Anda di halaman 1dari 7

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau 

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah


konsep manajemen di mana perusahaan mengintegrasikan masalah sosial dan lingkungan
dalam operasi bisnis mereka dan interaksi dengan pemangku kepentingan mereka.

CSR umumnya dipahami sebagai cara di mana perusahaan mencapai keseimbangan antara
kepentingan ekonomi, lingkungan dan sosial, sementara pada saat yang sama memenuhi
harapan pemegang saham dan pemangku kepentingan.

Dalam pengertian ini, penting untuk membedakan antara CSR, yang dapat berupa konsep
manajemen bisnis strategis, dan amal, sponsorship, atau filantropi.

Fase Perkembangan Tanggung Jawab Sosial


 fase pertama pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada masyarakat bermula di Amerika
Serikat sekitar tahun 1900 atau lebih dikenal sebagai permulaan abad ke-19. Pada waktu itu
Amerika sedang dalam pertumbuhan yang begitu pesat, ditandai dengan banyaknya
perusahaan-perusahaan raksasa yang muncul dan hidup berdampingan dengan masyarakat.
Pada saat itu, banyak perusahaan besar menyalahgunakan kuasa mereka dalam hal
diskriminasi harga, menahan buruh dan prilaku lainya yang menyalahi moral kemanusiaan.
Dengan kata lain, banyak perusahaan yang berbuat semena-mena terhadap masyarakat. Hal
itu jelas membuat emosi masyarakat.

Fase kedua evolusi munculnya CSR tercetus pada tahun 1930-an. Dimana pada waktu ini
banyak protes yang muncul dari masyarakat akibat ulah perusahaan yang tidak
mempedulikan masyarakat sekitarnya. Segala sesuatu hanya diketahui oleh perusahaan.
Ditambah kenyataan bahwa pada saat itu telah terjadi resesi dunia secara besar-besaran yang
mengakibatkan pengangguran dan banyak perusahaan yang bangkrut. Pada masa ini dunia
berhadapan dengan kekurangan modal untuk input produksinya. Buruh terpaksa berhenti
bekerja, pengangguran sangat meluas dan merugikan pekerjannya. Saat itu timbul
ketidakpuasan terhadap sikap perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjanya
karena perusahaan hanya diam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Menurut masyarakat pada
masa ini perusahaan sama sekali tidak memiliki tanggung jawab moral. Menyadari
kemarahan masyarakat muncul beberapa perusahaan yang meminta maaf kepada masyarakat
dan memberi beberapa jaminan kepada para karyawannya yang dipecat.

Tahap ketiga Ketidakpuasan hati masyarakat terhadap golongan pengusaha yang melibatkan
perjuangan konsumen yang dipimpin oleh Ralph Nader 24 terjadi pada tahun 1960 sampai
dengan tahun 1970 yang mementingkan menjaga lingkungan yang bersih.

Perusahaan bertanggung jawab kepada seluruh pihak yang berkempentingan seperti


pemerintah, karyawan, konsumen, dan pemegang saham. Tidak hanya pertanggung
jawaban dalam bentuk finansial, tetapi ekonomi, sosial, dan lingkungan secara keseluruhan

Jenis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Terhadap Konsumen


Tanggung Jawab terhadap konsumen bukan hanya sebatas menyediakan produk yang
berkualitas saja. Pentingnya etika perusahaan terhadap konsumennya dalam melakukan
pemasaran produknya haruslah menjadi tanggung jawab sosial perusahaan.

Hal-hal seperti false advertising  atau pemberian informasi yang berlebihan dan tidak sesuai
dengan produk yang ditawarkan harus lah dihindari oleh perusahaan.

Tanggug Jawab Soial Terhadap Karyawan

Hal selanjutnya pelunasan tanggung jawab sosial terhadap karyawan yang dimiliki
perusahaan tidak hanya sebatas membayarkan gaji. Tetapi juga perusahaan harus
menyediakan tempat kerja yang aman dan manusiawi. Apabila pekerjaan yang dilakukan
memiliki resiko tinggi maka sebagai bentuk tanggung jawabnya perushaan harus
memberikan asuransi ataupun tunjangan yang setimpal dengan resiko yang dihadapi
pekerjanya.

Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor penting tidak hanya bagi keberlanjutan bisnis perusahaan
tetapi manusia secara umum. Perusahaan yang tidak memikirkan dampak sosial dan
lingkungan dari operasinya, akan memperoleh reputasi buruk yang dapat menimbulkan
masalah kedepannya.

Tanggung Jawab Sosial Terhadap Komunitas

Giving back to community adalah kalimat yang sering digunakan perusahaan dalam aktifitas
sosialnya. Hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah memberikan layanan kesehatan
secara gratis, membuat program yang menginspirasi wanita, memberikan beasiswa, dan
masih banyak lagi.

Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis adalah aturan yang tidak tertulis tentang benar dan tidaknya dalam menjalankan suatu
bisnis yang mencakup segala aspek kegiatan bisnis baik itu individu, perusahaan dan masyarakat.
Contoh etika bisnis yang dijalankan dalam suatu perusahaan dapat memberikan nilai kepada semua
pegawainya tentang norma dan perilaku baik karyawan sampai level pimpinan sekaligus.

Sedangkan pengertian etika adalah suatu aturan atau norma yang dipakai pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat seseorang terkait perilaku baik dan butuk. Etika ini bisa diadopsi dalam dunia bisnis,
entah itu bisnis online, binsnis syariah dan bisnis lainnya.

Perusahaan selalu yakin bahwa bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika.

1. Jujur
2. Bersikap dewasa

3. Bertingkah laku baik

4. Menggunakan pakaian rapi

5. Menyebutkan nama

6. Menggunakan bahasa yang baik

7. Bersikap sopan

8. Berdiri saat berkenalan

9. Selalu mengucapkan terma kasih

Prinsip Etika Bisnis


Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan untuk mencapai
tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah
timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi
perusahaan.

a)    Prinsip Otonomi adalah prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas
memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan
visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan
untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan
kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

b)   Prinsip Kejujuran adalah prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat


perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja
dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis
melakukan penipuan.

c)    Prinsip Tidak Berniat Jahat merupakan prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip
kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat
perusahaan itu.

d)   Prinsip Keadilan adalah perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang
terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai
kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
e)    Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri merupakan prinsip yang mengarahkan agar kita
memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan
memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.

Selain prinsip, ada juga terdapat beberapa nilai – nilai etika bisnis yaitu :
10. a)    Kejujuran
11. b)    Keadilan
12. c)    Rendah Hati
13. d)     Simpatik
14. e)      Kecerdasan

Etika ber-Interaksi dalam Dunia Bisnis

1.     Interaksi dengan konsumen


Pada perusahaan mereka menjalin hubungan dengan konsumen melalui bagian
marketing sebuah perusahaan sehingga marketing harus paham keinginan konsumen yang
satu dengan yang lainnya karena keingingan konsumen A berbeda dengan konsumen B.
Perusahaan juga tidak boleh mengeluarkan iklan yang sifatnya untuk menipu orang seperti
mengatakan produknya berkualitas nomor satu, tetapi nyatanya tidak.
2.    Interaksi dengan produsen lain
Perusahaan yang baik tidak akan mengeluarkan iklan yang menjelekkan produk
perusahaan saingannya. Contoh kalimat dalam iklan yang menyinggu produk lain seperti :
“Yang bagus dari ini? Yang mahal banyak”. Dilihat dari segi apapun iklan seperti itu sangat
nyata menyinggung produk lain seolah-olah produknya biak.
3.    Interaksi dengan anak-anak
Pemasaran yang dilakukan melalui iklan oleh perusahaan yang mengkhususkan anak-
anak sebagai peluang bisnisnya harus benar-benar memperhatikan iklannya karena sangat
berpengaruh besar terhadap anak-anak yang menonton iklan tersebut di TV. Iklan yang
ditawarkan harus benar-benar bermanfaat bagi anak, memiliki nilai tambah dalam hal gizi,
dalam hal meningkatkan kecerdasan dan juga bisa sebagai pengisi waktu libur.
4.    Etika terhadap saingan
Terkadang ada produsen yang berbuat kurang etis terhadap saingannya dengan
menyebarkan rumor yang bersifat negatif atau jelek. Contohnya seperti mengatakan produk
saingannya kurang bermutu sehingga menimbulkan citra negatid dari pihak konsumen.
5.    Etika terhadap karyawan
Perusahaan perlu mengatur batas-batas etika yang mengatur hubungan atasan-
bawahan. Sebagai atasan sepatutnya harus ramah serta menghormati hak-hak bawahannya
dimana karyawan diberi kesempatan naik pangkat serta kenaikkan gaji. Pelecehan seksual
harus dijaga dnegan baik sehingga tidak akan mucul ledakan ketidakpuasan sekelompok
karyawan yang akan berakibat fatal untuk perusahaan seperti: terjadi demo, mogok kerja,
serta menuntut manajemen perusahaan untuk mundur dari jabatannya diperusahaan
tersebut.
6.    Etika terhadap Publik
Hubungan dengan publik harus dijaga sebaik mungkin agar selalu terjaga hubungan
yang harmonis. Hubungan dengan publik ini menyangkut pemeliharaan ekologi, lingkungan
hidup yang meliputi konservasi alam, daur ulang atas limbah dari perusahaan dan polusi
yang ditimbulkan. Menjaga kelestarian alam adalah salah satu usaha yang dapat dilakukan
perusahaan dalam rangka mencegah polusi dan menghemat sumber daya alam.

Tujuan Etika Bisnis

Etika bisnis bertujuan untuk memberikan dorongan bagi kesadaran moral dan memberikan batasan bagi
para pengusaha atau pebisnis untuk dapat menjalankan bisnis secara jujur dan adil serta menjauhi bisnis
penipuan yang merugikan banyak orang atau pihak yang memiliki keterikatan. Selain itu, etika bisnis
mempunyai tujuan agar bisnis dapat dijalankan dan dicetuskan seadil-adilnya dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang telah disepakati

Isu Lingkungan di Kawasan Industri


Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan industri-industri di Indonesia memiliki
pengaruh terhadap kondisi lingkungan di sekitar tempat berdirinya bangunan-
bangunan industri tersebut. Meskipun tidak seluruhnya, sejumlah besar praktek
industri di negara kita ini memberikan dampak negatif untuk lingkungan.

Dampak Negatif Kegiatan Industri terhadap Lingkungan

Adanya eskalasi besar-besaran dalam bidang industri memang memberikan


keuntungan untuk banyak pihak. Dampak positif adanya gedung-gedung tempat
kegiatan industri berlangsung ini antara lain meningkatnya jumlah lapangan
kerja, membantu mengatasi permasalahan terkait kemiskinan dan
pengangguran, menambah pendapatan negara, dan sebagainya.

Meskipun demikian, dampak negatifnya terhadap lingkungan pun tak kalah


banyak. Terganggungnya kebersihan dan munculnya berbagai pencemaran
lingkungan menjadi akibat utama tumbuhnya industri; yang tak pelak merugikan
masyarakat yang tinggal di daerah sekitarnya.

Pencemaran air dan tanah. Pencemaran pada air dan tanah ini bisa disebabkan
oleh limbah-limbah industri, seperti sampah non-organik dan zat-zat kimia sisa
proses produksi yang dibuang secara sembarangan oleh pihak pemilik industri.

Sampah anorganik yang dibuang di tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan


organisme di dalam tanah (yang berperan pada kesuburan tanah);
mengakibatkan tanah tidak lagi gembur dan subur sehingga tanaman enggan
tumbuh di atasnya.

Sedangkan sampah, baik padat maupun cair, yang terbuang ke dalam sumber
air dapat menimbulkan, misalnya, bau, perubahan suhu, atau pendangkalan
sungai. Di samping itu, air tidak lagi sehat untuk digunakan. Ketika penduduk
sekitar memaksa menggunakan air yang tercampur limbah tersebut,
kemungkinan mereka akan mengalami gangguan pada kesehatannya.

Pencemaran udara. Beberapa jenis industri melibatkan proses produksi yang


menghasilkan asap. Tidak tanggung-tanggung, asap ini membumbung hampir
setiap saat apabila pabrik beroperasi sepanjang hari, 24 jam tanpa henti. Asap
ini tentu mengandung zat-zat yang sebagian besar berbahaya ketika dihirup.

Selain asap, debu yang dihasilkan pun bisa mengakibatkan tercemarnya udara
bersih.

Adanya pencemaran udara ini, apapun penyebab khususnya, semakin


mempersulit masyarakat sekitar untuk mendapatkan udara bersih untuk
bernafas. Berbagai penyakit pernafasan seperti TBC, pneumonia, dan penyakit
berbahaya lainnya pun mengancam.

Polusi suara. Kegiatan di industri-indsutri ini seringkali menimbulkan suara-


suara yang mengganggu; atau bisa disebut dengan polusi suara. Jika
intensitasnya tinggi dan jangka waktunya lama, kebisingan ini dapat
menimbulkan gangguan, baik bagi para pekerja maupun masyarakat di
dekatnya.

Mengatasi Isu Lingkungan di Kawasan Industri.

Untuk mengatasi pencemaran yang merupakan isu lingkungan paling menarik


perhatian di kawasan industri, dibutuhkan kerjasama yang baik antara berbagai
pihak yang terkait; terutama penyelenggara atau pemilik industri.

Beberapa hal yang perlu diupayakan dalam mencegah dan/atau mengatasi


dampak negatif pembangunan industri antara lain adalah sebagai berikut:

 Pemilihan lokasi pembangunan yang tidak terlampau dekat dengna pemukiman


warga setempat.
 Adanya upaya memperkecil jumlah limbah yang dihasilkan oleh industri
tersebut; misalnya dengan pemilihan bahan baku dan peralatan yang ramah
lingkungan.
 Adanya usaha mencegah terjadinya pencemaran lingkungan sekitar. Contohnya,
dengan melakukan pengelolaan limbah secara bijak atau menyediakan tempat
penyaluran limbah yang tidak mengganggu kesehatan lingkungan sekitar.
 Menghijaukan lingkungan di sekitar lokasi pendirian industri. Hal ini bisa
dilakukan oleh penyelenggara industri dan masyarakat sekitar. Seperti yang kita
ketahui, pepohonan ataupun tanaman hijau lainnya mempunyai dampak
signifikan dalam menetralkan udara yang kotor, ataupun menjadi sumber
penampungan air bersih.
 Penjagaan kebersihan lokasi industri dan lingkungan sekitarnya; memastikan
tidak ada sampah yang terbuang tidak pada tempatnya.

Anda mungkin juga menyukai