Anda di halaman 1dari 5

JURNAL HUMAN CARE (JHC)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


FORT DE KOCK BUKITTINGGI
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN
STUNTING DITINJAU DARI PROGRAM SPESIFIK
DAN PROGRAM SENSITIF PADA 1000 HPK DI
KABUPATEN AGAM, KOTA BUKITTINGGI,
DAN KOTA PADANG PANJANG

Shinta Angellina1), Neila Sulung2),Silvia 3),Efriza4),Adriani 5)


1
Fakultas Kesehatan, Universitas Fort De Kock, Bukittinggi, Indonesia
email: shintaangellina03@gmail.com

Abstract
Stunting is a chronic condition that describes stunted growth due to long-term malnutrition. The purpose
of the study was to evaluate the implementation of stunting prevention programs in Agam Regency,
Bukittinggi City, Padang Panjang City. The research method in this research is mixed methods with
sequential exploratory design. quantitative data using questionnaires, while qualitative research using in-
depth interviews. Quantitative design in this study with a 1:2 case control approach, the population of
this study were all children aged 24-59 months. The most influential result in Agam Regency is food
diversity, in Bukittinggi City is FE Consumption and in Padang Panjang City is MP-ASI. The qualitative
results of existing policies are very good, human resources have worked according to their abilities,
infrastructure is available but improvements are still needed and funds are available.

Keywords: Sensitive Specific Program, 1000 HPK, Stunting

Abstract
Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi
jangka panjang. Tujuan penelitian untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan pencegahan program stunting
di Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang. Metode penelitian dalam ini adalah mixed
methods dengan desain sequential exploratory design. data kuantitatif menggunakan kuesioner,
sedangkan penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam. Rancangan kuantitatif
dalam penelitian ini dengan pendekatan case control 1:2, populasi penelitian ini adalah seluruh anak
usia 24-59 bulan. Hasil paling berpengaruh di Kabupaten Agam yaitu keanekaragaman makanan, di
Kota Bukittinggi yaitu Konsumsi FE dan di Kota Padang Panjang pada yaitu MP-ASI. Hasil kualitatif
kebijakan yang ada sudah sangat baik, sumber daya manusia sudah bekerja sesuai kemampuan, sarana
prasarana sudah ada tetapi masih diperlukannya perbaikan dan dana tersedia.
Abstract ditulisdalambahasa inggris dan bahasa Indonesia yang berisikanisu-isupokok, tujuanpenelitian,
metoda/pendekatan dan hasil penelitian. Abstract ditulisdalam satu alenia, tidak lebih dari 200 kata.
(Times New Roman 11, spasitunggal, dan cetak miring), maksimal 1 halaman.

Keywords: Program Spesifik Sensitif, 1000 HPK, Stunting

PENDAHULUAN kekurangan gizi kronis yang disebabkan


Stunting adalah masalah kesehatan yang oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu
banyak ditemukan di negara berkembang, yang cukup lama, sehingga mengakibatkan
termasuk Indonesia (UNICEF, 2017). gangguan pertumbuhan pada anak yakni
Stunting atau pendek merupakan masalah tinggi badan anak lebih rendah atau pendek
(kerdil) dari standar usianya (Kemenkes RI sensitif di kabupaten agam, kota bukittinggi,
2018) dan kota padang panjang.
Prevalensi stunting di Indonesia METODE PENELITIAN
berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 Metode penelitian ini menggunakan
sekitar 36,8%, pada tahun 2013 mengalami mixed methods dengan menggabungkan
kenaikan sekitar 37, 2% dan pada tahun penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode
2018 mengalami penurunan sekitar 30,8% penelitian ini menggunkan desain
tetapi tidak mengalami penurunan explanatory sequential design atau
signifikan. Hal ini mendapatkan perhatian rancangan metode campuran eksplanatoris
yang lebih khusus untuk penanganannya yang memiliki dua fase dimana pertama-
(Kementrian Kesehatan RI 2018) tama mengumpulkan data kuantitatif dan
Berdasarkan data survei status gizi balita setelah itu mengumpulkan data kualitatif.
indonesia (SSGBI) pada tahun 2019, Metode pengumpulan data kuantitatif
pvelensi stunting di indonesia mencapai menggunakan kuesioner, sedangkan
27,7%. Artinya , sekitar satu dari empat pengumpulan data kualitatif dengan analisa
anak balita (lebih dari delapan juta anak) di kualitatif dan menggunakan metode
Indonesia mengalami stunting. Angka wawancara mendalam (indeph interview)
tersebut masih sangat tinggi jika agar ditemukan permasalahan secara lebih
dibandingkan dengan ambang batas yang terbuka serta observasi, dan studi dokumen.
ditetapkan WHO yaitu 20% (Kementrian Pengolahan dan analisa data kualitatif
Kesehatan RI 2021) menggunakan triangulasi sedangkan data
Hasil penelitian dari Gina Muthia pada kuantitatif menggunakan komputerisasi
tahun 2019 yang berjudul Evaluasi dengan uji statistik chi square dan uji
Pelaksanaan Program Pencegahan Stunting regresi logistic. Penelitian ini dilakukan di 2
Ditinjau dari Intervensi Gizi Spesifik puskesmas yang ada di wilayah kabupaten
Gerakan 1000 HPK Di Puskesmas Pegang agam, kota bukittinggi, dan padang panjang.
Baru Kabupaten Pasaman Hasil penelitian
menunjukkan pada tahap input, tidak ada HASIL DAN PEMBAHASAN
dana khusus untuk intervensi gizi spesifik; Hasil analisis bivariat untuk mengetahui
masih kurangnya tenaga gizi; belum ada besar hubungan variabel independen dengan
pedoman dan SPO tentang penanganan variabel dependen menggunakan uji Chi-
growth faltering. Tahap proses, perencanaan Square. Variabel dikatakan memiliki
belum dilaksanakan secara buttom up, hubungan apabila P-value ≤ 0,05. Di
belum semua program intervensi gizi Kabupaten Agam variabel yang
spesifik mempunyai pencatatan dan berhubungan dengan kejadian stunting pada
pelaporan. Tahap output, balita yang program spesifik adalah kunjungan ANC (P-
mendapat kapsul vitamin A dan bumil KEK value 0.024), konsumsi asam folat (P-value
yang mendapat PMT sudah memenuhi target 0.042), imunisasi (P-value 0.019) dan pada
capaian dan masih ada program intervensi program sensitif adalah keragaman makanan
gizi spesifik yang dilaksanakan tapi tidak (P-value 0.0001), pola asuh (P-value
bisa dievaluasi (Muthia and Yantri n.d.) 0.0001). Kota Bukittinggi pada program
spesifik hubungan dengan kejadian stunting
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adalah konsumsi tablet FE (P-value 0.0001),
evaluasi pelaksanaan program pencegahan Konsumsi asam folat (P-value 0.047) dan
stunting ditinjau dari program spesifik dan pada program spesifik yaitu pola asuh (p-
value 0.014), dan umur ibu saat hamil (p-
value 0.031). Sedangkan di kota Padang SIMPULAN
Panjang variabel yang berhubungan dengan Kesimpulan yang didapat dalam
kejadian stunting pada program spesifik penelitian ini adalah Variabel yang paling
adalah konsumsi tablet FE (p-value 0.006), berpengaruh terhadap kejadian Stunting di
konsumsi asam folat (p-value 0.033), asi Kabupaten Agam adalah Program Sensitif
eksklusif (p-value 0.012), MP-ASI (p-value variabel yang paling berpengaruh adalah
0.002) dan pada program sensitif yaitu keragaman makanan, di Kota Bukittinggi
keanekaragaman makanan (p-value 0.022), variabel yang paling berpengaruh pada
pendapatan keluarga (p-value 0.024). Program Spesifik adalah konsumsi FE,
sedangkan variabel yang paling berpengaruh
Sedangkan variabel yang paling di Kota Padang Panjang adalah MP-ASI dari
berpengaruh di kabupaten agam adalah Program Spesifik. Pada kebijakan sudah
Program Sensitif variabel yang paling dijalani dengan baik hanya saja ada kendala
berpengaruh adalah keragaman makanan, di dilapangan yang sering ditemui tapi semua
Kota Bukittinggi variabel yang paling lintas sektor selalu bekerjasama untuk
berpengaruh pada Program Spesifik adalah menyelesaikan masalah yang ada
konsumsi FE, sedangkan variabel yang dilapangan. Untuk SDM dan Dana sudah
paling berpengaruh di Kota Padang Panjang memadai.
adalah MP-ASI dari Program Spesifik. Pada
UCAPAN TERIMAKASIH
Hasil wawancara mendalam secara
keseluruhan untuk kebijakan semua Kami ucapkan terimakasih kepada
puskesmas, lintas sektor dan lintas program kepala dinas beserta jajaran, kepala
telah menjalankan sesuai dengan peraturan puskesmas beserta jajaran, dan seluruh
yang ada. Untuk sdm memang masih perlu responden atas waktunya dan partisipasinya
dibutuhkan ahli gizi, tapi semua tenaga dalam pelaksanaan penelitian ini.
kesehatan selalu saling membantu dalam
setiap kegiatan pencegahan stunting ini. REFERENSI
Sedangkan untuk dana, sarana dan prasarana Kemenkes RI. 2018. “Buletin Stunting.”
sudah memadai. Hanya saja petugas Kementerian Kesehatan RI
dilapangan harus lebih banyak lagi 301(5):1163–78.
memberikan edukasi kepada ibu balita atau
pada calon ibu. Kementrian Kesehatan RI. 2018.
“Riskedas.” Jakarta. Retrieved
(https://kesmas.kemenkes.go.id).
Kementrian Kesehatan RI. 2021. Hasil
Pemantauan Status Gizi. Jakarta.
Muthia, Gina, and Eny Yantri. n.d. “Artikel
Penelitian Evaluasi Pelaksanaan
Program Pencegahan Stunting Ditinjau
Dari Intervensi Gizi Spesifik Gerakan
1000 HPK Di Puskesmas Pegang Baru
Kabupaten Pasaman.” 8(4):100–108.

Anda mungkin juga menyukai