Anda di halaman 1dari 12

Sistem Informasi Kesehatan

kelompok 6
- Annisa Andrea Murdianti (191107011128)
- Erna Mutiarawati (181107010853)
- Fahreni Rachma Hidayah (191107011181)
- Himatunnisa Septiani (191107011061)
- Hendra Ahmad Aditama (171106160490)
- Siti Nurvida (191107011116)
- Tamara Agustin (181107010798)
- REGULER 3 B
Yang akan kami
bahas yaitu:
01 Mencari Prevalensi sesuai indikator nomor 1-4 yaitu:

 prevalensi balita gizi buruk dan kurang


 Prevalensi balita sangat pendek dan pendek
 Prevalensi balita sangat kurus dan kurus
 Prevalensi balita gemuk

02 Mencari Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan


Primer

03 Mencari Indeks Pembangunan Manusia


Indonesia dari 2015-2020
01 Prevalensi sesuai indikator no 1-4
 prevalensi balita gizi buruk dan kurang

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018


menunjukkan 17,7% bayi usia di bawah 5 tahun (balita) masih mengalami masalah gizi.
Angka tersebut terdiri atas balita yang mengalami gizi buruk sebesar 3,9% dan yang
menderita gizi kurang sebesar 13,8%.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
persentase balita pendek sebesar 29,9%.

Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG)


balita tahun 2017, prevalensi stunting (pendek) dan severe
stunting (sangat pendek) balita di Indonesia pada 0–23 bulan
masing – masing adalah 6,9% dan 13,2%, sedangkan pada
balita 0 – 59 bulan di Indonesia masing – masing yaitu 9,8%
dan 19,8%.
Prevalensi Balita kurus cukup tinggi dimana terdapat 3,1% balita yang sangat kurus dan 8,0% Balita
yang kurus. Masalah Balita kurus di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masuk
dalam kategori akut (berdasarkan WHO diketahui masalah Balita kurus sebesar 11,1%.

Maka di Indonesia pada tahun 2018 terdapat 10,2% status gizi kurus dengan kategori sangat kurus
3,5% dan kurus 6,7%
 Prevalensi balita gemuk

Data riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2013)


menyebutkan bahwa prevalensi balita gemuk menurut
BB/TB pada anak usia 0-59 bulan sebesar 11,8%
sedangkan data survey pemantauan status gizi (PSG,
2015) menyatakan bahwa prevalensi balita gemuk
menurut BB/TB usia 0-59 bulan sebesar 5,3%.
2.

A. Pelayanan Puskesmas
1. Administrasi dan manajemen
• Upaya kesehatan masyarakat 2. Indikator yang berguna di level
• Upaya kesehatan perorangan puskesmas, dapat digunakan secara
Hal ini perlu ukuran keberhasilan dengan tujuan global dan berguna juga untuk level
penyusunan indikator yaitu, mengukur di atasnya.
keberhasilan dan memperbaiki pelayanan.

3. dan indikator keberhasilan di


masing-masing level mungkin
berbeda
B. Konsep Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas
 Bersifat global, bermanfaat untuk perbaikan pelayanan di level puskesmas dan dapat digunakan
untuklevel di atasnya
 Mengukur keberhasilan pengelolaan UKM, UKP, dan administrasi manajemen di Puskesmas
 Berpotensi untuk memperbaiki pelayanan dan dapat ditindaklanjuti.
 Disepakati di level puskesmas kab/kota, provinsi dan Nasional.
 Pengukuran dapat dikerjakan di level puskesmas, data dapat diperoleh dengan mudah dan
sumber data yang jelas.
 Definisi operasional jelas
 Nominator dan denominator dapat diukur dengan mudah
 Mengukur struktur – proses – output
 Periode pengumpulan data analisis jelas
 Representatif terhadap dimensi mutu
3. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia dari 2015-
2020
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terus mengalami peningkatan dengan rata-rata sekitar
0,89% dan mencapai 71,39% pada tahun 2018 yang mengindikasikan bahwa Pembangunan
manusia Indonesia masuk kategori tinggi. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dari
tahun ke tahun terus mencatatkan pertumbuhan.

Perlu diketahui, selama empat tahun lebih, indeks pembangunan manusia terus mengalami


peningkatan. Terhitung pada 2014, IPM berada di angka 68,90% Kemudian, di 2015 menjadi
69,55 % selanjutnya di 2016 sebesar 70,18% pada 2017 mencapai 70,8% dan 71,39% pada
2018, serta 2019 IPM Indonesia mencapai 70,92% dan IPM Indonesia pada tahun 2020
mencapai 71,94%.

Angka IPM yang berada di rentang 70-80 mengindikasikan bahwa skornya tinggi.
 Rangking di seluruh negara Indeks Pembangunan
Manusia Indonesia dari 2015-2020

2015 2016 2017


Rangking 114 Rangking 111 Rangking 112

2018 2019 2020


Rangking 110 Rangking 107 Indonesia menduduki rangking
6 se-Asia Tenggara
Selesai
— Terimakasih—
DAFTAR
PUSTAKA
 Citradi, Tirta. 2020. "IPM RI Naik, Tapi Masih Kalah Sama
Tetangga”, diakses pada 17 February 2020 pukul 14:44.

 Kementrian kesehatan. 2016. “Situasi Balita Pendek”, diakses


pada 2016.

 Databoks. 2019. "17,7% Balita Indonesia Masih Mengalami


Masalah Gizi”, diakses pada 25 januari pukul 17:39.

 Dinkes Gorontalo. 2019. “Status Gizi Buruk, Kurus, Stunting dan


Gemuk”, diakses pada 8 Juli pukul 20:28.

 Nurhasinah, Yuli. 2019. “Indeks Pembangunan Manusia Terus


Meningkat”, diakses pada 18 Juni.

 Academia, Kairatubarat., Pkm. “Indikator Mutu Pelayanan


Kesehatan Primer paparan Litbang” www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai