Anda di halaman 1dari 51

Jenis anggaran

Sektor Publik
Contents

1 Jenis-Jenis Anggaran

3
2 Prinsip-Prinsip Anggaran

3 Pendekatan Penganggaran Sektor Publik

4 Evaluasi Anggaran

5 RAPBN
Sistem anggaran sektor publik telah menjadi
instrument kebijakan multifungsi yang digunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi.
Sebagai sebuah system, perencanaan anggaran
sektor publik telah mengalami banyak
perkembangan mengikuti perkembangan
tuntutan yang muncul di masyarakat.
Pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan
anggaran sektor publik :
1. anggaran tradisional/anggaran konvensional
2. New Public Management.
Anggaran Tradisional

Sistem anggaran tradisional (Traditional budgeting


system) suatu cara menyusun anggaran yang
tidak didasarkan atas pemikiran dan analisa
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Penyusunannya lebih didasarkan pada kebutuhan
untuk belanja/pengeluaran.
Ciri – ciri anggaran tradisional

- Incrementalhanya menambah atau mengurangi jumlah


rupiah pada item–item anggaran yang sudah ada sebelumnya
dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar
untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan
tanpa kajian yang mendalam.
- Line Item didasarkan sifat(nature) penerimaan dan
pengeluaran. Item–item penerimaan dan pengeluaran yang
telah ada tidak memungkinkan dihilangkan dalam struktur
anggaran, walaupun sebenarnya secara riil item tertentu sudah
tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang.
- Bersifat spesifikasi
- Tahunan
- Menggunakan prinsip anggaran bruto
(5)

Jenis Anggaran
Line item budgeting
(5.a)
Line item budgeting adalah penyusunan
anggaran yang didasarkan pada dan dari
mana dana berasal (pos-pos penerimaan)
dan untuk apa dana tersebut digunakan
(pos-pos pengeluaran)

Biasa disebut dg: Traditional Budgeting


Tujuan utamanya: melakukan kontrol keuangan,
berorintasi pada input, penetapanya melalui
pendekatan “incremental” (kenaikan bertahap),
menghabiskan anggaran sbg tolok ukur keberhasilan
organisasi
Masalah yg dihadapi: Efektivitas, efisiensi,
akuntabilitas
Sistem Pengganggaran Line
Item
(5.a.1)

Karakteristik Keunggulan Kelemahan


Titik Berat 1. Relatif mudah 1. Perhatian terhadap laporan
perhatian pada segi menelusurinya. pelaksanaan anggaran
pelaksanaan dan 2. Mengamankan penerimaan dan pengeluaran
pengawasan komitmen di sangat sedikit.
Penekanan hanya antara 2. Diabaikannya pencapaian
pada segi partisipan prestasi realisasi penerimaan
sehingga dapat dan pengeluaran yang
administrasi
mengurangi dianggarkan
konflik. 3. Para penyusun anggaran
tidak memiliki alasan rasional
dalam menetapkan target
penerimaan dan
pengeluaran.

Cth: Anggaran pemerintah daerah (PP no.5 tahun


1975)
Sistem Penganggaran Incremental Budgeting
(5.b.1)

Incremental budgeting adalah anggaran belanja dan


Pendapatan yang memungkinkan revisi selama tahun berjalan,
sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode yg akan dtg
(ct. anggaran berimbang dan dinamis)
Tabel 6.5

Keunggulan Kelemahan
1. Mengatasi rumitnya penyusunan = Line item budgeting
anggaran
2. Tidak memerlukan pengetahuan 1. Perhatian terhadap laporan pelaksanaan
anggaaran penerimaan dan pengeluaran
yang terlalu rumit utuk memahami sangat sedikit.
program-program baru. 2. Diabaikannya pencapaian prestasi
3. Dapat mengurangi konflik realisasi penerimaan dan pengeluaran
yang dianggarkan
3. Para penyusun anggaran tidak memiliki
alasan rasional dalam menetpkan target
penerimaan dan pengeluaran.
Planning Programing Budgeting System
(PPBS)
(5c.1)

 Suatu proses perencanaan, pembuatan program &


pengganggaran
 yg terkait dalam suatu sistem sbg suatu kesatuan
yg bulat & tidak terpisah2
 Dan didalamnya terkandung identifikasi tujuan
organisasi atas permasalahan yg mungkin timbul

 PPBS berusaha merasionalkan proses pembuatan


anggaran dg cara menjabarkan rencana jk panjang
kedalam program, sub2 program, serta berbagai
proyek (Program budgeting)
 Pemilihan berbagai alternatif proyek dilakukan
melalui “cost & benefit analysis”
 Dianggap terlalu mahal, sehingga sulit dilaksanakan
Planning Programing Budgeting System (PPBS)
(5.c2)
Konsepsi pokok :
1. Tujuan : pengarah pada hasil yang diperoleh atau
pelayanan dan jasa-jasa yang akan diberikan
2. Cara Alternatif : menyajikan pilihan dari serangkaian
cara ataupun tindakan.
3. Hasil Guna : pengukuran atas tingkat keberhasilan
tindakan dalam mencapai tujuan.
4. Dimensi Waktu : perspektif secara tahunan dalam
mempertimbangkan akibat dan
proyeksi tahun berikutnya
5. Prioritas : penentuan tindakan yang akan diambil.
6. Pengendalian/Pengawasan : terintegrasi dengan sistem
pelaporan dan aliran balik
informasi
7. Dayaguna : pengukuran atas tingkat hasil capaian
Planning Programing Budgeting System (PPBS)
(5.c.3)
Tabel 6.5 Sistem Penganggaran PPBS

Keunggulan Kelemahan
1. Tujuan organisasi lebih nyata 1. Proses multi komplek dan
2. Menghindari adanya memerlukan banyak
pertentangan overlapping perhitungan dan analisis.
program serta mewujudkan 2. Memerlukan pengelola yang
sinkronisasi dan integrasi ahli dan memiliki kualitas
antar aparat organisasi dalam yang tinggi.
proses perencanaan. 3. Terlalu komplek, baik secara
3. Alokasi sumber daya yang teknis maupun praktis.
lebih efisien dan efektif.
Cth: Program jasa sosial cacat jasmaniah:
Nama program: cacat jasmaniah,
Kategori program: perawatan harian,
elemen program: tunjangan kesehatan
Zero Based Budgeting (ZBB)
(5.d1)

 Sisitem anggaran yg didasarkan pada


perkiraankegiatan
 Bukan pada apa yg telah dilakukan dimasa lalu

 Sering disebut “decision unit” yg menghasilkan


berbagai palet alternatif anggran yg dibuat,
 lebih responsif terhadap kebutuhan masy &
terhadap fluktuasi anggaran
 Hambatan utamanya: banyak membutuhan “paper
work” & menuntut penerapan sistem informasi yg
cukup canggih
Zero Based Budgeting (ZBB)
(5.d2)

 3 langkah menyusun ZBB :


Identifikasi unit keputusan
Membangun paket keputusan
Mereview peringkat paket keputusan

 2 Jenis paket keputusan:


Paket keputusan Mutually exclusive:
dimaksudkan untuk mengidentifikasi
beberapa alternatif yg sesuai dg fungsi
manajemen
Paket keputusan incremental:
mengidentifikasi jenis kegiatan, biaya, serta
dampak kegiatan fungsi manajemen
Performance Budgeting
(5.e)

 Konsep :

Performance Budgeting adalah anggaran yang


berorientasi pada “output” organisasi dan berkaitan
sangat erat dengan visi, misi, rencana strategis
organisasi

(anggaran yang berorientasi pada output yg ingin


dicapai dan mengukur tingkat efisiensi &
efektifitas)

Cth: Anggaran pendidikan dasar:


Berapa bayak muruid SD yg didik?
Berapa persentase kelulusan murid SD yg
dianggarkan?
Berapa rata2 NEM murid2 tersebut?

Cth: APBN
Sistem Penganggaran
“Performance Budgeting”
(5e.1)

Mendukung tiga unsur pokok : Pengeluaran


pemerintah; Pengukuran hasil kerja;
Pelaporan program.
Lebih ditekankan pada pengukuran hasil
kerja, bukan pada pengawasan
Kegiatan dilihat dari sisi efisiensi dan
memaksimumkan output;
Menghasilkan informasi biaya dan hasil
kerja yang dipergunakan untuk penyusunan
target dan evaluasi pelaksanaan kerja
Sistem Penganggaran
“Performance Budgeting”
(5e.2)

Pendelegasian wewenang dalam


pengambilan keputusan.
Merangsang partisipasi dan motivasi unit
kerja melalui proses penyusunan dan
penilaian anggaran.
Membantu fungsi perencanaan dan
mempertajam pembuatan keputusan.
Memungkinkan alokasi dana secara optimal.
Menghindari pemborosan.
Sistem Penganggaran
“Performance Budgeting”
(5e.3)

Tidak semua kegiatan dapat


distandarisasikan.
Tidak semua hasil kerja dapat diukur
secara kuantitatif
Tidak jelas mengenai siapa
pengambil keputusan dan siapa yang
menanggung beban atas keputusan
tersebut
The Power of “Performance Measurement
Budgeting”
(5e.4)
MTBF
(Medium Term Budgeting
framework)
Definisi : (5.f1)
Suatu kerangka strategi kebijakan pemerintah ttg anggran
belanja
Untuk departemen & lembaga pemerintah non departemen

 Komponen anggaran yg ditetapkan menggunakan


top-down
 Perkiraan anggaran biaya yg diusulkan (bottom-
up)
 Penyesuaian perkiraan anggaran biaya, disesuaikan
menurut sumberdaya yg ada
MTBF
(Medium Term Budgeting
framework)
(5.f2)

Tabel 6.9 Tujuan dan Sasaran MTB

Tujuan Sasaran
1. Keseimbangan makroekonomi 1. Menciptakan keseimbangan ekonomi dgn
dengan mengembangkan cara mengembangkan kerangka sumber
konsistensi dan kerangka kerja daya yang konsisten
sumber daya secara realistis.
2. Meningkatkan alokasi sumber daya
melalui strategi prioritas lintas sektoral.

2. Alokasi penggunaan sumber 3. Meningkatkan kemampuan untuk


daya untuk prioritas strategi memprakirakan kebijakan pembiayaan
antar sektor dan dalam sektor.
4. Anggaran yang ketat terkait kewenangan
unit kerja dalam menggunakan sumber
daya secara efektif dan efisien,
Tahap-tahap Penyusunan MTBF
(5f.3)
Sistem Penganggaran MTBF
(5f.4)
Penyusunan Rancangan Anggaran JM
(5f.5)
Contoh. Proses MTBF Pakistan untuk 2008/2009
Cth. Anggaran MTBF South Africa

Dalam penyusunan MTBF pertimbangan-pertimbangan


ekonomi Harus menjadi perhatian
Cth. Anggaran MTBF South Africa

Dalam penyusunan MTBF pertimbangan-pertimbangan


ekonomi Harus menjadi perhatian
Cth. Anggaran MTBF…… lanjutan

Pertimbangan Kebijakan Fiskal dan Pajak


Dalam menyususn MTBF juga harus mempertimbangkan pendapatan
Yang diterima untuk membiayai pengeluaran.
Cth. Anggaran MTBF…… lanjutan
Cth. Anggaran MTBF…… lanjutan

Sinkronisasi Jenis-jenis Pelayanan.


Prinsip-prinsip Penganggaran
(6)

Jones & Pendlebury Agere, 2000 Shafritz & Russel, 1997

Demokratis
Ekonomis Tranparansi Adil
Efektif, Akuntabilitas Transparan
Efisien Partisipasi Bermoral Tinggi
Berhati-hati
Akuntabel
Prinsip-Prinsip Penganggaran
(6)
Pendekatan Penganggaran SP
(7a)

Pendekatan
Penganggaran
SP

Pendekatan Fungsional Pendekatan


Pengambilan Keputusan
Pendekatan Fungsional
 Penyusunan anggaran hrs dapat menjamin
pelaksanaan fungsi anggaran: alokasi, stabilisasi,
distribusi & tidak mentoleransi ketidakakurasian
asumsi, teknik maupun survei
 Distribusi anggran selalu dikaitkan dg agen2
pengeluaran publik & terlaksananya pelayanan
publik yg lebih baik (permasalah distribusi perlu
dipecahkan agar stabilisasi fiskal dapat tercipta &
dapat meningkatkan partisipasi dalam pencapaian
tujuan organisasi)
 Penyesuaian ditujukan untuk mengoptimalkan
berbagai aktivitas lembaga & mengintegrasikan
berbagai program (penyusunan strategi tentang
kebutuhan, arah & struktur anggaran menjadi
sangat penting dlm menentukan program
pertumbuhan organisasi & masy)
 Semua kebijakan ekonomi sektor publik selalu
dihadapkan dengna berbagai variabel dinamis. Cth:
pergerakan harga & arah perekonomian
Faktor penentu Efektifnya Suatu Anggaran

(7b)
Tabel. 6.14

KEBIJAKAN KELEMBAGAAN ANGGARAN


a. Pendapatan, a. Konsultasi dan a. Teknik perhtungan prakiraan
tingkat pengang- koordinasi antar pendapatan dan pengeluaran.
guran dan inflasi unit kerja. b. Fleksibilitas dalam fiskal.
b. Kebijakan nilai b. Koordinasi di c. Tingkat pengeluaran yang
tukar dalam unit diharapkan.
c. Kebijakan kerja. d. Fasilitas dalam pemberlakuan
moneter c. Birokrasi. Tingkat Pajak.
d. Kebijakan Fiskal. d. Pertimbangan e. Batasan proses anggaran
e. Mobilisasi nonekonomi. f. waktu.
Sumber Daya. e. Kapabilitas g. Informasi
f. Tingkat administrasi. h. Manajemen Keuangan.
Pertumbuhan i. Waktu yang salah dalam
Pengeluaran. melepaskan dana.
g. Pengeluaran j. Biaya yang terlalu besar.
Investasi k. Kurangnya fleksibelitas dalam
h. Subsisi. menggunakan dana.
i. Defisit Anggaran l. Hambatan sumber daya manusia
Analisis Dampak Ekonomi Anggaran

(7.c)
Tabel. 6.15

No Katagori Anggaran Dampak Permintaan secara


Menyeluruh
1. PENERIMAAN
Pendapatan Pajak dan Nonpajak Deflasi = berkurangnya sisi permintaan
Hibah Dampaknya netral ketika ditujukan ke pihak LN

2. PENGELUARAN
a. Pengeluaran Lsg Brg/Jasa Menambah permintaan dan klaim sumber daya
b. Pembayaran Transfer Berdampak pada Kas pendapatan rumah tangga
c. Peminjaman Bersih Peningkatan permintaan secara keseluruhan.

3. DEFISIT (1-2)
4. DIBIAYAI OLEH UTANG Expansi, dampak ke neraca pembayaran
LUAR NEGERI
5. HUTANG LUAR NEGERI
a. Rumah Tangga Swasta Pengurangan kekuatan pembelian
b. Bank Komersial Tidak akan ada dampak ekspansi
c. Bank Sentral Ekspansi akan berdampak pada sisi permintaan
Keseimbangan Anggaran

(7d)

Tabel. 6.16

Keseimbangan Anggaran (Balanced Budget)


Penerimaan Pengeluaran
A. Pendapatan (Pajak & C. Pengeluaran saat ini
nonpajak)
B. Pinjaman Bersih D. Akuisisi aktiva keuangan dan
aktiva riil selain kas
E. Peningkatan atau penurunan
uang kas.
A+B=C+D+E
Pendekatan Pengambilan Keputusan

 Anggaran merupakan kumpulan


proses pengambilan keputusan thdp
kehidupan & tujuan organisasi. Oleh
krn itu pembahasan anggaran sbg
alat optimasi perlu dikaji secara
tersendiri
 Ada 2 pendekatan rasional &
penyesuaian
Perbedaan Pendekatan Pengambilan Keputusan

(7.c)
Tabel. 6.17

Perbedaan Pendekatan dalam Pengambilan Keputusan

Perbedaan Rasional Penyesuaian/Bertahap

Keterkaitan Teori ekonomi yang Konsep pluralis pemerintah yang


rasional demokratis.

Tipe Pendekatan Tujuan dan Proses penyesuaian antar


Pendekatan Pengukuran alternatif / individu dan kelompok yang
Tujuan mempunyai nilai ekonomi dan
tingkat kekuatan yang berbeda.

Kritik Survey alternatif tidak Proses negosiasi akan menjadi


dimungkinkan. dasar pengambilan keputusan,
Keputusan akan dan kompromi tujuan menjadi
mengurangi proses dasar penilaian prestasi.
penyesuaian dan
ditentukan melalui proses
politik.
Evaluasi Anggaran
(8)

 Merupakan evaluasi perkiraan pendapatan dan pengeluaran


anggaran tahun berjalan yang digunakan untuk menentukan
anggaran tahun yang akan datang.
 Dalam proses evaluasi anggaran berfokus pas margin/ perubahan
yg pernah dilakukan pd tahun lalu. Apabila margi tersebut masih
dibawah tahun lalu, maka kemungkinan usulan perubahan
anggaran akan disetujui
 Penambahan anggaran sebagai hasil evaluasi harus konsisten
untuk mengurangi konflik dan prinsip konservatisme
(ketidakpastian)
 Anggaran bisa seperti gunung es (wildavsky, 1974): karena
beberapa hal dari anggaran adalah standar & mudah ditentukan
kembali setiap tahun tanpa alasan tertentu untuk membantahnya
Evaluasi Anggaran
(8)
(9) AI ed 11
Setiap tgl 17 Agudtus Presiden menyampaikan RAPBN &
nota keuangan untuk satu tahun berikutnya dlm rapat
paripurna DPR &DPD
Isinya:
RAPBN 2009 anggaran naik 13,4% dari Rp 989,5T pada
th 2008 menjadi Rp.1.122T (pertama kalinya menembus
1000T)
Prestasi terwujudnya swasembada beras untuk pertama
kali setelah orde baru
Jumlah cadangan devisa mencapai rekor tertinggi dg
menyentuh angka 60M dolar AS (cukup untuk impor
barang 6 bulan) biasanya hanya 30an M dolar AS
Hal2 yg tidak disampaikan:
Krisis penyediaan listrik
Kekacauan program buku elektronik bagi SD dan
menengah
Kegagalan program energi alternatif (biofuel)
Jumlah penduduk miskin yg meningkat drastis menyusul
kenaikan BBM
Keterlambatan pemerintah membayar piutang rumah –
rumah sakit dalam program Askeskin (jamkesmas)
Karena Asumsinya tiap tahun, maka
bangsa Ind tidak pernah punya visi yg
jauh yg dicerminkan dalam sebuah
anggaran negara “rabun jauh”
Anggaran yg baik harus bisa memprediksi
3-5 tahun bahkan 10 th mendatang
“creatng the future from the future”
 Rencana anggran tidak didisain melakukan
investasi selama 5-10th kedepan,
akibatnya: permintaan yg berkembang
pesat tidak dapat diantisipasi oleh
pemerintah. Cth: PLN
 Jumlah penggangguran terdidik yg terus
meningkat tidak mampu diantisipasi
 Pemerintah tidak dapat memprediksi harga
minyak, krisis energi karena pemerintah
hanya terpaku pada APBN
 Pemerintah harus punya long range profit plan (rencana
laba jk panjang), krn selama ini pemerintah hanya
mempunyai long range performance plan (rencana
kinerja jk panjang) atau hanya mengandalkan pada APBN

 Dalam penyusunan RAPBN pemerintah hrs menggunakan


4 asumsi pokok: harga minyak, nilai tukar, pertumbuhan
ekonomi & tingkat inflasi

 Mengubah pola pandang & perilaku “Ganti Pemimpin


ganti Visi, Misi, & strategi”

 Mulai memikirkan mengenai anggaran berbasis akrual


atau menggunakan forcasting saja (dari pada terlalu
sering melakukan perubahan/revisi anggaran)

 Menyusun anggaran dari perencanaan jk panjang (RPJP,


20th) baru kemudian diturunkan menjadi perencanan jk
menengah (RPJP, 5th) dan jk pendek (APBN, 1th) seasuai
dg UUD 45
 Lemahnya penyiapan anggaran, taksiran yg jauh
lebih rendah dari harga minyak dunia, sehingga
menyebabkan revisi anggaran besar2an di
pertengahan tahun (shg mengurangi kredibilitas
anggaran & mempersulit pelaksanaanya)

 Pelaksanaan anggaran yg kaku (jika melakukan


revisi anggaran memerlukan proses yg panjang &
biaya yg banyak), krn didasarkan pd anggaran per
pos (line item) menyebabkan anggaran krg
fleksibel untuk melakukan penyesuaian dlm
komposisi input yg diperlukan untuk melaksanakan
suatu kegiatan

 Hambatan implementasi tergambar dari pencairan


anggaran yg berjalan lamban yg sangat terkait dg
isu2 lanjutan yg berhub dg kapasitas kelembagaan
(kemampuan menyelesaikan proses pengadaan
tepat waktu)
Karakteristik Anggaran Akrual
( AI ed 11, oleh:Jan Hoesada)

 Mempunyai karakter anggaran kinerja


(Performance budget), Mempunyai kerangka dasar
outcome & output
 Lebih terjalin lintas waktu tahun anggaran ,
sehingga konsistensi kebijakan dan format
anggaran harus dijaga
 Berada dalam suatu kerangka sistem informasi
kinerja terintegral dengan kerangka anggaran
berkomponen outcomes & output, dirancang
sedemikian rupa agar ekspektasi/target/tolok ukur
standar dan kinerja dapat diukur & dibandingkan,
shg pemerintah bertanggung jawab atas perbedaan
kinerja dibawah ekspektasi dlm bentuk laporan
formal (dapat memberi jaminan bahwa pemerintah
bergerak maju ketingkat yg lebih baik dari waktu ke
waktu)
 Terdapat berbagai macam estimasi, asumsi
anggaran, parameter anggaran, penyajian anggaran
pengeluaran per program/proyek
Mengapa Negara2 tertentu enggan
menggunakan anggaran akrual?

 Banyak anggota DPR merasa bahwa izin


mengeluarkan uang adalah sistem paling aman bagi
negara, terhadap bahaya kebangkrutan
 Berbagai anggota DPR dihinggapi rasa khawatir
besar pasak dari pada tiang, dihantui kompleksitas
teknikal sistem anggaran akrual, serta kecemasan
akan merebaknya manipulasi data keuangan
 Munculnya berbagai teknologi keuangan setara
sektor privat, cth: revaluasi aktiva, pencadagan. Isu
tersebut berpotensi muncul pada sarana
hankamnas, situs budaya, kewajiban jaminan sosial
yg harus dicadangkan, privatisasi berbagai produk
& layanan publik
 Bagi Belanda, sistem anggaran akrual tidak dapat
menjadi sistem untuk kepemerintahan karena: UU
anggaran meminta legislatif mengesahkan-
menyetujui pembayaran kas, sistem akrual
dirancang untuk pembentukan laba melalui
pertemuan pendapatan dan beban
HUBUNGAN KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH

HIBAH

PENERIMAAN PENERIMAAN NEGARA


PAJAK BUKAN PAJAK (PNBP)

KEUANGAN
Pembia-
LAIN-LAIN PENDAPATAN
NEGARA yaan LAIN-LAIN PENDAPATAN
(APBN)
TRANSFER TRANSFER PAD
PAD

BELANJA BELANJA KEUANGAN


KEUANGAN MODAL
OPERASI DAERAH Pembia-
Pembia-
DAERAH
(APBD) yaan
yaan (APBD)
PROPINSI
KAB/KOTA
TRANSFER KE KAB/KOTA

BELANJA BELANJA BELANJA


BELANJA
OPERASI TRANSFER KE DESA OPERASI MODAL
MODAL

Anda mungkin juga menyukai