DEMOGRAFI
1
Gambar 1.1 Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kepulauan Riau
Pembentukan Kepulauan Riau sebagai provinsi ke-32 di Republik
Indonesia (RI) ditetapkan oleh DPR RI berdasarkan Undang-Undang No.
25 tanggal 24 September Tahun 2002. Provinsi Kepulauan Riau awalnya
merupakan bagian dari Provinsi Riau. Secara administratif, Provinsi
Kepulauan Riau diresmikan pada tanggal 1 Juli 2004 dengan
Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi.
Provinsi Kepulauan Riau dengan moto Berpancang Amanah, Bersauh
Marwah, bertekad untuk membangun daerahnya menjadi salah satu pusat
pertumbuhan perekonomian nasional dengan tetap mempertahankan nilai-
nilai budaya melayu yang didukung oleh masyarakat yang sejahtera, cerdas
dan berakhlak mulia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2019 tanggal 8 Oktober 2019, luas wilayah masing-
masing kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau, yaitu:
2
Tabel 1.1
Ketinggian Tempat, Luas Daratan, dan Luas Lautan
Menurut Kabupaten/Kota
Tinggi Luas
Nama Ibu
Kabupaten/Kota Tempat Daratan Persentase
Kota
(dpl) (km2)
Karimun Tanjung Balai 5 912,75 11,13
3
75+
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4
150000 100000 50000 0 0 20000 40000 60000 80000 100000120000
4
Tanjungpinang
10%
Karimun
11%
Bintan
7% Natuna
3%
Lingga
4%
Kepulauan
Anambas
2%
Batam
63%
5
Kepri). IPM Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 berada pada
peringkat 4 nasional. Selain itu, IPM Provinsi Kepulauan Riau berada di atas
IPM Indonesia yaitu 71,92.
75.48
74.84
74.45
73.99
73.75
6
IPM KABUPATEN/KOTA SE - PROVINSI
KEPULAUAN RIAU
2019
90 81.09 78.73
80 71.1 73.98 72.63
64.98 68.48
70
60
50
40
30
20
10
0
No Lapangan Usaha %
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.08
2 Pertambangan dan Penggalian 13.11
3 Industri Pengolahan 37.57
4 Pengadaan Listrik, Gas 1.03
5 Pengadaan Air 0.11
6 Konstruksi 19.49
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil
7 9.07
dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 2.7
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.33
10 Informasi dan Komunikasi 2.11
7
No Lapangan Usaha %
11 Jasa Keuangan 2.72
12 Real Estate 1.31
13 Jasa Perusahaan 0
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
14 2.55
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 1.45
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.87
17 Jasa lainnya 0.5
PDRB 100
PDRB TANPA MIGAS 88.34
8
BAB II
9
dan tenaga kesehatan lainnya.
Dalam rangka mendukung terlaksananya pembangunan kesehatan
dan pelayanan kesehatan di Kepulauan Riau maka Pemerintah perlu
meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan yang ada.
Memperhatikan kondisi geografis Provinsi Kepulauan Riau yang berbentuk
kepulauan dan adanya musim angin pada waktu tertentu sehingga
masyarakat sulit untuk menjangkau puskesmas. Dengan
mempertimbangkan hal ini, maka salah satu upaya yang dilaksanakan
adalah dengan mendekatkan pelayanan ke masyarakat dengan
menempatkan tenaga medis di tengah-tengah masyarakat, di puskesmas
pembantu atau puskesmas yang jumlah tenaga medisnya masih relatif
kurang.
Strategi penguatan kuantitas tenaga kesehatan di Provinsi Kepulauan
Riau selain melalui perekrutan melalui CPNS dan Nusantara Sehat dari
Pusat, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga menggagas program
penempatan tenaga dokter dan dokter gigi melalui program pengangkatan
dokter/dokter gigi Non PNS, yang pendayagunaannya di puskesmas, pustu,
polindes dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya milik pemerintah.
Program ini sudah berjalan sejak tahun 2011 hingga saat ini.
Program pengangkatan tenaga medis ini dilaksanakan juga dalam
upaya mengoptimalkan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan
capaian masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Program ini sejalan dengan program Pemerintah Pusat saat ini, yaitu
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, dimana tenaga
kesehatan di Puskesmas berkewajiban melakukan kunjungan rumah (home
visit) di wilayah kerjanya. Dokter dan dokter gigi yang penempatan
puskesmas juga diwajibkan melakukan home visit minimal 50 KK/bulan.
Meningkatnya profesionalisme dan pemerataan Sumber Daya
Manusia Kesehatan (SDMK) di Kepulauan Riau ditargetkan melalui
indikator sasaran yang akan dicapai antara lain meningkatkan persentase
puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan dan
meningkatkan persentase RS pemerintah Kelas C yang memiliki 4 dokter
10
spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang.
Berdasarkan data Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau dan Profil Kabupaten/Kota diketahui bahwa jumlah dokter
yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 adalah sebanyak
1.796 orang. Distribusi dokter menurut Kabupaten/Kota diuraikan sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Tenaga Medis di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019
11
120 109 102
100 85
80 66
64 63 64
60 50 54
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber : Seksi SDMK,Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2019
Gambar 2.1 Jumlah Dokter/Dokter Gigi Non PNS Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2011-2019
Penempatan tenaga medis dan paramedis non - PNS tersebut
berdasarkan usulan kebutuhan dari Kabupaten/Kota. Tujuan penempatan
tenaga medis dan paramedis non PNS tersebut agar terpenuhinya
kebutuhan keluarga akan pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan
efisien melalui kegiatan home visit dengan mengedepankan kegiatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta memberdayakan
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat secara mandiri.
Tabel 2.2
Tenaga Paramedis dan Kesehatan Masyarakat
Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2019
12
Dukungan pendayagunaan tenaga kesehatan juga diperkuat dengan
adanya program Penugasan Khusus Nusantara Sehat (NS) yang
pengadaan dan pembiayaannya oleh Kementerian Kesehatan RI.
Rekapitulasi jumlah tenaga nusantara sehat di Kepulauan Riau Tahun 2019
pada tabel berikut:
Tabel 2.3
Tenaga Nusantara Sehat Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2019
13
akreditasi adalah pedoman yang berisi tingkat pencapaian yang harus
dipenuhi oleh rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.
Pada tahun 2019, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau
telah memiliki minimal 1 RS terakreditasi sehingga pencapaian indikator
sebesar 100% jauh melampaui target yang hanya 42,8%. Dalam
pelaksanaan akreditasi yang dilakukan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) di Provinsi Kepulauan Riau, pada tahun 2018 terdapat 32 Rumah
dan di tahun 2019 ini ada penambahan satu rumah sakit sehingga jumlah
rumah sakit yang ada di Provinsi Kepulauan Riau berjumlah 33 rumah sakit
dengan rincian sebagai berikut:
14
Tabel 2.4
Jumlah Rumah Sakit Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2018-2019
2.3 PUSKESMAS
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43
Tahun 2019 yaitu fasilitas tingkat pertama memiliki peranan penting dalam
sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan dan
penyelenggaraan pusat kesehatan masyarakat perlu ditata ulang untuk
meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menyukseskan
program jaminan sosial nasional. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang
setinggi - tingginya, perlu dilakukan upaya peningkatan mutu dan kinerja
antara lain dengan pengembangan sistem manajemen mutu dan upaya
perbaikan kinerja yang berkesinambungan baik pelayanan klinis, program
dan manajerial.
15
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 memiliki 87 (delapan puluh
tujuh) puskesmas dengan rincian 48 (empat puluh delapan) puskesmas
rawat inap dan 39 (tiga puluh Sembilan) puskesmas non rawat inap, untuk
puksesmas menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2.5
Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2019
No Kabupaten/Kota Jumlah Jumlah Puskesmas Jumlah Rasio per
Desa/Kel Penduduk Rawat Non 100.000
Inap Rawat penduduk
Inap
1 Karimun 71 250.511 4 9 13 5.18
2 Bintan 51 155.456 5 10 15 9.64
3 Natuna 77 81.952 9 4 13 15.86
4 Lingga 82 104.094 5 7 12 11.52
5 Batam 64 1.421.961 19 1 20 1.40
6 Tanjungpinang 18 227.185 1 6 7 3.08
7 Kep.Anambas 54 46.990 5 2 7 14.89
Total 417 2.288.149 48 39 87 3.80
16
rendah tidak menjadi masalah karena akses transportasi di Kota Batam
sudah lancar.
Berdasarkan rasio puskesmas tersebut dapat diketahui bahwa setiap
100.000 penduduk dilayani oleh 4 Puskesmas. Menurut standar WHO, 1
(satu) puskesmas minimal melayani 30.000 penduduk. Hal ini dapat
diartikan bahwa setiap 1 (satu) puskemas di Provinsi Kepulauan Riau
melayani 25.000 penduduk. Dengan demikian puskesmas di Provinsi
Kepulauan Riau sudah diatas target capaian WHO.
Tabel 2.6
Jumlah Puskesmas Teregister dan Puskesmas Terakreditasi Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2018-2019
17
hal ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran penduduk tentang
pentingnya mengikuti Program Jaminan Kesehatan Nasional secara
mandiri dapat dilihat dari data Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)
hanya 16,8 persen (lampiran tabel 17), kendala lain yang terjadi adalah
tidak tersedianya data penduduk yang valid by name by address sehingga
mempersulit proses integrasi penduduk ke dalam Jaminan Kesehatan
Nasional.
Sebagai upaya dan strategi pemerintah daerah untuk
keberlangsungan Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah dengan
mengintegrasikan Jamkesda ke BPJS Kesehatan, hal ini sudah
dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota se-Provinsi
Kepulauan Riau bahkan ada 2 (dua) Kabupaten/Kota yang sudah mencapai
Universal Health Coverage (UHC) yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas
dan Kabupaten Natuna. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga
berencana akan mengintegrasikan penduduk ke dalam Jaminan Kesehatan
Naional melalui APBD bersumber Dana Cukai Rokok pada tahun 2020.
18
BAB III
KESEHATAN KELUARGA
19
AKI Provinsi Kepulauan Riau pada 5 (lima) tahun terakhir yaitu
dari tahun 2015 sampai dengan 2019 masih fluktuatif dan cenderung
mengalami penurunan dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Pada tahun 2019,
AKI Provinsi Kepulauan Riau yaitu 98,3 per 100.000 kelahiran hidup.
Distribusi AKI dan jumlah kematian ibu berdasarkan kabupaten/ kota
digambarkan pada grafik berikut ini.
20
hidup) sedangkan AKI terendah yaitu Kabupaten Natuna 79 per
100.000 kelahiran hidup). Namun jika dilihat dari jumlah kasus
kematian ibu, Kota Batam adalah kabupaten/ kota penyumbang kasus
terbanyak (23 kasus), sedangkan Kabupaten Natuna menjadi
penyumbang kasus yang paling sedikit (1 kasus). Setiap kematian ibu
yang terjadi di kabupaten/ kota dengan jumlah penduduk dan jumlah
kelahiran yang sedikit pasti akan sangat berpengaruh pada
peningkatan AKI di wilayah tersebut. Oleh karena itu, Kabupaten
Kepulauan Anambas walaupun jumlah kasus kematian ibunya adalah
2 kasus (jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Kota Batam dengan
jumlah kasus 23) memiliki AKI yang tertinggi dibandingkan dengan
kabupaten/ kota lainnya. Jika dibandingkan dengan target AKI Tahun
2019 pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dapat
dilihat bahwa ada 4 kabupaten/ kota yang tidak dapat mencapai target
yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas, Bintan, Lingga, dan Kota
Tanjungpinang.
Kematian ibu bisa terjadi karena banyak hal dikarenakan proses
kehamilan itu sendiri meningkatkan risiko kesakitan dan kematian.
Kematian ibu di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 masih
didominasi oleh penyebab langsung yaitu pendarahan dan hipertensi
dalam kehamilan (sekitar 64%), meskipun sebab lain yang merupakan
penyebab tidak langsung juga cukup besar, diantaranya seperti
kondisi penyakit TB paru, meningitis, asma, susp emboli air ketuban,
kanker nasofaring, trombositopeni DHF, dan susp ileus paralitik.
21
Gambar 3.4 Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2019
Pendarahan dan hipertensi dalam kehamilan merupakan
komplikasi dalam masa kehamilan, persalinan, dan nifas yang
terkadang tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin
saja terjadi pada wanita yang tadinya diidentifikasi normal. Namun
apabila ibu memperoleh pelayanan kesehatan ibu hamil yang
berkualitas, sesuai standar, dan terus dipantau, komplikasi mungkin
dapat diketahui lebih dini (deteksi dini) dan ibu bisa mendapatkan
pelayanan rujukan yang efektif. Deteksi dini juga perlu dilakukan
terhadap penyakit yang diderita oleh ibu sebelum hamil karena
penyakit tersebut dapat menjadikan proses kehamilan, persalinan,
dan nifas menjadi lebih beresiko bagi ibu tersebut, yang seringkali bisa
menjadi penyebab kematian ibu tidak langsung.
22
Mulai dari saat hamil, ibu berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, memiliki akses terhadap pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, perawatan pasca
persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir, perawatan khusus jika terjadi
komplikasi, dan akses terhadap pelayanan kontrasepsi.
23
kandungan 4 – 6 bulan), dan dua kali pada trimester ketiga (usia
kandungan 7 – 9 bulan) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten (bidan/ dokter/ dokter spesialis kebidanan). Indikator
terkait pelayanan ini yaitu indikator K1 (kontak pertama ibu dengan
petugas kesehatan) dan K4 (terpenuhinya standar minimal kunjungan
ibu hamil sebanyak 4 kali).
Ada 10 kriteria standar pelayanan yang diberikan kepada ibu
hamil (10T) yaitu : (1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, (2)
Ukur tekanan darah, (3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas /
LiLa), (4) Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri), (5) Tentukan
presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ), (6) Skrinning status
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan berikan imunisasi jika diperlukan,
(7) Pemberian Tablet Tambah Darah minimal 90 Tablet selama
kehamilan, (8) Tes laboratorium (umum dan khusus), (9) Tatalaksana/
penanganan kasus sesuai kewenangan, dan (10) Temu wicara
(konseling).
Target K4
2019 = 80%
24
yaitu di atas 80%, cakupan tertinggi yaitu Kota Batam (93,2%) dan
terendah yaitu Kabupaten Natuna (85,6%). Ada banyak faktor yang
dapat mempengaruhi tindakan ibu hamil dalam mengakses pelayanan
kesehatan, beberapa diantaranya adalah pengetahuan, pendidikan,
jarak, dukungan dalam keluarga, sikap petugas pemberi pelayanan,
umur, mobilitas penduduk, pekerjaan, dan pendapatan keluarga.
Meskipun kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 tidak lebih dari 10%
namun upaya dan strategi untuk terus menurunkan kesenjangan
cakupan tersebut dengan terus mengawal konsistensi K1 harus terus
dioptimalkan, beberapa diantaranya dengan mengoptimalkan
kegiatan kunjungan rumah, kelas ibu hamil, pelibatan peran kader dan
masyarakat dalam program P4K (Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi), peningkatan penggunaan dan
pemanfaatan buku KIA.
25
persalinan dengan komplikasi. Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi
polindes, poskesdes, puskesmas, bidan praktek swasta, klinik
pratama, klinik utama, klinik bersalin, balai kesehatan ibu dan anak,
rumah sakit pemerintah maupun swasta. Penentuan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk persalinan harus ditentukan berdasarkan
level pelayanan persalinan yang dibutuhkan oleh ibu bersalin
(tergantung riwayat dan kondisi kehamilan serta kesehatan ibu dan
janin). Indikator terkait pelayanan kesehatan ibu bersalin ialah
cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan (PN) dan cakupan
persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
(PF). Cakupan PF merupakan bagian dari cakupan PN.
Target PF
2019 = 85%
26
akan pentingnya persalinan untuk dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan dan anggapan bahwa lebih nyaman bersalin di rumah, ibu
tidak perlu meninggalkan keluarganya (suami dan anak – anaknya),
suami dan keluarga masih bisa bekerja atau tidak meninggalkan
pekerjaan karena harus menemani ibu bersalin di fasilitas pelayanan
kesehatan yang mungkin lokasinya jauh dari rumah. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa faktor geografis, jarak rumah dan fasilitas
pelayanan kesehatan, pengetahuan dan kebiasaan masyarakat
sangat berpengaruh pada peningkatan cakupan PF di Provinsi
Kepulauan Riau. Sebagai upaya untuk mendekatkan ibu bersalin ke
fasilitas pelayanan kesehatan primer dan rujukan, kabupaten/ kota
sudah memanfaatkan dana jaminan persalinan (jampersal) dalam
proses merujuk maupun penyediaan fasilitas Rumah Tunggu
Kelahiran (RTK) bagi ibu dan bayi yang membutuhkan. Beberapa hal
yang masih perlu ditingkatkan yaitu optimalisasi pelaksanaan program
P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
di masyarakat dan peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan di
beberapa daerah.
27
3.2 KESEHATAN ANAK
Salah satu indikator untuk mengukur status kesehatan anak di
suatu wilayah adalah dengan menghitung Angka Kematian Bayi (AKB)
di wilayah tersebut. AKB adalah banyaknya kematian bayi berusia di
bawah satu tahun atau 0 – 11 bulan (termasuk neonatal) yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
28
dilaporkan oleh pelayanan kesehatan dan ditetapkan AKB estimasi di
Provinsi Kepulauan Riau yaitu sebesar 13 per 1.000 kelahiran hidup.
Distribusi AKB dan jumlah kematian bayi berdasarkan
kabupaten/ kota digambarkan pada grafik berikut ini.
29
kasus yang paling sedikit (8 kasus). AKB di 7 (tujuh) kabupaten/ kota
sudah mencapai target AKB Tahun 2019 pada Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu di bawah 32 per 1.000
kelahiran hidup.
Kematian bayi dapat dikelompokkan menjadi dua kategori
berdasarkan usia yaitu kematian neonatal (usia 0 – 28 hari) dan
kematian post neonatal (29 hari – 11 bulan). Proporsi jumlah kematian
bayi paling banyak terjadi pada neonatal atau bayi baru lahir karena
memiliki tubuh yang lemah dan rentan terhadap penyakit. Oleh karena
itu neonatal atau bayi baru lahir perlu mendapatkan perhatian khusus.
BBLR dan asfiksia masih menjadi penyebab nomor satu kematian
neonatal di Provinsi Kepulauan Riau, sedangkan untuk post neonatal
penyebab terbesarnya yaitu diare.
30
Gambar 3.14 Penyebab Kematian PostNeonatal (0-28 hari) di
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019
31
belum mendapatkan Vitamin K, imunisasi Hepatitis B injeksi untuk
bayi usia < 24 jam yang lahir tidak ditolong tenaga kesehatan, dan
penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi.
Target KN1
2019 = 88%
32
kemampuan tenaga kesehatan dalam penanganan dan rujukan kasus
neonatal komplikasi harus terus ditingkatkan.
33
kelas ibu balita, dan optimalisasi peran kader dan pelaksanaan
posyandu.
34
Kabupaten Natuna. Beberapa hal yang menjadi penyebab masih
rendahnya cakupan pelayanan kesehatan anak balita ialah kurangnya
pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai pentingnya pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan balita, kurangnya partisipasi ibu
untuk mengikuti kelas ibu balita, kesibukan orangtua terutama ibu
pekerja, dan mayoritas balita yang sudah mulai bersekolah (PAUD).
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya strategis untuk meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan anak balita di kabupaten/ kota, salah
satunya ialah pelaksanaan kelas ibu balita, optimalisasi peran kader
dan pelaksanaan posyandu, dan peningkatan koordinasi dan
pelayanan dengan PAUD.
35
(7,6% dari total penduduk) naik menjadi 27,087 juta jiwa (9,99 % dari
total penduduk) berdasarkan hasil Susenas tahun 2020 mencapai
jumlah penduduk lansia diperkirakan akan meningkat menjadi 40,955
juta (13,82 dari total penduduk) pada tahun 2025 dan 48,198 juta
(15,77 dari total penduduk) pada tahun 2035 (proyeksi Bappenas).
Kementerian Kesehatan terus mendorong dan mengupayakan
peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan lansia, mulai
dari pelayanan kesehatan dasar sempai dengan pelayanan rujukan,
antara lain dengan menerbitkan (1) Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 67 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lansia di Pusat Kesehatan Masyarakat; (2) Peraturan
Mentari Kesehatan Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Geriatri di Rumah Sakit; dan selanjutnya
diperkuat dengan (3) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25
Tahun 2016 Tentang Rencana Aksi Kesehatan Lansia Tahun 2016-
2019.
Adapun hasil capaian yang didapatkan selama 3 tahun terakhir
cakupan pelayanan lansia yang ada di Provinsi Kepulauan Riau
menunjukan hasil yang cukup baik selama Tahun 2016, 2017, dan
2018. Namun disetiap Kabupaten dan Kota terlihat di tabel grafik
mengalami peningkatan dan penurunan kecuali Kabupaten Karimun
dan Kabupaten Natuna yang telihat dari angka grafik terlihat terus
mengalami kenaikkan, sedangkan di Tingkat Provinsi Se-Kepulauan
Riau selama 3 tahun berturut – turut mengalami peningkatan.
36
Sumber : Pengelola Lansia Dinas Kesehatan Kab/Kota
Gambar 3.19 Cakupan Pelayanan Lanjut Usia di Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2019
37
Sumber : Pengelola Lansia Dinas Kesehatan Kab/Kota
Gambar 3.20 Cakupan Pelayanan Lanjut Usia Yang
Mendapatkan Skrining Sesuai Standar Berdasarkan Sasaran
PUSDATIN Tahun 2019
38
Sumber : Pengelola Lansia Dinas Kesehatan Kab/Kota
Gambar 3.21 Cakupan Pelayanan Lanjut Usia Yang
Mendapatkan Skrining Sesuai Standar Berdasarkan Sasaran
Kabupaten/ Kota Tahun 2019
39
3.4 GIZI
a. CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN BALITA
Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi di Provinsi Kepulauan Riau
pada tahun 2019 mencapai angka 88,7%. Sedangkan pemberian
vitamin A pada balita tahun 2019 adalah sebesar 79,9%. Sebaran
cakupan vitamin A pada bayi dan balita diuraikan pada gambar berikut
Tabel 3.1
40
b. Pemberian ASI Eksklusif
1. Persentase Pemberian ASI Ekslusif
Menyusui adalah salah satu investasi terbaik untuk
kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan, perkembangan
sosial ekonomi individu dan bangsa. ASI adalah makanan bayi ciptaan
tuhan sehingga tidak dapat digantikan dengan makanan/
minuman/susu yang lain. ASI merupakan makanan bayi yang terbaik
dan setiap bayi berhak mendapatkan ASI. Pada tahun 2012
Kementerian Kesehatan RI telah menerbitkan Peraturan Pemerintah
No. 13 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Indonesia yang
berisi mengenai jaminan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif,
perlindungan kepada ibu untuk dapat memberikan ASI eksklusif
kepada bayi serta peran serta dan dukungan keluarga, masyarakat,
dan pemerintah.
41
Tabel 3.3 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif (%) Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019
Tabel 3.4 Persentase Ibu Hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
(%) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019
42
Secara umum, Persentase Ibu Hamil yang mendapat Tablet
Tambah Darah (TTD) 90 Tablet selama kehamilan di kabupaten/kota
sudah diatas 90%, kecuali Kabupaten Kepulauan Anambas,
Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Karimun.
Gambar 3.24 Dokumentasi Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil
43
90 84.5
78.5
80
70 65.7
60.1
60 57.1
53.5 53.8
50
40 33.9
30
20
10
e. PERSENTASE STUNTING
44
Stunting disebabkan oleh banyak faktor bukan hanya faktor
kesehatan saja melainkan faktor multi sektor.Beberapa Penyebab stunting
diantaranya adalah praktek pengasuhan yang tidak baik seperti kurangnya
pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa
kehamilan, bayi 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI Eksklusif dan Balita tidak
mendapatkan MP-ASI yang padat gizi. Selain itu penyebab lain stunting
adalah terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (Ante Natal
Care), Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas. Study
menyebutkan bahwa 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat
besi, menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu. Kurangnya akses
Ibu hamil dan Balita ke makanan bergizi seperti makanan bergizi mahal
menyebabkan 1 dari 3 ibu hamil anemia. Kuarngnya akses ke air bersih dan
sanitasi juga menjadi salah satu faktor penyebab stunting, data
menunjukkan 1 dari 5 rumah tangga masih BAB di ruang terbuka. 1 dari 3
rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih dan cuci tangan
dengan benar masih rendah.
45
20
17.8
18
16 15.2
14
12
10 9.3
6 5.2 5.1
3.9
4 3 2.8
2
f. PERSENTASE UNDERWEIGHT
46
meskipun dalam kondisi miskin. Oleh karena itu orang tua dan keluarga
harus mengetahui pentingnya pola asuh, setiap anak wajib mendapatkan
:IMD dan ASI Ekslusif selama 6 bulan, Pemberian Makanan Pendamping
ASI(MP ASI) mulai bayi usia 6 bulan, Melanjutkan pemberian ASI sampai
anak berusia 2 tahun atau lebih, Pemberian kapsul Vitamin A pada bulan
februari dan agustus, Menimbang berat badan secara rutin di Poyandu, Di
pantau tahap perkembangannya melalui program SDIDTK dan kelas Ibu
Balita di Puskesmas
10 9.4
9
8
7
7
5 4.3
4 3.5 3.3
3 2.7
2 1.5 1.3
1
47
penyebab wasting pada anak. Banyak faktor lain yang juga bisa
mempengaruhi terjadinya wasting baik secara langsung maupun tidak
langsung.
8
6.9
7
3 2.5
2.2
2
2 1.6 1.7
1.1
0.9
1
48
BAB IV
PENGENDALIAN PENYAKIT
20000
18000
16000
14000
pasien
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
PROV Batam Tanjung Karimun Bintan Natuna Lingga Anambas
KEPRI pinang
Terduga 19231 10774 2871 2185 2073 569 433 326
semua Tipe 7010 5236 732 448 271 110 127 86
anak 982 580 207 94 55 18 5 23
Gambar 4.1 Jumlah Terduga Pasien TBC, Pasien TBC Semua Tipe
dan Pasien TBC Anak di Kab/Kota se - Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2019
49
Kota Batam, hal ini dikarenakan jumlah penduduk, jumlah fasilitas
kesehatan terbanyak di Provinsi Kepulauan Riau. Jumlah kasus TBC
yang paling rendah ada di Kabupaten Anambas.
60
50
40
30
20
10
0
Bintan Natuna Tanjung Lingga Batam Karimun Anamba Provinsi
pinang s Kepri
SR 95.7 94.8 87.2 79.7 88.3 84.6 91.9 88.2
CR 94.9 94.1 71 65.1 53.7 47.7 42.9 58.3
CFR 4 3.9 4 1.6 3 4.1 3.5 3.3
50
4.2 Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti
atau Aedes albopictus dapat muncul sepanjang tahun dan dapat
menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan
kondisi lingkungan, iklim, mobilisasi yang tinggi, kepadatan penduduk,
perluasan perumahan dan perilaku masyarakat.
51
Gambar 4.3 Penyuluhan DBD di Palmatak Kabupaten Kepulauan
Anambas
4.3 HIV
Angka prevalensi HIV (Human Immunodeficiency Virus) Provinsi
Kepulauan Riau merujuk kepada angka prevalensi pusat tahun 2019 yaitu
<0,05%. Untuk menurunkan angka prevalensi HIV/AIDS, beberapa strategi
telah diterapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau,
diantaranya pengembangan klinik layanan sukarela bagi masyarakat yang
ingin mengetahui status HIV dan akselerasi klinik perawatan dukungan
pengobatan (PDP) bagi pasien yang positif HIV dan harus memulai
pengobatan ARV. Selain hal tersebut, ada pencapaian target yang juga
dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau disebut Fasttrack
90-90-90 yang mengacu pada strategi Kementerian Kesehatan RI yaitu :
a. 90% Orang yang hidup dengan (ODHA) mengetahui status HIV
mereka melalui tes atau deteksi dini.
b. 90% Dari ODHA yang mengetahui status HIV untuk memulai
pengobatan ARV
c. 90% ODHA yang dalam pengobatan ARV yang telah berhasil
menekan jumlah virusnya sehingga mengurangi kemungkinan
penularan HIV.
Penderita HIV tidak akan normal sebagaimana orang bukan penderita,
namun virusnya dapat ditekan dan tidak akan menulari orang lain jika patuh
52
minum obat secara teratur karena itu pemerintah masih terus mencari
penderita HIV untuk kemudian diberikan pengobatan secara teratur.
Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
dalam menurunkan prevalensi HIV di Provinsi Kepulauan Riau yaitu :
- Pengembangan layanan HIV (Testing dan Pengobatan) di 7 Kab/Kota
- Penerapan kebijakan Test & Treat di semua layanan pengobatan HIV
- Identifikasi Odha yang belum ART dan Odha yang LFU dan
berkoordinasi dengan LSM penjangkau & Pendamping dalam
penelusuran ODHA
- Menghitung sasaran tes HIV tiap kab/kota dan dilakukan tes HIV untuk
pencapaian SPM
- Tes HIV pada semua pasangan Odha yang ditemukan (Notifikasi
Pasangan)
- Melakukan monev pencatatan dan pelaporan termasuk validasi data
HIV, TB-HIV dan Triple Eliminasi (HIV, IMS & Hep) tingkat fasilitas
kesehatan.
53
- Kab. Natuna melaksanakan POPM Cacingan sebanyak 2 kali
setiap tahun nya yaitu pada bulan Februari (96,4%) dan Bulan
Agustus (97%) karena kab. Natuna termasuk Kab Lokus
Stunting di Prov Kepri.
- Kab. Anambas (92,4%)
- Kab. Karimun (94,5%)
- Kota Tanjungpinang (97,7%)
- Kab. Lingga (81,5%)
- Rata – rata hasil POPM Cacingan Kab/Kota diatas target
Nasional yaitu 75% dengan sasaran Usia 1 -12 Tahun.
Berikut merupakan beberapa alas an POPM Filariasis perlu
dilakukan:
- Pemerintah Indonesia telah sepakat untuk melaksanakan
eliminasi Filariasis Tahun 2020 sesuai dengan kesepakatan
WHO pada tahun 2000 tentang The Global Goal of Elimination
of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by the year
2020, dalam rangka menindaklanjuti resolusi WHA
- World Health Assembly pada tanggal 13 Mei 1997, tentang “The
elimination of Lymphatic filariasis as a public health problem”
- Berdasarkan hasil survei darah jari terhadap penduduk di
Kab/Kota di Prov Kepri masih ditemukan Mf Rate > 1 % tahun
2006
- Kota Batam 1,2 %, Kab. Lingga 2,7 %, Kab. Bintan 8,2 %, Kab.
Karimun 1 %.
- Jumlah Kasus Filaiasis di Provinsi Kepri 95 orang ; Kota Batam
16 orang, kota Tanjung Pinang 1 orang, kab. Bintan 66 orang,
Kab. Lingga 10 orang, Kab. Karimun 2 orang.
- Tiga Kab/Kota yaitu Kota Tanjungpinang dan Kab. Anambas dan
Kab. Natuna sampai saat ini belum menemukan kasus penderita
kronis Filariasis, sehingga untuk sementara dianggap sebagai
daerah bebas Filaria.
54
- Kab Karimun setelah melakukan survei mini TAS bulan Januari
2015 dinyatakan Bebas Filariasis.
Sasaran POPM Filariasis adalah semua penduduk di daerah
endemis filariasis, umur 2 - 70 tahun.
55
Frambusia adalah suatu infeksi bakteri jangka panjang (kronis)
yang paling sering mengenai kulit, tulang, dan sendi. Sampai saat ini
masih ditemukan kasus frambusia sebanyak 355 kasus baru
frambusia pada tahun 2018, jumlah ini menurun dibandingkan tahun
2017 dengan ditemukannya 1.999 kasus baru. Kasus ini tersebar di
79 kabupaten kota dan 699 desa yang sebagian besar terkonsentrasi
di Banten, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua
dan Provinsi Papua Barat. Di Provinsi Kepulauan Riau tidak ada kasus
frambusia (0 kasus).
Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau untuk mengeliminasi jumlah kasus kusta adalah
sebagai berikut:
1. Preventif (penemuan dini): pemeriksaan kontak, survei anak
sekolah (UKS), RVS (Rapid Village Survey), pilot
Kemoprofilaksis bagi kontak penderita.
2. Promotif : Penyuluhan tanda dini kusta, kampanye penurunan
stigma.
3. Kuratif : Pengobatan seDINI mungkin
4. Rehabilitatif : Pencegahan cacat, Rehabilitasi medik, Rehabilitasi
sosial ekonomi
56
Gambar 4.5 School Survey Program Kusta Dan Frambusia Di Kabupaten
Bintan
4.6 Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit. Imunisasi sebagai salah satu upaya cost efektif mencegah
terjadinya penyakit menular dan menurunkan angka kematian pada
anak khususnya akibat penyakit - penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I). Cakupan imunisasi harus dipertahankan
tinggi dan merata di seluruh wilayah yang bertujuan untuk
menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan mempermudah
terjadinya kejadian luar biasa (KLB).
Imunisasi program terdiri dari pemberian imunisasi rutin,
imunisasi tambahan dan imunisasi khusus. Imunisasi rutin terdiri dari
imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan (booster). Pemberian
imunisasi dasar bertujuan melindungi bayi (usia < 12 bulan) terhadap
penyakit PD3I melalui pemberian 8 (delapan) antigen, dilanjutkan
dengan pemberian imunisasi lanjutan yang bertujuan
57
mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang masa
perlindungan terhadap anak baduta (usia 18-24 bulan), anak sekolah
dasar dan wanita usia subur (WUS). Target capaian imunisasi dasar
lengkap (IDL) dan imunisasi lanjutan untuk tahun 2019 adalah 93%
dan 90%.
Melalui cakupan imunisasi yang tinggi dan merata minimal 95%
pada semua antigen akan terbentuk perlindungan terhadap bayi,
baduta, anak sekolah dasar dan WUS terhadap penularan penyakit
PD3I, sehingga pada akhirnya terbentuk imunitas kelompok atau
komunitas yang kebal (herd immunity).
139.1
121.6 125.5
115.7 115.8
96.9
89.6
79.5
58
(lima) Kab/Kota yang sudah mencapai target yang diharapkan yakni
Kabupaten Anambas (139,1%), Kota Tanjungpinang (125,5%),
Kabupaten Lingga (121,6%), Kabupaten Bintan (115,8%) dan
Kabupaten Karimun (115,7%), sedangkan 2 (dua) Kab/Kota lainnya
yakni Kota Batam dan Kabupaten Natuna belum mencapai target yang
diharapkan yakni 89,6% dan 79,5%.
120.0 123.9
107.1
97.5 99.5
92.9
70.8 72.5
59
CAKUPAN IMUNISASI BCG KAB/KOTA
SE-PROVINSI KEPRI
TAHUN 2019
122.7
112.3 113.8
107.1 107.8
98.1
93.3
74.9
60
CAKUPAN IMUNISASI DPT/HB/Hib (3) KAB/KOTA
SE-PROVINSI KEPRI TAHUN 2019
158.0
127.6
118.6 120.1 126.0
97.2
88.6
79.8
61
mulai bergeser dari penyakit menular menjadi ke arah penyakit tidak
menular. Penyebab kematian utama penduduk semua golongan umur
pada saat ini disebabkan oleh PTM secara berurutan yaitu stroke,
hipertensi, diabetes mellitus, tumor ganas/kanker, penyakit jantung dan
pernafasan kronik.
Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan
Riau untuk menurunkan angka PTM antara lain kegiatan deteksi dini faktor
risiko PTM, skrining kanker serviks dan kanker payudara dilaksanakan di 7
kabupaten/kota. Supervisi kegiatan serta monitoring dan evaluasi dilakukan
untuk semua kegiatan pencegahan dan pengendalian PTM di 7
kabupaten/kota di provinsi kepulauan Riau.
Output kegiatan pencegahan dan pengendalian PTM di Provinsi
Kepulauan Riau pada Tahun 2019 dapat di ukur melalui indikator target
capaian sebagai berikut:
1. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Standar Pelayanan Minimal di kabupaten/kota untuk pencegahan dan
pengendalian PTM yaitu:
a. Persentase skrining usia produktif
Capaian skrining faktor risiko PTM pada usia produktif di
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 sebanyak 60% yaitu angka
capaian ini masih dibawah target SPM pertahun yaitu sebanyak
100%. Beberapa kendala utama dalam pencapaian target SPM
ini antara lain partisipasi masyarakat untuk melakukan deteksi
dini faktor risiko PTM belum optimal, pencatatan dan pelaporan
di fasyankes belum optimal khususnya di fasyankes swasta
yang sebagian besar tidak melaporkan ke Dinas Kesehatan
setempat, serta dukungan logistik seperti striptes glukosa darah
yang masih relatif rendah dibandingkan target penduduk yang
akan dilakukan skrining.
b. Persentase pelayanan penderita hipertensi yang dilayani sesuai
standar
62
Penderita hipertensi yang dilayani sesuai standar di
Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 sebanyak 37,8 %
yaitu sebanyak 136.141 orang yang ditatalaksana sesuai standar
dari target sebesar 359.665 orang yang menderita hipertensi.
Jumlah target penderita hipertensi dihitung berdasarkan proyeksi
dari hasil Riskesdas Tahun 2018. Angka capaian indikator ini
masih rendah dibandingkan dengan target tahunan sebesar
100%, hal ini disebabkan karena kepatuhan minum obat pada
penderita hipertensi masih rendah serta penderita hipertensi
yang ditataklaksana di fasyankes swasta yang tidak dilaporkan.
c. Persentase pelayanan penderita Diabetes Mellitus sesuai
standar
Capaian Penderita diabetes mellitus yang dilayani sesuai
standar di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 sebanyak
94,5% yaitu sebanyak 30.284 orang pencerita diabetes mellitus
dilayani sesuai standar dari target sebanyak 32.055 orang
penderita DM di Provinsi Kepulauan Riau. Angka capaian ini
masih relatif rendah dibandingkan dengan target tahunan yaitu
sebesar 100%. Hal ini disebabkan karena kasus DM yang
ditatalaksana di fasyankes swasta yang belum dilaporkan.
2. Indikator Kinerja Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian PTM
Capaian indikator kinerja program/kegiatan pencegahan dan
pengendalian PTM di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 diukur
sebagai berikut:
a. Persentase desa/kelurahan yang memiliki posbindu PTM
Persentase desa dan kelurahan yang melaksanakan
posbindu PTM di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019
sebanyak 66,5%. Capaian ini melebihi target renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 yaitu sebanyak
26% dan indikator renstra nasional tahun 2019 sebesar 50%.
Hal ini didukung dengan kegiatan sosialisasi deteksi dini FR PTM
pada lintas sektor dan lintas program, pembekalan kader
63
posbindu dan pelaksanan deteksi dini FR PTM pada lokus di
kab/kota yang mempunyai masalah khusus dalam pencapaian
indikator pencegahan dan pengendalian PTM. Masalah dalam
pelaksanaan Posbindu adalah ketersediaan logistik, jumlah
kegiatan posbindu tidak berbanding lurus dengan jumlah
masyarakat yang dilakukan deteksi dini FRPTM karena peserta
posbindu adalah orang sama pada setiap kegiatan, serta
kegiatan deteksi dini FRPTM yang tidak dilaporkan/ diinput
dalam Sistem Informasi PTM.
b. Persentase penduduk > 18 tahun yang dilakukan pengukuran
tekanan darah
Persentase penduduk >18 yang dilakukan pengukuran
tekanan darah merupakan salah satu indikator renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. Capaian tahun 2019
sebesar 60% penduduk usia produktif . Perhitungan ini diambil
dari data laporan SPM PTM yaitu skrining usia produktif dimana
salah satu kriterianya adalah pengukuran tekanan darah. Angka
capaian tersebut melampaui target renstra Dinas Kesehatan
Tahun 2019 yaitu 40%.
c. Persentase puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Terpadu
(Pandu) PTM
Puskesmas yang melaksanakan Pandu PTM di Provinsi
Kepulauan Riau pada Tahun 2019 sebanyak 99,1 %, melebihi
target indikator renstra nasional sebessar 50% pada tahun 2019.
Angka capaian ini diukur secara kuantitatif dari jumlah
puskesmas yang melakukan pembinaan Posbindu diwilayah
kerjanya. Hal ini disebabkan karena pelatihan Pandu PTM
dilaksnakan pertama kali pada tahun 2019. Perhitungan secara
kualitatif untuk indikator Puskesmas yang melaksanakan Pandu
PTM mencakup jumlah SDM yang terlatih Pandu, Puskesmas
yang memiliki data Charta Prediksi serta mempunyai logistik
untuk kegiatan Pandu PTM. Perhitungan indikator Puskesmas
64
yang melaksanakan Pandu PTM secara kualitatif akan dimulai
pada Tahun 2020 sebagai evaluasi output Pelatihan Pandu
PTM.
d. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan
rujukan katarak
Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini katarak di
Provinsi Kepulauan Riau pada Tahun 2019 sebanyak 30%.
Angka capaian ini memenuhi target indikator pada tahun 2019
yaitu sebesar 30%. Capaian ini masih relatif rendah karena
sebagian puskesmas yang melakukan deteksi dini dan rujukan
katarak belum melaporkan kegiatan tersebut.
d. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan
implementasi KTR minimal di 50% sekolah.
Pada tahun 2019 jumlah kabupaten/kota yang memiliki
peraturan daerah KTR sebanyak 5 kabupaten/kota dan yang
memiliki peraturan bupati tentang KTR sebanyak 2
kabupaten/kota. Dari hasil survei implementasi KTR pada tahun
2019 sebanyak 42,9% kabupaten/kota yang sudah implementasi
KTR disekolah. Implementasi KTR di kabupaten kota masih
relatif rendah hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi
dan pengawasan pada implementasi KTR di masyarakat serta
institusi.
e. Persentase puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker
leher rahim dan kanker payudara
Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker leher
rahim dan kanker payudara di Provinsi Kepulauan Riau pada
Tahun 2019 sebanyak 70,1 %. Angka capaian ini lebih tinggi
dibandingkan dengan target nasional tahun 2019 yaitu 50%. Hal
ini didukung oleh kegiatan pelatihan pada tenaga kesehatan
disamping itu adanya partisipasi/ dukungan dari organisasi
profesi dan lintas sektor.
65
f. Persentase wanita usia 30-50 tahun yang dilakukan deteksi dini
kanker leher rahim dan kanker payudara
Persentase wanita usia 30-50 tahun yang dilakukan deteksi
dini kanker leher rahim dan kanker payudara pada tahun 2019
secara kumulatif sebanyak 19,5%. Angka capaian ini lebih besar
dari target renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
tahun 2019 yaitu sebesar 5 %. Jumlah wanita 30-50 tahun yang
melakukan skrining kanker leher rahim dan kanker payudara
pada Tahun 2019 sebanyak 10. 429 orang, ditemukan lesi
prakanker serviks sebanyak 17,5/1000 (183 orang) dan proporsi
benjolan payudara sebanyak 6,6 permil (69 orang).
66
4.8 Kesehatan Jiwa (Keswa)
Gangguan jiwa adalah kumpulan gejala dari gangguan pikiran,
gangguan perasaan dan gangguan tingkah laku yang menimbulkan
penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari (fungsi pekerjaan
dan sosial) dari orang tersebut. Orang yang mengalami gangguan jiwa
dkategorikan menjadi dua bagian yaitu orang dengan masalah
kejiwaan (ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). ODMK
adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial,
pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga
memiliki risiko mengalami gangguan jiwa, sedangkan ODGJ adalah
orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan
perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala
dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat
menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
orang sebagai manusia.
Ada empat jenis gangguan jiwa yang terbanyak di masyarakat
yaitu gangguan cemas, depresi, bipolar dan gangguan
psikotik/skizofrenia. Dari keempat jenis gangguan jiwa yang terbanyak
di masyarakat, yang termasuk kedalam jenis gangguan jiwa berat
adalah gangguan psikotik/skizofrenia, sehingga orang yang
mengalami gangguan psikotik/skizofrenia disebut dengan ODGJ
berat.
Gangguan psikotik/skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis
ketika penderitanya mengalami halusinasi, waham/delusi, dan juga
menunjukkan perubahan sikap dan perilaku yang abnormal. Faktor
risiko gangguan psikotik/skizofrenia adalah faktor biologik
(genetik/keturunan, perubahan struktur dan keseimbangan kimia
otak), faktor psikologik (tipe kepribadian, kurang dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan kehidupan) dan faktor sosial (masalah
kehidupan, kurangnya dukungan keluarga dan lingkungan).
Gangguan jiwa dapat diobati jika diketahui dan ditangani sejak awal
dengan melakukan deteksi dini gangguan jiwa pada anggota keluarga
67
dengan cara melihat perubahan sikap dan perilaku dari anggota
keluarga yang mengarah kepada prilaku abnormal dan segera dibawa
ke Psikolog atau Psikiater.
Prevalensi psikotik/skizofrenia pada penduduk semua umur di
Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2018 sebesar 0,18%, sedangkan prevalensi psikotik/skizofrenia
di Provinsi Kepulauan Riau hasil Riskesdas 2018 sebesar 0,09%.
Angka prevalensi tersebut digunakan untuk menghitung proyeksi
kasus ODGJ berat (psikotik/skizofrenia) di kabupaten/kota dan
provinsi. Adapun indikator kinerja program kesehatan jiwa di daerah
berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan di
kabupaten/kota yaitu persentase ODGJ berat yang mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar. Berikut dapat dilihat data
ODGJ berat (psikotik/skizofrenia) yang mendapatkan pelayanan
kesehatan jiwa sesuai standar di kabupaten/kota se-Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2019:
Tabel 4.1 Cakupan pelayanan kesehatan pada orang dengan
gangguan jiwa (ODGJ) berat di Kabupaten/Kota se-Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2019
No Kabupaten/Kota Sasaran/Proyeksi ODGJ ODGJ berat yang mendapatkan
Berat pelayanan kesehatan jiwa sesuai
standar
Absolut Persentase
1 Tanjungpinang 190 283 148,95
2 Batam 1239 963 77,72
3 Bintan 143 97 67,83
4 Karimun 210 224 106,67
5 Lingga 81 105 129,63
6 Natuna 70 118 168,57
7 Kepulauan Anambas 38 28 73,68
KEPRI 1.971 1.818 92,24
Sumber: Laporan bulanan SPM Kesehatan Jiwa Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2019
68
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian SPM
program kesehatan jiwa Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 yaitu
sebesar 92,24%, hasil tersebut masih belum mencapai target SPM
yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 100% atau masih ada sekitar
7,76% ODGJ berat yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar di Provinsi Kepuauan Riau tahun 2019.
Dilihat dari capaian SPM program kesehatan jiwa
Kabupaten/Kota yang sudah mencapai target 100% adalah
Kabupaten Natuna, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Lingga, dan
Kabupaten Karimun, sedangkan yang belum mencapai target SPM
masih ada tiga Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Bintan, Kabupaten
Kepulauan Anambas, dan Kota Batam, dimana masing-masing
capaian SPM program kesehatan jiwa adalah sebesar 67,83%,
73,68%, dan 77,72%.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi data SPM di
Kabupaten/Kota tahun 2019, ada beberapa faktor yang menyebabkan
tidak tercapainya SPM program kesehatan jiwa di Kabupaten/Kota
yaitu antara lain jumlah sasaran ODGJ berat dari hasil perhitungan
proyeksi menggunakan data prevalensi skizofrenia/psikotik tahun
2018 pada penduduk semua umur tidak sesuai dengan hasil
penemuan di lapangan (jumlah sasaran lebih banyak dibandingkan
dengan hasil temuan di lapangan), sehingga hasil capaian SPM tidak
mencapai target 100%.
Selain itu dikarenakan faktor anggapan dari masyarakat bahwa
anggota keluarga yang menderita ODGJ berat merupakan
aib/memalukan sehingga beberapa kasus ODGJ berat dilakukan
pemasungan/pengisolasian di tempat khusus agar tidak diketahui oleh
masyarakat setempat sehingga banyak kasus yang tidak terlaporkan.
Faktor lainnya yaitu dikarenakan keluarga tidak mau membawa
anggota keluarga yang menderita ODGJ berat berobat ke fasilitas
pelayanan kesehatan dan lebih memilih dibawa berobat ke dukun.
Kendala lainnya adalah akses ke pelayanan kesehatan yang jauh dan
69
membutuhkan biaya transportasi yang besar serta tidak adanya
pendamping dari pihak keluarga yang mempunyai waktu untuk
membawa berobat anggota keluarga yang menderita ODGJ berat.
Faktor kurangnya tenaga kesehatan terutama dokter yang
terlatih di puskesmas serta kurangnya logistik berupa ketersediaan
obat kesehatan jiwa. Minimnya jumlah kunjungan rumah penderita
ODGJ berat dari petugas kesehatan di puskesmas sehingga penderita
ODGJ berat tidak mendapatkan pemantauan untuk melihat
perkembangan status mental dan fisik dari penderita ODGJ berat.
Diharapkan dengan adanya kunjungan rumah bagi penderita ODGJ
berat oleh petugas kesehatan di puskesmas dapat diketahui
perkembangan kesehatan terutama status mental dari penderita
ODGJ berat sehingga semua penderita ODGJ berat di masing-masing
wilayah kerja puskesmas dapat dilayanai kesehatannya sesuai
standar.
70
BAB V
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PROMOSI KESEHATAN
71
dilakukan oleh penyelenggara air minum komersial dan pengawasan
Eksternal oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Hasil pengawasan kualitas air minum berdasarkan persentase
sarana air minum yang dilakukan pengawasan di provinsi kepulauan
riau dapat dilihat pada tabel 5.1 dan lampiran 72.
Tabel 5.1
Persentase Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan
Pengawasan Tahun 2020
Inspeksi Kesehatan
Jumlah Pemeriksaan
Lingkungan (IKL)
Sarana
Kabupaten/ Jumlah Dgn
No Air Jumlah Jumlah
Kota Jumlah Resiko
Minum Diambil Memenuhi %
(SAM) Di IKL Rendah +
Sampel Syarat
Sedang
1 Karimun 187 137 104 137 116 84.7
2 Bintan 279 269 152 117 114 97.4
3 Natuna 2,595 1,563 1,525 82 53 64.6
4 Lingga 221 122 88 91 69 75.8
5 Kepanambas 1,223 48 6 47 46 97.9
6 Batam 476 191 69 146 131 89.7
7 Tanjungpinang 188 185 185 183 158 86.3
Provinsi Kepri 5,169 2,515 2,129 803 687 85.6
Sumber : Dinas Kesehatan, 2019
72
3. Masih kurangnya dukungan sarana dan prasarana untuk
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terkait penyehatan
air. Dimana daerah tidak memiliki/ menganggarkan dana untuk
melaksanakan pemeriksaan sampel ke laboratorium kesehatan
daerah. Sementara Puskesmas pun tidak memiliki alat untuk
melakukan pemeriksaan sampel air minum.
4. Letak georafis dan besarnya biaya pemeriksaan sampel di
laboratorium yang terakreditasi
86.7 90.0
83.8
79.0 77.9 77.8 76.6
34.6
Gambar 5.1.
Akses masyarakat terhadap sanitasi yang layak di Provinsi Kepulauan
Riau
73
Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa akses masyarakat
terhadap sanitasi yang layak (jamban sehat) di Provinsi Kepulauan
Riau sebesar 83,8% dan dapat diartikan bahwa sebesar 16,2%
masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau masih belum terakses
terhadap sanitasi yang layak atau dapat diartikan masih buang air
besar sembarangan, Permasalahan yang dihadapi adalah sebagian
besar wilayah di Provinsi Kepulauan Riau merupakan wilayah lautan
sebesar 417.012,97 km2, sehingga banyak masyarakat yang tinggal
di pesisir yang tidak memiliki fasilitas sanitasi yang layak. Masyarakat
dipesisir mayoritas menggunakan jamban plengsengan dan cemplung
yang tidak memiliki tangki septik.
Faktor - faktor yang menunjang untuk meningkatkan akses
sanitasi masyrakat terhadap sanitasi yang layak antara lain :
1. Adanya percepatan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) melalui program Pamsimas dan Percepatan pencapaian
akses sanitasi melalui Peningkatan Sarana Kesling di 12
Desa/Kelurahan Stunting
2. Sosialisasi Lima Pilar STBM kepada mahasiswa poltekkes
3. Adanya Dana Dekonsentrasi untuk kegiatan (1) Orientasi STBM
5 Pilar,(2) Monitoring dan evaluasi percepatan capaian desa ODF
untuk percepatan akses sanitasi.
4. Adanya dana APBD untuk percepatan Desa/Kelurahan ODF di
Kabupaten Anambas
5. Adanya dana DAK fisik dan non - fisik untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan sanitasi total berbasis masyarakat
ditingkat provinsi, puskesmas dan kabupaten.
Faktor yang menghambat peningkatan akses sanitasi
masyarakat terhadap sanitasi yang layak meliputi:
1. Keadaan geografis Kepulauan Riau yang wilayah Kepulauan
sehingga banyak masyarakat yang tinggal di pesisir yang tidak
memiliki fasilitas sanitasi yang layak. Masyarakat dipesisir
74
mayoritas menggunakan jamban plengsengan dan cemplung
yang tidak memiliki tangki septik.
2. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas petugas kesehatan
lingkungan di Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan,
pengawasan serta percepatan akses sanitasi yang layak dan
program sanitasi total berbasis masyarakat
3. Masih kurangnya dukungan dana serta sarana dan prasarana
untuk pelaksanaan pembinaan dan pengawasan untuk
mendorong desa/kelurahan yang sudah melaksanakan STBM
agar menjadi desa/kelurahan ODF
4. Tidak aktifnya jejaring kemitraan atau pokja terkait
5. Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan
secara cepat, cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama
dan kecukupan pendampingan petugas kepada masyarakat
untuk menerapkan perilaku yang lebih sehat dalam kehidupan
sehari-hari secara berkesinambungan.
6. Masih ada masyarakat belum memahami pentingnya akses
sanitasi yang sehat
75
TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah tempat dan
fasilitas umum minimal sarana pendidikan dan puskesmas yang
memenuhi syarat kesehatan berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan
Lingkungan sesuai standar di wilayah kab/kota dalam kurun waktu 1
tahun. TTU dinyatakan sehat apabila memenuhi persyaratan
fisiologis, psikologis, dan dapat mencegah penularan penyakit antar
pengguna, penghuni, dan masyarakat sekitarnya serta memenuhi
persyaratan dalam pencegahan terjadinya masalah kesehatan.
Sasaran untuk pengawasan tempat tempat umum berbeda
ditahun sebelumnya dimana pada tahun 2018 sasaran pengawasan
tempat tempat umum adalah sarana sarana kesehatan (rumah sakit
dan puskesmas), sarana pendidikan (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA),
dan hotel (bintang dan non - bintang) sedangkan untuk tahun 2019
sasaran untuk pengawasan adalah sarana pendidikan (SD/MI,
SLTP/MTs, SLTA/MA), sarana kesehatan (rumah sakit dan
puskesmas), tempat ibadah dan pasar.
Jumlah Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat di
Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 banyak 2507 (56%) dari
total sebesar 4.473 TTU yang ada. Kabupaten dengan jumlah
persentase TTU yang memenuhi syarat yang paling tinggi yaitu
Kabupaten Bintan dan Kabupaten dengan jumlah persentase TTU
paling rendah yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas. Gambaran
jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan dapat dilihat pada
gambar 5.2 dan lampiran tabel 75.
76
83.1
75.1
Gambar 5.2
Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan
Faktor faktor yang menunjang untuk meningkatkan capaian
dalam pengawasan antara lain :
1. Adanya dukungan sarana dan prasarana bagi puskesmas
terpilih berupa sanitarian kit sebanyak 51 unit untuk di 51
puskesmas di 7 Kabupaten Kota
2. Adanya dana dekon di tingkat provinsi melalui orientasi
pengawas internal (seluruh pelaku masyarakat sekolah SD,
SMP/sederajat)
3. Adanya kegiatan orientasi pasar sehat di Kota Tanjungpinang,
Kabupaten Bintan dan Kota Batam.
4. Adanya Pemberian Dana Alokasi Khusus untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan penyehatan TTU di Kabupaten dan
Puskesmas
5. Pelaksanaan berbagai penilaian untuk mendukung pelaksanaan
penyehatan TTU seperti sekolah sehat dan kantin sehat
Sedangkan faktor yang menjadi penyebab kegagalan atau tidak
tecapainya target adalah sebagai:
1. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas petugas kesehatan
lingkungan di Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan dan
77
pengawasan terkait penyehatan TTU serta mutasi petugas yang
terjadi di daerah.
2. Sistem pendanaan daerah yang tidak maksimal
3. Belum seluruh puskesmas memiliki sanitarian kit untuk
pemeriksaan kualitas kesling
4. Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan
secara cepat, cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama
dan kecukupan pendampingan petugas kepada masyarakat
untuk menerapkan perilaku yang lebih sehat dalam kehidupan
sehari-hari secara berkesinambungan.
5. Masih banyak sarana dan prasarana tempat tempat umum yang
belum memenuhi standar kualitas minimal dalam inspeksi
kesehatan lingkungan walaupun sudah dilakukan pembinaan
dan pengawasan, misalnya jumlah toilet tidak sebanding dengan
jumlah murid, sarana sanitasi di pasar dan lain sebagainnya
78
perlu dilakukan untuk menghindari penyakit bawaan makanan atau
yang terjadi akibat kesalahan saat penanganan makanan. Selain itu,
risiko terjadinya kontaminasi silang jauh lebih besar pada TPM karena
banyaknya hidangan yang harus dimasak atau disiapkan secara
bersamaan dan seringkali penyiapan hidangan ini dilakukan di
ruangan yang sempit.
Definisi dari TPM yang memenuhi syarat kesehatan adalah TPM
yang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi berdasarkan inspeksi
kesehatan lingkungan (IKL). TPM adalah Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM) siap saji yang terdiri dari Rumah Makan/Restoran,
Jasa Boga, Depot Air Minum, Sentra Makanan Jajanan, Kantin
Sekolah. Jumlah TPM yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak
3.552 TPM (48%) dari jumlah total TPM sebesar 7.397 TPM.
Gambaran TPM yang memenuhi syarat kesehatan padai tiap
Kabupaten Kota dapat dilihat pada gambar 5. 3, gambar 5.4 dan
lampiran 76
60
50
48
40
42.2
39.5
30
20
10
0
2017 2018 2019
Gambar 5.3
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan 3 tahun
79
88.9
54.7
45.3 48.0
42.6
37.2 37.0
28.7
Gambar 5.4
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan
Berdasarkan gambar 5.4 terjadi peningkatan capaian jumlah
TPM yang memenuhi syarat disetiap tahunnya, hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa Faktor faktor yang menunjang
keberhasilan antara lain :
1. Adanya dukungan sarana dan prasarana bagi Puskesmas
terpilih berupa sanitarian kit sebanyak 51 unit untuk di 51
Puskesmas di 7 Kabupaten Kota
2. Pemberian dana dekonsentrasi ditingkat Provinsi berupa
kegiatan Orientasi investigasi KLB Penyakit bawaan pangan
pada tahun 2019
3. Pelaksanaan rapat koordinasi dan peningkatan kapasitas
kepada petugas sanitarian dan pengelola kesehatan lingkungan
kabupaten kota untuk menyamakan persepsi dalam
mewujudkan dan mendukung pelaksanaan kegiatan penyehatan
TPM
80
4. Adanya monitoring dan evaluasi secara rutin dari Dinas
Kesehatan Provinsi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Puskesmas
81
Dokumentasi Kegiatan
a. Air minum
Gambar 5.5
Air Minum
Gambar 5.6
Akses sanitasi masyaraakat
82
c. Pengawasan TTU
Gambar 5.7
Pengawasan TTU
d. Pengawasan TPM
Gambar 5.8
Pengawasan TPM
83
5.2 PROMOSI KESEHATAN
a. POSYANDU DAN POSBINDU PTM
225 185
162 137 118
68
Gambar 5.9
Jumlah Posyandu di Kepuluan Riau Tahun 2019
Posyandu merupakan salah satu UKBM yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan AKI dan AKB. Dari grafik diatas diketahui bahwa jumlah
Posyandu terbanyak (sekitar 37,7 %) berada di Kota Batam sebagai
Kota yang juga memiliki jumlah penduduk terbanyak.
15% 5%
35%
45%
Gambar 5.10
Posyandu berdasarkan strata Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019
84
Posyandu aktif adalah posyandu yang mampu melaksanakan
kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil, ibu nifas,
bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan
diare) dengan cakupan masing-masing minimal 50% dan melakukan
kegiatan tambahan. Atas dasar indikator tersebut, ditentukanlah
tingkat kemandirian Posyandu kedalam 4 tingkatan yaitu : Posyandu
Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, Posyandu Mandiri.
Dapat disimpulkan bahwa Posyandu aktif adalah posyandu yang
berada di tingkatan Purnama dan Mandiri.
Di tahun 2019, 45 % dari Posyandu di Provinsi Kepulauan Riau
berada di strata Purnama, dan 15 % berada di strata mandiri.
Sehingga kurang lebih 60 % Posyandu di Provinsi Kepulauan Riau
menjadi Posyandu aktif. 40 % dari Posyandu lainnya memerlukan
pembinaan dan penguatan dari semua pihak khususnya Pokjanal
Posyandu agar dapat berkembang menjadi Posyandu Aktif.
Dari 7 Kabupaten Kota, yang memiliki persentase Posyandu aktif
terbanyak adalah Kabupaten Bintan, dengan 100 % Posyandu aktif,
sedangkan 3 Kabupaten yang memerlukan perhatian lebih adalah
Kabupaten Lingga (28,1%), Kabupaten Kepulauan Anambas (41,2%)
dan Kabupaten Natuna (16,9%).
59
58
57
56
55
54 54.05 54.09
53
52
51
Gambar 5.11
Persentase Posyandu Aktif Tahun 2017 – 2019
85
Dari grafik diatas diketahui bahwa terjadi peningkatan
persentase posyandu aktif sejak tahun 2017. Adapun Analisis
peningkatan capaian ini sebagai berikut :
a. Adanya upaya peningkatan koordinasi antar Kelompok Kerja
Operasional Posyandu di tingkat Provinsi Kepulauan Riau dan
Tingkat Kabupaten/Kota.
b. Dilaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas / workshop terkait
Posyandu sehingga dapat merefresh kembali pengetahuan para
kader, para Pembina di tingkat Provinsi, Kab/Kota serta
Puskesmas agar memiliki pemahaman yang sama tentang strata
posyandu.
c. Adanya komitmen dari Kabupaten/Kota untuk mengaktifkan
kembali Posyandu diwilayahnya.
86
Persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk
kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2017 - 2019
250
200
150
100
50
0
2017 2018 2019
Target 30 40 50
Capaian 18 88 93.82
persentase kinerja 60 220 187.64
Gambar 5.12
Persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk
kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017 – 2019
Capaian Indikator Persentase desa yang mengalokasikan dana
desa untuk UKBM sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
mengalami kenaikan. Terget indikator ini memiliki kenaikan target
capaiannya setiap tahun sebesar 10%. Tahun 2017 target capaian
sebesar 30 % hingga tahun 2019 menjadi 50 %.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa di tahun 2017, indikator
ini tidak mencapai target yang ditetapkan secara nasional. Persentase
kinerja di tahun 2017 sebesar 60 %, namun di tahun 2018 telah
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan kenaikan
sebesar 70 % menjadi 88 %. Di tahun 2019 meningkat kembali
menjadi 93,82 % sehingga dapat diartikan bahwa 258 desa dari 275
desa di seluruh Provinsi Kepulauan Riau telah mengalokasikan dana
desa untuk kesehatan dan UKBM.
Analisis Penyebab Keberhasilan Program : program ini dapat
mencapai target yang ditetapkan secara nasional disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya :
- Kementerian Desa PDTT telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Desa PDTT setiap tahunnya tentang Penetapan Prioritas
87
Penggunaan Dana Desa yang menjadi acuan bagi pemerintah
desa dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai oleh dana
desa yang didalamnya telah menegaskan kembali menu - menu
prioritas bagi kesehatan masyarakat desa baik dari bidang
pembangunan maupun dari pemberdayaan masyarakat
- Adanya pembinaan dari pusat serta respon yang cepat dari
Kabupaten/Kota dalam mengupayakan pencapaian indikator ini
- Adanya koordinasi dan dukungan yang semakin kuat dari lintas
sektor khususnya dinas PMD dan Tenaga Ahli Pendamping
Desa dan Pendamping Lokal Desa sehingga mempermudah
pengambilan data yang dibutuhkan.
Upaya - upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan
persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) antara lain :
- Penguatan Koordinasi dalam Pemanfaatan Dana Desa untuk
UKBM di tingkat Provinsi
- Fasiltasi dan Pembinaan Teknis Penguatan UKBM di Kab/Kota
- Melaksanakan advokasi untuk mendorong kebijakan prioritas
pemanfaatan dana desa untuk kesehatan kepada Dinas
Kesehatan Kab/Kota, Lintas Sektor, Camat dan Kepala Desa
- Pengumpulan data dari pendamping di tingkat desa untuk
menjamin keakuratan data
88
DOKUMENTASI PELAKSANAAN POSYANDU AKTIF
Gambar 5.13
Kegiatan senam lansia sebagai salah satu program tambahan di
Posyandu
Kegiatan senam lansia di salah satu desa di Kabupaten Bintan,
dilaksanakan secara rutin di masing-masing posyandu setiap 1 bulan sekali
minggu ke dua. Dengan instruktur senamnya dari kader posyandu itu
sendiri.
89
2. Pelaksanaan pengukuran panjang bayi di Posyandu Nusa Indah
Kelurahan Kapling Kecamatan Tebing Kabupaten karimun.
Gambar 5.14
Pelaksanaan pengukuran panjang bayi di Posyandu Nusa Indah
Kelurahan Kapling Kecamatan Tebing Kabupaten karimun
Gambar 5.15
Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu
90
Kegiatan ini merupakan kegiatan di bidang pemberdayaan
masyarakat dengan tujuan agar kader posyandu dapat memahami tugas,
fungsi dan peran kader, serta mampu mempersiapkan administrasi
posyandu dengan benar.
Gambar 5.16
Gedung Polindes di Desa Numbing Kabupaten Bintan
Gedung Polindes ini dibangun dengan menggunakan anggaran
Dana Desa tahun 2016. Sebelumnya Masyarakat di wilayah Dusun Gin
Kecil ini jika ingin berobat harus menyebrang ke Dusun Gin Besar
dikarenakan tidak adanya fasilitas untuk berobat, karena puskesmas hanya
terletak di Dusun Gin Besar. Dengan dibangunnya Polindes masyarakat
terbantu dan lebih mudah jika ingin berobat.
91
2. Gedung Posyandu
Gambar 5.17
Gedung Posyandu
Gambar 5.18
Alat deteksi PTM yang dibeli menggunakan dana desa
92
Pemberian peralatan ini ditujukan untuk kegiatan posyandu lansia,
agar para lansia dapat memeriksa kesehatannya (tensi, kolestrol, asam
urat, dan gula darah) secara gratis di Posyandu.
93
Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan terampil (Susenas)
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
2
1 Luas Wilayah 1,257,005 Km Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 416 Desa/Kelurahan Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 128,344 122,167 250,511 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4.0 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 1.8 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 44.0 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 105.1 Tabel 2
8 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
b. SMA/ MA 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
f. S1/Diploma IV 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3
II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 2 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 39 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 4 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 9 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 50 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 25 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 27 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 93.9 % Tabel 6
IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 73.2 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 93.8 % Tabel 18
46 Total anggaran kesehatan Rp217,916,367,829 Rp Tabel 19
47 APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota #DIV/0! % Tabel 19
48 Anggaran kesehatan perkapita Rp89,906,383,280 Rp Tabel 19
V KESEHATAN KELUARGA
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 21,279 20,428 41,707 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5.5 4.7 5.1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
51 Jumlah Kematian Ibu 41 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 98.3 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97.3 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 91.5 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 45.6 % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 90.0 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 92.4 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 91.0 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 88.3 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 91.9 % Tabel 23
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
61 Penanganan komplikasi kebidanan 74.2 % Tabel 30
62 Peserta KB Aktif 78.3 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan 43.1 % Tabel 29
VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar 99.83 % Tabel 51
94 CNR seluruh kasus TBC 313 per 100.000 penduduk Tabel 51
95 Case detection rate TBC 64.75 % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 75.58 % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 57.6 59.4 58.3 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 54.1 60.3 56.7 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua
kasus TBC 86.8 90.1 88.2 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 3.3 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 27.5 % Tabel 53
102 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar pneumonia
min 60% 0.8 % Tabel 53
103 Jumlah Kasus HIV 1,173 577 1,750 Kasus Tabel 54
104 Jumlah Kasus Baru AIDS 179 78 257 Kasus Tabel 55
105 Jumlah Kematian akibat AIDS 251 158 409 Jiwa Tabel 55
106 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 32.1 % Tabel 56
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 49.2 % Tabel 56
108 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 27 22 49 Kasus Tabel 57
109 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 2 2 2 per 100.000 penduduk Tabel 57
110 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 16.3 % Tabel 58
111 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 100.0 % Tabel 58
112 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 6.1 % Tabel 58
113 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 12.0 per 100.000 penduduk Tabel 58
114 Angka Prevalensi Kusta 2.0 per 10.000 Penduduk Tabel 59
115 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 80.0 75.0 76.9 % Tabel 60
116 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 69.8 56.0 64.7 % Tabel 60
VIIKESEHATAN LINGKUNGAN
142 Sarana air minum dengan risiko rendah dan sedang 84.7 % Tabel 72
143 Sarana air minum memenuhi syarat 85.6 % Tabel 72
144 KK dengan akses terhadap sanitasi yang layak (jamban 83.8
sehat) % Tabel 73
145 Desa STBM 2.2 % Tabel 74
146 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 56.0 % Tabel 75
147 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan 48.0 % Tabel 76
TABEL 1
JUMLAH PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6 7
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
KARIMUN
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.0 0.0 0.0
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
BINTAN NATUNA
PEM.KAB/K
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH KEMENKES PEM.PROV TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
OTA
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
0 1 1 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
0 0 5 0 0 0 5 0 0 9 0 0 0 9
0 0 0 27 0 0 0 27
0 0 10 0 0 0 10 0 0 5 0 0 0 5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 3
0 0 23 0 0 0 23 0 0 15 0 0 0 15
1 1 0 0 0 0 0 1 1
0 0 1 2 1 8 12 0 0 0 0 3 1 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 10 10 0 0 0 0 0 3 3
0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 3
0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 17 17 0 0 0 0 0 8 8
0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 18 18 0 0 0 0 0 8 8
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA
2 2 3 3
0 0 0
5 5 5 5
19 19 53 53
6 6 2 2
5 5 10 10
32 32 38 38
1 1 0
2 3 5 3 3
0 0
0 0
1 1 2 2
11 11 4 4
4 4 2 2
2 2 0
34 34 0
0 0
0 0
3 3 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
10 10 6 6
0 0
4 4 0
0 0
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA
BATAM TANJUNGPINANG
PEM.KAB/K
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH KEMENKES PEM.PROV TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
OTA
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
0 0 2 1 0 12 15 0 1 1 1 0 0 3
0 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1
133 133 0 0
0 6 6
0 0 0
61 61 11 11
4 4 0
11 158 169 2 1 0 4 6 29 42
16 16 3 3
0 0
0 0
3 3 0
0 0
0 0
5 5 0
0 0
0 1 1 2
0 2 2
0 -
0 -
0 -
8 8 -
2 30 32 -
46 120 166 2 2
16 16 62 62
185 185 45 45
2 2 -
PEMILIKAN/PENGELOLA
PROVINSI
PEM.KAB/K
KEMENKES PEM.PROV TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
OTA
52 53 54 55 56 57 58
0 2 11 2 0 13 28
0 0 0 1 0 4 5
0 0 34 0 0 0 34
0 0 100 0 0 0 100
0 0 171 0 0 0 171
0 0 68 0 0 0 68
0 0 144 0 0 0 144
0 0 1 0 0 7 8
2 1 12 10 12 210 247
0 0 0 0 0 23 23
0 0 0 1 4 10 15
0 0 0 0 0 7 7
0 0 0 0 0 43 43
0 0 0 0 0 20 20
0 0 0 0 0 42 42
0 0 0 0 0 237 237
0 0 1 0 0 1 2
0 2 3 0 0 0 5
0 0 0 0 0 5 5
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 8 0 8
0 0 0 2 30 0 32
27 0 0 46 120 43 236
0 0 0 16 0 65 81
0 0 0 0 185 75 260
0 0 0 0 2 0 2
TABEL 5
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
SUB JUMLAH II 600,568 720,157 1,320,725 15,861 22,340 38,201 713 364 1,077
TABEL 6
PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
KARIMUN
BINTAN
NATUNA
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100.0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100.0
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
NO RUMAH SAKIT JUMLAH
JUMLAH %
1 2 3 4 5
LINGGA
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 0 0.0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!
KEPULAUAN ANAMBAS
1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100.0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!
BATAM
1 RUMAH SAKIT UMUM 15 15 100.0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 4 4 100.0
TANJUNGPINANG
1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100.0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!
KABUPATEN/KOTA 33 31 93.9
PROVINSI 1,121 23,532 26,378 49,910 691 596 1,287 362 319 681 29.4 22.6 25.8 15.4 12.1 13.6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RS AWAL BROS - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 RSBP BATAM - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 RS BUDI KEMULIAAN - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 RS ST ELIZABETH LUBUK BAJA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 RSUD EMBUNG FATIMAH - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
6 RS GRAHA HERMIN - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 RS HARAPAN BUNDA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 RS MUTIARA AINI - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
9 RS ST ELIZABETH BATAM KOTA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 RS CAMATHA SAHIDYA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11 RS GRIYA MEDICA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
12 RS SOEDARSONO DARMOSOEWITO 76 1,428 5 3 0.0 19 19 0
13 RS FRISDHY ANGEL BATAM - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
14 RS KELUARGA HUSADA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
15 RS CHARIS MEDICA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
16 RSIA KASIH SAYANG IBU - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
17 RS BHAYANGKARA BATAM - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
18 RS ST ELIZABETH SEI LEKOP - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
19 RS Hj. BUNDA HALIMAH - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
20 RSUD RAJA AHMAD TABIB PROV. KEPRI 215 10,805 0.0 50 7 0
21 RSAL Dr. MIDIYATO.S - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
22 RSUD KOTA TANJUNGPINANG 131 7,651 0.0 58 6 0
23 RSUD PALMATAK 32 1,267 4,155 4,578 35.6 40 6 4
24 RSUD JEMAJA 15 258 879 625 16.1 17 18 2
25 RSUD DABO 53 2,438 5,277 5,277 27.3 46 6 2
26 RSUD ENCIK MARIYAM 50 1,334 3,721 3,721 20.4 27 11 3
27 RSUD BINTAN 63 3,965 10,635 10,571 46.2 63 3 3
28 RSUD ENGKU HAJI DAUD 100 3,344 365 8,775 1.0 33 11 3
29 RSUD NATUNA 84 2,957 6,865 7,024 22.4 35 8 2
30 RS INTEGRASI 36 2 10 10 0.1 0 6565 5
a JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA
NO NAMA RUMAH SAKIT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
31 RSUD M. Sani 173 8,943 34,856 55.2 52 3 0
32 RSBT KARIMUN 93 5,518 15,727 10,209 46.3 59 3 2
DOKTER
NO KABUPATEN / KOTA UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 KARIMUN Puskesmas 0 0 0 17 39 56 17 39 56 4 7 11 0 0 0 4 7 11
Rumah Sakit 38 13 51 12 15 27 50 28 78 1 2 3 1 1 2 2 3 5
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 38 13 51 29 54 83 67 67 134 5 9 14 1 1 2 6 10 16
Rasio terhadap 100.000 penduduk 20 33 53 6 1 6
2 BINTAN Puskesmas 2 0 2 17 33 50 19 33 52 3 12 15 0 0 0 3 12 15
Rumah Sakit 6 4 10 5 15 20 11 19 30 2 4 6 2 0 2 4 4 8
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 4 3 7 4 3 7 1 1 2 0 0 0 1 1 2
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 8 4 12 26 51 77 34 55 89 6 17 23 2 0 2 8 17 25
Rasio terhadap 100.000 penduduk 8 50 57 15 1 16
3 NATUNA Puskesmas 0 0 0 14 15 29 14 15 29 2 2 4 0 0 0 2 2 4
Rumah Sakit 11 5 16 10 6 16 21 11 32 2 1 3 0 0 0 2 1 3
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 11 5 16 24 21 45 35 26 61 4 3 7 0 0 0 4 3 7
Rasio terhadap 100.000 penduduk 20 55 74 9 0 9
4 LINGGA Puskesmas 0 0 0 7 6 13 7 6 13 2 4 6 0 0 0 2 4 6
Rumah Sakit 11 2 13 3 10 13 14 12 26 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 11 2 13 10 16 26 21 18 39 3 4 7 0 0 0 3 4 7
Rasio terhadap 100.000 penduduk 13 26 38 7 0 7
5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 0 0 0 3 8 11 3 8 11 1 3 4 0 0 0 1 3 4
Rumah Sakit 4 0 4 6 9 15 10 9 19 1 1 2 1 0 1 2 1 3
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 4 0 4 9 17 26 13 17 30 2 4 6 1 0 1 3 4 7
Rasio terhadap 100.000 penduduk 9 55 64 13 2 15
6 BATAM Puskesmas 0 0 0 30 94 124 30 94 124 5 32 37 0 0 0 5 32 37
Rumah Sakit 253 128 381 79 102 181 332 230 562 8 29 37 5 4 9 13 33 46
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 11 10 21 52 113 165 63 123 186 13 37 50 0 0 0 13 37 50
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 264 138 402 161 309 470 425 447 872 26 98 124 5 4 9 31 102 133
Rasio terhadap 100.000 penduduk 29 34 63 9 1 10
a DOKTER
DR SPESIALIS DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
NO KABUPATEN / KOTA UNIT KERJA GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
7 TANJUNGPINANG Puskesmas 0 0 0 12 29 41 12 29 41 2 13 15 0 0 0 2 13 15
Rumah Sakit 65 21 86 17 40 57 82 61 143 2 4 6 8 3 11 10 7 17
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 65 21 0 20 46 66 85 67 9 3 5 8 0 0 1 1 2
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 130 42 172 49 115 164 179 157 336 7 22 29 8 3 11 13 21 34
Rasio terhadap 100.000 penduduk 76 72 148 13 5 15
PUSKESMAS 2 0 2 100 224 324 102 224 326 19 73 92 0 0 0 19 73 92
RUMAH SAKIT 388 173 561 132 197 329 520 370 890 17 41 58 17 8 25 34 49 83
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 76 31 107 76 162 238 152 193 345 17 43 60 0 0 0 15 39 54
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)b 466 204 670 308 583 891 774 787 1,561 53 157 210 17 8 25 68 161 229
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 29.9 39.8 69.7 9.4 1.1 10.2
b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 12
PERAWATa
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6 7
1 KARIMUN Puskesmas 44 138 182 229
Rumah Sakit 60 207 267 46
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 104 345 449 275
Rasio terhadap 100.000 penduduk 179 110
2 BINTAN Puskesmas 50 143 193 218
Rumah Sakit 50 138 188 51
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 6 8 14 3
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 106 289 395 272
Rasio terhadap 100.000 penduduk 254 175
3 NATUNA Puskesmas 61 133 194 148
Rumah Sakit 34 89 123 35
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0
Jumlah (Kab/Kota) 95 222 317 183
Rasio terhadap 100.000 penduduk 387 223
4 LINGGA Puskesmas 45 103 148 158
Rumah Sakit 40 100 140 57
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 85 203 288 215
Rasio terhadap 100.000 penduduk 283 211
PERAWATa
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6 7
5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 38 111 149 99
Rumah Sakit 23 41 64 27
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0
Jumlah (Kab/Kota) 61 152 213 126
Rasio terhadap 100.000 penduduk 453 268
6 BATAM Puskesmas 31 194 225 312
Rumah Sakit 369 1,131 1,500 397
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 51 87 138 171
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 451 1,412 1,863 880
Rasio terhadap 100.000 penduduk 135 64
7 TANJUNGPINANG Puskesmas 18 92 110 139
Rumah Sakit 116 430 546 83
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 28 91 119 46
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 162 613 775 268
Rasio terhadap 100.000 penduduk 341 118
PUSKESMAS 287 914 1,201 1,303
RUMAH SAKIT 692 2,136 2,828 696
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 85 186 271 220
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,064 3,236 4,300 2,219
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 192.0 99.1
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN Puskesmas 0 10 10 1 4 5 1 14 15
Rumah Sakit 10 16 26 3 11 14 13 27 40
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 10 26 36 4 15 19 14 41 55
Rasio terhadap 100.000 penduduk 14.4 7.6 22.0
2 BINTAN Puskesmas 1 13 14 2 6 8 3 19 22
Rumah Sakit 0 1 1 1 2 3 1 3 4
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 1 14 15 3 8 11 4 22 26
Rasio terhadap 100.000 penduduk 9.6 7.1 16.7
3 NATUNA Puskesmas 4 15 19 2 13 15 6 28 34
Rumah Sakit 3 8 11 3 3 6 6 11 17
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 7 23 30 5 16 21 12 39 51
Rasio terhadap 100.000 penduduk 36.6 25.6 62.2
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
4 LINGGA Puskesmas 7 5 12 5 4 9 12 9 21
Rumah Sakit 2 2 4 4 4 8 6 6 12
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 9 7 16 9 8 17 18 15 33
Rasio terhadap 100.000 penduduk 15.7 16.7 32.4
5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 0 4 4 1 4 5 1 8 9
Rumah Sakit 1 1 1 1 1 1 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 0 5 5 2 4 6 2 9 11
Rasio terhadap 100.000 penduduk 10.6 12.8 23.4
6 BATAM Puskesmas 2 13 15 4 28 32 6 41 47
Rumah Sakit 28 139 167 9 51 60 37 190 227
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 16 41 57 14 33 47 30 74 104
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 46 193 239 27 112 139 73 305 378
Rasio terhadap 100.000 penduduk 17.4 10.1 27.5
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
7 TANJUNGPINANG Puskesmas 0 8 8 1 7 8 1 15 16
Rumah Sakit 11 30 41 9 12 21 20 42 62
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 29 81 110 16 58 74 45 139 184
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 40 119 159 26 77 103 66 196 262
Rasio terhadap 100.000 penduduk 70.0 45.3 115.3
PUSKESMAS 14 68 82 16 66 82 30 134 164
RUMAH SAKIT 54 197 251 30 83 113 84 280 364
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 45 122 167 30 91 121 75 213 288
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 113 387 500 76 240 316 189 627 816
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 22.3 14.1 36.4
PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN
NO JENIS KEPESERTAAN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 3 4 3 4 3 4
1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 44,821 28.8 20,050 24.5 10,526 10.3
49,287 19.7
Pekerja Bukan Penerima Upah
2 20,236 13.0 2,650 3.2 4,036 4.0
(PBPU)/mandiri 40,257 16.1
3 Bukan Pekerja (BP) 1,262 0.8 633 0.8 823 0.8
4,346 1.7
SUB JUMLAH NON PBI 66,319 42.7 23,333 28.5 15,385 15.1
93,890 37.5
JUMLAH (KAB/KOTA) 132,855 85.5 78,322 95.6 82,304 80.8
183,258 73.2
PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
DESA
NO PUSKESMAS YG MEMANFAATKAN DANA
JUMLAH %
DESA UNTUK KESEHATAN
1 2 3 4 5
1 KARIMUN 42 41 97.6
2 BINTAN 36 35 97.2
3 NATUNA 70 68 97.1
4 LINGGA 75 72 96.0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 52 42 80.8
6 BATAM - - #DIV/0!
7 TANJUNGPINANG - - #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 275 258 93.8
ALOKASI
ALOKASI ANGGARAN
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ANGGARAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
NO SUMBER BIAYA KESEHATAN
KESEHATAN
1 APBD KAB/KOTA Rp217,916,367,829.00 100.00 Rp0.00 0.00 Rp158,763,888,869.00 72.86 Rp166,882,753,550.00 76.58
a. Belanja Langsung Rp33,190,571,096.00 Rp59,951,797,205.00 Rp103,051,734,219.00
b. Belanja Tidak Langsung Rp128,009,984,549.00 Rp36,822,741,015.00 Rp39,648,320,331.00
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp56,715,812,184.00 Rp0.00 Rp61,989,350,649.00 Rp24,182,699,000.00
- DAK fisik Rp45,307,009,184.00 Rp0.00 Rp46,516,111,649.00 Rp11,483,334,000.00
1. Reguler Rp4,550,449,000.00 Rp9,969,789,000.00 Rp10,736,335,000.00
2. Penugasan Rp394,576,184.00 Rp1,743,323,649.00 Rp746,999,000.00
3. Afirmasi Rp40,361,984,000.00 Rp34,802,999,000.00 Rp0.00
- DAK non fisik Rp11,408,803,000.00 Rp0.00 Rp15,473,239,000.00 Rp12,699,365,000.00
1. BOK Rp9,618,503,000.00 Rp12,789,939,000.00 Rp9,997,985,000.00
2. Akreditasi Rp1,243,300,000.00 Rp1,811,300,000.00 Rp2,360,380,000.00
3. Jampersal Rp547,000,000.00 Rp872,000,000.00 Rp341,000,000.00
2 APBD PROVINSI Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00
a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) : BOK
JUMLAH KELAHIRAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 1,934 10 1,944 1,819 16 1,835 3,753 26 3,779
2 BINTAN 1,485 8 1,493 1,412 2 1,414 2,897 10 2,907
3 NATUNA 643 10 653 623 8 631 1,266 18 1,284
4 LINGGA 692 8 700 652 8 660 1,344 16 1,360
5 KEPULAUAN ANAMBAS 433 3 436 388 5 393 821 8 829
6 BATAM 14,195 66 14,261 13,610 44 13,654 27,805 110 27,915
7 TANJUNGPINANG 1,897 13 1,910 1,924 13 1,937 3,821 26 3,847
JUMLAH (KAB/KOTA) 21,279 118 21,397 20,428 96 20,524 41,707 214 41,921
KA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 5.5 4.7 5.1
KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KABUPATEN/KOTA
HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KARIMUN 3,753 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 2 1 3
2 BINTAN 2,897 0 0 0 0 0 2 3 5 0 0 0 0 0 2 3 5
3 NATUNA 1,266 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
4 LINGGA 1,344 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 2
5 KEPULAUAN ANAMBAS 821 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 2 0 2
6 BATAM 27,805 0 1 3 4 0 5 3 8 0 9 2 11 0 15 8 23
7 TANJUNGPINANG 3,821 0 0 1 1 0 1 1 2 0 1 1 2 0 2 3 5
JUMLAH (KAB/KOTA) 41,707 0 1 4 5 1 8 8 17 0 15 4 19 1 24 16 41
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 98
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
1 KARIMUN 21,976 548 2.5 291 1.3 116 0.5 139 0.6 55 0.3
2 BINTAN 33,761 51 0.2 46 0.1 1,704 5.0 118 0.3 467 1.4
3 NATUNA 7,126 347 4.9 109 1.5 90 1.3 44 0.6 0.0
4 LINGGA 24,410 247 1.0 73 0.3 45 0.2 11 0.0 13 0.1
5 KEPULAUAN ANAMBAS 12,522 54 0.4 42 0.3 88 0.7 36 0.3 6 0.0
6 BATAM 123,866 2,888 2.3 1,643 1.3 1,343 1.1 1,082 0.9 1,090 0.9
7 TANJUNGPINANG 57,345 13 0.0 25 0.0 290 0.5 252 0.4 210 0.4
JUMLAH (KAB/KOTA) 281,006 4,148 1.5 2,229 0.8 3,676 1.3 1,682 0.6 1,841 0.7
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA
PUS
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KARIMUN 46,230 503 1.5 18,786 54.3 10,181 29.4 1,026 3.0 32 0.1 1,354 3.9 2,701 7.8 34,583 74.8
2 BINTAN 26,165 458 2.1 13,136 59.8 4,068 18.5 1,116 5.1 56 0.3 731 3.3 2,403 10.9 21,968 84.0
3 NATUNA 13,479 390 3.8 3,185 31.4 4,901 48.3 536 5.3 0 0.0 354 3.5 791 7.8 10,157 75.4
4 LINGGA 16,986 286 2.3 6,686 54.8 3,789 31.1 270 2.2 15 0.1 204 1.7 947 7.8 12,197 71.8
5 KEPULAUAN ANAMBAS 7,717 178 2.0 4,758 54.4 2,718 31.1 279 3.2 1 0.0 183 2.1 625 7.1 8,742 113.3
6 BATAM 257,896 13,236 6.5 116,519 57.3 56,515 27.8 7,128 3.5 67 0.0 1,535 0.8 8,214 4.0 203,214 78.8
7 TANJUNGPINANG 28,545 1,796 8.9 9,069 44.9 4,800 23.8 1,702 8.4 11 0.1 1,060 5.3 1,752 8.7 20,190 70.7
JUMLAH (KAB/KOTA) 397,018 16,847 5.4 172,139 55.3 86,972 28.0 12,057 3.9 182 0.1 5,421 1.7 17,433 5.6 311,051 78.3
CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KABUPATEN/KOTA DENGAN KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL
KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KARIMUN 4,448 890 951 106.9 1,934 1,819 3,753 290 273 563 197 67.9 194 71.1 391 69.5
2 BINTAN 3,179 636 651 102.4 1,485 1,412 2,897 223 212 435 198 88.9 190 89.7 388 89.3
3 NATUNA 1,508 302 221 73.3 643 623 1,266 96 93 190 65 67.4 51 54.6 116 61.1
4 LINGGA 1,592 318 240 75.4 692 652 1,344 104 98 202 45 43.4 49 50.1 94 46.6
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1,118 224 26 11.6 433 388 821 65 58 123 17 26.2 13 22.3 30 24.4
6 BATAM 31,355 6,271 4,056 64.7 14,195 13,610 27,805 2,129 2,042 4,171 709 33.3 663 32.5 1,372 32.9
7 TANJUNGPINANG 4,349 870 916 105.3 1,897 1,924 3,821 285 289 573 228 80.1 250 86.6 478 83.4
JUMLAH (KAB/KOTA) 47,549 9,510 7,061 74.2 21,279 20,428 41,707 3,192 3,064 6,256 1,459 45.7 1,410 46.0 2,869 45.9
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA BALITA BALITA BALITA
NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH
BAYIa BAYIa BAYIa
BALITA TOTAL BALITA TOTAL BALITA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 KARIMUN 25 33 2 35 16 21 2 23 41 54 4 58
2 BINTAN 12 17 2 19 9 12 0 12 21 29 2 31
3 NATUNA 16 18 1 19 4 5 2 7 20 23 3 26
4 LINGGA 8 12 2 14 8 13 1 14 16 25 3 28
5 KEPULAUAN ANAMBAS 4 6 0 6 2 2 2 4 6 8 2 10
6 BATAM 46 60 6 66 49 56 1 57 95 116 7 123
7 TANJUNGPINANG 11 16 2 18 5 7 2 9 16 23 4 27
JUMLAH (KAB/KOTA) 122 162 15 177 93 116 10 126 215 278 25 303
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 5.7 7.6 0.7 8.3 4.6 5.7 0.5 6.2 5.2 6.7 0.6 7.3
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
TETANUS KELAINAN
NO KABUPATEN/KOTA KELAINAN LAIN- PNEUMO KELAINAN PNEUMO
BBLR ASFIKSIA NEONATO SEPSIS DIARE MALARIA TETANUS SALURAN LAIN-LAIN DIARE MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
BAWAAN LAIN NIA SARAF NIA
RUM CERNA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 KARIMUN 20 10 0 0 4 7 0 2 0 0 0 1 10 0 0 0 0 0 0 4
2 BINTAN 5 14 0 0 1 1 0 3 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 2
3 NATUNA 11 2 0 2 5 0 1 1 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 1
4 LINGGA 6 4 0 0 1 5 1 6 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3
5 KEPULAUAN ANAMBAS 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2
6 BATAM 32 23 0 3 7 30 6 5 0 0 0 2 8 2 0 0 0 0 0 5
7 TANJUNGPINANG 9 2 0 2 0 3 0 0 0 0 0 0 7 0 1 0 0 0 0 3
JUMLAH (KAB/KOTA) 87 57 0 7 18 46 8 17 0 0 0 3 35 2 3 0 0 0 0 20
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
1 2 3 4 5
1 KARIMUN 71 65 91.5
2 BINTAN 51 51 100.0
3 NATUNA 76 54 71.1
4 LINGGA 82 61 74.4
5 KEPULAUAN ANAMBAS 54 46 85.2
6 BATAM 64 64 100.0
7 TANJUNGPINANG 18 18 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 416 359 86.3
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR HIDUP BCG
KABUPATEN/KOTA
NO < 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 KARIMUN 1,934 1,819 3,753 1,912 98.9 1,803 99.1 3,715 99.0 6 0.3 5 0.3 11 0.3 1,954 101.0 1,828 100.5 3,782 100.8
2 BINTAN 1,485 1,412 2,897 1,461 98.4 1,400 99.2 2,861 98.8 6 0.4 4 0.3 10 0.3 1,455 98.0 1,425 100.9 2,880 99.4
3 NATUNA 643 623 1,266 582 90.5 538 86.4 1,120 88.5 50 7.8 39 6.3 89 7.0 636 98.9 624 100.2 1,260 99.5
4 LINGGA 692 652 1,344 524 75.7 442 67.8 966 71.9 80 11.6 69 10.6 149 11.1 647 93.5 530 81.3 1,177 87.6
5 KEPULAUAN ANAMBAS
433 388 821 380 87.8 341 87.9 721 87.8 0 0.0 0 0.0 0 0.0 379 87.5 371 95.6 750 91.4
6 BATAM 14,195 13,610 27,805 12,456 87.7 12,630 92.8 25,086 90.2 852 6.0 812 6.0 1,664 6.0 13,454 94.8 13,195 97.0 26,649 95.8
7 TANJUNGPINANG
2,007 1,945 3,952 1,896 94.5 1,920 98.7 3,816 96.6 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1,905 94.9 1,875 96.4 3,780 95.6
JUMLAH (KAB/KOTA)
21,389 20,449 41,838 19,211 89.8 19,074 93.3 38,285 91.5 994 4.6 929 4.5 1,923 4.6 20,430 95.5 19,848 97.1 40,278 96.3
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KABUPATEN/KOTA (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 KARIMUN 2,082 1,968 4,050 1,933 92.8 1,768 89.8 3,701 91.4 1,931 92.7 1,788 90.9 3,719 91.8 1,942 93.3 1,812 92.1 3,754 92.7 1,917 92.1 1,772 90.0 3,689 91.1
2 BINTAN 1,486 1,404 2,890 1,550 104.3 1,461 104.1 3,011 104.2 1,549 104.2 1,452 103.4 3,001 103.8 1,542 103.8 1,446 103.0 2,988 103.4 1,515 103.2 1,414 100.7 2,929 101.3
3 NATUNA 711 666 1,377 621 87.3 581 87.2 1,202 87.3 625 87.9 563 84.5 1,188 86.3 622 87.5 561 84.2 1,183 85.9 602 84.7 559 83.9 1,161 84.3
4 LINGGA 746 702 1,448 632 84.7 567 80.8 1,199 82.8 582 78.0 522 74.4 1,104 76.2 644 86.3 562 80.1 1,206 83.3 652 87.4 529 75.4 1,181 81.6
5 KEPULAUAN ANAMBAS 455 422 877 439 96.5 452 107.1 891 101.6 450 98.9 446 105.7 896 102.2 471 103.5 378 89.6 849 96.8 430 94.5 361 85.5 791 90.2
6 BATAM 14,262 13,886 28,148 13,189 92.5 13,201 95.1 26,390 93.8 13,129 92.1 13,149 94.7 26,278 93.4 13,084 91.7 13,387 96.4 26,471 94.0 13,187 92.5 13,490 97.1 26,677 94.8
7 TANJUNGPINANG 2,007 1,945 3,952 1,879 93.6 1,878 96.6 3,757 95.1 1,876 93.5 1,875 96.4 3,751 94.9 1,889 94.1 1,859 95.6 3,748 94.8 1,885 93.9 1,857 95.5 3,742 94.7
JUMLAH (KAB/KOTA) 21,749 20,993 42,742 20,243 93.1 19,908 94.8 40,151 93.9 20,142 92.6 19,795 94.3 39,937 93.4 20,194 92.9 20,005 95.3 40,199 94.1 20,188 92.8 19,982 95.2 40,170 94.0
CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
BADUTA DIIMUNISASI
JUMLAH BADUTA DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
NO KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KARIMUN 2,095 1,897 3,992 1,501 71.6 1,471 77.5 2,972 74.4 1,435 68.5 1,376 72.5 2,811 70.4
2 BINTAN 1,546 1,461 3,007 1,405 90.9 1,307 89.5 2,712 90.2 1,285 83.1 1,247 85.4 2,532 84.2
3 NATUNA 2,321 2,212 4,533 430 18.5 410 18.5 840 18.5 404 17.4 385 17.4 789 17.4
4 LINGGA 1,241 1,116 2,357 449 36.2 384 34.4 833 35.3 403 32.5 426 38.2 829 35.2
5 KEPULAUAN ANAMBAS 433 432 865 482 111.3 415 96.1 897 103.7 182 42.0 201 46.5 383 44.3
6 BATAM 30,670 29,724 60,394 9,907 32.3 9,641 32.4 19,548 32.4 9,285 30.3 9,285 31.2 18,570 30.7
7 TANJUNGPINANG 2,264 2,199 4,463 1,796 79.3 1,737 79.0 3,533 79.2 1,774 78.4 1,745 79.4 3,519 78.8
JUMLAH (KAB/KOTA) 40,570 39,041 79,611 15,970 39.4 15,365 39.4 31,335 39.4 14,768 36.4 14,665 37.6 29,433 37.0
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
NO KABUPATEN/KOTA MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 3,809 3,684 91.0 16,424 14,609 83.0 20,233 18,293 84.5
2 BINTAN 2,955 2,916 98.7 10,782 10,338 95.9 13,737 13,254 96.5
3 NATUNA 1,358 1,446 106.5 9,525 4,789 50.3 10,883 6,235 57.3
4 LINGGA 1,464 1,616 110.4 10,002 6,804 68.0 11,466 8,420 73.4
5 KEPULAUAN ANAMBAS 659 445 67.5 4,122 3,359 81.5 4,781 3,804 79.6
6 BATAM 28,148 23,892 84.9 122,855 93,629 76.2 151,003 117,521 77.8
7 TANJUNGPINANG 3,952 3,545 89.7 16,894 14,962 88.6 20,846 18,507 88.8
JUMLAH (KAB/KOTA) 42,345 37,544 88.7 190,604 148,490 77.9 232,949 186,034 79.9
BALITA
DITIMBANG
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH SASARAN BALITA (S)
JUMLAH (D) % (D/S)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 11,012 10,476 21,488 7,167 6,948 14,115 65.1 66.3 65.7
2 BINTAN 6,885 6,852 13,737 5,837 5,771 11,608 84.8 84.2 84.5
3 NATUNA 5,572 5,307 10,879 1,863 1,827 3,690 33.4 34.4 33.9
4 LINGGA 5,899 5,544 11,443 3,208 2,910 6,118 54.4 52.5 53.5
5 KEPULAUAN ANAMBAS 3,121 2,925 6,046 1,587 1,665 3,252 50.8 56.9 53.8
6 BATAM 76,695 74,308 151,003 43,241 42,997 86,238 56.4 57.9 57.1
7 TANJUNGPINANG 10,588 10,258 20,846 8,299 8,066 16,365 78.4 78.6 78.5
JUMLAH (KAB/KOTA) 119,772 115,670 235,442 71,202 70,184 141,386 59.4 60.7 60.1
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 KARIMUN 153 40 26.1 123 80.4 15,410 14,028 29,438 5,843 37.9 5,495 39.2 11,338 38.5 1,134 1,141 2,275 483 42.6 468 41.0 951 41.8
2 BINTAN 115 115 100.0 115 100.0 10,557 9,807 20,364 9,216 87.3 9,389 95.7 18,605 91.4 2,158 1,896 4,054 1,184 54.9 926 48.8 2,110 52.0
3 NATUNA 84 0 0.0 3 3.6 4,576 4,378 8,954 135 3.0 176 4.0 311 3.5 77 122 199 77 100.0 120 98.4 197 99.0
4 LINGGA 138 54 39.1 107 77.5 5,264 4,729 9,993 3,665 69.6 3,294 69.7 6,959 69.6 570 553 1,123 69 12.1 86 15.6 155 13.8
5 KEPULAUAN ANAMBAS 70 49 70.0 49 70.0 482 434 916 1,070 222.0 1,003 231.1 2,073 226.3 226 232 458 71 31.4 81 34.9 152 33.2
6 BATAM 403 330 81.9 404 100.2 49,879 43,525 93,404 29,989 60.1 26,100 60.0 56,089 60.0 7,800 10,730 18,530 1,878 24.1 4,155 38.7 6,033 32.6
7 TANJUNGPINANG 83 83 100.0 83 100.0 10,523 9,591 20,114 7,137 67.8 6,709 70.0 13,846 68.8 1,132 1,113 2,245 509 45.0 540 48.5 1,049 46.7
JUMLAH (KAB/ KOTA) 1,046 671 64.1 884 84.5 96,691 86,492 183,183 57,055 59.0 52,166 60.3 109,221 59.6 13,097 15,787 28,884 4,271 32.6 6,376 40.4 10,647 36.9
PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
PUSKESMAS
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PUSKESMAS MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN PENJARINGAN PENJARINGAN
KEGIATAN PENJARINGAN
KELAS IBU HAMIL ORIENTASI P4K KESEHATAN KELAS 7 KESEHATAN KELAS 1,
KESEHATAN REMAJA KESEHATAN KELAS 1
DAN 10 7, 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 KARIMUN 13 13 13 10 13 13 13
2 BINTAN 15 15 15 6 15 15 15
3 NATUNA 14 14 14 6 14 14 14
4 LINGGA 11 11 11 6 11 11 11
5 KEPULAUAN ANAMBAS 7 7 7 1 7 7 7
6 BATAM 20 20 20 19 20 19 19
7 TANJUNGPINANG 7 7 7 7 7 7 7
JUMLAH (KAB/KOTA) 87 87 87 55 87 86 86
PERSENTASE 100.0 100.0 63.2 100.0 98.9 98.9
Sumber:
catatan: diisi dengan tanda "V"
TABEL 51
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR)
PER 100.000 PENDUDUK DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
JUMLAH TERDUGA
JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS KASUS
TUBERKULOSIS YANG
NO KABUPATEN/KOTA MENDAPATKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TUBERKULOSIS
LAKI-LAKI +
PELAYANAN SESUAI ANAK 0-14 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH % PEREMPUAN
STANDAR
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 KARIMUN 2,185 273 60.9 175 39.1 448 94
2 BINTAN 2,073 173 63.8 98 36.2 271 55
3 NATUNA 569 73 66.4 37 33.6 110 18
4 LINGGA 433 84 66.1 43 33.9 127 5
5 KEPULAUAN ANAMBAS 326 58 67.4 28 32.6 86 23
6 BATAM 10,774 2,984 57.0 2,252 43.0 5,236 580
7 TANJUNGPINANG 2,871 449 61.3 283 38.7 732 207
JUMLAH (KAB/KOTA) 19,231 4,094 58.4 2,916 41.6 7,010 982
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS 19,263
99.8
% ORANG TERDUGA TUBERKULOSIS (TBC) MENDAPATKAN PELAYANAN TUBERKULOSIS SESUAI STANDAR
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
JUMLAH KASUS JUMLAH SEMUA KASUS ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) ANGKA PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN JUMLAH
TUBERKULOSIS PARU TUBERKULOSIS TUBERKULOSIS PARU TERKONFIRMASI (COMPLETE RATE) SEMUA KASUS (SUCCESS RATE/SR) SEMUA KASUS KEMATIAN
TERKONFIRMASI TERDAFTAR DAN BAKTERIOLOGIS TUBERKULOSIS TUBERKULOSIS SELAMA
NO KABUPATEN/KOTA BAKTERIOLOGIS YANG DIOBATI*) PENGOBATA
TERDAFTAR DAN LAKI-LAKI + LAKI-LAKI + LAKI-LAKI + N
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
DIOBATI*) PEREMPUAN PEREMPUAN PEREMPUAN TUBERKULOS
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 KARIMUN 125 70 195 242 147 389 59 47.2 34 48.6 93 47.7 134 55.4 102 69.4 236 60.7 193 79.8 136 92.5 329 84.6 16 4.1
2 BINTAN 87 50 137 144 90 234 84 96.6 46 92.0 130 94.9 56 38.9 38 42.2 94 40.2 140 97.2 84 93.3 224 95.7 9 3.8
3 NATUNA 27 24 51 44 33 77 25 92.6 23 95.8 48 94.1 16 36.4 9 27.3 25 32.5 41 93.2 32 97.0 73 94.8 3 3.9
4 LINGGA 53 30 83 77 46 123 31 58.5 23 76.7 54 65.1 27 35.1 17 37.0 44 35.8 58 75.3 40 87.0 98 79.7 2 1.6
5 KEPULAUAN ANAMBAS 30 12 42 53 33 86 12 40.0 6 50.0 18 42.9 35 66.0 26 78.8 61 70.9 47 88.7 32 97.0 79 91.9 3 3.5
6 BATAM 1,015 636 1,651 1,663 1,198 2,861 540 53.2 347 54.6 887 53.7 916 55.1 724 60.4 1,640 57.3 1,456 87.6 1,071 89.4 2,527 88.3 87 3.0
7 TANJUNGPINANG 141 80 221 381 251 632 100 70.9 57 71.3 157 71.0 226 59.3 168 66.9 394 62.3 326 85.6 225 89.6 551 87.2 25 4.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,478 902 2,380 2,604 1,798 4,402 851 57.6 536 59.4 1,387 58.3 1,410 54.1 1,084 60.3 2,494 56.7 2,261 86.8 1,620 90.1 3,881 88.2 145 3.3
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6
KARIMUN
1 ≤ 4 TAHUN 2 3 5 0.3
2 5 - 14 TAHUN 1 1 2 0.1
3 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.1
4 20 - 24 TAHUN 0 1 1 0.1
5 25 - 49 TAHUN 20 34 54 3.1
6 ≥ 50 TAHUN 10 4 14 0.8
BINTAN
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0.0
2 5 - 14 TAHUN 1 0 1 0.1
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0
4 20 - 24 TAHUN 4 1 5 0.3
5 25 - 49 TAHUN 22 11 33 1.9
6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0.0
HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6
NATUNA
1 ≤ 4 TAHUN 12 11 23 1.3
2 5 - 14 TAHUN 3 2 5 0.3
3 15 - 19 TAHUN 4 3 7 0.4
4 20 - 24 TAHUN 65 18 83 4.7
6 ≥ 50 TAHUN 43 9 52 3.0
LINGGA
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0.0
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0.0
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0
4 20 - 24 TAHUN 0 0 0 0.0
5 25 - 49 TAHUN 0 0 0 0.0
6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0.0
KEPULAUAN ANAMBAS
1 ≤ 4 TAHUN 1 0 1 0.1
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0.0
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0
4 20 - 24 TAHUN 4 7 11 0.6
BATAM
1 ≤ 4 TAHUN 12 11 23 1.3
2 5 - 14 TAHUN 3 2 5 0.3
3 15 - 19 TAHUN 4 3 7 0.4
4 20 - 24 TAHUN 65 18 83 4.7
6 ≥ 50 TAHUN 43 9 52 3.0
TANJUNGPINANG
1 ≤ 4 TAHUN 1 2 3 0.2
2 5 - 14 TAHUN 0 1 1 0.1
3 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.1
4 20 - 24 TAHUN 16 0 16 0.9
5 25 - 49 TAHUN 53 35 88 5.0
6 ≥ 50 TAHUN 13 3 16 0.9
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar #DIV/0!
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KARIMUN
1 < 1 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 2 1 3
2 1 - 4 TAHUN 2 2 4 1.6 4 2 6 2.3 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 1 0 1 0.4 1 0 1 0.4 0 0 0
4 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.4 1 0 1 0.4 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
6 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
7 40 - 49 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
8 50 - 59 TAHUN 9 13 22 8.6 9 4 13 5.1 0 0 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
BINTAN
1 < 1 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
2 1 - 4 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0.0 0 0.0 3 3
5 20 - 29 TAHUN 0 0.0 0 0.0 3 1 4
6 30 - 39 TAHUN 0 0.0 1 1 0.4 0
7 40 - 49 TAHUN 1 1 0.4 4 2 6 2.3 0
8 50 - 59 TAHUN 4 2 6 2.3 1 1 0.4 0
9 ≥ 60 TAHUN 1 1 0.4 0 0.0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0.0 0 0.0 0
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
NATUNA
1 < 1 TAHUN 1 0 1 0.4 56 63 119 46.3 2 0 2
2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 3 0 3 1.2 80 55 135 52.5 1 0 1
4 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.4 25 28 53 20.6 1 0 1
5 20 - 29 TAHUN 8 1 9 3.5 364 279 643 250.2 2 6 8
6 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
7 40 - 49 TAHUN 36 13 49 19.1 2,825 1,982 4,807 1870.4 46 55 101
8 50 - 59 TAHUN 2 2 4 1.6 253 89 342 133.1 57 5 62
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
LINGGA
1 < 1 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
6 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
7 40 - 49 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
8 50 - 59 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
KEPULAUAN ANAMBAS
1 < 1 TAHUN 0 0.0 1 1 0.4 1 1
2 1 - 4 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0.0 1 1 0.4 1 1
6 30 - 39 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
7 40 - 49 TAHUN 0 0.0 15 14 29 11.3 9 11 20
8 50 - 59 TAHUN 0 0.0 1 1 2 0.8 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0.0 0 0.0 0
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
BATAM
1 < 1 TAHUN 1 0 1 0.4 56 63 119 46.3 2 0 2
2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 3 0 3 1.2 80 55 135 52.5 1 0 1
4 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.4 25 28 53 20.6 1 0 1
5 20 - 29 TAHUN 8 1 9 3.5 364 279 643 250.2 2 6 8
6 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
7 40 - 49 TAHUN 36 13 49 19.1 2,825 1,982 4,807 1870.4 46 55 101
8 50 - 59 TAHUN 2 2 4 1.6 253 89 342 133.1 57 5 62
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
TANJUNGPINANG
1 < 1 TAHUN 1 0 1 0.4 1 0 1 0.4 0 0 0
2 1 - 4 TAHUN 0 1 1 0.4 0 1 1 0.4 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 1 1 0.4 0 1 1 0.4 0 1 1
4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 13 4 17 6.6 13 4 17 6.6 4 0 4
6 30 - 39 TAHUN 20 11 31 12.1 20 11 31 12.1 2 5 7
7 40 - 49 TAHUN 16 9 25 9.7 16 9 25 9.7 3 3 6
8 50 - 59 TAHUN 6 1 7 2.7 6 1 7 2.7 4 3 7
9 ≥ 60 TAHUN 3 1 4 1.6 3 1 4 1.6 2 0 2
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0.0 0 0.0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 179 78 257 7,302 5,045 12,347 251 158 409
PROPORSI JENIS KELAMIN 69.6 30.4 59.1 40.9 61.4 38.6
KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
DIARE
JUMLAH TARGET
DILAYANI MENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC
JUMLAH PENEMUAN
NO KABUPATEN/KOTA SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
PENDUDUK
SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KARIMUN 250,470 6,763 2,940 3,459 51.1 1,162 39.5 16,903 488.7 2,375 204.4 5,347 460.2
2 BINTAN 155,456 4,197 1,807 2,442 58.2 785 43.4 1,171 48.0 265 33.8 367 46.8
3 NATUNA 1,376,009 37,152 1,592 19,779 53.2 4,296 269.8 19,779 100.0 4,296 100.0 4,296 100.0
4 LINGGA 102,638 2,771 1,679 996 35.9 286 17.0 996 100.0 286 100.0 286 100.0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 46,990 1,269 879 719 56.7 0 0.0 0 0.0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 BATAM 1,376,009 37,152 20,713 19,779 53.2 4,296 20.7 19,779 100.0 4,296 100.0 4,296 100.0
7 TANJUNGPINANG 271,645 7,334 4,579 332 4.5 157 3.4 1,198 360.8 1,143 728.0 58 36.9
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,579,217 96,638 34,190 47,506 49.2 10,982 32.1 59,826 125.9 12,661 115.3 14,650 133.4
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270 843
KASUS BARU
NO KABUPATEN/KOTA Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 1 0 1 3 4 7 4 4 8
2 BINTAN 0 1 1 7 7 14 7 8 15
3 NATUNA 0 0 0 0 1 1 0 1 1
4 LINGGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 1 0 1 1 0 1
6 BATAM 4 1 5 8 7 15 12 8 20
7 TANJUNGPINANG 0 0 0 3 1 4 3 1 4
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 2 7 22 20 42 27 22 49
PROPORSI JENIS KELAMIN 71.4 28.6 52.4 47.6 55.1 44.9
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 2.4 2.0 2.2
KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,
MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
KASUS BARU
PENDERITA
KUSTA
ANAK<15
PENDERITA KUSTA ANAK
NO KABUPATEN/KOTA PENDERITA CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2 TAHUN
<15 TAHUN
KUSTA DENGAN
CACAT
TINGKAT 2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 KARIMUN 8 8 100.0 1 12.5 2 25.0 0
2 BINTAN 15 15 100.0 2 13.3 3 20.0 0
3 NATUNA 1 1 100.0 0 0.0 0 0.0 0
4 LINGGA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1 1 100.0 0 0.0 1 100.0 0
6 BATAM 20 20 100.0 0 0.0 2 10.0 0
7 TANJUNGPINANG 4 4 100.0 0 0.0 0 0.0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 49 49 100.0 3 6.1 8 16.3 0
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 1.000.000 PENDUDUK 12.0
JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN,
DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
KASUS TERDAFTAR
NO KECAMATAN Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 1 0 1 3 4 7 4 4 8
2 BINTAN 0 1 1 7 7 14 7 8 15
3 NATUNA 0 0 0 0 1 1 0 1 1
4 LINGGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 1 0 1 1 0 1
6 BATAM 4 1 5 8 7 15 12 8 20
7 TANJUNGPINANG 0 0 0 3 1 4 3 1 4
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 2 7 22 20 42 27 22 49
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 2.0
PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5
1 KARIMUN 1 1 100.0
2 BINTAN 10 10 100.0
3 NATUNA #DIV/0!
4 LINGGA 0 0 #DIV/0!
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 #DIV/0!
6 BATAM #DIV/0!
7 TANJUNGPINANG #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 11 100.0
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN ###
KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
MALARIA
KONFIRMASI LABORATORIUM POSITIF MENINGGAL CFR
% KONFIRMASI %
NO KABUPATEN/KOTA RAPID PENGOBATA
SUSPEK LABORATORIU PENGOBATA
MIKROSKOPIS DIAGNOSTIC TOTAL L P L+P N STANDAR L P L+P L P L+P
M N STANDAR
TEST (RDT)
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KARIMUN 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 BINTAN 1,419 2,106 151 2,257 159.1 39 21 60 60 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
3 NATUNA 27 2 25 27 100.0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 LINGGA 120 45 75 120 100.0 14 5 19 19 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1,495 1,102 527 1,629 109.0 32 28 60 60 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
6 BATAM 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 TANJUNGPINANG 36 34 10 44 122.2 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,097 3,289 788 4,077 131.6 85 54 139 139 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK 0.0 0.0 0.1
s
TABEL 67
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KARIMUN 8,190 7,856 16,046 4,522 55.2 6,195 78.9 10,717 66.8
2 BINTAN 20,287 19,216 39,503 2,760 13.6 5,228 27.2 7,988 20.2
3 NATUNA 96,732 93,139 189,871 1,489 1.5 2,748 3.0 4,237 2.2
4 LINGGA 14,479 14,165 28,644 3,088 21.3 3,981 28.1 7,069 24.7
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1,833 2,083 3,916 1,815 99.0 2,065 99.1 3,880 99.1
6 BATAM 95,042 93,357 188,399 37,787 39.8 49,473 53.0 87,260 46.3
7 TANJUNGPINANG 0 0 0 7,616 #DIV/0! 11,528 #DIV/0! 19,144 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 236,563 229,816 466,379 59,077 25.0 81,218 35.3 140,295 30.1
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2019