546 Jiwa ( 41,8%) dari total sasaran lansia yang ada di
masing – masing Kab/Kota.

38
Sumber : Pengelola Lansia Dinas Kesehatan Kab/Kota
Gambar 3.21 Cakupan Pelayanan Lanjut Usia Yang
Mendapatkan Skrining Sesuai Standar Berdasarkan Sasaran
Kabupaten/ Kota Tahun 2019

Adapun yang harus dilakukan ialah perlunya koordinasi dan satu


pemahaman bersama tentang permasalahan skrining lansia antara
Dinas Kesehatan Kab/Kota, Puskesmas, Serta Kader Posyandu
dalam Melakukan Skrining Lansia dengan mengaktifkan seluruh
Posyandu Lansia dan turun melakukan kunjungan rumah ( Home
Care) dengan demikian angka Skrining pada lansia diharapkan
mengalami peningkatan yang dimana target SPM pada lansia dimana
100 persen lansia wajib di skrining di suatu wilayah minimal 1 kali
dalam kurun waktu 1 tahun.

Gambar 3.22 Dokumentasi Kegiatan Posyandu Lansia

39
3.4 GIZI
a. CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN BALITA
Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi di Provinsi Kepulauan Riau
pada tahun 2019 mencapai angka 88,7%. Sedangkan pemberian
vitamin A pada balita tahun 2019 adalah sebesar 79,9%. Sebaran
cakupan vitamin A pada bayi dan balita diuraikan pada gambar berikut
Tabel 3.1

Tabel 3.1 Cakupan Vitamin A pada Bayi dan Balita Menurut


Kabupaten/ Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019
No Kabupaten/ Kota Vit A Bayi (%) Vit A Balita (%)
1 Karimun 91 84,5
2 Bintan 98,7 96.5
3 Natuna 106,5 57,3
4 Lingga 110,4 73,4
Kepulauan
5 67,5 79,6
Anambas
6 Batam 84,9 77,8
7 Tanjungpinang 89,7 88,8
PROVINSI KEPRI 88,7 79,9

Dari data diatas terlihat bahwa persentase bayi yang mendapat


vitamin A lebih tingga dari pada balita. Hal ini dikarenakan pada usia
bayi ibu lebih intensif membawa bayi ke posyandu karena selain
pemberian vitamin A juga ada pemberian imunisasi. Setelah diatas
satu tahun kunjungan balita relatif menurun mungkin di karenakan
kesibukan orang tua dan juga balita sudah mulai bersekolah (PAUD)
sehingga hal ini mempengaruhi kunjungan serta persentase balita
mendapat Vitamin A.

Gambar 3.23 Dokumentasi Pemberian Vitamin A pada Bayi & Balita

40
b. Pemberian ASI Eksklusif
1. Persentase Pemberian ASI Ekslusif
Menyusui adalah salah satu investasi terbaik untuk
kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan, perkembangan
sosial ekonomi individu dan bangsa. ASI adalah makanan bayi ciptaan
tuhan sehingga tidak dapat digantikan dengan makanan/
minuman/susu yang lain. ASI merupakan makanan bayi yang terbaik
dan setiap bayi berhak mendapatkan ASI. Pada tahun 2012
Kementerian Kesehatan RI telah menerbitkan Peraturan Pemerintah
No. 13 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Indonesia yang
berisi mengenai jaminan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif,
perlindungan kepada ibu untuk dapat memberikan ASI eksklusif
kepada bayi serta peran serta dan dukungan keluarga, masyarakat,
dan pemerintah.

Tabel 3.2 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif (%) Provinsi


Kepulauan Riau Tahun 2015 – 2019

No Tahun ASI Ekslusif (%)


1 2015 41,7
2 2016 41,9
3 2017 44,9
4 2018 44,5
5 2019 56,5

Persentase Pemberian ASI Eksklusif menunjukkan kenaikan dari


tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 persentase ASI Eksklusif
sebesar 44,5% sedangkan pada tahun 2019 mengalami kenaikan
menjadi 56,5% %. Peningkatan pencapaian persentase ASI Eksklusif
ini dikarenakan dukungan dan peran aktif keluarga dan lingkungan
sekitar dalam rangka memberikan dukungan bagi ibu untuk dapat
menyusui secara eksklusif. Selain itu di beberapa kabupaten/kota
telah ada Peraturan Bupati terkait Pemberian ASI dan adanya
komitmen bersama dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif.
Disamping itu, dibeberapa daerah telah banyak kelompok – kelompok
pendukung ASI.

41
Tabel 3.3 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif (%) Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

No Kabupaten/ Kota ASI Ekslusif (%)


1 Karimun 50,9
2 Bintan 49,7
3 Natuna 64,6
4 Lingga 51,5
5 Kepulauan Anambas 22,6
6 Batam 59,1
7 Tanjungpinang 52,8
PROVINSI KEPRI 56,5

Secara umum, pemberian ASI Eksklusif di kabupaten/kota sudah


melebihi target RENSTRA yaitu 46,5%. Namun, cakupan di
Kabupaten Anambas masih berada dibawah target RENSTRA.

c. PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) PADA IBU


HAMIL

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil meningkat 25%


dibandingkan wanita yang tidak hamil. Kebutuhan tersebut sangat sulit
dipenuhi hanya dari makanan saja. Oleh karena itu,diperlukan Tablet
Tambah Darah (TTD) untuk mencegah dan menanggulangi anemia
gizi besi. Tablet Tambah Darah adalah suplementasi gizi yang
mengandung senyawa zat besi yang setara dengan 60 mg besi
elemental dan 400 mcg asam folat.

Tabel 3.4 Persentase Ibu Hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
(%) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

No Kabupaten/ Kota Bumil Dapat TTD (%)


1 Karimun 84,7
2 Bintan 90,6
3 Natuna 83,0
4 Lingga 90,5
5 Kepulauan Anambas 67,7
6 Batam 91,3
7 Tanjungpinang 93,1
PROVINSI KEPRI 90,0

42
Secara umum, Persentase Ibu Hamil yang mendapat Tablet
Tambah Darah (TTD) 90 Tablet selama kehamilan di kabupaten/kota
sudah diatas 90%, kecuali Kabupaten Kepulauan Anambas,
Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Karimun.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ketersedian obat logistic


rendah, akses kepada masyarakat sehingga distribusi kurang merata,
kurang koordinasi antara lintas program dan lintas sektor, KIE yang
kurang mendukung sehingga TTD tidak dikonsumsi serta adanya
mitos terkait TTD yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

Gambar 3.24 Dokumentasi Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil

d. CAKUPAN PENIMBANGAN (D/S)

Cakupan penimbangan balita di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019


masih rendah karena belum mencapai target renstra yaitu 65% . Capaian
penimbangan pada tahun 2018 dari seluruh balita sebesar 59,1%, dan di
tahun 2019 meningkat menjadi 60,1 % Peningkatan D/S ini disebabkan oleh
banyak hal diantaranya pemberlakuan sweeping balita yang tidak datang
ke posyandu oleh tenaga kesehatan dan kader, integrasi penimbangan
balita di PAUD, peningkatan kapasitas TPG (Tenaga Pengelola Gizi) dalam
melakukan surveilans gizi, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
membawa balita ke Posyandu sebagai sarana pemantauan pertumbuhan
balita.

43
90 84.5
78.5
80

70 65.7
60.1
60 57.1
53.5 53.8
50

40 33.9
30

20

10

Gambar 3.25 persentase D/S tertinggi


Berdasarkan data diatas persentase D/S tertinggi di Kabupaten Bintan yaitu
84,5% dan yang terendah di Kabupaten Natuna 33,9%. Masih rendahnya
D/S di kabupaten Natuna di karenakan beberapa faktor diantaranya adalah
rendahnya partisipasi masyarakat untuk datang dan menimbang ke
Posyandu terutama di daerah hinterland. Wilayah geografis di Kabupaten
Natuna yang merupakan kepulauan sehingga menjadi salah satu faktor
penyebab rendahnya D/S, jarak posyandu yang jauh dari permukiman
penduduk menjadikan balita tidak datang ke Posyandu.

e. PERSENTASE STUNTING

Stunting (Kerdil) adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita


akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK). Anak Stunting cenderung lebih Kerdil dibanding anak
seusianya. Jumlah anak stunting di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara.
Anak stunting yang terjadi di Indonesia tidak hanya dialami oleh keluarga
yang tidak miskin/yang berada diatas 40% tingkat kesejahteraan sosial dan
ekonomi, walaupun angkanya semakin memburuk pada kelompok
masyarakat miskin.

44
Stunting disebabkan oleh banyak faktor bukan hanya faktor
kesehatan saja melainkan faktor multi sektor.Beberapa Penyebab stunting
diantaranya adalah praktek pengasuhan yang tidak baik seperti kurangnya
pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa
kehamilan, bayi 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI Eksklusif dan Balita tidak
mendapatkan MP-ASI yang padat gizi. Selain itu penyebab lain stunting
adalah terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (Ante Natal
Care), Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas. Study
menyebutkan bahwa 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat
besi, menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu. Kurangnya akses
Ibu hamil dan Balita ke makanan bergizi seperti makanan bergizi mahal
menyebabkan 1 dari 3 ibu hamil anemia. Kuarngnya akses ke air bersih dan
sanitasi juga menjadi salah satu faktor penyebab stunting, data
menunjukkan 1 dari 5 rumah tangga masih BAB di ruang terbuka. 1 dari 3
rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih dan cuci tangan
dengan benar masih rendah.

Menurut hasil laporan dari Kabupaten/kota, prevalensi balita stunting


di Kepulauan Riau sebesar 5,1% . Berdasarkan tabel dibawah persentase
tertinggi yaitu di Kabupaten Natuna 17,8% dan terendah di Kota
Tanjungpinang 2,8%. Tingginya angka stunting di Kabupaten Natuna
dikarenakan masih rendahnya IMD dan ASI eksklusif, PMBA (Pemberian
Makan Bayi dan Anak) yang belum 4 bintang, masih kurangnya akses ke
air bersih dan sanitasi yang masih kurang, belum semua rumah tangga
mempunyai jamban.

45
20
17.8
18

16 15.2

14

12

10 9.3

6 5.2 5.1
3.9
4 3 2.8
2

Gambar 3.26 Persentase Stunting

f. PERSENTASE UNDERWEIGHT

Underweight merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan


karena kekurangan asupan energi dan protein juga mikronutrien dalam
jangka waktu lama. Gizi buruk dapat diartikan sebagai asupan gizi yang
buruk diakibatkan oleh buruknya asupan makanan, pemilihan jenis
makanan yang tidak tepat ataupun karena sebab lain seperti adanya
penyakit infeksi yang menyebabkan kurang terserapnya nutrisi dan
makanan. Selain faktor kesehatan, banyak faktor yang berkontribusi
terhadap kejadian gizi buruk ini antara lain : faktor ekonomi (daya beli
masyarakat), faktor pendidikan (pola asuh), faktor dari ketersediaan sumber
daya makanan (ketahanan pangan), pemberdayaan masyarakat, dll.
Berdasarkan data laporan kabupaten/kota prevalensi underweight di
Provinsi Kepulaun Riau sebesar 2,7 %. Prevalensi tertinggi di Kabupaten
Karimun 9,4% dan terendah di Kota Batam 1,3%. Tingginya prevalensi
underweight di Kabupaten Karimun di karenakan pola asuh. Pola Asuh
berkaitan dengan cara pemberian makanan sehari-hari. Anak akan
bertumbuh kembang dengan baik jika mendapatkan pola asuh yang baik

46
meskipun dalam kondisi miskin. Oleh karena itu orang tua dan keluarga
harus mengetahui pentingnya pola asuh, setiap anak wajib mendapatkan
:IMD dan ASI Ekslusif selama 6 bulan, Pemberian Makanan Pendamping
ASI(MP ASI) mulai bayi usia 6 bulan, Melanjutkan pemberian ASI sampai
anak berusia 2 tahun atau lebih, Pemberian kapsul Vitamin A pada bulan
februari dan agustus, Menimbang berat badan secara rutin di Poyandu, Di
pantau tahap perkembangannya melalui program SDIDTK dan kelas Ibu
Balita di Puskesmas

10 9.4
9

8
7
7

5 4.3
4 3.5 3.3
3 2.7

2 1.5 1.3
1

Gambar 3.27 Persentase Underweight


g. PERSENTASE WASTING
Salah satu permasalahan utama kesehatan di Kepulauan
Riau adalah wasting. Wasting banyak dialami oleb bayi dibawah lima
tahun (balita). Banyak balita yang mengalami keadaan kurus yang
kemudian berkembang menjadi sangat kurus, karna kurang mendapat
perhatian. Kondisi balita yang wasting sungguh sangat disayangkan.
Sebab, pertumbuhan dan perkembangan serta kecerdasannya
dipengaruhi oleh gizi. Kondisi wasting tidak mesti berkaitan dengan
kemiskinan dan ketidaksediaan pangan, meski tidak bisa dipungkiri
kemiskinan dan kemalasan merupakan faktor yang sering menjadi

47
penyebab wasting pada anak. Banyak faktor lain yang juga bisa
mempengaruhi terjadinya wasting baik secara langsung maupun tidak
langsung.
8
6.9
7

3 2.5
2.2
2
2 1.6 1.7
1.1
0.9
1

Gambar 3.28 Prevalensi Wasting

Berdasarkan tabel diatas prevalensi wasting tertinggi di Kabupaten


Karimun yaitu 6,9% dan terendah di Kota Batam 0,9%. Tingginya
prevalensi wasting di Kabupaten Karimun dikarenakan masih rendahnya
pengetahuan orang tua balita mengenai pemenuhan makanan bergizi
bagi Balita diantaranya IMD, ASI Eksklusif dan MP-ASI adekuat,
meningkatnya upaya pelacakan kasus balita gizi buruk sehingga lebih
banyak balita wasting yang terjaring, ekonomi dan kemiskinan. Beberapa
upaya pencegahan wasting pada balita bisa dilakukan diantaranya
d e n g a n m e n in g ka t k a n s o s i a l i sa s i p a d a m a s ya r a ka t a k a n
p e n t in g n y a g i z i , kunjungan langsung ke para penderita gizi buruk,
pelatihan tugas lapangan bagi parakader, pengerahan mengenai
pentingnya ASI eksklusif pada ibu, dan kerjasama kordinasi lintas sektor
terkait pemenuhan pangan dan gizi.

48
BAB IV

PENGENDALIAN PENYAKIT

4.1 TUBERKULOSIS (TBC)


Penyakit TBC paru terjadi ketika daya tahan tubuh menurun.
Dalam perspektif epidemiologi yang melihat kejadian penyakit sebagai
hasil interaksi antar tiga komponen pejamu (host), penyebab (agent),
dan lingkungan (environment) dapat ditelaah faktor risiko dari simpul-
simpul tersebut. Pada sisi pejamu, kerentanan terhadap infeksi
Mycobacterium Tuberculosis sangat dipengaruhi oleh daya tahan
tubuh seseorang pada saat itu. Pengidap HIV/AIDS atau orang
dengan status gizi yang buruk lebih mudah untuk terinfeksi dan
terjangkit TBC.
a. DATA PENEMUAN PASIEN TBC

Jumlah Terduga Pasien TBC, Pasien TBC Semua Tipe dan


Pasien TBC Anak di Kab/Kota se - Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2019

20000
18000
16000
14000
pasien

12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
PROV Batam Tanjung Karimun Bintan Natuna Lingga Anambas
KEPRI pinang
Terduga 19231 10774 2871 2185 2073 569 433 326
semua Tipe 7010 5236 732 448 271 110 127 86
anak 982 580 207 94 55 18 5 23

Gambar 4.1 Jumlah Terduga Pasien TBC, Pasien TBC Semua Tipe
dan Pasien TBC Anak di Kab/Kota se - Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2019

Jumlah Terduga Pasien TBC, Pasien TBC Semua Tipe dan


Pasien TBC Anak yang tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau adalah

49
Kota Batam, hal ini dikarenakan jumlah penduduk, jumlah fasilitas
kesehatan terbanyak di Provinsi Kepulauan Riau. Jumlah kasus TBC
yang paling rendah ada di Kabupaten Anambas.

b. DATA HASIL AKHIR PENGOBATAN PASIEN TBC

Angka Keberhasilan Pengobatan (SR), Angka Kesembuhan


(CR) dan Angka Kematian (CFR) Pasien TBC per Kab/Kota
se - Provinsi Kepulauan Riau
100
90
80
70
persen

60
50
40
30
20
10
0
Bintan Natuna Tanjung Lingga Batam Karimun Anamba Provinsi
pinang s Kepri
SR 95.7 94.8 87.2 79.7 88.3 84.6 91.9 88.2
CR 94.9 94.1 71 65.1 53.7 47.7 42.9 58.3
CFR 4 3.9 4 1.6 3 4.1 3.5 3.3

Gambar 4.2 Angka Keberhasilan Pengobatan (SR), Angka


Kesembuhan (CR) dan Angka Kematian (CFR) Pasien TBC per
Kab/Kota se - Provinsi Kepulauan Riau

Di Provinsi Kepulauan Riau untuk Angka Keberhasilan


Pengobatan dan Angka Kesembuhan belum sesuai target nasional
(minimal 90%) yaitu 88,2 %. Kabupaten/Kota yang pencapaiannya
sesuai target nasional adalah Kabupaten Bintan yaitu SR (Succes
Rate =95,7%), CR(Cure Rate=94,9%) dan Kabupaten Natuna
SR(95,8%), CR (94,1%), Kabupaten Anambas SR (91,9%) tetapi
Kabupaten Anambas Angka kesembuhan paling rendah yaitu
CR(42,9%). Angka keberhasilan paling rendah ada di Kabupaten
Lingga yaitu SR (79,7%).
Angka Kematian/Case Fatality Rate (CFR) di Provinsi Kepulauan
Riau sesuai dengan target nasional yaitu kurang dari 5%. Angka
Kematian Tertinggi karena kasus TBC ada di Kabupaten Karimun
yaitu CFR (4,1%).

50
4.2 Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti
atau Aedes albopictus dapat muncul sepanjang tahun dan dapat
menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan
kondisi lingkungan, iklim, mobilisasi yang tinggi, kepadatan penduduk,
perluasan perumahan dan perilaku masyarakat.

Kasus DBD Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 berjumlah


1.873 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 11 orang. Jumlah
kasus DBD menurut Kabupaten/kota tertinggi di Kota Batam sebesar
729 kasus dan terendah di Kabupaten Anambas sebesar 39 kasus.
Angka kesakitan (IR) DBD Provinsi Kepulauan Riau sebesar
83,6 per 100.000 penduduk, belum mencapai target yaitu < 49 per
100.000 penduduk. Angka kesakitan tertinggi pada jenis kelamin laki-
laki sebesar 45,5 per 100.000 penduduk sedangkan angka kesakitan
pada jenis kelamin perempuan sebanyak 38,1 per 100.000 penduduk.
Dengan masih tingginya angka kesakitan di Provinsi Kepulauan Riau
maka perlu penguatan pada program pencegahan penyakit DBD
melalui kegiatan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).
Angka kematian DBD Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,6 %
mencapai target nasional yaitu < 1%. Namun Angka kematian DBD
berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau tertinggi di
Kabupaten karimun 1,7 % (lebih dari 1%) dikategorikan tinggi. Angka
kematian DBD berdasarkan jenis kelamin perempuan dan Laki-laki
sama yaitu 0,6%. Kabupaten dengan angka kematian tinggi masih
diperlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan
peningkatan pengetahuan masyarakat untuk segera memeriksakan
diri ke sarana kesehatan jika ada gejala DBD sehingga tidak terlambat
ditangani dan bahkan menyebabkan kematian.

51
Gambar 4.3 Penyuluhan DBD di Palmatak Kabupaten Kepulauan
Anambas

4.3 HIV
Angka prevalensi HIV (Human Immunodeficiency Virus) Provinsi
Kepulauan Riau merujuk kepada angka prevalensi pusat tahun 2019 yaitu
<0,05%. Untuk menurunkan angka prevalensi HIV/AIDS, beberapa strategi
telah diterapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau,
diantaranya pengembangan klinik layanan sukarela bagi masyarakat yang
ingin mengetahui status HIV dan akselerasi klinik perawatan dukungan
pengobatan (PDP) bagi pasien yang positif HIV dan harus memulai
pengobatan ARV. Selain hal tersebut, ada pencapaian target yang juga
dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau disebut Fasttrack
90-90-90 yang mengacu pada strategi Kementerian Kesehatan RI yaitu :
a. 90% Orang yang hidup dengan (ODHA) mengetahui status HIV
mereka melalui tes atau deteksi dini.
b. 90% Dari ODHA yang mengetahui status HIV untuk memulai
pengobatan ARV
c. 90% ODHA yang dalam pengobatan ARV yang telah berhasil
menekan jumlah virusnya sehingga mengurangi kemungkinan
penularan HIV.
Penderita HIV tidak akan normal sebagaimana orang bukan penderita,
namun virusnya dapat ditekan dan tidak akan menulari orang lain jika patuh

52
minum obat secara teratur karena itu pemerintah masih terus mencari
penderita HIV untuk kemudian diberikan pengobatan secara teratur.
Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
dalam menurunkan prevalensi HIV di Provinsi Kepulauan Riau yaitu :
- Pengembangan layanan HIV (Testing dan Pengobatan) di 7 Kab/Kota
- Penerapan kebijakan Test & Treat di semua layanan pengobatan HIV
- Identifikasi Odha yang belum ART dan Odha yang LFU dan
berkoordinasi dengan LSM penjangkau & Pendamping dalam
penelusuran ODHA
- Menghitung sasaran tes HIV tiap kab/kota dan dilakukan tes HIV untuk
pencapaian SPM
- Tes HIV pada semua pasangan Odha yang ditemukan (Notifikasi
Pasangan)
- Melakukan monev pencatatan dan pelaporan termasuk validasi data
HIV, TB-HIV dan Triple Eliminasi (HIV, IMS & Hep) tingkat fasilitas
kesehatan.

4.4 FILARIASIS DAN KECACINGAN


Cacingan adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing
perut yang penularannya melalui tanah lalu berkembang biak dalam
sistem tubuh. Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular
menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang
saluran dan kelenjar getah bening.
Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Kecacingan di
Provinsi Kepulauan Riau dilaksanakan di 5 Kab/Kota yang tidak
endemis filariasis dan Kab yang telah melaksanakan POPM filaria 5
tahun dengan hasil cakupan minum obat diatas 65 % yaitu: Kab.
Natuna, Kab. Anambas, Kab. Karimun, Kota Tanjung pinang dan Kab.
Lingga yang dilaksanakan mulai Tahun 2018 dan direncanakan
selesai sampai tahun 2022.
Adapun Hasil cakupan POPM kecacingan Provinsi Kepulauan
Riau adalah sebagai berikut:

53
- Kab. Natuna melaksanakan POPM Cacingan sebanyak 2 kali
setiap tahun nya yaitu pada bulan Februari (96,4%) dan Bulan
Agustus (97%) karena kab. Natuna termasuk Kab Lokus
Stunting di Prov Kepri.
- Kab. Anambas (92,4%)
- Kab. Karimun (94,5%)
- Kota Tanjungpinang (97,7%)
- Kab. Lingga (81,5%)
- Rata – rata hasil POPM Cacingan Kab/Kota diatas target
Nasional yaitu 75% dengan sasaran Usia 1 -12 Tahun.
Berikut merupakan beberapa alas an POPM Filariasis perlu
dilakukan:
- Pemerintah Indonesia telah sepakat untuk melaksanakan
eliminasi Filariasis Tahun 2020 sesuai dengan kesepakatan
WHO pada tahun 2000 tentang The Global Goal of Elimination
of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by the year
2020, dalam rangka menindaklanjuti resolusi WHA
- World Health Assembly pada tanggal 13 Mei 1997, tentang “The
elimination of Lymphatic filariasis as a public health problem”
- Berdasarkan hasil survei darah jari terhadap penduduk di
Kab/Kota di Prov Kepri masih ditemukan Mf Rate > 1 % tahun
2006
- Kota Batam 1,2 %, Kab. Lingga 2,7 %, Kab. Bintan 8,2 %, Kab.
Karimun 1 %.
- Jumlah Kasus Filaiasis di Provinsi Kepri 95 orang ; Kota Batam
16 orang, kota Tanjung Pinang 1 orang, kab. Bintan 66 orang,
Kab. Lingga 10 orang, Kab. Karimun 2 orang.
- Tiga Kab/Kota yaitu Kota Tanjungpinang dan Kab. Anambas dan
Kab. Natuna sampai saat ini belum menemukan kasus penderita
kronis Filariasis, sehingga untuk sementara dianggap sebagai
daerah bebas Filaria.

54
- Kab Karimun setelah melakukan survei mini TAS bulan Januari
2015 dinyatakan Bebas Filariasis.
Sasaran POPM Filariasis adalah semua penduduk di daerah
endemis filariasis, umur 2 - 70 tahun.

Gambar 4.4 Dokumentasi Pelaksanaan POPM Filariasis dan penderita


filariasis di Kepulauan Riau Tahun 2019

4.5 KUSTA DAN FRAMBUSIA


Kusta atau lepra adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang
menyerang jaringan kulit, saraf tepi, serta saluran pernapasan. Penyakit
Kusta dan Frambusia masih merupakan masalah kesehatan penting
di Indonesia. Berdasarkan data Dirjen P2P Kementerian Kesehatan
RI sejak tahun 2000 Indonesia dinyatakan telah mencapai status
eliminasi kusta dengan angka prevalensi kusta tingkat nasional
sebesar 0,9 per 10.000 penduduk. Angka tersebut menurun dari
angka prevalensi pada tahun 1981 yaitu 5,2 per 10.000 penduduk.
Namun sejak tahun 2001 sampai sekarang, situasi epidemiologi
kusta di Indonesia statis dengan angka penemuan penderita kusta
baru berada pada kisaran (16.000-18.000) per tahunnya dan masih
tingginya trend penderita kusta baru dengan disabilitas tingkat 2 serta
proporsi kasus kusta baru anak masih di atas 10%. Kusta dapat
diobati dengan obat kombinasi MDT, yaitu pengobatan dengan lebih
dari satu macam obat yang sudah direkomendasikan.
Untuk kasus kusta di Provinsi Kepulauan Riau terdapat 48 kasus
baru pada tahun 2019. Sedangkan penderita yang masih dalam
pengobatan MDT akhir 2019 sebanyak 87 orang.

55
Frambusia adalah suatu infeksi bakteri jangka panjang (kronis)
yang paling sering mengenai kulit, tulang, dan sendi. Sampai saat ini
masih ditemukan kasus frambusia sebanyak 355 kasus baru
frambusia pada tahun 2018, jumlah ini menurun dibandingkan tahun
2017 dengan ditemukannya 1.999 kasus baru. Kasus ini tersebar di
79 kabupaten kota dan 699 desa yang sebagian besar terkonsentrasi
di Banten, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua
dan Provinsi Papua Barat. Di Provinsi Kepulauan Riau tidak ada kasus
frambusia (0 kasus).
Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau untuk mengeliminasi jumlah kasus kusta adalah
sebagai berikut:
1. Preventif (penemuan dini): pemeriksaan kontak, survei anak
sekolah (UKS), RVS (Rapid Village Survey), pilot
Kemoprofilaksis bagi kontak penderita.
2. Promotif : Penyuluhan tanda dini kusta, kampanye penurunan
stigma.
3. Kuratif : Pengobatan seDINI mungkin
4. Rehabilitatif : Pencegahan cacat, Rehabilitasi medik, Rehabilitasi
sosial ekonomi

56
Gambar 4.5 School Survey Program Kusta Dan Frambusia Di Kabupaten
Bintan

4.6 Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit. Imunisasi sebagai salah satu upaya cost efektif mencegah
terjadinya penyakit menular dan menurunkan angka kematian pada
anak khususnya akibat penyakit - penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I). Cakupan imunisasi harus dipertahankan
tinggi dan merata di seluruh wilayah yang bertujuan untuk
menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan mempermudah
terjadinya kejadian luar biasa (KLB).
Imunisasi program terdiri dari pemberian imunisasi rutin,
imunisasi tambahan dan imunisasi khusus. Imunisasi rutin terdiri dari
imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan (booster). Pemberian
imunisasi dasar bertujuan melindungi bayi (usia < 12 bulan) terhadap
penyakit PD3I melalui pemberian 8 (delapan) antigen, dilanjutkan
dengan pemberian imunisasi lanjutan yang bertujuan

57
mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang masa
perlindungan terhadap anak baduta (usia 18-24 bulan), anak sekolah
dasar dan wanita usia subur (WUS). Target capaian imunisasi dasar
lengkap (IDL) dan imunisasi lanjutan untuk tahun 2019 adalah 93%
dan 90%.
Melalui cakupan imunisasi yang tinggi dan merata minimal 95%
pada semua antigen akan terbentuk perlindungan terhadap bayi,
baduta, anak sekolah dasar dan WUS terhadap penularan penyakit
PD3I, sehingga pada akhirnya terbentuk imunitas kelompok atau
komunitas yang kebal (herd immunity).

CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL)


KAB/KOTA
SE - PROVIINSI KEPRI TAHUN 2019

139.1

121.6 125.5
115.7 115.8

96.9
89.6
79.5

Gambar 4.6 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Kab/Kota se -


Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa capaian imunisasi dasar


lengkap (IDL) Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 mencapai target
yang diharapkan yakni 96,9% dari target 93% untuk tahun 2019. Ada 5

58
(lima) Kab/Kota yang sudah mencapai target yang diharapkan yakni
Kabupaten Anambas (139,1%), Kota Tanjungpinang (125,5%),
Kabupaten Lingga (121,6%), Kabupaten Bintan (115,8%) dan
Kabupaten Karimun (115,7%), sedangkan 2 (dua) Kab/Kota lainnya
yakni Kota Batam dan Kabupaten Natuna belum mencapai target yang
diharapkan yakni 89,6% dan 79,5%.

CAKUPAN IMUNISASI HB0 KAB/KOTA


SE-PROVINSI KEPRI
TAHUN 2019

120.0 123.9
107.1
97.5 99.5
92.9

70.8 72.5

Gambar 4.7 Cakupan Imunisasi Hb0 Kab/Kota se - Provinsi


Kepulauan Riau Tahun 2019
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa capaian imunisasi HB0
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 sudah mendekati target yang
diharapkan, yakni 97,5% dari target per antigen 95% tahun 2019. Ada
4 (empat) Kab/Kota yang sudah mencapai target yang diharapkan
yakni Kota Tanjungpinang (123,9%), Kabupaten Karimun (120%),
Kabupaten Bintan (107,1%) dan Kabupaten Lingga (99,5%).
Sedangkan 3 (tiga) Kab/Kota lainnya yakni Kota Batam, Kabupaten
Anambas dan Kabupaten Natuna belum mencapai target yang
diharapkan yakni 92,9%, 72,5% dan 70,8%.

59
CAKUPAN IMUNISASI BCG KAB/KOTA
SE-PROVINSI KEPRI
TAHUN 2019

122.7
112.3 113.8
107.1 107.8
98.1
93.3

74.9

NATUNA BATAM PROV LINGGA BINTAN KARIMUN ANAMBAS TPI


KEPRI

Gambar 4.8 Cakupan Imunisasi BCG Kab/Kota se - Provinsi


Kepulauan Riau Tahun 2019
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa capaian imunisasi BCG
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 sudah mendekati target yang
diharapkan, yakni 98,1% dari target per antigen 95% tahun 2019. Ada
5 (lima) Kab/Kota yang sudah mencapai target yang diharapkan yakni
Kota Tanjungpinang (122,7%), Kabupaten Anambas (113,8%),
Kabupaten Karimun (112,3%), Kabupaten Bintan (107,8%) dan
Kabupaten Lingga (107,1%). Sedangkan 2 (dua) Kab/Kota lainnya
yakni Kota Batam dan Kabupaten Natuna belum mencapai target yang
diharapkan yakni 93,3% dan 74,9%.

60
CAKUPAN IMUNISASI DPT/HB/Hib (3) KAB/KOTA
SE-PROVINSI KEPRI TAHUN 2019
158.0
127.6
118.6 120.1 126.0
97.2
88.6
79.8

Gambar 4.9 Cakupan Imunisasi DPT/HB/Hib (3) Kab/Kota se -


Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa capaian imunisasi
dpt/hb/Hib (3) Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 sudah mencapai
target yang diharapkan, yakni 97,2% dari target per antigen 95% tahun
2019. Ada 5 (lima) Kab/Kota yang sudah mencapai target yang
diharapkan yakni Kabupaten Anambas (158%), Kabupaten Lingga
(127,6%), Kota Tanjungpinang (126%), Kabupaten Karimun (120,1%)
dan Kabupaten Bintan (118,6%). Sedangkan 2 (dua) Kab/Kota lainnya
yakni Kota Batam dan Kabupaten Natuna belum mencapai target yang
diharapkan yakni 88,6% dan 79,8%.

4.7 Penyakit Tidak Menular (PTM)


Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak menular
dan bukan disebabkan oleh penularan vektor, virus atau bakteri, namun
lebih banyak disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup.
WHO (World Health Organization) menyebutnya "Non Communicable
Disease (NCD)” adalah penyakit yang tidak menular langsung dari satu
orang ke orang lain. Dominasi masalah kesehatan di masyarakat saat ini

61
mulai bergeser dari penyakit menular menjadi ke arah penyakit tidak
menular. Penyebab kematian utama penduduk semua golongan umur
pada saat ini disebabkan oleh PTM secara berurutan yaitu stroke,
hipertensi, diabetes mellitus, tumor ganas/kanker, penyakit jantung dan
pernafasan kronik.
Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan
Riau untuk menurunkan angka PTM antara lain kegiatan deteksi dini faktor
risiko PTM, skrining kanker serviks dan kanker payudara dilaksanakan di 7
kabupaten/kota. Supervisi kegiatan serta monitoring dan evaluasi dilakukan
untuk semua kegiatan pencegahan dan pengendalian PTM di 7
kabupaten/kota di provinsi kepulauan Riau.
Output kegiatan pencegahan dan pengendalian PTM di Provinsi
Kepulauan Riau pada Tahun 2019 dapat di ukur melalui indikator target
capaian sebagai berikut:
1. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Standar Pelayanan Minimal di kabupaten/kota untuk pencegahan dan
pengendalian PTM yaitu:
a. Persentase skrining usia produktif
Capaian skrining faktor risiko PTM pada usia produktif di
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 sebanyak 60% yaitu angka
capaian ini masih dibawah target SPM pertahun yaitu sebanyak
100%. Beberapa kendala utama dalam pencapaian target SPM
ini antara lain partisipasi masyarakat untuk melakukan deteksi
dini faktor risiko PTM belum optimal, pencatatan dan pelaporan
di fasyankes belum optimal khususnya di fasyankes swasta
yang sebagian besar tidak melaporkan ke Dinas Kesehatan
setempat, serta dukungan logistik seperti striptes glukosa darah
yang masih relatif rendah dibandingkan target penduduk yang
akan dilakukan skrining.
b. Persentase pelayanan penderita hipertensi yang dilayani sesuai
standar

62
Penderita hipertensi yang dilayani sesuai standar di
Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 sebanyak 37,8 %
yaitu sebanyak 136.141 orang yang ditatalaksana sesuai standar
dari target sebesar 359.665 orang yang menderita hipertensi.
Jumlah target penderita hipertensi dihitung berdasarkan proyeksi
dari hasil Riskesdas Tahun 2018. Angka capaian indikator ini
masih rendah dibandingkan dengan target tahunan sebesar
100%, hal ini disebabkan karena kepatuhan minum obat pada
penderita hipertensi masih rendah serta penderita hipertensi
yang ditataklaksana di fasyankes swasta yang tidak dilaporkan.
c. Persentase pelayanan penderita Diabetes Mellitus sesuai
standar
Capaian Penderita diabetes mellitus yang dilayani sesuai
standar di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 sebanyak
94,5% yaitu sebanyak 30.284 orang pencerita diabetes mellitus
dilayani sesuai standar dari target sebanyak 32.055 orang
penderita DM di Provinsi Kepulauan Riau. Angka capaian ini
masih relatif rendah dibandingkan dengan target tahunan yaitu
sebesar 100%. Hal ini disebabkan karena kasus DM yang
ditatalaksana di fasyankes swasta yang belum dilaporkan.
2. Indikator Kinerja Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian PTM
Capaian indikator kinerja program/kegiatan pencegahan dan
pengendalian PTM di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 diukur
sebagai berikut:
a. Persentase desa/kelurahan yang memiliki posbindu PTM
Persentase desa dan kelurahan yang melaksanakan
posbindu PTM di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019
sebanyak 66,5%. Capaian ini melebihi target renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 yaitu sebanyak
26% dan indikator renstra nasional tahun 2019 sebesar 50%.
Hal ini didukung dengan kegiatan sosialisasi deteksi dini FR PTM
pada lintas sektor dan lintas program, pembekalan kader

63
posbindu dan pelaksanan deteksi dini FR PTM pada lokus di
kab/kota yang mempunyai masalah khusus dalam pencapaian
indikator pencegahan dan pengendalian PTM. Masalah dalam
pelaksanaan Posbindu adalah ketersediaan logistik, jumlah
kegiatan posbindu tidak berbanding lurus dengan jumlah
masyarakat yang dilakukan deteksi dini FRPTM karena peserta
posbindu adalah orang sama pada setiap kegiatan, serta
kegiatan deteksi dini FRPTM yang tidak dilaporkan/ diinput
dalam Sistem Informasi PTM.
b. Persentase penduduk > 18 tahun yang dilakukan pengukuran
tekanan darah
Persentase penduduk >18 yang dilakukan pengukuran
tekanan darah merupakan salah satu indikator renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. Capaian tahun 2019
sebesar 60% penduduk usia produktif . Perhitungan ini diambil
dari data laporan SPM PTM yaitu skrining usia produktif dimana
salah satu kriterianya adalah pengukuran tekanan darah. Angka
capaian tersebut melampaui target renstra Dinas Kesehatan
Tahun 2019 yaitu 40%.
c. Persentase puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Terpadu
(Pandu) PTM
Puskesmas yang melaksanakan Pandu PTM di Provinsi
Kepulauan Riau pada Tahun 2019 sebanyak 99,1 %, melebihi
target indikator renstra nasional sebessar 50% pada tahun 2019.
Angka capaian ini diukur secara kuantitatif dari jumlah
puskesmas yang melakukan pembinaan Posbindu diwilayah
kerjanya. Hal ini disebabkan karena pelatihan Pandu PTM
dilaksnakan pertama kali pada tahun 2019. Perhitungan secara
kualitatif untuk indikator Puskesmas yang melaksanakan Pandu
PTM mencakup jumlah SDM yang terlatih Pandu, Puskesmas
yang memiliki data Charta Prediksi serta mempunyai logistik
untuk kegiatan Pandu PTM. Perhitungan indikator Puskesmas

64
yang melaksanakan Pandu PTM secara kualitatif akan dimulai
pada Tahun 2020 sebagai evaluasi output Pelatihan Pandu
PTM.
d. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan
rujukan katarak
Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini katarak di
Provinsi Kepulauan Riau pada Tahun 2019 sebanyak 30%.
Angka capaian ini memenuhi target indikator pada tahun 2019
yaitu sebesar 30%. Capaian ini masih relatif rendah karena
sebagian puskesmas yang melakukan deteksi dini dan rujukan
katarak belum melaporkan kegiatan tersebut.
d. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan
implementasi KTR minimal di 50% sekolah.
Pada tahun 2019 jumlah kabupaten/kota yang memiliki
peraturan daerah KTR sebanyak 5 kabupaten/kota dan yang
memiliki peraturan bupati tentang KTR sebanyak 2
kabupaten/kota. Dari hasil survei implementasi KTR pada tahun
2019 sebanyak 42,9% kabupaten/kota yang sudah implementasi
KTR disekolah. Implementasi KTR di kabupaten kota masih
relatif rendah hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi
dan pengawasan pada implementasi KTR di masyarakat serta
institusi.
e. Persentase puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker
leher rahim dan kanker payudara
Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker leher
rahim dan kanker payudara di Provinsi Kepulauan Riau pada
Tahun 2019 sebanyak 70,1 %. Angka capaian ini lebih tinggi
dibandingkan dengan target nasional tahun 2019 yaitu 50%. Hal
ini didukung oleh kegiatan pelatihan pada tenaga kesehatan
disamping itu adanya partisipasi/ dukungan dari organisasi
profesi dan lintas sektor.

65
f. Persentase wanita usia 30-50 tahun yang dilakukan deteksi dini
kanker leher rahim dan kanker payudara
Persentase wanita usia 30-50 tahun yang dilakukan deteksi
dini kanker leher rahim dan kanker payudara pada tahun 2019
secara kumulatif sebanyak 19,5%. Angka capaian ini lebih besar
dari target renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
tahun 2019 yaitu sebesar 5 %. Jumlah wanita 30-50 tahun yang
melakukan skrining kanker leher rahim dan kanker payudara
pada Tahun 2019 sebanyak 10. 429 orang, ditemukan lesi
prakanker serviks sebanyak 17,5/1000 (183 orang) dan proporsi
benjolan payudara sebanyak 6,6 permil (69 orang).

g. Prevalensi Obesitas pada penduduk usia > 18 tahun


Salah satu indikator renstra Dinas Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau adalah prevalensi obesitas pada penduduk usia
> 18 tahun. Pada tahun 2019 capaian indikator ini sebanyak
28,1%, angka ini merupakan angka proporsi obesitas yang
dilaporkan melalui SI PTM. Jika dibandingkan dengan target
renstra Dinas Kesehatan Provinsi kepulauan Riau tahun 2019,
indikator ini belum berhasil dimana target pada tahun 2019
sebesar 17%.

Gambar 4.10 Dokumentasi Kegiatan PTM

66
4.8 Kesehatan Jiwa (Keswa)
Gangguan jiwa adalah kumpulan gejala dari gangguan pikiran,
gangguan perasaan dan gangguan tingkah laku yang menimbulkan
penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari (fungsi pekerjaan
dan sosial) dari orang tersebut. Orang yang mengalami gangguan jiwa
dkategorikan menjadi dua bagian yaitu orang dengan masalah
kejiwaan (ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). ODMK
adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial,
pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga
memiliki risiko mengalami gangguan jiwa, sedangkan ODGJ adalah
orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan
perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala
dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat
menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
orang sebagai manusia.
Ada empat jenis gangguan jiwa yang terbanyak di masyarakat
yaitu gangguan cemas, depresi, bipolar dan gangguan
psikotik/skizofrenia. Dari keempat jenis gangguan jiwa yang terbanyak
di masyarakat, yang termasuk kedalam jenis gangguan jiwa berat
adalah gangguan psikotik/skizofrenia, sehingga orang yang
mengalami gangguan psikotik/skizofrenia disebut dengan ODGJ
berat.
Gangguan psikotik/skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis
ketika penderitanya mengalami halusinasi, waham/delusi, dan juga
menunjukkan perubahan sikap dan perilaku yang abnormal. Faktor
risiko gangguan psikotik/skizofrenia adalah faktor biologik
(genetik/keturunan, perubahan struktur dan keseimbangan kimia
otak), faktor psikologik (tipe kepribadian, kurang dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan kehidupan) dan faktor sosial (masalah
kehidupan, kurangnya dukungan keluarga dan lingkungan).
Gangguan jiwa dapat diobati jika diketahui dan ditangani sejak awal
dengan melakukan deteksi dini gangguan jiwa pada anggota keluarga

67
dengan cara melihat perubahan sikap dan perilaku dari anggota
keluarga yang mengarah kepada prilaku abnormal dan segera dibawa
ke Psikolog atau Psikiater.
Prevalensi psikotik/skizofrenia pada penduduk semua umur di
Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2018 sebesar 0,18%, sedangkan prevalensi psikotik/skizofrenia
di Provinsi Kepulauan Riau hasil Riskesdas 2018 sebesar 0,09%.
Angka prevalensi tersebut digunakan untuk menghitung proyeksi
kasus ODGJ berat (psikotik/skizofrenia) di kabupaten/kota dan
provinsi. Adapun indikator kinerja program kesehatan jiwa di daerah
berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan di
kabupaten/kota yaitu persentase ODGJ berat yang mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar. Berikut dapat dilihat data
ODGJ berat (psikotik/skizofrenia) yang mendapatkan pelayanan
kesehatan jiwa sesuai standar di kabupaten/kota se-Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2019:
Tabel 4.1 Cakupan pelayanan kesehatan pada orang dengan
gangguan jiwa (ODGJ) berat di Kabupaten/Kota se-Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2019
No Kabupaten/Kota Sasaran/Proyeksi ODGJ ODGJ berat yang mendapatkan
Berat pelayanan kesehatan jiwa sesuai
standar
Absolut Persentase
1 Tanjungpinang 190 283 148,95
2 Batam 1239 963 77,72
3 Bintan 143 97 67,83
4 Karimun 210 224 106,67
5 Lingga 81 105 129,63
6 Natuna 70 118 168,57
7 Kepulauan Anambas 38 28 73,68
KEPRI 1.971 1.818 92,24
Sumber: Laporan bulanan SPM Kesehatan Jiwa Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2019

68
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian SPM
program kesehatan jiwa Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 yaitu
sebesar 92,24%, hasil tersebut masih belum mencapai target SPM
yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 100% atau masih ada sekitar
7,76% ODGJ berat yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar di Provinsi Kepuauan Riau tahun 2019.
Dilihat dari capaian SPM program kesehatan jiwa
Kabupaten/Kota yang sudah mencapai target 100% adalah
Kabupaten Natuna, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Lingga, dan
Kabupaten Karimun, sedangkan yang belum mencapai target SPM
masih ada tiga Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Bintan, Kabupaten
Kepulauan Anambas, dan Kota Batam, dimana masing-masing
capaian SPM program kesehatan jiwa adalah sebesar 67,83%,
73,68%, dan 77,72%.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi data SPM di
Kabupaten/Kota tahun 2019, ada beberapa faktor yang menyebabkan
tidak tercapainya SPM program kesehatan jiwa di Kabupaten/Kota
yaitu antara lain jumlah sasaran ODGJ berat dari hasil perhitungan
proyeksi menggunakan data prevalensi skizofrenia/psikotik tahun
2018 pada penduduk semua umur tidak sesuai dengan hasil
penemuan di lapangan (jumlah sasaran lebih banyak dibandingkan
dengan hasil temuan di lapangan), sehingga hasil capaian SPM tidak
mencapai target 100%.
Selain itu dikarenakan faktor anggapan dari masyarakat bahwa
anggota keluarga yang menderita ODGJ berat merupakan
aib/memalukan sehingga beberapa kasus ODGJ berat dilakukan
pemasungan/pengisolasian di tempat khusus agar tidak diketahui oleh
masyarakat setempat sehingga banyak kasus yang tidak terlaporkan.
Faktor lainnya yaitu dikarenakan keluarga tidak mau membawa
anggota keluarga yang menderita ODGJ berat berobat ke fasilitas
pelayanan kesehatan dan lebih memilih dibawa berobat ke dukun.
Kendala lainnya adalah akses ke pelayanan kesehatan yang jauh dan

69
membutuhkan biaya transportasi yang besar serta tidak adanya
pendamping dari pihak keluarga yang mempunyai waktu untuk
membawa berobat anggota keluarga yang menderita ODGJ berat.
Faktor kurangnya tenaga kesehatan terutama dokter yang
terlatih di puskesmas serta kurangnya logistik berupa ketersediaan
obat kesehatan jiwa. Minimnya jumlah kunjungan rumah penderita
ODGJ berat dari petugas kesehatan di puskesmas sehingga penderita
ODGJ berat tidak mendapatkan pemantauan untuk melihat
perkembangan status mental dan fisik dari penderita ODGJ berat.
Diharapkan dengan adanya kunjungan rumah bagi penderita ODGJ
berat oleh petugas kesehatan di puskesmas dapat diketahui
perkembangan kesehatan terutama status mental dari penderita
ODGJ berat sehingga semua penderita ODGJ berat di masing-masing
wilayah kerja puskesmas dapat dilayanai kesehatannya sesuai
standar.

Gambar 4.11 Kegiatan pelepasan pemasungan pada ODGJ berat di wilayah


kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang

70
BAB V
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PROMOSI KESEHATAN

5.1 KESEHATAN LINGKUNGAN


a. AIR MINUM
Dalam Universal Akses Menuju Sustainable Development Goals
(SDGs) memiliki salah satu indikator untuk akses air minum yang
aman, yaitu pada Goals 6 yang bertujuan menjamin ketersediaan dan
manajemen air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
Secara akses diharapkan pada tahun 2030 dapat mencapai akses
universal dan adil terhadap air minum yang aman dan terjangkau
untuk semua sedangkan secara kualitas diharapkan pada tahun
2030 dapat memperbaiki kualitas air dengan mengurangi polusi,
menghentikan pembuangan limbah, meminimalisasi produksi limbah
berbahaya, mengurangi air limbah yang tidak diolah, meningkatkan
daur ulang (recycle), dan penggunaan kembali (reuse) secara
substansial. Untuk mencapai hal tersebut khususnya terkait kualitas
air minum perlu upaya pengawasan yang kontinyu oleh pihak-pihak
yang berkompeten dalam hal pengawasan kualitas air minum.
Air minum yang layak untuk dikonsumsi adalah air yang jernih,
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan tidak mengandung
kuman patogen. Air seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan
endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Pada hakikatnya
persyaratan ini dibuat untuk mencegah terjadinya serta meluasnya
penyakit bawaan air atau water borne diseases.
Kualitas air minum yang memenuhi syarat adalah kualitas air
yang secara fisik, kimia, mikrobiologi sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum Kualitas Air Minum sedangkan untuk
pengawasan kualitas air minum dalam oleh Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana
dan Pengawasan Kualitas Air Minum, bahwa pengawasan Internal

71
dilakukan oleh penyelenggara air minum komersial dan pengawasan
Eksternal oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Hasil pengawasan kualitas air minum berdasarkan persentase
sarana air minum yang dilakukan pengawasan di provinsi kepulauan
riau dapat dilihat pada tabel 5.1 dan lampiran 72.
Tabel 5.1
Persentase Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan
Pengawasan Tahun 2020
Inspeksi Kesehatan
Jumlah Pemeriksaan
Lingkungan (IKL)
Sarana
Kabupaten/ Jumlah Dgn
No Air Jumlah Jumlah
Kota Jumlah Resiko
Minum Diambil Memenuhi %
(SAM) Di IKL Rendah +
Sampel Syarat
Sedang
1 Karimun 187 137 104 137 116 84.7
2 Bintan 279 269 152 117 114 97.4
3 Natuna 2,595 1,563 1,525 82 53 64.6
4 Lingga 221 122 88 91 69 75.8
5 Kepanambas 1,223 48 6 47 46 97.9
6 Batam 476 191 69 146 131 89.7
7 Tanjungpinang 188 185 185 183 158 86.3
Provinsi Kepri 5,169 2,515 2,129 803 687 85.6
Sumber : Dinas Kesehatan, 2019

Bedasarkan tabel 5.1 pada Tahun 2019 belum seluruh sarana


air minum dapat dilakukan pengawasan dengan melakukan inspeksi
kesehatan lingkungan dan dilakukan pengambilan sampel kualitas air
minumnya, hal ini disebabkan oleh :
1. Masih kurangnya pendanaan dari daerah sehingga kegiatan
koordinasi jejaring dan kemitraan air minum tidak dapat
dilaksanakan
2. Masih kurangnya jumlah petugas kesehatan lingkungan yang
ada di Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan dan
pengawasan sarana air minum

72
3. Masih kurangnya dukungan sarana dan prasarana untuk
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terkait penyehatan
air. Dimana daerah tidak memiliki/ menganggarkan dana untuk
melaksanakan pemeriksaan sampel ke laboratorium kesehatan
daerah. Sementara Puskesmas pun tidak memiliki alat untuk
melakukan pemeriksaan sampel air minum.
4. Letak georafis dan besarnya biaya pemeriksaan sampel di
laboratorium yang terakreditasi

b. AKSES MASYARAKAT TERHADAP FASILITAS SANITASI


YANG LAYAK
Fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) merupakan fasilitas
sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi
dengan leher angsa, tangki septik/Sistem Pengolahan Air Limbah
(SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama. Di Provinsi Kepulauan
Riau pada tahun 2019 jumlah KK yang terakses terhadap sanitasi
yang layak sebesar 546.302 KK (83,8%) dari total jumlah KK sasaran
pada tahun 2019 sebesar 652.088 KK. Data jumlah penduduk Provinsi
Kepulauan Riau yang terakses fasilitas sanitasi yang layak dapat
dilihat pada gambar 5.1 dan tabel lampiran 73

86.7 90.0
83.8
79.0 77.9 77.8 76.6

34.6

Gambar 5.1.
Akses masyarakat terhadap sanitasi yang layak di Provinsi Kepulauan
Riau

73
Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa akses masyarakat
terhadap sanitasi yang layak (jamban sehat) di Provinsi Kepulauan
Riau sebesar 83,8% dan dapat diartikan bahwa sebesar 16,2%
masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau masih belum terakses
terhadap sanitasi yang layak atau dapat diartikan masih buang air
besar sembarangan, Permasalahan yang dihadapi adalah sebagian
besar wilayah di Provinsi Kepulauan Riau merupakan wilayah lautan
sebesar 417.012,97 km2, sehingga banyak masyarakat yang tinggal
di pesisir yang tidak memiliki fasilitas sanitasi yang layak. Masyarakat
dipesisir mayoritas menggunakan jamban plengsengan dan cemplung
yang tidak memiliki tangki septik.
Faktor - faktor yang menunjang untuk meningkatkan akses
sanitasi masyrakat terhadap sanitasi yang layak antara lain :
1. Adanya percepatan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) melalui program Pamsimas dan Percepatan pencapaian
akses sanitasi melalui Peningkatan Sarana Kesling di 12
Desa/Kelurahan Stunting
2. Sosialisasi Lima Pilar STBM kepada mahasiswa poltekkes
3. Adanya Dana Dekonsentrasi untuk kegiatan (1) Orientasi STBM
5 Pilar,(2) Monitoring dan evaluasi percepatan capaian desa ODF
untuk percepatan akses sanitasi.
4. Adanya dana APBD untuk percepatan Desa/Kelurahan ODF di
Kabupaten Anambas
5. Adanya dana DAK fisik dan non - fisik untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan sanitasi total berbasis masyarakat
ditingkat provinsi, puskesmas dan kabupaten.
Faktor yang menghambat peningkatan akses sanitasi
masyarakat terhadap sanitasi yang layak meliputi:
1. Keadaan geografis Kepulauan Riau yang wilayah Kepulauan
sehingga banyak masyarakat yang tinggal di pesisir yang tidak
memiliki fasilitas sanitasi yang layak. Masyarakat dipesisir

74
mayoritas menggunakan jamban plengsengan dan cemplung
yang tidak memiliki tangki septik.
2. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas petugas kesehatan
lingkungan di Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan,
pengawasan serta percepatan akses sanitasi yang layak dan
program sanitasi total berbasis masyarakat
3. Masih kurangnya dukungan dana serta sarana dan prasarana
untuk pelaksanaan pembinaan dan pengawasan untuk
mendorong desa/kelurahan yang sudah melaksanakan STBM
agar menjadi desa/kelurahan ODF
4. Tidak aktifnya jejaring kemitraan atau pokja terkait
5. Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan
secara cepat, cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama
dan kecukupan pendampingan petugas kepada masyarakat
untuk menerapkan perilaku yang lebih sehat dalam kehidupan
sehari-hari secara berkesinambungan.
6. Masih ada masyarakat belum memahami pentingnya akses
sanitasi yang sehat

c. TEMPAT TEMPAT UMUM (TTU) YANG MEMENUHI SYARAT


KESEHATAN
Tempat Tempat Umum (TTU) merupakan tempat atau sarana
yang diselenggarakan pemerintah ataupun swasta atau perorangan
yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat. Pengawasan
terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan
lingkungan tempat-tempat umum yang bersih guna melindungi
kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit
terutama penyakit-penyakit yang medianya adalah makanan,
minuman, udara dan air di tempat tempat umum. Dengan demikian
penyehatan tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan
kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

75
TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah tempat dan
fasilitas umum minimal sarana pendidikan dan puskesmas yang
memenuhi syarat kesehatan berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan
Lingkungan sesuai standar di wilayah kab/kota dalam kurun waktu 1
tahun. TTU dinyatakan sehat apabila memenuhi persyaratan
fisiologis, psikologis, dan dapat mencegah penularan penyakit antar
pengguna, penghuni, dan masyarakat sekitarnya serta memenuhi
persyaratan dalam pencegahan terjadinya masalah kesehatan.
Sasaran untuk pengawasan tempat tempat umum berbeda
ditahun sebelumnya dimana pada tahun 2018 sasaran pengawasan
tempat tempat umum adalah sarana sarana kesehatan (rumah sakit
dan puskesmas), sarana pendidikan (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA),
dan hotel (bintang dan non - bintang) sedangkan untuk tahun 2019
sasaran untuk pengawasan adalah sarana pendidikan (SD/MI,
SLTP/MTs, SLTA/MA), sarana kesehatan (rumah sakit dan
puskesmas), tempat ibadah dan pasar.
Jumlah Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat di
Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 banyak 2507 (56%) dari
total sebesar 4.473 TTU yang ada. Kabupaten dengan jumlah
persentase TTU yang memenuhi syarat yang paling tinggi yaitu
Kabupaten Bintan dan Kabupaten dengan jumlah persentase TTU
paling rendah yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas. Gambaran
jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan dapat dilihat pada
gambar 5.2 dan lampiran tabel 75.

76
83.1
75.1

53.1 55.0 56.0


46.9 46.0
35.5

Gambar 5.2
Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan
Faktor faktor yang menunjang untuk meningkatkan capaian
dalam pengawasan antara lain :
1. Adanya dukungan sarana dan prasarana bagi puskesmas
terpilih berupa sanitarian kit sebanyak 51 unit untuk di 51
puskesmas di 7 Kabupaten Kota
2. Adanya dana dekon di tingkat provinsi melalui orientasi
pengawas internal (seluruh pelaku masyarakat sekolah SD,
SMP/sederajat)
3. Adanya kegiatan orientasi pasar sehat di Kota Tanjungpinang,
Kabupaten Bintan dan Kota Batam.
4. Adanya Pemberian Dana Alokasi Khusus untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan penyehatan TTU di Kabupaten dan
Puskesmas
5. Pelaksanaan berbagai penilaian untuk mendukung pelaksanaan
penyehatan TTU seperti sekolah sehat dan kantin sehat
Sedangkan faktor yang menjadi penyebab kegagalan atau tidak
tecapainya target adalah sebagai:
1. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas petugas kesehatan
lingkungan di Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan dan

77
pengawasan terkait penyehatan TTU serta mutasi petugas yang
terjadi di daerah.
2. Sistem pendanaan daerah yang tidak maksimal
3. Belum seluruh puskesmas memiliki sanitarian kit untuk
pemeriksaan kualitas kesling
4. Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan
secara cepat, cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama
dan kecukupan pendampingan petugas kepada masyarakat
untuk menerapkan perilaku yang lebih sehat dalam kehidupan
sehari-hari secara berkesinambungan.
5. Masih banyak sarana dan prasarana tempat tempat umum yang
belum memenuhi standar kualitas minimal dalam inspeksi
kesehatan lingkungan walaupun sudah dilakukan pembinaan
dan pengawasan, misalnya jumlah toilet tidak sebanding dengan
jumlah murid, sarana sanitasi di pasar dan lain sebagainnya

d. TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM)


Higiene sanitasi pangan merupakan unsur esensial dalam
mewujudkan keamanan makanan, karena makanan merupakan
kebutuhan manusia yang sangat mendasar dan berpengaruh
terhadap eksistensi dan ketahanan hidupnya, baik dipandang dari segi
kuantitas dan kualitasnya. Dengan meningkatnya kebutuhan manusia
terhadap makanan yang disediakan di luar rumah, maka produk -
produk makanan yang disediakan oleh perusahaan atau perorangan
yang bergerak dalam usaha penyediaan makanan untuk kepentingan
umum, haruslah terjamin kesehatan dan keselamatannya. Hal ini
hanya dapat terwujud bila ditunjang dengan keadaan higiene sanitasi
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan.
Tempat pengelolaan makanan merupakan tempat dilakukannya
pengelolaan makanan mulai dari penerimaan bahan mentah hingga
pengemasan. Pembinaan dan pengawasan terhadap higiene sanitasi

78
perlu dilakukan untuk menghindari penyakit bawaan makanan atau
yang terjadi akibat kesalahan saat penanganan makanan. Selain itu,
risiko terjadinya kontaminasi silang jauh lebih besar pada TPM karena
banyaknya hidangan yang harus dimasak atau disiapkan secara
bersamaan dan seringkali penyiapan hidangan ini dilakukan di
ruangan yang sempit.
Definisi dari TPM yang memenuhi syarat kesehatan adalah TPM
yang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi berdasarkan inspeksi
kesehatan lingkungan (IKL). TPM adalah Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM) siap saji yang terdiri dari Rumah Makan/Restoran,
Jasa Boga, Depot Air Minum, Sentra Makanan Jajanan, Kantin
Sekolah. Jumlah TPM yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak
3.552 TPM (48%) dari jumlah total TPM sebesar 7.397 TPM.
Gambaran TPM yang memenuhi syarat kesehatan padai tiap
Kabupaten Kota dapat dilihat pada gambar 5. 3, gambar 5.4 dan
lampiran 76
60

50
48
40
42.2
39.5
30

20

10

0
2017 2018 2019

Gambar 5.3
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan 3 tahun

79
88.9

54.7
45.3 48.0
42.6
37.2 37.0
28.7

Gambar 5.4
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan
Berdasarkan gambar 5.4 terjadi peningkatan capaian jumlah
TPM yang memenuhi syarat disetiap tahunnya, hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa Faktor faktor yang menunjang
keberhasilan antara lain :
1. Adanya dukungan sarana dan prasarana bagi Puskesmas
terpilih berupa sanitarian kit sebanyak 51 unit untuk di 51
Puskesmas di 7 Kabupaten Kota
2. Pemberian dana dekonsentrasi ditingkat Provinsi berupa
kegiatan Orientasi investigasi KLB Penyakit bawaan pangan
pada tahun 2019
3. Pelaksanaan rapat koordinasi dan peningkatan kapasitas
kepada petugas sanitarian dan pengelola kesehatan lingkungan
kabupaten kota untuk menyamakan persepsi dalam
mewujudkan dan mendukung pelaksanaan kegiatan penyehatan
TPM

80
4. Adanya monitoring dan evaluasi secara rutin dari Dinas
Kesehatan Provinsi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Puskesmas

81
Dokumentasi Kegiatan
a. Air minum

Inspeksi Kesehatan Lingkungan Pengambilan sampel pada


pada sarana air minum pada sarana air minum

Gambar 5.5
Air Minum

b. Akses sanitasi masyaraakat

Monitoring dan Evaluasi Program


Orientasi 5 pilar STBM
Kesehatan Lingkungan ke Puskesmas

Gambar 5.6
Akses sanitasi masyaraakat

82
c. Pengawasan TTU

Orientasi pengawas internal sekolah praktek phast pasar sehat di 3 Kabupaten


Kota

Gambar 5.7
Pengawasan TTU

d. Pengawasan TPM

Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan


Inspeksi Kesehatan Lingkungan di TPM
pengambilan sampel makanan di TPM

Gambar 5.8
Pengawasan TPM

83
5.2 PROMOSI KESEHATAN
a. POSYANDU DAN POSBINDU PTM

Jumlah Posyandu di Kepri


542
Total : 1437 Posyandu

225 185
162 137 118
68

Gambar 5.9
Jumlah Posyandu di Kepuluan Riau Tahun 2019
Posyandu merupakan salah satu UKBM yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan AKI dan AKB. Dari grafik diatas diketahui bahwa jumlah
Posyandu terbanyak (sekitar 37,7 %) berada di Kota Batam sebagai
Kota yang juga memiliki jumlah penduduk terbanyak.

Posyandu berdasarkan strata


Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2019
Pratama Madya Purnama Mandiri

15% 5%

35%
45%

Gambar 5.10
Posyandu berdasarkan strata Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

84
Posyandu aktif adalah posyandu yang mampu melaksanakan
kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil, ibu nifas,
bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan
diare) dengan cakupan masing-masing minimal 50% dan melakukan
kegiatan tambahan. Atas dasar indikator tersebut, ditentukanlah
tingkat kemandirian Posyandu kedalam 4 tingkatan yaitu : Posyandu
Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, Posyandu Mandiri.
Dapat disimpulkan bahwa Posyandu aktif adalah posyandu yang
berada di tingkatan Purnama dan Mandiri.
Di tahun 2019, 45 % dari Posyandu di Provinsi Kepulauan Riau
berada di strata Purnama, dan 15 % berada di strata mandiri.
Sehingga kurang lebih 60 % Posyandu di Provinsi Kepulauan Riau
menjadi Posyandu aktif. 40 % dari Posyandu lainnya memerlukan
pembinaan dan penguatan dari semua pihak khususnya Pokjanal
Posyandu agar dapat berkembang menjadi Posyandu Aktif.
Dari 7 Kabupaten Kota, yang memiliki persentase Posyandu aktif
terbanyak adalah Kabupaten Bintan, dengan 100 % Posyandu aktif,
sedangkan 3 Kabupaten yang memerlukan perhatian lebih adalah
Kabupaten Lingga (28,1%), Kabupaten Kepulauan Anambas (41,2%)
dan Kabupaten Natuna (16,9%).

Persentase Posyandu Aktif


Tahun 2017 - 2019
61
60 59.92
Persentase Posyandu Aktif

59
58
57
56
55
54 54.05 54.09
53
52
51

Gambar 5.11
Persentase Posyandu Aktif Tahun 2017 – 2019

85
Dari grafik diatas diketahui bahwa terjadi peningkatan
persentase posyandu aktif sejak tahun 2017. Adapun Analisis
peningkatan capaian ini sebagai berikut :
a. Adanya upaya peningkatan koordinasi antar Kelompok Kerja
Operasional Posyandu di tingkat Provinsi Kepulauan Riau dan
Tingkat Kabupaten/Kota.
b. Dilaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas / workshop terkait
Posyandu sehingga dapat merefresh kembali pengetahuan para
kader, para Pembina di tingkat Provinsi, Kab/Kota serta
Puskesmas agar memiliki pemahaman yang sama tentang strata
posyandu.
c. Adanya komitmen dari Kabupaten/Kota untuk mengaktifkan
kembali Posyandu diwilayahnya.

b. DANA DESA UNTUK KESEHATAN


Salah satu sasaran strategis Kementerian Kesehatan yang
tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun
2015 - 2019 adalah meningkatnya pembiayaan kegiatan promotif dan
preventif dan meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah mendorong pemanfaatan dana
desa untuk mendukung pembangunan kesehatan. Dana desa adalah
dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang
ditransfer melalui APBD Kab/Kota dan digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
Persentase desa yang difasilitasi oleh Puskesmas untuk
memanfaatkan dana desa untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM). Fasilitasi yang dilakukan Puskesmas adalah
advokasi kepada pengambil keputusan (kepala desa dan tokoh
masyarakat); pendamping proses perencanaan; dan monitoring
pelaksanaan kegiatan untuk UKBM yang bersumber dari dana desa.
Kegiatan fasilitasi Puskesmas didanai melalui BOK/DAK Non Fisik
maupun sumber lain yang sah di Puskesmas

86
Persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk
kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2017 - 2019

250
200
150
100
50
0
2017 2018 2019
Target 30 40 50
Capaian 18 88 93.82
persentase kinerja 60 220 187.64

Gambar 5.12
Persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk
kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017 – 2019
Capaian Indikator Persentase desa yang mengalokasikan dana
desa untuk UKBM sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
mengalami kenaikan. Terget indikator ini memiliki kenaikan target
capaiannya setiap tahun sebesar 10%. Tahun 2017 target capaian
sebesar 30 % hingga tahun 2019 menjadi 50 %.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa di tahun 2017, indikator
ini tidak mencapai target yang ditetapkan secara nasional. Persentase
kinerja di tahun 2017 sebesar 60 %, namun di tahun 2018 telah
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan kenaikan
sebesar 70 % menjadi 88 %. Di tahun 2019 meningkat kembali
menjadi 93,82 % sehingga dapat diartikan bahwa 258 desa dari 275
desa di seluruh Provinsi Kepulauan Riau telah mengalokasikan dana
desa untuk kesehatan dan UKBM.
Analisis Penyebab Keberhasilan Program : program ini dapat
mencapai target yang ditetapkan secara nasional disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya :
- Kementerian Desa PDTT telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Desa PDTT setiap tahunnya tentang Penetapan Prioritas

87
Penggunaan Dana Desa yang menjadi acuan bagi pemerintah
desa dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai oleh dana
desa yang didalamnya telah menegaskan kembali menu - menu
prioritas bagi kesehatan masyarakat desa baik dari bidang
pembangunan maupun dari pemberdayaan masyarakat
- Adanya pembinaan dari pusat serta respon yang cepat dari
Kabupaten/Kota dalam mengupayakan pencapaian indikator ini
- Adanya koordinasi dan dukungan yang semakin kuat dari lintas
sektor khususnya dinas PMD dan Tenaga Ahli Pendamping
Desa dan Pendamping Lokal Desa sehingga mempermudah
pengambilan data yang dibutuhkan.
Upaya - upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan
persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) antara lain :
- Penguatan Koordinasi dalam Pemanfaatan Dana Desa untuk
UKBM di tingkat Provinsi
- Fasiltasi dan Pembinaan Teknis Penguatan UKBM di Kab/Kota
- Melaksanakan advokasi untuk mendorong kebijakan prioritas
pemanfaatan dana desa untuk kesehatan kepada Dinas
Kesehatan Kab/Kota, Lintas Sektor, Camat dan Kepala Desa
- Pengumpulan data dari pendamping di tingkat desa untuk
menjamin keakuratan data

88
DOKUMENTASI PELAKSANAAN POSYANDU AKTIF

1. Kegiatan senam lansia sebagai salah satu program tambahan di


Posyandu

Gambar 5.13
Kegiatan senam lansia sebagai salah satu program tambahan di
Posyandu
Kegiatan senam lansia di salah satu desa di Kabupaten Bintan,
dilaksanakan secara rutin di masing-masing posyandu setiap 1 bulan sekali
minggu ke dua. Dengan instruktur senamnya dari kader posyandu itu
sendiri.

89
2. Pelaksanaan pengukuran panjang bayi di Posyandu Nusa Indah
Kelurahan Kapling Kecamatan Tebing Kabupaten karimun.

Gambar 5.14
Pelaksanaan pengukuran panjang bayi di Posyandu Nusa Indah
Kelurahan Kapling Kecamatan Tebing Kabupaten karimun

3. Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu

Gambar 5.15
Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu

90
Kegiatan ini merupakan kegiatan di bidang pemberdayaan
masyarakat dengan tujuan agar kader posyandu dapat memahami tugas,
fungsi dan peran kader, serta mampu mempersiapkan administrasi
posyandu dengan benar.

DOKUMENTASI PEMANFAATAN DANA DESA DI BIDANG KESEHATAN

1. Gedung Polindes di Desa Numbing Kabupaten Bintan

Gambar 5.16
Gedung Polindes di Desa Numbing Kabupaten Bintan
Gedung Polindes ini dibangun dengan menggunakan anggaran
Dana Desa tahun 2016. Sebelumnya Masyarakat di wilayah Dusun Gin
Kecil ini jika ingin berobat harus menyebrang ke Dusun Gin Besar
dikarenakan tidak adanya fasilitas untuk berobat, karena puskesmas hanya
terletak di Dusun Gin Besar. Dengan dibangunnya Polindes masyarakat
terbantu dan lebih mudah jika ingin berobat.

91
2. Gedung Posyandu

Gambar 5.17
Gedung Posyandu

Gedung Posyandu ini dibangun dengan menggunakan anggaran


Dana Desa tahun 2017. Masyarakat di wilayah Dusun Gin Kecil sebelum
dibangun posyandu mawar ini untuk kegiatan posyandunya masih
bergabung dengan posyandu melati yang terletak di Dusun Gin Besar.
Dengan dibangunnya gedung posyandu ini masyarakat yang sebelumnya
jarang membawa balita ke posyandu, sekarang sudah lebih aktif ke
posyandu karena fasilitas posyandu sudah ada di dusun mereka (Sumber
Desa Numbing, Kab. Bintan)

3. Alat deteksi PTM yang dibeli menggunakan dana desa

Gambar 5.18
Alat deteksi PTM yang dibeli menggunakan dana desa

92
Pemberian peralatan ini ditujukan untuk kegiatan posyandu lansia,
agar para lansia dapat memeriksa kesehatannya (tensi, kolestrol, asam
urat, dan gula darah) secara gratis di Posyandu.

93
Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan terampil (Susenas)
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
2
1 Luas Wilayah 1,257,005 Km Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 416 Desa/Kelurahan Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 128,344 122,167 250,511 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4.0 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 1.8 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 44.0 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 105.1 Tabel 2
8 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
b. SMA/ MA 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
f. S1/Diploma IV 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3

II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 2 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 39 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 4 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 9 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 50 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 25 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 27 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 93.9 % Tabel 6

II.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


18 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 96.8 126.3 111.3 % Tabel 5
19 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 1.6 2.7 2.1 % Tabel 5
20 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 29.4 22.6 25.8 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
21 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 15.4 12.1 13.6 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
22 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 20.2 % Tabel 8
23 Bed Turn Over (BTO) di RS 44.5 Kali Tabel 8
24 Turn of Interval (TOI) di RS 6.5 Hari Tabel 8
25 Average Length of Stay (ALOS) di RS 1.0 Hari Tabel 8
26 Puskesmas dengan ketersediaan obat vaksin & essensial #DIV/0! % Tabel 9

II.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)


27 Jumlah Posyandu 1,437 Posyandu Tabel 10
28 Posyandu Aktif 59.9 % Tabel 10
29 Rasio posyandu per 100 balita 0.7 per 100 balita Tabel 10
30 Posbindu PTM 539 Posbindu PTM Tabel 10

III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN


31 Jumlah Dokter Spesialis 466 204 670 Orang Tabel 11
32 Jumlah Dokter Umum 308 583 891 Orang Tabel 11
33 Rasio Dokter (spesialis+umum) 30 per 100.000 penduduk Tabel 11
34 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 68 161 229 Orang Tabel 11
35 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 10 per 100.000 penduduk Tabel 11
36 Jumlah Bidan 2,219 Orang Tabel 12
37 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 99 per 100.000 penduduk Tabel 12
38 Jumlah Perawat 1,064 3,236 4,300 Orang Tabel 12
39 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 192 per 100.000 penduduk Tabel 12
40 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat 154 462 616 Orang Tabel 13
41 Jumlah Tenaga Sanitasi 355 129 484 Orang Tabel 13
42 Jumlah Tenaga Gizi 20 287 307 Orang Tabel 13
43 Jumlah Tenaga Kefarmasian 189 627 816 Orang Tabel 15

IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 73.2 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 93.8 % Tabel 18
46 Total anggaran kesehatan Rp217,916,367,829 Rp Tabel 19
47 APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota #DIV/0! % Tabel 19
48 Anggaran kesehatan perkapita Rp89,906,383,280 Rp Tabel 19

V KESEHATAN KELUARGA
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 21,279 20,428 41,707 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5.5 4.7 5.1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
51 Jumlah Kematian Ibu 41 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 98.3 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97.3 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 91.5 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 45.6 % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 90.0 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 92.4 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 91.0 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 88.3 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 91.9 % Tabel 23
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
61 Penanganan komplikasi kebidanan 74.2 % Tabel 30
62 Peserta KB Aktif 78.3 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan 43.1 % Tabel 29

V.2 Kesehatan Anak


64 Jumlah Kematian Neonatal 122 93 215 neonatal Tabel 31
65 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 5.7 4.6 5.2 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
66 Jumlah Bayi Mati 162 116 278 bayi Tabel 31
67 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 7.6 5.7 6.7 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
68 Jumlah Balita Mati 177 126 303 Balita Tabel 31
69 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 8.3 6.2 7.3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
70 Penanganan komplikasi Neonatal 45.7 46.0 45.9 % Tabel 30
71 Bayi baru lahir ditimbang 94.8 96.6 95.7 % Tabel 33
72 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 2.4 2.4 2.4 % Tabel 33
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99.8 99.6 99.7 % Tabel 34
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 94.6 94.5 94.6 % Tabel 34
75 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 56.5 % Tabel 35
76 Pelayanan kesehatan bayi 91.5 92.9 92.2 % Tabel 36
77 Desa/Kelurahan UCI 86.3 % Tabel 37
78 Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi 92.9 95.3 94.1 % Tabel 39
79 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 92.8 95.2 94.0 % Tabel 39
80 Bayi Mendapat Vitamin A 88.7 % Tabel 41
81 Anak Balita Mendapat Vitamin A 77.9 % Tabel 41
82 Pelayanan kesehatan balita 66.1 66.9 66.5 % Tabel 42
83 Balita ditimbang (D/S) 59.4 60.7 60.1 % Tabel 43
84 Balita gizi kurang (BB/umur) 2.7 % Tabel 44
85 Balita pendek (TB/umur) 5.1 % Tabel 44
86 Balita kurus (BB/TB) 1.7 Tabel 44
87 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI 59.5 % Tabel 45
88 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 7 SMP/MTs 88.9 %
Tabel 45
89 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA 83.8 %
Tabel 45
90 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 61.8 % Tabel 45

V.3 Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut


91 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 61.8 71.1 66.4 % Tabel 48
92 Pelayanan Kesehatan Usila (60+ tahun) 61.7 76.3 68.9 % Tabel 49

VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar 99.83 % Tabel 51
94 CNR seluruh kasus TBC 313 per 100.000 penduduk Tabel 51
95 Case detection rate TBC 64.75 % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 75.58 % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 57.6 59.4 58.3 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 54.1 60.3 56.7 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua
kasus TBC 86.8 90.1 88.2 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 3.3 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 27.5 % Tabel 53
102 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar pneumonia
min 60% 0.8 % Tabel 53
103 Jumlah Kasus HIV 1,173 577 1,750 Kasus Tabel 54
104 Jumlah Kasus Baru AIDS 179 78 257 Kasus Tabel 55
105 Jumlah Kematian akibat AIDS 251 158 409 Jiwa Tabel 55
106 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 32.1 % Tabel 56
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 49.2 % Tabel 56
108 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 27 22 49 Kasus Tabel 57
109 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 2 2 2 per 100.000 penduduk Tabel 57
110 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 16.3 % Tabel 58
111 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 100.0 % Tabel 58
112 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 6.1 % Tabel 58
113 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 12.0 per 100.000 penduduk Tabel 58
114 Angka Prevalensi Kusta 2.0 per 10.000 Penduduk Tabel 59
115 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 80.0 75.0 76.9 % Tabel 60
116 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 69.8 56.0 64.7 % Tabel 60

VI.2 Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan


Imunisasi
117 AFP Rate (non polio) < 15 tahun 2.3 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 61
118 Jumlah kasus difteri 0 0 0 Kasus Tabel 62
119 Case fatality rate difteri #DIV/0! % Tabel 62
120 Jumlah kasus pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 62
121 Jumlah kasus tetanus neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 62
122 Case fatality rate tetanus neonatorum #DIV/0! % Tabel 62
123 Jumlah kasus hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 62
124 Jumlah kasus suspek campak 15 9 24 Kasus Tabel 62
125 Insiden rate suspek campak 6.0 3.6 9.6 per 100.000 penduduk Tabel 62
126 KLB ditangani < 24 jam 100.0 % Tabel 63

VI.3 Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik


127 Angka kesakitan (incidence rate) DBD 45.5 38.1 83.6 per 100.000 penduduk Tabel 65
128 Angka kematian (case fatality rate) DBD 0.6 0.6 0.6 % Tabel 65
129 Angka kesakitan malaria (annual parasit incidence ) 0.0 0.0 0.1 per 1.000 penduduk Tabel 66
130 Konfirmasi laboratorium pada suspek malaria 131.6 % Tabel 66
131 Pengobatan standar kasus malaria positif 100.0 % Tabel 66
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
132 Case fatality rate malaria 0.0 0.0 0.0 % Tabel 66
133 Penderita kronis filariasis 52 30 82 Kasus Tabel 67

VI.4 Pengendalian Penyakit Tidak Menular


135 Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan 25.0 35.3 30.1 % Tabel 68
136 Penyandang DM mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar 98.3 % Tabel 69
138 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 5.4 % perempuan usia 30-50 tahun Tabel 70
139 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 1.7 % Tabel 70
140 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0.6 % Tabel 70
141 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat 83.8 % Tabel 71

VIIKESEHATAN LINGKUNGAN
142 Sarana air minum dengan risiko rendah dan sedang 84.7 % Tabel 72
143 Sarana air minum memenuhi syarat 85.6 % Tabel 72
144 KK dengan akses terhadap sanitasi yang layak (jamban 83.8
sehat) % Tabel 73
145 Desa STBM 2.2 % Tabel 74
146 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 56.0 % Tabel 75
147 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan 48.0 % Tabel 76
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
2 DESA KELURAHAN PENDUDUK 2
(km ) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Karimun 1524 42 29 71 250511 78907 3.2 164.4
2 Bintan 1946.1 36 15 51 155456 47022 3.3 79.9
3 Natuna 2001 70 6 76 81952 21361 3.8 40.9
4 Lingga 211830 75 7 82 104094 32042 3.2 0.5
5 Kepulauan Anambas 634 52 2 54 46990 13508 3.5 74.1
6 Batam 1038830 0 64 64 1376009 305782 4.5 1.3
7 Tanjungpinang 240 0 18 18 227185 68656 3.3 948.6

JUMLAH (PROVINSI) 1257005 275 141 416 2242197 567278 4 2

Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2019


- sumber lain…... (sebutkan)
TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JUMLAH PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6 7

1 0-4 9,699 8,982 18,681 108.0


2 5-9 12,003 10,917 22,920 109.9
3 10 - 14 10,328 9,593 19,921 107.7
4 15 - 19 9,185 9,181 18,366 100.0
5 20 - 24 10,935 10,150 21,085 107.7
6 25 - 29 10,392 9,693 20,085 107.2
7 30 - 34 9,955 9,807 19,762 101.5
8 35 - 39 10,936 11,206 22,142 97.6
KARIMUN
9 40 - 44 10,459 10,319 20,778 101.4
10 45 - 49 9,135 8,116 17,251 112.6
11 50 - 54 7,203 6,638 13,841 108.5
12 55 - 59 6,131 5,482 11,613 111.8
13 60 - 64 4,525 4,505 9,030 100.4
14 65 - 69 3,270 3,128 6,398 104.5
15 70 - 74 1,817 2,011 3,828 90.4
16 75+ 2,371 2,439 4,810 97.2

KABUPATEN/KOTA 128,344 122,167 250,511 105.1


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 44

1 0-4 5,891 5,615 11,506 104.9


2 5-9 7,720 7,050 14,770 109.5
3 10 - 14 7,479 6,989 14,468 107.0
4 15 - 19 5,963 5,688 11,651 104.8
5 20 - 24 6,199 5,882 12,081 105.4
6 25 - 29 6,035 5,869 11,904 102.8
7 30 - 34 6,184 6,436 12,620 96.1
8 BINTAN 35 - 39 7,434 7,926 15,360 93.8
9 40 - 44 7,145 6,952 14,097 102.8
10 45 - 49 6,092 5,107 11,199 119.3
11 50 - 54 4,601 3,762 8,363 122.3
12 55 - 59 3,392 2,877 6,269 117.9
13 60 - 64 2,197 2,083 4,280 105.5
14 65 - 69 1,424 1,442 2,866 98.8
15 70 - 74 941 894 1,835 105.3
16 75+ 1,183 1,004 2,187 117.8

KABUPATEN/KOTA 79,880 75,576 155,456 105.7


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 44
JUMLAH PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6 7

1 0-4 2554 2412 4966 106


2 5-9 4083 3955 8038 103
3 10 - 14 4218 4046 8264 104
4 15 - 19 4060 3839 7899 106
5 20 - 24 3396 3311 6707 103
6 25 - 29 3126 2928 6054 107
7 30 - 34 3074 3163 6237 97
8 35 - 39 3549 3494 7043 102
NATUNA
9 40 - 44 3366 3142 6508 107
10 45 - 49 2872 2503 5375 115
11 50 - 54 2220 1984 4204 112
12 55 - 59 1737 1679 3416 103
13 60 - 64 1377 1312 2689 105
14 65 - 69 979 894 1873 110
15 70 - 74 603 633 1236 95
16 75+ 696 747 1443 93

KABUPATEN/KOTA 41910 40042 81952 105


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 46

1 0-4 3857 3453 7310 112


2 5-9 4573 4245 8818 108
3 10 - 14 4725 4315 9040 110
4 15 - 19 4757 4685 9442 102
5 20 - 24 3993 3750 7743 106
6 25 - 29 3836 3559 7395 108
7 30 - 34 4308 4059 8367 106
8 35 - 39 4855 4399 9254 110
LINGGA
9 40 - 44 4199 3815 8014 110
10 45 - 49 3717 3234 6951 115
11 50 - 54 2885 2704 5589 107
12 55 - 59 2571 2426 4997 106
13 60 - 64 2019 2094 4113 96
14 65 - 69 1584 1522 3106 104
15 70 - 74 849 909 1758 93
16 75+ 0 #DIV/0!

KABUPATEN/KOTA 52728 49169 101897 107.2


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 41.8
JUMLAH PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6 7

1 0-4 2,033 1,836 3,869 110.7


2 5-9 2,212 2,243 4,455 98.6
3 10 - 14 2,362 2,242 4,604 105.4
4 15 - 19 2,241 2,210 4,451 101.4
5 20 - 24 1,971 1,832 3,803 107.6
6 25 - 29 1,877 1,877 3,754 100.0
7 30 - 34 2,087 1,928 4,015 108.2
8 KEPULAUAN 35 - 39 2,075 1,913 3,988 108.5
9 ANAMBAS 40 - 44 1,819 1,710 3,529 106.4
10 45 - 49 1,680 1,357 3,037 123.8
11 50 - 54 1,174 1,012 2,186 116.0
12 55 - 59 972 925 1,897 105.1
13 60 - 64 711 678 1,389 104.9
14 65 - 69 422 419 841 100.7
15 70 - 74 253 291 544 86.9
16 75+ 282 346 628 81.5

KABUPATEN/KOTA 24,171 22,819 46,990 105.9


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 47

1 0-4 76,695 74,308 151,003 103.2


2 5-9 73,396 70,694 144,090 103.8
3 10 - 14 60,117 56,971 117,088 105.5
4 15 - 19 51,308 53,929 105,237 95.1
5 20 - 24 50,776 54,419 105,195 93.3
6 25 - 29 60,762 66,625 127,387 91.2
7 30 - 34 77,904 81,266 159,170 95.9
8 35 - 39 79,049 76,096 155,145 103.9
BATAM
9 40 - 44 66,110 56,160 122,270 117.7
10 45 - 49 43,698 33,237 76,935 131.5
11 50 - 54 26,842 19,429 46,271 138.2
12 55 - 59 15,896 12,907 28,803 123.2
13 60 - 64 9,466 8,562 18,028 110.6
14 65 - 69 4,836 5,044 9,880 95.9
15 70 - 74 2,508 2,884 5,392 87.0
16 75+ 1,877 2,238 4,115 83.9

KABUPATEN/KOTA 701,240 674,769 1,376,009 103.9


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 46
JUMLAH PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6 7

1 0-4 6,756 6,352 13,108 106.4


2 5-9 10,689 9,915 20,604 107.8
3 10 - 14 10,853 10,158 21,011 106.8
4 15 - 19 10,326 9,822 20,148 105.1
5 20 - 24 9,295 8,868 18,163 104.8
6 25 - 29 8,885 8,691 17,576 102.2
7 30 - 34 8,116 8,537 16,653 95.1
8 35 - 39 9,676 10,274 19,950 94.2
TANJUNGPINANG
9 40 - 44 9,738 10,040 19,778 97.0
10 45 - 49 8,248 8,282 16,530 99.6
11 50 - 54 6,898 6,383 13,281 108.1
12 55 - 59 5,262 5,180 10,442 101.6
13 60 - 64 4,047 3,872 7,919 104.5
14 65 - 69 2,596 2,729 5,325 95.1
15 70 - 74 1,458 1,641 3,099 88.8
16 75+ 1,739 1,859 3,598 93.5

KABUPATEN/KOTA 114,582 112,603 227,185 101.8


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 42

1 0-4 107,485 102,958 210,443 104.4


2 5-9 114,676 109,019 223,695 105.2
3 10 - 14 100,082 94,314 194,396 106.1
4 15 - 19 87,840 89,354 177,194 98.3
5 20 - 24 86,565 88,212 174,777 98.1
6 25 - 29 94,913 99,242 194,155 95.6
7 30 - 34 111,628 115,196 226,824 96.9
8 35 - 39 117,574 115,308 232,882 102.0
PROVINSI
9 40 - 44 102,836 92,138 194,974 111.6
10 45 - 49 75,442 61,836 137,278 122.0
11 50 - 54 51,823 41,912 93,735 123.6
12 55 - 59 35,961 31,476 67,437 114.2
13 60 - 64 24,342 23,106 47,448 105.3
14 65 - 69 15,111 15,178 30,289 99.6
15 70 - 74 8,429 9,263 17,692 91.0
16 75+ 8,148 8,633 16,781 94.4

PROVINSI 1,142,855 1,097,145 2,240,000 104.2


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 45

Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2019


- Sumber lain…... (sebutkan)
TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF


DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8

KARIMUN

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 83,993 81,604 165,597

2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.0 0.0 0.0
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 0.0 0.0 0.0


b. SD/MI 0 0.0 0.0 0.0
c. SMP/ MTs 0 0.0 0.0 0.0
d. SMA/ MA 0 0.0 0.0 0.0
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0.0 0.0 0.0
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 0.0 0.0 0.0
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 0.0 0.0 0.0
h. S1/DIPLOMA IV 0 0.0 0.0 0.0
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0.0 0.0 0.0
BINTAN
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 58,790 55,922 114,712
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.0 0.0 0.0
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 13,989 13,132 27,121 23.8 23.5 23.6
b. SD/MI 11,673 11,023 22,696 19.9 19.7 19.8
c. SMP/ MTs 9,514 8,641 18,155 16.2 15.5 15.8
d. SMA/ MA 17,878 16,317 34,195 30.4 29.2 29.8
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 376 588 964 0.6 1.1 0.8
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 916 1,256 2,172 1.6 2.2 1.9
g. AKADEMI/DIPLOMA III 1,957 2,336 4,293 3.3 4.2 3.7
h. S1/DIPLOMA IV 73 48 121 0.1 0.1 0.1
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 7 6 13 0.0 0.0 0.0
NATUNA
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 31,055 29,629 60,684
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 23,710 22,454 46,164 76.3 75.8 76.1
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 8,871 8,526 17,397 28.6 28.8 28.7
b. SD/MI 8,559 8,856 17,415 27.6 29.9 28.7
c. SMP/ MTs 4,695 4,490 9,185 15.1 15.2 15.1
d. SMA/ MA 7,793 6,164 13,957 25.1 20.8 23.0
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0 0.0 0.0 0.0
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 260 305 565 0.8 1.0 0.9
g. AKADEMI/DIPLOMA III 430 745 1,175 1.4 2.5 1.9
h. S1/DIPLOMA IV 1,870 1,865 3,735 6.0 6.3 6.2
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 103 29 132 0.3 0.1 0.2
LINGGA

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 39573 37156 76729


2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0 0 0 0 0
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 2406 2090 4496 6.1 5.6 5.9


b. SD/MI 12834 12076 24910 32.4 32.5 32.5
c. SMP/ MTs 5044 4138 9182 12.7 11.1 12.0
d. SMA/ MA 6374 4992 11366 16.1 13.4 14.8
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0 0.0 0.0 0.0
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 321 390 711 0.8 1.0 0.9
g. AKADEMI/DIPLOMA III 373 605 978 0.9 1.6 1.3
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8

h. S1/DIPLOMA IV 1443 1629 3072 3.6 4.4 4.0


i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 54 26 80 0.1 0.1 0.1
ANAMBAS
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 388948 364448 753396
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.0 0.0 0.0
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 5,061 0.0 0.0 0.7
b. SD/MI 13,743 0.0 0.0 1.8
c. SMP/ MTs 3,711 0.0 0.0 0.5
d. SMA/ MA 5,538 0.0 0.0 0.7
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0.0 0.0 0.0
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 316 0.0 0.0 0.0
g. AKADEMI/DIPLOMA III 604 0.0 0.0 0.1
h. S1/DIPLOMA IV 2,015 0.0 0.0 0.3
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 72 0.0 0.0 0.0
BATAM
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 491,032 472,796 963,828
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.0 0.0 0.0
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 237,386 226,537 463,923 48.3 47.9 48.1
b. SD/MI 42,199 40,087 82,286 8.6 8.5 8.5
c. SMP/ MTs 49,076 45,018 94,094 10.0 9.5 9.8
d. SMA/ MA 201,839 197,200
399,039 41.1 41.7 41.4
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 1,611 197,200 198,811 0.3 41.7 20.6
g. AKADEMI/DIPLOMA III 9,214 2,468 11,682 1.9 0.5 1.2
h. S1/DIPLOMA IV 21,786 10,950 32,736 4.4 2.3 3.4
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 1,138 652 1,790 0.2 0.1 0.2
TANJUNGPINANG
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 86,284 86,178 172,462
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.0 0.0 0.0
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 0.0 0.0 0.0
b. SD/MI 0 0.0 0.0 0.0
c. SMP/ MTs 0 0.0 0.0 0.0
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
d. SMA/ MA 0 0.0 0.0 0.0
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0.0 0.0 0.0
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 0.0 0.0 0.0
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 0.0 0.0 0.0
h. S1/DIPLOMA IV 0 0.0 0.0 0.0
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0.0 0.0 0.0
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 475,664 481,668 957,332
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.0 0.0 0.0
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 262,652 250,285 512,937 55.2 52.0 53.6
b. SD/MI 75,265 72,042 147,307 15.8 15.0 15.4
c. SMP/ MTs 68,329 62,287 130,616 14.4 12.9 13.6
d. SMA/ MA 233,884 224,673 458,557 49.2 46.6 47.9
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 376 588 964 0.1 0.1 0.1
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 3,108 199,151 202,259 0.7 41.3 21.1
g. AKADEMI/DIPLOMA III 11,974 6,154 18,128 2.5 1.3 1.9
h. S1/DIPLOMA IV 25,172 14,492 39,664 5.3 3.0 4.1
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 1,302 713 2,015 0.3 0.1 0.2

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2019


PEMILIKAN/PENGELOLA

NO FASILITAS KESEHATAN KARIMUN

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH


1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 2
2 RUMAH SAKIT KHUSUS -
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 4 4
- JUMLAH TEMPAT TIDUR -
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 9 9
3 PUSKESMAS KELILING 50 50
4 PUSKESMAS PEMBANTU 25 25
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 1 1
2 KLINIK PRATAMA 2 2 8 12
3 KLINIK UTAMA 4 4
4 BALAI PENGOBATAN 1 4 10 15
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 4
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 12 12
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 10 10
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 39 39
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 195 195
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 1 1
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 1
12 LABORATORIUM KESEHATAN -
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI -
6 APOTEK 27 27
7 APOTEK PRB -
8 TOKO OBAT -
9 TOKO ALKES -

Sumber: ……................ (sebutkan)


PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA

BINTAN NATUNA
PEM.KAB/K
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH KEMENKES PEM.PROV TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
OTA
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

0 1 1 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

0 0 5 0 0 0 5 0 0 9 0 0 0 9
0 0 0 27 0 0 0 27
0 0 10 0 0 0 10 0 0 5 0 0 0 5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 3
0 0 23 0 0 0 23 0 0 15 0 0 0 15

1 1 0 0 0 0 0 1 1
0 0 1 2 1 8 12 0 0 0 0 3 1 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 10 10 0 0 0 0 0 3 3
0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 3
0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 17 17 0 0 0 0 0 8 8
0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 18 18 0 0 0 0 0 8 8
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA

LINGGA KEPULAUAN ANAMBAS


PEM.KAB/K
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH KEMENKES PEM.PROV TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
OTA
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

2 2 3 3
0 0 0

5 5 5 5
19 19 53 53
6 6 2 2
5 5 10 10
32 32 38 38

1 1 0
2 3 5 3 3
0 0
0 0
1 1 2 2
11 11 4 4
4 4 2 2
2 2 0
34 34 0
0 0
0 0
3 3 0

0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
10 10 6 6
0 0
4 4 0
0 0
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA

BATAM TANJUNGPINANG
PEM.KAB/K
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH KEMENKES PEM.PROV TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
OTA
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51

0 0 2 1 0 12 15 0 1 1 1 0 0 3
0 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1
133 133 0 0
0 6 6
0 0 0
61 61 11 11

4 4 0
11 158 169 2 1 0 4 6 29 42
16 16 3 3
0 0
0 0
3 3 0
0 0
0 0
5 5 0
0 0
0 1 1 2
0 2 2

0 -
0 -
0 -
8 8 -
2 30 32 -
46 120 166 2 2
16 16 62 62
185 185 45 45
2 2 -
PEMILIKAN/PENGELOLA

PROVINSI
PEM.KAB/K
KEMENKES PEM.PROV TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
OTA
52 53 54 55 56 57 58

0 2 11 2 0 13 28
0 0 0 1 0 4 5

0 0 34 0 0 0 34
0 0 100 0 0 0 100
0 0 171 0 0 0 171
0 0 68 0 0 0 68
0 0 144 0 0 0 144

0 0 1 0 0 7 8
2 1 12 10 12 210 247
0 0 0 0 0 23 23
0 0 0 1 4 10 15
0 0 0 0 0 7 7
0 0 0 0 0 43 43
0 0 0 0 0 20 20
0 0 0 0 0 42 42
0 0 0 0 0 237 237
0 0 1 0 0 1 2
0 2 3 0 0 0 5
0 0 0 0 0 5 5

0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 8 0 8
0 0 0 2 30 0 32
27 0 0 46 120 43 236
0 0 0 16 0 65 81
0 0 0 0 185 75 260
0 0 0 0 2 0 2
TABEL 5

JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
JUMLAH KUNJUNGAN 1,106,785 1,386,216 2,493,001 18,248 29,231 47,479 2,594 2,054 4,648
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 1,142,855 1,097,145 2,240,000 1,142,855 1,097,145 2,240,000
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 96.8 126.3 111.3 1.6 2.7 2.1
A Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
1 Puskesmas
- Karimun 79516 99322 178838 1120 1084 2204 242 144 386
- Bintan 0 0 0
- Natuna 33145 47889 81034 191 337 528 788 740 1,528
- Lingga 0 0 0
- Kepulauan Anambas 19522 25060 44582 530 653 1183 194 161 355
- Batam 184,290 263,404 447,694 272 923 1195 638 637 1,275
- Tanjungpinang 0
2 Klinik Pratama
- Karimun 0 0 0
- Bintan 0 0 0
- Natuna 0 0 0
- Lingga 0 0 0
- Kepulauan Anambas 0 0 0
- Batam 175,906 171,805 347,711 1 481 482 19 8 27
- Tanjungpinang 0 0 0
3 Praktik Mandiri Dokter
- Karimun 0 0 0
- Bintan 0 0 0
- Natuna 0 0 0
- Lingga 0 0 0
- Kepulauan Anambas 0 0 0
- Batam 4,185 4,363 8,548 0 0 0 0
- Tanjungpinang 0 0 0
4 Praktik Mandiri Dokter Gigi
- Karimun 0 0 0
- Bintan 0 0 0
- Natuna 0 0 0
- Lingga 0 0 0
- Kepulauan Anambas 0 0 0
- Batam 351 251 602 0 0 0 0
- Tanjungpinang 0 0 0
5 Praktik Mandiri Bidan
- Karimun 0 0 0
- Bintan 0 0 0
- Natuna 0 0 0
- Lingga 0 0 0
- Kepulauan Anambas 0 0 0
- Batam 9,302 53,965 63,267 273 3,413 3,686 0
- Tanjungpinang 0 0 0
SUB JUMLAH I 506,217 666,059 1,172,276 2,387 6,891 9,278 1,881 1,690 3,571
B Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Klinik Utama
- Karimun 0 0 0
- Bintan 0 0 0
- Natuna 0 0 0
- Lingga 0 0 0
- Kepulauan Anambas 0 0 0
- Batam 2,154 4,471 6,625 0 14 14 0 0 0
- Tanjungpinang 0 0 0
2 RS Umum
- Karimun 491,613 591,218 1,082,831 3,685 5,258 8,943 451 149 600
- Bintan 0 0 0
- Natuna 10,746 12,623 23,369 1,280 1,725 3,005 245 191 436
- Lingga 0 0 0
- Kepulauan Anambas 3,901 6,081 9,982 593 922 1,515 0
- Batam 12,726 15,354 28,080 1,136 1,837 2,973 0 0 0
- Tanjungpinang 75,951 70,778 146,729 8,322 10,530 18,852 17 24 41
3 RS Khusus
- Karimun 0 0 0
- Bintan 0 0 0
- Natuna 0 0 0
- Lingga 0 0 0
- Kepulauan Anambas 0 0 0
- Batam 3,041 6,374 9,415 845 1,981 2,826 0 0 0
- Tanjungpinang 0 0 0
4 Praktik Mandiri Dokter Spesialis
- Karimun 0 0 0
- Bintan 0 0 0
- Natuna 0 0 0
- Lingga 0 0 0
- Kepulauan Anambas 0 0 0
- Batam 436 13,258 13,694 0 73 73 0 0 0
- Tanjungpinang

SUB JUMLAH II 600,568 720,157 1,320,725 15,861 22,340 38,201 713 364 1,077
TABEL 6

PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO RUMAH SAKIT JUMLAH
JUMLAH %
1 2 3 4 5

KARIMUN

1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100.0

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!

BINTAN

1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100.0

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!

NATUNA
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100.0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100.0
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
NO RUMAH SAKIT JUMLAH
JUMLAH %
1 2 3 4 5

LINGGA
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 0 0.0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!

KEPULAUAN ANAMBAS
1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100.0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!

BATAM
1 RUMAH SAKIT UMUM 15 15 100.0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 4 4 100.0

TANJUNGPINANG
1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100.0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!

KABUPATEN/KOTA 33 31 93.9

Sumber: ……………… (sebutkan)


TABEL 7

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR MATI


JUMLAH PASIEN KELUAR MATI Gross Death Rate Net Death Rate
NO NAMA RUMAH SAKITa (HIDUP + MATI) ≥ 48 JAM DIRAWAT
TEMPAT TIDUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 RS AWAL BROS 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 RSBP BATAM 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 RS BUDI KEMULIAAN 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 RS ST ELIZABETH LUBUK BAJA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 RSUD EMBUNG FATIMAH 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
6 RS GRAHA HERMIN 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 RS HARAPAN BUNDA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 RS MUTIARA AINI 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
9 RS ST ELIZABETH BATAM KOTA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 RS CAMATHA SAHIDYA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11 RS GRIYA MEDICA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
12 RS SOEDARSONO DARMOSOEWITO 76 596 832 1,428 11 13 24 7 6 13 18.5 15.6 16.8 11.7 7.2 9.1
13 RS FRISDHY ANGEL BATAM 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
14 RS KELUARGA HUSADA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
15 RS CHARIS MEDICA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
16 RSIA KASIH SAYANG IBU 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
17 RS BHAYANGKARA BATAM 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
18 RS ST ELIZABETH SEI LEKOP 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
19 RS Hj. BUNDA HALIMAH 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
20 RSUD RAJA AHMAD TABIB PROV. KEPRI 215 5,070 5,735 10,805 204 185 389 95 98 193 40.2 32.3 36.0 18.7 17.1 17.9
21 RSAL Dr. MIDIYATO.S 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
22 RSUD KOTA TANJUNGPINANG 131 3,068 4,583 7,651 107 98 205 47 48 95 34.9 21.4 26.8 15.3 10.5 12.4
23 RSUD PALMATAK 32 494 773 1,267 16 8 24 13 8 21 32.4 10.3 18.9 26.3 10.3 16.6
24 RSUD JEMAJA 15 118 140 258 5 1 6 6 2 8 42.4 7.1 23.3 50.8 14.3 31.0
25 RSUD DABO 53 1,060 1,378 2,438 35 44 79 20 32 52 33.0 31.9 32.4 18.9 23.2 21.3
26 RSUD ENCIK MARIYAM 50 616 718 1,334 13 12 25 8 5 13 21.1 16.7 18.7 13.0 7.0 9.7
27 RSUD BINTAN 63 1,598 2,367 3,965 36 40 76 21 20 41 22.5 16.9 19.2 13.1 8.4 10.3
28 RSUD ENGKU HAJI DAUD 100 1,511 1,833 3,344 28 22 50 11 8 19 18.5 12.0 15.0 7.3 4.4 5.7
29 RSUD NATUNA 84 2,957 0 2,957 21 0 21 14 0 14 7.1 #DIV/0! 7.1 4.7 #DIV/0! 4.7
30 RS INTEGRASI 36 0 2 2 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0
31 RSUD M. Sani 173 3,685 5,258 8,943 181 148 329 104 82 186 49.1 28.1 36.8 28.2 15.6 20.8
32 RSBT KARIMUN 93 2,759 2,759 5,518 34 25 59 16 10 26 12.3 9.1 10.7 5.8 3.6 4.7

PROVINSI 1,121 23,532 26,378 49,910 691 596 1,287 362 319 681 29.4 22.6 25.8 15.4 12.1 13.6

Sumber: ……………… (sebutkan)


Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 8

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

a JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA


NO NAMA RUMAH SAKIT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RS AWAL BROS - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 RSBP BATAM - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 RS BUDI KEMULIAAN - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 RS ST ELIZABETH LUBUK BAJA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 RSUD EMBUNG FATIMAH - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
6 RS GRAHA HERMIN - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 RS HARAPAN BUNDA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 RS MUTIARA AINI - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
9 RS ST ELIZABETH BATAM KOTA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 RS CAMATHA SAHIDYA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11 RS GRIYA MEDICA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
12 RS SOEDARSONO DARMOSOEWITO 76 1,428 5 3 0.0 19 19 0
13 RS FRISDHY ANGEL BATAM - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
14 RS KELUARGA HUSADA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
15 RS CHARIS MEDICA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
16 RSIA KASIH SAYANG IBU - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
17 RS BHAYANGKARA BATAM - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
18 RS ST ELIZABETH SEI LEKOP - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
19 RS Hj. BUNDA HALIMAH - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
20 RSUD RAJA AHMAD TABIB PROV. KEPRI 215 10,805 0.0 50 7 0
21 RSAL Dr. MIDIYATO.S - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
22 RSUD KOTA TANJUNGPINANG 131 7,651 0.0 58 6 0
23 RSUD PALMATAK 32 1,267 4,155 4,578 35.6 40 6 4
24 RSUD JEMAJA 15 258 879 625 16.1 17 18 2
25 RSUD DABO 53 2,438 5,277 5,277 27.3 46 6 2
26 RSUD ENCIK MARIYAM 50 1,334 3,721 3,721 20.4 27 11 3
27 RSUD BINTAN 63 3,965 10,635 10,571 46.2 63 3 3
28 RSUD ENGKU HAJI DAUD 100 3,344 365 8,775 1.0 33 11 3
29 RSUD NATUNA 84 2,957 6,865 7,024 22.4 35 8 2
30 RS INTEGRASI 36 2 10 10 0.1 0 6565 5
a JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA
NO NAMA RUMAH SAKIT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
31 RSUD M. Sani 173 8,943 34,856 55.2 52 3 0
32 RSBT KARIMUN 93 5,518 15,727 10,209 46.3 59 3 2

PROVINSI 1,121 49,910 82,495 50,793 20.2 45 7 1

Sumber: ……………… (sebutkan)


Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 9

PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

KETER KETER KETER


KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN
NO KECAMATAN PUSKESMAS KECAMATAN
PUSKESMAS KECAMATAN
SEDIAA PUSKESMAS KECAMATAN
SEDIAA PUSKESMAS
SEDIAA
ESENSIAL*
N OBAT N OBAT N OBAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KARIMUN BINTAN NATUNA LINGGA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL 0 JUMLAH PUSKESMAS YANG
0 JUMLAH
MEMILIKI
PUSKESMAS
80% OBATYANG
DAN
0 JUMLAH
VAKSIN
MEMILIKI
PUSKESMAS
ESENSIAL
80% OBATYANG
DAN
0 VAK
ME
JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR 0 JUMLAH PUSKESMAS YANG
0 JUMLAH
MELAPOR
PUSKESMAS YANG 0 JUMLAH
MELAPOR
PUSKESMAS YANG 0 ME
% PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL #DIV/0! % PUSKESMAS DENGAN
#DIV/0! KETERSEDIAAN
% PUSKESMAS DENGAN
OBAT
#DIV/0!
& VAKSIN
KETERSEDIAAN
% PUSKESMAS
ESENSIALDENGAN
OBAT
#DIV/0!
& VAKSIN
KETER

Sumber: …………….. (sebutkan)


Keterangan: *) beri tanda "V" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial ≥80%
*) beri tanda "X" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial <80%
*) jika puskesmas tersebut tidak melapor, mohon dikosongkan atau tidak memberi tanda "V" maupun "X"
KETER KETER KETERSEDIAAN KETER
KECAMATAN
PUSKESMAS
SEDIAA KECAMATAN PUSKESMAS SEDIAA KECAMATAN PUSKESMAS OBAT & VAKSIN KECAMATAN
PUSKESMAS
SEDIAA
N OBAT N OBAT ESENSIAL* N OBAT
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
KEPULAUAN ANAMBAS BATAM TANJUNGPINANG PROVINSI
SIANTANTAREMPA V BELAKANG PADANG BELAKANG PADANG V TANJUNGPINANG BARAT
Tanjungpinang V
JEMAJA LETUNG V SEKUPANG V TANJUNGPINANG TIMUR
Batu 10 V
SEKUPANG
PALMATAK
PALMATAK V TIBAN BARU V Melayu Kota Piring V
SIANTANSIANTAN
TIMUR TIMUR
V LUBUK BAJA LUBUK BAJA V Mekar Baru V
SIANTANSIANTAN
SELATANSELATAN
V BATU AMPAR TANJUNG SENGKUANG
V TANJUNGPINANG KOTA
Kampung Bugis V
JEMAJA TIMUR
JEMAJA TIMUR
V SUNGAI PANAS V BUKIT BESTARI Sei Jang V
BENGKONG
SIANTANSIANTAN
TENGAH TENGAH
V TANJUNG BUNTUNG V Tanjung Unggat V
BALOI PERMAI V
BATAM KOTA
BOTANIA V
SAMBAU V
NONGSA KABIL V
KAMPUNG JABI V
BATU AJI V
BATU AJI
TANJUNG UNCANG V
SEI LANGKAI V
SAGULUNG
SEI LEKOP V
SEI BEDUK SEI PANCUR V
BULANG BULANG V
GALANG V
GALANG
REMPANG CATE V
JUMLAH PUSKESMAS YANG
7 JUMLAH
MEMILIKI
PUSKESMAS
80% OBATYANG
DAN VAKSIN
MEMILIKI
ESENSIAL
20
80%JUMLAH
OBAT DAN
PUSKESMAS
VAKSIN ESENSIAL
YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN
7 JUMLAH
ESENSIAL
PUSKESMAS YANG
0 MEMILIKI 80% OBAT DA
JUMLAH PUSKESMAS YANG
7 JUMLAH
MELAPOR
PUSKESMAS YANG MELAPOR20 JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR 7 JUMLAH PUSKESMAS YANG
0 MELAPOR
% PUSKESMAS DENGAN
#######KETERSEDIAAN
% PUSKESMAS DENGAN
OBAT & VAKSIN
KETERSEDIAAN
#######
ESENSIAL %OBAT
PUSKESMAS
& VAKSINDENGAN
ESENSIALKETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN
100.00%ESENSIAL
% PUSKESMAS DENGAN
#DIV/0! KETERSEDIAAN OBAT & V
TABEL 10

JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM* MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

STRATA POSYANDU JUMLAH


POSYANDU AKTIF*
NO KABUPATEN/KOTA PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI POSBINDU
JUMLAH PTM**
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 KARIMUN 0 0.0 64 28.4 124 55.1 37 16.4 225 161 71.6 70


2 BINTAN 0 0.0 0 0.0 146 90.1 16 9.9 162 162 100.0 80
3 NATUNA 31 26.3 67 56.8 19 16.1 1 0.8 118 20 16.9 70
4 LINGGA 34 18.4 99 53.5 48 25.9 4 2.2 185 52 28.1 135
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0.0 40 58.8 28 41.2 0 0.0 68 28 41.2 38
6 BATAM 11 2.0 198 36.5 229 42.3 104 19.2 542 333 61.4 146
7 TANJUNGPINANG 0 0.0 32 23.4 54 39.4 51 37.2 137 105 76.6 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 76 5.3 500 34.8 648 45.1 213 14.8 1,437 861 59.9 539
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 0.7

Sumber: ……………………. (sebutkan)


*Posyandu aktif: posyandu purnama + mandiri
**PTM: Penyakit Tidak Menular
TABEL 11

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

DOKTER
NO KABUPATEN / KOTA UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 KARIMUN Puskesmas 0 0 0 17 39 56 17 39 56 4 7 11 0 0 0 4 7 11
Rumah Sakit 38 13 51 12 15 27 50 28 78 1 2 3 1 1 2 2 3 5
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 38 13 51 29 54 83 67 67 134 5 9 14 1 1 2 6 10 16
Rasio terhadap 100.000 penduduk 20 33 53 6 1 6
2 BINTAN Puskesmas 2 0 2 17 33 50 19 33 52 3 12 15 0 0 0 3 12 15
Rumah Sakit 6 4 10 5 15 20 11 19 30 2 4 6 2 0 2 4 4 8
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 4 3 7 4 3 7 1 1 2 0 0 0 1 1 2
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 8 4 12 26 51 77 34 55 89 6 17 23 2 0 2 8 17 25
Rasio terhadap 100.000 penduduk 8 50 57 15 1 16
3 NATUNA Puskesmas 0 0 0 14 15 29 14 15 29 2 2 4 0 0 0 2 2 4
Rumah Sakit 11 5 16 10 6 16 21 11 32 2 1 3 0 0 0 2 1 3
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 11 5 16 24 21 45 35 26 61 4 3 7 0 0 0 4 3 7
Rasio terhadap 100.000 penduduk 20 55 74 9 0 9
4 LINGGA Puskesmas 0 0 0 7 6 13 7 6 13 2 4 6 0 0 0 2 4 6
Rumah Sakit 11 2 13 3 10 13 14 12 26 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 11 2 13 10 16 26 21 18 39 3 4 7 0 0 0 3 4 7
Rasio terhadap 100.000 penduduk 13 26 38 7 0 7
5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 0 0 0 3 8 11 3 8 11 1 3 4 0 0 0 1 3 4
Rumah Sakit 4 0 4 6 9 15 10 9 19 1 1 2 1 0 1 2 1 3
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 4 0 4 9 17 26 13 17 30 2 4 6 1 0 1 3 4 7
Rasio terhadap 100.000 penduduk 9 55 64 13 2 15
6 BATAM Puskesmas 0 0 0 30 94 124 30 94 124 5 32 37 0 0 0 5 32 37
Rumah Sakit 253 128 381 79 102 181 332 230 562 8 29 37 5 4 9 13 33 46
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 11 10 21 52 113 165 63 123 186 13 37 50 0 0 0 13 37 50
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 264 138 402 161 309 470 425 447 872 26 98 124 5 4 9 31 102 133
Rasio terhadap 100.000 penduduk 29 34 63 9 1 10
a DOKTER
DR SPESIALIS DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
NO KABUPATEN / KOTA UNIT KERJA GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
7 TANJUNGPINANG Puskesmas 0 0 0 12 29 41 12 29 41 2 13 15 0 0 0 2 13 15
Rumah Sakit 65 21 86 17 40 57 82 61 143 2 4 6 8 3 11 10 7 17
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 65 21 0 20 46 66 85 67 9 3 5 8 0 0 1 1 2
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 130 42 172 49 115 164 179 157 336 7 22 29 8 3 11 13 21 34
Rasio terhadap 100.000 penduduk 76 72 148 13 5 15
PUSKESMAS 2 0 2 100 224 324 102 224 326 19 73 92 0 0 0 19 73 92
RUMAH SAKIT 388 173 561 132 197 329 520 370 890 17 41 58 17 8 25 34 49 83
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 76 31 107 76 162 238 152 193 345 17 43 60 0 0 0 15 39 54
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)b 466 204 670 308 583 891 774 787 1,561 53 157 210 17 8 25 68 161 229
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 29.9 39.8 69.7 9.4 1.1 10.2

Sumber: ……………… (sebutkan)

Keterangan : a) Jumlah termasuk S3;

b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 12

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PERAWATa
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6 7
1 KARIMUN Puskesmas 44 138 182 229
Rumah Sakit 60 207 267 46
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 104 345 449 275
Rasio terhadap 100.000 penduduk 179 110
2 BINTAN Puskesmas 50 143 193 218
Rumah Sakit 50 138 188 51
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 6 8 14 3
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 106 289 395 272
Rasio terhadap 100.000 penduduk 254 175
3 NATUNA Puskesmas 61 133 194 148
Rumah Sakit 34 89 123 35
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0
Jumlah (Kab/Kota) 95 222 317 183
Rasio terhadap 100.000 penduduk 387 223
4 LINGGA Puskesmas 45 103 148 158
Rumah Sakit 40 100 140 57
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 85 203 288 215
Rasio terhadap 100.000 penduduk 283 211
PERAWATa
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6 7
5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 38 111 149 99
Rumah Sakit 23 41 64 27
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0
Jumlah (Kab/Kota) 61 152 213 126
Rasio terhadap 100.000 penduduk 453 268
6 BATAM Puskesmas 31 194 225 312
Rumah Sakit 369 1,131 1,500 397
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 51 87 138 171
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 451 1,412 1,863 880
Rasio terhadap 100.000 penduduk 135 64
7 TANJUNGPINANG Puskesmas 18 92 110 139
Rumah Sakit 116 430 546 83
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 28 91 119 46
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 162 613 775 268
Rasio terhadap 100.000 penduduk 341 118
PUSKESMAS 287 914 1,201 1,303
RUMAH SAKIT 692 2,136 2,828 696
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 85 186 271 220
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,064 3,236 4,300 2,219
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 192.0 99.1

Sumber: ……………… (sebutkan)


Keterangan : a) Jumlah termasuk S3; b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 13

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN GIZI


NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KARIMUN Puskesmas 44 138 182 229 0 229 0 0 0
Rumah Sakit 60 207 267 46 46 0
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 104 345 449 275 0 275 0 0 0
Rasio terhadap 100.000 penduduk 179 110 0
2 BINTAN Puskesmas 5 13 18 8 13 21 4 9 13
Rumah Sakit 0 1 1 0 2 2 0 3 3
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 5 14 19 8 15 23 4 12 16
Rasio terhadap 100.000 penduduk 12 15 10
3 NATUNA Puskesmas 8 11 19 8 14 22 2 17 19
Rumah Sakit 1 2 3 2 2 4 2 2 4
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 9 13 22 10 16 26 4 19 23
Rasio terhadap 100.000 penduduk 9 10 9
4 LINGGA Puskesmas 2 8 10 9 17 26 0 12 12
Rumah Sakit 3 3 6 2 6 8 1 4 5
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 5 11 16 11 23 34 1 16 17
Rasio terhadap 100.000 penduduk 6 14 7
5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 4 12 16 2 8 10 0 13 13
Rumah Sakit 2 3 5 0 3 3 1 3 4
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 6 15 21 2 11 13 1 16 17
Rasio terhadap 100.000 penduduk 8 5 7
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN GIZI
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
6 BATAM Puskesmas 4 18 22 10 21 31 0 17 17
Rumah Sakit 3 9 12 7 8 15 2 66 68
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 6 20 26 13 16 29 4 122 126
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 13 47 60 30 45 75 6 205 211
Rasio terhadap 100.000 penduduk 4 5 15
7 TANJUNGPINANG Puskesmas 1 4 5 3 7 10 0 8 8
Rumah Sakit 6 10 16 4 7 11 3 10 13
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 5 3 8 12 5 17 1 1 2
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 12 17 29 19 19 38 4 19 23
Rasio terhadap 100.000 penduduk 12 15 9
PUSKESMAS 68 204 272 269 80 349 6 76 82
RUMAH SAKIT 75 235 310 61 28 89 9 88 97
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 11 23 34 25 21 46 5 123 128
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a
JUMLAH (KAB/KOTA) 154 462 616 355 129 484 20 287 307
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 27.5 21.6 13.7

Sumber: ……………… (sebutkan)


Keterangan : a) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 14

JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

AHLI TEKNOLOGI TENAGA TEKNIK


KETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA LABORATORIUM MEDIK BIOMEDIKA LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KARIMUN Puskesmas 2 12 14 0 0 0 0 0 0 4 11 15
Rumah Sakit 5 20 25 2 2 4 1 5 6 14 37 51
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 7 32 39 2 2 4 1 5 6 18 48 66
Rasio terhadap 100.000 penduduk 15.6 1.6 2.4 26.3
2 BINTAN Puskesmas 2 16 18 0 0 0 0 0 0 1 14 15
Rumah Sakit 0 4 4 2 3 5 2 3 5 2 4 6
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 2 23 25 2 3 5 2 3 5 3 18 21
Rasio terhadap 100.000 penduduk 16.1 3.2 3.2 13.5
3 NATUNA Puskesmas 3 9 12 0 0 0 0 0 0 6 9 15
Rumah Sakit 2 9 11 6 4 10 1 3 4 2 5 7
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 5 18 23 6 4 10 1 3 4 8 14 22
Rasio terhadap 100.000 penduduk 28.1 12.2 4.9 26.8
4 LINGGA Puskesmas 5 4 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rumah Sakit 1 4 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 6 8 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rasio terhadap 100.000 penduduk 13.7 0.0 0.0 0.0
5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 1 1
Rumah Sakit 0 4 4 8 3 3 5 2 7
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 0 0 0 5 6 11 0 3 3 5 3 8
Rasio terhadap 100.000 penduduk 0.0 23.4 6.4 17.0
AHLI TEKNOLOGI TENAGA TEKNIK
KETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA LABORATORIUM MEDIK BIOMEDIKA LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
6 BATAM Puskesmas 1 15 16 0 0 0 0 0 0 1 18 19
Rumah Sakit 27 89 116 28 40 68 14 25 39 31 57 88
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 2 10 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 30 114 144 28 40 68 14 25 39 32 75 107
Rasio terhadap 100.000 penduduk 10.5 4.9 2.8 7.8
7 TANJUNGPINANG Puskesmas 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rumah Sakit 6 28 34 0 0 0 4 11 15 8 1 9
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 8 34 42 0 0 0 4 11 15 8 1 9
Rasio terhadap 100.000 penduduk 18.5 0.0 6.6 4.0
PUSKESMAS 13 61 74 1 2 3 0 0 0 12 53 65
RUMAH SAKIT 41 154 195 42 53 95 22 50 72 62 106 168
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 4 14 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)a 58 229 287 43 55 98 22 50 72 74 159 233
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 12.8 4.4 3.2 10.4

Sumber: ……………… (sebutkan)


Keterangan : a) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 15

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN Puskesmas 0 10 10 1 4 5 1 14 15
Rumah Sakit 10 16 26 3 11 14 13 27 40
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 10 26 36 4 15 19 14 41 55
Rasio terhadap 100.000 penduduk 14.4 7.6 22.0
2 BINTAN Puskesmas 1 13 14 2 6 8 3 19 22
Rumah Sakit 0 1 1 1 2 3 1 3 4
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 1 14 15 3 8 11 4 22 26
Rasio terhadap 100.000 penduduk 9.6 7.1 16.7
3 NATUNA Puskesmas 4 15 19 2 13 15 6 28 34
Rumah Sakit 3 8 11 3 3 6 6 11 17
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 7 23 30 5 16 21 12 39 51
Rasio terhadap 100.000 penduduk 36.6 25.6 62.2
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
4 LINGGA Puskesmas 7 5 12 5 4 9 12 9 21
Rumah Sakit 2 2 4 4 4 8 6 6 12
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 9 7 16 9 8 17 18 15 33
Rasio terhadap 100.000 penduduk 15.7 16.7 32.4
5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 0 4 4 1 4 5 1 8 9
Rumah Sakit 1 1 1 1 1 1 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 0 5 5 2 4 6 2 9 11
Rasio terhadap 100.000 penduduk 10.6 12.8 23.4
6 BATAM Puskesmas 2 13 15 4 28 32 6 41 47
Rumah Sakit 28 139 167 9 51 60 37 190 227
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 16 41 57 14 33 47 30 74 104
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 46 193 239 27 112 139 73 305 378
Rasio terhadap 100.000 penduduk 17.4 10.1 27.5
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
7 TANJUNGPINANG Puskesmas 0 8 8 1 7 8 1 15 16
Rumah Sakit 11 30 41 9 12 21 20 42 62
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 29 81 110 16 58 74 45 139 184
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 40 119 159 26 77 103 66 196 262
Rasio terhadap 100.000 penduduk 70.0 45.3 115.3
PUSKESMAS 14 68 82 16 66 82 30 134 164
RUMAH SAKIT 54 197 251 30 83 113 84 280 364
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 45 122 167 30 91 121 75 213 288
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 113 387 500 76 240 316 189 627 816
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 22.3 14.1 36.4

Sumber: ……………… (sebutkan)


Keterangan : a) Termasuk analis farmasi, asisten apoteker, dan sarjana farmasi;
b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 16

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TENAGA DUKUNGAN TOTAL


NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK
MANAJEMEN

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KARIMUN Puskesmas 17 9 26 0 0 0 66 64 130 83 73 156
Rumah Sakit 37 48 85 0 0 0 65 48 113 102 96 198
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 12 9 21 0 0 0 0 0 0 12 9 21
2 BINTAN Puskesmas 19 7 26 0 0 0 38 31 69 57 38 95
Rumah Sakit 1 3 4 0 0 0 0 0 0 1 3 4
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 11 10 21 0 0 0 0 0 0 11 10 21
Jumlah (Kab/Kota) 31 22 53 0 0 0 38 31 69 69 53 122
3 NATUNA Puskesmas 13 13 26 0 0 0 36 31 67 49 44 93
Rumah Sakit 10 6 16 2 55 57 0 0 0 12 61 73
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 23 19 42 2 55 57 36 31 67 61 105 166
4 LINGGA Puskesmas 7 5 12 0 2 2 12 12 24 19 19 38
Rumah Sakit 5 3 8 1 7 8 13 9 22 19 19 38
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 12 8 20 1 9 10 25 21 46 38 38 76
5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 10 4 14 0 0 0 44 38 82 54 42 96
Rumah Sakit 4 1 5 0 30 28 58 34 29 63
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 1 1 2 0 3 3 6 4 4 8
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 10 9 19 0 24 36 60 34 45 79
Jumlah (Kab/Kota) 25 15 40 0 0 0 101 105 206 126 120 246
6 BATAM Puskesmas 14 26 40 0 0 0 0 0 0 14 26 40
Rumah Sakit 0 0 0 0 0 0
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 14 26 40 0 0 0 0 0 0 14 26 40
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TENAGA DUKUNGAN TOTAL


NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK
MANAJEMEN

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
7 TANJUNGPINANG Puskesmas 6 8 14 0 0 0 17 21 38 23 29 52
Rumah Sakit 24 25 49 0 0 0 84 104 188 108 129 237
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 5 1 6 0 0 0 5 5 10 10 6 16
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 35 34 69 0 0 0 106 130 236 141 164 305
PUSKESMAS 86 72 158 0 2 2 213 197 410 299 271 570
RUMAH SAKIT 81 86 167 3 62 65 192 189 381 276 337 613
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 6 4 10 0 0 0 8 8 16 14 12 26
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 21 19 40 0 0 0 24 36 60 45 55 100
JUMLAH (KAB/KOTA)a 194 181 375 3 64 67 437 430 867 634 675 1,309

Sumber: ……………… (sebutkan)


Keterangan : a) Tenaga penunjang/pendukung kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 17

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN
NO JENIS KEPESERTAAN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 3 4 3 4 3 4

KARIMUN BINTAN NATUNA LINGGA

PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI)

1 PBI APBN 31.3 8,207 10.0 28,114 27.6


54,276 21.7 48,630
2 PBI APBD 11.5 46,782 57.1 38,805 38.1
35,092 14.0 17,906
SUB JUMLAH PBI 66,536 42.8 54,989 67.1 66,919 65.7
89,368 35.7
NON PBI

1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 44,821 28.8 20,050 24.5 10,526 10.3
49,287 19.7
Pekerja Bukan Penerima Upah
2 20,236 13.0 2,650 3.2 4,036 4.0
(PBPU)/mandiri 40,257 16.1
3 Bukan Pekerja (BP) 1,262 0.8 633 0.8 823 0.8
4,346 1.7
SUB JUMLAH NON PBI 66,319 42.7 23,333 28.5 15,385 15.1
93,890 37.5
JUMLAH (KAB/KOTA) 132,855 85.5 78,322 95.6 82,304 80.8
183,258 73.2

Sumber: ……………….. (sebutkan)


PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
3 4 3 4 3 4 3 4

KEPULAUAN ANAMBAS BATAM TANJUNGPINANG PROVINSI

4,813 10.2 160,958 11.7 40,156 17.7 345,154 15.4

28,494 60.6 36,641 2.7 19,500 8.6 223,220 10.0

33,307 70.9 197,599 14.4 59,656 26.3 568,374 25.4

10,348 22.0 552,965 40.2 63,214 27.8 751,211 33.5

1,081 2.3 260,440 18.9 50,384 22.2 379,084 16.9

328 0.7 3,738 0.3 6,372 2.8 17,502 0.8

11,757 25.0 817,143 59.4 119,970 52.8 1,147,797 51.2

45,064 95.9 1,014,742 73.7 179,626 79.1 1,716,171 76.6


TABEL 18

PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

DESA
NO PUSKESMAS YG MEMANFAATKAN DANA
JUMLAH %
DESA UNTUK KESEHATAN
1 2 3 4 5
1 KARIMUN 42 41 97.6
2 BINTAN 36 35 97.2
3 NATUNA 70 68 97.1
4 LINGGA 75 72 96.0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 52 42 80.8
6 BATAM - - #DIV/0!
7 TANJUNGPINANG - - #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 275 258 93.8

Sumber: ……................ (sebutkan)


TABEL 19

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

ALOKASI
ALOKASI ANGGARAN
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ANGGARAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
NO SUMBER BIAYA KESEHATAN
KESEHATAN

Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah %


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KARIMUN BINTAN NATUNA LINGGA
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA Rp217,916,367,829.00 100.00 Rp0.00 0.00 Rp158,763,888,869.00 72.86 Rp166,882,753,550.00 76.58
a. Belanja Langsung Rp33,190,571,096.00 Rp59,951,797,205.00 Rp103,051,734,219.00
b. Belanja Tidak Langsung Rp128,009,984,549.00 Rp36,822,741,015.00 Rp39,648,320,331.00
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp56,715,812,184.00 Rp0.00 Rp61,989,350,649.00 Rp24,182,699,000.00
- DAK fisik Rp45,307,009,184.00 Rp0.00 Rp46,516,111,649.00 Rp11,483,334,000.00
1. Reguler Rp4,550,449,000.00 Rp9,969,789,000.00 Rp10,736,335,000.00
2. Penugasan Rp394,576,184.00 Rp1,743,323,649.00 Rp746,999,000.00
3. Afirmasi Rp40,361,984,000.00 Rp34,802,999,000.00 Rp0.00
- DAK non fisik Rp11,408,803,000.00 Rp0.00 Rp15,473,239,000.00 Rp12,699,365,000.00
1. BOK Rp9,618,503,000.00 Rp12,789,939,000.00 Rp9,997,985,000.00
2. Akreditasi Rp1,243,300,000.00 Rp1,811,300,000.00 Rp2,360,380,000.00
3. Jampersal Rp547,000,000.00 Rp872,000,000.00 Rp341,000,000.00
2 APBD PROVINSI Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00
a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) : BOK

3 APBN : Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00


a. Dana Dekonsentrasi
b. Lain-lain (sebutkan), misal bansos kapitasi

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0.00 0.00 0.00 0.00


(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN* 0.00 0.00 0.00 0.00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN Rp217,916,367,829.00 Rp0.00 Rp158,763,888,869.00 Rp166,882,753,550.00


TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Rp89,906,383,280.00 Rp0.00 Rp121941147854.0.00 Rp127234433219.0.00

Sumber: ……................ (sebutkan)


ALOKASI ALOKASI
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ANGGARAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ANGGARAN
KESEHATAN KESEHATAN

Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah %


11 12 13 14 15 16 17 18
KEPULAUAN ANAMBAS BATAM TANJUNGPINANG PROVINSI

Rp199,961,374,884.43 91.76 Rp0.00 0.00 Rp188,490,478,772.00 86.50 Rp0.00 0.00


Rp160,471,462,213.98 Rp102,166,868,219.00
Rp39,489,912,670.45 Rp74,810,225,167.00
Rp0.00 Rp0.00 Rp11,513,385,386.00 Rp0.00
Rp0.00 Rp0.00 Rp5,013,657,386.00 Rp0.00
Rp29,821,885,621.00 Rp4,674,361,708.00
Rp53,902,000.00 Rp339,295,678.00
Rp61,764,999,000.00 Rp0
Rp0.00 Rp0.00 Rp6,499,728,000.00 Rp0.00
Rp6,580,286,000.00 Rp5,564,758,000.00
Rp972,982,000.00 Rp548,970,000.00
Rp406,000,000.00 Rp386,000,000.00
Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00

Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00

Rp199,961,374,884.43 Rp0.00 Rp188,490,478,772.00 Rp0.00


Rp1,561,262,389,720.00
#DIV/0! #DIV/0! 12.1 #DIV/0!
1.60471E+11 Rp0.00 Rp113,680,253,605.00 Rp0.00
TABEL 20

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JUMLAH KELAHIRAN

NO KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 1,934 10 1,944 1,819 16 1,835 3,753 26 3,779
2 BINTAN 1,485 8 1,493 1,412 2 1,414 2,897 10 2,907
3 NATUNA 643 10 653 623 8 631 1,266 18 1,284
4 LINGGA 692 8 700 652 8 660 1,344 16 1,360
5 KEPULAUAN ANAMBAS 433 3 436 388 5 393 821 8 829
6 BATAM 14,195 66 14,261 13,610 44 13,654 27,805 110 27,915
7 TANJUNGPINANG 1,897 13 1,910 1,924 13 1,937 3,821 26 3,847
JUMLAH (KAB/KOTA) 21,279 118 21,397 20,428 96 20,524 41,707 214 41,921
KA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 5.5 4.7 5.1

Sumber: ………. (sebutkan)


Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 21

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KABUPATEN/KOTA
HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KARIMUN 3,753 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 2 1 3
2 BINTAN 2,897 0 0 0 0 0 2 3 5 0 0 0 0 0 2 3 5
3 NATUNA 1,266 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
4 LINGGA 1,344 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 2
5 KEPULAUAN ANAMBAS 821 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 2 0 2
6 BATAM 27,805 0 1 3 4 0 5 3 8 0 9 2 11 0 15 8 23
7 TANJUNGPINANG 3,821 0 0 1 1 0 1 1 2 0 1 1 2 0 2 3 5
JUMLAH (KAB/KOTA) 41,707 0 1 4 5 1 8 8 17 0 15 4 19 1 24 16 41
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 98

Sumber: ………. (sebutkan)


Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 22

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PENYEBAB KEMATIAN IBU


GANGGUAN
HIPERTENSI
NO KABUPATEN/KOTA SISTEM GANGGUAN
PERDARAHAN DALAM INFEKSI LAIN-LAIN
PEREDARAN METABOLIK**
KEHAMILAN
DARAH *
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KARIMUN 0 2 0 0 0 1
2 BINTAN 3 2 0 0 0 0
3 NATUNA 1 0 0 0 0 0
4 LINGGA 1 0 0 0 0 1
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 1 0 0 0 1
6 BATAM 8 6 0 0 0 9
7 TANJUNGPINANG 0 2 0 0 0 3
JUMLAH (KAB/KOTA) 13 13 0 0 0 15

Sumber: ………. (sebutkan)


* Jantung, Stroke, dll
** Diabetes Mellitus, dll
TABEL 23

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


PERSALINAN PERSALINAN DI IBU NIFAS
K1 K4* KF1 KF2 KF3
NO KABUPATEN/KOTA DITOLONG NAKES FASYANKES** MENDAPAT VIT A
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 KARIMUN 4,448 4,196 94.3 3,816 85.8 4,241 3,763 88.7 3,718 87.7 3,763 88.7 3,701 87.3 3,533 83.3 3,763 88.7
2 BINTAN 3,179 3,082 96.9 2,880 90.6 2,890 2,888 99.9 2,883 99.8 2,885 99.8 2,879 99.6 2,811 97.3 2,842 98.3
3 NATUNA 1,508 1,423 94.4 1,291 85.6 1,438 1,232 85.7 1,074 74.7 1,265 88.0 1,256 87.3 1,248 86.8 1,260 87.6
4 LINGGA 1,592 1,561 98.1 1,441 90.5 1,518 1,330 87.6 1,080 71.1 1,330 87.6 1,330 87.6 1,330 87.6 1,330 87.6
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1,118 907 81.1 827 74.0 900 816 90.7 746 82.9 825 91.7 820 91.1 764 84.9 825 91.7
6 BATAM 31,355 30,957 98.7 29,216 93.2 30,029 27,846 92.7 27,769 92.5 27,843 92.7 27,489 91.5 26,581 88.5 27,697 92.2
7 TANJUNGPINANG 4,349 4,141 95.2 4,045 93.0 4,153 3,847 92.6 3,846 92.6 3,840 92.5 3,761 90.6 3,632 87.5 3,798 91.5
JUMLAH (KAB/KOTA) 47,549 46,267 97.3 43,516 91.5 45,169 41,722 92.4 41,116 91.0 41,751 92.4 41,236 91.3 39,899 88.3 41,515 91.9

Sumber: ………. (sebutkan)


Keterangan: *cakupan K4 sama dengan indikator SPM "persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan ibu hamil"
** persalinan di fasyankes sama dengan indikator SPM "persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan"
TABEL 24

CAKUPAN IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KABUPATEN/KOTA Td1 Td2 Td3 Td4 Td5 Td2+
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KARIMUN 4,448 472 10.6 1,028 23.1 1,150 25.9 773 17.4 482 10.8 3,433 77.2
2 BINTAN 3,179 54 1.7 240 7.5 437 13.7 675 21.2 1,328 41.8 2,680 84.3
3 NATUNA 1,508 341 22.6 337 22.3 139 9.2 56 3.7 61 4.0 593 39.3
4 LINGGA 1,592 229 14.4 178 11.2 99 6.2 47 3.0 30 1.9 354 22.2
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1,118 77 6.9 107 9.6 86 7.7 44 3.9 26 2.3 263 23.5
6 BATAM 31,355 4,802 15.3 4,270 13.6 2,779 8.9 1,971 6.3 1,826 5.8 10,846 34.6
7 TANJUNGPINANG 4,349 738 17.0 217 5.0 562 12.9 1,415 32.5 1,317 30.3 3,511 80.7
JUMLAH (KAB/KOTA) 47,549 6,713 14.1 6,377 13.4 5,252 11.0 4,981 10.5 5,070 10.7 21,680 45.6

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 25

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JUMLAH WUS IMUNISASI Td PADA WUS TIDAK HAMIL


NO KABUPATEN/KOTA TIDAK HAMIL Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
(15-39 TAHUN) JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 KARIMUN 21,976 548 2.5 291 1.3 116 0.5 139 0.6 55 0.3
2 BINTAN 33,761 51 0.2 46 0.1 1,704 5.0 118 0.3 467 1.4
3 NATUNA 7,126 347 4.9 109 1.5 90 1.3 44 0.6 0.0
4 LINGGA 24,410 247 1.0 73 0.3 45 0.2 11 0.0 13 0.1
5 KEPULAUAN ANAMBAS 12,522 54 0.4 42 0.3 88 0.7 36 0.3 6 0.0
6 BATAM 123,866 2,888 2.3 1,643 1.3 1,343 1.1 1,082 0.9 1,090 0.9
7 TANJUNGPINANG 57,345 13 0.0 25 0.0 290 0.5 252 0.4 210 0.4
JUMLAH (KAB/KOTA) 281,006 4,148 1.5 2,229 0.8 3,676 1.3 1,682 0.6 1,841 0.7

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 26

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

IMUNISASI Td PADA WUS


JUMLAH WUS
NO KECAMATAN Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
(15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 KARIMUN 26,424 1,020 3.9 1,319 5.0 1,266 4.8 967 3.7 537 2.0
2 BINTAN 37,011 105 0.3 286 0.8 836 2.3 793 2.1 1,795 4.8
3 NATUNA 8,634 688 8.0 446 5.2 229 2.7 100 1.2 93 1.1
4 LINGGA 28,796 207 0.7 207 0.7 154 0.5 132 0.5 39 0.1
5 KEPULAUAN ANAMBAS 12,522 131 1.0 149 1.2 174 1.4 80 0.6 34 0.3
6 BATAM 332,335 7,613 2.3 5,871 1.8 4,103 1.2 3,039 0.9 2,888 0.9
7 TANJUNGPINANG 5,349 25 0.5 52 1.0 282 5.3 1,273 23.8 1,195 22.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 451,071 9,789 2.2 8,330 1.8 7,044 1.6 6,384 1.4 6,581 1.5

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 27

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JUMLAH IBU TTD (90 TABLET)


NO KABUPATEN/KOTA
HAMIL JUMLAH %
1 2 3 4 5
1 KARIMUN 4,448 3,767 84.7
2 BINTAN 3,179 2,880 90.6
3 NATUNA 1,508 1,251 83.0
4 LINGGA 1,592 1,441 90.5
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1,118 757 67.7
6 BATAM 31,355 28,631 91.3
7 TANJUNGPINANG 4,349 4,048 93.1
JUMLAH (KAB/KOTA) 47,549 42,775 90.0

Sumber: ……………… (sebutkan)


TABEL 28

PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA
PUS
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KARIMUN 46,230 503 1.5 18,786 54.3 10,181 29.4 1,026 3.0 32 0.1 1,354 3.9 2,701 7.8 34,583 74.8
2 BINTAN 26,165 458 2.1 13,136 59.8 4,068 18.5 1,116 5.1 56 0.3 731 3.3 2,403 10.9 21,968 84.0
3 NATUNA 13,479 390 3.8 3,185 31.4 4,901 48.3 536 5.3 0 0.0 354 3.5 791 7.8 10,157 75.4
4 LINGGA 16,986 286 2.3 6,686 54.8 3,789 31.1 270 2.2 15 0.1 204 1.7 947 7.8 12,197 71.8
5 KEPULAUAN ANAMBAS 7,717 178 2.0 4,758 54.4 2,718 31.1 279 3.2 1 0.0 183 2.1 625 7.1 8,742 113.3
6 BATAM 257,896 13,236 6.5 116,519 57.3 56,515 27.8 7,128 3.5 67 0.0 1,535 0.8 8,214 4.0 203,214 78.8
7 TANJUNGPINANG 28,545 1,796 8.9 9,069 44.9 4,800 23.8 1,702 8.4 11 0.1 1,060 5.3 1,752 8.7 20,190 70.7
JUMLAH (KAB/KOTA) 397,018 16,847 5.4 172,139 55.3 86,972 28.0 12,057 3.9 182 0.1 5,421 1.7 17,433 5.6 311,051 78.3

Sumber: ……………….. (sebutkan)


Keterangan:
AKDR: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
TABEL 29

CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JUMLAH IBU PESERTA KB PASCA PERSALINAN


NO KABUPATEN/KOTA
BERSALIN
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KARIMUN 4,241 75 2.3 2,218 67.2 674 20.4 55 1.7 0 0.0 167 5.1 114 3.5 3,303 77.9
2 BINTAN 2,890 17 0.9 1,382 72.4 219 11.5 53 2.8 3 0.2 47 2.5 189 9.9 1,910 66.1
3 NATUNA 1,438 18 2.6 356 50.9 121 17.3 63 9.0 0 0.0 35 5.0 107 15.3 700 48.7
4 LINGGA 1,518 69 7.8 562 63.7 126 14.3 64 7.3 3 0.3 16 1.8 42 4.8 882 58.1
5 KEPULAUAN ANAMBAS 900 23 8.9 89 34.5 36 14.0 0 0.0 0 0.0 31 12.0 79 30.6 258 28.7
6 BATAM 30,029 839 7.9 6,173 58.3 2,366 22.4 556 5.3 3 0.0 117 1.1 529 5.0 10,583 35.2
7 TANJUNGPINANG 4,153 159 8.7 815 44.7 262 14.4 233 12.8 1 0.1 86 4.7 266 14.6 1,822 43.9
JUMLAH (KAB/KOTA) 45,169 1,200 6.2 11,595 59.6 3,804 19.5 1,024 5.3 10 0.1 499 2.6 1,326 6.8 19,458 43.1

Sumber: ……………….. (sebutkan)


TABEL 30

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KABUPATEN/KOTA DENGAN KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL
KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KARIMUN 4,448 890 951 106.9 1,934 1,819 3,753 290 273 563 197 67.9 194 71.1 391 69.5
2 BINTAN 3,179 636 651 102.4 1,485 1,412 2,897 223 212 435 198 88.9 190 89.7 388 89.3
3 NATUNA 1,508 302 221 73.3 643 623 1,266 96 93 190 65 67.4 51 54.6 116 61.1
4 LINGGA 1,592 318 240 75.4 692 652 1,344 104 98 202 45 43.4 49 50.1 94 46.6
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1,118 224 26 11.6 433 388 821 65 58 123 17 26.2 13 22.3 30 24.4
6 BATAM 31,355 6,271 4,056 64.7 14,195 13,610 27,805 2,129 2,042 4,171 709 33.3 663 32.5 1,372 32.9
7 TANJUNGPINANG 4,349 870 916 105.3 1,897 1,924 3,821 285 289 573 228 80.1 250 86.6 478 83.4
JUMLAH (KAB/KOTA) 47,549 9,510 7,061 74.2 21,279 20,428 41,707 3,192 3,064 6,256 1,459 45.7 1,410 46.0 2,869 45.9

Sumber: ……………… (sebutkan)


TABEL 31

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA BALITA BALITA BALITA
NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH
BAYIa BAYIa BAYIa
BALITA TOTAL BALITA TOTAL BALITA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 KARIMUN 25 33 2 35 16 21 2 23 41 54 4 58
2 BINTAN 12 17 2 19 9 12 0 12 21 29 2 31
3 NATUNA 16 18 1 19 4 5 2 7 20 23 3 26
4 LINGGA 8 12 2 14 8 13 1 14 16 25 3 28
5 KEPULAUAN ANAMBAS 4 6 0 6 2 2 2 4 6 8 2 10
6 BATAM 46 60 6 66 49 56 1 57 95 116 7 123
7 TANJUNGPINANG 11 16 2 18 5 7 2 9 16 23 4 27
JUMLAH (KAB/KOTA) 122 162 15 177 93 116 10 126 215 278 25 303
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 5.7 7.6 0.7 8.3 4.6 5.7 0.5 6.2 5.2 6.7 0.6 7.3

Sumber: ………. (sebutkan)


Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
- a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal
TABEL 32

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
TETANUS KELAINAN
NO KABUPATEN/KOTA KELAINAN LAIN- PNEUMO KELAINAN PNEUMO
BBLR ASFIKSIA NEONATO SEPSIS DIARE MALARIA TETANUS SALURAN LAIN-LAIN DIARE MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
BAWAAN LAIN NIA SARAF NIA
RUM CERNA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 KARIMUN 20 10 0 0 4 7 0 2 0 0 0 1 10 0 0 0 0 0 0 4
2 BINTAN 5 14 0 0 1 1 0 3 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 2
3 NATUNA 11 2 0 2 5 0 1 1 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 1
4 LINGGA 6 4 0 0 1 5 1 6 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3
5 KEPULAUAN ANAMBAS 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2
6 BATAM 32 23 0 3 7 30 6 5 0 0 0 2 8 2 0 0 0 0 0 5
7 TANJUNGPINANG 9 2 0 2 0 3 0 0 0 0 0 0 7 0 1 0 0 0 0 3
JUMLAH (KAB/KOTA) 87 57 0 7 18 46 8 17 0 0 0 3 35 2 3 0 0 0 0 20

Sumber: ………. (sebutkan)


TABEL 33

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KABUPATEN/KOTA L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KARIMUN 1,934 1,819 3,753 1,934 100.0 1,819 100.0 3,753 100.0 101 5.2 95 5.2 196 5.2
2 BINTAN 1,485 1,412 2,897 1,472 99.1 1,395 98.8 2,867 99.0 38 2.6 32 2.3 70 2.4
3 NATUNA 643 623 1,266 653 101.6 631 101.3 1,284 101.4 40 6.1 39 6.2 79 6.2
4 LINGGA 692 652 1,344 692 100.0 652 100.0 1,344 100.0 22 3.2 14 2.1 36 2.7
5 KEPULAUAN ANAMBAS 433 388 821 433 100.0 388 100.0 821 100.0 12 2.8 10 2.6 22 2.7
6 BATAM 14,195 13,610 27,805 13,081 92.2 12,933 95.0 26,014 93.6 185 1.4 170 1.3 355 1.4
7 TANJUNGPINANG 1,897 1,924 3,821 1,897 100.0 1,924 100.0 3,821 100.0 84 4.4 119 6.2 203 5.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 21,279 20,428 41,707 20,162 94.8 19,742 96.6 39,904 95.7 482 2.4 479 2.4 961 2.4

Sumber: ………. (sebutkan)


TABEL 34

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)*


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KABUPATEN/KOTA L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KARIMUN 1,934 1,819 3,753 1,929 99.7 1,816 99.8 3,745 99.8 1,897 98.1 1,791 98.5 3,688 98.3
2 BINTAN 1,485 1,412 2,897 1,472 99.1 1,395 98.8 2,867 99.0 1,470 99.0 1,395 98.8 2,865 98.9
3 NATUNA 643 623 1,266 643 100.0 623 100.0 1,266 100.0 621 96.6 615 98.7 1,236 97.6
4 LINGGA 692 652 1,344 692 100.0 652 100.0 1,344 100.0 684 98.8 644 98.8 1,328 98.8
5 KEPULAUAN ANAMBAS 433 388 821 433 100.0 388 100.0 821 100.0 416 96.1 379 97.7 795 96.8
6 BATAM 14,195 13,610 27,805 14,165 99.8 13,558 99.6 27,723 99.7 13,228 93.2 12,690 93.2 25,918 93.2
7 TANJUNGPINANG 1,897 1,924 3,821 1,897 100.0 1,918 99.7 3,815 99.8 1,822 96.0 1,797 93.4 3,619 94.7
JUMLAH (KAB/KOTA) 21,279 20,428 41,707 21,231 99.8 20,350 99.6 41,581 99.7 20,138 94.6 19,311 94.5 39,449 94.6

Sumber: ………. (sebutkan)


Keterangan: *KN Lengkap sama dengan indikator SPM "Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir"
TABEL 35

BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

BAYI BARU LAHIR BAYI USIA < 6 BULAN


NO KABUPATEN/KOTA MENDAPAT IMD DIBERI ASI EKSKLUSIF
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KARIMUN 3,754 2,859 76.2 2,755 1,401 50.9
2 BINTAN 2,897 2,512 86.7 2,955 1,470 49.7
3 NATUNA 1,284 1,160 90.3 799 516 64.6
4 LINGGA 1,344 1,157 86.1 1,144 589 51.5
5 KEPULAUAN ANAMBAS 809 712 88.0 831 188 22.6
6 BATAM 28,148 21,674 77.0 28,148 16,623 59.1
7 TANJUNGPINANG 3,821 3,197 83.7 2,591 1,369 52.8
JUMLAH (KAB/KOTA) 42,057 33,271 79.1 39,223 22,156 56.5

Sumber: ……………… (sebutkan)


Keterangan: IMD = Inisiasi Menyusui Dini
TABEL 36

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KABUPATEN/KOTA L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 2,082 1,968 4,050 1,875 90.1 1,782 90.5 3,657 90.3
2 BINTAN 1,486 1,404 2,890 1,431 96.3 1,413 100.6 2,844 98.4
3 NATUNA 711 666 1,377 637 89.6 606 91.0 1,243 90.3
4 LINGGA 746 702 1,448 657 88.1 635 90.5 1,292 89.2
5 KEPULAUAN ANAMBAS 455 422 877 403 88.6 391 92.7 794 90.5
6 BATAM 14,262 13,886 28,148 13,078 91.7 12,882 92.8 25,960 92.2
7 TANJUNGPINANG 2,007 1,945 3,952 1,820 90.7 1,803 92.7 3,623 91.7
JUMLAH (KAB/KOTA) 21,749 20,993 42,742 19,901 91.5 19,512 93 39,413 92.2

Sumber: ………. (sebutkan)


TABEL 37

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT


KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KEPULAUAN RIAU
2019

JUMLAH DESA/KELURAHAN % DESA/KELURAHAN


NO KABUPATEN/KOTA
DESA/KELURAHAN UCI UCI

1 2 3 4 5
1 KARIMUN 71 65 91.5
2 BINTAN 51 51 100.0
3 NATUNA 76 54 71.1
4 LINGGA 82 61 74.4
5 KEPULAUAN ANAMBAS 54 46 85.2
6 BATAM 64 64 100.0
7 TANJUNGPINANG 18 18 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 416 359 86.3

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 38

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR HIDUP BCG
KABUPATEN/KOTA
NO < 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 KARIMUN 1,934 1,819 3,753 1,912 98.9 1,803 99.1 3,715 99.0 6 0.3 5 0.3 11 0.3 1,954 101.0 1,828 100.5 3,782 100.8
2 BINTAN 1,485 1,412 2,897 1,461 98.4 1,400 99.2 2,861 98.8 6 0.4 4 0.3 10 0.3 1,455 98.0 1,425 100.9 2,880 99.4
3 NATUNA 643 623 1,266 582 90.5 538 86.4 1,120 88.5 50 7.8 39 6.3 89 7.0 636 98.9 624 100.2 1,260 99.5
4 LINGGA 692 652 1,344 524 75.7 442 67.8 966 71.9 80 11.6 69 10.6 149 11.1 647 93.5 530 81.3 1,177 87.6
5 KEPULAUAN ANAMBAS
433 388 821 380 87.8 341 87.9 721 87.8 0 0.0 0 0.0 0 0.0 379 87.5 371 95.6 750 91.4
6 BATAM 14,195 13,610 27,805 12,456 87.7 12,630 92.8 25,086 90.2 852 6.0 812 6.0 1,664 6.0 13,454 94.8 13,195 97.0 26,649 95.8
7 TANJUNGPINANG
2,007 1,945 3,952 1,896 94.5 1,920 98.7 3,816 96.6 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1,905 94.9 1,875 96.4 3,780 95.6
JUMLAH (KAB/KOTA)
21,389 20,449 41,838 19,211 89.8 19,074 93.3 38,285 91.5 994 4.6 929 4.5 1,923 4.6 20,430 95.5 19,848 97.1 40,278 96.3

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 39

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KABUPATEN/KOTA (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 KARIMUN 2,082 1,968 4,050 1,933 92.8 1,768 89.8 3,701 91.4 1,931 92.7 1,788 90.9 3,719 91.8 1,942 93.3 1,812 92.1 3,754 92.7 1,917 92.1 1,772 90.0 3,689 91.1
2 BINTAN 1,486 1,404 2,890 1,550 104.3 1,461 104.1 3,011 104.2 1,549 104.2 1,452 103.4 3,001 103.8 1,542 103.8 1,446 103.0 2,988 103.4 1,515 103.2 1,414 100.7 2,929 101.3
3 NATUNA 711 666 1,377 621 87.3 581 87.2 1,202 87.3 625 87.9 563 84.5 1,188 86.3 622 87.5 561 84.2 1,183 85.9 602 84.7 559 83.9 1,161 84.3
4 LINGGA 746 702 1,448 632 84.7 567 80.8 1,199 82.8 582 78.0 522 74.4 1,104 76.2 644 86.3 562 80.1 1,206 83.3 652 87.4 529 75.4 1,181 81.6
5 KEPULAUAN ANAMBAS 455 422 877 439 96.5 452 107.1 891 101.6 450 98.9 446 105.7 896 102.2 471 103.5 378 89.6 849 96.8 430 94.5 361 85.5 791 90.2
6 BATAM 14,262 13,886 28,148 13,189 92.5 13,201 95.1 26,390 93.8 13,129 92.1 13,149 94.7 26,278 93.4 13,084 91.7 13,387 96.4 26,471 94.0 13,187 92.5 13,490 97.1 26,677 94.8
7 TANJUNGPINANG 2,007 1,945 3,952 1,879 93.6 1,878 96.6 3,757 95.1 1,876 93.5 1,875 96.4 3,751 94.9 1,889 94.1 1,859 95.6 3,748 94.8 1,885 93.9 1,857 95.5 3,742 94.7
JUMLAH (KAB/KOTA) 21,749 20,993 42,742 20,243 93.1 19,908 94.8 40,151 93.9 20,142 92.6 19,795 94.3 39,937 93.4 20,194 92.9 20,005 95.3 40,199 94.1 20,188 92.8 19,982 95.2 40,170 94.0

Sumber: …………….. (sebutkan)


Keterangan:
*khusus untuk provinsi DIY, diisi dengan imunisasi IPV dosis ke 3
MR = measles rubella
TABEL 40

CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

BADUTA DIIMUNISASI
JUMLAH BADUTA DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
NO KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KARIMUN 2,095 1,897 3,992 1,501 71.6 1,471 77.5 2,972 74.4 1,435 68.5 1,376 72.5 2,811 70.4
2 BINTAN 1,546 1,461 3,007 1,405 90.9 1,307 89.5 2,712 90.2 1,285 83.1 1,247 85.4 2,532 84.2
3 NATUNA 2,321 2,212 4,533 430 18.5 410 18.5 840 18.5 404 17.4 385 17.4 789 17.4
4 LINGGA 1,241 1,116 2,357 449 36.2 384 34.4 833 35.3 403 32.5 426 38.2 829 35.2
5 KEPULAUAN ANAMBAS 433 432 865 482 111.3 415 96.1 897 103.7 182 42.0 201 46.5 383 44.3
6 BATAM 30,670 29,724 60,394 9,907 32.3 9,641 32.4 19,548 32.4 9,285 30.3 9,285 31.2 18,570 30.7
7 TANJUNGPINANG 2,264 2,199 4,463 1,796 79.3 1,737 79.0 3,533 79.2 1,774 78.4 1,745 79.4 3,519 78.8
JUMLAH (KAB/KOTA) 40,570 39,041 79,611 15,970 39.4 15,365 39.4 31,335 39.4 14,768 36.4 14,665 37.6 29,433 37.0

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 41

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
NO KABUPATEN/KOTA MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 3,809 3,684 91.0 16,424 14,609 83.0 20,233 18,293 84.5
2 BINTAN 2,955 2,916 98.7 10,782 10,338 95.9 13,737 13,254 96.5
3 NATUNA 1,358 1,446 106.5 9,525 4,789 50.3 10,883 6,235 57.3
4 LINGGA 1,464 1,616 110.4 10,002 6,804 68.0 11,466 8,420 73.4
5 KEPULAUAN ANAMBAS 659 445 67.5 4,122 3,359 81.5 4,781 3,804 79.6
6 BATAM 28,148 23,892 84.9 122,855 93,629 76.2 151,003 117,521 77.8
7 TANJUNGPINANG 3,952 3,545 89.7 16,894 14,962 88.6 20,846 18,507 88.8
JUMLAH (KAB/KOTA) 42,345 37,544 88.7 190,604 148,490 77.9 232,949 186,034 79.9

Sumber: ……………… (sebutkan)


Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus.
Untuk perhitungan anak balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A menggunakan data bulan Agustus.
TABEL 43

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

BALITA
DITIMBANG
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH SASARAN BALITA (S)
JUMLAH (D) % (D/S)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 11,012 10,476 21,488 7,167 6,948 14,115 65.1 66.3 65.7
2 BINTAN 6,885 6,852 13,737 5,837 5,771 11,608 84.8 84.2 84.5
3 NATUNA 5,572 5,307 10,879 1,863 1,827 3,690 33.4 34.4 33.9
4 LINGGA 5,899 5,544 11,443 3,208 2,910 6,118 54.4 52.5 53.5
5 KEPULAUAN ANAMBAS 3,121 2,925 6,046 1,587 1,665 3,252 50.8 56.9 53.8
6 BATAM 76,695 74,308 151,003 43,241 42,997 86,238 56.4 57.9 57.1
7 TANJUNGPINANG 10,588 10,258 20,846 8,299 8,066 16,365 78.4 78.6 78.5
JUMLAH (KAB/KOTA) 119,772 115,670 235,442 71,202 70,184 141,386 59.4 60.7 60.1

Sumber: ………. (sebutkan)


TABEL 42

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JUMLAH BALITA PELAYANAN KESEHATAN BALITA*


NO KABUPATEN/KOTA USIA 12-59 BULAN L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 8,932 8,508 17,440 6,490 72.7 5,944 69.9 12,434 71.3
2 BINTAN 5,367 5,349 10,716 4,812 89.7 4,694 87.8 9,506 88.7
3 NATUNA 4,911 4,532 9,443 1,925 39.2 1,976 43.6 3,901 41.3
4 LINGGA 5,136 4,824 9,960 3,466 67.5 3,410 70.7 6,876 69.0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 2,692 2,523 5,215 1,755 65.2 1,753 69.5 3,508 67.3
6 BATAM 62,433 60,422 122,855 40,720 65.2 39,884 66.0 80,604 65.6
7 TANJUNGPINANG 8,581 8,313 16,894 5,621 65.5 5,564 66.9 11,185 66.2
JUMLAH (KAB/KOTA) 98,052 94,471 192,523 64,789 66.1 63,225 67 128,014 66.5

Sumber: ………. (sebutkan)


Keterangan: *cakupan pelayanan kesehatan balita sama dengan indikator SPM "cakupan pelayanan kesehatan balita sesuai standar"
Pelayanan kesehatan balita = Balita usia 12-23 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar + Balita usia 24-35 bulan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
+ Balita usia 36-59 bulan mendapakan pelayanan sesuai standar
TABEL 44

STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JUMLAH BALITA JUMLAH BALITA JUMLAH


0-59 BULAN BALITA GIZI KURANG (BB/U) 0-59 BULAN BALITA PENDEK (TB/U) BALITA BALITA KURUS (BB/TB)
NO KABUPATEN/KOTA
YANG YANG DIUKUR 0-59 BULAN
DITIMBANG JUMLAH % TINGGI BADAN JUMLAH % YANG DIUKUR JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 14,114 1,331 9.4 14,114 2,148 15.2 14,114 972 6.9
2 BINTAN 11,607 409 3.5 11,607 458 3.9 11,607 228 2.0
3 NATUNA 4,235 298 7.0 4,235 753 17.8 4,235 94 2.2
4 LINGGA 6,118 261 4.3 6,118 566 9.3 6,118 151 2.5
5 KEPULAUAN ANAMBAS 17,344 262 1.5 17,344 899 5.2 17,344 190 1.1
6 BATAM 86,234 1,115 1.3 86,234 2,566 3.0 86,234 765 0.9
7 TANJUNGPINANG 12,389 415 3.3 12,389 347 2.8 12,389 195 1.6
JUMLAH (KAB/KOTA) 152,041 4,091 2.7 152,041 7,737 5.1 152,041 2,595 1.7

Sumber: ……………… (sebutkan)


TABEL 45

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PESERTA DIDIK SEKOLAH SEKOLAH


USIA PENDIDIKAN DASAR*
KELAS 1 SD/MI KELAS 7 SMP/MTS KELAS 10 SMA/MA SD/MI SMP/MTS SMA/MA
NO KABUPATEN/KOTA
MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT
JUMLAH JUMLAH JUMLAH MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT
PELAYANA PELAYANA PELAYANA
PESERTA % PESERTA % PESERTA % JUMLAH PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN %
N N N
DIDIK DIDIK DIDIK KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN
KESEHATA KESEHATA KESEHATA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 KARIMUN 5,050 4,904 97.1 4,587 4,547 99.1 4,275 3,718 87.0 9,637 9,451 98.1 153 151 98.7 63 63 100.0 35 34 97.1
2 BINTAN 3,633 3,633 100.0 2,932 2,932 100.0 2,107 2,107 100.0 20,370 20,370 100.0 114 114 100.0 44 44 100.0 24 24 100.0
3 NATUNA 1,560 1,512 96.9 1,459 1,455 99.7 1,324 1,220 92.1 12,636 2,967 23.5 84 84 100.0 40 40 100.0 26 26 100.0
4 LINGGA 2,120 2,095 98.8 1,567 1,548 98.8 1,300 1,271 97.8 11,275 10,985 97.4 138 138 100.0 40 40 100.0 23 23 100.0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 916 873 95.3 805 783 97.3 659 612 92.9 1,721 1,656 96.2 70 70 100.0 28 28 100.0 13 13 100.0
6 BATAM 40,024 23,810 59.5 20,747 18,441 88.9 15,327 12,842 83.8 131,663 64,773 49.2 40,024 23,810 59.5 20,747 18,441 88.9 15,327 12,842 83.8
7 TANJUNGPINANG 9,983 9,489 95.1 6,484 6,147 94.8 1,895 1,685 88.9 16,467 15,636 95.0 83 83 100.0 34 34 100.0 16 16 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 40,024 23,810 59.5 20,747 18,441 88.9 15,327 12,842 83.8 203,769 125,838 61.8 40,666 24,450 60.1 194 178 91.8 134 119 88.8

Sumber: ………. (sebutkan)


Keterangan :
* merupakan indikator SPM "Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar"
TABEL 46

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


NO KABUPATEN/KOTA TUMPATAN GIGI PENCABUTAN RASIO TUMPATAN/ JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
% KASUS DIRUJUK
TETAP GIGI TETAP PENCABUTAN GIGI DIRUJUK
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KARIMUN 41 1,287 0.0 0 0 #DIV/0!
2 BINTAN 812 2,677 0.3 9,784 997 0.1
3 NATUNA 429 1,005 0.4 1,116 75 0.1
4 LINGGA 64 1,195 0.1 2,473 203 0.1
5 KEPULAUAN ANAMBAS 135 857 0.2 0 0 #DIV/0!
6 BATAM 3,442 7,850 0.4 31,806 1,809 0.1
7 TANJUNGPINANG 2,049 5,290 0.4 16,264 1,553 0.1
JUMLAH (KAB/ KOTA) 6,972 20,161 0.3 61,443 4,637 0.1

Sumber: …………… (sebutkan)


Keterangan: pelayanan kesehatan gigi meliputi seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas
TABEL 47

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 KARIMUN 153 40 26.1 123 80.4 15,410 14,028 29,438 5,843 37.9 5,495 39.2 11,338 38.5 1,134 1,141 2,275 483 42.6 468 41.0 951 41.8
2 BINTAN 115 115 100.0 115 100.0 10,557 9,807 20,364 9,216 87.3 9,389 95.7 18,605 91.4 2,158 1,896 4,054 1,184 54.9 926 48.8 2,110 52.0
3 NATUNA 84 0 0.0 3 3.6 4,576 4,378 8,954 135 3.0 176 4.0 311 3.5 77 122 199 77 100.0 120 98.4 197 99.0
4 LINGGA 138 54 39.1 107 77.5 5,264 4,729 9,993 3,665 69.6 3,294 69.7 6,959 69.6 570 553 1,123 69 12.1 86 15.6 155 13.8
5 KEPULAUAN ANAMBAS 70 49 70.0 49 70.0 482 434 916 1,070 222.0 1,003 231.1 2,073 226.3 226 232 458 71 31.4 81 34.9 152 33.2
6 BATAM 403 330 81.9 404 100.2 49,879 43,525 93,404 29,989 60.1 26,100 60.0 56,089 60.0 7,800 10,730 18,530 1,878 24.1 4,155 38.7 6,033 32.6
7 TANJUNGPINANG 83 83 100.0 83 100.0 10,523 9,591 20,114 7,137 67.8 6,709 70.0 13,846 68.8 1,132 1,113 2,245 509 45.0 540 48.5 1,049 46.7
JUMLAH (KAB/ KOTA) 1,046 671 64.1 884 84.5 96,691 86,492 183,183 57,055 59.0 52,166 60.3 109,221 59.6 13,097 15,787 28,884 4,271 32.6 6,376 40.4 10,647 36.9

Sumber: …………… (sebutkan)


TABEL 48

PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PENDUDUK USIA 15-59 TAHUN


MENDAPAT PELAYANAN SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR BERISIKO
JUMLAH LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
NO KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KARIMUN 84,120 80,195 164,315 63,980 76.1 84,195 105.0 148,175 90.2 3,465 5.4 4,963 5.9 8,428 5.7
2 BINTAN 52,189 49,502 101,691 6,894 13.2 15,606 31.5 22,500 22.1 1,743 25.3 3,949 25.3 5,692 25.3
3 NATUNA 27,400 26,043 53,443 5,418 19.8 9,651 37.1 15,069 28.2 1,947 35.9 3,947 40.9 5,894 39.1
4 LINGGA 34,786 32,317 67,103 10,408 29.9 14,996 46.4 25,404 37.9 4,451 42.8 5,504 36.7 9,955 39.2
5 KEPULAUAN ANAMBAS 15,896 14,764 30,660 9,419 59.3 11,067 75.0 20,486 66.8 326 3.5 588 5.3 914 4.5
6 BATAM 462,010 449,416 911,426 290,851 63.0 299,105 66.6 589,956 64.7 43,410 14.9 61,529 20.6 104,939 17.8
7 TANJUNGPINANG 60,038 72,218 132,256 68,133 113.5 80,506 111.5 148,639 112.4 12,126 17.8 18,144 22.5 30,270 20.4
JUMLAH (KAB/KOTA) 736,439 724,455 1,460,894 455,103 61.8 515,126 71.1 970,229 66.4 67,468 14.8 98,624 19.1 166,092 17.1

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

USIA LANJUT (60TAHUN+)


NO KABUPATEN/KOTA MENDAPAT SKRINING KESEHATAN SESUAI
Sasaran Kab/Kota
STANDAR
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 10,900 10,925 21,825 5,871 53.9 7,636 69.9 13,507 61.9
2 BINTAN 5,872 5,675 11,547 3,790 64.5 5,226 92.1 9,016 78.1
3 NATUNA 3,120 2,972 6,092 1,065 34.1 1,481 49.8 2,546 41.8
4 LINGGA 5,192 5,450 10,642 3,124 60.2 4,253 78.0 7,377 69.3
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1,228 1,333 2,561 670 54.6 1,110 83.3 1,780 69.5
6 BATAM 18,687 18,728 37,415 14,088 75.4 15,663 83.6 29,751 79.5
7 TANJUNGPINANG 7,126 6,355 13,481 3,556 49.9 3,860 60.7 7,416 55.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 52,125 51,438 103,563 32,164 61.7 39,229 76.3 71,393 68.9

Sumber: Sub Perencanaan Kab/Kota


TABEL 50

PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PUSKESMAS
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PUSKESMAS MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN PENJARINGAN PENJARINGAN
KEGIATAN PENJARINGAN
KELAS IBU HAMIL ORIENTASI P4K KESEHATAN KELAS 7 KESEHATAN KELAS 1,
KESEHATAN REMAJA KESEHATAN KELAS 1
DAN 10 7, 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 KARIMUN 13 13 13 10 13 13 13
2 BINTAN 15 15 15 6 15 15 15
3 NATUNA 14 14 14 6 14 14 14
4 LINGGA 11 11 11 6 11 11 11
5 KEPULAUAN ANAMBAS 7 7 7 1 7 7 7
6 BATAM 20 20 20 19 20 19 19
7 TANJUNGPINANG 7 7 7 7 7 7 7
JUMLAH (KAB/KOTA) 87 87 87 55 87 86 86
PERSENTASE 100.0 100.0 63.2 100.0 98.9 98.9

Sumber:
catatan: diisi dengan tanda "V"
TABEL 51

JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR)
PER 100.000 PENDUDUK DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JUMLAH TERDUGA
JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS KASUS
TUBERKULOSIS YANG
NO KABUPATEN/KOTA MENDAPATKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TUBERKULOSIS
LAKI-LAKI +
PELAYANAN SESUAI ANAK 0-14 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH % PEREMPUAN
STANDAR
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 KARIMUN 2,185 273 60.9 175 39.1 448 94
2 BINTAN 2,073 173 63.8 98 36.2 271 55
3 NATUNA 569 73 66.4 37 33.6 110 18
4 LINGGA 433 84 66.1 43 33.9 127 5
5 KEPULAUAN ANAMBAS 326 58 67.4 28 32.6 86 23
6 BATAM 10,774 2,984 57.0 2,252 43.0 5,236 580
7 TANJUNGPINANG 2,871 449 61.3 283 38.7 732 207
JUMLAH (KAB/KOTA) 19,231 4,094 58.4 2,916 41.6 7,010 982
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS 19,263
99.8
% ORANG TERDUGA TUBERKULOSIS (TBC) MENDAPATKAN PELAYANAN TUBERKULOSIS SESUAI STANDAR

CNR SEMUA KASUS TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK 313


PERKIRAAN INSIDEN TUBERKULOSIS (DALAM ABSOLUT) BERDASARKAN MODELING TAHUN 2019 10,827
CASE DETECTION RATE (%) 64.7
CAKUPAN PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS ANAK (%) 75.6

Sumber: ……..............................................……….. (sebutkan)


Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,
Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll
TABEL 52

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JUMLAH KASUS JUMLAH SEMUA KASUS ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) ANGKA PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN JUMLAH
TUBERKULOSIS PARU TUBERKULOSIS TUBERKULOSIS PARU TERKONFIRMASI (COMPLETE RATE) SEMUA KASUS (SUCCESS RATE/SR) SEMUA KASUS KEMATIAN
TERKONFIRMASI TERDAFTAR DAN BAKTERIOLOGIS TUBERKULOSIS TUBERKULOSIS SELAMA
NO KABUPATEN/KOTA BAKTERIOLOGIS YANG DIOBATI*) PENGOBATA
TERDAFTAR DAN LAKI-LAKI + LAKI-LAKI + LAKI-LAKI + N
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
DIOBATI*) PEREMPUAN PEREMPUAN PEREMPUAN TUBERKULOS
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 KARIMUN 125 70 195 242 147 389 59 47.2 34 48.6 93 47.7 134 55.4 102 69.4 236 60.7 193 79.8 136 92.5 329 84.6 16 4.1
2 BINTAN 87 50 137 144 90 234 84 96.6 46 92.0 130 94.9 56 38.9 38 42.2 94 40.2 140 97.2 84 93.3 224 95.7 9 3.8
3 NATUNA 27 24 51 44 33 77 25 92.6 23 95.8 48 94.1 16 36.4 9 27.3 25 32.5 41 93.2 32 97.0 73 94.8 3 3.9
4 LINGGA 53 30 83 77 46 123 31 58.5 23 76.7 54 65.1 27 35.1 17 37.0 44 35.8 58 75.3 40 87.0 98 79.7 2 1.6
5 KEPULAUAN ANAMBAS 30 12 42 53 33 86 12 40.0 6 50.0 18 42.9 35 66.0 26 78.8 61 70.9 47 88.7 32 97.0 79 91.9 3 3.5
6 BATAM 1,015 636 1,651 1,663 1,198 2,861 540 53.2 347 54.6 887 53.7 916 55.1 724 60.4 1,640 57.3 1,456 87.6 1,071 89.4 2,527 88.3 87 3.0
7 TANJUNGPINANG 141 80 221 381 251 632 100 70.9 57 71.3 157 71.0 226 59.3 168 66.9 394 62.3 326 85.6 225 89.6 551 87.2 25 4.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,478 902 2,380 2,604 1,798 4,402 851 57.6 536 59.4 1,387 58.3 1,410 54.1 1,084 60.3 2,494 56.7 2,261 86.8 1,620 90.1 3,881 88.2 145 3.3

Sumber: ……..............................................……….. (sebutkan)


Keterangan:
*) Kasus Tuberkulosis terdaftar dan diobati berdasarkan kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,
Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll
TABEL 53

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA

PERSENTASE PERKIRAAN BATUK BUKAN PNEUMONIA


DIBERIKAN PNEUMONIA
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH BALITA YANG PNEUMONIA PNEUMONIA JUMLAH
JUMLAH TATALAKSANA BERAT
DIBERIKAN BALITA %
KUNJUNGAN STANDAR (DIHITUNG
NAPAS / LIHAT TDDK*)
TATALAKSANA
STANDAR L P L P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KARIMUN 17,440 6,499 6,499 100.0 0 147 105 20 20 167 125 292 #DIV/0! 735 692 1,427
2 BINTAN 10,716 4,262 3,685 86.5 592 30 24 0 0 30 24 54 9.1 7,022 6,997 14,019
3 NATUNA 9,443 2,989 9,849 329.5 5,738 716 711 9 12 725 723 1,448 25.2 19,675 18,787 38,462
4 LINGGA 9,960 3,176 3,066 96.5 0 2 1 0 0 2 1 3 #DIV/0! 1,612 1,473 3,085
5 KEPULAUAN ANAMBAS 5,215 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 788 687 1,475
6 BATAM 122,855 38,887 9,849 25.3 5,738 716 711 9 12 725 723 1,448 25.2 19,675 18,787 38,462
7 TANJUNGPINANG 27,021 7,515 7,158 95.2 1,076 206 160 0 0 206 160 366 34.0 3,270 2,860 6,130
JUMLAH (KAB/KOTA) 202,650 63,328 40,106 63.3 13,144 1,817 1,712 38 44 1,855 1,756 3,611 27.5 52,777 50,283 103,060
Prevalensi pneumonia pada balita (%)
Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 5
Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 83.3%

Sumber: …………….. (sebutkan)


Keterangan:
* TDDK = tarikan dinding dada ke dalam
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Persentase perkiraan kasus pneumonia pada balita berbeda untuk setiap provinsi, sesuai hasil riskesdas
TABEL 54

JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6

KARIMUN
1 ≤ 4 TAHUN 2 3 5 0.3
2 5 - 14 TAHUN 1 1 2 0.1
3 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.1
4 20 - 24 TAHUN 0 1 1 0.1
5 25 - 49 TAHUN 20 34 54 3.1
6 ≥ 50 TAHUN 10 4 14 0.8
BINTAN
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0.0

2 5 - 14 TAHUN 1 0 1 0.1

3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0

4 20 - 24 TAHUN 4 1 5 0.3

5 25 - 49 TAHUN 22 11 33 1.9

6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0.0
HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6

NATUNA
1 ≤ 4 TAHUN 12 11 23 1.3

2 5 - 14 TAHUN 3 2 5 0.3

3 15 - 19 TAHUN 4 3 7 0.4

4 20 - 24 TAHUN 65 18 83 4.7

5 25 - 49 TAHUN 358 164 522 29.8

6 ≥ 50 TAHUN 43 9 52 3.0

LINGGA
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0.0

2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0.0

3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0
4 20 - 24 TAHUN 0 0 0 0.0

5 25 - 49 TAHUN 0 0 0 0.0

6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0.0

KEPULAUAN ANAMBAS
1 ≤ 4 TAHUN 1 0 1 0.1

2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0.0

3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0
4 20 - 24 TAHUN 4 7 11 0.6

5 25 - 49 TAHUN 50 57 107 6.1


6 ≥ 50 TAHUN 3 3 6 0.3
HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6

BATAM
1 ≤ 4 TAHUN 12 11 23 1.3

2 5 - 14 TAHUN 3 2 5 0.3

3 15 - 19 TAHUN 4 3 7 0.4

4 20 - 24 TAHUN 65 18 83 4.7

5 25 - 49 TAHUN 358 164 522 29.8

6 ≥ 50 TAHUN 43 9 52 3.0

TANJUNGPINANG
1 ≤ 4 TAHUN 1 2 3 0.2

2 5 - 14 TAHUN 0 1 1 0.1

3 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.1
4 20 - 24 TAHUN 16 0 16 0.9

5 25 - 49 TAHUN 53 35 88 5.0

6 ≥ 50 TAHUN 13 3 16 0.9

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,173 577 1,750

PROPORSI JENIS KELAMIN 67.0 33.0

Jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV

Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar #DIV/0!

Sumber: …………….. (sebutkan)


Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 55

JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

KARIMUN
1 < 1 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 2 1 3
2 1 - 4 TAHUN 2 2 4 1.6 4 2 6 2.3 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 1 0 1 0.4 1 0 1 0.4 0 0 0
4 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.4 1 0 1 0.4 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
6 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
7 40 - 49 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
8 50 - 59 TAHUN 9 13 22 8.6 9 4 13 5.1 0 0 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
BINTAN
1 < 1 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
2 1 - 4 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0.0 0 0.0 3 3
5 20 - 29 TAHUN 0 0.0 0 0.0 3 1 4
6 30 - 39 TAHUN 0 0.0 1 1 0.4 0
7 40 - 49 TAHUN 1 1 0.4 4 2 6 2.3 0
8 50 - 59 TAHUN 4 2 6 2.3 1 1 0.4 0
9 ≥ 60 TAHUN 1 1 0.4 0 0.0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0.0 0 0.0 0
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
NATUNA
1 < 1 TAHUN 1 0 1 0.4 56 63 119 46.3 2 0 2
2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 3 0 3 1.2 80 55 135 52.5 1 0 1
4 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.4 25 28 53 20.6 1 0 1
5 20 - 29 TAHUN 8 1 9 3.5 364 279 643 250.2 2 6 8
6 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
7 40 - 49 TAHUN 36 13 49 19.1 2,825 1,982 4,807 1870.4 46 55 101
8 50 - 59 TAHUN 2 2 4 1.6 253 89 342 133.1 57 5 62
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
LINGGA
1 < 1 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
6 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
7 40 - 49 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
8 50 - 59 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
KEPULAUAN ANAMBAS
1 < 1 TAHUN 0 0.0 1 1 0.4 1 1
2 1 - 4 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0.0 1 1 0.4 1 1
6 30 - 39 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
7 40 - 49 TAHUN 0 0.0 15 14 29 11.3 9 11 20
8 50 - 59 TAHUN 0 0.0 1 1 2 0.8 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0.0 0 0.0 0
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
BATAM
1 < 1 TAHUN 1 0 1 0.4 56 63 119 46.3 2 0 2
2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 3 0 3 1.2 80 55 135 52.5 1 0 1
4 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.4 25 28 53 20.6 1 0 1
5 20 - 29 TAHUN 8 1 9 3.5 364 279 643 250.2 2 6 8
6 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
7 40 - 49 TAHUN 36 13 49 19.1 2,825 1,982 4,807 1870.4 46 55 101
8 50 - 59 TAHUN 2 2 4 1.6 253 89 342 133.1 57 5 62
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
TANJUNGPINANG
1 < 1 TAHUN 1 0 1 0.4 1 0 1 0.4 0 0 0
2 1 - 4 TAHUN 0 1 1 0.4 0 1 1 0.4 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 1 1 0.4 0 1 1 0.4 0 1 1
4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 13 4 17 6.6 13 4 17 6.6 4 0 4
6 30 - 39 TAHUN 20 11 31 12.1 20 11 31 12.1 2 5 7
7 40 - 49 TAHUN 16 9 25 9.7 16 9 25 9.7 3 3 6
8 50 - 59 TAHUN 6 1 7 2.7 6 1 7 2.7 4 3 7
9 ≥ 60 TAHUN 3 1 4 1.6 3 1 4 1.6 2 0 2
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0.0 0 0.0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 179 78 257 7,302 5,045 12,347 251 158 409
PROPORSI JENIS KELAMIN 69.6 30.4 59.1 40.9 61.4 38.6

Sumber: …………….. (sebutkan)


Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru ditemukan yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 56

KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

DIARE
JUMLAH TARGET
DILAYANI MENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC
JUMLAH PENEMUAN
NO KABUPATEN/KOTA SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
PENDUDUK
SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KARIMUN 250,470 6,763 2,940 3,459 51.1 1,162 39.5 16,903 488.7 2,375 204.4 5,347 460.2
2 BINTAN 155,456 4,197 1,807 2,442 58.2 785 43.4 1,171 48.0 265 33.8 367 46.8
3 NATUNA 1,376,009 37,152 1,592 19,779 53.2 4,296 269.8 19,779 100.0 4,296 100.0 4,296 100.0
4 LINGGA 102,638 2,771 1,679 996 35.9 286 17.0 996 100.0 286 100.0 286 100.0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 46,990 1,269 879 719 56.7 0 0.0 0 0.0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 BATAM 1,376,009 37,152 20,713 19,779 53.2 4,296 20.7 19,779 100.0 4,296 100.0 4,296 100.0
7 TANJUNGPINANG 271,645 7,334 4,579 332 4.5 157 3.4 1,198 360.8 1,143 728.0 58 36.9
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,579,217 96,638 34,190 47,506 49.2 10,982 32.1 59,826 125.9 12,661 115.3 14,650 133.4
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270 843

Sumber: …………….. (sebutkan)


Ket: - Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
- Persentase perkiraan jumlah kasus diare yang datang ke fasyankes besarnya sesuai dengan perkiraan daerah, namun
jika tidak tersedia maka menggunakan perkiraan 10% dari perkiraan jumlah penderita untuk semua umur dan 20% untuk balita
TABEL 57

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

KASUS BARU
NO KABUPATEN/KOTA Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 1 0 1 3 4 7 4 4 8
2 BINTAN 0 1 1 7 7 14 7 8 15
3 NATUNA 0 0 0 0 1 1 0 1 1
4 LINGGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 1 0 1 1 0 1
6 BATAM 4 1 5 8 7 15 12 8 20
7 TANJUNGPINANG 0 0 0 3 1 4 3 1 4
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 2 7 22 20 42 27 22 49
PROPORSI JENIS KELAMIN 71.4 28.6 52.4 47.6 55.1 44.9
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 2.4 2.0 2.2

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 58

KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,
MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

KASUS BARU
PENDERITA
KUSTA
ANAK<15
PENDERITA KUSTA ANAK
NO KABUPATEN/KOTA PENDERITA CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2 TAHUN
<15 TAHUN
KUSTA DENGAN
CACAT
TINGKAT 2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 KARIMUN 8 8 100.0 1 12.5 2 25.0 0
2 BINTAN 15 15 100.0 2 13.3 3 20.0 0
3 NATUNA 1 1 100.0 0 0.0 0 0.0 0
4 LINGGA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1 1 100.0 0 0.0 1 100.0 0
6 BATAM 20 20 100.0 0 0.0 2 10.0 0
7 TANJUNGPINANG 4 4 100.0 0 0.0 0 0.0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 49 49 100.0 3 6.1 8 16.3 0
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 1.000.000 PENDUDUK 12.0

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 59

JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN,
DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

KASUS TERDAFTAR
NO KECAMATAN Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 1 0 1 3 4 7 4 4 8
2 BINTAN 0 1 1 7 7 14 7 8 15
3 NATUNA 0 0 0 0 1 1 0 1 1
4 LINGGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 1 0 1 1 0 1
6 BATAM 4 1 5 8 7 15 12 8 20
7 TANJUNGPINANG 0 0 0 3 1 4 3 1 4
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 2 7 22 20 42 27 22 49
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 2.0

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 60

PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


TAHUN 2018 TAHUN 2017
RFT PB RFT MB
NO KECAMATAN PENDERITA PBa PENDERITA MBb
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 KARIMUN 1 0 1 1 100.0 0 #DIV/0! 1 100.0 5 1 6 0 0.0 0 0.0 0 0.0
2 BINTAN 1 2 3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 6 6 12 2 33.3 0 0.0 2 16.7
3 NATUNA 1 3 4 1 100.0 3 100.0 4 100.0 14 9 23 12 85.7 7 77.8 19 82.6
4 LINGGA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 0 0.0 0 #DIV/0! 0 0.0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 BATAM 1 3 4 1 100.0 3 100.0 4 100.0 14 9 23 12 85.7 7 77.8 19 82.6
7 TANJUNGPINANG 1 0 1 1 100.0 0 #DIV/0! 1 100.0 3 0 3 4 133.3 0 #DIV/0! 4 133.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 8 13 4 80.0 6 75.0 10 76.9 43 25 68 30 69.8 14 56.0 44 64.7

Sumber: …………….. (sebutkan)


Keterangan :
a= Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
b= Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2016 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
TABEL 61

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KEPULAUAN RIAU
2019

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KABUPATEN/KOTA
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 3 4
1 KARIMUN 0 0
2 BINTAN 40,744 3
3 NATUNA 412,181 8
4 LINGGA 9,178 0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 12,928 0
6 BATAM 412,181 8
7 TANJUNGPINANG 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 887,212 20
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 2.3

Sumber: …………….. (sebutkan)


Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 63

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5
1 KARIMUN 1 1 100.0
2 BINTAN 10 10 100.0
3 NATUNA #DIV/0!
4 LINGGA 0 0 #DIV/0!
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 #DIV/0!
6 BATAM #DIV/0!
7 TANJUNGPINANG #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 11 100.0

Sumber: ………………….. (sebutkan)


TABEL 62

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS NEONATORUM HEPATITIS B
NO KABUPATEN/KOTA PERTUSIS SUSPEK CAMPAK
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KARIMUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BINTAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 9 24
3 NATUNA 0 0 0 0 0
4 LINGGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 BATAM 0 0 0 0 0
7 TANJUNGPINANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 9 24
CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! #DIV/0!
INSIDENS RATE SUSPEK CAMPAK 6.0 3.6 9.6

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 64

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN ###

YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK


WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN TERANCAM
NO JUMLAH JUMLAH
LUAR BIASA
KEC DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU- AKHIR L P L+P
0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
LANGI HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

KARIMUN 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


1 Keracunan Makanan 1 1 13/12/2019 13/12/2019 15/12/19 32 51 83 1 60 16 6 0 0 0 167 #DIV/0! #DIV/0! 49.7 0.0 0.0 0.0
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: ………………… (sebutkan)


TABEL 65

KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KARIMUN 125 107 232 3 1 4 2.4 0.9 1.7
2 BINTAN 150 133 283 1 1 2 0.7 0.8 0.7
3 NATUNA 57 48 105 0 0 0 0.0 0.0 0.0
4 LINGGA 32 23 55 0 0 0 0.0 0.0 0.0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 21 18 39 0 0 0 0.0 0.0 0.0
6 BATAM 400 329 729 1 1 2 0.3 0.3 0.3
7 TANJUNGPINANG 235 195 430 1 2 3 0.4 1.0 0.7
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,020 853 1,873 6 5 11 0.6 0.6 0.6
ANGKA KESAKITAN DBD PER 100.000 PENDUDUK 45.5 38.1 83.6

Sumber: …………….. (sebutkan)


Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 66

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

MALARIA
KONFIRMASI LABORATORIUM POSITIF MENINGGAL CFR
% KONFIRMASI %
NO KABUPATEN/KOTA RAPID PENGOBATA
SUSPEK LABORATORIU PENGOBATA
MIKROSKOPIS DIAGNOSTIC TOTAL L P L+P N STANDAR L P L+P L P L+P
M N STANDAR
TEST (RDT)
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KARIMUN 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 BINTAN 1,419 2,106 151 2,257 159.1 39 21 60 60 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
3 NATUNA 27 2 25 27 100.0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 LINGGA 120 45 75 120 100.0 14 5 19 19 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1,495 1,102 527 1,629 109.0 32 28 60 60 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
6 BATAM 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 TANJUNGPINANG 36 34 10 44 122.2 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,097 3,289 788 4,077 131.6 85 54 139 139 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK 0.0 0.0 0.1

Sumber: …………….. (sebutkan)


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

s
TABEL 67

PENDERITA KRONIS FILARIASIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PENDERITA KRONIS FILARIASIS


NO KABUPATEN/KOTA KASUS KRONIS TAHUN KASUS KRONIS BARU JUMLAH SELURUH KASUS
KASUS KRONIS PINDAH KASUS KRONIS MENINGGAL
SEBELUMNYA DITEMUKAN KRONIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KARIMUN 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 0 2
2 BINTAN 45 21 66 0 0 0 1 0 1 1 0 1 43 21 64
3 NATUNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 LINGGA 7 3 10 0 0 0 0 0 0 1 1 2 6 2 8
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 BATAM 6 10 16 0 0 0 2 0 2 4 3 7 0 7 7
7 TANJUNGPINANG 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 61 34 95 0 0 0 3 0 3 9 4 13 52 30 82

Sumber: …………….. (sebutkan)


Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 68

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN


JUMLAH ESTIMASI PENDERITA HIPERTENSI
BERUSIA ≥ 15 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA

LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KARIMUN 8,190 7,856 16,046 4,522 55.2 6,195 78.9 10,717 66.8
2 BINTAN 20,287 19,216 39,503 2,760 13.6 5,228 27.2 7,988 20.2
3 NATUNA 96,732 93,139 189,871 1,489 1.5 2,748 3.0 4,237 2.2
4 LINGGA 14,479 14,165 28,644 3,088 21.3 3,981 28.1 7,069 24.7
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1,833 2,083 3,916 1,815 99.0 2,065 99.1 3,880 99.1
6 BATAM 95,042 93,357 188,399 37,787 39.8 49,473 53.0 87,260 46.3
7 TANJUNGPINANG 0 0 0 7,616 #DIV/0! 11,528 #DIV/0! 19,144 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 236,563 229,816 466,379 59,077 25.0 81,218 35.3 140,295 30.1

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 69

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN


PUSKESMAS
KEPULAUAN RIAU
2019

PENDERITA DM YANG MENDAPATKAN


JUMLAH PENDERITA PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
NO KECAMATAN
DM
JUMLAH %
1 2 4 5 6
1 KARIMUN 3,164 3,032 95.8
2 BINTAN 1,620 1,620 100.0
3 NATUNA 758 565 74.5
4 LINGGA 848 679 80.1
5 KEPULAUAN ANAMBAS 624 587 94.1
6 BATAM 16,386 16,386 100.0
7 TANJUNGPINANG 7,325 7,325 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 30,725 30,194 98.3

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 70

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PUSKESMAS PEMERIKSAAN LEHER


PEREMPUAN IVA POSITIF CURIGA KANKER TUMOR/BENJOLAN
MELAKSANAKAN RAHIM DAN PAYUDARA
NO KABUPATEN/KOTA USIA 30-50
KEGIATAN DETEKSI DINI
TAHUN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
IVA & SADANIS*
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 KARIMUN 11 7,707 1,377 17.9 17 1.2 8 0.6 5 0.4
2 BINTAN 12 25,719 1,890 7.3 10 0.5 0 0.0 15 0.8
3 NATUNA 3 12,302 117 1.0 4 3.4 1 0.9 3 2.6
4 LINGGA 11 16,558 893 5.4 9 1.0 41 4.6 6 0.7
5 KEPULAUAN ANAMBAS 7 6,908 19 0.3 0 0.0 1 5.3 1 5.3
6 BATAM 21 174,975 9,280 5.3 199 2.1 22 0.2 49 0.5
7 TANJUNGPINANG 7 38,601 1,620 4.2 22 1.4 13 0.8 19 1.2
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 282,770 15,196 5.4 261 1.7 86 0.6 98 0.6

Sumber: …………….. (sebutkan)


Keterangan: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
* diisi dengan checklist (V)
TABEL 71

PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

PELAYANAN KESEHATAN ODGJ BERAT


NO KABUPATEN/KOTA
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
SASARAN ODGJ BERAT
JUMLAH %
1 2 4 5 6
1 KARIMUN 223 224 100.4
2 BINTAN 139 115 82.7
3 NATUNA 164 157 95.7
4 LINGGA 87 86 98.9
5 KEPULAUAN ANAMBAS 31 31 100.0
6 BATAM 1,238 933 75.4
7 TANJUNGPINANG 300 283 94.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,182 1,829 83.8

Sumber: ………. (sebutkan)


TABEL 72

PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN (IKL) PEMERIKSAAN


JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA SARANA AIR JUMLAH
JUMLAH SARANA JUMLAH
JUMLAH SARANA AIR
MINUM AIR MINUM DGN SARANA AIR
SARANA AIR % % % MINUM %
RESIKO RENDAH+ MINUM DIAMBIL
MINUM DI IKL MEMENUHI
SEDANG SAMPEL
SYARAT
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KARIMUN 187 137 73.3 104 75.9 137 73.3 116 84.7
2 BINTAN 279 269 96.4 152 56.5 117 41.9 114 97.4
3 NATUNA 2,595 1,563 60.2 1,525 97.6 82 3.2 53 64.6
4 LINGGA 221 122 55.2 88 72.1 91 41.2 69 75.8
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1,223 48 3.9 6 12.5 47 3.8 46 97.9
6 BATAM 476 191 40.1 69 36.1 146 30.7 131 89.7
7 TANJUNGPINANG 188 185 98.4 185 100.0 183 97.3 158 86.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 5,169 2,515 48.7 2,129 84.7 803 15.5 687 85.6

Sumber: ………………… (sebutkan)


TABEL 73

JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

JAMBAN SEHAT SEMI JAMBAN SEHAT PERMANEN KELUARGA DENGAN


SHARING/KOMUNAL
PERMANEN (JSSP) (JSP) AKSES TERHADAP
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH KK JUMLAH JUMLAH JUMLAH FASILITAS SANITASI YANG
JUMLAH JUMLAH JUMLAH LAYAK (JAMBAN SEHAT)
KK KK KK
SARANA SARANA SARANA
PENGGUNA PENGGUNA PENGGUNA JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KARIMUN 69,006 1,275 1,275 9,115 9,115 44,099 44,099 54,489 79.0
2 BINTAN 47,022 142 1,035 1,135 1,747 26,343 33,840 36,622 77.9
3 NATUNA 22,395 1,008 1,008 2,868 2,868 13,655 13,555 17,431 77.8
4 LINGGA 37,780 152 926 2,025 2,699 20,803 25,303 28,928 76.6
5 KEPULAUAN ANAMBAS 11,811 506 506 1,061 1,061 2,524 2,524 4,091 34.6
6 BATAM 392,280 2,100 4,120 3,143 7,101 353,190 328,932 340,153 86.7
7 TANJUNGPINANG 71,794 31 862 1,183 2,421 55,324 61,305 64,588 90.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 652,088 5,214 9,732 20,530 27,012 515,938 509,558 546,302 83.8

Sumber: ………………… (sebutkan)


TABEL 75

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

TTU YANG ADA TTU MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN
SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN JUMLAH TEMPAT IBADAH PASAR JUMLAH TOTAL
N SD/MI SMP/MTs SMA/MA PUSKESMAS RUMAH SAKIT
KABUPATEN/KOTA TEMPAT TTU
O RUMAH PASAR
IBADAH YANG
SD/MI SMP/MTs SMA/MA PUSKESMAS SAKIT ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
ADA
UMUM
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 KARIMUN 148 61 32 13 2 442 5 703 70 47.3 28 45.9 19 59.4 10 76.9 - 0.0 199 45.0 4 80.0 330 46.9
2 BINTAN 110 41 22 15 2 382 8 580 85 77.3 32 78.0 17 77.3 13 86.7 2 100.0 329 86.1 4 50.0 482 83.1
3 NATUNA 81 39 26 14 2 420 10 592 48 59.3 20 51.3 16 61.5 9 64.3 1 50.0 112 26.7 4 40.0 210 35.5
4 LINGGA 143 40 23 11 2 173 9 401 79 55.2 24 60.0 18 78.3 10 90.9 2 100.0 75 43.4 5 55.6 213 53.1
5 KEPULAUAN ANAMBAS 66 29 12 7 3 38 8 163 40 60.6 9 31.0 4 33.3 4 57.1 1 33.3 17 44.7 - 0.0 75 46.0
6 BATAM 398 159 105 20 20 901 45 1,648 190 47.7 83 52.2 44 41.9 18 90.0 8 40.0 539 59.8 25 55.6 907 55.0
7 TANJUNGPINANG 82 31 26 7 3 235 2 386 47 57.3 16 51.6 10 38.5 6 85.7 1 33.3 210 89.4 - 0.0 290 75.1
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,028 400 246 87 34 2,591 87 4,473 559 54.4 212 53.0 128 52.0 70 80.5 15 44.1 1481 57.2 42 48.3 2507 56.0

Sumber: …………………….. (sebutkan)


TABEL 74

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)


JUMLAH DESA/ DESA MELAKSANAKAN DESA STOP BABS
NO KABUPATEN/KOTA DESA STBM
KELURAHAN STBM (SBS)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 KARIMUN 71 59 83.1 18 25.4 0 0.0
2 BINTAN 51 51 100.0 20 39.2 0 0.0
3 NATUNA 76 76 100.0 18 23.7 0 0.0
4 LINGGA 82 78 95.1 13 15.9 0 0.0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 54 43 79.6 3 5.6 0 0.0
6 BATAM 64 60 93.8 9 14.1 9 14.1
7 TANJUNGPINANG 18 18 100.0 3 16.7 0 0.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 416 385 92.5 84 20.2 9 2.2

Sumber: ………………… (sebutkan)


* SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan)
TABEL 76

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019

TPM YANG ADA TPM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


MAKANAN
MAKANAN JUMLAH TPM
JAJANAN/ RUMAH MAKAN/ DEPOT AIR MINUM
RUMAH JASA BOGA JAJANAN/KANTIN/SENT MEMENUHI SYARAT
NO KABUPATEN/KOTA DEPOT AIR KANTIN/ JUMLAH TPM RESTORAN (DAM)
JASA BOGA MAKAN/REST RA MAKANAN JAJANAN KESEHATAN
MINUM (DAM) SENTRA YANG ADA
ORAN
MAKANAN
JAJANAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % TOTAL %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KARIMUN 74 152 159 473 858 14 18.9 29 19.1 64 40.3 212 44.8 319 37.2
2 BINTAN 29 230 161 568 988 23 79.3 202 87.8 143 88.8 510 89.8 878 88.9
3 NATUNA 10 108 75 351 544 2 20.0 67 62.0 38 50.7 49 14.0 156 28.7
4 LINGGA 23 94 49 386 552 13 56.5 49 52.1 46 93.9 194 50.3 302 54.7
5 KEPULAUAN ANAMBAS 93 105 43 742 983 7 7.5 15 14.3 29 67.4 313 42.2 364 37.0
6 BATAM 138 315 683 839 1,975 50 36.2 234 74.3 353 51.7 258 30.8 895 45.3
7 TANJUNGPINANG 63 656 183 595 1,497 38 60.3 270 41.2 109 59.6 221 37.1 638 42.6
JUMLAH (KAB/KOTA) 430 1,660 1,353 3,954 7,397 147 34.2 866 52.2 782 57.8 1,757 44.4 3,552 48.0

Sumber: …………………….. (sebutkan)

Anda mungkin juga menyukai