Anda di halaman 1dari 3

List pertanyaan untuk kelompok 2:

1.faktor faktor apa saja yang digunakan untuk pemilihan anggaran?selainitu di Indonesia
memakai sistem yang mana ?_Ikke Nurhasanah_C30121004
2. Apa tujuan dri aspek perencanaan? Safiatul ulla_C30121006
3. seperti yang tertera dimateri kelompok 2,Pendekatan Penganggaran Pada Sektor Publik
pada umumnya negara berkembang menggunakan pendekatan tradisional. Pertanyaanku
adalah bisa sebutkan pendekatan apa yang dilakukan negara maju dalam penganggaran
sektor publik dan jelaskan prosesnya. Leonardo_C30121108

Jawaban
Nomor 1
Faktor faktor apa saja yang digunakan untuk pemilihan anggaran Faktor-faktor tersebut
adalah
1. Keadaan pesaing
2. Tingkat pertumbuhan penduduk
3. Tingkat penghasilan penduduk
4. Tingkat pendidikan masyarakat
5. Tingkat penyebaran penduduk
6. Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya
maupun keamanan.

selain itu di Indonesia memakai sistem yang mana?


Jawaban :

Di Indonesia memilih sistem anggraan performance budgeting karena dilihat dari sisi
kelebihanya tepat sekali jika diterapkan di Indonesia yaitu dalam organisasinya
memungkinkan adanya pendelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan, itu
terbukti di pemerintahan Indonesia, selanjutnya merangsang partisipasi dan motivasi unit
kerja melalui proses pengusulan dan penilaian anggaran yang bersifat factual.

Nomor 2
Tujuan dari aspek perencanaan dalam penganggaran sektor publik ialah untuk
merencanakan apa yang akan dilakukan seperti, berapa biaya yang dibutuhkan dan berapa
hasil yang diperoleh oleh perusahaan, merencanakan program untuk mengalokasikan dana
pada program tersebut

Nomor 3
Pendekatan yang di lakukan negara maju yaitu pendekatan
Pendekatan New Publik Managemen
New public management berfokus pada management sektor public yang berorientasi pada
kinerja bukan pada kebijakan. Oleh karena itu, bagian dari reformasi dari new public
management adalah dengan kemunculannya management berbasis kinerja. Fokus
management berbasis kinerja adalah pengukuran kinerja organisasi sektor public yang
berorientasi pada pengukuran outcome (hasil), bukan lagi sekedar pengukuran input atau
output saja (mahmudi, 2007). Adapun karakteristik umumnya sebagai berukit:
● Komprehensip/komparatif
● Terintegrasi dan lintas departemen
● Proses pengambilan keputusan yang rasional
● Bersifat jangka panjang
● Spesifikasi tujuan dan pemerigkatan prioritas
● Analisis total cost dan benevit ( termasuk opportunity cost).
● Berorientasi pada input, output, dan outcome, bukan sekedar input
● Adanya pengawasan kinerja

Sistem Anggaran Tradisional (Traditional Budgeting System) adalah suatu cara penyusunan
anggaran dimana tidak didasarkan atas pemikiran dan analisa rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Adapun dua ciri utama dalam pendekatan Sistem Anggaran Tradisional yaitu cara
penyusunan anggaran didasarkan atas pendekatan incrementalism. Penjelasannya, penekanan
dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan pertanggungjawaban
yang terpusat. Bersifat incrementalism artinya menambah dan mengurangi jumlah rupiah
pada item-item anggaran yg sudah ada dengan data tahun sebelumnya. Masalah utama Sistem
Anggaran Tradisional adalah tidak memperhatikan konsep Value For Money (VFM).
Terdapat tiga konsep dalam VFM yaitu Ekonomi, Efisiensi, dan Efektivitas.

Ciri kedua dalam Sistem Anggaran Tradisional yaitu struktur dan susunan anggaran yang
bersifat Line-item. Bersifat Line-item didasarkan atas sifat (nature) dari penerimaan dan
pengeluaran. Masalah utama Sistem Anggaran Tradisional adalah tidak mampu
mengungkapkan besarnya dana dikeluarkan untuk setiap kegiatan. Metode Line-item budget
tidak memungkinkan item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam struktur
anggaran.

Kemudian untuk memperbaiki proses penganggaran telah dilakukan perubahan perubahan


melalui UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Penuangan rencana pembangunan
dalam suatu dokumen perencanaan nasional lima tahunan yang ditetapkan dengan undang-
undang dirasakan tidak realistis dan semakin tidak sesuai dengan dinamika kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan dalam era globalisasi. Perkembangan dinamis dalam
penyelenggaraan pemerintahan membutuhkan sistem perencanaan fiskal yang terdiri dari
sistem penyusunan anggaran tahunan yang dilaksanakan sesuai dengan Kerangka
Pengeluaran Jangka Menengah (Medium Term Expenditure Framework) sebagaimana
dilaksanakan di kebanyakan negara maju.

Negara maju

Medium Term Budgeting Framework (MTBF)


Medium Term Budgeting Framework (MTBF) adalah suatu kerangka startegis kebijakan
pemerintah tentang anggaran belanja untuk departemen dan lembaga pemerintah non
departemen. Kerangka ini memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada departemen
untuk menetapkan alokasi dan penggunaan sumber dana pembangunan. Keberhasilan MTBF
tergantung pada mekanisme pengambilan keputusan anggaran secara agregat yang didasarkan
pada skala prioritas. (http://spi-blu.uinjkt.ac.id/?p=348)
Berikut ini sejumlah jenis anggaran yang penting untuk diketahui akan yang dikutip dari
beberapa sumber:
1) Line Item Budgeting
Line Item Budgeting adalah proses penyusunan anggaran didasarkan pada dan dari mana dan
berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran).
Jenis anggaran ini relatif dianggap paling tua dan banyak mengandung kelemahan atau sering
pulah disebut ‘traditional budgeting’. Walaupun tak dapat disangkal ‘line-item budgeting’
sangat populer penggunaannya karena dianggap mudah untuk dilaksanakan.
2) Incremental Budgeting
Incremental Budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang memungkinkan
revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode
tahun yang akan datang.
Angka di pos pengeluaran merupakan pembanding (kenaikan) dari angka periode
sebelumnya. Permasalahan yang harus diputuskan bersama adalah metode
kenaikan/penurunan (incremental) dai angka anggaran tahun sebelumnya. Logika sistem
anggaran ini adalah bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan merupakan kelanjutan
kegiatan dari tahun sebelumnya.
3) Planning Programming Budgeting System
Planning Programming Budgeting System adalah suatu proses perencanaan, pembuatan
program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem sebagai kesatuan yang bulat dan
tidak terpisah-pisah, dan didalamnya terkandung identifikasi tujuan organisasi atas
permasalahan yang mungkin timbul. Proses pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengawasan terhadap semua kegiatan sangat diperlukan selain pertimbangan atas implikasi
keputusan terhadap berbagai kegiatan di masa yang akan datang.
4) Zero Based Budgeting (ZBB)
Zero Based Budgeting (ZBB) merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan
kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan di masa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi
secara terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam visi tahun yang
bersangkutan. Tiga langkah penyusunan ZBB adalah :
1. Identifikasi unti keputusan.
2. Membangun paket keputusan
3. Mereview peringkat paket keputusan
5) Performance Budgeting
Performance Budgeting (anggaran yang berorientasi pada kinerja) adalah sistem
penganggaran yang berorientasi pada ‘out put’ organisasi dan berkaitan sangat erat dengan
Visi, Misi, dan Rencana Strategis Organisasi. ‘Performance budgeting’ mengalokasikan
sumber daya pada program, bukan pada unit organisasi semata dan memakai ‘out put
measurement’ sebagai indikator kinerja organisasi.

Anda mungkin juga menyukai