Anda di halaman 1dari 19

GEASY: INOVASI APLIKASI PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DAN

PENCEGAHAN STUNTING BERBASIS ANDROID DI KECAMATAN SEKOTONG


KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gizi buruk dan stunting menjadi faktor utama penyebab rendahnya kualitas kesehatan di
Indonesia (Pratama, C.D., 2020). Berdasarkan data dari World Health Organization yang
dirilis pada tahun 2019, menunjukkan bahwa Indonesia menjadi wilayah dengan angka
prevalensi gizi buruk dan stunting tertinggi keenam (36,4%) di regional Asia
Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR) (WHO, 2019).

Tak terkecuali provinsi Nusa Tenggara Barat, yang menduduki peringkat ke-5 dari seluruh
provinsi di Indonesia dengan kasus gizi buruk dan stunting terbanyak (Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan NTB dalam Renstra DIKES NTB tahun 2019-2023,
prevalensi gizi buruk di NTB menunjukkan kecenderungan meningkat tiap tahunnya. Selain
gizi buruk, masalah stunting juga menjadi persoalan serius. Merujuk pada data Hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2018), angka kejadian stunting di NTB sebesar 33,49%.
Lebih lanjut, dalam riset tersebut juga dikatakan bahwa 1 (satu) dari 3 (tiga) anak di NTB
rentan mengalami gizi buruk dan stunting (Riskesdas, 2018).

Terlebih lagi kabupaten Lombok Barat dengan kasus gizi buruk dan stunting terbesar ketiga
di NTB dengan persentase 22,71% di tahun 2021 (Yusuf, 2022). Selanjutnya, berdasarkan
penelitian Partiwi (2021) yang melakukan kegiatan pemantauan status gizi di kabupaten
Lombok Barat pada tahun 2020, menginformasikan bahwa prevalensi balita stunting sebesar
49,24% dari total 3222 balita yang diukur. Angka tersebut tergolong kelompok wilayah
kabupaten dengan prevalensi stunting sangat tinggi. Salah satu kecamatan di kabupaten
Lombok Barat dengan kasus gizi buruk dan stunting yang cukup besar adalah kecamatan
Sekotong. Pada tahun 2020, terdapat 49% balita mengalami gizi buruk dan 94 kasus stunting
di kecamatan ini. Lebih lanjut, berdasarkan data dari Puskesmas Pelangan Sekotong,
menunjukkan bahwa pada bulan November 2017, terdapat prevalensi BB/U gizi kurang
sebesar 26,8% dan sangat kurus 6,52%. TB/U stunting sebesar 56,52%, normal sebesar
43,47%, sangat pendek sebesar 2,17%, dan BB/TB kurus sebesar 8,69%, serta sangat kurus
sebesar 2,17% dari total 93 balita (Puskesmas Pelangan Sekotong Barat, 2017).

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan kepada kepala Puskesmas Sekotong
dan kader Puskesmas di lapangan, fenomena gizi buruk dan stunting yang terjadi di
kecamatan Sekotong, kabupaten Lombok Barat disebabkan oleh beberapa faktor yang saling
mempengaruhi. Faktor yang pertama adalah asupan gizi yang buruk pada ibu hamil atau
balita. Faktor yang kedua terletak pada risiko stunting yang dimulai sejak masa pra-konsepsi,
yaitu faktor yang berasal dari ibu. Para ibu kurang memiliki pengetahuan mengenai kesehatan
dan gizi sejak hamil sampai melahirkan. Menurut penelitian (Hafsah, et al, 2021)
menjelaskan fakta bahwa 78,4% ibu di NTB memiliki pengetahuan yang rendah tentang gizi.
Sebagian besar ibu yang memiliki tingkat pengetahuan gizi rendah memiliki balita yang
mengalami stunting dengan persentase mencapai 92,3%. Faktor ketiga, yaitu banyaknya
angka remaja yang menikah dini kemudian menjadi ibu dengan asupan gizi tidak mencukupi
kebutuhan. Dimana, menurut penelitian (Pratama dan Salat, 2021) menunjukkan kecamatan
Sekotong memiliki angka pernikahan dini tertinggi di kabupaten Lombok Barat, yakni
sebanyak 80 orang. Faktor keempat adalah ibu dan balita tinggal di tempat yang memiliki
akses ke air bersih dan sanitasi yang buruk, sehingga menyebabkan penyakit diare dan
cacingan yang mengganggu penyerapan konsumsi gizi. Faktor kelima adalah kurangnya
peran Posyandu dalam memberikan edukasi kepada para ibu mengenai pencegahan gizi
buruk dan stunting. Ditambah lagi Posyandu belum memiliki media yang tepat untuk
memberikan edukasi mengenai cara pencegahan gizi buruk dan stunting.

Berangkat dari permasalahan gizi buruk dan stunting serta melihat potensi pemanfaatan
platform mobile sebagai media pemenuhan kebutuhan gizi dan pencegahan stunting maka
penulis menawarkan gagasan GEASY: INOVASI APLIKASI PEMENUHAN
KEBUTUHAN GIZI DAN PENCEGAHAN STUNTING BERBASIS ANDROID DI
KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN LOMBOK BARAT. Aplikasi ini memiliki
fitur-fitur utama seperti informasi kandungan nutrisi makanan, edukasi pencegahan stunting,
penjadwalan waktu makan, artikel kesehatan, dan pemantauan kebutuhan gizi harian.
Diharapkan kedepannya aplikasi ini dapat dimanfaatkan oleh para ibu untuk mengatasi
permasalahan gizi buruk dan stunting, serta dapat dimanfaatkan oleh berbagai kalangan untuk
memenuhi kebutuhan gizi harian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana merancang dan membangun aplikasi pemenuhan kebutuhan gizi dan
pencegahan stunting berbasis Android ?
2. Bagaimana analisis keberlanjutan dan efektivitas aplikasi pemenuhan kebutuhan gizi
dan pencegahan stunting berbasis Android di kecamatan Sekotong kabupaten Lombok
Barat ?

1.3 Tujuan

1. Merancang dan membangun aplikasi pemenuhan kebutuhan gizi dan pencegahan


stunting berbasis Android.
2. Menganalisis keberlanjutan dan efektivitas aplikasi pemenuhan kebutuhan gizi dan
pencegahan stunting berbasis Android di kecamatan Sekotong kabupaten Lombok
Barat.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
a. Dapat lebih mengetahui tentang pengembangan aplikasi berbasis mobile, khususnya
untuk pengembangan aplikasi di bidang kesehatan.
b. Dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan sehingga bermanfaat
bagi masyarakat umum.
2. Bagi Pengguna

a. Dapat memperoleh informasi mengenai gizi, cara mencegah stunting, dan kesehatan
dengan lebih mudah.
b. Dapat menggunakan aplikasi ini untuk memantau pemenuhan kebutuhan gizi harian,
menjadwalkan waktu makan, edukasi mencegah stunting, dan berbagai artikel
kesehatan untuk meningkatkan pola hidup sehat.
3. Bagi Pemerintah
a. Sebagai upaya membantu pemerintah dalam menekan angka gizi buruk dan stunting
melalui pemanfaatan teknologi informasi.
b. Dapat membantu pemerintah dalam mensosialisasikan pedoman gizi seimbang dan
cara mencegah stunting kepada masyarakat dengan harapan menciptakan budaya
hidup sehat di masyarakat.
1.5 Batasan Masalah

Untuk menghindari kemungkinan melebarnya ruang lingkup masalah maka penelitian


ini dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Pedoman yang digunakan bersumber dari Pedoman Gizi Seimbang 2019 yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2. Penilaian status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang sesuai dengan
standar antropometri yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
3. Pemantauan zat gizi difokuskan pada energi dan zat makro, yaitu karbohidrat, protein,
dan lemak.
4. Sistem informasi ini berbasis aplikasi mobile dan membutuhkan layanan internet
untuk mengakses aplikasinya.
5. Solusi yang dikembangkan diperuntukkan untuk ibu-ibu, baik dalam masa pra-
konsepsi, hamil, maupun pasca hamil, serta untuk usia remaja dan dewasa.
6. Penelitian ini hanya berfokus pada pengembangan aplikasi, sehingga tidak membahas
pengembangan model.
BAB II
TUJUAN

1. Merancang dan membangun aplikasi pemenuhan kebutuhan gizi dan pencegahan


stunting berbasis Android.
Nusa Tenggara Barat menempati peringkat kelima untuk kasus gizi buruk dan
stunting di Indonesia dan Lombok Barat berada pada posisi terbesar ketiga di NTB.
Tingginya kasus gizi buruk dan stunting menunjukkan bahwa kesehatan masyarakat
khususnya balita di Lombok Barat sangat memprihatinkan. Menurut observasi dan
wawancara yang dilakukan kepada kepala Puskesmas Sekotong dan kader Puskesmas
penyebab gizi buruk dan stunting meningkat di Lombok Barat disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya minimnya akses air bersih, asupan gizi yang buruk pada ibu hamil
atau balita, tingginya angka remaja menikah dini kemudian menjadi ibu dengan asupan
gizi tidak mencukupi, pola asuh dan asupan gizi yang kurang baik, dan kurangnya
pemahaman orang tua mengenai pencegahan gizi buruk dan stunting. Dengan dirancang
dan dibangunnya aplikasi ini, diharapkan dapat membantu mencegah kasus gizi buruk
dan stunting di daerah Sekotong
2. Menganalisis keberlanjutan dan efektivitas aplikasi pemenuhan kebutuhan gizi dan
pencegahan stunting berbasis Android di kecamatan Sekotong kabupaten Lombok Barat.
Menganalisis keberlanjutan dan efektivitas perlu dilakukan untuk menilai performa
penggunaan dari aplikasi pemenuhan kebutuhan gizi dan pencegahan stunting di
kecamatan Sekotong. Selain menilai performa, analisis keberlanjutan dan efektifitas juga
dilakukan untuk melihat sejauh mana aplikasi ini dapat membantu mencegah gizi buruk
dan stunting di kecamatan Sekotong. Dengan dianalisisnya keberlanjutan dan efektifitas
aplikasi, diharapkan aplikasi pemenuhan gizi dan pencegah stunting dapat diaplikasikan
pada wilayah lain di Nusa Tenggara Barat atau di Indonesia.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Landasan Teori


1. Definisi Ilmu Gizi

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang harus dipenuhi bagi setiap orang. Gizi
yang seimbang dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan dan kesehatan manusia (Sa’dah,
2014). Menurut Krisnasari (2010), Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas
sumber daya manusia. Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka
kematian tetapi juga menurunkan produktivitas, menghambat pertumbuhan sel"sel otak yang
mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dipahami bahwa gizi merupakan aspek utama
dalam kehidupan untuk memenuhi kualitas sumber daya manusia baik dari segi pertumbuhan,
kesehatan, produktivitas, serta mengaktifkan sel-sel otak untuk kecerdasan.

2. Stunting

Menurut Sutarto 2018, stunting atau perawakan pendek adalah suatu keadaan dimana
tinggi badan seseorang tidak sesuai dengan umur, yang menentukan adalah skor Z-indeks
tinggi badan menurut umur (TB/U-nya di bawah -2 SD (standar deviasi). Sedangkan menurut
Ramadhita 2020, stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U
dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut
berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/ stunted) dan <-3
SD (sangat pendek / severely stunted).

Bisa dikatakan bahwa anak yang mengalami stunting adalah anak yang tidak
mengalami pertumbuhan tinggi badan yang normal yang diakibatkan oleh asupan gizi yang
kurang, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

3. Aplikasi Berbasis Android

Menurut Safitri L. dan Basuki S. (2020) dalam Murya (2014 ) menyatakan bahwa
Android adalah “sistem operasi berbasis linux yang digunakan untuk telepon seluler (mobile)
seperti telepon pintar (smartphone) dan komputer tablet (PDA).” lebih lanjut Supardi (2017 )
menyatakan bahwa Android adalah “sebuah sistem operasi perangkat mobile berbasis linux
yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi”. Definisi lain dari android menurut
Maiyana (2018 ) adalah Android merupakan sistem operasi yang dikembangkan untuk
perangkat mobile berbasis Linux. Pada awalnya sistem operasi ini dikembangkan oleh
Android Inc. yang kemudian dibeli oleh Google pada tahun 2005.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dipahami bahwa android merupakan
sebuah sistem operasi berbasis linux yang dikembangkan untuk perangkat mobile yang di
dalamnya terdapat sistem operasi, middleware, dan aplikasi yang digunakan untuk telepon
seluler (mobile) seperti telepon pintar (smartphone) dan komputer tablet (PDA).

4. Kecamatan Sekotong
Kecamatan Sekotong merupakan salah satu dari sepuluh Kecamatan yang ada di
Kabupaten Lombok Barat. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Lembar di
sebelah Utara, Kabupaten Lombok Tengah di sebelah Timur, lautan Indonesia di sebelah
Selatan serta Selat Lombok di sebelah Barat. Kecamatan Sekotong memiliki luas terbesar di
Kab. Lombok Barat dengan luas 330.45 atau setara dengan 50.2% luas Kabupaten Lombok
Barat yang secara administratif, Kecamatan Sekotong memiliki 9 Desa yang seluruhnya
memiliki sumberdaya bahari dengan jumlah penduduk sekitar 61.447 jiwa.

Gambar 3.1 Peta Wilayah Sekotong


5. Design Thinking
Design thinking adalah pendekatan yang berpusat pada manusia mulai dari
mengumpulkan informasi hingga menghasilkan solusi kreatif sebagai inovasi untuk
membuat rancangan yang mengintegrasi kebutuhan orang (Kelley & Brown, 2018).
Design thinking berorientasi pada tindakan, human sentris, terintegrasi tujuan masa
depan, dinamis dan konstruktif, serta mengedepankan empati (Syahrul, 2019). Konsep
design learning menggunakan pendekatan belajar sambil bekerja (learning by doing)
yaitu mengumpulkan informasi dengan observasi untuk mempelajari kebutuhan-
kebutuhan dari pengguna untuk selanjutnya dibuat solusi berdasarkan informasi yang
didapat. Proses design thinking adalah proses dinamis dimana perlu dilakukan proses
berulang untuk mendapat hasil yang tangible.
Menurut (Fauzi, 2019) proses design thinking dibagi menjadi tiga pilar penting yaitu
inspiration, ideation, dan implementation. Inspiration merupakan proses mengumpulkan
informasi untuk mengenali secara mendalam masalah yang diangkat dan memikirkan
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kemudian. Proses inspiration dilakukan
untuk menangkap permasalahan spesifik yang muncul dari pengamatan yang dilakukan.
Proses selanjutnya, ideation, dilakukan untuk mencari alternatif atau ide-ide baru dari
pengamatan yang telah dilakukan. Ide yang ditemukan kemudian dibuat prototype atau
model dari ide untuk mencari kelemahan dan kelebihan dari ide yang ditemukan.
Terakhir proses implementasi yaitu mewujudkan ide yang ditemukan dalam bentuk
prototype dan melakukan evaluasi pada prototype untuk menilai efektifitas ide yang
ditemukan.

Gambar 3.2 Proses Menyusun Design Thinking


6. 2.1.1 Konsep Perhitungan Status Gizi

Menurut Rusliyawati dkk. (2020) Menjelaskan bahwa hal yang perlu diperhatikan
dalam pendekatan pada seorang ahli gizi untuk menanyakan rumus dan
menerapkannya pada aplikasi. Berikut rumus yang diterapkan pada aplikasi:

1) Menghitung BMI (Body Massa Index)

Rumus BMI= BB (kg) : TB2 (m). Interprestasi nilai BMI (Body Massa Index)
berikut: a) BMI < 17,0 = sangat kurus, b) BMI 17,0 - 18,4 = kurus, c) BMI 18,5 - 25,0
= normal, d) BMI 25,1 – 27,0 = gemuk, dan e) BMI > 27,0 = sangat gemuk.

2) Menghitung kebutuhan kalori.

Nama : .......................... TB : ....................... cm

BB ideal = 90 % (TB – 100) kg = ................ kg

(Wanita < 150 cm, Pria < 160 cm : BB ideal =

TB – 100 kg)

a) BB minimal : BB ideal – 10% : .... kg

b) BB maksimal : BB ideal + 10% : .... kg

c) BB normal : BB min s/d BB mak (b s/d c)

BB aktual = .............. kg

Jenis = Laki-laki / Wanita

Kalori basal per kg BB = ......... Kalori

d) (laki-laki : 30 kal/kg, wanita : 25 kal/kg)


Umur : ............... tahun.

Perhitungan kalori

Kalori Basal = a x d = ... x ... = .... Kalori

Koreksi :

Umur > 40 th : - 5% x e = -5% x ... = - ..... Kalori

Aktivitas :

Ringan : + 20% x e = +20% x ..... = + .... Kalori

Sedang : + 30% x e = +30% x ..... = + .... Kalori

Berat : + 40% x e = +40% x ..... = + .... Kalori

Berat Badan :

Gemuk : -20% x e = -20% x ....... = - ........... Kalori

Kurus : +20% x e = +20% x ....... = + .......... Kalori

Bahasa Pemrograman Dart dan Framework Flutter

3.2 Penelitian Terkait


Pembuatan aplikasi pemenuhan kebutuhan gizi dan pencegahan stunting di kecamatan
Sekotong kabupaten Lombok Barat ini merujuk pada beberapa penelitian relevan yang
pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian sebelumnya akan digunakan sebagai referensi
pengembangan dan pembuatan sistem informasi ini.
Afra melakukan penelitian berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Mobile Pemantau Asupan
Gizi Harian Berbasis Android”. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun
aplikasi pada platform mobile sebagai pemantau asupan gizi harian berbasis Android yang
dapat diaplikasikan untuk mengetahui dan memantau asupan gizi harian berdasarkan
makanan yang dikonsumsi untuk membantu pengguna dalam menerapkan pola makan yang
sehat dan seimbang dengan lebih mudah. Daftar makanan akan diinputkan ke dalam sistem
sehingga dapat diketahui kandungan gizinya. Daftar makanan tersebut akan dibandingkan
dengan jumlah asupan gizi yang direkomendasikan untuk pengguna berdasarkan kriteria yang
ditentukan, yang terdiri dari umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan faktor
aktivitas. Penelitian ini menghasilkan aplikasi pemantau asupan gizi harian berbasis Android
yang mudah untuk digunakan dan berguna bagi pengguna. Hal tersebut terlihat dari hasil
pengujian UAT (user acceptance testing) dengan rata-rata persentase variabel kemudahan
penggunaan (ease of use) sebesar 89.73% dan variabel pencapaian kegunaan (usefulness)
sebesar 91.95%.
Lestari melakukan penelitian berjudul “Edukasi Gizi dengan Media Aplikasi Berbasis
Android untuk Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Hamil Tentang
Kekurangan Energi Kronik (KEK)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan,
memvalidasi, dan melihat efektivitas aplikasi berbasis android untuk meningkatkan
pengetahuan gizi, sikap, dan perilaku ibu hamil tentang Kekurangan Energi Kronik (KEK).
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah research and development (R&D) dengan
melibatkan ahli IT dan pakar gizi. Penelitian ini melibatkan 36 responden ibu hamil yang
dipilih melalui metode purposive sampling di wilayah kerja Puskesmas Meo-Meo kota
Baubau. Analisis data dalam proses validasi media aplikasi menggunakan teknik analisis
deskriptif kuantitatif dan untuk melihat efektivitas aplikasi terhadap peningkatan
pengetahuan, sikap, dan perilaku menggunakan uji McNamer. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa dengan menggunakan aplikasi, pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu
hamil terhadap KEK meningkat dengan persentase peningkatan masing-masing sebesar 72%,
78%, dan 39%.
Mubarak, dkk melakukan penelitian berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Posyandu
Stunting di Kabupaten Cilacap”. Penelitian ini bertujuan untuk membangun aplikasi sistem
informasi posyandu di wilayah kabupaten Cilacap untuk mengatasi permasalahan yang
dialami posyandu dalam mengatasi stunting. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah design thinking. Dengan menggunakan metode design thinking, dapat diketahui
rekomendasi kebutuhan fungsionalitas apa saja yang bisa dilakukan sistem informasi
posyandu. Kemudian, melalui metode design thinking ini pula dapat dihasilkan desain
antarmuka (interface) user friendly, mampu memberikan informasi yang dibutuhkan
pengguna, dan mudah dioperasikan, serta mampu memberikan informasi tambahan yang
mudah dipahami pengguna.
Ridwansyah, dkk melakukan penelitian berjudul “Perancangan UI/UX pada Aplikasi
Nutrizecom dengan Metode Design Thinking”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan desain UI/UX aplikasi Nutrizecom sebagai aplikasi pemesanan online
makanan sehat dan diet. Metode yang digunakan dalam merancang desain UI/UX aplikasi
adalah metode design thinking dengan tujuan membuat desain aplikasi yang diuji sesuai
dengan kebutuhan pengguna akhir. Hasil dari penelitian ini adalah prototype dan skenario
penggunaan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna akhir. Hal tersebut terbukti dari
pengujian yang dilakukan kepada 25 responden dengan cara memberikan prototype aplikasi
dan melakukan wawancara kepada responden mengenai prototype aplikasi tersebut.
Kemudian, didapatkan hasil pengujian dengan rincian 18 responden tertarik dengan
kemudahan pembelian makanan yang sehat melalui aplikasi dikarenakan memudahkan
pengguna dalam memesan dan melihat rincian pesanan di aplikasi.
Apriningrum, dkk melakukan penelitian berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Gizi Berbasis
Android Berdasarkan Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI)”. Penelitian ini bertujuan
untuk merancang aplikasi gizi TKPI berbasis android yang bermanfaat membantu masyarakat
agar mengetahui informasi gizi dan kebutuhan gizi yang harus dikonsumsi dalam bentukan
harian berdasarkan pedoman TKPI. Hasil pengujian didapatkan bahwa sebagian besar
responden memberikan respon suka dan sangat suka, baik pada tampilan desain, ukuran
gambar, struktur penilaian IMT, struktur penilaian konsumsi, kemudahan penilaian IMT,
penilaian konsumsi, kemudahan tingkat konsumsi, kesepakatan penilaian IMT, kecepatan
penilaian konsumsi, serta kecepatan tingkat konsumsi.
Noe’man dan Lubis melakukan penelitian berjudul “Perancangan Pembelajaran Gizi Ibu
Hamil Untuk Menanggulangi Kematian dan Cacat Pada Bayi Berbasis Android”. Penelitian
ini bertujuan sebagai media pembelajaran gizi pada ibu hamil untuk menanggulangi resiko
kematian dan cacat pada bayi berbasis android.Hasil penelitian didapatkan bahwa dengan
diterapkan aplikasi bisa menjadi media pembelajaran gizi ibu hamil ini juga dapat
memudahkan ibu hamil khususnya dalam mencari informasi mengenai gizi yang mereka
butuhkan selama masa kehamilan. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan penulis karena fokus pembahasan sama-sama terkait dengan bagaimana media atau
aplikasi yang kami rancang bisa memudahkan penggunanya dalam mencari informasi
mengenai gizi yang mereka butuhkan bedanya aplikasi kami tidak hanya berfokus pada ibu
hamil tapi keseluruh masyarakat baik muda tua maupun ibu hamil serta orang dewasa dan
remaja semua jenjang bisa menggunakan aplikasi kami guna mengetahui dan mencari
informasi mengenai gizi yang mereka butuhkan.
Pratiwi dan Restanty melakukan penelitian berjudul “Penerapan Aplikasi Berbasis Android
“Status Gizi Balita Terhadap Pengetahuan Ibu Dalam Pemantauan Status Gizi Anak Usia 12-
24 Bulan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur keterampilan ibu dalam penerapan
aplikasi berbasis android status gizi balita dalam pemantauan status gizi anak usia 12-24
bulan. Dari hasil penelitian ini diharapkan ada metode baru berbasis teknologi yang
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan ibu dalam pemantauan gizi balita. Penelitian ini
relevan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis karena melalui jurnal ini bisa menjadi
langkah awal menyusun sebuah metode berbasis teknologi yang dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat terkait bagaimana cara pemantauan gizi sendiri maupun anak atau
balita.
3.3 Tahap Penelitian
Penyusunan karya tulis ilmiah ini dilakukan dengan beberapa tahap yang bertujuan
untuk membantu proses berjalannya pembelajaran dan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dalam menyongsong era informasi.
Tahapan-tahapan penulisan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar diagram tahapan penelitian


Tahapan penelitian dimulai dari teori, yaitu mempelajari teori atau sumber-sumber
yang berkaitan dengan masalah yang diangkat pada penelitian wawasan atau dasar dalam
melakukan penelitian yang selanjutnya berkaitan dengan penentuan perumusan masalahnya.
Kemudian setelah mempelajari teori yang berkaitan dengan permasalahan dilakukan
pengumpulan data yang dibutuhkan untuk penelitian dengan dua cara yaitu studi pustaka dan
survey digital yang berupa survei untuk mengisi kuesioner penelitian. Data yang sudah
terkumpul nantinya akan dijadikan sebagai data latih maupun data yang akan di uji yang
selanjutnya akan dilakukan proses pembuatan model untuk dataset. Selanjutnya ada
pengembangan aplikasi melalui pengembangan android agar mudah di akses oleh semua
kalangan. Selanjutnya yang terakhir ada kesimpulan dan saran agar penelitian ini tetap
dilanjutkan oleh orang lain dan terus mengalami perkembangan.
3.4 Alat dan bahan
Alat dan bahan pada penelitian yang dilakukan berupa perangkat keras dan perangkat
lunak serta data-data yang dibutuhkan selama kegiatan adalah sebagai berikut.
1. Alat
Alat yang digunakan dalam proses penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini adalah komputer
dengan spesifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.1 Perangkat Keras

No Nama Perangkat keras Spesifikasi

1. Processor Intel (R) Core (TM) i3-6006U CPU


@ 2.00GHz (4CPUs), ~2.0GHz

2. Memory 12288 MB RAM

3. GPU Intel(R) HD Graphics 520


b. Perangkat lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Tabel Perangkat Lunak

No Nama Perangkat Lunak Spesifikasi

1. Operating System Windows 10 64-bit

2. Programming Language Dart dengan framework Flutter

3. Text Editor Visual Studio Code

2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Literatur-literatur bersumber dari jurnal, penelitian-penelitian, serta
buku penunjang yang berkaitan dengan pengolahan citra makanan,
convolutional neural network, dan machine learning, serta
penghitungan kualitas gizi.
b. Dataset yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu dataset latih dan dataset uji. Dataset yang digunakan berkaitan
dengan teknologi machine learning yang digunakan pada aplikasi.
Dataset yang digunakan adalah dataset makanan yang dapat diakses
secara public melalui Kaggle.com. Dataset digunakan untuk
mengembangkan model machine learning dengan metode convolutional
neural network guna menentukan kandungan nutrisi dan cara membuat
makanan.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini terdiri dari beberapa jenis dan teknik pengumpulan data
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat dan optimal.
Berikut jenis dan teknik pengumpulan data yang digunakan.
1. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung melalui metode
kuesioner. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi
langsung tentang gambaran keadaan pola makan, gizi, dan pengetahuan
masyarakat terkait kandungan nutrisi makanan yang dikonsumsi, serta
pendapat pengguna terhadap tampilan aplikasi Geasy. Kuesioner dilakukan
secara digital dengan memanfaatkan platform Google Formulir. Jumlah
responden sebanyak 112 orang dengan rentang usia 18-38 tahun.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil studi Pustaka dari
berbagai jurnal dan artikel ilmiah, serta website pemerintah yang relevan
dengan pokok permasalahan pada penelitian.
3. Studi kepustakaan guna mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan
berbagai macam material yang ada di platform online.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Aplikasi Geasy
Aplikasi Geasy merupakan aplikasi yang berbasis android yang dibuat dengan tujuan
memberi platform bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat agar lebih mudah melakukan
pemeriksaan kandungan nutrisi makanan, memeriksa kandungan nutrisi dalam tubuh melalui
makanan yang dikonsumsi, dan mengatur pola makan melalui fitur penjadwalan waktu
makan. Berikut flowchart aplikasi Geasy:

Gambar 4.1 Flowchart Aplikasi


Gambar 4.1 menampilkan alur penggunaan aplikasi Geasy dimulai dari pendaftaran dan
log in, kemudian pengguna dapat memilih fitur yang ingin digunakan sesuai kebutuhan.
Aplikasi akan menyimpan setiap informasi dan data pengguna pada database untuk
mengetahui bagaimana perkembangan kebutuhan gizi pengguna.
Kemudian, aplikasi ini terdiri dari beberapa fitur yang dirancang dengan konsep
membantu pengguna memenuhi kebutuhan gizi harian. Berikut fitur-fitur yang ada pada
aplikasi Geasy:
1. NutriCheck
Fitur NutriCheck merupakan fitur yang berbasis teknologi machine learning dengan
menggunakan metode convolutional neural network. Pengguna dapat mengetahui
kandungan nutrisi pada makanan dan mengetahui cara membuat suatu makanan bergizi.
Terkait dengan fitur yang mengimplementasikan machine learning dapat digunakan
dengan mudah oleh pengguna, yakni dengan cara mengambil gambar makanan, kemudian
dapat memeriksa kandungan nutrisi dan juga resep makanan tersebut. Selain itu,
pengguna juga dapat memanfaatkan fitur “Scan Barcode” pada kemasan makanan untuk
melihat kandungan nutrisi dan resep makanan tersebut. Berikut tampilan fitur ini.

Gambar 4.2 Fitur NutriCheck


Berdasarkan survei yang dilakukan, sebanyak 63,5% responden menyukai tampilan fitur
ini dan mengatakan tampilan fitur ini user friendly.
2. NutriTime
Fitur NutriTime merupakan fitur yang dapat membantu pengguna mengatur jadwal
makan sehingga membantu masyarakat untuk memiliki pola makan yang teratur.
Pengguna juga dapat menentukan menu makan sesuai rekomendasi aplikasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi pengguna. Dengan demikian, pengguna terbantu
untuk memenuhi kebutuhan gizi ideal. Berikut tampilan fitur ini.
Gambar 4.3 Fitur NutriTime
Berdasarkan survei yang dilakukan, sebanyak 62,2% responden menyukai tampilan fitur
ini dan mengatakan tampilan fitur ini user friendly.
3. NutriNews
Fitur NutriNews merupakan fitur yang bertujuan meningkatkan wawasan masyarakat
mengenai kesehatan dan gizi seimbang guna memaksimalkan Golden Moment yang
dihadapi. Seluruh berita dan artikel pada fitur ini dipilih dengan menggunakan
Application Programming Interface untuk menentukan kevalidan sebuah berita atau
artikel. Berikut tampilan fitur ini.
Gambar 4.4 Fitur NutriNews
Berdasarkan survei yang dilakukan, sebanyak 59,5% responden menyukai tampilan fitur
ini dan mengatakan tampilan fitur ini user friendly.
4. NutriShop
Fitur NutriShop merupakan fitur untuk memenuhi kebutuhan gizi pengguna, dimana
melalui fitur ini, pengguna dapat berbelanja segala kebutuhan kesehatan dan tentunya
membantu memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Berikut tampilan fitur ini.
Gambar 4.5 Fitur NutriShop
Berdasarkan survei yang dilakukan, sebanyak 62,2% responden menyukai tampilan fitur
ini dan mengatakan tampilan fitur ini user friendly.

4.2 Analisis Keberlanjutan dan Efektivitas Aplikasi

Anda mungkin juga menyukai