Anda di halaman 1dari 13

F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Dokter Pendamping : ERWIN LEO

Judul Lap. Kegiatan : Penyuluhan Hipertensi dan Diabetes Melitus

PESERTA HADIR

Dokter Pendamping

Peserta PIDI

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Puskesmas Niki-Niki memiliki program prolanis dimana memfasilitasi pasien-pasien dengan penyakit
kronis untuk melakukan pemeriksaan dan pengambilan obat.

PERMASALAHAN

Banyak diantara masyarakat lansia yaitu masyarakat umur diatas 60 tahun yang memikiki penyakit
Hipertensi dan Diabetes Melitus dengan kepatuhan pengambilan obat yang kurang.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Mengumpulkan informasi data penderita Hipertensi dan Diabetes Melitus yang pernah datang berobat
di poli Puskesmas dan mempersiapkan materi yang ada.

PELAKSANAAN

Melakukan penyuluhan interaktif pada seluruh pasien prolanis dan bertepatan dengan jadwal prolanis

MONITORING & EVALUASI

Melakukan evaluasi pemahaman pasien dengan metode tanya jawab.

CATATAN PENDAMPING
F2 - Upaya Kesehatan Lingkungan

Dokter Pendamping : ERWIN LEO

Judul Lap. Kegiatan : Edukasi Enam Langkah Cuci Tangan pada Lansia di Puskesmas Niki-Niki

PESERTA HADIR

Camat/ Lurah/ Perwakilan

Dokter Pendamping

Peserta PIDI

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Mencuci tangan merupakan langkah yang cukup penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Tangan
merupakan salah satu jalur penularan berbagai penyakit menular seperti penyakit gangguan usus dan
pencernaan (diare, muntah) dan berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa kepada
arah kematian. Tangan merupakan salah satu media penghantar utama masuknya kuman penyakit ke
tubuh manusia. Kontak dengan kuman dapat terjadi di mana saja, melalui meja, gagang pintu, sendok,
dan sebagainya. Peningkatan kesadaran mengenai metode cuci tangan dan kebiasaannya diharapkan
menjadi langkah sederhana namun bermanfaat yang dapat menambah kesadaran akan hygiene diri dan
akhirnya meningkatkan derajat kesehatan kaum lanjut usia.

PERMASALAHAN

Banyak orang-orang, terutama lansia yang tidak memahami bahwa mencuci tangan yang tepat untuk
mencegah penularan penyakit adalah dengan menggunakan sabun, dan masih banyak pula orang yang
belum memahami 6 langkah cuci tangan yang tepat sesuai dengan anjuran WHO (World Health
Organisation). Selain itu, kesadaran masyarakat untuk menjadikan cuci tangan sebagai bagian dari
kebiasaan dan gaya hidup masih harus ditingkatkan. Untuk itulah perlu adanya pemberian edukasi bagi
masyarakat untuk memahami 6 langkah cuci tangan yang tepat, serta membiasakan diri untuk
melakukannya dalam hidup sehari-hari.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Pemberian edukasi dilakukan secara terencana dan merupakan bagian dari program Posyandu Lansia
yang diadakan secara rutin tiap dua bulan sekali di kawasan kerja Puskesmas Niki-Niki. Metode yang
digunakan adalah penyuluhan aktif, di mana tenaga kesehatan mendatangi langsung posyandu yang
tengah dilaksanakan, memberikan penyuluhan, membuka sesi tanya-jawab, dan diakhiri dengan ramah-
tamah dengan mereka yang hadir dalam acara ini, termasuk di antaranya warga sekitar serta kader
posyandu lansia.

PELAKSANAAN
Para lansia diajak untuk mengikuti prosedur 6 langkah cuci tangan yang dicontohkan sesuai program
yang ada. Sebelum penyuluhan dilaksanakan, dilakukan pendataan para lansia, pengukuran tekanan
darah, berat dan tinggi badan. Setelah penyuluhan dilaksanakan sesi tanya jawab dan ramah-tamah.

MONITORING & EVALUASI

Proses penyuluhan berjalan lancar dan diikuti oleh para peserta dengan sangat antusias. Terbukti
dengan saat diminta mengulang gerakan yang telah dicontohkan, mereka dapat melakukan dengan baik,
serta memahami hal-hal apa saja yang diperlukan untuk membuat kegiatan mencuci tangan dilakukan
secara optimal. Selain itu, mereka dapat saling melengkapi dan memberi contoh pada momen-momen
apa saja mereka harus mencuci tangan dan dapat diaplikasikan dalam hidup sehari-hari.

CATATAN PENDAMPING
F3 - Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)

Dokter Pendamping : ERWIN LEO

Judul Lap. Kegiatan : Kelas Ibu Hamil

PESERTA HADIR

Camat/ Lurah/ Perwakilan

Dokter Pendamping

Peserta PIDI

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan
derajat kesehatan Ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil,
bersalin, dan bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai de ngan tingginya Angka Kematian Ibu(AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB). Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 4 minggu s'd 36
minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. dikelas ini ibu-ibu hamil akan
belajar bersama,diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh
dan sistimatis serta dapat dilaksanakan setara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil
difasilitasi oleh bidan/ tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, flip
chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan fasilitator Kelas Ibu Hamil, dan
Buku senam Ibu Hamil.

PERMASALAHAN

Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu dan bayi adalah kurangnya pengetahuan ibu
hamil tentang kesehatan ibu dan anak

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Dilakukan pada ibu dengan usia kehamilan >37 minggu.

PELAKSANAAN

- Pelaksanaan dilakukan di rumah Bidan Desa

- Kegiatan diikuti oleh Ibu hamil, dokter Internsip, Bidan Desa


- Kegiatan meliputi penyampaian maksud dan tujuan diadakan kegiatan tersebut, pemberian pretest
pada peserta dan pemaparan materi.

- Sesi tanya jawab

MONITORING & EVALUASI

Kegitan berjalan lancar dan sebaiknya kegiatan ini dikakukan secara rutin di setiap desa.

CATATAN PENDAMPING
F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Dokter Pendamping : ERWIN LEO

Judul Lap. Kegiatan : Penyuluhan Mengenai Makanan Bergizi dan Seimbang

PESERTA HADIR

Dokter Pendamping

Peserta PIDI

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi dibanding anak balita. Diperlukan
tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian
bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali waktu
makan, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan selingan. Perlu
ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir dengan baik dan menghindari hipoglikemi. Bila
jajan harus diperhatikan kebersihan makanan supaya tidak tertular penyakit tifoid, disentri, dan lainlain.
Anak sekolah sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan seorang anak oleh karena itu
diperlukan asupan makanan yang mengandung gizi seimbang, agar proses tersebut tidak terganggu.

PERMASALAHAN

Gizi menjadi masalah yang penting bagi anak sekolah, karena gizi bisa mencerdaskan anak. Anak yang
kekurangan gizi mudah mengantuk dan kurang bergairah yang dapat menganggu proses belajar di
sekolah dan menurun prestasi belajarnya, daya pikir anak juga akan kurang, karena pertumbuhan
otaknya tidak optimal. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai makanan bergizi sangat perlu diberikan
kepada orang tua.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka kami bermaksud mengadakan
penyuluhan gizi kepada orang tua terutama yang memiliki anak usia sekolah. Adapun materi yang
disampaikan pada penyuluhan ini diantaranya pengertian makanan bergizi, jenis makanan bergizi, dan
pembagian contoh makanan bergizi serta makanan berserat tinggi.

PELAKSANAAN

Penyuluhan gizi dilaksanakan di Puskesmas Niki-Niki. Adapun materi yang disampaikan pada penyuluhan
ini diantaranya pengertian makanan bergizi, manfaat makanan bergizi, dan contoh makanan bergizi
serta makanan berserat (fiber).

MONITORING & EVALUASI


Penyuluhan ini berjalan sebagaimana yang diharapkan. Namun tingkat pengetahuan peserta masih
kurang mengenai materi penyuluhan sebelum diadakannya penyuluhan. Hampir sebagian besar yang
hadir kurang mengetahui materi penyuluhan yang akan disampaikan. Namun setelah penyuluhan,
pengetahuan siswa tentang gizi dan makanan bergizi mulai meningkat. Hal ini ditunjukkan dari diskusi
dan tanya –jawab setelah materi disampaikan.

CATATAN PENDAMPING
F5 - Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Dokter Pendamping : ERWIN LEO

Judul Lap. Kegiatan : Pengobatan dan Pemberian Edukasi pada Keluarga Penderita Skabies

PESERTA HADIR

Dokter Pendamping

Peserta PIDI

Lain-lain

LATAR BELAKANG

Skabies adalah intestasi kulit manusia disebabkan oleh penetrasi parasit tungau Sarcoptes scabiei Var
hominis ke dalam epidermis. Skabies adalah masalah seluruh dunia dan segala usia , ras dan kelompok
sosial ekonomi yang rentan. Di Indonesia Skabies lebih dikenal dengan nama gudik, kudis, uduk, kerak,
penyakit ampere, dan gatal agogo. Faktor lingkungan mempercepat penyebaran meliputi kepadatan
penduduk, pengobatan yang terlambat kasus primer, dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
kondisi tersebut. Insiden yang lebih tinggi terjadi pada cdaerah dengan kepadatan penduduk, sering
berhubungan dengan benana alam, perang, depresi ekonomi dan tempat pengungsian. Skabies dapat
ditularkan langsung melalui kontak pribadi yang dekat, seksual atau lainnya, atau tidak langsung melalui
transmisi melalui benda-benda. Prevalensi lebih tinggi pada anak dan padaorang yang aktif secara
seksual. Pada umumnya intestasi penyebarannya terjadi antara anggota keluarga dan orang yang dekat.

PERMASALAHAN

Cara pengobatan skabies ialah seluruh anggota keluarga harus diobati. Penderita dianjurkan untuk
menjaga kebersihan dengan mandi secara teratur, seluruh pakaian, sprei, dan handuk yang digunakan
harus dicuci secara teratur bila perlu direndam dengan air panas. Begitu pula dengan seluruh anggota
keluarga yang berisiko tinggi utnuk tertular agar ikut menjaga kebersihan dan untuk sementara
menghindari kontak langsung.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Metode intervensi yang digunakan dengan tahapan berikut :

- Melakukan anamnesa.

- Melengkapi pemeriksaan fisik.

- Menyampaikan hasil pemeriksaan fisik.

- Menyampaikan hasil diagnosa, rencana terapi dan edukasi mengenai pengetahuan dasar mengenai
penyakit pencegahan dan pengendalian penyakit.
- Mengajak seluruh keluarga yang tinggal dalam satu rumah untuk ikut serta dalam pengobatan.

PELAKSANAAN

- Melakukan anamnesa.

- Melengkapi pemeriksaan fisik.

- Menyampaikan hasil pemeriksaan fisik.

- Menyampaikan hasil diagnosa, rencana terapi dan edukasi mengenai pengetahuan dasar mengenai
penyakit pencegahan dan pengendalian penyakit.

- Mengajak seluruh keluarga yang tinggal dalam satu rumah untuk ikut serta dalam pengobatan.

MONITORING & EVALUASI

Untuk menilai apakah masyarakat memahami intervensi yang diberikan maka perlu adanya monitoring.
Selain itu monitoring juga diperlukan untuk mengetahui apakah masyarakat menerapkan apa yang
sudah diberikan dalam kegiatan sehari-harinya. Monitoring dapat dilakukan dengan meminta pasien dan
keluarga untuk saling mengingatkan dan saling bekerjasama untuk sama-sama mengobati penyakitnya.

CATATAN PENDAMPING
F6 - Upaya Pengobatan Dasar

Dokter Pendamping : ERWIN LEO

Judul Lap. Kegiatan : Kunjungan Pasien Covid-19

PESERTA HADIR

Camat/ Lurah/ Perwakilan

Dokter Pendamping

Peserta PIDI

LATAR BELAKANG

Angka infeksi Covid-19 semakin tinggi di indonesia, beberapa cara dilakukan oleh pemerintah dari
tindakan promotif seperti sosialisasi 5M, pemberlakukan PSBB, tindakan preventif seperti pengetatan
protokol kesehatan, serta kuratif seperti kesiapan fasilitas rujukan Covid-19 beserta sumber daya
manusianya.

PERMASALAHAN

Salah satu fasilitas yang disediakan pemerintah adalah tempat untuk isolasi dan karantina pasien yang
terpapar Covid-19.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Dilakukan penjadwalan visitasi termasuk oleh PKM Niki-Niki, dimana dokter internsip ikut dilibatkan
dalam kunjungan langsung. Beberapa fasilitas yang disiapkan adalah APD berupa Hazmat, Faceshield,
Masker N95, Handscoon, Boots, kemudian obat-obatan standar gawat darurat, alat kesehatan
sederhana seperti termometer, tensimeter dan 1 unit Ambulance.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan visitasi dilakukan oleh 1 orang dokter, 1 orang perawat, ditemani driver ambulance.
Petugas medis diarahkan untuk mengunjungi setiap ruangan isolasi, bagi pasien yang akan pulang
dilakukan evaluasi apakah pasien dapat pulang atau tidak.

MONITORING & EVALUASI

Evaluasi jumlah pasien yang diperiksa, pasien yang tunda pulang, kondisi pasien baru serta inventaris
obat-obatan.

CATATAN PENDAMPING
F7 - Mini Project

Dokter Pendamping : ERWIN LEO

Judul Lap. Kegiatan : PELAKSANAAN KEWASPADAAN TRANSMISI PADA PELAYANAN KESEHATAN DI


PUSKESMAS NIKI-NIKI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19.

PESERTA HADIR

Kapuskes

Camat/ Lurah/ Perwakilan

Dokter Pendamping

Peserta PIDI

Lain-lain

LATAR BELAKANG

Indonesia hingga saat ini sudah menembus angka 463.007 untuk jumlah kasus positif covid 19 per 12
November 2020. Dimana 59,765 (12,91%) masih dirawat, 388.094 (83,82%) sembuh, dan sebanyak
15.148 (3,27%) dinyatakan meninggal. Sementara di Provinsi NTB per tanggal 12 November 2020
terdapat sebanyak 4355 pasien terkonfirmasi positif covid 19, dengan kasus sembuh sebanyak 3615
(83,01%), diisolasi 508 (11,66 %), dan meninggal 232 orang (5,32%). Untuk Kabupaten Sumbawa sendiri
termasuk ke dalam 5 besar kasus konfirmasi positif covid 19 di NTB, dengan temuan kasus infeksi per
tanggal 12 November 2020 sebanyak 345 kasus, dengan 90 (26,08 %) masih diisolasi, 237 (68,69%)
sembuh, dan 18 (5,22%) meninggal. Sedangkan untuk kecamatan Labuhan Badas terdapat sebanyak 48
kasus konfirmasi positif, dengan 13 orang diantara nya merupakan tenaga kesehatan di Puskesmas
Labuhan Badas Unit 1 Sumbawa per 12 November 2020 (Diskominfotik NTB, 2020). Tingginya angka
kejadian covid 19 di wilayah Niki-Niki mendorong penulis untuk mengangkat tema mini project tentang
“Pelaksanaan Kewaspadaan Transmisi di Puskesmas Niki-Niki sebagai Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Covid-19.”

PERMASALAHAN

1. Bagaimana pelaksanaan kewaspadaan transmisi pada pelayanan di Puskesmas Niki-Niki sebagai


upaya pencegahan dan pengendalian covid-19?

2. Apa kendala yang di hadapi dalam pelaksanaan kewaspadaan transmisi di Puskesmas Niki-Niki ?

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan
data secara sistemik, sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan sedangkan penelitian
eksploratif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru berupa
pengelompokan suatu gejala, fakta dan penyakit tertentu. Penelitian deskriptif eksploratif bertujuan
untuk menggambarkan keadaan suatu fenomena, dalam penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis tertentu tetapi untuk menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala atau keadaan.

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang datang ke Puskesmas Niki-Niki dan bersedia
mengisi kuesioner.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Adapun yang menjadi kriteria
Sampel yaitu masyarakat yang datang ke Puskesmas Niki-Niki yang bersedia mengisi instrumen
penelitian sehingga didapatkan sebanyak 19 responden.

PELAKSANAAN

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Niki-Niki dari tanggal 10 Januari – 10 Februari 2021.

MONITORING & EVALUASI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kewaspadaan transmisi di Puskesmas Niki-Niki sudah
cukup berjalan dengan baik, seperti antara lain skrinning di pintu masuk yang aktif, sudah seluruhnya
petugas memiliki barier fisik pada ruang pelayanan, sudah ada nya pengaturan posisi meja periksa yang
mencegah aliran udara dari pasien ke petugas, walaupun tidak adanya pemisahan pasien yang memiliki
gangguan sistem pernapasan dengan yang tidak, , dan tidak adanya ruang isolasi untuk pasien kasus
suspek. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kewaspadaan transmisi di Puskesmas Niki-Niki antara
lain kurangnya SDM yang ada, kurangnya sarana dan prasarana seperti ruangan untuk dilakukan
pemisahan pasien dan untuk ruang isolasi, serta kurang memadainya APD yang ada.

B. Saran

1. Bagi peneliti

a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang pelaksanaan kewaspadaan
transmisi di fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas.

2. Bagi Puskesmas

a. Adanya pemantauan dan evaluasi yang lebih ketat dalam pelaksanaan kewaspadaan transmisi,
tersedianya APD yang cukup, dibutuhkan ruangan yang lebih memadai.

b. Tetap dijalankan dengan baik sistem triage/skrining covid-19 di pintu masuk puskesmas dan
lebih di optimalkan kembali.

c. Optimalisasi tim PPI di Puskesmas.


d. Memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada para petugas kesehatan di Puskesmas untuk me-
referesh kembali tentang pentignya menjalankan kewaspadaan transmisi dalam pelayanan sebagai
upaya mencegah covid-19.

3. Bagi Dinas Kesehatan

a. Kolaborasi dengan Puskesmas dalam pengadaan APD yang memadai

b. Diharapkan dapat memfasilitasi Puskesmas dalam masalah ketersediaan ruangan yang memadai
di Puskesmas

CATATAN PENDAMPING

Anda mungkin juga menyukai