Anda di halaman 1dari 9

Tugas Kewarganegaraan

“Artikel Ilmiah”

Oleh
Kelompok 1
Ni Kadek Karisma Dewi (1907531130)
Ida Ayu Putu Damayanti (1907531153)
Ni Putu Jessica Anggi Wijaya Putri (1907531154)
Ni Made Ayu Widyanti (1907531158)

Disampaikan Kepada
Dr. Bambang Dharwiyanto Putro, S.S, M.Hum

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2020
Mempertahankan Identitas dan Integrasi Bangsa
Indonesia
Ni Kadek Karisma Dewi, Ida Ayu Putu Damayanti, Ni Putu Jessica Anggi Wijaya
Putri, Ni Made Ayu Widyanti

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana

Abstrak
Bangsa Indonesia terbentuk oleh persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, Negara
dan kewarganegaraan, bangsa bukan suatu ras, bukan pula orang-orang yang mempunyai
kepentingan yang sama, bukan pula dibatasi oleh batas-batas geografis atau bahasa alamiah. 
Sedangkan Negara adalah suatu organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang
bersama – sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan
yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok manusia tersebut.Mencari dan
mengembangkan jati diri bangsa, dapat dengan menemukan kembali atau memperoleh
kesadaran baru melalui dua pandangan. Pertama mengartikan jati diri bangsa sebagai konsep
theologies, identik dengan fitrah manusia, maka jati diri bangsa merupakan kualitas universal
yang inheren pada semua manusia yang ada di dalamnya. Kedua melihat jati diri bangsa
Indonesia sebagai konsep politik, khususnya budaya politik.Jati diri bangsa Indonesia tidak
saja menyangkut persamaan simbolis lahiriah (misalnya, cara berpakaian), tetapi yang lebih
esensial adalah keterkaitan dan komitmen terhadap nilai – nilai kultural yang sama. Jati diri
bangsa Indonesia terkait kesadaran kolektif yang terbentuk melalui suatu proses sejarah yang
panjang melalui kearifan para pembentuk Negara. Pembentukan jati diri bangsa Indonesia
yang multikultural, tidak melalui hubungan yang dominan atau paksaan antara mayoritas dan
minoritas, tetapi melalui proses yang saling menguntungkan.
Kata Kunci : jati diri bangsa,budaya.

PENDAHULUAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir dari sebuah proses sejarah yang
panjang. Sebagai sebuah negara-bangsa yang lahir dari proses perjuangan yang panjang tidak
diragukan lagi bahwa masyarakat dan bangsa Indonesia sesungguhnya memiliki nilai-nilai
intergritas dan identitas nasional yang sangat kuat. Namun,konsep identitas telah bergeser
menjadi representasi identitas yang tidak lagi merujuk pada suatu ciri suatu kelompok
masyarakat. Identitas lebih sebagai wahana terjadinya kontestasi, karena identitas adalah
sesuatu yang lentur, dinamis, dan beragam
Identitas lebih berupa suatu proses negosiasi atas dasar berbagai tujuan dan
kepentingan. Identitas akan lebih ditentukan oleh politik kebudayaan. Isu yang berkembang
terhadap konsep kebudayaan pun akan mengalami perubahan, seiring dengan perubahan
masyarakat dari bersifat plural ke arah multikultural. Maka, muncullah perbedaan antara
konsep kebudayaan masyarakat plural dengan masyarakat mulikultural dalam hubungannya
dengan identitas. Konsep kebudayaan masyarakat plural lebih menekankan adanya sejumlah
identitas yang satu dengan lainnya saling berbeda. Sedangkan masyarakat multikultural
menganggap bahwa sejumlah perbedaan yang ada dalam satu masyarakat plural dan
hiterogen tersebut merupakan bagian dari identitasnya. Dengan kata lain, konsep
multikultural mengakui adanya perbedaan-perbedaan dalam identitas yang juga berbeda
(intra cultural defferentiations).
Sementara itu, pengertian integrasi -- yang lebih berupa suatu kesadaran dan bentuk
pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing -- justru
berfungsi secara ganda. Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang
mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan
cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup, bahkan orientasi keagamaan. Pada
pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang
menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap
membentuk karakter atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan
identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang
lebih luas.
Semua unsur identitas nasional, yaitu suku bangsa, wilayah nusantara, agama, bahasa
dan budaya yang serba majemuk dirangkum menjadi satu dan dijadikan motivasi perekat
bangsa (sesanti) dan identitas nasional, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Hal ini merupakan modal
dasar pembangunan nasional dan enjadi ciri khas  bangsa Indonesia diantar bangsa lainnya
didunia.
Untuk mewujudkan identitas nasional, diperlukan integrasi nasional yang kokoh.
Integrasi sering disamakan dengan pembauran, padahal kedua istilah tersebut memiliki
perbedaan. Itegrasi ialah integrasi kebudayaan, integrasi sosial yang berwujud pluralisme,
sedangkan pembauran ialah asimilasi dan amalgimasi. Integrasi kebudayaan berarti
penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan. Interaksi sosial ialah penanggulangan masalah
konflik melalui modifikasi dan koordinasi dari unsur– unsur kebudayaan baru dan lama yang
merupakan penyatupaduan kelompok masyarakat yang asalnya berbeda, menjadi suatu
kelompok besar dengan cara melenyapkan perbedaan dan jati diri masing-masing.
Integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu
masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-
masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Selain itu dapat pula
diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin
meningkat untuk menerapkan kekuasaan diseluruh wilayah.
Dengan demikian upaya integrasi nasional yang mantap perlu terus dilakukan agar
terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan
integrasi nasional ini perlu, karena pada hakekatnya integrasi nasional tidak lain
menunjukkan tingkat kuatnya kesatuan dan persatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya
persatuan dan kesatuan  bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya Negara yang
makmur aman dan tentram.

PEMBAHASAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman budayanya. Indonesia
memiliki kekayaan berupa warisan budaya dari para leluhur. Keberagaman suku bangsa serta
budaya dan adat istiadat yang dijaga dan dilestarikan hingga saat ini merupakan warisan
budaya dari para leluhur yang menjadikan cirri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia di mata
Internasional.
Warisan budaya lokal Indonesia memiliki nilai, makna serta kekhasannya masing-
masing dari setiap wilayah di Indonesia.Mulai dari budaya kesenian seperti tari-tarian,
pewayangan, senipahat, lagu-lagu daerah, alat music tradisional, pakaian daerah, rumah adat
hingga upacara-upacara adat yang masing-masing memiliki cirri khas dan maknanya
tersendiri.
Seperti yang kita ketahui, kebudayaan Indonesia merupakan sumber ketahanan
budaya bangsa dan seluruh masyarakat diharapkan dapat melestarikan budaya Indonsesia.
Namun dalam perkembangan zaman saat ini terutama adanya pengaruh perkembangan
teknologi yang begitu pesat mengakibatkan menurunnya kesadaran masyarakat terhadap
pembelajaran tentang budaya lokal yang secara perlahan sudah dianggap tidak modern dan
tidak terlalu penting.
Dalam beberapa kurun waktu belakangan ini telah terjadi adanya beberapa warisan
budaya milik Indonesia yang diakui atau diklaim sebagai budaya milik Negara asing. Salah
satunya yaitu Malaysia yang mengakui kebudayaan Indonesia seperti kesenian Reog, Batik,
Tari Tor-tor dari Sumatra Utara, dan Angklung sebagai kebudayaan mereka. Hal tersebut
sudah tentu akan menyebabkan renggangnya hubungan diplomatik antar Indonesia-Malaysia.
Kasus tersebut membuktikan bahwa sebenarnya kebudayaan dari negara kita sangat kaya dan
beragam. Akan tetapi, dari masyarakat dan pemerintah belum dapat menjaganya dengan baik.
Masalah ini membuat masyarakat Indonesia merasa sangat geram dengan tingkah
Malaysia. Terlebih bukan hanya kasus tadi saja yang sudah  pernah diakui oleh Malaysia,
sedangkan pihak Malaysia tidak merasa bersalah dan mereka beranggapan bahwa Malaysia
tidak pernah mengakui kebudayaan Indonesia sebagai budaya mereka. Kasus ini bukan hanya
melibatkan dua orang saja, melainkan dua negara besar yaitu Malaysia dan Indonesia.
Indonesia merasa dilecehkan dan merasa tidak dihargai karena kebudayaannya dengan mudah
diklaim, namun pihak Malaysia tetap pada prinsipnya bahwa mereka tidak pernah mengakui
budaya Indonesia sebagai budaya milik Malaysia.
Identitas nasional merupakan sebuah penanda bahwa suatu bangsa dan negara
memiliki jati diri yang membedakan antara bangsa dan negara satu dengan yang lain. Hal ini
tidaklah mudah bagi Indonesia dalam mencapai dan menjaga budayanya, karena identitas
yang dimiliki suatu bangsa dan negara bisa saja pelan-pelan memudar.
Kasus pengakuan budaya Indonesia yang dilakukan oleh negara lain juga disebakan
karena adanya peluang yang secara tidak langsung diberikan oleh Indonesia sendiri.
Masyarakat Indonesia terkesan terpengaruh oleh negara luar dan arus globalisasi saat ini,
sehingga mereka kurang memperhatikan identitasnya sebagai bangsa Indonesia. Apabila
pemerintah Indonesia tidak memandang budaya sebagai sebuah kekuatan bagi bangsa atau
negaranya sendiri, maka tidak heran suatu saat kebudayaan tersebut akan diakui sebagai milik
negara lain. Identitas nasional dan jati diri suatu bangsa harus dijaga agar bangsa tersebut
tidak mudah dihancurkan oleh bangsa lain dan menjadi bangsa yang kuat.
Kebudayaan Indonesia itu beragam dan banyak sekali. Wajar saja jika Malaysia
tertarik dan sering mengklaim kebudayaan kita karena kurangnya kebudayaan di negara
tersebut. Satu hal yang identik dengan Indonesia yaitu jika salah satu budaya Indonesia telah
diakui oleh negara asing seperti kasus tadi. Barulah Indonesia heboh dan mengecam negara
tersebut. Padahal kesalahan pertama yang dilakukan Indonesia sehingga negara asing dapat
mengklaim budaya kita adalah karena adanya peluang.
Ancaman lainnya setiap bangsa adalah disintegrasi yang tidak saja terjadi pada bidang
sosial, yaitu ideologi, politik, ekonomi, social budaya, pertahan keamanan semata; tetapi juga
merembet kearah perpecahan fisik atau wilayah. Salah satu contoh dari disintegrasi adalah
rasisme.
Rasisme adalah masalah rasial yang mendarah daging di tengah kehidupan
masyarakat multikultur di berbagai belahan dunia. Rasisme berkembang pesat di suatu
Negara seiring berkembangnya teknologi dan perdagangan yang mengakibatkan
berkembangnya tingkat kemajemukan dalam Negara tersebut.
Rasisme merupakan suatu sistem kepercayaan yang menyatakan bahwa perbedaan
biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu, bahwa
suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya. Mereka
yang beranggapan sebagai ras unggul seringkali melakukan tindakan rasisme terhadap
golongan yang diklasifikasikan sebagai ras kelas bawah. Rasisme ini juga membawa dampak
yang cukup buruk seperti tingginya angka kriminalitas, bentrokan-bentrokan, prasangka antar
golongan ras dan ketidaknyamanan dalam kehidupan bermasyarakat.
Adapun salah satu masalah rasisme yang timbul di Indonesia yakni kasus politik
identitas yang terjadi di Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat. Menjelang Pilkda 2020,
Salah seorang Ketua Kerukunan Sulawesi Selatan/KKSS Kabupaten Sorong Selatan
mengkhawatirkan adanya penggunaan politik identitas dalam Pilkada 2020 tersebut. Indikasi
awalnya adalah adanya pembentuk lembaga masyarakat adat atau LMA yang dinamakan
LMA Tehit yang telah menginisiasi terbentuknya Kelompok Tehit Bersatu demi kepentingan
politik para Bakal Calon Bupati Sorong Selatan yang berasal dari Suku Tehit. Pembentukan
kelompok tersebut tentu menciptakan kelompok kesukuan dan membentuk jarak dalam
kehidupan sosial masyarakat. Menguatnya identitas kesukuan menjelang Pilkada 2020 akan
menimbulkan kerawanan terjadinya konflik horizontal jika Paslon Bupati dan Wakil Bupati
yang didukung kalah. Dalam Kasus politik identitas ini terdapat unsur rasisme yang
didasarkan oleh identitas kesukuan, dimana kelompok masyarakat terkait cenderung berpihak
kepada masyarakat yang berasal dari Suku Tehit.
Dampak dari masalah sosial rasisme ini sangat berpengaruh terhadap keberfungsian
sosial, terutama pada korban rasisme itu sendiri. Rasisme dapat mengakibatkan perpecahan,
merusak mental baikkorban ataupun pelaku, kegelisahan, ketakutan, diskriminasi, merusak
tatanan sosial, dan sebagainya.

KESIMPULAN
Identitas nasional merupakan jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang
membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional dalam kosteks
bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara.
Sedangkan Integrasi nasional merupakan penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu
masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-
masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Penerapan tentang identitas
nasional dan integrasi nasional harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak
yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi
atau kelompok.
Kita sebagai penerus bangsa harus mengimplementasikan, melestarikan dan menjaga
kebudayaan agar penerus selanjutnya dapat merasakan dan mengetahui kebudayaan yang kita
miliki. Oleh karena itu kita harus menjaga, mempertahankan, dan melestarikan kebudayaan
kita, karena kebudayaan itu menjadi identitas Indonesia dan kita sebagai warga negara
Indonesia wajib untuk melestarikannya. Dalam hal ini peran pemuda Indonesia sangatlah
penting. Hingga saat ini masih banyak pemuda Indonesia yang tidak peduli akan kebudayaan
Indonesia. Padahal budaya yang merupakan identitas suatu negara sangat perlu
dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA

Jakarta News.2018.”Identitas dan Integrasi Nasional.” Diakses dalam


https://artikel867913207.wordpress.com/2018/03/31/identitas-dan-integrasi-nasional/ pada
tanggal 19 Oktober 2020
Anonim.2018.”Identitas Nasional dan Integrasi Nasional.” Diakses dalam
http://econochannelfeunj.com/2018/04/identitas-nasional-dan-integritas_9/ pada tanggal 19
Oktober 2020
Very.2020.” Politik Identitas : Ancaman dalam Pilkada 2020.” Diakses dalam
https://indonews.id/mobile/artikel/26718/Politik-Identitas--Ancaman-dalam-Pilkada-2020/
pada tanggal 19 Oktober 2020
Monica Varah.2019 “Klaim Warisan Budaya Indonesia oleh Negara Asing.” Diakses dalam
https://www.kompasiana.com/monicafarah/5d9c2ef8097f367251136ec3/klaim-warisan-
budaya-indonesia-oleh-negara-asing?page=all pada tanggal 19 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai