Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nissa Amandhea Wahyudjati

NIM : 2502118104

Tugas Personal ke-2

(Minggu 7 / Sesi 11)

Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.

Kita semua mengetahui bahwa Indonesia memiliki sangat banyak keberagaman. Untuk itu,
sangat dibutuhkan pengamalan paham multikulturalisme. Menurut Anda bagaimana
pernyataan tersebut? Bagaimana pendapat Anda sendiri tentang multikulturalisme di
Indonesia?

Jawab

Indonesia, dengan tingkat keragaman masyarakat yang sangat kompleks, oleh


karenanya cukup tepat disebut sebagai masyarakat multikultural bagi Indonesia. Masyarakat
multikultural dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang hidup dan tinggal di suatu
tempat yang budaya dan karakteristiknya sendiri mampu membedakan satu masyarakat
dengan masyarakat lainnya. Setiap masyarakat akan menghasilkan budayanya sendiri yang
akan menjadi ciri khas masyarakat tersebut.

Multi berarti banyak, sedangkan kulturalisme berarti aliran budaya/ideologis.


Multikulturalisme berarti visi yang beradaptasi dengan berbagai arus budaya atau ideologi.
Multikulturalisme mengkonseptualisasikan visi tentang keanekaragaman kehidupan di dunia,
atau kebijakan budaya yang menekankan pada penerimaan keberadaan keanekaragaman dan
budaya yang beragam dalam realitas sosial yang berkaitan dengan nilai-nilai, sistem sosial,
praktik budaya, adat istiadat, dan filosofi politik yang dianut dalam masyarakat tertentu.
Multikulturalisme bukan tentang menciptakan keseragaman dalam cara monistik atau
menciptakan budaya universal dengan cara pluralistik. Multikulturalisme lebih maju daripada
monisme dan pluralisme.

Bangsa Indonesia merupakan negara yang unik karena memiliki beribu-ribu adat.
Memiliki apa yang disebut SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke. Sebagai negara multikulturalisme dan kelompok, tidak mudah
untuk menghadapinya. Konflik marak dan sering mengancam NKRI. Konflik yang dihasilkan
dapat menggoyahkan kawasan, tidak hanya karena alasan sosial dan ekonomi, tetapi juga

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


karena alasan budaya. Tentu kita tidak menginginkan hal itu karena konflik membuat kita
resah dan bisa berujung pada perpecahan.

Indonesia diklaim secara de facto sebagai negara yang pluralistik atau heterogen.
Dalam kondisi pluralistik ini, mari bersama-sama merajut kehidupan untuk meningkatkan
kualitas hidup yang lebih baik. Dan cara terbaik untuk menenun hidup kita ke arah yang
lebih baik adalah melalui budaya. Kerangka budaya ditempatkan pada hati nurani semua
orang yang pernah tertarik untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dan mencari cara-
cara budaya sebagai “memiliki kehidupan yang baik” (Sutrisno: 2011, halaman 18).

Dari apa yang telah diuraikan di atas, membuktikan bahwa Indonesia sangat
membutuhkan pengalaman untuk memahami multikulturalisme karena begitu banyak
keragaman. Banyaknya suku bangsa yang tersebar di ribuan pulau di Indonesia dengan
berbagai macam agama, bahasa, budaya dan kehidupan sosial adalah anugerah Tuhan yang
harus kita syukuri dan jaga.

Sebenarnya, mengapa konflik lintas budaya masih saja terjadi? Hal ini karena masih
adanya dominasi satu kelompok terhadap kelompok lain, sedangkan di Indonesia kita
memiliki mayoritas dan minoritas etnis dan agama. Dalam jumlah yang lebih besar,
kelompok mayoritas dapat mengontrol struktur sosial yang ada dengan lebih menguntungkan
pihak dominan. Bahkan, ketika konflik sosial muncul, tak jarang persoalan ini terus menjadi
akut. Jadi bagaimana kita menangani ini? Konflik lintas budaya dapat dilihat sebagai masalah
kecil karena tidak memukul ekonomi kita seperti resesi atau mengancam kehidupan kita
seperti pandemi Covid-19. Tapi sungguh, itu masalah kecil yang akan mengganggu kita dari
dalam jika dibiarkan begitu saja.

Latar belakang ini pun memberikan warna bagaimana pendidikan multikultural


dilaksanakan. Dalam upaya membangun Indonesia, gagasan multikulturalisme menjadi isu
strategis yang merupakan tuntutan yang tidak bisa ditawar lagi. Alasannya adalah bahwa
Indonesia merupakan bangsa yang lahir dengan multikultur dimana kebudayaan tidak bisa
dilihat hanya sebagai kekayaan (yang diagungkan) tetapi harus ditempatkan berkenaan
dengan kelangsungan hidup sebagai bangsa. Dalam konteks Indonesia, pendidikan
multikultural merupakan keharusan, bukan pilihan lagi. Di dalamnya, pengelolaan

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


keanekaragaman dan segala potensi positif dan negatif dilakukan sehingga keberbedaan
bukanlah ancaman atau masalah, melainkan menjadi sumber atau daya dorong positif bagi
perkembangan dan kebaikan bersama sebagai suatu bangsa.

Menurut saya, pendidikan merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk
menumbuhkan semangat persatuan di balik keragaman Indonesia. Adanya pendidikan
multikultural menjadi akses penting untuk mewujudkan hal ini. Secara harafiah, pendidikan
multikultural adalah metode untuk menanamkan keberagaman di dalam suatu bangsa secara
komunal. Tujuan pendidikan multikultur pun untuk mempersiapkan masyarakat dengan
sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam lingkungan budaya
etnik mereka, budaya nasional, dan antar budaya etnik lainnya.

Pendidikan multikultur merupakan pendidikan nilai yang harus ditanamkan pada


generasi muda agar memiliki persepsi dan sikap multikulturalistik, terbiasa hidup
berdampingan dalam keragaman watak dan kultur, agama dan bahasa, menghormati hak
setiap warga negara tanpa membedakan etnik mayoritas atau minoritas, dan dapat bersama-
sama membangun kekuatan bangsa sehingga diperhitungkan dalam
percaturan global dan nation dignity yang kuat. Ada lima alasan mengapa pendidikan
multikultur diperlukan yaitu:

1. Perubahan kehidupan manusia Indonesia yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi


memperbesar jurang sosial antara kelompok atas dan kelompok bawah.
2. Adanya perpindahan dan mobilitas penduduk yang cukup tinggi yang menyebabkan
adanya pertemuan yang sering dan intens antara kelompok dengan budaya yang
berbeda.
3. Semakin terbukanya daerah-daerah pedesaan.
4. Berbagai konflik sosial-budaya yang muncul akhir-akhir ini memperlihatkan adanya
kesalahpahaman budaya yang sangat besar antar-kelompok yang bertikai.
5. Menghapus mitos dan tafsiran sejarah yang tidak menguntungkan bagi persatuan
bangsa.

Oleh karena itu, meskipun masyarakat multikultural harus dihormati potensi dan
haknya untuk berkembang sebagai pembawa budaya di tanah air nenek moyangnya, pada

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


saat yang sama masyarakat juga harus memiliki ruang dan kesempatan. Masyarakat juga
harus tetap diberi ruang dan kesempatan untuk mampu melihat dirinya, serta dilihat oleh
masyarakat lainnya yang sama-sama merupakan warga negara Indonesia, sebagai bagian dari
bangsa Indonesia, dan tanah leluhurnya termasuk bagian dari tanah air Indonesia. Dengan
demikian, membangun dirinya, membangun tanah leluhurnya, berarti juga membangun
bangsa dan tanah air tanpa merasakannya sebagai beban, namun karena ikatan satu tumpah
darah, satu bangsa, satu bahasa, Indonesia.

Sumber :

https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/15/pembelajaran-berbasis-multikultural

https://binus.ac.id/character-building/2020/05/multikulturalisme/

http://fisip.unjani.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/MENANAMKAN-KONSEP-
MULTIKULTURALISME-DI-INDONESIA-Zaenal-Abidin-As.pdf

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

Anda mungkin juga menyukai