UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI
2018
JENIS JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
A. Anggaran Tradisional
1. Ciri - Ciri Anggaran Tradisional
Terdapat dua ciri utama dan ciri lain yang melekat dalam anggaran tradisional
dalam anggaran tradisional ini, yaitu:
a. Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan
Incrementalism
b. Struktur dan susun anggaran yang bersifat line-item.
c. Cenderung Sentralistis
d. Bersifat spesifikasi
e. Tahunan, dan
f. Menggunakan prinsip Anggaran bruto.
Berikut ini pembahasan dua ciri utama anggaran tradisional yakni sebagai
berikut:
a. Incrementalism
Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada
pengawasan dan pertanggungjawaban yang terpusat. Maksud dari
incrementalism yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah
pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan
menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan
besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang
mendalam.
b. Line Item
Sifat ini didasarkan atas dasar sifat dari penerimaan dan pengeluaran.
Metode ini tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item
penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran,
walaupun sebenarnya secara riil item tertentu sudah tidak relevan lagi
untuk digunakan pada periode sekarang. Dalam penyusunan anggaran
menggunakan sistem ini dilandasi atas alasan adanya orientasi sistem
anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran.
2. Kelemahan anggaran tradisional
Dilihat dari berbagai sudut pandang, metode penganggaran tradisional memiliki
beberapa kelemahan antara lain :
a. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan
rencana pembangunan jangka panjang
b. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak
pernah diteliti secara menyeluruh efektifitasnya.
c. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan
anggaran tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat
kebijakan dan pilihan sumberdaya atau memonitor kinerja. Kinerja
dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah habis dibelanjakan, bukan
apakah tujuan tercapai.
d. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara
keseluruhan sulit dicapai.
e. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi.
f. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut
sebenarnya terlalu pendek, terutama untuk proyek modal dan hal tersebut
dapat mendorong praktik-praktik yang tidak diinginkan (korupsi dan
kolusi).
g. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak
memadai menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Akibatnya
adalah munculnya budget pudding atau budgetary slack.
h. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan
mekanisme pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti
seringnya dilakukan revisi anggaran dan manipulasi anggran
i. Aliran informasi ( system informasi financial) yang tidak memadai yang
menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah
dan tindakan.
http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/06/jenis-jenis-anggaran-sektor-
publik.html
http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/07/analisis-investasi-publik_26.html