Anda di halaman 1dari 75

BAB I

Analisis dan Penelitian


Parameter Ketahanan Nasional
I.1 GEOGRAFI

Nama

: Maulidiani Az Zahra

NIM

: 10310006

Parameter ke-1
Posisi Silang dan Terbuka

Wilayah Provinsi Kepulauan Riau berbatasan laut langsung dengan tiga negara, yaitu
Malaysia, Singapura dan Vietnam. Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut
dan udara yang strategis dan terpadat pada tingkat internasional. Berikut merupakan batas
wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
- Utara dengan Vietnam dan Kamboja.
- Selatan dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi.
- Barat dengan Singapura, Malaysia, dan Provinsi Riau.
- Timur dengan Malaysia dan Provinsi Kalimantan Barat.
Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 95% wilayah lautan dan hanya 5% merupakan
wilayah darat. Oleh karena itu, transportasi laut memegang peranan yang sangat penting
untuk mendukung kelancaran arus orang, barang dan jasa. Saat ini terdapat 22 pelabuhan laut,
11 diantaranya merupakan pelabuhan laut internasional. Berdasarkan peta kecelakaan laut,
Provinsi Kepulauan Riau memiliki intensitas kecelakaan laut sedang. Selain transportasi laut,
transportasi darat dan udara pun berperan dalam kemudahan akses wilayah Provinsi
Kepulauan Riau. Sayang untuk transportasi udara hanya beberapa wilayah yang melayani
rute penerbangan rutin.
Perbatasan laut di wilayah provinsi Kepulauan Riau memiliki posisi yang strategis
dalam hal peluang mengembangkan ekonominya. Namun demikian, posisi strategis tersebut
belum dimanfaatkan secara baik dan optimal. Maka dari itu perlu adanya kerjasama antar
1

departemen dalam rangka membangun sarana dan prasarana seperti transportasi, komunikasi,
serta sarana ekonomi (perbankan) di wilayah perbatasan sehingga wilayah menjadi kondusif
sebagai jalur pelayaran dan perdagangan internasional.

Bobot Nilai : 75

Nama : Prizqy Nada Q.


NIM : 17010027

Parameter ke-1
Posisi Silang dan Terbuka

Keberadaan Kepulauan Riau merupakan hasil pemekaran dari wilayah Provinsi Riau, yang
ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2002, tentang pembentukan
Provinsi Kepulauan Riau. Secara geografis Wilayah Provinsi Kepulauan Riau berada pada
041500" Lintang Utara dan 04500" Lintang Selatan, serta antara 1031100" sampai
1091000" Bujur Timur. Wilayah Provinsi Kepulauan Riau secara langsung berbatasan
dengan beberapa daerah dan Negara, yaitu sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Negara Vietnam dan Kamboja;

Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung;

Sebelah Barat berbatasan dengan Negara Singapura, Malaysia, dan Provinsi Riau;

Sebelah Timur berbatasan dengan Negara Malaysia Timur dan Provinsi Kalimantan
Barat.
Kepri, saat ini adalah propinsi termuda di Indonesia, terdiri dari 96% lautan, dan

hanya 4% daratan. Tanpa analisis yang mendalam, kita sudah bisa menebak, bahwa industri
maritim adalah strategic positioning dari Kepri. Industri maritim ini memiliki banyak subindustri yang bisa diangkat sebagai cikal bakal cluster, antara lain perikanan, perkapalan,
pariwisata kelautan. Kepri juga memiliki keunggulan komparatif yang lain, yaitu terletak di
posisi silang jalur pelayaran, serta memiliki cadangan minyak bumi di sekitar Natuna. Oke
deh, minyak bumi kita keluarkan dulu dari daftar strategic positioning ini, walaupun bisa saja
suatu saat pemda berpartisipasi dalam hal ini seperti Bumi siak Pusako di Riau yang ikut
mengelola sumur minyak ex Caltex (sekarang Chevron) bersama Pertamina. Dengan
demikian, Kepri memiliki strategic positioning industri maritim, meliputi perikanan,
perkapalan, dan pariwisata kelautan.
Letak geografis Riau yang strategis amat menguntungkan baik dilihat dari percepatan
pertumbuhan ekonomi kawasan dan perkembangan daerah di era otonomi. Keuntungan
tersebut berdampak pada percepatan lalu lintas barang, komoditi, ide-ide intelektual dan juga
mobilitas fisis manusia melalui Propinsi Riau, di samping juga mempercepat akulturasi
kebudayaan internasional karena posisinya pada titik silang beberapa negara yang dilalui arus
perdagangan dunia.
Pesatnya perkembangan kawasan dan kemajuan teknologi serta meningkatnya
kebutuhan akan lembaga-lembaga yang dapat menunjang dan kesadaran bagi generasi muda
3

masyarakat Riau untuk memajukan daerah dan kebudayaan sendiri, merupakan modal dasar
bagi pengembangan lembaga pendidikan tinggi di Propinsi Riau. Dengan berlakunya
perdagangan bebas untuk kawasan ASEAN (AFTA) dan tahun 2020, akan terjadi persaingan
yang ketat di segala sektor. Salah satu sektor yang berkembang dengan pesat dewasa ini di
Propinsi Riau adalah sektor industri yang berada di Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis,
Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan.
Selain membawa peluang besar, letak geografis daerah Riau di kawasan Sijori
(Singapura, Johor, Riau) mengharuskan masyarakat untuk siap berkompetisi dalam
memperebutkan lapangan pekerjaan. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang
berkualitas yang diharapkan dapat bersaing dalam kompetisi global tersebut.

Bobot/Nilai : 85
Solusi : generasi muda yang ada di riau harus bisa memajukan dan mempertahankan apa
yang ada di kepulauan riau agar tidak dimanfaatkan oleh Negara asing

Nama

: Alissa Diany Putri

Parameter ke-2

NIM

: 10410023

Rawan Bencana

Berdasarkan peta indeks risiko bencana erosi Provinsi Riau dan peta indeks rawan
bencana, kebanyakan daerah pada Provinsi Riau termasuk tergolong yang sedang atau rendah
, artinya di Riau tidak rawan akan terjadinya bencana.
Setiap tahun terjadi kebakaran hutan dan lahan. Kejadian ini sudah menjadi issu
penting dan merupakan sebuah rutinitas yang menghabiskan APBN dan APBD yang cukup
besar jumlahnya untuk pemadaman kebakaran. Belum lagi jika dihitung dampak kesehatan
terhadap jutaan masyarakat yang terkena dampak dari asap yang ditimbulkan.
Sampai Saat ini penanggulangan kebakaran hutan sebatas upaya pemadaman api pada
saat kebakaran terjadi. Sedangkan perencanaan menyeluruh belum dilakukan bahkan dalam
konfrensi pers yang dilakukan wakil gubernur Riau yang juga menjabat sebagai ketua
pusdalkarhutha (Pusat pengendalian kebakaran hutan dan lahan) ini tidak menggambarkan
perencanaan yang utuh dalam penaggulangan kebakaran hutan dan lahan. Munculnya
bencana asap di riau setiap tahun (periode 2000-2008) diakibatkan oleh izin pemanfaatan
ruang yang diberikan terhadap perusahaan besar yang ada di provinsi riau dengan kontribusi
titik api berjumlah sekitar 34748 atau 60,88%. Kebakaran Terjadi akibat degradasi
lingkungan sebagai akibat dari pemberian izin pemanfaatan ruang pada kawasan yang
berkategori lindung menurut kepres 32 tahun 1990, PP 47 tahun 1997 dan PP 26 tahun 2008.
Jumlah Titik api yang menimbulkan asap berada pada kawasan bergambut pada periode
2000-2008 dengan jumlah titik api 39.813 atau 69,76% dari total titik api. Penyebab dari
kebakaran pada kawasan bergambut terjadi karena pembuatan drainase skala besar, sehingga
mengganggu keseimbangan hidrologi pada kawasan gambut pada musim kemarau.
Terjadinya kebakaran berulang setiap tahun mengindikasikan bahwa pengelolaan kawasan
bergambut gagal dikelola sebagai kawasan budidaya.

Bobot Nilai

: 54

Nama :Anisa Prasya N.

Parameter ke-2

NIM : 17510014

Rawan Bencana

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau menilai banjir yang menjadi
bencana rutin yang dirasakan rakyat Riau setiap musim hujan akibat kerusakan lingkungan
yang sudah cukup parah. Dampak banjir setiap tahunnya merendam lebih kurang 15 ribu
rumah, puluhan sekolah serta menyebabkan ribuan orang mengungsi di 6 kabupaten dan kota
di Riau. Ini merupakan indikator buruknya sistem pengelolaan serta perlindungan lingkungan
hidup yang dilakukan pemerintah jika hal itu terus berlangsung tanpa ada penanganan yang
komprehensif maka triliunan rupiah anggaran pembangunan Riau hanya akan terkuras untuk
biaya pemulihan kerusakan akibat bencana ekologis tersebut.
Kerawanan bencana ekologis di daerah yang kaya sumber daya alam itu,
sambungnya, tidak lain disebabkan masih diterapkannya paradigma pembangunan yang
eksploitatif. Proses pembangunan yang terjadi saat ini tanpa mempertimbangkan
keberlanjutan

lingkungan

serta

pengakuan

akan

hak-hak

masyarakat

tempatan.

Contohnya, masih berlangsungnya pemberian izin-izin kepada perusahaan besar berbasis


lahan dan hutan seperti perusahaan tambang, perkebunan sawit dan hutan tanaman industry
(HTI), merupakan bukti bahwa pemerintah pusat maupun daerah tidak pernah sensitif dan
belajar dari penderitaan masyarakat. Masyarakatlah yang terus jadi korban dan merasakan
dampak

dari

kebijakan

pembangunan

yang

menguras

habis

sumberdaya

alam.

Selain itu, lanjut Hariansyah, buruknya kinerja penegakan hukum dalam penuntasan kasuskasus yang diharapkan mampu memberikan memberikan efek jera kepada para pelaku
penjahat lingkungan seperti perusahaan pembakar lahan, pejabat pemberi izin, pembalak liar,
juga memberikan kontribusi terhadap meluasnya kerusakan lingkungan yang terus
berlangsung di Riau. Karena itu, solusi pentingnya melaksanakan moratoriaum atau jeda
tebang hutan alam khususnya di Riau.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas industri perkebunan sawit di Riau
di atas kertas terus membengkak hingga mencapai lebih dari 2,06 juta hektare. Bahkan
faktanya luas perkebunan sawit diperkirakan sudah hampir mencapai 3 juta hektar dari total
luas kawasan Riau sekitar 8 juta hektare. Sisanya seluas 2,5 juta hektare hutan telah beralih
fungsi menjadi kebun HTI bagi industri kayu dan bubur kertas, pulp and paper.

Bobot Nilai : 50
6

Nama

: Sylviani

Parameter ke-3

NIM

: 10410029

Luas Wilayah

Kepulauan Riau memiliki luas wilayah total 252.601 Km2 yang terdiri dari
96% lautan dan 4% daratan. Secara keseluruhan Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 4
Kabupaten dan 2 Kota (Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten
Karimun, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga), 42 Kecamatan serta 256
Kelurahan/Desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil dimana 40% belum bernama
dan berpenduduk. Berdasarkan data tersebut, dapat dibilang pemanfaatan lahan di
Kepulauan Riau sudah cukup baik namun masih belum maksimal karena penduduk hanya
tersebar pada 60% dari total daratan yang ada. Hampir diseluruh
Kabupaten/Kota

di Provinsi Kepulauan Riau berpotensi jika

wilayah

diolah menjadi

lahan pertanian dan peternakan mengingat tanahnya subur. Sektor pertanian merupakan
sektor yang strategis terutama di Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, dan Kota
Batam. Disamping palawija dan holtikultura, tanaman lain seperti kelapa, kopi, gambir,
nenas, cengkeh sangat baik untuk dikembangkan. Demikian juga di Kabupaten
Kepulauan Riau dan Lingga sangat cocok untuk ditanami buah-buahan dan sayuran. Di
beberapa pulau sangat cocok untuk perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan data tahun
2006, potensi lahan pertanian di Kepulauan Riau sebesar 73.430,38 HA yang berarti
hanya sekitar 8% dari total luas daratan yang ada dan 18% dari total luas daerah yang
dihuni. Data ini menunjukkan masih kurangnya pemanfaatan lahan subur di Kepulauan
Riau meskipun lahan sangat berpotensi untuk pertanian.
Kepulauan Riau merupakan salah satu daerah penghasil timah dan bauksit,
terutama di Pulau Karimun, Pulau Bintan, dan Tanjungpinang. Daerah bekas
pertambangan yang tidak subur ini rencananya akan ditanami dan dijadikan sebagai hutan
lindung mengingat masih minimnya kawasan hutan lindung di Kepulauan Riau.
Pembuatan hutan lindung pada lahan bekas tambang ini dapat mengembalikan kesuburan
tanah. Selain itu, beberapa lahan bekas pertambangan dapat juga dimanfaatkan sebagai
sumber air bersih bagi masyarakat, seperti Kolong Amoi, Kabupaten Karimun. Sumber
air bersih di Kolong Amoi tidak memiliki zat yang berbahaya bagi masyarakat.

Bobot Nilai : 67

Nama

: Saphira Zahra A.

Parameter ke-3

NIM

: 17510015

Luas Wilayah

Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun


2002 dan menjadi provinsi ke -32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota
Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga.
Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 4 kabupaten dan 2 kota, 42
kecamatan, serta 256 kelurahan/desa. Di Kepulauan Riau terdapat 2.408 pulau besar dan kecil
di mana 40% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601
km2, di mana 95%-nya merupakan lautan dan hanya 5% merupakan daratan.
Sampai pada tahun 1998, Kabupaten Kepulauan Riau masih menjadi bagian dari
Provinsi Riau. Sejak tahun 1999, ada pemekaran daerah dan Kabupaten Kepulauan Riau
dimekarkan menjadi beberapa (5) Kabupaten/Kota, tetapi masih menjadi bagian dari Provinsi
Riau sampai 25 Oktober 2002, saat dibentuk Provinsi Kepulauan Riau. Provinsi Kepulauan
Riau sampai saat ini memiliki 7 Kabupaten/Kota.
Berikut ini Nama Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau sampai tahun 1998,
sebelum ada pemekaran daerah, yaitu :
1. Kabupaten Kepulauan Riau (sekarang sudah berganti nama menjadi Kabupaten
Bintan).
Berikut ini Nama Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau yang merupakan hasil
pemekaran daerah sejak tahun 1999, yaitu :
1. Kota Batam, pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau, 4 Oktober 1999.
2. Kabupaten Karimun, pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau, 4 Oktober 1999.
3. Kabupaten Natuna, pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau, 4 Oktober 1999.
4. Kota Tanjung Pinang, pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau, 21 Juni 2001.
5. Kabupaten Lingga, pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau, 18 Desember 2003.
6. Kabupaten Kepulauan Anambas, pemekaran dari Kabupaten Natuna, 24 Juni 2008.

Bobot Nilai : 69

Nama

: Valerie Krasnadewi

NIM

: 11210013

Parameter ke-4
Bentuk Geografi

Bentuk geografi dari Kepuluan Riau adalah sebuah kepulauan yang terdiri dari
beberapa pulau dan laut di sekitarnya. Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau terdiri
dari 4 kabupaten dan 2 kota, 47 kecamatan serta 274 kelurahan/desa dengan jumlah 2.408
pulau besar dan kecil yang 30% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya
sebesar 252.601 km, sekitar 95% merupakan lautan dan hanya sekitar 5% daratan.
Secara geografis provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga, yaitu
Singapura, Malaysia dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251.810,71 km dengan 96
persennya adalah perairan dengan 1.350 pulau besar dan kecil telah menunjukkan kemajuan
dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Ibukota
provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di Tanjung Pinang. Provinsi ini terletak pada jalur
lalu lintas transportasi laut dan udara yang strategis dan terpadat pada tingkat internasional
serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar.
Di daerah daratan sendiri, Kepulauan Riau memiliki beberapa aset strategis seperti
adanya 15 sungai, dan diantaranya ada 4 sungai yang mempunyai arti penting sebagai
prasarana perhubungan seperti Sungai Siak (300 km), Sungai Rokan (400 km), Sungai
Kampar (400 km) dan Sungai Indragiri (500 km).

Bobot Nilai : 62

Nama

: Fatimah Az Zahra

Parameter ke-4

NIM

: 14410021

Bentuk Geografi

Kepulauan Riau resmi menjadi provinsi ke-32 terhitung sejak 1 Juli 2004. Provinsi ini
mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur perdagangan regional dan internasional di
kawasan ASEAN. Belum lagi provinsi ini ada pada jalur perkapalan internasional yang
sangat sibuk yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Laut Cina Selatan dan
Samudera Pasifik.
Secara geografis, berdasarkan data dari Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Riau, Provinsi Riau memiliki luas area sebesar 8.867.267 Hektar. Wilayahnya terletak antara
01o05'00 Lintang Selatan sampai 02o25'00 Lintang Utara atau antara 100o00'00 Bujur
Timur-105o05'00 Bujur Timur.
Secara keseluruhan, Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 4 Kabupaten dan 2 Kota, 42
Kecamatan serta 256 Kelurahan/Desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil dimana
40% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 Km2, di
mana 95% - nya merupakan lautan dan hanya 5% merupakan wilayah darat, dengan batas
wilayah sebagai berikut :

Utara dengan Vietnam dan Kamboja

Selatan dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi

Barat dengan Singapura, Malaysia, dan Provinsi Riau

Timur dengan Malaysia, Brunei, dan Provinsi Kalimantan Barat

Di daerah daratan sendiri, kepulauan riau memiliki beberapa asset strategis seperti
adanya 15 sungai, dan diantaranya ada 4 sungai yang mempunyai arti penting sebagai
prasarana perhubungan seperti Sungai Siak (300 km), Sungai Rokan (400 km), Sungai
Kampar (400 km) dan Sungai Indragiri (500 km).
Dalam sudut pandang alur perdagangan dunia, letak geografis strategis (antara Laut Cina
Selatan, Selat Malaka dengan Selat Karimata) serta didukung potensi alam yang sangat
potensial, Provinsi Kepulauan Riau dimungkinkan untuk menjadi salah satu pusat
pertumbuhan ekonomi bagi Republik Indonesia dimasa depan. Apalagi saat ini pada beberapa
daerah di Kepulauan Riau (Batam, Bintan, dan Karimun) tengah diupayakan sebagai pilot
project pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui kerjasama dengan
Pemerintah Singapura. Belum lagi dengan potensi laut yang sangat luar biasa. Misalnya
10

dengan adanya selat phillips bersama dengan singapura maka seharusnya banyak pendapatan
daerah yang dihasilkan dari sana. Sebagai contoh, penerapan monitoring trafficking fee
terhadap semua kapal yang lalu lalang melalui selat tersebut, yang pertahunnya bisa
memperoleh dana sampai Rp. 17 triliun, padahal angka tersebut sudah merupakan angka
dibagi dua dengan Singapura.

Bobot Nilai : 64

11

Nama

: Merdiani Aghnia

NIM

: 11210021

Parameter ke-5
Iklim

Propinsi Riau terletak di bagian tengah Pulau Sumatra, lebih tepatnya pada 1 15' LS 4 45' LU 100 03' - 109 19' BT, lokasinya yang sedemikian rupa membuat Bengkulu
memiliki iklim tipe A (tropis basah) dengan jumlah bulan basah 7 bulan dan curah hujan
yang berkisar antara 2000-3000 mm per tahun. Dalam periode tahun 2002-2006, propinsi
Riauu memiliki suhu minimum rata-rata yang besarnya 21 C dan suhu maksimum rata-rata
35 C, kelembaban rata-rata berkisar pada 55-98%, dan kecepatan angin rata-rata 5km/jam
yang mengarah ke tenggara.
Curah hujan yang tinggi dan posisinya yang terletak di dekat garis khatulistiwa
membuat propinsi ini dipenuhi dengan berbagai macam kekayaan alam dan kekayaan hutan
seperti kelapa sawit, getah karet, jeruk, dan kelapa yang terkenal memiliki kualitas tinggi.
Kondisi iklim propinsi Riau yang memiliki curah hujan tinggi dan porsi sinar matahari yang
juga tinggi membuatnya sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian multikultur, terutama
untuk jenis tanaman seperti kelapa sawit yang membutuhkan suhu dan curah hujan tinggi.
Saat ini propinsi Riau telah memiliki lahan kelapa sawit seluas 1.34 juta hektar. Selain
itu telah terdapat sekitar 116 pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) yang beroperasi dengan
produksi coconut palm oil (CPO) 3.386.800 ton per tahun. Akan tetapi anomali cuaca yang
terjadi belakangan waktu ini mengancam sektor ekonomi propinsi Riau yang belum begitu
stabil. Riau belum mampu penuhi konsumsi pangannya sendiri, dan ditambah dengan adanya
anomali cuaca yang dipastikan akan mengganggu proses produksi bahan pangan,
dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kelangkaan pangan. Masalah anomali cuaca ini
juga dikhawatirkan mengganggu proses produksi kelapa sawit yang menjadi tulang punggung
sektor ekonomi propinsi Riau.

Bobot Nilai : 78

12

Nama

: Juan Josua Vandendengan

NIM

: 18010034

Parameter ke-5
Iklim

Riau termasuk daerah tropis dengan 2 musim,yaitu musim kemarau dan hujan. Suhu
maksimal Riau di daerah yang tidak memiliki hutan berkisar antara 35-36 derajat Celcius,
kemudian kawasan yang memiliki sejenis tumbuhan 33-34 derajat Celcius dan kawasan
dengan tumbuhan heterogen 31-32 derjat Celcius. Suhu minimal di riau adalah 32 derajat
Celcius atau mengalami peningkatan 3-4 derajat Celcius dari suhu minimun tahun 2007
berkisar antara 28-29 derajat Celcius. Kenaikan ini diluar batas laju normal kenaikan suhu
dunia,yaitu 1 derajat celcius/tahun. Hal ini bisa terjadi karena posisi matahari yang masih
berada di dekat garis ekuator sehingga suhunya tetap panas walau musim hujan, penebangan
hutan unbtuk aktivitas ekonomi(untuk lahan perkebunan,pemukiman) dan diperburuk oleh
tiupan angin barat yang bersifat kering dari Samudera Hindia yang mengandung badai tropis.
Karena udara yang panas juga,banyak yang memasang AC pada malam hari sehingga efek
rumah kaca juga jadi meningkat.
Kenaikan suhu ini menyebabkan kerawanan terhadap kebakaran hutan dan lahan. .
Jika sebelumnya hanya ditemukan 49 titik api, pada Senin (8/5), khusus di Riau ada 110 titik
api. Meningkatnya suhu mulai berdampak pada terjadinya kebakaran di puluhan hektare
kebun sawit lahan gambut di kawasan Tanjung Putus Pangkalankerici selama berhari-hari.
Dampak dari kebakaran ini dari segi ekonomi menyebabkan kerugian milyaran rupiah dan
dari segi kesehatan menyebabkan banyak warga Riau yang terkena ISPA(Infeksi Saluran
Pernafasan Akut). Bahkan negara tetangga seperti Malaysian dan Singapura ikut terkena efek
kebakarahn hutan dari Riau.
Curah hujan di Riau berkisar antara 2000-3000 mm per tahun yang dipengaruhu oleh
musim kemarau dan hujan. Dengan kelembaban udara rata-rata 78 %.

Bobot Nilai : 70

13

Nama

: Kana Azrina

NIM

: 13510058

Parameter ke-5
Iklim

Daerah Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 20003000 mm per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim hujan.
Daerah yang paling sering ditimpa hujan setiap tahun adalah Rokan Hulu yaitu 210
hari, Kota Pekanbaru 209 hari, Kabupaten Indragiri Hulu dan Kampar 178 hari, dan yang
terakhir adalah Kabupaten Siak dengan jumlah hari hujan 52 hari. Jumlah Curah Hujan
tertinggi pada tahun 2006 terjadi di Kabupaten Kampar dengan curah hujan sebesar 3 507,0
Mm, disusul Kota Pekanbaru sebesar 3 046,1 Mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi di
Kabupaten Siak sebesar 991, Mm.
Selanjutnya menurut catatan Stasiun Meteorologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata
di Kota Pekanbaru tahun 2006 menunjukkan 27,2 celcius dengan suhu maksimum 34,5
celcius dan suhu minimum 21,8 celcius. Kejadian kabut selama tahun 2006 tercatat 5 kali,
sedangkan kelembaban udara di Kota Pekanbaru berkisar antara 77 86 persen. Kelembaban
udara tertinggi terjadi pada bulan Desember.

Bobot Nilai : 74

14

Nama

: Marcella Novianty Sutoyo

NIM

: 11610023

Parameter ke-6
Daerah Inti

Parameter daerah inti pada Kepulauan Riau dapat terlihat melalui Core Business
Area di kota Batam sebagai kota besar dan maju di Kepulauan Riau. Batam sebagai daerah
yang strategis dengan letak geografis yang berada dekat Singapura dan Malaysia, merupakan
daerah yang cukup baik untuk berinvestasi. Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang
mendukung sepenuhnya kebutuhan usaha seperti seperti pelabuhan bingkar muat berstandar
internasional, ketersediaan kawasan industrial baik elektronik, perkapalan, pipa, dan lainnya.
Didukung dengan Free Trade Zone Area menjadikan Batam sebagai lokasi yang strategis
sehingga pengembangan usaha di Batam mampu menawarkan iklim investasi yang berbeda
dengan daerah lainnya. Keberadaan industri di Batam diletakkan pada suatu kawasan industri
yang dibagi kepada tingkat industri itu sendiri. Adapun macam industri di Batam, yaitu
Industri Ringan yang meliputi manufacturing, industri elektronika, industri garmen, dan
industri plastik, serta Industri Berat yang meliputi industri galangan kapal, industri fabrikasi,
industri baja, dan industri logam.
Pengembangan daerah inti pun terlihat dari kegiatan lembaga perguruan tinggi dan
lembaga penelitian. Salah satu lembaga penelitian di kota Batam, yaitu Lembaga Penelitian
dan Kajian Lingkungan Hidup di mana lembaga ini meneliti pencemaran-pencemaran yang
terjadi di sekitar perairan Batam. Tentunya berbagai pencemaran yang terjadi sangat
merugikan terutama karena sektor laut memiliki potensi yang sangat besar dalam
pertumbuhan perekonomian Kepulauan Riau, mengingat 96% wilayah Kepulauan Riau
merupakan lautan. Lembaga ini pun mengkaji penyebab, mensosialisasikan adanya
pencemaran, dan memberi solusi akan masalah ini, namun sayangnya kepedulian manusia
tampaknya masih kurang dalam masalah ini.

Nilai : 65

15

I.2 KEPENDUDUKAN

Nama

: Fatima Nur Misana

NIM

: 11610024

Parameter ke-7
Struktur, Jumlah, dan Perubahan

Penduduk Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) dilaksanakan pada bulan Mei 2010.
Jumlah penduduk Provinsi Riau menurut hasil olah cepat SP 2010 tercatat sebesar 5,543,031
jiwa. Jumlah penduduk laki-laki 2,854,989 jiwa dan 2,688,042 jiwa penduduk perempuan.
Sementara banyaknya rumah tangga yang terdapat di Provinsi Riau pada tahun 2010 tercatat
1,337,034 rumah tangga dengan rata-rata penduduk 4 jiwa per rumah tangga.
Masih berdasarkan hasil olah cepat

SP 2010, distribusi penduduk menurut

kabupaten/kota menunjukkan bahwa penduduk Riau terkonsentrasi di Kota Pekanbaru sebagi


ibukota provinsi dengan jumlah penduduk 903,902 jiwa atau sekitar 16,31 persen dari seluruh
penduduk Riau. Sedangkan kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terkecil adalah
Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar 176,371 jiwa. Sensus Penduduk (SP) dilaksanakan 10
tahun sekali. Dan berdasarkan data SP, jumlah penduduk Riau tahun 2009 diproyeksikan
berjumlah 5 306 533 jiwa, yang terdiri dari 2,794,617 laki-laki dan 2,511,916 perempuan.
Pada tahun 2009, jumlah penduduk miskin di Riau 9,45 persen, berkurang dibanding
tahun 2008. Pemerintah selalu berupaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat
melalui kebijakan-kebijakannya. Transmigrasi merupakan program pemerintah dalam usaha
pemerataan penduduk. Hingga tahun 2008, Provinsi Riau masih menjadi daerah tujuan
transmigrasi. Pada tahun 2008 realisasi penempatan Transmigran di Provinsi Riau adalah
150 kepala keluarga atau 610 jiwa, berasal dari APPDT dan Provinsi Jawa Tengah.
Pada hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2009 (Sakernas 2009) menunjukkan
bahwa di Provinsi Riau komposisi antara angkatan kerja dan bukan angkatan kerja untuk
penduduk berusia 15 tahun keatas tidak jauh berbeda di semua kabupaten/kota. Angkatan
kerja penduduk laki-laki jauh lebih banyak dibanding bukan angkatan kerja. Sementara pada
penduduk perempuan, bukan angkatan kerja justru lebih banyak dibanding angkatan kerja,
yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga. Kabupaten dengan persentase angkatan
kerja terbesar adalah Indragiri Hilir dan Pelawan, masing-masing sebesar 66,75 persen dan
66,92 persen. Sedangkan nilai persentase angkatan kerja terkecil adalah Rokan Hilir dan
Rokan Hulu, masing-masing sebesar 57,83 persen dan 59,64 persen. Dari total angkatan kerja
yang bekerja, ternyata sebagian besarnya terserap di sektor Pertanian (49,30 persen), diikuti
16

oleh sektor Perdagangan, rumah makan, dan hotel serta jasa-jasa, masing-masing sebesar
17,58 persen dan 13,50 persen.
Pada tahun 2010, PNS yang menjadi peserta aktif Taspen berjumlah 98,916 orang
yang terdiri dari PNS Pusat sebanyak 12,489 orang(12,63 persen), PNS Daerah Otonom
sebanyak 86,401 orang (87,34 persen), dan Pejabat Negara sebanyak 26 orang (0,03 persen).
Pejabat Negara di setiap wilayah terdapat dua orang yaitu kepala daerah dan wakilnya.
Jumlah pensiunan keadaan bulan September 2010 adalah 28,395 orang atau meningkat 1,26
persen dari 28 043 orang pada September 2009. Sementara pembayaran pensiunan yang
dilakukan oleh Taspen meningkat 1,53 persen dari tahun sebelumnya.

Bobot Nilai

: 65

17

Nama

: Andhika Nugrahanto

NIM

: 12310032

Parameter ke-8
Kepadatan dan Persebaran

Berdasarkan dari hasil Sensus Penduduk yang terakhir dilakukan di Indonesia (2010)
jumlah penduduk Kepulauan Riau agregat perkabupaten/kota adalah 1.685.698 orang, atau
sebesar 0,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia angka agregat provinsi (237.556.363
orang). Jumlah tersebut terdiri atas 864.333 laki-laki dan 821.365 perempuan. Data yang
didapatkan dari sensus menunjukkan bahwa penyebaran penduduk Kepulauan Riau masih
belum merata.

Kabupaten/Kota

Penduduk
SP2010

(1)

(2)

Distribusi
Penduduk
(3)

[01] Karimun

212.812

12,62

[02] Bintan

142.382

8,45

[03] Natuna

69.319

4,11

[04] Lingga

86.230

5,12

[05] Kepulauan Anambas

37.493

2,22

[71] Batam

949.775

56,34

[72] Tanjungpinang

187.687

11,13

KEPULAUAN RIAU

1.685.698

100,00

Tabel Distribusi Penduduk Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota

Hasil dari Sensus Penduduk 2010 di Kepulauan Riau menunjukkan Kota Batam
sebagai daerah yang memiliki penduduk terbanyak yaitu berjumlah 949.775 orang,
terdiri atas 486.404 laki-laki dan 463.371 perempuan. Lebih dari setengah penduduk
Kepulauan Riau berada di Kota Batam, sebesar 56,34 persen. Adapun selebihnya
tersebar di kabupaten/kota lainnya dengan persentase di bawah 13 persen. Kepulauan
Riau dengan luas wilayah (daratan) sekitar 8.256,1 kilometer persegi (berdasar
PerMendagri Tahun 2008) didiami oleh 1.685.698 orang, maka rata-rata tingkat
kepadatan penduduk Kepulauan Riau adalah sekitar 205 orang per kilometer persegi.
18

Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kepadatan Indonesia yang mencapai 124
orang per kilometer persegi. Kabupaten/kota yang paling padat penduduknya adalah
Kota Tanjungpinang, sebanyak 1.222 orang per kilometer persegi, sedangkan yang
paling jarang penduduknya adalah Kabupaten Natuna, sebanyak 35 orang per kilometer
persegi.

Bobot Nilai : 75

19

Nama : Rachmantara Tri Chandi


NIM : 12310035

Parameter ke-9
Kemandirian dan Keterampilan

Kemandirian di Kepulauan Riau dapat dibilang cukup tinggi diilihat dari angka
pengangguran yang hanya 8,01% pada tahun 2008, dan menurun menjadi 7,04% pada
februari 2011. Jumlah dan persentase penduduk miskin di Propinsi Kepulauan Riau pada
periode Maret 2010-Maret 2011 menurun sebesar 100 orang, yaitu dari 129.660 orang pada
tahun 2010 menjadi 129.560 orang pada tahun 2011. Persentase penduduk miskin menurun
dari 8,05 persen menjadi 7,40 persen pada periode yang sama. Jumlah penduduk miskin
daerah pedesaan menurun 39.380 orang, dari 62.590 orang pada tahun 2010 menjadi 23.210
pada tahun 2011. Namun terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin daerah perkotaan sebesar
39.270 orang, yaitu dari 67.080 orang pada tahun 2010 menjadi 106.350 orang pada tahun
2011.Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin selama Maret 2010 Maret 2011
terjadi karena harga barang-barang kebutuhan pokok selama periode tersebut cukup stabil,
yang digambarkan oleh inflasi umum sebesar 6,39 persen. Namun peningkatan di daerah
perkotaan dikarenakan kebutuhan dasar bukan makanan, seperti perumahan, angkutan dan
bensin cukup tinggi. Akibatnya penduduk yang tergolong tidak miskin namun
penghasilannya berada di sekitar garis kemiskinan banyak yang bergeser posisinya menjadi
miskin. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemandirian daerah ini cukup tinggi dikarenakan
tiap individu pada daerah ini rata-rata telah memiliki pekerjaan masing-masing dan tidak
menggantungkan dirinya kepada orang lain atau pemerintah. Kemandirian ini ditopang oleh
banyaknya lapangan pekerjaan di kepulauan riau yang membutuhkan tenaga kerja yang
cukup besar teruatama di
sektor

eksploitasi

alam.

Selain itu kemandirian di


daerah ini juga disebabkan
oleh kayanya sumber daya
bahari di daerah ini sehingga
banyak
dapat

penduduk

yang

berprofesi

sebagai

Selain

tingkat

nelayan.

pengangguran yang rendah,


Kepulauan

Riau

juga
20

memiliki jumlah penduduk yang tidak terlalu padat, sehingga pemerintah daerah akan lebih
dapat melayani masyarakatnya dnegan perhatian yang lebih besar disbanding daerah dengan
penduduk yang cukup banyak.
Keterampilan pada daerah Kepulauan Riau dapat dibilang cukup tinggi dilihat dari
keterampilan masyarakat dalam membuat lapangan pekerjaan baru yang cukup tinggi dan
semangat dalam berwirausaha yang tinggi terlihat dari peningkatan jumlah wiraswasta yang
bekerja . Hal ini didukung oleh banyaknya obyek wisata baru yang dikembangkan oleh
masyarakat. Hal ini mendukung keterampilan masyarakat dalam membuat lapangan
pekerjaan baru.

Bobot Nilai : 81

21

I.3 SKA (SUMBER KEKAYAAN ALAM)

Nama : Muhammad Fahreza

Parameter ke-10

NIM : 13209015

Bahan Makanan

Produksi padi di provinsi ini pada tahun 2010 adalah sebanyak 1.246 ton Gabah
Kering Giling , naik sebesar 816 ton (189,77 %) dibandingkan tahun 2009. Kenaikan
produksi terjadi karena peningkatan luas panen seluas 252 ha (175 %) dan produktivitas naik
sebesar 1,60 kuintal/ha (5,36 %). Namun hingga saat ini, kepulauan riau masih membutuhkan
pasokan beras dari daerah lain
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mendorong pengembangan pertanian padi
Kabupaten Kepulauan Anambas untuk ketahanan pangan pulau-pulau terdepan di perbatasan.
Produksi padi sendiri akan membuat daerah tidak terlalu kesulitan ketika pasokan beras dari
luar terganggu, kata Gubernur Kepri Muhammad Sani di Jemaja, Kepulauan Anambas,
Jumat (29/4/2011).
Pemprov Kepulauan Riau menargetkan dalam lima tahun terwujud pencetakan 1.000
ha lahan sawah baru, sedangkan target nasional untuk 5 tahun adalah 3 juta ha, kata Gubernur
Sani ketika panen raya di Desa Bukit Padi, Kecamatan Jemaja Timur.
Sedangkan untuk produksi jagung, pada tahun 2010 sebesar 961 ton pipilan kering,
turun sebesar 103 ton (9,68 %) dibandingkan tahun 2009. Penurunan produksi disebabkan
penurunan luas panen. Untuk Produksi kedelai tahun 2010 sebesar 6 ton biji kering, naik
sebanyak 4 ton (200 %) dibandingkan tahun 2009. Kenaikan produksi disebabkan naiknya
luas panen seluas 4 ha (200 %). Untuk ubi kayu terdapat luas lahan panen 708 ha dan
berproduksi 4.927 ton, ubi jalar teradapat luas lahan panen 130 ha dan berproduksi 1.159
ton, dan kacang tanah dengan lahan panen 124 ha berproduksi 179 ton. Sementara, sayurmayur berproduksi 723 ton, kacang panjang berproduksi 1.295 ton, bayam berproduksi
26.715 ton, dan kangkung berproduksi 842 ton.
Pertanian mengalami pasang surut karena keterbatasan pasokan pupuk, pengairan,
pengangkutan dan pemasaran di wilayah yang sebagian besar perairan laut.
Untuk sektor perikanan, terutama perikanan tangkap dan pengembangan budidaya
perikanan yang meliputi usaha pembenihan dan pemanfaatan teknologi budidaya sangat
cocok dikembangkan di Provinsi Kepulauan Riau. Di Kabupaten Bintan, Karimun, dan
22

Natuna, misalnya, terdapat budidaya ikan yang bernilai ekonomis

seperti ikan kerapu,

napoleon, dan kakap. Begitu pula potensi budidaya ikan air tawar dapat dikembangkan di
Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Natuna. Pada
tahun 2007, total produksi perikanan tangkap mencapai 217.094,91 ton dan produksi ikan
budidaya 3.475,70 ton.
Lalu di Provinsi Kepulauan Riau juga ada buah-buahan yang terkenal bernama
Buah Naga. Penelitian menunjukkan buah naga merah ini sangat baik untuk sistem
peredaran darah, juga memberikan efek mengurangi tekanan emosi dan menetralkan
toksik dalam darah.

Bobot Nilai : 70

23

Nama : M. Salim Martak

Parameter ke-11

NIM : 13209098

Mineral, Flora, dan Fauna

Flora Identitas Provinsi Kepulauan Riau adalah Sirih (Piper betle) berdasarkan keputusan
Menteri Dalam Negeri No. 48 tahun 1989 tentang identitas flora masing-masing provinsi:
Fauna identitas dari Kepulauan Riau adalah ilkan kakap merah (Lutjanus Sanguineus)

Sumber daya alam (Mineral dan Energi)


Kepri memiliki potensi sumber daya alam mineral dan energi yang relatif cukup besar dan
bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis) seperti minyak bumi dan gas alam, bahan
galian B (vital) seperti timah, bauksit dan pasir besi, maupun bahan galian golongan C seperti
granit, pasir dan kuarsa.
No
1
2
3
4

Jenis Bahan Galian


Minyak Bumi
Gas Alam
Timah
Bauksit

Kabupaten/Kota
Natuna
Natuna
Karimun
Lingga
Bintan
Karimun
Lingga
T. Pinang

Jumlah Cadangan
298,81 MMBO
55,3 TSCF
11.360.500 m3
3.832.500 m3
1.150.000 m3

24

Pasir Besi

6
7
8

Zircon
Antimon
Granit

Pasir Darat

10

Pasir Laut

11

Kuarsa

12
13

Granulit
Diorit

14

Andesit

15
16
17
18
19
20

Rijang
Feldspar
Kaolin
Batu setengah permata
Hornfels
Batuan Ultrafamic

Lingga
Natuna
Lingga
Natuna
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Karimun
Lingga
Bintan
Karimun
Bintan
Karimun
Natuna
Lingga
Natuna
Natuna
Lingga
Natuna
Karimun
Natuna
Lingga
Lingga
Lingga
Natuna
Natuna

4.204.840 ton
19.662.288.605 m3
16.800.000 m3
- 7.164.348.267 ton
84.930.000 m3
882.000.000
20.000.000 m3
78.013.300.931 m3
43.240.000 m3
36.555.921.955 m

Bobot Nilai : 75

25

Nama : Annisa Cendrawasih

Parameter ke-12

NIM : 13410025

Energi

Kepulauan Riau merupakan provinsi yang menyumbang devisa terbanyak bagi Indonesia.
Devisa ini sebagian besar berasal dari sektor energi. Kepulauan Riau yang memiliki potensi
sumber daya alam mineral dan energi yang relatif cukup besar dan bervariasi baik berupa
bahan galian A (strategis), bahan galian B (vital) maupun bahan galian golongan C yang
dapat dilihat sebagai berikut :
Jumlah Cadangan Bahan Galian di Provinsi Kepulauan Riau
No
1
2
3

Jenis Bahan Galian


Minyak Bumi
Gas Alam
Timah

Bauksit

Pasir Besi

6
7
8

Zircon
Antimon
Granit

Pasir Darat

10

Pasir Laut

11

Kuarsa

12
13

Granulit
Diorit

14

Andesit

15
16
17

Rijang
Feldspar
Kaolin

Kabupaten/Kota
Natuna
Natuna
Karimun
Lingga
Bintan
Karimun
Lingga
T. Pinang
Lingga
Natuna
Lingga
Natuna
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Karimun
Lingga
Bintan
Karimun
Bintan
Karimun
Natuna
Lingga
Natuna
Natuna
Lingga
Natuna
Karimun
Natuna
Lingga
Lingga

Jumlah Cadangan
298,81 MMBO
55,3 TSCF
11.360.500 m3
3.832.500 m3
1.150.000 m3
4.204.840 ton
19.662.288.605 m3
16.800.000 m3
- 7.164.348.267 ton
84.930.000 m3
882.000.000
20.000.000 m3
78.013.300.931 m3
26

18
19
20

Batu setengah
permata
Hornfels
Batuan Ultrafamic

Lingga

Natuna
Natuna

43.240.000 m3
36.555.921.955 m

Tabel Potensi Sumber Energi Provinsi Kepulauan Riau

Dari informasi yang ada pada table diatas, dapat kita lihat kekayaan akan energi
Kepulauan Riau yang berlimpah dibandingkan provinsi-provinsi lain yang ada di Indonesia.
Namun ironisnya, rasio elektrifikasi Riau (tingkat perbandingan jumlah penduduk
yang menikmati listrik dengan jumlah total penduduk) hanya 17 sampai 40 persen. Hal inilah
yang seharusnya lebih diperhatikan oleh pemerintah Provinsi Kepulauan Riau agar dapat
memanfaatkan sumber energi yang ada dengan lebih baik untuk keperluan masyarakatnya.

Bobot Nilai : 78

27

Nama : Amelia Deasy

Parameter ke-13

NIM : 13410037

Tingkat Eksplorasi

Cadangan minyak terbesar Indonesia ditemukan di Provinsi Riau. Sedangkan gas


alam, berada di Kabupaten Natunan, Riau. Industri minyak berpengaruh ke sektor lainnya
seperti pengembangan industri kimia, pertumbuhan sub-sektor ekonomi lainnya, kawasan
industri, transfer teknologi, peluang kerja, pengurangan biaya, penambahan devisa dan
kenaikan pemasukan pajak bagi pemerintah. Tingkat eksplorasi untuk minyak dan gas alam
sudah bagus sehingga bias membantu perekonomian Riau dan mengundang para investor
untuk menanamkan modal.
Dari hasil penyelidikan lapangan dan pengumpulan data sekunder juga, di kedua
daerah kabupaten ini telah ditemukan berbagai bahan galian non logam antara lain granit,
felspar, kuarsit, bentonit, kaolin, pasir kuarsa, batugamping, marmer, andesit, sirtu, ballclay,
dan lempung. Di antara bahan galian tersebut, bahan galian yang dapat segera dikembangkan
lebih lanjut adalah granit, felspar, sirtu, pasir kuarsa, dan lempung. Kegiatan penggalian yang
telah dilakukan hingga saat ini baru terbatas pada endapan lempung dan sirtu. Kedua jenis
bahan galian ini digali oleh penduduk setempat secara kecil-kecilan di sejumlah lokasi.
Untuk penggalian sirtu (pasir dan batu) diperlukan pengawasan yang ketat, karena umumnya
para penambang kurang memperhatikan faktor lingkungan. Jika factor lingkungan tidak
diperhatikan, maka proses penggalian akan mempercepat kerusakan lingkungan.
Sebagai provinsi kepulauan, Riau terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini sangat
mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai dari usaha pembenihan
sampai pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Di Kabupaten Karimun
terdapat budidaya Ikan kakap, budidaya rumput laut, kerambah jaring apung. Kota Batam,
Kabupaten Bintan, Lingga, dan Natuna juga memiliki potensi yang cukup besar di bidang
perikanan. Selain perikanan tangkap di keempat Kabupaten tersebut, juga dikembangkan
budidaya perikanan air laut dan air tawar. Di kota Batam tepatnya di Pulau Setoko, bahkan
terdapat pusat pembenihan ikan kerapu yang mampu menghasilkan lebih dari 1 juta benih
setahunnya. Di Kota Batam tepatnya didaerah telaga punggur, ada satu pelabuhan perikanan
yang dikelola murni oleh swasta. Letak pelabuhan perikanan swasta Telaga Punggur sangat
strategis karena berhadapan dengan jalur lintas kapal penangkapan ikan antara Propinsi Kepri
dan Natuna, ZEEI , Laut Cina Selatan serta keberadaan pelabuhan perikanan swasta Telaga

28

Punggur di Kota Batam sangat dekat dengan negara Singapura yang dapat meningkatkan
ekspor hasil laut dan menambah pendapatan asli daerah.
Sementara dalam bidang pertanian dan peternakan masih dilakukan kecil-kecilan.
Selama ini memang pemerintah provinsi Riau menaruh perhatian lebih pada sector
pertambangan. Dari paparan diatas, penulis memberikan nilai 80 karena pada umumnya
tingkat eksplorasi di Provinsi Riau sudah bagus, namun masih ada beberapa yang tidak
optimal dan kurang diperhatikan.

Bobot Nilai : 88

29

I.4 IDEOLOGI

Nama : Rizal Panji Islami


NIM : 13510066

Parameter ke-14
Penghayatan Agama dan Kepercayaan

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang menganggap agama sebagai
salah satu prioritas dan tentu saja harus mendapat perhatian utama. Hal inilah yang membuat
Indonesia menjadi salah satu negara yang agamis di dunia. Begitu juga yang terjadi di
Kepulauan Riau, salah satu provinsi yang terdapat di Indonesia.
Kepulauan Riau memiliki keanekaragaman agama dan kepercayaan yang sangat
beragam. Berbaurnya berbagai etnis dan budaya, merupakan salah satu faktor pendukung
utama beragamnya kepercayaan-kepercayaan tradisional di Riau. Dari aspek agama, Islam
dan Kristen merupakan dua agama yang jumlah penganutnya paling besar. Berdasarkan data
yang dikumpulkan dari Kanwil Departemen Agama, pada tahun 2009 terdapat 5.229 mesjid
dan 1.329 gereja yang tersebar di seluruh Kepulauan Riau, dan jumlah ini terus meningkat
setiap tahunnya. Peningkatan ini didukung oleh kerjasama antara masyarakat dan pemerintah.
Agama juga merupakan salah satu aspek agenda prioritas Pemerintah Kepulauan
Riau. Hal ini menunjukkan bahwa penghayatan agama dan kepercayaan di Riau memiliki
kualitas yang baik. Karena baik masyarakat maupun pemerintah berperan aktif dalam
mendukungnya.

Bobot Nilai : 80

30

Nama : Jordan Fernando


NIM : 13510069

Parameter ke-15
Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Kesadaran berbangsa dan bernegara dapat dinilai dari seberapa banyak dan seberapa
peduli suatu provinsi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan nasional. Hal tersebut penting untuk
dijadikan penilaian karena dengan megetahui keikutsertaan suatu provinsi dalam kegiatankegiatan nasional maka kita dapat tahu seberapa besar kesadaran penduduk dalam provinsi
tersebut bahwa mereka adalah bagian dari bangsa dan negara Indonesia.
Pada Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat bahwa keikutsertaannya dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan nasional cukup tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dalam
beberapa kegiatan yang terjadi. Provinsi Kepulauan Riau ini ikut merayakan Hari Ulang
Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang ke 66 pada tanggal 17 Agustus 2011 dengan
mengadakan upacara. Upacara tersebut dilaksanakan di Gedung Daerah sejak pukul 09.00
pagi. Upacara tersebut diikuti oleh sejumlah tamu undangan dari berbagai kalangan. Tema
utama HUT RI ke-66 ini adalah Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita
Tingkatkan Kesadaran Hidup dalam ke Bhinneka-an untuk Kokohkan Persatuan NKRI, Kita
Sukseskan kepemimpinan Indonesia dalam Forum ASEAN untuk Kokohkan Solidaritas
ASEAN. Setelah upacara tersebut, pada malam dinihari sebelum Peringatan Detik-Detik
Proklamasi dilakukan Apel Kehormatan dan Renungan Suci di Tamam Makam Pahlawan
Pusara Bhakti Kota Tanjungpinang.
Selain merayakan HUT RI, Provinsi Kepulauan Riau juga melaksanakan salah satu
kegiatan nasional yaitu merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Hari Kebangkitan
Nasional (Harkitnas), dan Hari Otonomi Daerah Tingkat Provinsi Kepulauan Riau pada hari
Jumat, 20 Mei 2011 di Halaman Kantor Gubernur Kepri. Tema Hardiknas yang disejalankan
dengan Harkitnas tersebut adalah Kita Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti. Pada
pelaksanakan direalisasikan program-program seperti penyerahan pataka pendidikan tingkat
provinsi kepada Kabupaten Karimun karena dinilai berhasil memajukan dunia pendidikan di
Kepri, penyerahan beasiswa kurang mampu SMA/MA/SMK 10.500 siswa, penyerahan buku
pedoman peningkatan mutu pendidikan sebanyak 3.500 buah kepada seluruh satuan
pendidikan, penyerahan buku gurindam XII sebanyak 3.500 buah, dan masih banyak lainnya.

Bobot Nilai : 80

31

Nama : Arifin Septiadi


NIM : 13709003

1.

Parameter ke-16
Demokratisasi yang Mengutamakan NKRI

Poin pertama yang disoroti adalah kualitas janji pemimpin. Dalam poin ini, janji yang
disampaikan oleh calon sudah cukup baik karena menawarkan basic need (kebutuhan
mendasar) dari warga yaitu mengenai listrik dan air bersih. Selain basic need tersebut,
pendidikan menjadi aspek yang akan diusung. Pendidikan memang merupakan hal yang
urgen karena pendidikan adalah salah satu cara untuk melepaskan bangsa Indonesia dari
kemiskinan. Janji tersebut bukanlah janji semata karena pasangan tersebut sudah
menyiapkan sebuah konsep pengembangan pendidikan yaitu dengan menerapkan maping
school. Dengan melihat janji tersebut maka dapat dikatakan bahwa pasangan calon
tersebut lebih konsern pada kebutuhan semua lapisan masyarakat, bukan hanya
kebutuhan lapisan bawah maupun lapisan atas (dalam segi kemampuan ekonomi).

2.

Kemudian poin yang akan disoroti adalah mengenai ketersediaan informasi. Bila melihat
artikel pada sebuah media cetak maka dapat dikatakan bahwa informasi tidak terlalu baik
tersebar hal ini bisa diperkuat oleh pernyataan anggota DPRD Pelalawan yang
mengatakan bahwa daerahnya kurang mendapatkan sosialisasi mengenai fasilitas yang
ada, dalam kasus ini adalah fasilitas mengenai berobat gratis.

3.

Kemudian poin yang akan disoroti adalah mengenai implementasi demokrasi dalam
penyampaian aspirasi masyarakat, poin ini dinilai baik bila mengacu pada artikel pada
sebuah media cetak. Dalam media cetak tersebut diberitakan bahwa ada sebuah
kelompok Riau yang mendatangi kantor DPRD untuk menyampaikan aspirasi dalam
melengkapi persyaratan yang masih kurang dalam proses pemekaran 8 kecamatan
menjadi kabupaten baru, yakni Kabupaten Rokan Darussalam. Bila mengacu pada artikel
tersebut maka dapat dikatakan bahwa masyarakat sudah berani beraspirasi dan
mengimplementasikan sistem demokrasi yang ada di Indonesia. Dalam aspirasi tersebut
pun, perwakilan masyarakat tersebut mengharapkan agar nantinya kesejahteraan
masyarakat bisa terwujud.

Dari penjabaran diatas maka nilai untuk poin 1 adalah 90 karena menjawab semua
lapisan, poin 2 adalah 50 karena ketersediaan informasi masih minim dan ini cukup
merugikan warga, poin 3 adalah 90 dimana masyarakat sudah dapat beraspirasi dengan

32

proses demokrasi (tidak anarkis). Dari ketiga poin tersebut maka poin rata-ratanya adalah
76,66 untuk Riau.

*artikel yang terkait adalah artikel 1, 2, dan 3.

Bobot Nilai : 77

33

Nama : Ihsanulfajar Mulyanto


NIM : 13709015

Parameter ke-17
Kewaspadaan Dalam Berbangsa

Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Provinsi Kepulauan Riau


berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah utara; Malaysia dan provinsi Kalimantan
Barat di timur; provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di selatan; Negara Singapura,
Malaysia dan provinsi Riau di sebelah barat.
Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 4 kabupaten dan 2 kota, 47
kecamatan serta 274 kelurahan/desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil yang 30%
belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 km, sekitar 95%
merupakan lautan dan hanya sekitar 5% daratan.
Dengan kondisi seperti diatas maka gangguan dari negara luar dapat mengancam
kapanpun dengan demikian kepulauan riau mempersiapkan diri dengan cukup baik.
''Pendidikan yang berpedoman pada ideologi bangsa merupakan cara paling ampuh dalam
menumbuhkan rasa nasionalisme di daerah perbatasan,'' katanya saat menjadi inspektur
upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di halaman kantor bupati, sebut
Bupati Karimun, Provinsi Kepulauan Riau Nurdin Basirun.
Dari perkataan Bupati Karimun tersebut dapat menjadi tolok ukur akan sebuah
pengembangan dan pencegahaan bagi para generasi muda di daerah perbatasaan negara kita
dengan beberapa negara tetangga.
Namun pada kenyataannya tidak semudah itu hal-hal tersebut akan muncul jika pada
daerah lain di kepulauan tersebut terdapat pasar gelap dan pemalsuan barang-barang
elektronik, pakaian, dan asesoris. Jika perlakuan ini masih terjadi bukan tidak mungkin
ideologi kebangsaan masyarakat kepulauan riau akan hancur dengan tidak sadarnya
masyarakat Kep. Riau akan pajak, hak cipta, dll.

Bobot Nilai : 70

34

Nama : Stanislaus Goklas P.T.


NIM : 14410046

Parameter ke-18
Kewaspadaan Terhadap Ideologi Lain

Di Kepulauan Riau (Kepri), untuk menentukan bagaimana parameter Kewaspadaan


Terhadap Ideologi Lain dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu, namun yang paling
menentukan dalam penentuan nilai parameternya adalah dari pola instabilitas keamanan
daerahnya, serta bagaimana penetrasi budaya melalui media apapun.
Pertama, dari instabilitas keamanan daerahnya, melihat dari latar belakang cara
pandang hidup dan budayanya, Kepri adalah propinsi yang memiliki keanekaragaman budaya
dan ideologi yang beranekaragam. Penduduk Kepro sendiri memiliki komposisi demografi
Melayu (35,6%), Jawa(22,2%), Tionghoa (9,3%),Minangkabau (9,3%),Batak (8,1%), Bugis(
2,2%),dan Banjar (0,7%).
Kedua, penetrasi budaya yang terjadi di Kepri terlihat dari pemakaian bahasa disana,
yang terdiri dari dua bahasa yaitu Melayu dan Indonesia. Hal ini terjadi karena bahasa tersebut diwariskan secara turun temurun di budaya Kepri namun tidak terganggu oleh
perubahan jaman.

Bobot Nilai : 80

35

I.5 POLITIK

Nama : Dery Hefimaputri


NIM : 14410047

Parameter ke-19
Sistem Manajemen Nasional

Sistem manajemen nasional adalah parameter dari pendidikan dan komunikasi politik. Seperti
namanya, sistem manajemen nasional merupakan suatu sistem, dan sebagaimana layaknya
suatu sistem, sistem manjemen nasional haruslah bersifat komprehensif dan strategis. Apa itu
sistem manajemen nasional? Sistem manajemen nasional merupakan perpaduan antara tata
nilai, struktur, dan proses untuk mencapai kehematan, daya guna, dan hasil guna sebesar
mungkin dalam menggunakan sumber dana dan daya nasional demi mencapai tujuan nasional.
Sistem manajemen nasional terdiri atas empat unsur yakni negara, bangsa, pemerintah, dan
masyarakat. Dan system manajemen nasional memiliki fungsi pokok pemasyrakatan politik.
Sistem manajemen nasional juga terdiri dari empat tatanan yang dilihat dari dalam ke luar
adalah Tata Laksana Pemerintahan (TLP), Tata Administrasi Negara (TAN), Tata Politik
Nasional (TPN), dan Tata Kehidupan Masyarakat (TKM). Input dari system manajemen
nasional adalah pengenalan kepentingan dan pemilihan kepemimpinan.
Di kepulauan Riau, menurut data dari situs resminya (--kepriprov.go.id) pengenalan
kepentingan dilakukan dengan baik. Berbagai perda, pergub, dan bebrbagai informasi lain
mengenai kepentingan Kepulau Riau dituangkan dengan jelas disana dan bebas diakses siapa
pun. Pemilihan kepemimpinan pun tidak pernah ricuh. Kepulau Riau memang terbilang
masih sangat muda, ia baru dinobatkan sebagai provinsi Indonesia ke 32 pada tahun 2002,
yang otomatis estafet kepemimpinan baru berjalan selama dua periode.
Sedangkan output yang diharapkan dari system manajemen nasional adalah
aturan/norma/patokan (kebiaksanaan umum), pengelenggaraan kebijaksanaan nasional yang
lazimnya dijabarkan dalam sejumlah program dan kegiatan, dan penyelesaian segala macam
perselisihan/pelanggaran penyelewengan yang timbul sehubungan dengan kebijaksanaan
umum dalam rangka penertiban hukum. Kebojakan umum yang ada di Kepulau Riau telah
cukup baik dan tertuang dalam Kebijakan Umum APBD (KUA). Hal ini dapat terlihat dari
berkembangnya program dan kegiatan yang diselenggarakan daerah. Pada tahun 2005, KUA
difokuskan pada peletakan dasar-dasar bagi penyelenggaraan pemerintahan Provinsi, dengan
total program yang dilaksanakan sebanyak 61 program dengan 254 kegiatan pembangunan
36

dengan total dana sebesar Rp.171.597.337.707,00. Pada tahun 2006, kebijakan APBD
diarahkan pada penguatan kapasitas pemerintahan, baik segi kapasitas aparatur hingga
keuangan, total program yang dilaksanakan sebanyak 137, dengan 529 kegiatan
pembangunan dengan total dana sebesar Rp.382.846.162.560,00. Begitu pula di tahun
2007,jumlah ini terus menignkat dan menunjukan baiknya kebijakan umum dan
penyelenggaraannya di Kepulauan Riau. Sedangkan perselihsan/pelanggaran yang timbul
sehubungan dengan kebijakan umum juga pasti ada contohnya dalam keputusan kapolda
kepri mengenai plat mobil asal singapura yang tidak disenangi banyak pihak, juga kebijakan
umum akankeperuntukan lahan bagi masyarakat asli yang menuai demo dari puluhan petani.
Oleh karena itu penerapan system manajemen nasional di kepulauan Riau dapat dibilang
dalam kondisi Tangguh.

Bobot Nilai : 78

37

Nama : Andi Bharata


NIM : 17010016

Parameter ke-20
Sistem Kehidupan Politik

Sudah hampir setahun, hingga saat ini birokrasi kota Dumai masih saja dipimpin oleh
Plt Sekdako. Padahal walikota Dumai telah meminta kepada Gubernur Riau HM Rusli Zainal
untuk menetapkan calon Sekdako Dumai yang definitif, namun hingga saat ini tidak ada
kejelasan permintaan tersebut.
Pengamat Politik UIR Zaini Ali menyarankan Pemko Dumai untuk kembali
menyurati Gubri untuk meminta penjelasan soal Sekdako Dumai. Jika surat tersebut tidak
mendapat jawaban, jelas Zaini, Pemko Dumai bisa langsung datang ke Kemendagri untuk
konsultasi atau menjelaskan kepada Kemendagri kalau surat mereka terkait permintaan
penetapan Sekdako tidak ditanggapi Gubri.
Menurut Zaini terjadinya persoalan belum ditetapkannya Sekdako Dumai ini, adalah
bentuk kesemena-menaan penguasa. Zaini yang juga dosen Ilmu Pemerintahan di UIR selalu
mengingatkan mahasiswanya untuk tidak berprilaku semena-mena kepada orang lain, apalagi
kalau sudah punya jabatan. Seharusnya sebagai orang Melayu harus mampu menunjukkan
santunnya orang Melayu.

Bobot Nilai : 50

38

Nama : Prizqy Nada Q.

Parameter ke-21

NIM : 17010027

Pembagian Wilayah

Wilayah Provinsi Kepulauan Riau merupakan wilayah kelautan, sehingga luas laut lebih
besar dari luas darat dengan perbandingan luas laut dan darat adalah 2% darat atau sekitar
8.201,707 Km2 dan 98% lautan atau sekitar 417.012,969 Km2. Total luas wilayah Kepulauan
Riau adalah 425.214,676 Km2. Wilayah yang tercakup dengan Provinsi Kepulauan Riau
merupakan hasil dari pemekaran wilayah di Provinsi Riau, yaitu:
1. Kota Batam
2. Kabupaten Natuna
3. Kabupaten Bintan
Sementara itu, untuk Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Lingga merupakan pemekaran
dari Kabupaten Bintan. Pembentukan wilayah Provinsi Kepulauan Riau mencakup wilayah
Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Karimun didasarkan
pada Undang-undang 25 Tahun 2002, tentang Pembentukan Wilayah Provinsi Kepulauan
Riau, sementara untuk Kabupaten Lingga khusus ditetapkan berdasarkan Undang- undang
No. 31 Tahun 2003. Pembagian wilayah Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan wilayah
kabupaten dan kecamatan disajikan sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3.1. Lingkup Wilayah Administrasi Provinsi Kepulauan Riau
No

Kabupaten/Kota

Kecamatan

Desa/Kelurahan

Batam

12

64

Tanjungpinang

18

Bintan

10

42

Karimun

54

Natuna

16

75

Anambas

34

Lingga

39

56

292

JUMLAH

Bobot Nilai : 70

39

Nama :Anisa Prasya N.

Parameter ke-22

NIM : 17510014

Otonomi Daerah

Penerapan UU Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah


Pusat dan Daerah masih belum berjalan sebagaimana mestinya. Kebijakan pemerintah pusat
menjantah DBH belum memuaskan semua pihak. Secara eksplisit, UU tersebut belum
sepenuhnya mengakomodasi keinginan daerah-daerah penghasil Migas.
Sesuai dengan Pasal 14 UU Nomor 33 Tahun 2004, daerah penghasil berhak
mendapatkan bagian bagi hasil minyak bumi sebesar 15,5 persen. Dengan rincian 3 persen
untuk provinsi tempat kabupaten penghasil minyak, 6 persen untuk kabupaten/kota penghasil
minyak, 6 persen untuk kabupaten lain yang masih dalam satu provinsi dan sisanya 0,5
persen dibagi rata untuk provinsi dan kabupaten/kota yang bersangkutan. Sedangkan dana
bagi hasil gas bumi, 30,5 persen dikembalikan ke daerah penghasil. Rincian pembagian 30,5
persen tersebut; 6 persen untuk provinsi tempat kabupaten penghasil gas, 12 persen untuk
kabupaten/kota penghasil, 12 persen untuk kabupaten lain yang masih dalam satu provinsi
dan sisanya 0,5 persen dibagi rata untuk provinsi dan kabupaten/kota yang bersangkutan.
Selama ini, pemerintah pusat mengambil kebijakan meratakan penghasilan negara ke
semua daerah. Dalam artian kasat mata, daerah surplus memberikan jatahnya ke daerah
minus. Lain soal kalau daerah surplus sudah makmur. Namun realitanya, empat provinsi
surplus (NAD, Riau, Kaltim dan Papua) masih menghadapi problematik pembiayaan
pembangunan yang tidak ringan. Keempat provinsi tersebut harus memacu pembangunan di
daerahnya karena selama ini hampir terabaikan oleh Jakarta.
Selama tahun 1997/1998, sekitar Rp. 59,146 triliun uang mengalir ke kas negara yang
disedot dari bumi Riau. Namun yang kembali ke Riau hanya Rp. 1,013 triliun atau sekitar 1,7
persen saja. Demikian pula dari sumbangan sektor pajak, dana yang dikembalikan ke Riau
hanya 0,07 persen. Angka bagi hasil untuk Riau sejak berlakunya otonomi daerah juga masih
jauh dari asas keadilan.
Estimasi DBH Migas pada tahun 2006, Pemprov Riau menerima Rp. 1,8 triliun. Pada
tahun 2007 mengalami peningkatan, total DBH yang diterima Riau Rp. 10,1 triliun dengan
rincian untuk Pemprov Riau Rp. 2,358 triliun dan Rp. 7,75 triliun untuk kabupaten/kota.
Dana Alokasi Umum (DAU) yang diterima Riau tahun 2007 sebesar Rp. 2,6 triliun; Rp. 277
miliar untuk Pemprov dan Rp. 2,38 triliun untuk kabupaten/kota se-Riau. Tahun 2008, ada
wacana penghapusan DAU bagi daerah-daerah penghasil Migas, yang tentu saja akan
40

merugikan Riau. Riau dengan terpaksa harus mencari sumber pendanaan lain untuk
menomboki anggaran yang selama ini bersumber dari DAU tersebut. Riau untuk tahun 2007
menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar RP. 211,4 miliar.
Hitung-hitungan yang masih jauh dari asas keadilan tersebut, mendorong elit politik
daerah ini bersuara lantang. Deklarasi rakyat Riau menuntut otonomi khusus pun
berkumandang pada tanggal 11 Januari 2007. Deklarasi itu sedikitnya dihadiri 30 ribu orang
dari berbagai daerah dan elemen masyarakat Riau. Aksi itu tidak terlepas dari tuntutan rakyat
Riau untuk merevisi UU Nomor 33 Tahun 2004 yang tidak berkeadilan tersebut.
Forum Nasional Perjuangan Rakyat Riau untuk Otonomi Khusus (Fornas Otsus Riau)
pun terbentuk dan Maimanah Umar didaulat sebagai nahkodanya. Fornas Otsus membawa
misi besar untuk memperjuangkan Riau mendapatkan status otonomi khusus. Dalam
perjalanannya berapa bulan ini, Fornas Otsus telah mengajukan naskah akedemiknya kepada
DPRD Riau dan sudah berdiri di 11 kabupaten/kota se-Riau.
Lahirnya tuntutan otonomi khusus tidak terlepas dari keinginan Riau untuk turut
menikmati hasil kekayaan minyak bumi yang selama ini lebih banyak mengalir ke Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui cadangan minyak bumi Riau per 1 Januari 2005
sekitar 4,27 miliar barel. Cadangan minyak tersebut semakin menipis seiring dengan kegiatan
eksploitasi terus-menerus. Minyak Riau yang ada sekarang diperkirakan hanya mampu
bertahan 20 tahun. Setelah itu, Riau tidak lagi menjadi daerah penghasil minyak.

Bobot Nilai : 53

41

Nama : Saphira Zahra A.


NIM : 17510015

Parameter ke-23
Dukungan Internasional

Perkembangan prestasi atlet dan dukungan fasilitas penyelenggaraan event olahraga di


Kepulauan Riau untuk berbagai Kejuaraan Nasional dan Internasional, telah menjadikan
provinsi Kepulauan Riau sebagai salah satu daerah yang sangat siap menjadi tuan rumah
penyelenggaraan event olahraga di Indonesia. Pengalaman dan kesuksesan Kepulauan Riau
menjadi tuan rumah berbagai event olahraga selama ini, menjadi modal kuat sebagai tuan
rumah pada berbagai event di masa yang akan datang.
Kepulauan Riau telah memiliki saran dan prasarana yang sangat memadai dengan
satndar Internasional. Untuk kesuksesan pertandingan berbagai cabang olahraga di Kota
Batam. Provinsi Kepulauan Riau tersedia Stadion dan Sport Hall yang bisa menampung
jumlah penonton ribuan orang. Di samping itu, atlet dan official dari daerah lain dengan
mudah sampai ke Batam dengan dukungan Bandara Internasional. Di samping itu dukungan
pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun kabupaten serta KONI Kepulauan Riau
menjadi faktor pendukung yang luar biasa dalam menyukseskan Kepulauan Riau sebagai
tuan rumah olahraga ini.

Bobot Nilai : 73

42

I.6 EKONOMI

Nama : Fatimah Az Zahra


NIM : 14410021

Parameter ke-24
Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Perkebunan

PERIKANAN
Sebagai provinsi kepulauan, wilayah ini terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini sangat
mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai usaha pembenihan sampai
pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Di Kabupaten Karimun terdapat
budidaya Ikan kakap, budidaya rumput laut, kerambah jaring apung. Kota Batam, Kabupaten
Bintan, Lingga, dan Natuna juga memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan.
Selain perikanan tangkap di keempat Kabupaten tersebut, juga dikembangkan budidaya
perikanan air laut dan air tawar. Di kota Batam tepatnya di Pulau Setoko, bahkan terdapat
pusat pembenihan ikan kerapu yang mampu menghasilkan lebih dari 1 juta benih setahunnya.
Di Kota Batam tepatnya didaerah telaga punggur, ada satu pelabuhan perikanan yang dikelola
murni oleh swasta . Pelabuhan Perikanan Swasta Telaga Punggur diresmikan pada tanggal 08
Januari 2010 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan R.I Dr. Ir. H. Fadel Muhammad. Letak
pelabuhan perikanan swasta Telaga Punggur sangat strategis karena berhadapan dengan jalur
lintas kapal penangkapan ikan antara Propinsi Kepri dan Natuna, ZEEI , Laut Cina Selatan
serta keberadaan pelabuhan perikanan swasta Telaga Punggur di Kota Batam sangat dekat
dengan negara Singapura yang dapat meningkatkan ekspor hasil laut dan menambah
pendapatan asli daerah.

PETERNAKAN
Potensi di bidang peternakan difokuskan pada ternak itik, ternak sapi, ternak ayam dan ternak
kambing yang umumnya masih dilaksanakan oleh peternakan kecil.

PERTANIAN dan PERKEBUNAN


Hampir diseluruh wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau berpotensi untuk
diolah menjadi lahan pertanian dan peternakan mengingat tanahnya subur. Sektor pertanian
merupakan sektor yang strategis terutama di Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun dan
Kota Batam. Disamping palawija dan holtikultura, tanaman lain seperti kelapa, kopi, gambir,
43

nanas serta cengkeh sangat baik untuk dikembangkan. Demikian juga di Kabupaten
Kepulauan Riau dan Lingga sangat cocok untuk ditanami buah-buahan dan sayuran. Di
beberapa pulau sangat cocok untuk perkebunan kelapa sawit.
Ditambah lagi dengan posisi strategisnya, kini Kepulauan Riau diproyeksikan untuk menjadi
pemasok tetap konsumsi sayur bagi negara singapura. Diperkirakan tahun 2014 Kepulauan
Riau akan menjadi pemasok utama sayuran untuk warga singapura (Hatta Rajasa). Namun,
kawasan hutan terus menyempit pula seiringnya dikembangkan kebun kelapa sawit di Riau,
sehingga dikhawatirkan efek jangka panjang lingkungannya oleh masyarakat setempat.

Bobot Nilai : 72

44

Nama : Juan Josua Vandendengan


NIM : 18010034

Parameter ke-25
Perindustrian

Industri di Riau sudah berkembang dengan baik. Secara umum industrinya

terdiri

atas pengolahan kelapa sawit,makanan dan minuman, pengolahan kertas dan barang dari
kertas, kayu dan pengolahannya,logam dan mesin,pulp, dan karet. Yang diperlukan industri
di Riau unutk berkembang dengan pesat adalah infrastruktur yang bagus dan sikap
pemerintah Riau yang mendukung. Pemerintah Riau sendiri terlihat sudah banyak
mengupayakan infrastruktur yang baik,terbukti dengan dibuat pgram peningkatan jalan dan
jembatan (Rp11,45 triliun), pembangunan rel kereta api

(Rp 9,45 triliun), peningkatan

pelabuhan laut (Rp 3,15 triliun), pembangunan air bersih dan pembangkit listrik masingmasing (Rp 2,3 triliun), sanitasi (Rp 1,4 triliun) dan pembangunan sumber daya manusia (Rp
475 miliar).
Untuk tingkat kenaikan/penurunan industri, produksi Industri Manufaktur Besar
Sedang Triwulan I tahun 2011 turun sebesar 1,40 persen dibandingkan produksi Triwulan IV
tahun 2010 (q-to-q). Produksi Industri Kimia dan Barang-Barang dari Bahan Kimia
mengalami penurunan sebesar 4,43 persen dibandingkan produksi Triwulan IV tahun 2010.
Produksi Industri Karet dan Barang dari Karet dan Barang dari Plastik mengalami penurunan
sebesar 7,86 persen dibandingkan dengan produksi Triwulan IV tahun 2010. Produksi
Industri Logam dasar mengalami penurunan sebesar 14,67 persen dibandingkan produksi
Triwulan IV tahun 2010. Produksi Industri Barang-barang dari Logam, kecuali mesin dan
Peralatannya mengalami kenaikan sebesar 2,75 persen dibandingkan Triwulan IV tahun
2010. Produksi Industri Mesin dan Perlengkapannya mengalami kenaikan sebesar 19, 10
persen dibandingkan Triwulan IV tahun 2010. Produksi Industri Mesin Listrik Lainnya dan
Perlengkapannya mengalami kenaikan sebesar 13,63 persen dibandingkan Triwulan IV tahun
2010. Produksi Industri Radio, Televisi dan Peralatan Komunikasi serta Perlengkapannya
mengalami penurunan sebesar 8,45 persen dibandingkan Triwulan IV tahun 2010. Secara
garis besar,tingkat kenaikan industri Riau adalah 2,76 persen. Ini masih jauh lebih rendah
dari tahun 2009 yang mengalami peningkatan 10,19 persen. Tapi jika dibandingkan dengan
tingkat pertumbuhan nasional memang masih diatas rata-rata (2,65 persen).

Bobot Nilai : 80

45

Nama : Kania Azrina

Parameter ke-25

NIM : 13510058

Perindustrian

Propinsi Riau, yang terletak di bagian tengah Pulau Sumatra ini adalah satu-satunya propinsi
di

Negara

Indonesia

yang

mempunyai BUMD

(Badan

Usaha

Milik

Daerah) di

bidang transportasi udara yakni PT. Riau Air, yang bertujuan untuk melayani daerah-daerah
yang sulit dijangkau melalui jalan darat maupun laut. Riau Air mengoperasikan Fokker50 buatan Belanda sebanyak 5 armada, dan kemudian pada tahun 2008 perusahaan ini
menambah 2 armada lagi dengan pesawat jenis Avro-RJ 100 buatan British Aerospace. Pada
provinsi Riau juga terdapat beberapa perusahaan berskala internasional yang bergerak di
bidang minyak bumi dan gas seperti Chevron Pacific Indonesia (anak perusahaan Chevron
Corporation) serta pengolahan hasil hutan dan sawit seperti PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
di Perawang, dan PT. Riau Andalan Pulp & Paper di Pangkalan Kerinci. Selain itu terdapat
juga industri pengolahan kopra dan karet seperti PT Bangkinang dan PT Rickry. Industri
yang mencolok dari propinsi Riau adalah pengolahan minyak bumi&gas serta pengolahan
karet, sebab propinsi Riau memiliki cadangan minyak bumi yang besar, bahkan dalam kurun
waktu 56 tahun, Chevron telah berhasil memproduksi minyak mentah sebanyak 11 miliar
barel. Suatu pencapaian yang mengagumkan bahkan untuk perusahaan sekelas Chevron. Dan
untuk komoditi kelapa sawit, propinsi riau memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas
lahannya saat ini mencapai 1.34 juta hektar. Dengan sekitar 116 pabrik pengolahan kelapa
sawit (PKS) yang beroperasi dengan produksicoconut palm oil (CPO) 3.386.800 ton per
tahun. Perusahaan-perusahaan pengolah kelapa sawit ini sebagian besar merupakan milik
swasta, akan tetapi perusahaan-perusahaan tersebut seringkali kurang memperhatikan
masalah limbah dan kesehatan lingkungan hidup.

Bobot Nilai : 84

46

Nama

: Maulidiani Az Zahra

NIM

: 10310006

Parameter ke-26
Modal

Kawasan Kepulauan Riau memiliki cukup banyak potensi yang dapat menjadi modal
dasar bagi pembangunan daerah tersebut. Potensi tersebut antara lain posisi geografis yang
berada pada jalur pelayaran dan perdagangan internasional serta sumber daya alam yang
melimpah. Posisi geografis yang strategis serta penetapan Kawasan Perdagangan Bebas
Batam, Bintan dan Karimun membuat investor asing optimis untuk berinvestasi di kawasan
ini.
Provinsi ini memiliki potensi sumber daya alam mineral dan energi yang relatif cukup
besar dan bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis) seperti minyak bumi dan gas
alam, bahan galian B (vital) seperti timah, bauksit dan pasir besi, maupun bahan galian
golongan C seperti granit, pasir dan kuarsa. Selain itu, wilayah perairan Provinsi Kepulauan
Riau merupakan tempat yang sangat potensial dan ideal bagi pengembangan budidaya
perikanan, terumbu karang, serta budidaya rumput laut. Sektor pariwisata di wilayah
perbatasan Provinsi Kepulauan Riau pun merupakan peluang bisnis / usaha yang sangat baik
untuk dikembangkan. Penanaman modal pada sektor-sektor tersebut dapat meningkatkan
penyerapan tenaga kerja, sehingga taraf ekonomi masyarakat pun meningkat.
Penanaman modal di Provinsi Kepulauan Riau belum merata. Hal ini disebabkan oleh
terbatasnya infrastruktur di berbagai wilayah, misalnya kawasan perbatasan sehingga
aksesbilitas yang dimiliki rendah. Padahal wilayah perbatasan memiliki potensi yang lebih
besar. Oleh karena itu, pemerintah dan pihak swasta diharapkan dapat bekerja sama untuk
melakukan pengembangan wilayah (terutama daerah perbatasan), agar semua potensi yang
dimiliki provinsi Kepulauan Riau dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat

Bobot Nilai

: 75

47

Nama

: Alissa Diany Putri

NIM

: 10410023

Parameter ke-27
Manajemen

Pertumbuhan Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun 2011, yang diukur
dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), mengalami kontraksi pertumbuhan
sebesar 2.20% dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2010, dan apabila dibandingkan
dengan

triwulan

yang

sama

tahun

sebelumnya

(triwulan

tahun

2010) mengalami pertumbuhan 4.04%. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Riau selama
Januari - Maret 2011 mencapai 4.04%.
Pertumbuhan Ekonomi Riau, tanpa migas, pada triwulan I tahun 2011 mengalami
kontraksi sebesar 2.50% dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2011, dan apabila
dibandingkan dengan triwulan I tahun 2010 meningkat 7.51%. Secara kumulatif JanuariMaret 2011 pertumbuhan ekonomi Riau mencapai 7.51%.
Pertumbuhan ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I 2011 terjadi pada semua
sektor ekonomi, tertinggi pada sektor bangunan 9.99%. Namun sektor tersebut memberikan
sumber pertumbuhan yang cukup rendah, yakni sebesar 0.35 %) sedangkan sumber
pertumbuhan tertinggi yaitu sektor industri pengolahan 0.83 % dan sektor pertanian 0.77%.
Pertumbuhan ekonomi Riau tanpa migas pada triwulan I 2011 terjadi pada semua sektor
ekonomi, tertinggi pada sektor pertambangan dan penggalian 12.89% dengan sumber
pertumbuhan sebesar 0.25%. Sektor yang menjadi sumber pertumbuhan tertinggi yakni
(sebesar 1.67%) sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Kinerja pembangunan Provinsi Riau dinilai mengalami progres lebih baik. Meskipun
berbagai persoalan seperti infrastuktur jalan dan listrik masih menjadi masalah yang dihadari
Riau saat ini. Persoalan persoalan tersebut antara lain adalah pertumbuhan penduduk dan
pengangguran yang kian meningkat selain itu, permasalahan umum yakni pasokan listrik
yang defisit sampai 150 megawatt, dan rawannya bencana alam yang sering menimpa Riau
Secara umum, perekonomian di Provinsi Riau mengalami kenaikan hingga 7.51%,
artinya manajemen yang diterapkan pada perekonomian dalam beberapa bidang cukup
tangguh dan baik. Kebutuhan infrastrukturnya juga masih tinggi namun secara keseluruhan
tetap mengalami kenaikan.

Bobot Nilai

: 65

48

Nama

: Sylviani

Parameter ke-28

NIM

: 10410029

Daya Saing

Industri manufaktur di Kepulauan Riau mulai dari skala kecil sampai sedang
dan industri besar, terutama industri perkapalan, agroindustri dan perikanan. Industri yang
paling dominan di Kepulauan Riau adalah industri elektronik seperti PCB, komponen
komputer, peralatan audio dan video dan bagian otomotif. Industri ringan lainnya seperti
industri barang-barang, garmen, mainan anak anak, peralatan rumah tangga. Industri
lainnya fabrikasi baja, penguliran pipa, peralatan eksplorasi minyak, pra-fabrikasi
minyak, jacket lepas pantai dan alat berat terdapat di Bintan, Batam dan Karimun.
Disamping itu, kegiatan perdagangan di Kepulauan Riau difokuskan pada ekspor dan
impor dengan total nilai ekspor di tahun 2010 mencapai 12.739.310,60 ribu US$ yang
berasal dari ekspor minyak bumi dan gas alam sebesar 4.205.104,80 ribu US$ dan nonmigas sebesar 8.534.205,77 ribu US$. Nilai ekspor lebih tinggi daripada nilai impor yang
sebesar 9.782.184,70 ribu US$. Selain itu, Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata
mancanegara kedua setelah Pulau Bali. Jumlah wisatawan asing sebesar 1,5 juta orang
pada tahun 2005. Data ini menunjukkan daya saing Kepulauan Riau yang cukup tinggi.
Sarana transportasi yang tersedia meliputi transportasi darat, laut, dan udara.
Transportasi darat sebagai penunjang mobilitas orang dan barang di Provinsi Kepulauan
Riau berupa penyediaan jalan. Transportasi laut sangat penting untuk mendukung
kelancaran arus orang, barang, dan jasa di Kepulauan Riau karena kondisi geografis
daerah yang berupa pulau-pulau yang letaknya tersebar dan saling berjauhan. Saat ini
terdapat 22 Pelabuhan Laut yang ada di 6 Kab/Kota di Provinsi Kepulauan Riau.
Transportasi udara di Kepulauan Riau yang melayani rute penerbangan secara rutin
terdapat di Batam, Tanjungpinang, dan Ranai. Sedangkan di Karimun dan Lingga tersedia
fasilitas pelabuhan udara, namun untuk melayani rute penerbangan secara rutin masih
perlu disubsidi oleh Pemerintah Provinsi. Penyediaan sarana transportasi sudah lengkap,
namun sangat disayangkan sarana transportasi laut-kapal penumpang dan barang yang
menghubungkan ibukota kabupaten dan kota yang menghubungkan ibu kota provinsi juga
masih terbatas jumlahnya, kecuali untuk rute Batam-Tanjungpinang. Pelabuhan
penumpang dan barang sebagian besar kondisinya belum juga standar. Hal ini
menyebabkan mobilitas penduduk dan barang menjadi kurang lancar.

49

Untuk pengolahan sampah, Kepulauan Riau sudah mampu mengolah limbah


yang dihasilkan secara mandiri. Di Batam, yang merupakan pusat industry Kepulauan
Riau, pemko menyediakan anggaran pengelolaan sampah sampai 31 Desember 2011
sebesar Rp 4,9 miliar dengan rincian Rp 4,3 miliar untuk kontrak kerjasama dengan
swasta dan Rp 600 juta untuk swakelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Swasta
yang terlibat dalam usaha pengolahan sampah menandakan bahwa persaingan wirausaha
di Kepulauan Riau cukup tinggi. Jika ditinjau dari aspek-aspek tersebut di atas, secara
keseluruhan, Kepulauan Riau mampu untuk bersaing dengan provinsi lain, bahkan luar
negeri.

Bobot Nilai : 75

50

Nama

: Valerie Krasnadewi

NIM

: 11210013

Parameter ke-29
Prasarana

Berdasarkan data yang ada prasarana yang tersedia di kawasan Kepulauan Riau
antara lain adalah jalan sepanjang sekitar 900 km yang berada dalam kondisi mantap, sedang
sisanya sekitar 1.000 km berada dalam kondisi tidak mantap. Selain jalan, prasarana lain yang
terdapat di kawasan ini adalah prasarana perhubungan udara yaitu pelabuhan udara
internasional Batam, bandara di Tanjung Pinang, dan pangkalan TNI AU di Natuna.
Prasarana perhubungan laut di kawasan ini meliputi antara lain pelabuhan laut kelas utama
tersier (Pel. Tanjung Pinang) sampai pelabuhan kelas pengumpan lokal. Di Kep. Natuna
terdapat tiga pelabuhan sedangkan di Batam dan sekitarnya terdapat sekitar sembilan
pelabuhan. Prasarana lain untuk menunjang kegiatan ekonomi adalah pasar yang berjumlah
164 unit, tempat pelelangan ikan (11 unit di luar Batam), dan pangkalan penangkapan ikan
sejumlah 115 unit yang tersebar di kawasan ini. Di samping itu juga terdapat kawasan
industri sejumlah 22 lokasi
Di Kepulauan Riau, prasarana masih relatif kurang. Fasilitas publik yang cukup
lengkap hanya terdapat di Batam dan sekitarnya, sementara di bagian Kepulauan Riau lain
relatif kurang. Pembangunan jaringan jalan seringkali menjadi sia-sia karena curah hujan
yang cukup tinggi sehingga merusak kondisi jalan. Prasarana

yang mungkin harus

disediakan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mendukung pengembangan
wilayah ini adalah prasarana yang handal dalam transportasi laut, telekomunikasi, listrik, dan
air bersih.
Kendala-kendala diatas akan menghambat pembangunan daerah apabila tidak segera
ditangani oleh pemerintah. Apalagi jika mengingat potensi-potensi industri yang berkembang
adalah jenis-jenis industri yang tidak bersifat unskilled labor intensive. Disamping itu
industri tersebut juga berpotensi untuk menjadikan kawasan-kawasan tersebut bersifat
enclave apabila pemerintah tidak mengembangkan keterkaitan antar daerah.Keterkaitan
antar sektor dan daerah dapat terjadi apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang
baik terutama sarana dan prasarana di bidang perhubungan dan telekomunikasi mengingat
kawasan ini merupakan kepulauan.

Bobot Nilai : 54

51

Nama

: Merdiani Aghnia

NIM

: 11210021

Parameter ke-30
Perdagangan

Kepulauan Riau yang terdiri dari laut dan kepulauan merupakan sebuah daerah
penghasil ikan terbesar. Oleh karena itu, hasil dari tangkapan ikan bisa diolah menjadi
produksi dan ciri khas dari Kepulauan Riau.
Dengan memiliki potensi alam yang baik dan tinggi ini, Dinas Perdagangan dari
Kepulauan Riau ini memiliki visi untuk menjadikan Kepulauan Riau menjadi sebuah wilayah
perdagangan yang tangguh dan berorientasi pada pasar global. Untuk mencapai hal tersebut
Dinas Perdagangan telah terus menerus memperbaiki kebijakan-kebijakan yang dibuat agar
dapat terwujud good governance dengan memberikan pelayanan yang prima pada para
konsumen.
Selain itu juga Kepulauan Riau masih terus menerus melakukan perbaikan agar dapat
memperbaiki dan menambah akses pasar, baik dalam maupun luar negeri. Perbaikanperbaikan tersebut dilakukan dengan melakukan pembenahan sarana dan prasarana
perdagangan yang dimiliki oleh Kepulauan Riau. Tidak hanya menambah akses pasar,
Kepulauan Riau juga terus berusaha untuk menambah daya saingnya dalam pasar global.
Kepulauan Riau yang ingin melakukan sebuah perdagangan go international, juga
berusaha mencari cara untuk menjaga kestabilan perdagangan yang ada di Kepulauan Riau.
Cara yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kekuatan dari lembaga perlindungan
konsumen, lembaga persaingan usaha, dan lembaga perdagangan lainnya juga.
Untuk mencapai itu semua, Kepulauan Riau juga melakukan sebuah langkah
meningkatkan efektifitas pelakasanaan perlindungan konsumen dan meperkuat sistem
pengawasan barang dan jasa. Di samping itu semua, Kepulauan Riau juga melakukan juga
pengawasan dan pengendalian pada distribusi barang dan jasa.

Bobot Nilai : 64

52

Nama

: Marcella Novianty Sutoyo

NIM

: 11610023

Parameter ke-31
Moneter

Pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2011 diestimasi sebesar 7,77%, meningkat dibanding


triwulan I yang tumbuh 5,35% (yoy). Meski searah dengan proyeksi di laporan sebelumnya,
namun penguatan yang terjadi cenderung lebih besar dari perkiraan sebesar 6,22%. Kinerja
ekspor yang berasal dari sektor Industri Pengolahan pulih lebih cepat dari perkiraan. Realisasi
ekspor tercatat mengalami pertumbuhan 7,22% sedangkan pada periode sebelumnya tumbuh
di level 4,07%. Kondisi ini dihasilkan dari aktivitas sektor Industri Pengolahan yang
berakselerasi sebesar 9,41%, meningkat tajam dari triwulan I-2011 yang tumbuh 4,44%.
Perkembangan inflasi Kepulauan Riau sepanjang semester I tahun 2011 terus
menunjukkan penurunan, searah dengan proyeksi pada laporan periode sebelumnya. Tingkat
inflasi yang diwakili oleh kota Batam dan Tanjungpinang pada akhir triwulan II-2011 sebesar
4,87% (yoy), sementara di triwulan sebelumnya tercatat 6,39%. Tingkat inflasi di periode ini
juga masih lebih rendah dibanding rata-rata inflasi selama 3 tahun, yakni sebesar 5,65%.
Melihat perkembangan harga-harga hingga awal Agustus-2011, target inflasi regional sampai
dengan akhir tahun sebesar 51% optimis dapat tercapai.
Pada akhir triwulan II-2011, kota Batam mengalami inflasi sebesar 0.58% (mtm)
atau secara tahunan (yoy) sebesar 5.11%, lebih rendah dibanding akhir triwulan I-2011 yang
masih berada pada posisi 6,33%. Sementara di kota Tanjungpinang, tren penurunan inflasi
terjadi secara lebih tajam dibandingkan kota Batam. Laju inflasi pada akhir periode triwulan
II-2011 tercatat 3,82%, sedangkan di akhir periode sebelumnya masih berada pada level
6,67% (yoy).
Perkembangan aktivitas perbankan hingga akhir triwulan II-2011 secara umum
masih menunjukkan tren ekspansif. Fungsi intermediasi perbankan juga mengalami
peningkatan dengan kualitas kredit yang masih terjaga yang terindikasi dari turunnya rasio
kredit bermasalah.

53

INDIKATOR

Tw. I

Tw. II

Tw.

Tw. IV

Tw. I

Tw. II

2010

2010

III

2010

2011

2011

10.578

10.602

10.950

6,27%

5,35%

7,77%

7,40%

6,33%

5,11%

2010
PDRB - harga konstan (Rp
Miliar)
Pertumbuhan PDRB (yoy
%)
Laju Inflasi Tahunan (yoy

10.064

10.160

10.280

9,22%

7,37%

6,12%

2,97%

5,14%

5,15%

%) Kota Batam

Bobot Nilai : 80

54

Nama : Fatima Nur Misana


NIM

: 11610024

Parameter ke-32
Devisa

Ekspor Statistik perdagangan luar negeri meliputi barang yang diekspor ke luar negeri
dan yang diimpor dari luar negeri melalui wilayah Provinsi Riau. Salah satu sumber alam
Riau yang cukup berperan menunjang ekspor negara kita adalah minyak bumi dan hasil
tambang lainnya. Ekspor Provinsi Riau tahun 2009 termasuk minyak bumi tercatat sebesar
US $ 10 961,69 juta. Perkembangan ekspor Riau dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2009
cukup baik yaitu tahun 2002 US $ 5 011,33 juta, menjadi US $ 10 961,69 juta pada tahun
2009. Dibanding tahun 2008, nilai ekspor tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 28,00
persen. Sementara itu nilai ekspor Riau terbesar dimuat pada pelabuhan Dumai yaitu sebesar
US $ 8 980,33 juta (81,92 persen), Buatan sebesar US $ 868,16 juta (7,92 persen) dan
Perawang sebesar US $ 701,57 juta (6,40 persen).
Impor Nilai impor Riau terbesar pada tahun 2009 melalui pelabuhan Dumai sebesar
US $ 265,95 juta (36,33 persen), pelabuhan Perawang sebesar US $ 238,17 juta (32,53
persen), disusul pelabuhan Buatan sebesar US $ 138,12 juta (18,87 persen) dan sisanya
sebanyak US $ 89,89 juta (12,28 persen) melalui pelabuhan-pelabuhan lainnya. Nilai impor
provinsi Riau menurut negara asal pada tahun 2009 yang terbesar dari Negara Singapura
dengan nilai impor US $ 198,42 juta (27,10 persen), Malaysia sebesar US $ 103,33 juta
(14,11 persen) dan China sebesar US $ 69,79 juta (9,53 persen).

Bobot Nilai : 65

55

1.7 SOSIAL BUDAYA

Nama

: Andhika Nugrahanto

NIM

: 12310032

Parameter ke-33
Kerukunan atau Toleransi

Nilai Kerukunan di Kepulauan Riau cukup tinggi dilihat dari tidak ada adanya
masalah yang terjadi diantara warga-warga maupun warga-pemerintah. Mayoritas warga
Kepri yang dominan muslim (80%) tidak menjadi penghalang dalam menjalani kegiataan
keagamaan, menunjukkan sifat saling menghargai antar umat beragama Kepri. Dapat dilihat
saat bulan puasa ditutupnya tempat-tempat hiburan untuk menghormati yang beribadah agar
terciptanya kerukunan. Warga kompak bersatu membangun daerah antara lain dengan

Sepakat untuk senantiasa memelihara kerukunan, keharmonisan, kesetiakawanan,


kebersamaan, persatuan dan kesatuan di wilayah Provinsi Kepri
Sepakat umtuk tidak terpengaruh dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi baik di
nasional maupun internasional yang bersentuhan dengan terganggunya kerukunan
di Provinsi Kepri
Sepakat untuk mempedomani peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan
Menteri agama No 9 dan tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan tugas kepala
daerah/wakil kepala daerah, dalam memelihara kerukunan hidup beragama,
pemberdayaan kerukunan umat beragama dan pendirian rumah ibadah
Sepakat tidak akan mengambil tindakan secara sepihak tanpa melalui
musyawarah dengan Kementerian Agama di provinsi atau kabupaten/kota dan
dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi/Kabupaten/Kota
Sepakat untuk bersama Pemerintah Provinsi Kepri dalam menjaga kerukunan umat
beragama di Wilayah Provinsi Kepri

menjaga Kepri kondusif bagi investor asing.


Ditambah dengan adanya 5 kesepakatan Warga Kepri, kerukunan hidup dan toleransi
yang ada di lingkungan kehidupan warga Kepri tergolong baik.

Bobot Nilai : 82

56

Nama : Rachmantara Tri Chandi

Parameter ke-34

NIM : 12310035

Persatuan Bangsa

Nilai persatuan bangsa pada kepulauan Riau dapat dibilang cukup besar terlihat dari
tidak adanya gerakan separatism maupun gerakan-gerakan lain yang menunjukkan kecacatan
dalam moral kebangsaan terjadi pada daerah ini selama beberapa tahun terakhir. Selain itu
persatuan bangsa di daerah ini juga didukung oeh pendidikan yang tinggi sehingga
penyampaian materi tentang persatuan bangsa pada tiap jenjang pendidikan dapat lebih
disampaikan.

Ringkasan Data Sekolah DIKNAS


TK/RA

1.253 SMK 169

SD/MI

3.581 PT

63

SMP/MTs

1.028 LAIN

10

SMA/MA
TOTAL SEKOLAH

393
6.497

Dengan makin tingginya jenjang pendidikan seseorang maka akan lebih banyak pula
materi tentang kebangsaan yang didapat. Dan makin banyak materinya maka akan secara
langsung akan meningkatkan kesadaran dalam diri tiap individu tentang persatuan bangsa
Indonesia.

Bobot Nilai : 78

57

Nama : Muhammad Fahreza


NIM : 13209015

Parameter ke-35
Pendidikan Nasional

Provinsi Kepulauan Riau masih kesulitan dalam meningkatan kualitas pendidikan.


Memang, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sekarang ini hanya memiliki target dan
berfokus agar semua anak bisa sekolah. Sedangkan kualitas pendidikan dijadikan nomor dua.
Di kota Batam sendiri, tahun 2011 ini, sekitar 22.000 anak usia sekolah (tujuh tahun keatas)
akan memperebutkan 11.319 bangku sekolah dasar yang tersedia. Di Kota Batam terdapat
256 sekolah dasar. Terdiri dari 155 SD negeri dan 101 swasta.
Kendala yang terjadi untuk menambah unit sekolah baru dan ruang kelas baru masih
adalah anggaran. Pemerintah hanya menganggarkan Rp16 miliar untuk membangun empat
sekolah baru. Selain kekurangan sekolah, Kota Batam juga masih kekurangan sekitar 100
guru.
Kekurangan bangku sekolah terjadi di Pulau Batam, sedangkan di pulau-pulau
pedalaman jumlah bangku masih memadai. Kepala Dinas mengatakan pembangunan sekolah
terkendala kemampuan anggaran Pemerintahan Kota Batam.

Lahan, tidak lagi menjadi

kendala, karena telah disediakan Badan Pengusahaan Batam sebagai pemegang


kewenanganan alokasi lahan di kota industri tersebut.
Sedangkan untuk jumlah sekolah di Provinsi Kepulauan Riau, untuk tingkat sekolah
dasar sebanyak 890 sekolah, dan tingkatan sekolah menengah pertama terdapat 331 sekolah
dan untuk sekolah menengah ke atas terdapat 139 sekolah.
Selain itu, terdapat belasan Universitas dan Sekolah Tinggi di provinsi ini, diantara lain
Universitas Batam, Universitas Putera Batam, Universitas Internasional Batam, Universitas
Riau Kepulauan, Sekolah Tinggi Teknik Batam, Sekolah Tinggi Teknik Bentara Persada
Batam, Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina, STIE Batam, STIE Bentara Persada Batam dan
STIE Ibnu Sina.

Bobot Nilai : 60

58

Nama : M. Salim Martak

Parameter ke-36

NIM : 13209098

Kesehatan

Sampai dengan tahun 2006, terdapat 17 rumah sakit dan 46 puskesmas di


Kepulauan Riau. Tenaga medis yang bertugas di Kepulauan Riau terdiri dari dokter,
perawat dan bidan. Ada 97 dokter spesialis, 356 dokter umum, dan 99 dokter gigi.
Sedangkan bidan berjumlah 595 orang.
Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas dan Tempat Tidur Tahun 2006

Kabupaten/
Kota

Rumah Sakit

Puskesmas

Polindes

Pustu

2004

2005

2006

2004

2005

2006

2004

2005

2006

2004

2005

2006

Karimun

33

24

25

22

30

31

Bintan

27

30

30

22

31

31

Lingga

39

43

43

42

36

36

Batam

10

11

30

32

32

32

34

35

Tanjung
pinang

12

Natuna

10

11

32

33

33

47

38

41

14

15

17

38

42

14

167

174

170

173

178

183

Provinsi
Kepulauan
Riau

Jumlah Dokter, Perawat dan Bidan Tahun 2006


Kabupaten/
Kota

Dokter Spesialis

Dokter Umum

Dokter Gigi

Bidan

2004

2005

2006

2004

2005

2006

2004

2005

2006

2004

2005

2006

Karimun

42

42

27

10

87

88

65

Bintan

18

27

16

78

82

74

Lingga

10

12

38

39

42

Batam

58

70

72

157

188

211

31

63

63

160

250

265

Tanjung
pinang

24

26

36

26

43

17

11

49

84

96

Natuna

12

14

47

10

47

39

53

90

105

97

271

307

356

56

102

99

459

582

595

Provinsi
Kepulauan
Riau

Guna menanggulangi tingginya laju pertumbuhan penduduk, pemerintah melaksanakan


program Keluarga Berencana.
Bobot Nilai : 70
59

Nama : Annisa Cendrawasih


NIM : 13410025

Parameter ke-37
Kesadaran Hukum

Kepulauan Riau merupakan provinsi yang tingkat kriminalitas yang tinggi. Tercatat
Kepulauan Riau merupakan Provinsi dengan tingkat penyalahgunaan narkoba terbanyak ke-4
diseluruh Indonesia. Selain itu, kemajuan tingkat perekonomian di beberapa pulau yang ada
di batas-batas geografis Kepulauan Riau seperti Batam, diiringi dengan meningkatnya tingkat
kriminalitas di daerah tersebut.
Angka kriminalitas yang terdata di jajaran Polda Kepri mengalami peningkatan 30
persen selama Maret 2008 dibandingkan bulan sebelumnya. Data keamanan dan ketertiban
masyarakat (Kantibmas) tercatat selama Maret ada 299 kasus atau bertambah 55 kasus dari
Februari sebanyak 244 kasus.
Hal ini terjadi karena banyaknya pengangguran akibat sistem outsourcing yang ada
pada Industri di Batam itu sendiri. Sistem ini menyebabkan banyak pekerja yang putus
kontrak akhirnya melakukan kejahatan untuk tetap bertahan hidup
Namun, melihat peningkatan yang sangan cepat dari kasus criminal yang terjadi, dapat dilihat
bahwa tingkat kesadaran hokum masyarakat Kepulauan Riau sangat rendah dan perlu adanya
perhatian serta tindak lanjut khusus dari Pemerintah Provinsi Riau.

Bobot Nilai : 53

60

Nama : Amelia Deasy


NIM : 13410037

Parameter ke-38
Penguasaan dan Pengembangan Iptek

Tingkat penguasaan iptek di Kepulauan Riau masih rendah. Teknologi yang canggih
digunakan dalam sector pertambangan terutama untuk eksplorasi minyak. Hanya sebagian
kecil penduduk yang berkaitan dengan sector pertambangan saja yang memiliki penguasaan
iptek yang bagus dan yang lainnya cukup bagus.
Sementara dalam sector pertanian dan peternakan, penguasaan iptek dan pengembangannya
masih sangat minim. Pertanian dan peternakan di Riau masih secara kecil-kecilan dan
tradisional. Masih minim tersentuh oleh yang namanya teknologi.
Pengembangan iptek di Riau masih kurang. Rata-rata, sumber daya manusia yang memiliki
penguasaan iptek lebih dan bekerja di Riau dalam sector pertambangan berasal dari daerah
lain, bahkan dari luar negeri. Penduduk asli Riau masih belum menguasai iptek secara
memadai karena terbatasnya sarana dan universitas di Riau untuk mengambangkan iptek.
Jadi, Riau sudah menggunakan teknologi dalam industrinya, tetapi segala pengembangan
iptek dan penguasaan iptek untuk Riau itu sendiri masih belum memadai.
Untuk mengatasi keterbatasan penguasaan dan pengembangan iptek di Riau, pemerintah telah
melakukan tindakan untuk memperbaikinya salah satunya dengan cara memberikan beasiswa
bagi para siswa yang berprestasi untuk mengenyam bangku kuliah di Jakarta atau Bandung
yang fasilitasnya sudah memadai. Para siswa yang mendapat beasiswa diharapkan dapat
menerapkan ilmu yang telah didapat nantinya untuk penguasaan dan pengembangan iptek di
Riau agar menjadi lebih baik.

Bobot Nilai : 60

61

Nama : Rizal Panji Islami


NIM : 13510066

Parameter ke-39

Generasi Muda dan Peranan Perempuan Dalam Pembangunan

Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa. Hal inilah yang menyebabkan
peranan aktif generasi muda dalam pembangunan akan sangat mempengaruhi kualitas suatu
wilayah, baik provinsi ataupun negara keseluruhan. Begitu juga yang terjadi pada Kepulauan
Riau. Dengan jumlah penduduk usia 7-24 tahun yang mencapai 66,35% dari jumlah
penduduk keseluruhan, seharusnya mampu memberikan asupan positif bagi pembangunan
Kepulauan Riau.
Pemerintah Provinsi Riau memperioritaskan pendidikan bagi generasi muda. Hal ini
sangatlah baik, karena kualitas generasi muda merupakan kualitas wilayah tersebut secara
keseluruhan, dan hal ini bisa ditunjang melalui peningkatan kualitas pendidikan. Namun
sayangnya, belum banyak peran serta aktif generasi muda dalam pembangunan. Tokoh-tokoh
politik dan masyarakat masih didominasi oleh generasi tua.
Selain aspek peran serta generasi muda, ada satu aspek lagi yang penting untuk
diperhatikan. Yaitu aspek peran serta perempuan dalam pembangunan. Jumlah perempuan
yang mencapai 2.688.042 jiwa merupakan jumlah yang sangat besar dan tentu saja tidak bisa
diabaikan. Walaupun jumlahnya belum terlalu signifikan, namun peran serta perempuan
dalam pembangunan Riau semakin tampak. Bermunculannya para tokoh-tokoh politik
perempuan semakin mendukung hal ini.

Bobot Nilai : 65

62

Nama : Jordan Fernando

Parameter ke-40

NIM : 13510069

Disiplin Nasional

Dalam hal disiplin nasional dapat dilihat dari tingkat pelaksanaan kewajibankewajiban yang bersifat nasional dan juga kesadaran masyarakat untuk menaati prosedurprosedur yang telah ada. Yang dimaksud dengan kewajiban-kewajiban yang bersifat nasional
ini adalah kewajiban-kewajiban yang didapatkan dari pemerintah pusat yaitu pemerintahan
daerah.
Pada provinsi Kepulauan Riau, disiplin nasional belum terlihat bagus. Hal tersebut
dapat dilihat dari kejadian seperti berikut. Diduga terjadi penganiayaan terhadap sekuriti oleh
polisi. Dalam hal tersebut, dapat dilihat bahwa polisi yang seharusnya merupakan badan
hukum yang memiliki kewajiban untuk melindungi negara dari internal tidak seharusnya
menganiaya sekuriti yang hanya bertugas untuk menjaga suatu kompleks atau daerah tertentu.
Ada lagi salah satu kejadian lain yaitu pemerintah provinsi Kepulauan Riau
menyarankan para penduduk untuk tidak membuat paspor melalui calo. Hal tersebut
dikarenakan dengan melalui calo dapat memungkinkan terjadinya pembuatan paspor yang
tidak menggunakan dokumen-dokumen resmi. Pada provinsi Kepulauan Riau para calo
memiliki surat ijin dan dokumen-dokumen yang sah untuk membuat paspor tersebut. Sebab
para calo masih diperbolehkan untuk beroperasi di sekitar daerah pembuatan paspor masihlah
tidak jelas. Kebanyakan penduduk provinsi Kepri masih menggunakan calo untuk
mempercepat proses pembuatan paspor yang mana seharusnya hanya membutuhkan waktu 4
hari saja.

Bobot Nilai : 60

63

I.8 HANKAM

Nama : Arifin Septiadi


NIM : 13709003

Parameter ke-41
Kesadaran Global Paradoks

Untuk menganalisasi parameter ini maka diambil sebuah artikel. Artikel yang dipakai
adalah mengenai hampir pecahnya perang antar suku. Untuk dapat menganalisa dengan netral
maka akan dipaparkan beberapa poin penting yang patut untuk dipertimbangkan. Poin
pertama adalah inisiator dari konflik tersebut yang ternyata adalah kesalahan hukum dimana
suatu golongan tertangkap ketika membawa dua karung curian. Poin kedua adalah pihak yang
sebenarnya tidak bersalah menjadi bersalah ketika melakukan pembalasan dengan melakukan
hal yang bertentangan dengan demokrasi. Dengan dua poin tersebut maka konflik tersebut
sebenarnya bukanlah konflik sara melainkan pelanggaran hukum biasa dimana satu golongan
melakukan pencurian yang sebenarnya dilarang secara hukum.
Walaupun konflik tersebut sempat memanas tetapi tetap dapat diredakan sehingga
kerusuhan besar tidak terjadi. Dengan melihat hasil tersebut keamanan terkendali dan aparat
pun siap menghadapi berbagai gejolak. Selain itu, kehidupan politik cukup sehat terlihat
dengan kerelaan warga untuk berdamai dan menghasilkan kesepakatan dengan golongan lain.
Tuntutan yang diberikan oleh warga asal juga dapat dikatakan berasal dari nilai-nilai
pancasila yaitu nilai sila pertama, keempat dan kelima. Warga asal juga menuntut hal yang
sesuai dengan peraturan berbangsa dan bernegara yaitu mengenai identitas kewarganegaraan,
dengan kata lain warga asli tersebut mengaspirasikan hal yang dapat mendukung kehidupan
yang tertib sesuai dengan peraturan negara.

*artikel yang terkait adalah artikel 4.

Bobot Nilai : 65

64

Nama : Ihsanulfajar Mulyanto

Parameter ke-42

NIM : 13709015

Kepemimpinan

Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Provinsi Kepulauan Riau


berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah utara; Malaysia dan provinsi Kalimantan
Barat di timur; provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di selatan; Negara Singapura,
Malaysia dan provinsi Riau di sebelah barat.
Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 4 kabupaten dan 2 kota, 47
kecamatan serta 274 kelurahan/desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil yang 30%
belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 km, sekitar 95%
merupakan lautan dan hanya sekitar 5% daratan.
Sebagai sebuah provinsi yang memiliki kontak dengan banyak negara tetangga dan
terdiri dari banyak pulau dan hanya sedikit mrmiliki daratan maka Kep. Riau sangat riskan
akan gempuran dari negara tetangga baik dari laut maupun udara. Dengan keadaan ini maka
sosok pemimpin dalam pertahanan dan keamanan sangat dibutuhkan.
Namun keadaan yang terjadi sekarang pada daerah ini salah satunya udara kepri yang
masih dikuasai oleh Singapura. Bila kita lihat baik-baik ini bukanlah hal yang dengan
mudah dapat dilakukan bila kita memiliki sosok pemimpin yang dapat menetukan kebijakaan
akan masuknya pesawat tempur negara tetangga untuk masuk daerah udaranya. Ini
merupakan hal yang cukup mencengangkan.Selain udara kepri pun masih lemah di lautan,
daerah terluas, seperti kita tahu akhir-akhir ini terjadi pembajakan di selat malaka dan
perompak tersebut melarikan diri melalui kepri. Namun karena tidak mampunya kepolisian
sekitar maka perompak tersebut dapat lolos dan pemilik kapal ynag dirompak merugi sangat
besar.
Ini menggambarkan kekosongan sosok pemimpin yang baik, berani menggambil
resiko dan memiliki kemampuan intuk membaca keadaan hankam.

Bobot Nilai : 52

65

Nama : Stanislaus Goklas P.T.


NIM : 14410046

Parameter ke-43
Sistem Pertahanan Nasional

Mengingat bahwa Kepri berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga, maka sistem
pertahanan disana harus kuat. Namun selama ini Kepri bagian udara masih dikuasai
Singapura, angkatan laut Kepri salah satu yang terlemah, apalagi angkatan darat. Belum pula
ketidakpastian akan Kodam baru.
Sistem pertahanan Kepri sangat perlu ditingkatkan dan harus segera diadakan upaya untuk
meningkatkan keamanan di Kepri.

Bobot Nilai : 40

66

Nama : Dery Hefimaputri


NIM : 14410047

Parameter ke-44
Keamanan Lingkungan dan Batas Wilayah

Membahas keamanan lingkungan dan batas wilayah di Kepulauan Riau merupakan sesuatu
yang menarik. Seperti yang kita ketahuiKepri (--Kepulauan Riau) terdiri dari 95% lautan dan
juga dikelilingi oleh banyak negara lain. Dengan kata lain, Kepulauan Riau termasuk daerah
perbatasan yang memerlukan pertahanan dan keamanan yang baik, terutama di batas-batas
wilayahnya. Di sebelah Utara Kepulauan Riau berbatasan dengan Vietnam dan kamboja, di
Selatan dengan Provinsi Kepulauan, Bangka Belitung dan Jambi. Di Barat dengan Singapura,
Malaysia dan Riau. Dan di Timur dengan Malaysia, Brunei, dan Kalimantan Barat. Begitu
banyak tetangga yang dimiliki Kepulauan Riau, ditambah umur provinsi ini yang masih belia,
apakah pemerintah dan partisipasi masyarakat mampu membuat Kepulauan Riau tetap aman?
Sebagaimana yang kita tahu, daerah-daerah perbatasan di Indonesia kebanyakan belum
tergarap dengan baik, bertolak belakang dengan negara-negara tetangga, dimana mereka
berlomba-lomba mengembangkan daerah perbatasan. Hal ini sangat penting karena dengan
majunya daerah perbatasan maka daerah perbatasan yang rawan klaim atau gangguan dari
negara lain tersebut akan kuat dan tidak terlupakan keberadaannya. Diperparah lagi,
Kepulauan Riau merupakan daerah mayoritas laut, sehingga pastinya memerlukan
penanganan yang berbeda karena tidak mungkin kita membangun pusat kota di tengah laut
bukan? Untuk itu, anggaran yang dibutuhkan tidak sedikit, menjaga perbatasan laut tentunya
membutuhkan biaya yang jauh lebih besar. Saat ini Kepulauan Riau telah menggelontorkan
dana sebesar 200 miliar, namun pemda tetap meminta anggaran lebih dari pusat.
Selama ini banyak nelayan Indonesia yang tertangkap negara tetangga karena dianggap
melakukan illegal fishing, pun begitu nelayan dari negara lain juga kerap ditangkap. Hal ini
sering terjadi karena sebenarnya, batas-batas wilayah diperbatasan belum jelas. Dan kapal
TNI masih sangat minim untuk menjaga kawasan perbatasan kita. Untuk itu saat ini telah ada
panitia khusus dari DPR untuk menangani derah perbatasan, terutama perbatasan Kepulau
Riau. Gubernur Kepri sendiri telah menyadari akan permasalahan yang terjadi di perbatasan,
dan telah mengungkapkan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh pemerintah daerah.
Salah satunya dengan melibatkan partisipasi masyarakat aktif untuk beraktivitas dengan
leluasa di pulau-pulau terdepan, bukannya justru membatasi. Kita tunggu saja bagaimana
perkembangannya apakah rencana ini akan berhasil atau hanya menjadi janji-janji manis khas
pejabat. Dan masalah terdepan yang harus diperjuangkan oleh Kepulau Riau adalah batas
yang jelas dengan Malaysia, karena acapkali terjadi nelayan kita ditahan bahkan diintimidasi
karena dianggap melakukan illegal fishing padahal kawasan tersebut masih belum pasti
dimiliki oleh Malaysia.
Oleh karena masih banyaknya kasus-kasus pelanggaran diperbatasan, dan masalah batas
wilayah yang belum juga selesai, namun juga didukung oleh kemauan dan sudah adanya

67

rencana-rencana strategis kedepan, maka untuk parameter ini Kepri tergolong pada Kurang
Tangguh.

Bobot Nilai : 54

68

Nama : Andi Bharata


NIM : 17010016

Parameter ke-45
Industri dan Prasarana Pendukung

Kawasan Industri Tenayan (KIT) kembali meggeliat setelah beberapa waktu lalu
sempat terhenti karena sejumlah konflik pembebasan lahan. Kali ini Pemko Pekanbaru yang
berntanggung jawab atas persoalan tanah tersebut, akan menuntaskan pembahasan Land
Consolidation (LC) atau konsolidasi lahan.
Mega proyek yang telah dirintis sejak 2005 tersebut, direncanakan akan memperlebar
jalan meuju kecamatan Sail dan Bukit Raya yang awalnya hanya 70 meter menjadi 100
meter. Berhubungan dengan rencana pelebaran jalan tersebut, Pemko beserta unsur terkait,
diantaranya

Kabid Penelitian Statistik dan Pemerintahan (PSP) Dewi Kurniati dan

perwakilan dari Badan Pertanahan Nasional, lakukan rapat LC yang dipimpin langsung
Asisten I Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Dorman Johan di kantor Wali kota, Juma
Ditemui usai pertemuan, Dorman Johan mengatakan dalam rapat tersebut dibahas tentang
pelaksanaan LC yang akan dilakukan Pemko terhadap sejumlah ruas jalan, terutama yang
telah dikembangkan oleh Pihak Provinsi Riau.
Sementara target pembangunan jalan akan tetap menjadi beban provinsi Riau hingga
ke Lintas Timur melalui sungai Siak sepanjang 12 kilometer, dimana lahan yang
dimanfaatkan adalah hibah dari masyarakat setempat.
Informasi tentang minyak dan gas adalah salah satu info penting yang ingin diketahui
masyarakat, namun terkadang untuk memdapatkan data sebagai konsumsi pemberitaan,
dirasakan agak sulit diperoleh wartawan dari narasumber terkait, sehingga kencenderungan
munculnya pemberitaan yang tidak akurat sangat tinggi.
Bobot Nilai : 50

69

Penilaian Ketahanan Nasional Propinsi Kepulauan Riau

1. Geografi
Parameter
Posisi Silang &
Terbuka
Rawan Bencana

Nilai

Bobot

Nilai x
Bobot
160

(75+85)/2 =
2
80
(54+50)/2 =
2
104
52
Luas Wilayah
(67+69)/2 =
1
68
68
Bentuk Geografi
(62+64)/2 =
1
63
63
Iklim
(78+70+74)/3 1
74
= 74
Daerah Inti
65
1
65
Nilai untuk aspek geografi = Total Nilai x Bobot / Total Bobot = 534 / 8 = 66,75 (cukup
tangguh)
2. Kependudukan
Parameter
Nilai Bobot Nilai x Bobot
Struktur, jumlah perubahan 65
4
260
Kepadatan, persebaran
75
4
300
Kemandirian, keterampilan 81
4
324
Nilai untuk aspek kependudukan = 884 / 12 = 73,67 (tangguh)
3. SKA
Parameter
Nilai Bobot Nilai x Bobot
Bahan Makanan
70
2
140
Mineral, Flora, Fauna 75
1
75
Energi
78
2
156
Tingkat Eksplorasi
88
1
88
Nilai untuk aspek SKA = 459 / 6 = 76,5 (tangguh)
4. Ideologi
Parameter
Nilai Bobot
Penghayatan Agama, kepercayaan
80
3
Kesadaran berbangsa, bernegara
80
3
Demokratisasi mengutamakan NKRI 77
3
Kewaspadaan dalam berbangsa
70
3
Kewaspadaan terhadap ideologi lain
80
3
Nilai untuk aspek ideologi = 1161/ 15 = 77,4 (tangguh)

Nilai x Bobot
240
240
231
210
240

70

5. Politik
Parameter
Nilai Bobot Nilai x Bobot
Sistem Manajemen Nasional 78
2
156
Sistem Kehidupan Politik
50
2
100
Pembagian Wilayah
70
2
140
Otonomi Daerah
53
2
106
Dukungan Internasional
73
1
73
Nilai untuk aspek kependudukan = 575 / 9 = 63,89 (cukup tangguh)
6. Ekonomi
Parameter
Pertanian, ternak, perikanan, perkebunan
Perindustrian

Nilai
Bobot
72
2
(84+80)/2 2
= 82
Modal
75
2
Manajemen
65
1,5
Daya Saing
75
1,5
Prasarana
54
2
Perdagangan
64
2
Moneter
80
1,5
Devisa
65
1,5
Nilai untuk aspek ekonomi = 1121.5 / 16 = 70,09 (tangguh)

Nilai x Bobot
144
164
150
97.5
112.5
108
128
120
97.5

7. Sosial Budaya
Parameter
Nilai
Kerukunan/toleransi
82
Persatuan Bangsa
78
Pendidikan Nasional
60
Kesehatan
70
Kesadaran Hukum
53
Penguasaan dan Pengembangan IPTEK
60
Generasi Muda dan Peranan Perempuan dalam
65
Pembangunan
Disiplin Nasional
60
Nilai untuk aspek sosial budaya = 1584 / 24 = 66 (cukup tangguh)

Bobot
3
3
3
3
3
3
3

Nilai x Bobot
246
234
180
210
159
180
195

180

8. HANKAM
Parameter
Nilai Bobot
Kesadaran Globdal Paradoks
65
2
Kepemimpinan
52
2
Sistem Pertahanan Nasional
40
2
Keamanan Lingkungan dan Batas Wilayah 54
2
Industri & Prasarana Pendukung
50
2
Nilai untuk aspek hankam = 522/ 10 = 52,2 (kurang tangguh)

Nilai x Bobot
130
104
80
108
100

71

NILAI KETAHANAN NASIONAL =


=
=
= 68,405 (cukup tangguh)

72

BAB II
Kesimpulan dan Saran
II.1 Kesimpulan
Dilihat dari unsur statisnya provinsi Kepulauan Riau ini mempunyai nilai rata-rata
(berdasarkan nilai-nilai yang diberikan oleh kelompok 6) sebesar 72,1923. Hal ini
menunjukkan bahwa Kepulauan Riau dari unsur statisnya termasuk tangguh. Hal ini
didukung oleh letak dari Kepulauan Riau yang strategis memiliki posisi silang dan terbuka
yang baik, iklim yang lumayan bagus sepanjang tahun, mempunyai kepadatan penduduk
yang merata, penduduk yang terampil dan mandiri, serta mempunyai daerah dengan tingkat
eksplorasi yang sangat baik. Kepulauan Riau ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi
udara dan laut yang strategis dan terpadat di dunia internasional. Hal ini mengakibatkan
banyak investor yang mau menanamkan saham dan membangun perindustrian di provinsi
Kepulauan Riau. Namun dengan begitu banyaknya kelebihan tersebut, Kepulauan Riau masih
memiliki sektor yang sangat memprihatinkan dan membahayakan yaitu Kepulauan Riau
rawan bencana.
Dilihat dari unsur dinamisnya Kepulauan Riau ini mempunyai nilai rata-rata sebesar
67,0743. Hal ini menunjukkan bahwa Kepulauan Riau jika dilihat dari unsur dinamisnya
maka Kepulauan Riau cukup tangguh. Kelebihan yang dimiliki oleh Kepulauan Riau dari
unsur dinamisnya adalah Kepulauan Riau memiliki sektor perindustrian yang sangat maju.
Perindustrian ini bisa maju karena Kepulauan Riau memiliki daerah dengan tingkat
eksploitasi yang tinggi. Dengan perindustrian yang sangat maju dan baik ini maka keadaan
keuangan di Kepulauan Riau terangkat dan menjadi cukup baik. dan Kepulauan Riau juga
sudah memiliki beberapa sarana olahraga yang bertaraf internasional sehingga Kepulauan
Riau sudah siap menjadi tuan rumah untuk event olahraga. Di provinsi Kepulauan Riau ini
juga mempunyai kehidupan beragama dan kerukunan yang baik dan tinggi antar para
penduduknya. Kekurangan Kepulauan Riau dari unsur dinamisnya adalah hankam. Hankam
di daerah Kepulauan Riau masih sangatlah kurang dan perlu dibenahi. Selain hankam,
Kepulauan Riau juga mempunyai sistem otonomi yang kurang baik.
Secara keseluruhan Provinsi Kepulauan Riau mendapat nilai ketahanan nasional
sebesar 68,405. Dilihat dari range penilaian maka Kepulauan Riau termasuk provinsi yang
cukup tangguh dalam hal ketahanan nasional. Dari penilaian tiap astragatra, dapat dilihat
bahwa propinsi ini memiliki ketangguhan pada aspek kependudukan, SKA, ideologi, dan
ekonomi. Hal ini terlihat dari lokasi wilayah dan kekayaan alam yang dimiliki Kepulauan
Riau. Letak geografis Kepulauan Riau yang berada pada jalur lalu lintas transportasi laut dan
udara terpadat di dunia dan mempunyai kekayaan sumber daya alam yang banyak juga
sehingga dapat dieksploitasi.

73

Sedangkan kekurangan dari Kepulauan Riau terletak pada aspek hankam dan politik.
Pada aspek politik, Kepulauan Riau memiliki nilai parameter yang sangat rendah pada
parameter sistem kehidupan politik dan otonomi daerah. Pada aspek hankam, Kepulauan
Riau memiliki nilai parameter yang sangat rendah pada setiap parameternya kecuali pada
parameter kesadaran global paradoks.

II.2 Saran
Dilihat dari nilai yang didapat Kepulauan Riau, yaitu cukup tangguh (68,405),
provinsi ini masih memerlukan banyak pembenahan dan pengembangan di berbagai bidang,
terutama dalam hal hankam dengan memperhatikan keberlangsungan jangka panjang.
Pemerintah Kepulauan Riau memiliki banyak pekerjaan (masalah yang harus
diselesaikan) yang sudah seharusnya dikerjakan secara berkesinambungan dan kontinu antar
periode pemerintahan. Pemerintah pusat Indonesia juga sudah seharusnya memberikan
perhatian dan dukungan yang lebih pada Kepulauan Riau ini karena provinsi ini memiliki
potensi yang sangat besar dan jika hal tersebut dibudidayakan dengan baik akan
mendatangkan banyak kebaikan kepada Indonesia sendiri.

74

DAFTAR PUSTAKA

http://geospasial.bnpb.go.id/2010/06/17/peta-indeks-risiko-bencana-erosi-provinsi-riau/
http://www.slideshare.net/raflis/kebakaran-hutan-dan-lahan-dan-kawasan-rawan-bencana
http://riau.bps.go.id/press-releases/060511/perkembangan-ekonomi-riau.html
http://riaubisnis.com/index.php/cosmo-news/1769-kebutuhan-infrstuktur-di-riau-masihtinggi
http://kepri.bps.go.id/tabel-letak-geografis-kepulauan-riau-menurut-kabupatenkota/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Riau
http://hal-wanita.blogspot.com/2008/06/kepulauan-riau-penghasil-ikan-terbesar.html
http://kepriprov.go.id/
http://www.batamkota.go.id/
http://lpklhkepri.blogspot.com/
http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Ekonomi_Regional/KER/KepRiau/
http://riau.dapodik.org/
http://www.riaupos.co.id/berita.php?act=full&id=4225&kat=3
http://kepriprov.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=32&Itemid=40
http://www.mediaindonesia.com/read/2011/01/01/198569/126/101/Kepri-PeringkatKeempat-Penyalahgunaan-Narkoba
http://dedytribun.blogspot.com/2008/04/maret-tindak-kejahatan-naik-30-persen.html
http://riau.bps.go.id/publikasi-online/riau-dalam-angka/bab-2-keadaan-iklim.html
http://kepriprov.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=31&Itemid=41
http://scratchpad.wikia.com/wiki/Kepulauan_Riau
http://www.riaupos.co.id/berita.php?act=full&id=4184&kat=12
http://kepri.bps.go.id/category/subyek-statistik/geografi/
http://kepriprov.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=61&Itemid=87
http://regionalinvestment.com/newsipid/displayprofil.php?ia=21

75

Anda mungkin juga menyukai