Anda di halaman 1dari 3

Nama : ARTIKA HANDAYANI HARAHAP

Nim : P01031220087
Kelas : DIV – 5C
Mata kuliah : JURNAL REVIEW

Sitasi latar belakang artikel (Efektivitas Aplikasi E-PPGBM Terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan, Perencanaan Tindakan Gizi Dan Perencanaan Program Gizi Di Kabupaten
Langkat Tahun 2022)

Latar Belakang
Pelayanan gizi masyarakat adalah suatu kegiatan atau pelayanan yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, dengan cara memperbaiki pola
konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan
gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Terdapat tiga beban
malnutrisi yang sedang dihadapi dunia saat ini yaitu gizi kurang, kelaparan terselubung, dan
berat badan berlebih. Data menemukan bahwan sepertiga anak balita masih mengalami
malnutrisi seperti bertubuh pendek , bertubuh kurus , dan juga berat badan berlebih.
Permasalah kesehatan ataupun masalah gizi sangat rentan dialami oleh anak
balita, sehingga kesehatan anak merupakan prioritas utama yang harus diperhatikan oleh
pemerintah, karena jika tidak sangat berdampak terhadap kualitas generasi bangsa untuk
masa yang akan datang. Maka kualitas gizi merupakan komponen yang sangat penting dan
harus dijaga karena memiliki peran sentral untuk mencapai 13 dari 17 tujuan pembangunan
berkelanjutan . Oleh karena itu, intervensi gizi harus dimulai sedini mungkin.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2021 dalam buku saku yang
telah diterbitkan dengan judul «Hasil Studi Kasus Gizi Indonesia Tingkat
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 2021» menyatakan bahwa jumlah persantase
anak yang mengalami stunting di Indonesia sebesar 24,4%, angka ini masih termasuk angka
yang sangat tinggi, dan masih diupayakan untuk mencapai target persentase stunting pada
tahun 2024 sebesar 14%. Target yang akan dicapai oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia pada tahun 2024 ini masih jauh mengingat angka pada tahun 2021 masih sangat
tinggi.
Secara khusus tingkat stunting yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara yang menjadi lokasi
populasi penelitian ini sebanyak 25,8% dari jumlah anak anak balita yang ada di Sumatera
Utara. Dalam susunan tingkatan kasus penderita stunting pada setiap wilayah provinsi di
Indonesia, Sumatera Utara terdapat pada urutan yang 14, hal ini jelas menunjukkan bahwa
Provinsi Sumatera Utara menjadi salah satu lokasi yang harus diperhatikan, dalam
mengurangi tingkat stunting. Pada Kabupaten Langkat tingkat balita yang mengalami
stunting sebesar 31,5% dari total seluruh balita yang ada di Kabupaten Langkat, angka ini
masih sangat tinggi. Sehingga sangat diperlukan tindakan yang baik dan tepat oleh
pemerintah daerah setempat untuk menekan angka stunting yang terjadi didaerah ini.
Kurus ataupun disebut wasting merupakan salah satu masalah yang harus diperhatikan oleh
pemerintah dan orangtua, karena wasting merupakan sebuah kondisi ketika seorang anak
memilki badan yang rendah sehubungan dengan tinggi badannya. Kondisi yang menyatakan
bahwa anak itu kurus yaitu memiliki berat badan rendah namun tinggi yang cukup. Hasil data
yang diolah pada Kabupaten Langkat, jumlah balita yang mengalami overweight berada
dibesaran 21,6% dari total balita yang disurvei. Angka ini merupakan angka yang masih
harus ditekan pemerintah untuk mencapai tujuan pemerintah dalam memperbaiki status gizi
anak balita. Fenomena overweight yang terjadi pada balita juga harus memiliki perhatian
khusus dari pemerintah untuk tetap memantau pola gizi yang diterima oleh balita untuk
pertumbuhan dan perkembangannya.
Pemerintah Indonesia dalam upaya mengatasi masalah gizi tersebut melakukan upaya melalui
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menetapkan kebijakan yang
komprehensif, meliputi pencegahan, edukasi, promosi dan penanggulangan balita gizi
kurang. Kemudian didalam Peraturan Kementrian Kesehatan No. 14 Tahun 2019 tentang
Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi, dalam Permenkes tersebut dijelaskan bahwa
pelaksanaan surveilans gizi menggunakan sistem informasi gizi berbasis teknologi informasi
yang disebut Sistem Informasi Gizi Terpadu atau disingkat Sigizi Terpadu. Sigizi Terpadu
merupakan suatu sistem terintegrasi untuk menghasilkan informasi status gizi dan kinerja
program gizi yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah gizi, serta sebagai bahan
pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan perbaikan gizi masyarakat . Dalam dunia
kesehatan, surveilans merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi kesehatan, baik
perorangan maupun komunitas. Sehingga surveilans gizi adalah proses pengamatan masalah
dan program gizi secara terus menerus baik situasi normal maupun darurat, meliputi :
pengumpulan, pengolahan, analisis dan pengkajian data secara sistematis serta
penyebarluasan informasi untuk pengambilan tindakan sebagai respons segera dan
terencana. .
Didalam pelaksanaan surveilans gizi, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
2017 meluncurkan suatu alat elektronik yang memudahkan proses pencatatan dan pelaporan
data gizi yaitu Sigizi Terpadu berupa elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis
Masyarakat , aplikasi ini merupakan modul yang digunakan untuk melakukan pencatatan
berbasis elektronik data individu sasaran secara lengkap dengan menginput nama dan alamat
yang bersumber dari posyandu. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansinya, tetapi
relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah
batasan penting pada publikasi laporan status gizi. Maka aplikasi e-PPGBM diharapkan
mampu mengolah data yang dibutuhkan dan dapat di publikasi dengan tepat waktu.
Hasil olahan data dari aplikasi e-PPGM diharapkan menjadi gambaran dasar dalam
perencanaan tindakan gizi. Secara umum perencanaan tindakan adalah kegiatan penyusunan
langkah-lagnkah operasional yang bertujuan untuk mencapai hasil-hasil yang telah
dirumuskan dalam strategi. Maka perencanaan tindakan gizi merupakan suatu kegiatan
operasional berupa langkah-langkah konkret dalam mengatasi masalah gizi dalam kurun
waktu relatif singkat.
Selain dari perencanaan tindakan gizi yang merupakan langakah mengatasi masalah gizi
jangka pendek, hasil dari olahan aplikasi e-PPGBM juga harus menyajikan gambaran yang
baik yang akan digunakan untuk perancangan program gizi. Dalam bidang manajemen, salah
satu fungsi awal manajemen adalah suatu perencanaan. Untuk melakukan suatu perencanaan
program diperlukan data dari berbagai sektor yang terlibat atau ada hubungan dengan
program yang akan dijalankan. Oleh karena itu, diperlukan pencarian data dan informasi serta
analisis yang lebih tepat agar mendapatkan prioritas masalah dan program yang
tepat . Perancangan program gizi merupakan upaya mengatasi masalah gizi secara jangka
Panjang. Perancangaan program gizi diharapkan menjadi dasar yang akan dikerjakan para
tenaga kesehatan terutama bidang gizi untuk menekan angka masalah gizi di Indonesia
(Kesehatan & Medan, n.d.)

Daftar Pustaka
Kesehatan, P., & Medan, K. (n.d.). Usulan Penelitian diajukan sebagai syarat untuk penulisan Skripsi
Program Studi Diploma IV di Jurusan Gizi.

Anda mungkin juga menyukai