Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Balita yang mengalami gagal tumbuh atau yang sering di sebut stunting
merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini
berdasarkan data WHO Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia
mengalami stunting. Di Indonesia stunting masih menjadi masalah gizi yang cukup
tinggi, berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) prevalensi stunting, di
Indonesia tahun 2018 balita usia 0-59 bulan sangat pendek yaitu 18,9% dan pendek
17,1% dan Persentase Indonesia tahun 2018 balita usia 0-59 bulan sangat pendek
adalah 11,5% dan pendek di adalah 19,3% (Riskesdas,2018). Untuk pengurangan
angka stunting pemerintah juga telah menetapkan 160 kabupaten proritas yang akan
di tangani di tahap awal. Data riskesdas pada tahun 2018 Aceh menunjukan 37,1%
balita mengalami stunting (Riskesdas, 2018),dengan beberapa kabupaten di Aceh
yang menjadi daerah lokus stunting salah satunya yaitu Kabupaten Aceh tengah yang
masuk dalam 160 kabupaten prioritas yang akan di tangani di awal,pada tahun 2019
18,91 % yang menderita stunting (E-PPGM,2019).
Dalam Pemeliharaan upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan anak
sebaiknya dititik beratkan pada upaya yang dapat dilakukan di Posyandu, yang
merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang strategis, yang menyediakan
layanan kesehatan masyarakat. Salah satu fungsi posyandu adalah sebagai media
promosi dan pemantauan pertumbuhan anak balita. Pemantauan pertumbuhan adalah
proses memantau garis pertumbuhan anak yang dibandingkan dengan standar secara
berkala. Pengukuran antropometri dapat pula digunakan sebagaiacuan untuk melihat
ketidak cukupan pertumbuhan dan mengidentifikasi kegagalan tumbuh secara dini.
Pemantauan pertumbuhan ditujukan untuk deteksi dini gangguan pertumbuhan untuk
mencegah munculnya tanda-tanda masalah gizi pada anak. Kegiatan pemantauan

1
pertumbuhan juga diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan dasar lain seperti KIA,
imunisasi, dan pemberantasan penyakit (Aditianti dkk,2018).
Saat ini pemantauan pertumbuhan menjadi kegiatan utama posyandu
Pemantauan pertumbuhan adalah pemantauan terus menerus pertumbuhan pada anak-
anak. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi perlambatan pertumbuhan atau
kegagalan pertumbuhan pada tingkat individu, yang membantu memperbaiki masalah
dengan tepat. Kegiatan pokok pemantauan pertumbuhan adalah mengumpulkan data
hasil penimbangan, menghitung proporsi balita yang naik atau tidak, mengkaji
kecenderungan perubahan antar waktu, melaporkan hasil pemantauan dan melakukan
tindakan bila diperlukan baik tingkat individu maupun tingkat masyarakat Pencapaian
hasil kegiatan posyandu program gizi dapat di lihat melalui balok SKDN yaitu (S =
jumlah anak balita yang ada di wilayah kerja posyandu tertentu, K = jumlah anak
balita yang memiliki KMS (kartu menuju sehat), D = jumlah anak balita yang datang
di timbang, N = j umlah anak balita yang menunjukan kenaikan berat badannya).data
pada balok SKDN sesuai fungsinya dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
kelompok data yang di gunakan untuk pemantauan pertumbuhan balita di suatu
wilayah,yaitu N/D,kelompok lainnya adalah yang di gunakan untuk tujuan
pengolahan program/kegiatan di posyandu yaitu D/S dan K/S (Depkes RI, 2006).
Hasil rekapitulisasi Dinas kesehatan Aceh Tengah 2019 N/D 66,2%, D/S 80,9
dan K/S 99,8 % dengan nilai stunting di Aceh Tengah, oleh karena itu peneliti ingin
melihat apakah ada pengaruh indikaror S,K,D,N pada program Posyandu terhadap
deteksi dini stunting di Kabupaten Aceh Tengah.

2
B. RUMUSAN MASALAH
Perumasan dari penelitian berdasarkan latar belakang di atas “apakah ada pengaruh
indikaror SKDN pada program posyandu terhadap stunting Tahun 2019 di Kabupaten
Aceh Tengah ?”

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh indikaror SKDN pada
program posyandu terhadap stunting Tahun 2019 di Kabupaten Aceh Tengah.

2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jumlah angka Stunting di 17 Puskesmas di Aceh Tengah.
2. Untuk mengetahui pengaruh K/S terhadap Stunting di 17 Puskesmas
Kabupaten Aceh Tengah.
3. Untuk mengetahui pengaruh D/S terhadap Stunting di 17 Puskesmas
Kabupaten Aceh Tengah.
4. Untuk mengetahui pengaruh N/S terhadap Stunting di 17 Puskesmas
Kabupaten Aceh Tengah.
5. Untuk mengetahui pengelompokan prioritas masalah gizi di Kabupaten Aceh
Tengah menurut Puskesmas berdasarkan SKDN prevalensi Stunting .

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan informasi megenai Pengaruh
indikator SKDN pada program posyandu terhadap stunting.
2. Bagi Pengelola/institusi
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi Posyandu,
puskesmas. dan Dinas kesehatan.

3
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini belum ada yang sama, tetapi sudah ada hampir sama
dengan peneletian :
a. Raudza 2018 dalam sekripsi Gizi poltekkes kemenkes Aceh “Hububgan
konsumsi pangan dan skor pph fengan prevalensi stunting pada balita di
provinsi Aceh” penelitian berupa data sekunder dari hasil survey ekonomi nasional
(Susenas ) dan sekunder dari pemantauan status gizi (PSG)
b. Studi Kualitatif Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan Anak Balita Di
Posyandu Di Kabupaten Bandung, Yang di teliti oleh Aditianti1, Erna
Luciasari1, Yurista Permanasari1, Elisa Diana Julianti1, Meda Permana.

Anda mungkin juga menyukai