1-4
https://jamsi.jurnal-id.com DOI: https://doi.org/10.54082/jamsi.idpaper
Program Studi Gizi, Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan, Universitas Sahid, Indonesia
2
Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan, Universitas Sahid, Indonesia
Abstrak
Di era teknologi industri ini kesehatan merupakan salah satu hal penting yang harus dipenuhi
untuk menunjang produktivitas seseorang. Menurut (Kemenkes RI, 2016). Stunting merupakan kejadian
kekurangan gizi kronis yang dikenal dengan kondisi balita pendek atau balita yang gagal tumbuh dengan
panjang atau tinggi badan yang kurang dibandingkan dengan umur. Menurut Studi Status Gizi Indonesia
(SSGI) 2021, data prevalensi stunting 24,4%. Faktor risiko terjadinya stunting antara lain status gizi harus
diperhatikan sejak masih dalam kandungan. Jika terjadinya kelanjutannya seperti Pertumbuhan Janin
Terhambat (PJT), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kecil, pendek, kurus, daya tahan tubuh rendah dan
risiko meninggal dunia. Tujuan penelitian meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu balita terkait
keamanan pangan sebagai pencegahan pencegahan gizi buruk pada balita. melalui penyuluhan dengan
media leaflet dan power point. Metode yang digunakan yaitu metode ceramah. Hasil penelitian pre dan post
test terdapat perubahan pengetahuan dan sikap ibu balita terkait keamanan pangan sebagai upaya
pencegahan stunting, ditandai nilai p value 0.001 pada pengetahuan ibu balita dan nilai p value 0.000 pada
sikap ibu balita. Sehingga kegiatan program kepang anting dalam pemberian edukasi keamanan pangan
sebagai upaya pencegahan stunting dengan media leaflet dan power point untuk ibu balita sangat
bermanfaat yang ditandai dengan adanya peningkatan pengetahuan dan sikap peserta.
Abstract
In this era of industrial technology, health is one of the important things that must be fulfilled to
support one's productivity. According to (Ministry of Health RI, 2016). Stunting is an event of chronic
malnutrition which is known as the condition of short toddlers or toddlers who fail to grow with a length or
height that is less compared to their age. According to the 2021 Indonesian Nutritional Status Study (SSGI),
data on the prevalence of stunting is 24.4%. The risk factors for stunting include nutritional status which
must be considered from the time when it is still in the womb. If there is a sequel, such as stunted fetal growth
(IUGR), low birth weight (LBW), small, short, thin, low immune system and risk of death. The aim of the
research is to increase the knowledge and attitudes of mothers of toddlers related to food safety as a
prevention of malnutrition in toddlers. through counseling with the media leaflet and power point. The
method used is the lecture method. The results of the pre and post test studies showed changes in the
knowledge and attitudes of mothers under five regarding food safety as an effort to prevent stunting, marked
by a p value of 0.001 on the knowledge of mothers under five and a p value of 0.000 on attitudes of mothers
under five. So that the activities of the braid earrings program in providing food safety education as an effort
to prevent stunting with the media of leaflets and power points for mothers of toddlers are very useful, which
is marked by an increase in the knowledge and attitudes of the participants.
1. PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
Indonesia saat ini mengalami permasalahan gizi sangat kompleks, tidak hanya
dua tetapi tiga permasalahan gizi dimana dikenal dengan Triple Burden Malnutrition
yang mencakup gizi kurang, gizi lebih, dan defisiensi mikronutrien. Permasalahan gizi
tersebut banyak dialami oleh anak-anak Indonesia terutama para balita yang mengalami
gizi kurang disebut dengan stunting. Stunting merupakan kejadian kekurangan gizi
kronis yang dikenal dengan kondisi balita pendek atau balita yang gagal tumbuh dengan
panjang atau tinggi badan yang kurang dibandingkan dengan umur. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pencegahan stunting adalah perbaikan terhadap pola makan, pola
asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih (Kemenkes RI, 2017). Menurut data
SSGI (2021) prevalensi terjadinya stunting di Indonesia sekitar 24,4 %. Sedangkan di
Kota Tangerang prevalensi terjadinya stunting sekitar 15,3 % (SSGI, 2021) dan ini
menunjukkan penurunan yang sangat signifikan dalam upaya pencegahan masalah
stunting. Masalah stunting adalah masalah pembangunan yang kompleks dan terkait
dengan sebagian besar target dalam Sustainable Development Goals, salah satunya
adalah keamanan pangan dan gizi. Terdapat banyak faktor risiko kejadian stunting.
Upaya penanggulangan dapat dilakukan dengan intervensi gizi spesifik dan sensitif.
Tantangan dalam pencegahan stunting dari upaya intervensi sensitif dapat dihadapi
dengan intervensi di bidang keamanan pangan (Kementerian PPN/ Bappenas, 2018).
Pogram keamanan pangan dapat menjadi salah satu kegiatan masyarakat yang
bersifat promotif dan preventif dalam Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga
(PIS-PK). Selain itu, mutu dan keamanan pangan merupakan salah satu dari lima pilar
Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi sesuai Perpres 83/2017 (Kementerian
Kesehatan RI, 2017) serta pengelolaan makanan rumah tangga termasuk dalam lima
pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Untuk mengurangi risiko kejadian stunting,
kelima pilar ini harus dilaksanakan secara komprehensif agar pembangunan pangan dan
gizi dapat terwujud.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap ibu balita dalam pencegahan stunting melalui edukasi tentang
keamanan pangan dengan menggunakan media leaflet dan power point.
2. METODE
(a)
(b)
Tabel 1. Hasil Kuisioner pre dan post test Buku Saku Genting
Test N Statistika Deskriptif Paired T-Test
M(Std. D) T df Sig.(2-tailed)
Pengetahuan
-4.929 9 0.001*
Post Test 10 61.60 (1.897)
Pengetahuan
Tabel 2. Hasil Kuisioner pre dan post test Pengetahuan dan sikap Ibu Hamil
Pencegahan Stunting
M(Std. D) T df Sig.(2-tailed)
Sikap
Berdasarkan hasil tabel 1 kuisioner pre dan post test edukasi Kepang Anting
(Keamanan Pangan Sebagai Upaya Pencegehan Stunting) terdapat perubahan
pengetahuan ibu balita terkait keamanan pangan, ditandai nilai p value 0. 001. Pada
tabel 2 hasil kuisioner pre dan post sikap ibu balita terkait keamanan pangan terdapat
hasil yang signifikan, terdapat peningkatan sikap dalam keamanan pangan ditandai
dengan hasil P value 0. 000.
kegiatan
keterampilan lainnya.
yang disampaikan
masing
Universitas Sahid
*Keterangan :
4 : Sangat Setuju
3 : Setuju
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
4. KESIMPULAN
Program yang sudah dilaksanakan berdasarkan prioritas masalah yang
telah ditentukan, yaitu “KEPANG ANTING (Keamanan Pangan Sebagai Upaya
Pencegahan Stunting)”. Program yang dilaksanakan meliputi penyuluhan
mengenai keamanan pangan menggunakan media leaflet, dan power point dengan
menggunakan metode ceramah. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan,
terjadi peningkatan dan perubahan yang signifikan (P-value <0.5) terhadap
pengetahuan sasaran terkait keamanan pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, R. H., Lubis, Z., & Kaban, J. (2018). Komponen Flavor Volatil Tempe yang
Dibungkus dengan Daun Pisang dan Plastik Volatile Flavor Compounds of Tempeh
Wrapped With Banana Leaf and Plastic. Agritech, FTP, UGM, 38(2), 194–199.
Mariana, D., Wulandari, D., & Padila, P. (2018). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas. Jurnal Keperawatan Silampari,
1(2), 108–122. https://doi.org/10.31539/jks.v1i2.83
Sumiyarsi, I., Nugraheni, A., Mulyani, S., & Cahyanto, E. B. (2018). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Iii. PLACENTUM: Jurnal Ilmiah
Kesehatan Dan Aplikasinya, 6(2), 20. https://doi.org/10.20961/placentum.v6i2.22836