Anda di halaman 1dari 19

ACTIVITY REPORT

HGN
SCOPH CIMSA
JANUARI - 2021
GENERAL INFORMATION

Nama Aktivitias : Hari Gizi Nasional 2021


Bentuk Aktivitas : Celebration, Campaign, Event
Metode dan Media Pelaksanaan : Online, media Zoom, Media sosial SCOPH (Instagram,
Facebook, Twitter), dan Youtube CIMSA Indonesia
Waktu Pelaksanaan : 09/01/2021 – 09/03/2021
Penyelenggara : SCOPH Nasional
Project Coordinator : Pinka Alia Rahmah
Project Officer :-
CIMSA Program
 Topik : Non-communicable Disease
 Fokus Area : Nutritional Status
Media Publikasi : Media sosial SCOPH (Instagram, Facebook, Twitter), dan Youtube
CIMSA Indonesia.
Kerjasama Eksternal :
• AMSA-Indonesia
Berkolaborasi dalam perencanaan dan pelaksanaan rangkaian pembagian height
chart, crowdfunding, dan webinar HGN 2021.
• UNICEF
Bekerja sama dalam penyediaan narasumber untuk pelaksanaan webinar HGN
2021.
• U-Report Indonesia
Bekerja sama dalam pembuatan kuesioner data primer HGN 2021.
• 1000 Days Fund
Bekerja sama dalam penyediaan materi cetak height chart.

Poin Annual Mission Statement (AMS) yang Berhasil Didukung

Aim : Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait stunting dan


malnutrition serta peran mahasiswa kedokteran dalam menangani permasalahan stunting dan
malnutrition di Indonesia dan kaitannya dengan pandemi COVID-19.

Objectives:
1. Melakukan edukasi mengenai definisi, prevalensi, pencegahan, dampak dan
penanganan kepada terkait stunting dan malnutrition secara online kepada
masyarakat sebanyak 3.000 orang oleh SCOPH lokal dan nasional.
2. Melakukan edukasi kepada masyarakat terkait malnutrition sebanyak 300
orang secara offline oleh SCOPH lokal dan nasional*
3. Membagikan sebanyak 300 height chart, melakukan pengukuran tinggi badan
dan antropometri, serta mengedukasi masyarakat terkait stunting dan
pencegahannya (seluruh/beberapa lokal)*
4. Melaksanakan air campaign melalui media sosial SCOPH CIMSA dengan
target rerata 500 individual reached di instagram dan rerata 800 impression
tweet dengan total engagements tweet sebesar 5% di twitter
5. Sebanyak 10 lokal melakukan air campaign terkait stunting dan
malnutrition
6. Melaksanakan capacity building kepada 100 member SCOPH dengan PHL
SCOPH CIMSA sebagai fasilitator mengenai tema stunting dan
malnutrition melalui lokal capacity building, regional capacity building,
atau national capacity building.

Pencapaian:
1. Mengedukasi 4117 masyarakat Indonesia ( mengenai gizi seimbang selama
pandemi COVID-19 secara online dan 30 orang secara offline oleh salah satu
lokal SCOPH CIMSA.
2. Membagikan 368 height chart kepada masyarakat melalui 11 lokal SCOPH
CIMSA, di mana pada saat penulisan report ini 218 (59%) diantaranya sudah
dalam proses penyebaran oleh lokal dan 150 (41%) nya sedang dalam produksi.
3. Melaksanakan social media campaign melalui media sosial SCOPH CIMSA
dengan hasil 8.253 reach, 4.722 impression tweet, dan engagement rate rata-rata
7.9%.
4. Terdapat 15 aktivitas bertema stunting dan malnutrition yang dilaksanakan oleh
12 lokal SCOPH CIMSA.
5. Melaksanakan capacity building kepada 306 member SCOPH CIMSA lokal.

Advokasi yang Sudah Dilakukan


Pencapaian:
Tidak ada bentuk advokasi yang telah dilakukan.

Pre-Activity Training
Tidak ada Pre-Activity Training pada aktivitas ini.

BACKGROUND / DATA PRE-AKTIVITAS

I. Assessment :
a. Data Sekunder :
Hari Gizi Nasional diperingati setiap tahunnya pada tanggal 25 Januari yang
merupakan hari penting dalam meningkatkan kepedulian dan komitmen dari berbagai
pihak sebagai uasaha bersama meningkatkan konsumsi gizi seimbang menuju bangsa
Indonesia yang sehat dan berprestasi. Melalui kampanye Hari Gizi Nasional 2021,
SCOPH CIMSA bergerak untuk menyatakan dukungan terhadap salah satu
pernyataan kebijakan CIMSA dalam bidang Non-communicable Diseases atau
Penyakit Tidak Menular.

Status Gizi Penduduk Indonesia


Terdapat beberapa masalah nutrisi yang sampai saat ini masih menjadi masalah di
Indonesia. Salah satunya adalah malnutrisi yang berdampak paling besar pada anak-
anak. Indonesia menempati urutan kelima tertinggi di antara negara dengan angka
beban akibat stunting balita. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2018, diketahui juga bahwa 1 dari 10 anak Indonesia menderita wasting, 1 dari 3
mengalami stunting, dan 1 dari 8 anak mengalami underweight sedangkan, 27,7%
balita Indonesia mengalami stunting dan 10,2% diantaranya mengalami wasting.
Terlihat bahwa prevalensi malnutrisi di Indonesia terutama stunting masih cukup
tinggi keberadaannya. Untuk itu, masih diperlukan berbagai upaya untuk menekan
prevalensi stunting agar dapat mencapai target sebesar 14% pada tahun 2024.
Berbagai upaya tersebut dapat dilakukan berdasarkan penyebab stunting, seperti
kurangnya nutrisi, kurangnya pola asuh yang baik, dan kurangnya kebersihan
lingkungan.

Nutrisi seimbang akan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang


optimal. Namun, tidak semua orang dapat selalu mengonsumsi makanan sehat dan
bernutrisi. Hal yang dapat memengaruhi seseorang untuk mendapatkan nutrisi yang
cukup adalah penghasilan; cara memasak; waktu untuk berbelanja, memasak, dan
makan, serta akses untuk bahan makanan yang berkualitas. Selain itu, terdapat
penelitian yang menunjukkan bahwa faktor penyebab kekurangan gizi pada balita
Indonesia adalah tingkat pendapatan orang tua yang rendah dan riwayat penyakit
infeksi balita. Hal ini menjadi salah satu kekhawatiran karena pandemi COVID-19
dapat menyebabkan efek yang mengkhawatirkan terutama pada pendapatan rumah
tangga, rantai pasokan makanan, layanan kesehatan, dan sekolah. Salah satu hal yang
menjadi perhatian adalah akses ke makanan sehat yang memungkinkan terjadinya
kekurangan asupan nutrisi pada anak.

Nutrisi untuk Remaja dan Pemuda Indonesia


Saat seorang anak mulai memasuki masa remaja, ia akan mulai lebih merasa
bertanggung jawab atas kesehatan fisik mereka. Selama masa remaja, rata-rata berat
badan dapat meningkat dua kali lipat dan tinggi badan dapat bertambah hingga 15%
dari tinggi dewasa akhirnya. Mayoritas kebutuhan energi remaja digunakan untuk
menjaga laju metabolisme dasar. Sekitar sepertiganya dibutuhkan untuk aktivitas
fisik dan persentase kecil digunakan untuk pertumbuhan. Kebiasaan diet yang
dibentuk saat remaja memiliki efek yang penting terhadap kesehatan jangka pendek
dan panjang. Contohnya, kekurangan kalsium pada masa remaja dapat menjadi
penyebab osteoporosis pada usia tua yang tidak dapat diperbaiki dengan peningkatan
konsumsi kalsium nantinya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pertumbuhan
dan perkembangan pada masa remaja tidak berjalan dengan optimal. Stunting yang
terjadi sebelum anak berusia dua tahun juga berpotensi terhadap berkurangnya
kemampuan kognitif pada masa anak dan remaja sehingga dapat mengganggu laju
perkembangan dan dapat berefek pada kemampuan akademik yang dapat berimbas
ke taraf ekonomi seseorang nantinya. Namun, terdapat penelitian yang telah
membuktikan bahwa pertumbuhan selama masa remaja masih dapat dibentuk dan
menunjukkan potensi penyembuhan akibat malnutrisi yang terjadi pada awal
kehidupan. Sebagian besar perubahan tersebut tampak terjadi antara 12 dan 15 tahun,
sehingga masa remaja awal adalah masa yang sangat menjanjikan untuk menangani
masalah malnutrisi tersebut. Selain itu, remaja mewakili hampir 30% dari total
populasi 238 juta di Indonesia dan menawarkan potensi besar bagi perkembangan
Indonesia. Remaja yang telah memasuki masa remaja akhir juga merupakan calon
orang tua. Maka dari itu, pemenuhan nutrisi selama masa remaja dan pemberian
edukasi mengenai stunting menjadi bekal penting untuk dapat menuntaskan masalah
stunting di Indonesia.

Selain permasalahan gizi pada awal kehidupan, pemeliharaan kebiasaan


mengonsumsi gizi yang baik selama masa remaja juga menjadi salah satu poin
penting dalam menjaga pertumbuhan dan perkembangan agar tetap optimal. Namun,
selama masa pandemi COVID-19, diketahui bahwa dari survei terhadap 3.951
penduduk Indonesia yang 78% nya berumur di bawah 20 tahun, 33% diantaranya
menyatakan bahwa frekuensi dan porsi makan mereka berkurang selama pandemi
COVID-19. Hal tersebut dikarenakan kurangnya selera makan akibat berkurangnya
aktivitas fisik (35%) dan tidak adanya uang untuk membeli makan (33%). Selain itu,
37% dari 3.830 responden juga menyatakan bahwa makanan yang mereka konsumsi
menjadi kurang beragam, hal ini disebabkan oleh tidak adanya uang dan harga
makanan tertentu menjadi lebih mahal. Walau hampir setengah (43%) dari 1.607
responden menyatakan bahwa mereka jarang mengonsumsi makanan cepat saji atau
makanan dalam kemasan selama masa pandemi COVID-19, 24% diantaranya masih
mengonsumsi produk tersebut lebih dari sekali dalam seminggu dengan mie instan
sebagai jenis makanan yang paling banyak dipilih (41%). Di samping masalah gizi,
diketahui juga dari survei ini, sepertiga dari 1.536 responden tidak berolahraga
selama minimal 30 menit setiap harinya, hal ini dapat menyebabkan masalah lainnya,
yaitu kekurangan nutrisi akibat berkurangnya selera makan ataupun kelebihan nutrisi
akibat adanya ketidakseimbangan antara pengeluaran dan pemasukan energi. Dari
datadi atas, masih banyak isu terkait kecukupan nutrisi yang perlu menjadi perhatian,
terlebih lagi nutrisi memiliki peranan penting dalam menjaga imunitas tubuh sebagai
pertahanan dalam melawan infeksi, salah satunya infeksi SARS-CoV-2 yang dapat
menyebabkan COVID-19. Pemberian edukasi mengenai kecukupan nutrisi pada
masa remaja terutama pada masa pandemi COVID-19 dan edukasi mengenai
stunting menjadi salah satu fokus yang akan SCOPH CIMSA bawakan pada
kampanye HGN sebagai bentuk komitmen CIMSA untuk menekan angka kejadian
penyakit tidak menular di Indonesia yang tertuang dalam salah satu pernyataan
kebijakan CIMSA tentang Non-Communicable Disease (2019) yang dapat diakses
melalui website CIMSA. Bentuk aktualisasi pernyataan kebijakan CIMSA
dituangkan melalui activity, research, capacity building, dan advocacy yang
terintegrasi dengan nama CIMSA program, dengan salah satu topiknya adalah
tentang Non-Communicable Disease.

Referensi:
1. Sehat Negeriku. 2020. Ini Sejarah Hari Gizi Nasional - Sehat Negeriku.
[online] Available at:
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilismedia/20190125/5329219/sejarah-hari-
gizi-nasional/.
2. Who.int. 2020. Fact Sheets - Malnutrition. [online] Available at:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition.
3. Globalnutritionreport.org. 2014. Global Nutrition Report: Accounts and
Accountability to Accelerate the World’s Progress on Nutrition.
Available at: https://globalnutritionreport.org/reports/2014-global-nutrition-report/.
4. Bappenas.go.id. 2020. [online] Available at:
https://www.bappenas.go.id/files/modul-sinkronisasi-rpjmd-rpjmn-sub-
bidangkesehatan/Modul%20Sinkronisasi/Modul%20Sinkronisasi%20Rev
%2006032017%20bersih.pdf.
5. 2020. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. [ebook]
Kementerian PPN/Bappenas. Available at:
https://www.bappenas.go.id/files/rpjmn/Narasi%20RPJMN%20IV%202020-
2024_Revisi%2028%20Juni%202019.pdf.
6. Kim, J., Hulshof, K., Gough, J., Aylieff, J., Kasai, T. and Singh, P., 2020. Joint
Statement On Nutrition In The Context Of The COVID-19
Pandemic In Asia And The Pacific. [online] Unicef.org. Available at:
https://www.unicef.org/rosa/press-releases/joint-statement-nutritioncontext-covid-19-
pandemic-asia-and-pacific.
7. Wolfson, J., Ramsing, R., Richardson, C. and Palmer, A., 2019. Barriers to healthy
food access: Associations with household income and
cooking behavior. Preventive Medicine Reports, [online] 13, pp.298-305. Available
at: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30792944/.
8. Apps.who.int. 1989. The Health Of Youth: Facts For Action. Youth And Nutrition.
[online] Available at:
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/173098/WHA42_TD-8_eng.pdf?
sequence=1&isAllowed=y.
9. Who.int. 2014. Stunting Policy Brief - World Health Organization. [online]
Available at:
https://www.who.int/nutrition/topics/globaltargets_stunting_policybrief.pdf.
10. Savethechildren.org.uk. 2017. Adolescence Is A Critical Window To Combat
Stunting. [online] Available at:
https://www.savethechildren.org.uk/blogs/2017/adolescence-critical-window-combat-
stunting.
11. U-Report Poll Result on Adolescent Nutrition in pandemic Phase 1 (June 2020)
and Phase 2 (July 2020).
12. covid19.go.id. 2020. Panduan Gizi Seimbang Pada Masa Pandemi COVID-19.
[online] Available at:
https://covid19.go.id/storage/app/media/Materi%20Edukasi/final-panduan-gizi-
seimbang-pada-masa-covid-19-1.pdf.

b. Data Primer :
Pada 20-23 Januari, SCOPH CIMSA bekerja sama dengan U-Report Indonesia
dalam melaksanakan Jajak Pendapat tentang Asupan Gizi Seimbang selama Pandemi
2021. Hal yang dinilai pada jajak pendapat ini adalah mengenai food hygiene dan
label nutrisi makanan. Dari hasil asesmen, diketahui bahwa food hygiene
II. Deskripsi Komunitas/masyarakat :
a. Identifikasi Masalah :
 Indonesia menempati urutan kelima tertinggi di antara negara dengan angka
beban akibat stunting balita. Satu dari tiga anak di Indonesia mengalami
stunting.
 Selain permasalahan gizi pada awal kehidupan, pemeliharaan kebiasaan
mengonsumsi gizi yang baik selama masa remaja juga menjadi salah satu poin
penting dalam menjaga pertumbuhan dan perkembangan agar tetap optimal.
 Pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan gizi
masyarakat Indonesia, khususnya remaja.
b. Sasaran :
 Mahasiswa kedokteran Indonesia, pemuda Indonesia dan orang tuanya:
memahami mengenai kecukupan nutrisi selama remaja dan implikasinya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan, pentingnya pemenuhan nutrisi dan
pemilihan makanan/minuman bergizi selama masa pandemi COVID-19, dan
apa yang mereka dapat lakukan dalam penanggulangan masalah gizi di
Indonesia.
III. Goals
Meningkatkan kepedulian masyarakat Indonesia secara umum mengenai gizi seimbang
di masa pandemi COVID-19 dengan mengadakan edukasi dan meningkatkan kepedulian
mengenai gizi seimbang dalam bentuk webinar, lomba plating makanan, dan infografik
yang keberhasilannya diukur melalui social media engagement dan jumlah peserta dalam
rentang waktu 11 hari.

DESKRIPSI ACARA

I. Konsep Acara
Terdapat 2 rangkaian besar pada aktivitas ini, yaitu Social Media Campaign yang
dilaksanakan pada 9-31 Januari 2021 dan Crowdfunding untuk Height Chart CIMSA
yang dibuka hingga 9 Maret 2021.
II. Rangkaian Acara
Social Media Campaign
Instagram stories
 Pada 20 Januari 2021, SCOPH CIMSA memublikasikan pre-campaign
assessment terkait gizi para pemuda di masa pandemi COVID-19 dalam
versi instastory.
 Pada 23 Januari 2021, SCOPH CIMSA memublikasikan poster webinar
webinar Hari Gizi Nasional 2021 dalam versi instastory.
 Pada 25 Januari 2021, SCOPH CIMSA memublikasikan poster lomba re-
create menu makanan sehat dan bergizi dalam versi Instastory.

Instagram posts
 Pada 20 Januari 2021, SCOPH CIMSA memublikasikan pre-campaign
assessment terkait gizi para pemuda di masa pandemi COVID-19 dalam
versi instastory.
 Pada 9 Januari 2021, SCOPH CIMSA memublikasikan poster
crowdfunding Kitabisa.com untuk height chart yang berisikan informasi
donasi.
 Pada 23 Januari 2021, SCOPH CIMSA memublikasikan poster webinar
Hari Gizi Nasional 2021 dalam versi Instagram post.
 Pada 25 Januari 2021, SCOPH CIMSA memublikasikan poster lomba re-
create menu makanan sehat dan bergizi dalam versi Instagram post.
 Pada 28 Januari, SCOPH CIMSA memublikasikan poster pesan
pembicara webinar Hari Gizi Nasional 2021 dalam versi Instagram post.
 Pada 30 Januari 2021, SCOPH CIMSA memublikasikan infografik yang
berisi informasi terkait asupan gizi seimbang pada masa pandemi COVID-
19.
 Pada 31 Januari 2021, SCOPH CIMSA akan memublikasikan COUCH
(Check Out Public Health) #9 yang berisi informasi tentang label nutrisi
pada makanan.
III. Pengisi Acara
• Dr. dr. Brian Sriprahastuti, MPH.
Merupakan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden yang menjadi salah
satu narasumber di webinar HGN.
• Airin Roshita
Merupakan spesialis Gizi Unicef Indonesia yang menjadi salah satu
narasumber di webinar HGN.
• Olivia Jensen
Merupakan public figure dan sport enthusiast yang menjadi salah satu
narasumber di webinar HGN.
 Chef Ricky Sulaiman
Merupakan Chef Sari Ater Kamboti Hotel dan anggota Indonesian Chef
Association yang menjadi salah satu narasumber di webinar HGN.
 dr. Nathania Raphaeli Mulia
Merupakan dokter alumni CIMSA yang menjadi penulis infografik Gizi
Seimbang di Masa Pandemi COVID-19.
IV. Metode Evaluasi
Social media campaign:
• Jumlah reach pada seluruh publikasi di Instagram SCOPH
CIMSA, dan jumlah impression tweet dan total engagements di
Twitter.
Webinar:
• Jumlah partisipan pada zoom dan jumlah viewers video webinar
di Youtube.
Lomba Plating Menu Makan Bergizi Seimbang:
 Jumlah peserta
Lokal
• Jumlah lokal yang mengadakan air campaign bertema
stunting dan malnutrition
• Jumlah orang yang berhasil di edukasi oleh lokal dan
nasional
• Jumlah height chart yang dibagikan ke lokal
• Feedback pemberian height chart oleh penerima

V. Metode Follow-up
Tidak ada metode follow-up untuk aktivitas ini.

DATA POST AKTIVITAS/IMPACT

I. Hasil :
 Mengedukasi 4117 masyarakat Indonesia ( mengenai gizi seimbang selama pandemi
COVID-19 secara online dan 30 orang secara offline oleh salah satu lokal SCOPH
CIMSA.

Edukasi Stunting dan Malnutrition oleh lokal SCOPH CIMSA

400 379
350
250 228
200
142 132
150
112 117
100 83 83
45
50 30
11
0
USU UNAND UNRI UI UIN UPH YARSI UNPAD UGM UMP UNAIR UWKS

Jumlah yang diedukasi

 Membagikan 368 height chart kepada masyarakat melalui 11 lokal SCOPH CIMSA,
di mana pada saat penulisan report ini 218 (59%) diantaranya sudah dalam proses
penyebaran oleh lokal dan 150 (41%) nya sedang dalam produksi.
 Melaksanakan social media campaign melalui media sosial SCOPH CIMSA dengan
hasil 8.253 reach, 4.722 impression tweet, dan engagement rate rata-rata 7.9%.
 Terdapat 16 aktivitas bertema stunting dan malnutrition yang dilaksanakan oleh 13
lokal SCOPH CIMSA.
 Melaksanakan capacity building kepada 306 member SCOPH CIMSA lokal.
 Sebanyak 13 orang mengikuti lomba Plating Menu Makan Bergizi Seimbang.
 Umpan balik pemberian height chart dari 92 penerima height chart.
Terdapat cacat berupa tulisan warna hitam tentang 7 tips cegah stunting kurang jelas.
Dari data umpan balik, diketahui bahwa proses pemberian height chart oleh lokal
SCOPH CIMSA telah dilakukan dengan baik, dapat dilihat dari umpan balik yang cukup
baik dari kebermanfaatan chart (60 orang (65.2%) memberi nilai 5) dan tingkat kepuasan
penerima (58 orang (63%) memberi nilai 5). Namun, proses produksi height chart perlu
diperhatikan lagi agar tidak ada cacat dan perlu adanya standardisasi lagi untuk
pemberian height chart-nya agar seluruh penerima dapat memasang chart dengan baik
dan mendapatkan edukasi mengenai penggunaannya.

II. Pencapaian :
Indikator Keberhasilan Pencapaian
Melakukan edukasi Bersama dengan lokal SCOPH CIMSA telah berhasil mengedukasi
mengenai definisi, 3453 masyarakat Indonesia terkait diabetes secara online dan 30
prevalensi, pencegahan, orang secara offline.
dampak dan penanganan
kepada masyarakat
terkait stunting dan
malnutrition sebanyak
3.000 orang secara
online dan 300 orang
secara offline
Melaksanakan social Melaksanakan air campaign melalui media sosial SCOPH CIMSA
media campaign melalui dengan hasil 8.253 reach, 4.772 impression tweet, dan engagement
media sosial SCOPH rate rata-rata 7.9%.
CIMSA dengan target
rerata 500 individual
reached di instagram
dan rerata 800
impression tweets
dengan total
engagements tweet
sebesar 5% di twitter.
Membagikan sebanyak Membagikan 368 height chart kepada masyarakat melalui 11 lokal
300 height chart, SCOPH CIMSA, di mana pada saat penulisan report ini 218 (59%)
melakukan pengukuran diantaranya sudah dalam proses penyebaran oleh lokal dan 150
tinggi badan dan (41%) nya sedang dalam produksi.
antropometri, serta
mengedukasi masyarakat
terkait stunting dan
pencegahannya.
Sebanyak 10 lokal Sebanyak 13 lokal SCOPH CIMSA melaksanakan aktivitas terkait
melakukan aktivitas stunting dan malnutrition.
terkait stunting dan
malnutrition.
Melaksanakan capacity Melaksanakan capacity building kepada 306 member SCOPH
building kepada 100 CIMSA lokal.
member SCOPH dengan
PHL
SCOPH CIMSA sebagai
fasilitator mengenai
tema stunting dan
malnutrition melalui
lokal capacity building,
regional capacity
building,
atau national capacity
building.
Sebanyak 10 orang Sebanyak 13 orang mengikuti lomba Plating Menu Makan Bergizi
mengikuti lomba Plating Seimbang.
Menu Makan Bergizi
Seimbang.

III. Evaluasi :
a. Evaluasi pelaksanaan aktivitas
 .
b. Evaluasi stakeholder
 -
c. Evaluasi instansi terkait
 -
IV. Rekomendasi:
PERBANDINGAN DATA AKTIVITAS

Edukasi Stunting dan Malnutrition oleh lokal SCOPH CIMSA

400 379
350

300 282

250 228
200
142 132
150
112 117
100 83 83
45
50 30
11
0
USU UNAND UNRI UI UIN UPH YARSI UNPAD UGM UMP UNAIR UWKS

Jumlah yang diedukasi

Data Pre Aktivitas aspek yang paling sering dilihat pada label
Dari asesmen primer, diketahui bahwa: (36.4%). Mayoritas responden paling
111 responden (59%) mencuci tangan sebelum memerhatikan kebersihan (31%) sebelum
makan. mengonsumsi makanan.
101 responden (54.6%) mencuci tangan
sebelum menyiapkan makan. Data Post Aktivitas
95 responden (51.4%) merasa cukup paham Terdapat 12 lokal yang telah melaksanakan
tentang label nutrisi makanan. aktivitas dengan tema stunting dan
Hanya 18 (9.7%) responden yang selalu malnutrition.
membaca label nutrisi dengan kalori sebagai

.
LAMPIRAN

BUDGETING

A. Pemasukan
Kas SCOPH :

B. Pengeluaran

Anda mungkin juga menyukai