net/publication/276091886
CITATIONS READS
4 893
2 authors, including:
Maryani Setyowati
Universitas Dian Nuswantoro Semarang
5 PUBLICATIONS 9 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Maryani Setyowati on 23 August 2018.
Abstract
Nutritional problems are still found in the region of the city, especially the problem of
malnutrition and poor nutrition for infants, it is associated with the management of
existing data on nutrition program Semarang City Health Office. Nutritional status of
children also have an important role in supporting the achievement of the Millennium
Development Goals (MDG’s) in Indonesia, especially for indicators of lower levels of
mortality. This research aims to generate mapping coverage nutritional status of children
in the city of Semarang in order to support the monitoring of nutritional status of children
in Community Nutrition Improvement Program in Semarang City Health Office in 2014.
This study used quantitative descriptive form with pendekataan cross-sectional, as well as
the methods used to development of information systems that SDLC or system Development
Life Cycle. which uses PHP application program with MySQL database and display the map
using Google Map, which can be accessed using a data communications network that is the
internet. The conclusions of this study is the mapping of the nutritional status of children
who are in the city of Semarang web based and uses google map are easy to use and can
monitor the achievement of the Society for Nutrition Improvement Program
111
Maryani Setyowati / Pemetaan Status Gizi Balita Dalam Mendukung Keberhasilan Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)
pangan tingkat rumah tangga, pengetahuan sakit dengan bantuan dana Program Asuransi
dan kemampuan ibu kurang dalam merawat Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin) atau
anaknya, adanya infeksi dan hygiene sanitasi JAMKESMAS dan APBD II (Dinas Kesehatan
rumah yang kurang. Hal ini didukung dengan Kota Semarang, 2012). Masalah gizi balita juga
penelitian tentang faktor langsung yang menjadi perhatian dari beberapa peneliti, salah
mempengaruhi status gizi balita yaitu tingkat satunya penelitian yang menunjukkan hasil
konsumsi energi dan protein untuk balita dan bahwa untuk mengatasi masalah gizi pada anak
merupakan salah satu faktor risiko underweight usia di bawah lima tahundibutuhkan kebijakan
pada balita (Rahim, 2014). yang terfokus memulihkan pertumbuhan
Kegiatan pemantauan untuk perbaikan dan statuskesehatan anak usia di bawah lima
gizi masyarakat dilaksanakan berdasarkan tahun dengan korelasi antara programgizi dan
hasil pencatatan dan pelaporan dari Program program lain, seperti kesehatan lingkungan
Perbaikan Gizi Masyarakat yang tercemin dan imunisasi. Selainitu, pemerintah
dari hasil penimbangan bayi dan balita setiap harus mengatur peranan posyandu sebagai
bulan yang dilakukan di posyandu dapat dilihat fasilitas yangmembantu pemerintah untuk
pada laporan puskesmas tahun 2012 di Kota meningkatkan status kesehatan masyarakat
Semarang yang menunjukkan jumlah Bayi Lahir (Sartika, 2012).
Hidup sebesar 27.448 bayi dan jumlah balita Laporan merupakan bentuk dari
yang ada (S) sebesar 110.694 balita, namun informasi yang dapat disajikan untuk masyarakat
masih saja ditemukannya kasus bayi dengan umum, sehingga untuk menghasilkan informasi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tahun yang berkualitas memerlukan suatu sistem
2012 sebanyak 165 bayi (0,6%) yang terdiri dari informasi yang baik, termasuk Dinas Kesehatan
71 bayi laki-laki dan 94 bayi perempuan. Hal Kota Semarang.Berdasarkan Keputusan
ini menjadi dasar untuk kegiatan pemantauan Menteri Kesehatan RI Nomor. 192/MENKES/
gizi balita terus dilaksanakan (Dinas Kesehatan SK/VI/2012 tentang Roadmap Rencana
Kota Semarang, 2012). Aksi Penguatan Sistem Informasi Kesehatan
Saat ini permasalahan gizi masih Indonesia yang mempunyai tujuan agar
ditemukan di Kota Semarang dan jumlahnya terselenggaranya Sistem Informasi Kesehatan
yang cenderung bertambah yaitu masalah gizi yang terintegrasi dengan memanfaatkan
kurang pada tahun 2012 sebanyak 1.091 balita teknologi informasi dan komunikasi oleh
dan masalah gizi buruk sebanyak 39 balita. Hal seluruh pemangku kepentingan baik di
ini sangat disebabkan karena pola makan balita tingkat Pusat dan Daerah sehingga proses
yang salah, faktor sosial ekonomi keluarga kerja menjadi lebih efisien dan transparan
sehingga mempengaruhi terhadap kemampuan sehingga mampu menciptakan informasi yang
membeli pangan keluarga khususnya balita, handal dalam mendukung pembangunan
adanya penyakit infeksi, hygiene sanitasi kesehatan, hal ini yang memacu Dinas
yang kurang, kemampuan ibu dan dukungan Kesehatan Kota Semarang mengembangan
keluarga yang kurang dalam merawat balita sistem informasi kesehatan termasuk dalam
baik dalam pemberian makanan maupun dengan mengacu pada Sistem Kesehatan
kesadaran untuk memantau pertumbuhan Nasional dan kebijakan-kebijakan pemerintah
sehingga adanya keterlambatan penanganan daerah dan pusat, dan juga dilaksanakan oleh
pada saat awal balita mengalami gangguan Program perbaikan gizi pada bidang Kesehatan
pertubuhan. Sedangkan kasus gizi buruk Keluarga Kota Semarang dengan menghasilkan
mengalami peningkatan sebesar 1,21% dari laporan tahunan kegiatan bidang Kesehatan
tahun 2011 yang berjumlah 26 kasus, padahal Keluarga Dinas Kesehatan Kota Semarang.
dari seluruh kasus gizi buruk tersebut juga Namun dalam pelaporan tersebut belum dapat
telah dilakukan intervensi khususnya upaya menampilkan wilayah kerja Dinas Kesehatan
perbaikan gizi masyarakat dalam bentuk Kota Semarang khususnya untuk melihat
kegiatan pemberian makanan tambahan adanya permasalahan gizi masyarakat Kota
pemulihan selama 180 hari, perawatan serta Semarang sehingga dapat mengakibatkan
pengobatan baik di puskesmas maupun rumah kesulitan bagi pihak Dinas Kesehatan Kota
112
KEMAS 10 (2) (2015) 110-121
Semarang untuk melakukan pemantauan ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:(1)
secara dini terhadap status gizi balita untuk Investigasi sistem, yaitu suatu tahapan atau fase
pencegahan kasus gizi kurang maupun buruk untuk mengidentifikasi masalah dan peluang
di masyarakat. Pengembangan sistem informasi dari suatu sistem informasi berdasarkan
gizi balita di Dinas Kesehatan Kota Semarang pertimbangan tujuan yang akan dicapai oleh
tidak terlepas dari kebijakan pemerintah, organisasi tersebut. Kegiatan ini dilakukan
dengan memperhatikan prinsip-prinsip untuk mengetahui permasalahan sistem
yaitu : pemanfaatan Teknologi Informasi dan informasi pada Program Gizi Dinas Kesehatan
Komunikasi (TIK), Keamanan dan kerahasiaan Kota Semarang yaitu belum adanya pemetaan
data, standarisasi, integrasi, kemudahan akses, status gizi balita. (2) Analisis sistem, yaitu suatu
keterwakilan, etika, integritas, dan kualitas fase yang melibatkan studi dari sistem yang
suatu sistem informasi.Hal ini sesuai dengan saat ini berlangsung dan proses kerjanya untuk
penelitian yang menunjukkan bahwa Sistem diidentifikasi dengan analisis SWOT untuk
Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan peningkatan sistem informasi. (3) Perancangan
berbagai penelitian untuk meningkatkan sistem, merupakan fase pengembangan
kesehatan masyarakat berdasarkan wilayah yang mendefinisikan bagaimana suatu
(Shaw, 2012). Tujuan dari penelitian ini yaitu sistem informasi dapat digunakan dan harus
menghasilkan pemetaan status gizi balita di dapat menyelesaikan permasalahan yang
wilayah Kota Semarang untuk mendukung ada. Perancangan yang dilakukan dengan
pemantauan status gizi balita pada Program menggunakan pemrogaman berbasis web
Perbaikan Gizi Masyarakat di Dinas Kesehatan dengan PHP.
Kota Semarang. Pengumpulan data dan informasi
dilakukan dengan metode berikut ini
Metode wawancara mendalam atau Depth Interview.
Wawancara dilakukan dengan user atau
Penelitian ini menggunakan rancangan pemakai sistem informasi yaitu: Ka.Sie Gizi
Deskriptif Kuantitatif dengan pendekatan cross- bidang Kesehatan keluarga Dinas Kesehatan
sectional, karena penelitian ini menyelidiki Kota Semarang, petugas pelaksana program
secara cermat sistem informasi pada program gizi, dan petugas gizi di puskesmas.
gizi yang ada di wilayah Kota Semarang dan Metode Observasi, metode ini dilakukan
mengelola data gizi balita. Penelitian ini dengan menggunakan pedoman observasi,
mempunyai variabel meliputi :input, status untuk mengamati tentang komponen-
gizi balita, proses, pemetaan berbasis web, komponen sistem informasi, berupa data,
informasi : cakupan status gizi balita, serta laporan, sarana prasarana, serta sumberdaya
pencapaian MDGs. Populasi penelitian ini manusia yang tersedia di Program Gizi bidang
berupa data status gizi balita yang mempunyai Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota
kriteria status gizi kurang hingga status gizi Semarang.
buruk yang ada di wilayah Kota Semarang. Metode Penelusuran Data Online, dalam
Sedangkan sampel penelitian berupa total hal ini peneliti mencari jurnal atau artikel
populasi, untuk pengambilan sampel dilakukan ilmiah tentang penelitian yang sejenis, serta
dengan teknik sampling menggunakan metode bahan untuk referensi.
non-acak sampling yaitu Judgment sampling Penafsiran hasil penelitian berupa
yaitu merupakan suatu bentuk pengambilan sistem informasi gizi Balita sudah terdapat peta
sampel dengan kriteria tertentu atau memakai yang menunjukkan wilayah yang mengalami
pertimbangan. permasalahan gizi balita, dan sebagai sistem
Penelitian ini menggunakan model peringatan dini untuk pencegahan status
pengembangan sistem informasi yaitu gizi balita kurang maupun buruk.Penarikan
SDLC (System Development Life Cycles) yang kesimpulan penelitian dengan terbentuknya
merupakan suatu siklus kehidupan dari sistem informasi gizi balita dalam bentuk
pengembangan sistem yang kegiatan saling peta per kecamatan di wilayah kerja Dinas
terkait dan berkesinambungan. Model SDLC Kesehatan Kota Semarang yang berkualitas
113
Maryani Setyowati / Pemetaan Status Gizi Balita Dalam Mendukung Keberhasilan Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)
dan memenuhi kebutuhan yaitu untuk alat data dan laporan gizi dari puskesmas. Sistem
pendukung kegiatan pemantauan status gizi Informasi yang berjalan saat ini belum dapat
balita untuk melihat pencapaian MDGs di menunjukkan gambaran tentang status gizi
wilayah Kota Semarang. balita dalam bentuk peta.
Analisis Sistem (system analysis),
Hasil dan Pembahasan kegiatan ini meliputi :
Perencanaan proyek (project planning),
Tahapan pengembangan sistem kegiatan ini dilakukan dengan membuat
informasi (SDLC), kegiatan ini meliputi dari persiapan dalam bentuk proposal dan membuat
beberapa tahapan untuk menghasilkan suatu jadwal untuk tahapan yang dilakukan untuk
bentuk rancangan sistem informasi yang baru pengembangan sistem, serta mendiskusikan
yang diterapkan di sie gizi Bidang Kesga Dinas dengan bagian pengelolaan data dan informasi
Kesehatan Kota Semarang.Adapun kegiatan Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk
yang dilakukan sebagai berikut : menentukan jenis atau bentuk sistem informasi
Studi pendahuluan (prelimary study), bagian gizi yang akan dibuat.
dilakukan untuk mengetahui adanya masalah, Penelitian sistem yang ada, didapatkan
peluang, dan arahan dari pengguna sistem bahwa sistem informasi di bagian gizi
informasi di sie gizi. Penemuan masalah Bidang Kesga sudah menggunakan sistem
dengan melakukan wawancara dan observasi komputerisasi.
di sie gizi Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kota Mendefinisikan masalah, didapatkan
Semarang, dari hasil wawancara ditemukan bahwa masalah yang dijumpai di bagian gizi
permasalahan dalam sistem informasi yaitu Bidang Kesehatan keluarga Dinas Kesehatan
belum adanya aplikasi untuk pengelolaan Kota Semarang yaitu belum adanya aplikasi
data dan informasi khususnya dalam bentuk pengolahan data gizi balita untuk memantau
pemetaan. Wawancara juga dilakukan di status gizi balita yang ada di wilayah Kota
bagian sistem informasi Bidang PKPKL DKK Semarang, karena pihak Dinas Kesehatan Kota
Semarang untuk mendapatkan informasi Semarang menerima laporan dari puskesmas
atau sebagai pendukung untuk permasalahan di wilayah kerjanya, dan menggunakan laporan
yang ada. Peluang untuk dibuatnya Pemetaan tersebut untuk diolah menjadi laporan Program
Cakupan Status gizi Balita berbasis wilayah di Gizi yang masih manual.
Kota Semarang seuai dengan kegiatan yang Analisis sistem, kegiatan ini meliputi :
ada di sie Gizi bagian Kesga DKK Semarang (1) Mempelajari dan menganalisis keberadaan
yaitu pencapaian Program Perbaikan Gizi sistem informasi gizi balita di bagian gizi
masyarakat dengan sasaran pada balita, yang Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kota Semarang
didukung adanya sumber daya yang tersedia di yang berjalan saat ini, didapatkan bahwa
sie Gizi bagian Kesga DKK Semarang berupa sistem informasi gizi memiliki input atau
perangkat keras berupa komputer, perangkat masukan berupa data Register kohort bayi,
lunak, dan petugas yang terlibat dalam kegiatan register kohort balita, rekap hasil operasi
ini. Kegiatan ini juga didukung dengan timbang (TB/U) balita, rekap hasil operasi
adanya arahan atau instruksi dari pengguna timbang (BB/U) balita, rekap hasil timbang
sistem yaitu Ka.sie Gizi bagian Kesga dengan (BB/PB atau BB/TB), rekap kinerja puskesmas.
mendukung adanya pemetaan cakupan status Untuk proses atau pengolahan data sudah
gizi balita berdasarkan adanya laporan yang menggunakan komputer tetapi belum ada
dibutuhkan oleh Sie Gizi bagian Kesga DKK aplikasi pengolahan data secara otomatis.
Semarang.Berdasarkan identifikasi masalah Sedangkan output atau keluaran yang dihasilkan
sistem informasi yang ada di sie Gizi bagian berupa laporan penjaringan balita kurang gizi,
Kesga DKK Semarang ditunjukan dalam bentuk laporan pemberian PMT gizi balita gizi buruk,
gambaran Sistem Informasi gizi balita sie Gizi laporan pemberian PMT gizi kurang, laporan
bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan pemberian PMT ibu hamil KEK dari keluarga
Kota Semarang saat ini belum memiliki miskin, laporan balita BGM-gizi buruk dan gizi
aplikasi secara khusus untuk pengelolaan kurang, laporan inisiasi menyusui dini,laporan
114
KEMAS 10 (2) (2015) 110-121
kinerja puskesmas Program perbaikan gizi karena itu alternatif tersebut dipilih sesuai
masyarakat; (2) Analisis terhadap sistem kebutuhan pengguna sistem.(3) Pemilihan
informasi gizi balita yang akan dirancang, sistem operasi sistem informasi yang baru :
dengan membuat sistem informasi berbasis sistem operasi untuk sistem informasi yang
web dengan pemrograman PHP dan data base baru dengan menggunakan Windows, karena
My SQL dan menghasilkan peta dengan google komputer yang ada di Sie Gizi bagian Kesga
map; (3) Analisis perangkat keras (hardware) DKK Semarang sudah menggunakan sistem
yang digunakan untuk penerapan sistem operasi Windows, dan bersifat user friendly.(4)
informasi gizi balita, yaitu perangkat keras Pemilihan User atau pengguna sistem informasi
yang ada di Bidang Kesehatan Keluarga Dinas yang baru : alternatif pemilihan pengguna
Kesehatan Kota Semarang berupa komputer dalam sistem informasi berupa pemetaan ini
sebanyak 3 (tiga) buah, dan laptop sebanyak 6 adalah multi user, dengan jaringan komunikasi
(enam) buah. data yang memungkinkan adanya komunikasi
Analisis Kebutuhan sistem, yaitu data antara puskesmas dengan sie Gizi bagian
mengidentifikasi kebutuhan informasi yang Kesga DKK Semarang.(5) Pemilihan Tools
diperlukan oleh Ka.sie.Gizi Bidang Kesehatan sistem informasi yang baru : tools yang dipakai
Keluarga, staff atau pelaksana Program Gizi, dan untuk membangun sistem informasi bentuk
staff atau pengelola data dan informasi Bidang pemetaan adalah PHP dengan basis data
PKPKL Dinas Kesehatan Kota Semarang, menggunakan My SQL dan google map untuk
yang didapatkan hasil bahwa laporan yang tampilan petanya.
dibutuhkan sesuai laporan yang ada saat ini. Sistem rancang bangun, kegiatan ini
Analisis Keputusan, pada tahap ini dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk
terdapat beberapa solusi alternatif yang aplikasi yang akan dibuat dan pemrograman
akan dipilih untuk memenuhi kebutuhan yang digunakan untuk sistem informasi gizi
sistem yang baru, dengan tujuan yaitu balita ini.
mengidentifikasi kandidat solusi, menganalisis Desain atau perancangan sistem
kandidat solusi, sesuai kelayakannya dan :Kegiatan ini meliputi perancangan Sistem
merekomendasikan sebagai kandidat sistem Informasi Balita yang berbasis wilayah
yang akan dikembangkan. Alternatif pemilihan dengan menggunakan bantuan tools berupa
solusi yang ada pada pemetaan cakupan status Ms. Visio untuk menggambarkan bentuk
gizi balita berbasis wilayah di sie Gizi bagian context diagram (CD) dan Data Flow Diagram
Kesga DKK Semarang yaitu :(1) Pemilihan (DFD), serta Program PHP dan MySQL untuk
Model pengembangan Sistem Informasi yang desain input, desain output, serta basis data.
baru berupa pemetaan, model yang dipilih Tahapan perancangan sistem informasi berupa
dengan pendekatan yang dimulai dari Ka.sie Pemetaan Cakupan Status Gizi Balita dalam
Gizi bagian Kesga DKK Semarang untuk mendukung Pencapaian MDG’s tahun 2015,
menganalisis kebutuhan informasi berdasarkan dengan tahapan kegiatan berupa Perancangan
kebijakan sie Gizi bagian Kesga, dengan sasaran Model Sistem, meliputi :
dan kebijakan berupa Program Perbaikan Tujuan dari perancangan model sistem
Gizi Masyarakat, selanjutnya turun ke tingkat ini adalah pengembangan sistem informasi
bawah yaitu staf sie Gizi bagian Kesga DKK status gizi balita dalam bentuk pemetaan yang
Semarang. Proses pendekatan ini dilakukan memberikan kemudahan untuk penyajian
untuk menentukan model, output, input, basis informasi untuk mendukung keberhasilan
data, dan prosedur operasi.(2) Pemilihan pencapaian MDG’s tahun 2015 bagi sie Gizi
perangkat lunak pengembangan sistem yang bagian Kesga DKK Semarang. Adapun sasaran
baru : pada pengembangan sistem informasi yang akan dicapai dengan diterapkannya sistem
program gizi balita dipilih alternatif untuk informasi ini adalah :kemudahan dan kecepatan
membuat aplikasi program berupa pemetaan dalam pengelolaan data dan informasi gizi
cakupan status gizi balita berbasis wilayah, balita; keamanan dan keakuratan data terjamin;
dengan pertimbangan bahwa aplikasi program kemudahan dalam melakukan analisis untuk
tersebut belum ada di DKK Semarang, oleh pengambilan keputusan; kemudahan dalam
115
Maryani Setyowati / Pemetaan Status Gizi Balita Dalam Mendukung Keberhasilan Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)
Puskesmas
1.0
Pelaporan Program
Gizi
2.0
Pendataan status gizi
balita
1
N
BALITA Menimbang PUSKESMAS
Gambar 2
116
KEMAS 10 (2) (2015) 110-121
Petugas
id_petugas (*)
id_puskesmas (*)
user_id
nama
password
Puskesmas
id_puskesmas (*)
namapus
alamatpus
kelurahan Map
kecamatan id_map (*)
kodepos id_puskesmas
telp id_balita
jmlposyandu namapus
lat alamatpus
lng kelurahan
kepalapus kecamatan
type kodepos
telp
lat
lng
tipe
Balita
id_balita (*) Timbang
id_puskesmas
nama_balita id_timbang (*)
jenkel id_balita
tmplahir id_puskesmas
tgllahir id_petugas
bblahir tgltimbang
lilalahir bb
likalahir tb
namaortu lila
alamat
pekerjaan
kategori
lat
lng
117
Maryani Setyowati / Pemetaan Status Gizi Balita Dalam Mendukung Keberhasilan Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)
Balita: Tampilan peta cakupan status gizi beberapa parameter. Parameter adalah ukuran
balita dapat dilihat dengan mengakses alamat : tunggal dari tubuh manusia, antara lain:
localhost/puskesmas_2/data. umur, berat badan (BB), tinggi badan (TB),
Penelitian ini dilakukan untuk lingkar lengan atas (LILA), lingkar kepala,
memetakan cakupan status gizi balita yang lingkar dada, lingkar pinggul, dan lemak di
terdiri dari status gizi baik, status gizi kurang bawah kulit. Parameter yang digunakan dalam
dan status gizi buruk berdasarkan wilayah penelitian ini adalah umur, BB, dan TB. Umur
kerja puskesmas di Kota Semarang berdasarkan merupakan faktor penting dalam penentuan
standar Kategori dan ambang batas Status gizi status gizi, karena kesalahan penentuan umur
anak berdasarkan indeksBerat badan menurut akan mengakibatkan kesalahan interprestasi
umur (BB/U) anak umur 0 – 60 bulan. status gizi. Hasil pengukuran BB dan TB yang
Keterbatasan penelitian ini yaitu hasil pemetaan akurat akan menjadi tidak berarti bila tidak
cakupan status balita di wilayah Kota Semarang disertai penentuan umur yang tepat. Penelitian
belum diukur dengan standar Kategori dan yang sejenis telah dilakukan pada tahun 2013
ambang batas status gizi anak berdasarkan dengan tentang Sistem Informasi Status Gizi
indeks yang lainnya.Menurut buku Penilaian balita dengan metode antropometri berbasis
Status Gizi, didapatkan bhawa Status gizi dapat web yang menghasilkan grafik Fusion Chart di
diartikan sebagai keadaan kesehatan individu- Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat.
individu atau kelompok yang ditentukan Program Perbaikan Gizi Masyarakat
oleh derajat kebutuhan fisik, energi dan zat- yang dilaksanakan oleh Sie Gizi bidang
zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan Kesga DKK Semarang merupakan program
makanan yang dampak fisiknya diukur secara rutin yang mempunyai jadwal maupun biaya
antropometri. Secara umum, status gizi dapat yang telah dibuat perencanaannya, sehingga
dikatakan sebagai fungsi kesenjangan gizi, kegiatannya dapat dilakukan pemantauan,
yaitu selisih antara konsumsi zat gizi dengan termasuk kegiatan untuk pembuatan peta
kebutuhan zat gizi tersebut.Penilaian status gizi cakupan Masyarakat kurang gizi, hal ini
dapat menggunakan cara antropometri dimana sesuai dengan pembuatan peta atau Sistem
Antropometri gizi berhubungan dengan Informasi Geografis Status gizi Balita ini untuk
berbagai pengukuran dimensi tubuh dan mendukung kegiatan tersebut, salah satunya
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur untuk mengetahui cakupan status gizi balita
dan tingkat gizi. Antropometri sebagai indikator yang terdiri dari kategori Status gizi balita Baik,
status gizi dilakukan dengan mengukur Kurang, dan Buruk. Program perbaikan gizi
118
KEMAS 10 (2) (2015) 110-121
dilakukan sesuai dengan Peraturan Presiden kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya
Republik Indonesia nomor 42 tahun 2013 berisi perlu dukungan dari sumber daya termasuk
tentang upaya bersama antara pemerintah dan untuk pengelolaan data dan informasi sehingga
masyarakat melalui penggalangan partisipasi dibuatnya pemetaan cakupan status gizi balita
dan kepedulian pemangku kepentingan secara dapat mendukung kinerja dari Program
terencana dan terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat.Berdasarkan
perbaikan gizi masyarakat prioritas pada seribu laporan pencapaian tujuan Pembangunan
hari pertama, yang bertujuan percepatan Milenium atau MDGs di Indonesia pada
perbaikan gizi masyarakat prioritas pada seribu tahun 2011, disebutkan yaitu sesuai Tujuan 1
hari pertama kehidupan dan meningkatkan : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
komitmen pemangku kepentingan untuk yang berupa Upaya penanggulangan
memberikan perlindungan dan pemenuhan gizi kemisikinan di Indonesia menunjukkan
masyarakat serta memperkuat implementasi kemajuan yang berarti dan ini sudah sesuai
konsep program gizi yang bersifat langsung dengan target MDGs yang ditunjukkan dengan
dan tidak langsung. Salah satu sasaran dari menurunnya proporsi penduduk yang hidup
program perbaikan gizi yaitu balita, yang di bawah garis kemiskinan nasional dari
merupakan kelompok rentan dari kasus kurang 15,10% (tahun 1990) menjadi 12,49% (tahun
gizi, dan balita perlu adanya pertumbuhan dan 2011) dan indeks Kedalaman kemiskinan dari
perkembangan dalam kehidupannya, hal ini 2,70 menjadi 2,08 pada periode yang sama
sesuai Program Gizi Anak yang dilakukan di (Bappenas, 2012). Hal ini sejalan dengan
Negara Amerika Serikat yaitu adanya perbaikan penelitian tentang pencapaian MDG’s tujuan
program gizi anak dengan membuat beberapa ke 4 untuk meningkatkan kesehatan Ibu
strategi untuk keamanan gizi anak di Negara maternal dan anak di Democratic Republic of
tersebut (Kennedy, 2001). Congo (DRC) yang masih ditemukan masalah
Hasil penelitian ini menghasilkan malnutrisi pada balita yang mempengaruhi
pemetaan cakupan status gizi balita di wilayah pencapaian MDG’s.(Ngianga, 2011 )
Kota Semarang yang meliputi status gizi balita Pembuatanpeta cakupan dengan
baik, status gizi balita kurang, dan status gizi menerapkan metode SDLC (System
balita buruk, dari data hasil penimbangan Development Life Cycle) yaitu suatu Siklus
di puskesmas Kota Semarang, yang dapat Hidup Pengembangan Sistem merupakan
digunakan untuk memantau status gizi balita suatu bentuk yang digunakan untuk
sebagai salah satu kegiatan rutin yang dilakukan menggambarkan tahapan utama dan langkah-
di Program Gizi Bidang Kesehatan Keluarga langkah di dalam tahapan tersebut dalam proses
Dinas Kesehatan Kota Semarang yaitu untuk pengembangannya (Jogiyanto, 2005),mulai dari
menjaring status gizi balita yang buruk dalam studi pendahuluan sampai dengan perancangan
rangka mendukung pencapaian keberhasilan sistem informasi dengan dihasilkannya
MDG’s 2015 untuk menanggulangi kemiskinan bentuk input data dan pemetaannya, hal yang
dan kelaparan dan menurunkan angka sama juga dilakukan dengan penelitian yang
kematian anak.Hal ini sejalan dengan penelitian menghasilkan media informasi pemanfaatan
tentangsistem informasi berbasis SIG (Sistem sistem informasi geografi untuk analisis spasial
Informasi Geografis) sangat mendukung status gizi balita yang disajikan secara lebih
kegiatan dalam pemantauan status gizi dan menarik, lengkap dan dapat memberikan
dapat digunakan untuk menyusun kebijakan gambaran informasi mengenai peta status gizi
kesehatan dan perencanaan kesehatan status balita. Pengembangan system dalam penelitian
gizi terutama dalam hubungannya dengan ini yaitu sistem informasi geografis yang
pengalokasian sumber daya di tingkat dihasilkan dapat mendukung kegiatan dalam
kabupaten (Mutalazimah, 2009). manajemen yaitu mendukung pemantauan
Adanya penetapan indikator MDGs status gizi balita dari Program Gizi Bidang
tahun 2015 menjadikan Indonesia khususnya Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota
Dinas Kesehatan Kota Semarang yang Semarang, dan dalam pembuatan sistem
bertanggung jawab dalam peningkatan informasi geografis juga memerlukan biaya atau
119
Maryani Setyowati / Pemetaan Status Gizi Balita Dalam Mendukung Keberhasilan Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)
modal yang cukup besar karena menggunakan pengoperasiannya, serta sudah sesuai dengan
teknologi informasi yaitu program berbasis rancang bangun yang harus disiapkan dengan
web yang dihubungkan dengan google map, memenuhi komponen-komponen sistem
serta orang yang terlibat dalam pengembangan informasi meliputi menu input data balita,
sistem ini juga merupakan orang yang terdidik data puskesmas, data timbang, data wilayah.
hal ini sesuai dengan sumber daya manusia yang Untuk simpanan data atau database dengan
dimiliki oleh Program Gizi Bidang Kesehatan menggunakan program MySQL. Prosedur yang
Keluarga Dinas Kesehatan Kota Semarang, yang diterapkan sesuai dengan kebijakan dari Dinas
mempunyai latar belakang pendidikan formal Kesehatan Kota Semarang untuk program
yaitu Sarjana Kesehatan Masyarakat, Diploma gizi Bidang Kesehatan Keluarga, sedangkan
III Gizi dan SLTA, sehingga dari proses sampai informasi yang dihasilkan merupakan bentuk
penerapan sistem tidak ditemukan kendala dari pemetaan cakupan status gizi balita dengan
pihak pengguna sistem. tampilan secara menarik dan bisa dilakukan up-
Penelitian ini yang menghasilkan sistem date atau terbaruan data,dan orang-orang yang
informasi geografis yang bertujuan untuk terlibat meliputi petugas puskesmas dan petugas
dapat memudahkan untuk menginputkan data program gizi Bidang Kesehatan Keluarga Dinas
Balita, data timbang atau transaksi dan data Kesehatan Kota Semarang. Sehingga dapat
puskesmas berbasis web dengan menggunakan dinyatakan bahwa pemetaan cakupan status
program PHP dan basis data MySQL, sehingga gizi balita sesuai dengan tujuan dari Program
memudahkan bagi Sie Gizi bagian Kesga DKK Gizi dalam mendukung pengolahan transaksi,
Semarang dalam melakukan pemantauan pelaporan manajemen dan mendukung
Program Perbaikan Gizi Masyarakat khususnya keputusan yang dilakukan oleh manajemen,
untuk sasaran balita, yang termasuk kelompok termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak
rentan gizi, karena balita masih memerlukan dilakukan oleh komputer.Adanya penelitian
gizi baik dalam masa pertumbuhan dan yang mendukung bahwa pengembangan sistem
perkembangannya sehingga dapat dicegah informasi geografis diperlukan pengelolaan
adanya kasus gizi buruk yang merupakan salah data wilayah yang akurat dan juga infrastruktur
satu masalah dalam kesehatan. Hal ini sejalan data kesehatan spasial secara interoperabilitas
dengan penelitian tentang daerah positive atau berbasis web yang dapat bermanfaat untuk
deviance sebagai rekomendasi model perbaikan mengatasi masalah malnutrisi.
gizi, yaitu usaha perbaikan gizi jangka pendek Perbedaan sistem informasi gizi
dengan memberdayakan potensi masyarakat balita yang saat ini berjalan dengan yang
yang dimiliki terutama bidang sosial-budaya, dikembangkan yaitu sistem informasi status gizi
meliputi aspek organisasi kemasyarakatan, yang dikembangkan sudah memiliki bentuk
pengetahuan dan bahasa, mata pencaharian, peta dalam penyajian informasinya sehingga
serta teknologi dan peralatan (Handayani, dapat memudahkan bagi pihak Sie Gizi bagian
2012). Kesga untuk melakukan pemantauan cakupan
Perancangan sistem merupakan tahapan status gizi balita di wilayah kerjanya yaitu
yang dilakukan dalam penelitian ini, karena Kota Semarang.Kebutuhan informasi penting
tujuan dari perancangan atau desain sistem untuk mendukung kegiatan manajemen dan
yaitu untuk memenuhi kebutuhan kepada sebagai dasar pengambilan keputusan oleh
pemakai sistem dan untuk memberikan pihak manajer, sehingga diperlukan suatu
gambaran yang jelas dan rancang bangun yang informasi yang mempunyai kualitas, sebagai
lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli- berikut : (a) Relevansi, yaitu berkaitan langsung
ahli teknik lainnya yang terlibat. (Jogiyanto, dengan masalah yang ada. (b) Akurasi atau
2005). Hal ini juga dilakukan dalam penelitian keakuratan, idealnya semua informasi harus
ini, dengan membuat rancangan yang mudah akurat, tetapi peningkatan ketelitian sistem
dipahami dan digunakan oleh pihak terkait, menambah biaya sehingga pihak manajer dapat
meliputi rancangan tampilan awal, rancangan menerima ketelitian yang kurang sempurna.
menu input serta rancangan pemetaan Akurat berarti informasi harus bebas dari
cakupan status gizi balita yang mudah dalam kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau
120
KEMAS 10 (2) (2015) 110-121
menyesatkan. (c) Ketepatan waktu, informasi sistem yang komputerisasi namun belum ada
harus bersedia untuk memecahkan masalah program aplikasi untuk pengelolaan data gizi
sebelum situasi krisis menjadi tidak terkendali terutama dalam bentuk peta sebagai bentuk
atau kesempatan menghilang. Tepat waktu penyajian lebih interaktif. Pemetaan berbasis
berarti informasi yang datang pada penerima web ini digunakan untuk melihat cakupan status
tidak boleh terlambat, karena informasi yang gizi balita di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota
sudah usang tidak mempunyai nilai lagi, karena Semarang dan sebagai pendukung pengambilan
informasi merupakan landasan di dalam keputusan bagi pengelola program gizi bidang
pengambilan keputusan. (d) Kelengkapan, Kesga dan digunakan untuk melihat cakupan
manajer harus mampu memperoleh informasi status gizi balita dalam mendukung tercapainya
yang menyajikan gambaran lengkap dari MGDs 2015.
suatu permasalahan atau penyelesaian. (e)
Kemudahan untuk akses, agar informasi bisa Daftar Pustaka
diterima oleh pemakai dengan lancar dan
mudah dalam pengolahan data.(f) Keringkasan, Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2012. Profil
informasi harus ringkas agar sesuai dengan Kesehatan Kota Semarang. Semarang: Dinas
kebutuhan penerima informas. Hal ini sesuai Kesehatan Kota Semarang.
Handayani, O. W., & Prameswari, G. N. 2012. Daerah
yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu
Positive Deviance sebagai Rekomendasi
penyajian informasi dalam bentuk pemetaan Model Perbaikan Gizi. Jurnal Kemas, 7 (2) :
cakupan status gizi balita dengan memenuhi 102-109.
syarat untuk informasi yang berkualitas yaitu Jogiyanto, H. 2005. Analisis dan Desain-Sistem
relevansi bahwa informasi yang dihasilkan Informasi : pendekatan terstruktur teori dan
berkaitan langsung dengan program perbaikan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: ANDI.
gizi di Dinas Kesehatan Kota Semarang; akurasi Kennedy, E., & Cooney, E. 2001. Development of
yaitu adanya ketelitian dari data yang akurat the Child Nutrition Programs in th United
untuk pemetaan ini; ketepatan waktu yang States. The Journal of Nutrition, 431S-436S.
dapat dihasilkan dari informasi yang dihasilkan Mutalazimah, Handaga, B., & Anggoro, A. 2009.
Aplikasi Sistem Informasi Geografis pada
karena dapat secara langsung melihat hasil dari
Pemantauan Status Gizi Balita di Dinas
pendataan status gizi balita dalam bentuk peta; Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Forum
kelengkapan informasi dapat disajikan dalam Geografi, 23 : 153 - 166.
pemetaan cakupan status gizi balita selain Ngianga-Bakwin Kandala, T. P. 2011. Malnutrition
dalam bentuk peta juga bisa menampilkan among Children under the age five in the
data balita yang sesuai dengan kriteria tersebut. Democratic Republic of Congo (DRC) : does
Pemetaan cakupan status gizi balita mudah geographic location matter? BMC Public
diakses oleh pihak yang berkaitan secara Heallth (11) : 261-264.
langsung seperti pihak Dinas Kesehatan Kota Rahim, F. K. 2014. Faktor Risiko Underweight Balita
Semarang serta pihak puskesmas.Kebutuhan Umur 7 - 59 Bulan. Kesehatan Masyarakat 9
(2) : 115-121.
data dan informasi yang akurat dan lengkap dari
Reynolds, R. S. 2008. Principles of Information System
tingkat puskesmas sangat dibutuhkan dalam . Canada : Thomson Course Technology.
pengembangan sistem ini selain dukungan Sabrina Marx, R. P.-J. 2014. Geographic information
dari pihak pengguna atau Program Gizi Bidang analysis and web-based geoportas to explore
Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota malnutrition in sub-Saharan Africa : a
Semarang, sehingga dapat dikembangkan systematic review of approaches. BMC Public
secara lebih lanjut untuk mencapai tujuan dari Health , (14) : 1189.
program perbaikan gizi. Sartika, R. A. 2012. Analisis Pemanfaatan Program
Pelayanan Kesehatan Status Gizi Balita.
Penutup Jurnal Kesmas Universitas Indonesia.
Shaw, N. T. 2012. Geographical Information Systems
and Health : Current State and Future
Sistem Informasi Status Gizi Balita di Sie Directions. Healthc Inform Research, 18 (2) :
Gizi Bidang Kesehatan Keluarga menggunakan 88-96.
121