PENDIDIKAN DI INDONESIA
Email : adriansyahputraarya@gmail.com
PENDAHULUAN
1
Ibid. hal. 18.
1
PEMBAHASAN
Akhir-akhir ini, terjadi banyak kejadian sosial yang mengusik hati dan pikiran. Di
satu sisi, ada kasus dugaan penistaan agama, demo besar-besaran, dan berbagai
kasus sosial lain. Di sisi lain, ada apel kebangsaan yang mengingatkan NKRI
sebagai bangsa yang majemuk-beragam tetapi bisa hidup rukun. Apa artinya?
Banyak pihak merasa adanya ancaman kesatuan dan persatuan bagi bangsa dan
negara. Semangat perpecahan seakan mengoyak semboyan kesatuan dan
persatuan bangsa: Bhinneka Tunggal Ika.
2
demokrasi diharapkan menjadi agen perubahan yang dapat mengolah dan
mengarahkan demokrasi. Artinya, pendidikan perlu melakukan suatu
permenungan mencari bentuk demokrasi yang ideal untuk Indonesia. Demokrasi
yang ideal adalah pengakuan dan penghargaan teradap perbedaan dan
keanekaragaman dalam kehidupan pribadi dan masyrakat. Demokrasi justru ada
karena pengakuan terhadap pluralisme, pendapat yang berbeda dan kesanggupan
menyelesaikan konflik untuk tujuan bersama. (Sindhunata, 2000: 49-50). 3Tetapi,
menjadi pertanyaan penting adalah setelah sekian puluh tahun Indonesia merdeka,
mengapa “bersatu walau berbeda” itu seolah-olah sudah tidak terjadi. Adakah
yang terlupakan dalam proses pendidikan selama ini? Masih teringat bagaimana
tahun 1997-1998 demokrasi ala Orde Baru akhirnya tumbang berkat gerakan
mahasiswa dan membuka wajah baru demokrasi: dari ekstrem satu,
keterkungkungan (takut untuk berbeda dan diam) menjadi ekstrem lain, kebebasan
(berani untuk berbeda dan bicara tanpa kontrol). Fenomena sosial media dan
interaksi sosial dalam masyarakat menggambarkan ekstrim: kebebasan ‘sebebas-
bebasnya’.
3
Siswantara, yusuf. 2017. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: Sebuah Tantangan Pendidikan di
Indonesia. dalam http://unpar.ac.id/pendidikan-multikulturalsebuah-tantangan-pendidikan-di-
indonesia/
3
Keragaman merupakan sebuah keniscayaan yang tak terelakan dalam masyarakat.
Melupakan keragaman dalam pendidikan merupakan celah tak terperhatikan yang
membawa masalah sosial. Maka, pendidikan mulkultural menjadi celah penting
yang membawa pendewasaan dialogis, bukan hanya masing-masing pribadi tetapi
seluruh masyarakat itu sendiri.
Indonesia merupakan bangsa dengan aneka suku, agama, golongan, ras, kelas
sosial, dan sebagainya. Singkatnya, multikultural sebagaimana Amerika,
Australia, Inggris, dan negara maju lainnya. Walaupun tersusun atas berbagai
keragaman, masing-masing bangsa mempunyai latar belakang (alasan historis)
dalam mengembangkan pendidikan multikultural (Isnarmi Moeis, 2014: 7). 5Latar
belakang ini pun memberikan warna bagaimana pendidikan multikultural
dilaksanakan.
4
Wasitohadi, “Gagasan dan Desain Pendidikan Multikultural di Indonesia” dalam Scholaria, Vol.
2, No. 1, Januari 2012, hlm. 116-149.
5
Isnarmi Moeis, Pendidikan Multikultural Transformatif, Integritas Moral, Dialogis, dan Adil,
UNP Press: Padang, 2014.
4
sendiri-sendiri sesuai dengan kesadaran dan proses pengolahannya (Isnarmi
Moeis, 2014: 8-10).
6
Ibid. hal. 12.
5
suatu model pendidikan multikultural Indonesia (bukan adopsi model Barat) yang
mampu mengolah kenyataan bangsa yang multikultural ini sedemikian rupa
sehingga bukan hanya potensi kekayaan melainkan menjadi kekayaan yang
dirasakan seluruh anggota masyarakat. Lalu bagaimana? Sebagai kail gagasan,
ada dua hal yang patut dicermati. Pertama, nilai inti pendidikan multikultural.
Pendidikan multikultural mengusung minimal tiga nilai penting, yaitu: a) apresiasi
terhadap adanya kenyataan pluralitas budaya, b) pengakuan terhadap harkat dan
hak asasi manusia, c) pengembangan tanggung jawab masyarakat dunia, dan
pengembangan tanggung jawab manusia terhadap planet bumi. Kedua, tujuan
pendidikan multikultural. Dalam prosesnya, pendidikan multikultural bisa
menyasar beberapa gapaian penting, yaitu: a) mengembangkan kesadaran diri dari
kelompok-kelompok masyarakat, b) menumbuhkan kesadaran budaya
masyarakat, c) memperkokoh kompetensi interkultural budaya-budaya dalam
masyarakat, d) menghilangkan rasisme dan berbagai prasangka buruk (prejudice),
e) mengembangkan rasa memiliki terhadap bumi, dan terakhir, f)
mengembangkan kesediaan dan kemampuan dalam pengembangan social.
6
strategis untuk mengembangkan kesadaran atas kebanggaan seseorang terhadap
bangsanya. Melalui pendidikan multikultural kita dapat memberi seluruh siswa
tanpa memandang statussosioekonomi; gender; orientasi seksual; atau latar
belakang etnis, ras atau budaya-kesempatan yang setara untuk belajar di sekolah.
Pendidikan multibudaya jugadidasarkan pada kenyataan bahwa siswa tidak belajar
dalam kekosongan, budaya mereka memengaruhi mereka untuk belajar dengan
cara tertentu.7
1. Siswa memiliki kemampuan berpikir kritis atas apa yang telah dipelajari.
2. Para siswa memahami bagaimana mengaplikasikan ilmu pengetahuan
yang dimiliki dalam kehidupan.
3. Siswa merasa terdorong untuk terus belajar guna mengembangkan ilmu
pengetahuan yang dikuasainya.
4. Siswa memiliki cita-cita posisi apa yang akan dicapai sejalan dengan apa
yang dipelajari.
5. Siswa dapat memahami keterkaitan apa yang dilakukan dengan berbagai
permasalahan dalam kehidupan masyarakat-berbangsa.
7
Ali Maksum,
Pluralisme dan Multikulturalisme, Paradigma Baru Pendidikan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Aditya Media Publishing, 2011), hal. 312.
8
Zamroni, 2011. Pendidikan Demokrasi pada Masyarakat Multikultural. Yogyakarta: Gavin
Kalam Utama
7
pendidikan multikultural memiliki tiga sasaranyang dikembangkan pada diri
setiap siswa;9
KESIMPULAN
9
Ibid. hal.22
8
didasarkan pada kenyataan bahwa siswa tidak belajar dalam kekosongan, budaya
mereka memengaruhi mereka untuk belajar dengan cara tertentu.
Indonesia sebagai negara multi etnis, multikultural dan multi agama tetapi
memiliki tujuan yang sama, yakni menuju masyarakat adil makmur dan sejahtera.
Keanekaragaman ini di satu sisi merupakan berkah, karena keberagaman itu
sesungguhnya merefleksikan kekayaan budaya. Indonesia adalah laboratorium
yang sangat lengkap dan menjanjikan untuk meneliti di bidang ilmu-ilmu sosial
dan humaniora. Namun di sisi lain, keberagaman juga berpotensi besar untuk
tumbuh suburnya konflik, terutama jika keberagaman tersebut tidak mampu
dikelola dengan baik. Untuk membangun masyarakat yang mengakui dan
menghargai perbedaan diperlukan proses pendidikan. Di sinilah letak pentingnya
pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural menjadi sangat strategis untuk
dapat mengelola kemajemukan secara kreatif. Dan pendidikan multikultural itu
hendaknya merupakan suatu proses internalisasi nilai-nilai multicultural itu
sendiri dalam institusi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
9
Zamroni. 2011. Pendidikan Demokrasi pada Masyarakat Multikultural.
Yogyakarta:Gavin Kalam Utama.
10