Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

JENIS JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK dan


ANALISIS INVESTASI PUBLIK
Oleh,
Kelompok 5:

Ni Putu Rani Asprilia Wantari 1633121355 (aspriliarani@gmail.com)


Ni Kadek Desi Trisnayanti 1633121369 (desitrisnayanti10@gmail.com)
I Dewa Ayu Mita Andriani B. 1633121379 (i.d.a.mitaandriani.b@gmail.com)
A.A Kt Ayu Nita Ratnasari 1633121389 (ayunitaratnasari@gmail.com)
Ni Luh Ayu Putri Sustyawati 1633121083 (putrisustyawati16@gmail.com)
Ni Komang Triana Putri S. 1633121361 (trianasanjaya99@gmail.com)
Ni Luh Anita Dewi 1633121365 (anitadewi074@gmail.com)

UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI
2018
JENIS JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
A. Anggaran Tradisional
1. Ciri - Ciri Anggaran Tradisional
Terdapat dua ciri utama dan ciri lain yang melekat dalam anggaran tradisional
dalam anggaran tradisional ini, yaitu:
a. Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan
Incrementalism
b. Struktur dan susun anggaran yang bersifat line-item.
c. Cenderung Sentralistis
d. Bersifat spesifikasi
e. Tahunan, dan
f. Menggunakan prinsip Anggaran bruto.
Berikut ini pembahasan dua ciri utama anggaran tradisional yakni sebagai
berikut:
a. Incrementalism
Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada
pengawasan dan pertanggungjawaban yang terpusat. Maksud dari
incrementalism yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah
pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan
menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan
besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang
mendalam.
b. Line Item
Sifat ini didasarkan atas dasar sifat dari penerimaan dan pengeluaran.
Metode ini tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item
penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran,
walaupun sebenarnya secara riil item tertentu sudah tidak relevan lagi
untuk digunakan pada periode sekarang. Dalam penyusunan anggaran
menggunakan sistem ini dilandasi atas alasan adanya orientasi sistem
anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran.
2. Kelemahan anggaran tradisional
Dilihat dari berbagai sudut pandang, metode penganggaran tradisional memiliki
beberapa kelemahan antara lain :
a. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan
rencana pembangunan jangka panjang
b. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak
pernah diteliti secara menyeluruh efektifitasnya.
c. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan
anggaran tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat
kebijakan dan pilihan sumberdaya atau memonitor kinerja. Kinerja
dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah habis dibelanjakan, bukan
apakah tujuan tercapai.
d. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara
keseluruhan sulit dicapai.
e. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi.
f. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut
sebenarnya terlalu pendek, terutama untuk proyek modal dan hal tersebut
dapat mendorong praktik-praktik yang tidak diinginkan (korupsi dan
kolusi).
g. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak
memadai menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Akibatnya
adalah munculnya budget pudding atau budgetary slack.
h. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan
mekanisme pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti
seringnya dilakukan revisi anggaran dan manipulasi anggran
i. Aliran informasi ( system informasi financial) yang tidak memadai yang
menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah
dan tindakan.

B. Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public


Management.
Reformasi sektor publik yang salah satunya ditandai dengan munculnya era New
Public Management telah mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang
lebih sistematis dalam perencanaan anggaran sektor publik. Seiring dengan
perkembangan tersebut, muncul beberapa teknik penganggaran sektor publik,
misalnya adalah teknik anggaran kinerja (performance budgeting), Zero Badget
Budgeting (ZBB), dan Planing Progamming, and Budgeting System (PPBS).
Pendekatan baru dalam sistem anggaran publik tersebut cenderung memiliki
karakteristik umum sebagai berikut :
1. Komprehensi / Komparatif
2. Terintegrasi dan lintas departemen
3. Proses pengambilan kepeutusan yang rasioanal
4. Berjangka Panjang
5. Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas
6. Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost)
7. Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input.

C. Pendekatan Zero Based Budgeting (ZBB)


1. Zero Based Budgeting (ZBB)
Konsep Zero Based Budgeting (ZBB) dimaksudkan untuk mengatasi
kelemahan yang ada pada system anggaran tradisional yaitu penyusunan
anggaran yang bersifat line-item dan incremental. ZBB tidak berpatokan pada
anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, penentuan anggaran
didasarkan pada kebutuhan saat ini.
2. Proses implementasi ZBB
Proses implementasi ZBB terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu :
a. Identifikasi unit-unit keputusan
Setiap pusat pertanggungjawaban merupakan unit pembuat keputusan
yang salah satu fungsinya menyiapkan anggaran. Suatu unit keputusan
merupakan kumpulan dari unit-unit keputusan level yang lebih kecil.
b. Penentuan paket-paket keputusan
Paket keputusan merupakan gambaran komprehensif mengenai bagian
dari aktivitas organisasi atau fungsi yang dapat dievaluasi secara
individual. paket keputusan dibuat oleh manajer yang harus menunjukkan
detail estimasi biaya dan pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk
pencapaian tugas dan perolehan manfaat. Ada dua jenis paket keputusan,
yaitu :
 Paket keputusan mutually-exclusive
Adalah paket-paket keputusan yang memiliki fungsi sama.
Apabila dipilihsalah satu paket kegiatan atau program, maka
konsekuensinya adalah menolak semua alternative yang lain.
 Paket keputusan incremental
Paket ini merefleksikan tingkat usaha yang berbeda (dikaitkan
dengan biaya) dalam melaksanakan aktivitas tertentu. Terdapat
base package yang menunjukkan tingkat minimal suatu kegiatan,
dan paket lain yang tingkat aktivitasnya lebih tinggi yang akan
berpengaruh terhadap kenaikan level aktivitas dan juga
berpengaruh terhadap biaya. Setiap paket memiliki biaya dan
manfaat yang dapat ditabulasikan dengan jelas.
c. Meranking dan mengevaluasi paket keputusan
Tahap ini merupakan jembatan untuk menuju proses alokasi sumber daya
di antara berbagai kegiatan yang beberapa diantaranya sudah ada dan
lainnya baru sama sekali.

D. Pendekatan Planning, Programming and Budgeting System (PPBS)


1) PPBS
PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori
sistem yang berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya
adalah alokasi sumber daya berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran
PPBS tidak mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yang terdiri
daridivisi-divisi, namun berdasarkan program, yaitu pengelompokan aktivitas
untuk mencapai tujuan tertentu.
PPBS adalah salah satu model penganggaran yang ditujukan untuk
membantu manajemen pemerintah dalam membuat keputusan alokasi sumber
daya secara lebih baik. Hal tersebut disebabkan sumber daya yang dimiliki
pemerintah terbatas jumlahnya, sementara tuntutan masyarakat tidak terbatas
jumlahnya.
2) Proses Implementasi PPBS
Langkah-langkah implementasi PPBS meliputi:
a. Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan
jelas.
b. Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
c. Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-
benefit dari masing-masing program.
d. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil.
e. Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui.
3) Karakteristik PPBS
a. Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan.
b. Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang
akan datang karena PPB S berorientasi pada masa datang.
c. Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi.
d. Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif program,
yang meliputi:
a) Identifikasi tujuan
b) Identifikasi secara sistematik alternatif program untuk mencapai
tujuan
c) Estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program
d) Estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-masing
alternatif program.
4) Kelebihan PPBS
a. Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen
puncak ke manajemen menengah.
b. Dalam jangka waktu panjang dapatmengurangi beban kerja.
c. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost-
consciousness/cost awareness) dalam perencanaan program.
d. Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi,
dan kerja sama antar departemen.
e. Menghilangkan program yang overlopping atau bertentangan dengan
pencapaian tujuan organisasi.
f. PPBS menggunakan teori marginal utility,sehingga mendorong alokasi
sumber daya secara optimal.
5) Masalah utama penggunaan ZBB dan PPBS
a. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif
untuk melakukan aktivitas.
b. Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama untuk
mengukur output.
c. Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan di masa depan,
perubahan politik, dan ekonomi.
d. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat
berat.

Analisis Investasi Publik

A. PROGRAM INVESTASI PUBLIK

Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah dihadapkan


pada masalah pengambilan keputusan investasi publik. Keputusan investasi publik
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang
menjadi prioritas kebi-jakan. Pengeluaran untuk investasi publik harus mendapat
perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran rutin, karena
pengeluaran investasi/modal memiliki efek jangka panjang, sedangkan pengeluaran
rutin lebih berdampak jangka pendek.
Investasi publik memiliki kaitan yang erat dengan penganggaran
modal/investasi. Penganggaran modal/investasi merupakan proses untuk menganalisis
proyek-proyek dan memutuskan apakah proyek tersebut dapat diakomodasi oleh
anggaran modal/investasi
Di kebanyakan negara berkembang, anggaran pembangunan dan anggaran rutin di-
pisahkan.
Fokus perhatiannya ditujukan untuk mengintegrasikan kebijakan dengan penge-
luaran manajemen. Dalam praktiknya terdapat permasalahan yang sulit diselesaikan,
di antaranya adalah:
a. Memastikan bahwa program investasi publik yang diajukan merupakan program
yang komnrehensif.
b. Memperkirakan pengeluaran yang dibutuhkan di masa yang akan datang.
c. Mengevaluasi relevansi proyek-proyek yang ada.
d. Mengembangkan analisis dan perencanaan untuk pengeluaran investasi dan
pengeluaran rutin.
Sebelum diambil keputusan untuk melakukan investasi, Untuk menentukan kebutuhan
investasi perlu dilakukan evaluasi yang mencakup:
1. Inventarisasi investasi
2. Inventarisasi investasi memuat daftar nama dan jenis investasi, nilai investasi,
kondisi barang modal yang saat ini ada, apakah baik ataukah buruk.
3. Cakupan layanan dengan tingkat investasi yang sekarang ada
4. Tambahan cakupan layanan yang dibutuhkan saat ini dan masa yang akan
datang
5. Inventarisasi kebutuhan investasi
6. Evaluasi kelayakan investasi
7. Kriteria kelayakan investasi meliputi aspek-aspek teknis, sosial-budaya,
finansial, ekonomi, dan aspek distribusi.

B. PENENTUAN KEBUTUHAN INVESTASI PUBLIK


Penentuan kebutuhan investasi publik berkaitan dengan jumlah anggaran yang
akan ditetapkan bagi masing-masing unit organisasi. Analisis yang mendalam
sebelum dilakukan investasi sangat penting dilakukan karena investasi publik
berkaitan erat dengan masalah transparansi dan kewajaran anggaran
Ada beberapa cara dalam menggolongkan usul-usul Investasi. Salah satu peng-
golongannya adalah:
1. Investasi penggantian : untuk penggantian barang modal mengikuti pola umur
manfaat barang modal. Bila umur ekonomi barang modal telah habis, maka
perlu pembelian barang modal baru untuk menggantinya Jadi umur teknis
suatu barang modal bisa lebih lama daripada umur ekonominya. Bila barang
modal telah usang dan tidak mampu lagi memberikan manfaat, berarti umur
teknis barang modal tersebut telah habis
2. Investasi penambahan kapasitas : Investasi penambahan barang modal perlu
dilakukan bila terjadi tuntutan peningkatan cakupan pelayanan. Jumlah
penambahan unit barang modal ditentukan oleh produktivitas barang modal
yang saat ini ada. Produktivitas barang modal diukur berdasarkan rasio antara
input dengan output yang dihasilkan.
3. Investasi baru : Investasi dapat juga berupa investasi baru yang belum ada
sebelumnya. Untuk jenis investasi baru, maka pertimbangan mengenai aspek
teknis, ekonomi, sosial-budaya, dan aspek distribusi harus mendapat perhatian
lebih besar..
C. ASPEK KELAYAKAN INVESTASI
a. Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan bagian penting dari analisis investasi yang harus
dipertimbangkan. Jika suatu usulan investasi sudah tidak layak dilihat dari
aspek teknisnya, maka usulan tersebut menduduki prioritas pertama untuk
ditolak.
b. Aspek Sosial dan Budaya
Aspek sosial budaya ini menyangkut pertimbangan pendistribusian pelayanan
secara adil dan merata, sehingga mampu memberikan manfaat yang besar bagi
masyarakat. Aspek sosial budaya mencakup juga aspek legal dan lingkungan.
c. Aspek Ekonomi dan Finansial
Pertimbangan aspek ekonomi meliputi kegiatan menganalisis apakah suatu
proyek yang diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap
pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya
cukup besar dalam menentukan penggunaan sumber-sumber daya yang
digunakan.
d. Aspek Distribusi
Keputusan investasi merupakan keputusan yang perlu dikaitkan dengan
masalah distribusi pelayanan publik secara adil dan merata. Untuk itu perlu
diketahui siapa yang akan menerima manfaat atau keuntungan yang dihasilkan
dari proyek investasi.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INVESTASI PUBLIK


Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis investasi publik adalah:
1. Tingkat diskonto yang digunakan
Tingkat diskonto merefleksikan tingkat keuntungan (rate of return) yang
diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat risiko tertentu. Jika suatu proyek
tidak memberikan keuntungan yang disyaratkan (required rate of return), maka
proyek tersebut harus ditolak.
2. Tingkat inflasi
Penilaian investasi harus memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi. Semakin
tinggi tingkat inflasi, semakin rendah nilai riil keuntungan di masa depan yang
diharapkan (expectedfuture returns) sehingga semakin tinggi tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Inflasi yang tinggi menyebabkan required rate of
return semakin tinggi.
3. Risiko dan ketidakpastian
Required rate of return akan semakin tinggi jika risiko investasi naik.
Ketidakpastian ekonomi dan hukum, kekacauan sosial-politik, tidak adanya
jaminan keamanan, dan kebijakan yang tidak konsisten dapat meningkatkan
risiko investasi. Faktor-faktor tersebut menyumbang risiko investasi suatu
negara (country risk) yang jika sudah sangat parah dapat mengarah pada
kategori default country. Terjaminnya keamanan berinvestasi, penegakan
hukum dan demokrasi, terjaminnya property right dan contract right dapat
menurunkari risiko investasi
4. Capital rationing
Keadaan ketika organisasi menghadapi masalah ketersediaan dana untuk
melakukan pengeluaran investasi. Pada organisasi sektor publik, selain
memperhatikan faktor-faktor di atas penilaian investasi publik juga harus
memperhatikan hal-hal berikut:
1) Tingkat utang pemerintah
2) Tingkat kesempatan sosial yang dikorbankan (social opportunity cost
rate)
3) Social time preference rate

E. TEKNIK DASAR PENILAIAN INVESTASI PUBLIK


Pada dasarnya, prinsip penilaian investasi sangat sederhana. Terdapat empat langkah
utama untuk mengevaluasi suatu proyek investasi, yaitu:
1) Identifikasi kebutuhan investasi yang mungkin dilakukan
2) Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan dilaksanakan
(cost/benefit relationship).
3) Menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah.
4) Memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan efektivitas biaya yang
tinggi
REFRENSI

http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/06/jenis-jenis-anggaran-sektor-
publik.html

http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/07/analisis-investasi-publik_26.html

Anda mungkin juga menyukai