BAB I
PENDAHULUAN
Gizi buruk dan stunting menjadi faktor utama penyebab rendahnya kualitas kesehatan di
Indonesia (Pratama, C.D., 2020). Berdasarkan data dari World Health Organization yang
dirilis pada tahun 2019, menunjukkan bahwa Indonesia menjadi wilayah dengan angka
prevalensi gizi buruk dan stunting tertinggi keenam (36,4%) di regional Asia
Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR) (WHO, 2019).
Tak terkecuali provinsi Nusa Tenggara Barat, yang menduduki peringkat ke-5 dari seluruh
provinsi di Indonesia dengan kasus gizi buruk dan stunting terbanyak (Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan NTB dalam Renstra DIKES NTB tahun 2019-2023,
prevalensi gizi buruk di NTB menunjukkan kecenderungan meningkat tiap tahunnya. Selain
gizi buruk, masalah stunting juga menjadi persoalan serius. Merujuk pada data Hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2018), angka kejadian stunting di NTB sebesar 33,49%.
Lebih lanjut, dalam riset tersebut juga dikatakan bahwa 1 (satu) dari 3 (tiga) anak di NTB
rentan mengalami gizi buruk dan stunting (Riskesdas, 2018).
Terlebih lagi kabupaten Lombok Barat dengan kasus gizi buruk dan stunting terbesar ketiga
di NTB dengan persentase 22,71% di tahun 2021 (Yusuf, 2022). Selanjutnya, berdasarkan
penelitian Partiwi (2021) yang melakukan kegiatan pemantauan status gizi di kabupaten
Lombok Barat pada tahun 2020, menginformasikan bahwa prevalensi balita stunting sebesar
49,24% dari total 3222 balita yang diukur. Angka tersebut tergolong kelompok wilayah
kabupaten dengan prevalensi stunting sangat tinggi. Salah satu kecamatan di kabupaten
Lombok Barat dengan kasus gizi buruk dan stunting yang cukup besar adalah kecamatan
Sekotong. Pada tahun 2020, terdapat 49% balita mengalami gizi buruk dan 94 kasus stunting
di kecamatan ini. Lebih lanjut, berdasarkan data dari Puskesmas Pelangan Sekotong,
menunjukkan bahwa pada bulan November 2017, terdapat prevalensi BB/U gizi kurang
sebesar 26,8% dan sangat kurus 6,52%. TB/U stunting sebesar 56,52%, normal sebesar
43,47%, sangat pendek sebesar 2,17%, dan BB/TB kurus sebesar 8,69%, serta sangat kurus
sebesar 2,17% dari total 93 balita (Puskesmas Pelangan Sekotong Barat, 2017).
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan kepada kepala Puskesmas Sekotong
dan kader Puskesmas di lapangan, fenomena gizi buruk dan stunting yang terjadi di
kecamatan Sekotong, kabupaten Lombok Barat disebabkan oleh beberapa faktor yang saling
mempengaruhi. Faktor yang pertama adalah asupan gizi yang buruk pada ibu hamil atau
balita. Faktor yang kedua terletak pada risiko stunting yang dimulai sejak masa pra-konsepsi,
yaitu faktor yang berasal dari ibu. Para ibu kurang memiliki pengetahuan mengenai kesehatan
dan gizi sejak hamil sampai melahirkan. Menurut penelitian (Hafsah, et al, 2021)
menjelaskan fakta bahwa 78,4% ibu di NTB memiliki pengetahuan yang rendah tentang gizi.
Sebagian besar ibu yang memiliki tingkat pengetahuan gizi rendah memiliki balita yang
mengalami stunting dengan persentase mencapai 92,3%. Faktor ketiga, yaitu banyaknya
angka remaja yang menikah dini kemudian menjadi ibu dengan asupan gizi tidak mencukupi
kebutuhan. Dimana, menurut penelitian (Pratama dan Salat, 2021) menunjukkan kecamatan
Sekotong memiliki angka pernikahan dini tertinggi di kabupaten Lombok Barat, yakni
sebanyak 80 orang. Faktor keempat adalah ibu dan balita tinggal di tempat yang memiliki
akses ke air bersih dan sanitasi yang buruk, sehingga menyebabkan penyakit diare dan
cacingan yang mengganggu penyerapan konsumsi gizi. Faktor kelima adalah kurangnya
peran Posyandu dalam memberikan edukasi kepada para ibu mengenai pencegahan gizi
buruk dan stunting. Ditambah lagi Posyandu belum memiliki media yang tepat untuk
memberikan edukasi mengenai cara pencegahan gizi buruk dan stunting.
Berangkat dari permasalahan gizi buruk dan stunting serta melihat potensi pemanfaatan
platform mobile sebagai media pemenuhan kebutuhan gizi dan pencegahan stunting maka
penulis menawarkan gagasan GEASY: INOVASI APLIKASI PEMENUHAN
KEBUTUHAN GIZI DAN PENCEGAHAN STUNTING BERBASIS ANDROID DI
KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN LOMBOK BARAT. Aplikasi ini memiliki
fitur-fitur utama seperti informasi kandungan nutrisi makanan, edukasi pencegahan stunting,
penjadwalan waktu makan, artikel kesehatan, dan pemantauan kebutuhan gizi harian.
Diharapkan kedepannya aplikasi ini dapat dimanfaatkan oleh para ibu untuk mengatasi
permasalahan gizi buruk dan stunting, serta dapat dimanfaatkan oleh berbagai kalangan untuk
memenuhi kebutuhan gizi harian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana merancang dan membangun aplikasi pemenuhan kebutuhan gizi dan
pencegahan stunting berbasis Android ?
2. Bagaimana analisis keberlanjutan dan efektivitas aplikasi pemenuhan kebutuhan gizi
dan pencegahan stunting berbasis Android di kecamatan Sekotong kabupaten Lombok
Barat ?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
a. Dapat lebih mengetahui tentang pengembangan aplikasi berbasis mobile, khususnya
untuk pengembangan aplikasi di bidang kesehatan.
b. Dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan sehingga bermanfaat
bagi masyarakat umum.
2. Bagi Pengguna
a. Dapat memperoleh informasi mengenai gizi, cara mencegah stunting, dan kesehatan
dengan lebih mudah.
b. Dapat menggunakan aplikasi ini untuk memantau pemenuhan kebutuhan gizi harian,
menjadwalkan waktu makan, edukasi mencegah stunting, dan berbagai artikel
kesehatan untuk meningkatkan pola hidup sehat.
3. Bagi Pemerintah
a. Sebagai upaya membantu pemerintah dalam menekan angka gizi buruk dan stunting
melalui pemanfaatan teknologi informasi.
b. Dapat membantu pemerintah dalam mensosialisasikan pedoman gizi seimbang dan
cara mencegah stunting kepada masyarakat dengan harapan menciptakan budaya
hidup sehat di masyarakat.
1.5 Batasan Masalah
1. Pedoman yang digunakan bersumber dari Pedoman Gizi Seimbang 2019 yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2. Penilaian status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang sesuai dengan
standar antropometri yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
3. Pemantauan zat gizi difokuskan pada energi dan zat makro, yaitu karbohidrat, protein,
dan lemak.
4. Sistem informasi ini berbasis aplikasi mobile dan membutuhkan layanan internet
untuk mengakses aplikasinya.
5. Solusi yang dikembangkan diperuntukkan untuk ibu-ibu, baik dalam masa pra-
konsepsi, hamil, maupun pasca hamil, serta untuk usia remaja dan dewasa.
6. Penelitian ini hanya berfokus pada pengembangan aplikasi, sehingga tidak membahas
pengembangan model.
BAB II
TUJUAN
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang harus dipenuhi bagi setiap orang. Gizi
yang seimbang dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan dan kesehatan manusia (Sa’dah,
2014). Menurut Krisnasari (2010), Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas
sumber daya manusia. Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka
kematian tetapi juga menurunkan produktivitas, menghambat pertumbuhan sel"sel otak yang
mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dipahami bahwa gizi merupakan aspek utama
dalam kehidupan untuk memenuhi kualitas sumber daya manusia baik dari segi pertumbuhan,
kesehatan, produktivitas, serta mengaktifkan sel-sel otak untuk kecerdasan.
2. Stunting
Menurut Sutarto 2018, stunting atau perawakan pendek adalah suatu keadaan dimana
tinggi badan seseorang tidak sesuai dengan umur, yang menentukan adalah skor Z-indeks
tinggi badan menurut umur (TB/U-nya di bawah -2 SD (standar deviasi). Sedangkan menurut
Ramadhita 2020, stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U
dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut
berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/ stunted) dan <-3
SD (sangat pendek / severely stunted).
Bisa dikatakan bahwa anak yang mengalami stunting adalah anak yang tidak
mengalami pertumbuhan tinggi badan yang normal yang diakibatkan oleh asupan gizi yang
kurang, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Menurut Safitri L. dan Basuki S. (2020) dalam Murya (2014 ) menyatakan bahwa
Android adalah “sistem operasi berbasis linux yang digunakan untuk telepon seluler (mobile)
seperti telepon pintar (smartphone) dan komputer tablet (PDA).” lebih lanjut Supardi (2017 )
menyatakan bahwa Android adalah “sebuah sistem operasi perangkat mobile berbasis linux
yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi”. Definisi lain dari android menurut
Maiyana (2018 ) adalah Android merupakan sistem operasi yang dikembangkan untuk
perangkat mobile berbasis Linux. Pada awalnya sistem operasi ini dikembangkan oleh
Android Inc. yang kemudian dibeli oleh Google pada tahun 2005.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dipahami bahwa android merupakan
sebuah sistem operasi berbasis linux yang dikembangkan untuk perangkat mobile yang di
dalamnya terdapat sistem operasi, middleware, dan aplikasi yang digunakan untuk telepon
seluler (mobile) seperti telepon pintar (smartphone) dan komputer tablet (PDA).
4. Kecamatan Sekotong
Kecamatan Sekotong merupakan salah satu dari sepuluh Kecamatan yang ada di
Kabupaten Lombok Barat. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Lembar di
sebelah Utara, Kabupaten Lombok Tengah di sebelah Timur, lautan Indonesia di sebelah
Selatan serta Selat Lombok di sebelah Barat. Kecamatan Sekotong memiliki luas terbesar di
Kab. Lombok Barat dengan luas 330.45 atau setara dengan 50.2% luas Kabupaten Lombok
Barat yang secara administratif, Kecamatan Sekotong memiliki 9 Desa yang seluruhnya
memiliki sumberdaya bahari dengan jumlah penduduk sekitar 61.447 jiwa.
Menurut Rusliyawati dkk. (2020) Menjelaskan bahwa hal yang perlu diperhatikan
dalam pendekatan pada seorang ahli gizi untuk menanyakan rumus dan
menerapkannya pada aplikasi. Berikut rumus yang diterapkan pada aplikasi:
Rumus BMI= BB (kg) : TB2 (m). Interprestasi nilai BMI (Body Massa Index)
berikut: a) BMI < 17,0 = sangat kurus, b) BMI 17,0 - 18,4 = kurus, c) BMI 18,5 - 25,0
= normal, d) BMI 25,1 – 27,0 = gemuk, dan e) BMI > 27,0 = sangat gemuk.
TB – 100 kg)
BB aktual = .............. kg
Perhitungan kalori
Koreksi :
Aktivitas :
Berat Badan :
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Literatur-literatur bersumber dari jurnal, penelitian-penelitian, serta
buku penunjang yang berkaitan dengan pengolahan citra makanan,
convolutional neural network, dan machine learning, serta
penghitungan kualitas gizi.
b. Dataset yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu dataset latih dan dataset uji. Dataset yang digunakan berkaitan
dengan teknologi machine learning yang digunakan pada aplikasi.
Dataset yang digunakan adalah dataset makanan yang dapat diakses
secara public melalui Kaggle.com. Dataset digunakan untuk
mengembangkan model machine learning dengan metode convolutional
neural network guna menentukan kandungan nutrisi dan cara membuat
makanan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Aplikasi Geasy
Aplikasi Geasy merupakan aplikasi yang berbasis android yang dibuat dengan tujuan
memberi platform bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat agar lebih mudah melakukan
pemeriksaan kandungan nutrisi makanan, memeriksa kandungan nutrisi dalam tubuh melalui
makanan yang dikonsumsi, dan mengatur pola makan melalui fitur penjadwalan waktu
makan. Berikut flowchart aplikasi Geasy: