Oleh
Kelompok 7
Disampaikan kepada
Universitas Udayana
2020
Pendekatan Penyusunan Anggaran
Menurut Bovaird dan loffer (2013:17) New Public Management adalah sebuah
gerakan perampingan sektor publik dangan membuatnya lebih komparatif dan mencoba
untuk membuat administrasi publik yang lebih responsif terhadap kebutuhan warga dengan
menawarkan pengukuran ekonomi, efesiensi, efektifitas (value for money), fleksibilitas
pilihan, dan transparansi.
Implementasi konsep NPM dapat dipandang sebagai suatu bentuk modernisasi atau reformasi
manajemen dan administrasi publik, depolitasi kekuasaan, atau desentralisasi wewenang yang
mendorong demokrasi. Beberapa pihak meyakini bahwa paradigma New Public Management
merupakan sebuah fenomena internasional sebagai bagian dari proses global. Konsep NPM
begitu cepat mempengaruhi praktik manajemen publik di berbagai negara sehingga
membentuk sebuah gerakan yang mendunia.
Menurut Hood (1991:4) konsep New Public Management memiliki tujuh komponen utama,
yaitu:
7. Penekanan pada disiplin dan penghematan lebih besar dalam menggunakan sumber daya.
KELEBIHAN
1. Berbasis pada orientasi pasar, gambaran pola kinerja dengan berbasis pada oreintasi pasar
itu seperti menjadi sebuah publik sektor yang lebih banyak menghasilkan dari pada
membelanjakan, yang mengutamakan efektivitas dan efesiensi, menjalankan mekanisme
pasar, berusaha mendapatkan keuntungan sebesarnya ketimbang mengeluarkan berbagai
dana.
2. Kemudian lebih jauh berbagai gambaran ini terwujud dalam sebuah pola dan prinsip
kepemimpinan yang disebut entrepreneurship atau berjiwa entrepreneurship bagi elemen-
elemen birokrasi dalam menjalankan tugas dan perannya.
KELEMAHAN
1. Konsep mewirausahakan birokrasi yang diusung oleh new public management masih
terkesan buat dirinya sendiri. Karena logika yang dibangun oleh new public management
adalah sebuah logika yang berorientasi pada pasar yang mengutamakan keuntungan bagi
dirinya dan bukan pada pelayanan publik.
2. Jika new public management ini diterapkan dalam konteks Indonesia maka kondisi yang
tercipta adalah sebuah konteks pelayanan dimana uang sebagai parameter utama
pelayanan. Kemudian dalam posisi ini hanya mereka yang mempunyai kekuatan
ekonomilah yang akan mampu dan dengan mudah mengakses dan menerima berbagai
pelayanan publik. Sedangkan di pihak lain yakni pihak-pihak yang tidak mempunyai
kekuatan modal akan kesulitan mendapatkan pelayanan dan dinomorduakan dalam proses
pemberian pelayanan.