CSR umumnya dipahami sebagai cara di mana perusahaan mencapai keseimbangan antara
kepentingan ekonomi, lingkungan dan sosial, sementara pada saat yang sama memenuhi
harapan pemegang saham dan pemangku kepentingan.
Dalam pengertian ini, penting untuk membedakan antara CSR, yang dapat berupa konsep
manajemen bisnis strategis, dan amal, sponsorship, atau filantropi.
Fase kedua evolusi munculnya CSR tercetus pada tahun 1930-an. Dimana pada waktu ini
banyak protes yang muncul dari masyarakat akibat ulah perusahaan yang tidak
mempedulikan masyarakat sekitarnya. Segala sesuatu hanya diketahui oleh perusahaan.
Ditambah kenyataan bahwa pada saat itu telah terjadi resesi dunia secara besar-besaran yang
mengakibatkan pengangguran dan banyak perusahaan yang bangkrut. Pada masa ini dunia
berhadapan dengan kekurangan modal untuk input produksinya. Buruh terpaksa berhenti
bekerja, pengangguran sangat meluas dan merugikan pekerjannya. Saat itu timbul
ketidakpuasan terhadap sikap perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjanya
karena perusahaan hanya diam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Menurut masyarakat pada
masa ini perusahaan sama sekali tidak memiliki tanggung jawab moral. Menyadari
kemarahan masyarakat muncul beberapa perusahaan yang meminta maaf kepada masyarakat
dan memberi beberapa jaminan kepada para karyawannya yang dipecat.
Tahap ketiga Ketidakpuasan hati masyarakat terhadap golongan pengusaha yang melibatkan
perjuangan konsumen yang dipimpin oleh Ralph Nader 24 terjadi pada tahun 1960 sampai
dengan tahun 1970 yang mementingkan menjaga lingkungan yang bersih.
Hal-hal seperti false advertising atau pemberian informasi yang berlebihan dan tidak sesuai
dengan produk yang ditawarkan harus lah dihindari oleh perusahaan.
Hal selanjutnya pelunasan tanggung jawab sosial terhadap karyawan yang dimiliki
perusahaan tidak hanya sebatas membayarkan gaji. Tetapi juga perusahaan harus
menyediakan tempat kerja yang aman dan manusiawi. Apabila pekerjaan yang dilakukan
memiliki resiko tinggi maka sebagai bentuk tanggung jawabnya perushaan harus
memberikan asuransi ataupun tunjangan yang setimpal dengan resiko yang dihadapi
pekerjanya.
Lingkungan merupakan faktor penting tidak hanya bagi keberlanjutan bisnis perusahaan
tetapi manusia secara umum. Perusahaan yang tidak memikirkan dampak sosial dan
lingkungan dari operasinya, akan memperoleh reputasi buruk yang dapat menimbulkan
masalah kedepannya.
Giving back to community adalah kalimat yang sering digunakan perusahaan dalam aktifitas
sosialnya. Hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah memberikan layanan kesehatan
secara gratis, membuat program yang menginspirasi wanita, memberikan beasiswa, dan
masih banyak lagi.
Etika bisnis adalah aturan yang tidak tertulis tentang benar dan tidaknya dalam menjalankan suatu
bisnis yang mencakup segala aspek kegiatan bisnis baik itu individu, perusahaan dan masyarakat.
Contoh etika bisnis yang dijalankan dalam suatu perusahaan dapat memberikan nilai kepada semua
pegawainya tentang norma dan perilaku baik karyawan sampai level pimpinan sekaligus.
Sedangkan pengertian etika adalah suatu aturan atau norma yang dipakai pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat seseorang terkait perilaku baik dan butuk. Etika ini bisa diadopsi dalam dunia bisnis,
entah itu bisnis online, binsnis syariah dan bisnis lainnya.
Perusahaan selalu yakin bahwa bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika.
1. Jujur
2. Bersikap dewasa
5. Menyebutkan nama
7. Bersikap sopan
a) Prinsip Otonomi adalah prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas
memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan
visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan
untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan
kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
c) Prinsip Tidak Berniat Jahat merupakan prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip
kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat
perusahaan itu.
d) Prinsip Keadilan adalah perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang
terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai
kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
e) Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri merupakan prinsip yang mengarahkan agar kita
memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan
memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.
Selain prinsip, ada juga terdapat beberapa nilai – nilai etika bisnis yaitu :
10. a) Kejujuran
11. b) Keadilan
12. c) Rendah Hati
13. d) Simpatik
14. e) Kecerdasan
Etika bisnis bertujuan untuk memberikan dorongan bagi kesadaran moral dan memberikan batasan bagi
para pengusaha atau pebisnis untuk dapat menjalankan bisnis secara jujur dan adil serta menjauhi bisnis
penipuan yang merugikan banyak orang atau pihak yang memiliki keterikatan. Selain itu, etika bisnis
mempunyai tujuan agar bisnis dapat dijalankan dan dicetuskan seadil-adilnya dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang telah disepakati
Pencemaran air dan tanah. Pencemaran pada air dan tanah ini bisa disebabkan
oleh limbah-limbah industri, seperti sampah non-organik dan zat-zat kimia sisa
proses produksi yang dibuang secara sembarangan oleh pihak pemilik industri.
Sedangkan sampah, baik padat maupun cair, yang terbuang ke dalam sumber
air dapat menimbulkan, misalnya, bau, perubahan suhu, atau pendangkalan
sungai. Di samping itu, air tidak lagi sehat untuk digunakan. Ketika penduduk
sekitar memaksa menggunakan air yang tercampur limbah tersebut,
kemungkinan mereka akan mengalami gangguan pada kesehatannya.
Selain asap, debu yang dihasilkan pun bisa mengakibatkan tercemarnya udara
bersih.