TEMUAN PENELITIAN
38
Kabupaten Pesisir Selatan dan Samudera Indonesia. Sedangkan bagian barat
berbatasan dengan samudera Indonesia.
Gambar 4.1
Peta Wilayah Hukum Polresta Padang
Sumber : http:/peta-padang.go.id
Luas wilayah Kota Padang adalah 694.96 km2 atau setara dengan 1,65
persen dari luas propinsi Sumatera Barat. Yang terdiri dari 11 Kecamatan dan
memiliki 19 pulau-pulau, 104 kelurahan dengan kecamatan terluas adalah Koto
Tangah yang mencapai 232,25 km2 . Sedangkan yang terkecil kecamatan
Padang Barat memiliki luas daerah yang hanya 7,00 Km2 .
39
hanya 8 meter dpl, kecamatan Nanggalo, kecamatan Padang Timur serta
kecamatan Padang Utara, dengan luas wilayah kurang dari 10 km2
Luas tanah Kota Padang mencapai 69.496 hektar. Luas tanah yang
digunakan untuk perusahaan , industri dan jasa hanya sekitar 0,38 persen, 1,01
persen dan 1,03 persen. Sementara itu tanah yang dimanfaatkan untuk sektor
pertanian seperti sawah irigasi, sawah non irigasi, ladang/ tegalan, perkebunan
rakyat dan kebun campuran masing-masing sebesar 7,10 persen, 0,02 persen,
1,36 persen, 3,09 persen dan 19,62 persen. Sedangkan luas tanah terbesar di
Kota Padang digunakan sebagai hutan lebat yaitu sebesar 51,01 persen dari luas
tanah keseluruhan.
40
Dibawah ini data demografi mengenai jumlah penduduk di wilayah hukum
Polresta Padang pada tahun 2020, antara lain:
Table 4.1
Jumlah Penduduk Kota Padang
TAHUN
NO KECAMATAN
2020
1 2 3
1 BUNGUS TELUK KABUNG 25.645
41
Persentase Angkatan Kerja Penduduk Kota Padag Tahun 2020 adalah
sebesar 63,82 persen dari penduduk kota Padang yang berumur 15 tahun keatas
merupakan angkatan kerja. Jumlah ini terdiri dari 56,30 persen bekerja dan 7,52
persen adalah pengangguran terbuka. Persentase penduduk kota Padang yang
berumur 15 tahun keatas yang bukan angkatan kerja sebesar 36,18 persen.
Jumlah ini terdiri dari penduduk yang mengurus rumah tangga sebesar 19,23
persen, penduduk yang bersekolah sebesar 13,80 persen, dan lainnya sebesar
3,14 persen.
Dari 7.621 orang pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kota
Padang, sebanyak 5.534 orang lulusan SMA (72,62 persen), 1.239 orang lulusan
Sarjana (39,94 persen) dan 540 orang adalah lulusan D1-D3 (7,09 persen),
sedangkan untuk tingkat pendidikan SD hingga SMP berkisar 4,04 persen. Jenis
kelamin perempuan adalah jumlah pencari kerja yang terbanyak. Hal ini
menunjukkan bahwa perempuan cenderung pemilih dalam menentukan
pekerjaannya.
Kota padang memiliki beberapa sumber daya alam dan mineral yang
potensial untuk dikembangkan antara lain:
a. Batu kapur yang saat ini digunakan bahan pembuatan semen Indarung
yang terletak di Kel. Karang Putih Indarung Padang.
b. Granit Sililika
c. Tanah Liat
d. Potensi Emas di bukit bulek dan Batu Busuk (masih dalam tahap
penyelidikan)
Bukan hanya sumber daya alam dan mineral saja yang dimiliki Kota
Padang tetapi juga sumber daya kelautan yang sangat potensial dikembangkan
adalah:
a. Perikanan
b. Keindahan alam pesisir pantai dan laut
c. Terumbu Karang
42
4.1.2 Gambaran Polda Sumbar
Kepolisian Daerah Sumatra Barat atau Polda Sumbar (dulu bernama
Komando Daerah Kepolisian (Komdak atau Kodak) III/Sumatra Barat) adalah
pelaksana tugas Kepolisian RI di wilayah Provinsi Sumatra Barat. Polda Sumatra
Barat tergolong polda tipe A karena itu dipimpin oleh seorang kepala kepolisian
daerah yang berpangkat bintang dua atau Inspektur Jenderal Polisi. Saat ini yang
menjabat sebagai Kapolda Sumatra Barat adalah Suharyono.
Visi dan Misi Polda Sumbar
Visi adalah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan misi adalah untuk
mencapai tujuan tersebut. Tujuan Utama Polda Padang ke depannya dapat di
lihat dari visi dan misi sebagai berikut :
Visi :
Terwujudnya pelayanan Kamtibmas Prima, tegaknya hukum dan
keamanan yang mantap di wilayah Sumatera Barat serta terjalinnya kerjasama
(Networking) berdasarkan falsafah “Adat Basandi Syara’, Syara’ basandi
Kitabullah”, melalui pendekatan “Tungku Tigo Sajarangan”
Misi :
Berdasarkan pernyataan Visi yang dicita-citakan tersebut selanjutnya
diuraikan dalam Misi Polda Padang yang mencerminkan koridor tugas-tugas
sebagai berikut :
1. Menegakkan hukum secara Profesional, Obyektif, Proporsional, Transparan
dan Akuntabel, menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan;
2. Memberikan bimbingan kepada masyarakat serta melakukan kerjasama
untuk menciptakan rasa aman;
3. Memberikan perlinduntgan, pengayoman dan pelayanan secara mudah,
responsif dan tidak diskriminatif;
4. Mengembangkan perpolisian masyarakat (Community Policing) yang
berbasis pada masyarakat patuh hukum (Law Abiding Citizen);
5. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan secara mudah,
cepat, tanggap, responsif dan tidak diskriminatif agar masyarakat bebas dari
segala bentuk fisik dan psikis;
6. Mengelola secara profesional sumber daya, serta meningkatkan upaya
konsolidasi Polda Sumbar untuk mewujudkan keamanan Sumatera Barat
43
sehingga dapat mendorong meningkatkan gairah kerja mencapai
kesejahteraan anggota;
7. Memelihara Kamtibcarlantas untuk menjamin keselamatan dan kelancaran
arus orang dan barang diwilayah hukum Polda Sumbar;
8. Melaksanakan deteksi dini dan peringatan dini melalui kegiatan/operasi
penyelidikan, pengamanan dan penggalangan;
9. Menjamin keberhasilan penanggulangan gangguan keamanan dalam
wilayah hukum Polda Sumbar;
10. Meningkatkan perpolisian masyarakat yang berbasis pada masyarakat yang
patuh hukum.
45
e. Pengumpulan dan pengolahan data serta menyajikan infromasi dan
dokumentasi program kegiatan Ditresnarkoba.
46
3) Urkeu, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan keuangan;
dan
4) Keuangan
47
mengenai bahaya penyalahgunaan Narkoba dalam rangka pencegahan
dan rehabilitasi; dan
2) Subbagian Analisa dan Evaluasi (Subbaganev), yang bertugas
menganalisis kasus, melaksanakan gelar perkara, dan mengkaji serta
mengevaluasi efektivitas pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan.
48
2) Pemberkasan dan penyelesaian berkas perkara sesuai dengan
ketentuan administrasi penyelidikan dan penyidikan tindak pidana
Narkoba; dan
3) Penerapan manajemen anggaran, serta manajemen penyelidikan dan
penyidikan tindak pidana Narkoba.
Dalam melaksanakan tugasnya, Subdit dibantu oleh sejumlah Unit, yang
bertugas membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Subdit.
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Dirresnarkoba
49
a. Ditresnarkoba Pold Sumbar bertugas menyelenggarakan penyelidikan
b. Penyelidikan tindak pidana penyalahgunaan Narkoba, termasuk
penyuluhan, pembinaan, pencegahan dan rehabilitas korban
penyalahgunaan Narkoba.
c. Dalammelaksanakan tugasnya, Satuan Reserse Narkoba Polda Padang
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkoba, dan precursor;
2. Pembinaan dan penyulahan dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi
korban penyalahgunaan Narkoba;
3. Pengumpulan dan pengolahan data serta menyajikan informasi dan
dokumentasi kegiatan Ditresnarkoba;
4. Penganalisisan kasus Narkoba beserta penanganannya, serta
menyajikan efektivitas pelaksanaan tugas Ditresnarkoba.
50
Gambar 4.3
Wawancara bersama Wadir Ditresnarkoba
Polda Sumbar
Table 4.2
Data Sarana dan Prasarana Ditresnarkoba Polda Sumbar
NO NAMA BARANG JUMLAH KET
1 Mini Bus/Avanza Velos 1 UNIT
2 Mobil Patroli/Grand Vitara 1 UNIT
3 Kendaraan Bermotor Khusus/Innova
4 Kendaraan Unit Alsus Intelijen (Toyota 1 UNIT
Innova V A/T Bensin 4x2 Warna Putih)
5 Kendaraan Unit Alsus Intelijen (Toyota 1 UNIT
Innova V A/T Bensin 4x2 Warna Hitam)
6 Kendaraan Unit Alsus Intelijen (Mitsubishi 1 UNIT
Strada Triton 4x4 Warna Hitam)
7 Kendaraan Unit Alsus Intelijen (Toyota 1 UNIT
Fortuner Vrz Warna Hitam)
8 Kendaraan R2 Khusus Dinas (Honda 2 UNIT
SmokeVerza)
9 Ups 4 UNIT
10 Stabilizer 1 UNIT
11 Senpi Dinas Organik Polri Jenis Pistol 80
Genggam Merk Hs-9 Kal 9 Mm UNIT
12 Senpi Organik Polri Jenis Ss1 V1 4 UNIT
13 Senpi Organik Jenis Vz61 Merk Scorpion 4 UNIT
14 Senpi Dinas Organik Polri Merek Cz P-10 S 4 UNIT
51
15 Alat Khusus Kepolisian (Cellebrite) 1 UNIT
16 Gps 1 UNIT
17 Rompi Anti Peluru 28UNIT
18 Rompi Anti Peluru Level Iv 8 UNIT
19 Helm Tempur/ Anti Peluru Level Iv 8 UNIT
20 Cellular Tactical Active&Passive Interception 4 UNIT
21 Universal Forensic Extraction Device 1 UNIT
22 Pc. Unit 9 UNIT
23 Laptop 2 UNIT
24 Printer 9 UNIT
25 Brangkas 1 UNIT
26 Peti Uang/Kas 1 UNIT
Pada table di atas terlihat bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
Ditresnarkoba Polda Sumbar sangatlah terbatas, terutama masalah kendaraan
dinas baik Roda-2 maupun Roda-4. Hal ini cukup menarik mengingat kendaraan
merupakan bagian yang sangat terpenting terhadap sukses tidaknya suatu
pengungkapan tindak pidana Narkotika.
53
Gambar 4.4
Wawancara bersama Katim Tim Sus
Ditresnarkoba Polda Sumbar
Tindak pidana narkotika yang terjadi di Kota Padang ini di dominasi oleh
narkotika jenis ganja yang kemudian disusul oleh narkotika jenis sabu
dan psikotropika. Kebanyakan tersangka yang diamankan oleh
Ditresnarkoba Polda Sumbar adalah pemakaian narkotika jenis ganja, hal
ini dikarenakan jenis narkotika ini lebih mudah didapat serta harganya
juga terjangkau berbeda dengan jenis narkotika sabu yang harga belinya
mencapai 1.8 jt per gramnya, selain itu narkotika jenis ganja ini lebih
praktis di dalam menggunakannya yaitu dengan dililit oleh paper kemudia
dihisap.
Pernyataan yang disampaikan oleh Wadir Ditresnarkoba tersebut
dikuatkan dengan table dibawah ini yang merupakan data Ditresnarkoba selama
2021 dan 2022 berkaitan dengan tindak pidana narkotika yang terjadi di Kota
Padang lebih banyak terjadi pda narkotika jenis ganja.
55
Table 4.2
Data Sarana dan Prasarana Ditresnarkoba Polda Sumbar
(1) Setiap orang yang tampa haka tau melaan hukum menawarkan untuk
dijual, menukaar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I. dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun san paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupuah) dan paling banyak
Rp10.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
(2) Dalam hal perbuatan menawarka untukk dijual, menjual, membeli,
menjaadi pelantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan atau
menerima Narkotika Golongan I sebagaimana diimaksud pada ayat (1)
yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau
melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman
beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana
seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6 (enam) tahun ddan
paling lama 20(dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
58
4.2.2 Strategi yang dilakukan oleh Ditresnarkoba Polda Sumbar dalam
Pengungkapan Tindak Pidana Narkoba
Langkah – langkah yang dilakukan oleh Ditresnarkoba Polda Sumbar
dalam upaya pencegahan serta penindakan terhadap rindak pidana narkotika
adalah melakukan penggungkapan terhadap narkotika. Hal ini dilakukan
mengingat peredaran narkotika di Kota Padang sudah berbahaya, oleh karena itu
dalam melakukan pengungkapan memerlukan suatu strategi. Strategi dalam
kegiatan pengungkapan tindak pidana diawali dengan kegiatan penyidikan,
kegiatan penyelidikan yang direncanakan lebih baik akan dapat membantu
proses pengungkapan tindak pidana serta memanfaatkan teknologi kepolisian,
hal ini sesuai dengan pernyataan yang di sampaikan oleh Katim Tim Sus
Ditresnarkoba Polda sumbar, IPDA Al Amar Faradhiba S.Tr.K tanggal 24 Januari
2023 mengatakan:
Biasanya kami dalam melakukan pengungkapan tindak pidana diawali
dengan kegiatan penyelidikan terlebih dahulu, disini kami memanfaatkan
informan sebagai petunjuk awal dimana atau siapa yang diduga
melakukan tindak pidana narkotika, dari informan tersebut kami
mendapat informasi yang kemudian dibuatkan rencana penyelidikan
serta Laporan hasil penyelidikan berkaitan dengan informasi yang
diberikan oleh informan tersebut, setelah itu perkembangan tindakan apa
yang akan kami ambil tergantung pada situasi yang berkembang di
lapangan dan didukung dengan teknologi kepolisian.
Didalam melaksanakan pengungkapan suatu tindak pidana narkoba
terdapat suatu prosedur yang dipedomani oleh seluruh anggota Ditresnarkoba
Polda Sumbar yaitu;
a. Tahap peneyelidikan
1. Adanya bahan keterangan (baket) / informasi baik yang diketemukan
langsung maupun yang diterima dari jaringan informasi atau laporan
masyarakat.
2. Dibuat rencana penyelidikan dan dibuat rencana anggaran biaya
3. Pelaksanaan penyelidikan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
dengan cara - cara observasi, undercover maupun survilance, guna
menajamkan baket/informasi.
4. Membuat laporan hasi pelaksanaan penyelidikan dengan memuat
kesimpulan serta saran apakah baket/informan tersebut bisa ditindak
lanjuti untuk proses penyidikan atau tidak.
59
b. Tahap penyidikan
1. Penangkapan tersangka
2. Penyitaan barang bukti
3. Pemeriksaan awal saksi, tersangka dan barang bukti
4. Gelar perkara dilaksanakan intern unit untuk menentukan memastikan
adanya tindak pidana dan pasal yang disangkakan atau melepas
tersangka
5. Pembuatan laporan polisi
6. Dibuat rencana penyidikan dan dibuat rencana anggran biaya
7. Pembuatan berita acara pemeriksaan saksi – saksi dan tersangka
8. Pemeriksaan barang bukti secara laboratis ke BNN/Labfor/Balai
Pom/Rumah Sakit/Laboratorium Klinik
9. Melengkapi administrasi penyidikan. Maksimal dalam 3 x 24 jam setelah
penangkapan, kelengkapan berkas perkara sudah diajukan ke Kasat
10. Pengiriman SP2HP ke keluarga tersangka.
c. Tahap penyerahan berkas perkara, tersangka dan barang bukti
1. Gelar perkara penyesuaian hasil pemeriksaan, barang bukti dan
penerapan pasal
2. Maksimal pada hari ke-20 setelah polisi terbit, berkas perkara tahap I
dikirim ke JPU
3. Setelah diterima P.21 dari JPU. Dilaksanakan gelar perkara untuk
mengecek kelengkapan berkas perkara, tersangka dan barang bukti
4. Maksimal pada hari ke-50 setelah laporan polisi tersbit, berkas perkara
tahap II dikirim ke JPU
5. Menyimpan arsip 2 berkas perkara di ur bin ops
6. Pengiriman SP2HP ke-2 ke keluarga tersangka
7. Pembuatan perwabku.
d. Pengembangan
Pencarian DPO (Daftar Pencarian Orang) dan DPB (Daftar Pencarian Barang
Bukti). Pelaku dalam melakukan peredaran narkotika biasanya
menggunakan alat komunikasi seperti handphone sehingga petugas
kepolisian memerlukan kerja keras dalam pengungkapannya, kegiatan
penyelidikan yang memerlukan alat canggih atau alat pendeteksi keberadaan
60
handphone dibutuhkan pada saat pencarian keberadaan pelaku maupun
yang diduga sebagai pelaku oleh karena itu Ditresnarkoba dapat
memanfaatkan Direction Finder untuk melacak keberadaan pelaku.
61
dilapangan dan yang terkait dengan penyelidikan atau penyidikan perkara
tersebut. Tim yang ada pada lapangan mengumpulkan sebanyak
banyaknya data yang terkait dengan target. Data tersebut dapat berupa
nomor hanphone target, istri target, komplotan target ataupun barang
bukti yang dibawa oleh target pada saat melakukan tindak pidana yang
memiliki hubungan dengan teknologi informasi terutama handphone.
Dalam bagian ini hubungan antara MC POLRI dan operator Direction
Finder sangat penting, disampaikan langsung oleh Briptu Nofri,S.Si.,M.M
dalam hasil wawancaranya di Polda Sumatera Barat sebagai berikut:
untuk melakukan pengecekan posisi, pengangkatan imei, dan
penggangkatan call data record serta cell dump, saya masi
menggunakan jaringan provinder pribadi. Hal ini disebabkan apabila
saya mengirimkan data melalui MC POLRI terkadang lambat dan
terbatas serta mengikuti operator pemegang alat cek posisi
sementara untuk pengungkapan menggunakan alat Direction
Finder diperlukan data yang cepat karena posisi pelaku yang selalu
berpindah pindah dan sering bergantu nomor handphone. Hal ini
sangat menyulitkan bagi operator Dirction Finder karena tanpa ada
dukungan data dari MC POLRI otomatis peralatan Direction Finder
tidak dapat berfungsi secara maksimal.
Gambar 4.5
Wawancara bersama Operator DF Timsus
Ditresnarkoba Polda Sumbar
2. Analisa
Setelah mendapatkan data informasi berupa cek posisi maupun call
data record selanjutnya adalah melakukan analisa dengan menggunakan
beberapa softwere bantuan seperti htto://cellphonetrackers.org/, atau
Analyst’s Notebook. Utnuk menggunakan web bantuan ini juga diperlukan
pengetahuan tentang kode kode yang digunakan. Pengetahuan tentang
62
kode – kode yang digunakan ini didapat dari pelatihan yang telah
dilaksanakan sebelumnya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Katim Tim Sus
Ditresnarkoba Polda sumbar, IPDA Al Amar Faradhiba S.Tr.K tanggal 24
Januari 2023 mengatakan:
Gambar 4.6
Hasil Cek Posisi
64
Indosat MNC 01, AXIS MCN 08 DAN SMARTFRE MNC 09.
g. LAC (Location Area Code) adalah sekumpulan angka yang
menunjukkan suatu daerah tertentu, daerah yang ditunjukkan oleh
LAC adalah daerah tempat sinyal BTS atau Menara telekomunikasi
itu sendiri.
h. CID (Call Identity) adalah sekumpulan nomor unik yang digunkan
untuk mengidentifikasikan sector BTS yang ada dalam Daerah BTS
dalam hal ini adalah LAC.
i. CDR (Call Data Record) adalah riwayat transaksi panggilan yang
dimiliki oleh sebuah nomor hanphone yang terdiri dari panggilan
masuk dan panggilan keluar, jenis transaksi, nomor tujuan, nomor
penerima, waktu panggilan, lamanya panggilan, IMEI handphone
yang digunakan, serta posisi hanphone pada saat melakukan
panggilan.
j. Cell Dump/Cell Hash adalah data nomor handphone yang aktif pada
waktu dan tempat tertentu di jangkuan Base Tansciever Service
(BTS) yang dapat dipergunakan untuk memonitor seluruh nomor
yang ada dalam jangkauan Base Transciever pada waktu dan lokasi
tertentu pula.
k. Software Pembantu adalah beberapa free software/application yang
dapat dikombinasikan dengan perangkat direction finder yang dimiliki
handphone dengan system Android Contoh : Cell Maper, G-Mon
maupun Net Monitor untuk menunjukkan data Base Transceiver
Station atau disingkat BTS aktif pada Location Area Code maupun
Cell Identity di suatu wilayah tertentu.
3. Hunting ( berburu nomor target )
Langkah terakhir dari tahapan penggunaan alat Direction Finder
adalah menggunakan peralatan Direction Finder itu sendiri untuk
melakukan pelacakan nomor target yang biasa disebut dengan Hunting.
Hunting dilakukan dengan persiapan yang diawali dengan arahan yang
diberikan kasubdit sebagai kordinator dan kanit sebagai pimpinan di
lapangan. Kanit akan mengarahkan tim buser dan operator untuk
melaksanakan tugas yang telah dibagi dan melakukan pengawasan
65
terhadap pelaksaan tugas tersebut.
Factor keselamatan dan keamanan alat merupakan factor yang
harus selalu diperhitungkan, karena alat tersebut harganya sangat mahal
dan rawan terhadap benturan. Hal ini adalah factor penting karena belum
tersedianya anggota yang dapat memperbaiki alat apabila dalam keadaan
rusak. Selain daripada itu di dalam perjalanan yang jauh tidak dapat
diperkirakan kerawanan yang lain yang dapat menghambat dan
membahayakan peralatan Direction Finder.
Operator Direction Finder biasanya sudah mempersiapkan mobil
dan memasang antena pada mobil Direction Finder serta membawa
sarana pendukung seperti handphone Android yang dapat digunakan
untuk memetakan luasan wilayah daerah yang diselidiki.
Gambar 4.7
Alat Direction Finder
66
b. Melakukan scaning jaringan pada lokasi LAC dan CID yang dituju, hal
ini dilakukan untuk memetakan seluruh jaringan telekomunikasi yang
ada pada lokasi tersebut.
a. Kekuatan
1. Bidang sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Ditresnarkoba Polda Sumbar
cukup mendukung, hal ini dapat diihat dari bangunan kantor yang terdiri dairi
beberapa ruangan.
68
2. Bidang Sumber Daya Manusia (SDM)
Jumlah personil yang dimiliki oleh Ditresnarkoba Polda Sumbar ini
sebenarnya sudah cukup banyak, jumlah personel 107 personel. Dari hasil
wawancara yang dilakukan penulis dapat disimpulkan bahwa jumlah personil
yang dimiliki oleh Ditresnarkoba sudah cukup.
b. Kelemahan
1. Bidang sarana dan prasarana
Dalam melaksanakan tugas pengungkapan tindak pidana narkotika,
diperlukan sarana dan prasarana guna mendukung setiap kegiatan
operasional di lapangan. Hal ini seperti dijelaskan oleh Katim Tim Sus
Ditresnarkoba Polda sumbar, IPDA Al Amar Faradhiba S.Tr.K mengatakan:
Setiap institusi Negara seperti POLRI khususnya di Ditresnarkoba Polda
Sumbar sangat memerlukan dukungan sarana dan prasarana dalam
kegiatan operasional sehingga mampu mengoptimalkan setiap tugas
yang menjadi tanggung jawabnya. Ditresnarkoba Polda Sumbar sendiri
masih sangat kurang sarana berkaitan dengan dukungan kendaraan
69
operasional, selama ini kegiatan yang dilaksanakan masih
mengandalkan kendaraan pribadi masing – masing personil tentunya
akan menjadi kendala apabila kendaraan tersebut dibutuhkan oleh
keluarganya.
Sudah jelas yang dinyatakan oleh Katim Tim Sus Ditresnarkoba Polda
Padang bahwa sarana dan prasarana sangatlah penting dalam kegiatan
operasional, kendaraan dinas baik roda 2 maupun roda 4 yang dimiliki
Ditresnarkoba Polda Sumbar kurang didukung oleh organisai sehingga
menjadi beban tersendiri bagi personel dalam melaksanakan kegiatan
dilapangan terutama dalam hal pergerakan dari satu tempat ke tempat yang
lain. Kekurangan terhadap kendaraan yang digunakan dalam kegiatan
operasional merupakan kendala yang harusnya diberikan jalan keluar
sehingga tidak mengganggu pelasanaan tugas dan kewajiban.
3. Bidang penganggaran
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, anggaran
diberikan tiap bulan kepada personil Ditresnarkoba Polda Sumbar. Anggaran
tersebut diajukan untuk 1 (satu) perkara tiap subnit hal ini mengingat beban
yang diberikan oleh pimpinan kepada subnit untuk mengungkap 8 (delapan)
perkara tiap bulan tiap subnit. Kebutuhan biaya kegiatan pengungkapan tindak
pidana narkotika cukup besar, misalnya saja biaya terhadap informasi,
komunikasi, biaya makan serta yang lainnya. Berdasarkan hasil wawancara
70
dengan Ipda Al Amar Faradhiba S.Tr.k selaku Tim Sus Dit Resnarkoba Polda
Sumbar mengatakan :
Anggaran Ditresnarkoba Polda Padang dalam setahun yang diterima
sebesar Rp 3.700.000.000,- dengan tiap subdit di targetkan 8 ungkapan
kasus perbulannya, sedangkan di Polda Sumbar sendiri terdiri dari 3
subdit, berarti ada 24 kasus perbulan yang harus dilaksanakan dengan
anggaran tiap kasusnya Rp 23.125.000,- sedangkan dengan kasus PN
(Prioritas Nasional) anggaran per kasusnya sebesar Rp 95.000.000,-.
c. Kesempatan
1. Kerjasama dengan Masyarakat
Tidak jarang pengungkapan suatu tindakan pidana narkotika berawal dari
partisipasi masyarakat dengan membantu memberikan informasi terhadap
adanya suatu tindak pidana narkotika, tindakan kepolisian yang memanfaatkan
partisipasi masyarakat merupakan salah satu upaya dalam hal terungkapnya
suatu tindak pidana narkotika. Pada Ditresnarkoba Polda Sumbar sendiri
hampir seluruh pengungkapan yang dilakukan berdasarkan informasi yang
diberikan oleh masyarakat, orang yang memberikan informasi mengenai
adanya tindak pidana narkotika biasa disebut “informan”. Kerjasama yang
dilakukan oleh anggota dengan informan sangat efektif dikarenakan pelaku
71
atau target tidak secara langsung bertemu dengan anggota Polri melainkan
tanpa disadari tindak pidana narkotika yang mereka lakukan dipantau oleh
informan. Keterangan yang menjelaskan bahwa Ditresnarkoba Polda Sumbar
melakukan kerjasama dengan informan adalah hasil wawancara yang
dilakukan oleh penulis dengan Katim Tim Sus Ditresnarkoba Polda sumbar,
IPDA Al Amar Faradhiba S.Tr.K mengatakan:
Keberhasilan kami dalam pengungkapan tindak pidana narkoba adalah
sebagaian besar dengan memanfaatkan jasa informan, yang mana
informan ini kami dapat atau rekrut dari masyarakat dengan tugas
memberikan informasi tentang tindak pidana yang terjadi sehingga kami
dapat dengan mudah melakukan pengungkapan.
d. Ancaman
Perkembangan teknologi yang sangat cepat di ikuti oleh perkembangan
media informasi, baik media elektronik maupun media cetaak. Perkembangan
informasi yang secara cepat dan luas secara tidak langsung memberikan
dampak terhadap tindak pidana narkotika misalnya pemberitaan tentang
72
Teknologi Informasi mengenai teknis penyelidikan, pemberitaan dari media
tersebut secara luas dapat diketahui secara umum yang dapat dinikmati oleh
semua kalangan termasuk pelaku tindak pidana narkotika, mereka akan
mempelajari kelemahan – kelemahan yang ada terhadap pengungkapan
dengan memanfaatkan Teknologi Informasi. Seperti yang telah dijelaskan oleh
Katim Tim Sus Ditresnarkoba Polda sumbar, IPDA Al Amar Faradhiba S.Tr.K
mengatakan:
Pemberitaan media elektronik maupun media cetak mengenai teknologi
komunikasi seperti dalam telekomunikasi melalui hanphone dapat terlihat
jelas posisi kita berada dimana, sehingga apabila pemberitaan tersebut
didapat oleh pelaku maka akan dipelajari untuk dapat melancarkan bisnis
peredaran narkotika.
Dukungan terpenting dala pengungkapan tindak pidana narkotika yang
memanfaatkan Teknologi Informasi adalah koneksi dengan Internet, karena
dalam melakukan pelacakan terhadap posisi pelaku harus menggunakan
jaringan internet.
73