Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.
Kita semua mengetahui bahwa Indonesia memiliki sangat banyak keberagaman. Untuk itu,
sangat dibutuhkan pengamalan paham multikulturalisme. Menurut Anda bagaimana
pernyataan tersebut? Bagaimana pendapat Anda sendiri tentang multikulturalisme di
Indonesia?.
Nim : 2401989953
Kelas : DIBA
Istilah multikulturalisme pertama kali muncul di Swedia tahun 1957, Kanada adalah negara
pertama yang mengakui multikulturalisme sebagai bagian integral dari identitas nasional dan
diadopsi sebagai kebijakan nasional pada tahun 1960 (International Encyclopedia: 2010,
hal. 2979). Sesudah Kanada baru diikuti beberapa negara lain seperti Australia, New
Zealand, Swedia, Inggris dan Belanda. Multikulturalisme dianggap sebagai kebijakan politik
(politic policy) yang mampu mengatur realitas pluralisme negara-negara yang berbeda dalam
aspek ras, etnis, keyakinan spiritual, hak-hak minoritas, orientasi seksual, ledakan arus
imigrasi dan lain sebagainya.
Faktor sejarah Indonesia yang juga mempengaruhi multikultural di Indonesia. Di mata dunia,
Indonesia adalah negeri yang kaya dan subur. Segala sesuatu yang diperlukan semua bangsa
tumbuh di Indonesia, seperti rempah-rempah. Indonesia pun menjadi negeri incaran bagi
bangsa lain. Sejak tahun 1600 bangsa Indonesia telah dikunjungi oleh bangsa-bangsa lain
yaitu Portugis, Belanda, Inggris, Cina, India, dan Arab. Lalu mereka tinggal dan menetap
dalam jangka waktu yang lama, menjalin hubungan kerjasama, perdagangan, poolitik,
bahkan pernikahan. Kondisi ini menjadikan Indonesia memiliki struktur ras dan budaya yang
makin beragam.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang unik karena memiliki ribuan adat-istiadat.
Memiliki apa yang disebut sebagai SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) yang
menyebar dari Sabang sampai dengan Merauke. Sebagai sebuah negara dengan
multikulturalnya dan kelompok-kelompok, memang tidak mudah mengaturnya. Konflik-
konflik merajalela dan tak jarang mengancam NKRI. Konflik yang terjadi dapat membuat
daerah bergejolak, tidak hanya karena social dan ekonomi namun juga karena budaya. Tentu
Dalam upaya membangun Indonesia, gagasan multikulturalisme menjadi isu strategis yang
merupakan tuntutan yang tidak bisa ditawar lagi. Alasannya adalah bahwa Indonesia
merupakan bangsa yang lahir dengan multikultur dimana kebudayaan tidak bisa dilihat
hanya sebagai kekayaan (yang diagungkan) tetapi harus ditempatkan berkenaan dengan
kelangsungan hidup sebagai bangsa. Dalam konteks Indonesia, pendidikan multikultural
merupakan keharusan, bukan pilihan lagi.
Pendidikan merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan
semangat persatuan di balik keragaman Indonesia, membangun dirinya, membangun
tanah leluhurnya, berarti juga membangun bangsa dan tanah air tanpa merasakannya
sebagai beban, namun karena ikatan satu tumpah darah, satu bangsa, satu bahasa,
Indonesia.
Dalam rangka menanamkan pendidikan multikultural maka ada hal hal penting yang perlu
dilakukan secara bersama, yaitu:
1. Nilai inti pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural mengusung nilai
penting, yaitu apresiasi terhadap adanya kenyataan pluralitas budaya &
pengembangan tanggung jawab masyarakat dunia, dan pengembangan tanggung
jawab manusia terhadap planet bumi.
2. Mengintegrasikan konten-konten kebudayaan dari berbagai daerah
3. Memperluas pengetahuan tentang keberagaman
4. Menanamkan persamaan-persamaan universal
5. Pengakuan terhadap identitas budaya lain
6. Mengakui adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam suatu masyarakat,
7. Menambah paparan keberagaman
8. Tujuan pendidikan multicultural, Pendidikan multikultural bisa menyasar beberapa
gapaian penting, yaitu:
a. Mengembangkan kesadaran diri dari kelompok-kelompok masyarakat
b. Menumbuhkan kesadaran budaya masyarakat Menumbuhkan kesadaran budaya
masyarakat
c. Memperkokoh kompetensi interkultural budaya-budaya dalam masyarakat
Oleh karena itu, walaupun masyarakat multikultural harus dihargai potensi dan haknya untuk
mengembangkan diri sebagai pendukung kebudayaannya di atas tanah kelahiran leluhurnya,
namun pada saat yang sama di sisi lain, masyarakat juga harus tetap diberi ruang dan
kesempatan untuk mampu melihat dirinya, serta dilihat oleh masyarakat lainnya yang sama-
sama merupakan warga negara Indonesia, sebagai bagian dari bangsa Indonesia, dan tanah
leluhurnya termasuk bagian dari tanah air Indonesia. Dengan demikian, membangun dirinya,
membangun tanah leluhurnya, berarti juga membangun bangsa dan tanah air tanpa
merasakannya sebagai beban, namun karena ikatan satu tumpah darah, satu bangsa, satu
bahasa, Indonesia.
Kita mesti sadar hanya dengan merefleksikan diri kita dengan berbagai identitas budaya yang
ada, maka semangat persatuan dan kesatuan kita sebagai satu entitas ber-Indonesia semakin
langgeng di masa-masa yang akan datang. Kita perlu kritis, arif dan bijak untuk
merefleksikan kenyataan hidup bersama: bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam
konteks persatuan dan kesatuan bangsa.
Demikian terima kasih