Anda di halaman 1dari 11

MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

p-ISSN: 1412-4920 e-ISSN: 2775-5614


https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

DOI : 10.14710/mkmi.22.3.153-163

LITERATURE REVIEW: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM


PENCEGAHAN STUNTING DI PUSKESMAS

Fadilla Utari1, Hairi Salsabila Siregar1, Nailan Nida Barkah1*, Tri Beby Nisa Vonica Purba1,
Fadilah Aini1, Rusmalawaty1
1Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara
*Corresponding author : nailannida@gmail.com

Info Artikel : Diterima 10 Januari 2023 ; Disetujui 7 Mei 2023 ; Publikasi 1 Juni 2023

ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu isu gizi terbesar di Indonesia ialah pertumbuhan terhambat. Implementasi Puskesmas
memegang peran yang penting dalam program mengatasi kasus stunting dan karenanya pentingnya program
pencegahan stunting di Indonesia. Penelitian ini bertujuan megnalisis pelaksanaan program pencegahan stunting
di puskesmas.
Metode: Penelitian menggunakan studi literatur dengan cara mengumpulkan dan menelaah penelitian terdahulu,
terutama mencari informasi program pencegahan stunting dan data gizi buruk stunting dari berbagai referensi
jurnal nasional.
Hasil: Upaya pencegahan terhadap stunting telah diberlakukan di Indonesia, seperti pemberian ASI Eksklusif,
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI), penimbangan dan pengukuran bayi, pemeriksaan ibu hamil,
pemberian tablet tambah darah (TTD), dan pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil yang menderita
penyakit khusus. Agar program pencegahan stunting berhasil, pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat
harus berkolaborasi.
Simpulan: Indonesia memiliki banyak program yang diperuntukkan bagi mengatasi kasus stunting, seperti
Strategi Nasional Percepatan Gizi Buruk 2018-2024, 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Pendekatan Multisektoral
Terpadu.

Kata kunci: puskesmas; stunting; pencegahan

ABSTRACT
Title: A Literature Review: Analysis of Preventation Program Implementation Stunting in Puskesmas

Background: One of the biggest nutritional issues in Indonesia is stunted growth. The implementation of
Puskesmas plays an important role in programs to overcome stunting cases and hence the importance of stunting
prevention programs in Indonesia. This study aims to analyze the implementation of the stunting prevention
program at the puskesmas.
Method: The research methodology uses literature studies by collecting and reviewing previous research,
especially seeking information on stunting prevention programs and stunting malnutrition data from various
national journal references.
Result: Efforts to prevent stunting have been implemented in Indonesia, such as exclusive breastfeeding, provision
of complementary feeding (MPASI), weighing and measuring babies, examining pregnant women, administering
blood-boosting tablets (TTD), and providing supplementary food (PMT) to pregnant women who suffer from a
special disease. For the stunting prevention program to be successful, the government, health workers and the
community must collaborate.

1
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 22(3), 2023

Conclusion: Indonesia has many programs devoted to addressing stunting cases, such as the 2018-2024 National
Strategy for the Acceleration of Malnutrition, the First 1000 Days of Life and the Integrated Multisectoral
Approach.

Keywords: puskesmas, stunting, prevention

PENDAHULUAN dan diikuti DKI Jakarta sebanyak 27,2% hal ini


UU Kesehatan No 39 Tahun 2009 mengatakan diungkapkan oleh Kemenkes RI, 2018. Prevalensi
seseorang dikatakan sehat apabila kondisi fisik, mental, stunting atau gizi buruk pada balita di Provinsi
emosional, dan sosial seseorang sedemikian rupa Sumatera Utara berdasarkan hasil Survei Kesehatan
sehingga dapat hidup produktif. Indonesia saat ini Dasar (RISKESDAS). Pada tahun 2019 prevalensi
memiliki masalah gizi yang besar terkait dengan stunting di Sumut sebanyak 30,11%, sebelum
sumber daya manusia (SDM). Salah satu masalah gizi meningkat menjadi 32,4% pada tahun 2018. Terdapat
yang saat ini yang paling tinggi di indonesia adalah 15 kabupaten di Sumut yang memprioritaskan
stunting. Saat ini Indonesia menduduki peringkat penurunan stunting, 15 kabupaten tersebut yaitu
kelima dunia dalam kejadian stunting. Di Indonesia, Medan, Deli Serdang, Langkat, Simalungun dan Dairi,
stunting disebut dwarfisme yang berarti pertumbuhan Pakpak. Bharat, Tapanuli Tengah, Mandailing Natal,
dan perkembangan fisik anak terganggu karena Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Nias, Nias
kekurangan atau keseimbangan zat gizi yang berkaitan Selatan, Nias Barat, Nias Utara dan Gunungsitoli.
dengan pertumbuhan, daya pikir, dan seluruh
kehidupan. Anak kecil yang mengalami penurunan Tabel 1. Prevalensi Kejadian Stunting di Provinsi
dipengaruhi oleh intelegensi yang masih kurang Sumatera Utara menurut Riset Kesehatan Dasar
optimal, lebih rentan terhadap penyakit dan mungkin No. Tahun Persentase (%)
berisiko untuk mengalami penurunan produktivitas 1. 2013 37,2
(Ponum et al., 2020). 2. 2017 29,6
Risiko stunting dapat terjadi sejak awal 3. 2018 30,8
kehamilan ibu hingga usia 2 tahun. Beberapa faktor 4. 2019 27,7
internal dan eksternal mempengaruhi perkembangan
stunting. Faktor internal berhubungan langsung dengan Pemantauan tumbuh kembang anak untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi, antara lain ASI mencegah gizi buruk, serta pemantauan dan deteksi
eksklusif, pola asuh, pelepasan lengkap, MP-ASI, dini tumbuh kembang balita. Masih banyak orang yang
asupan mineral dan protein, penyakit infeksi dan belum memahami istilah penurunan dengan baik.
genetik. Faktor eksternal yaitu faktor rendahnya sosial Sering juga dikatakan bahwa kondisi tubuh anak yang
ekonomi keluarga yaitu situasi pekerjaan ibu, masih kecil merupakan faktor keturunan dari kedua
pendapatan keluarga dan tingkat intelektual ibu. orang tuanya, sehingga banyak orang yang
sehingga penanganan disabilitas bukan hanya menganggap hal itu adalah masalah kecil tanpa
berpengaruh pada bidang kesehatan, bahkan melakukan apapun untuk mencegahnya. Padahal,
berpengaruh hingga ke merambah ke faktor sosial seperti yang kita tahu bahwa genetika merupakan
ekonomi. Pencegahan stunting menjadi perhatian penentu kesehatan yang dampaknya paling kecil
pemerintah pusat dan daerah dalam beberapa tahun dibandingkan dengan perilaku lingkungan (sosial,
terakhir. Pemerintah telah berusaha untuk mencegah ekonomi, budaya politik) dan pelayanan kesehatan.
keterlambatan pertumbuhan melalui berbagai langkah. Stunting merupakan masalah yang dapat dicegah, oleh
Namun, jumlah orang yang terkena dampak perubahan karena itu, pentingnya program pencegahan stunting
tersebut tidak berkurang secara signifikan. Indonesia adalah untuk menurunkan prevalensi stunting di
merupakan salah satu negara Asia dengan jumlah Indonesia.
penderita stunting tertinggi. Peran Puskesmas dan program penanganan
Menurut World Health Organization (WHO) kasus stunting sangat dibutuhkan. Oleh karena itu,
pada tahun 2017, sebanyak 22,2% atau sekitar 150,8 program pencegahan preventif menjadi penting di
juta anak balita mengalami stunting. Menurut World Indonesia. Namun, keberhasilan program tergantung
Health Organization (WHO), perkembangan stunting pada tersedianya sumber daya manusia, anggaran yang
menurun hanya 0,9% pada tahun 2019 yaitu 21,3% tersedia, sarana dan prasarana yang memadai untuk
atau setara dengan sekitar 144 juta anak balita yang melaksanakan program tersebut. Jika beberapa hal
mengalami stunting. Berdasarkan data yang sama, tersebut tidak sesuai dengan program, maka program
Indonesia menempati urutan kedua jumlah kasus tidak akan berjalan dengan seharunsya. Sumber daya
terbanyak di kawasan Asia Tenggara. manusia adalah salah satu faktor terpenting untuk
Masalah stunting balita di Indonesia merupakan berfungsinya program dengan baik. Tanpa elemen-
provinsi yang memiliki angka stunting yang masih elemen ini atau kualitas yang buruk, sulit bagi program
tinggi yaitu Aceh sebanyak 37,9%, dan yang terendah untuk berfungsi dan berfungsi dengan baik, bahkan
di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 28,1%, dengan cara lain. Anggaran juga merupakan salah satu

154
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 22(3), 2023

hal terpenting dalam pelaksanaan program karena pencarian referensi yang terbaru terutama pada data-
kebutuhan program ditanggung oleh anggaran. Selain data stunting yang disajikan.
sarana dan prasarana, peningkatan infrastruktur sangat
penting untuk memperlancar pelaksanaan program. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan pencarian artikel dengan
MATERI DAN METODE menggunakan kata kunci Stunting, implementasi,
Penelitian ini menggunakan metode studi evaluasi, program pencegahan stunting, hasil artikel
literatur dengan mengumpulkan dan mengkaji yang memenuhi kriteria ditinjau dan diseleksi kembali
penelitian-penelitian yang sebelumnya, yaitu mencari agar dapat memenuhi syarat untuk dianalisis lebih
informasi terkait dengan program pencegahan stunting lanjut. Hasil pencarian dari jurnal nasional kemudian
beserta data stunting dari berbagai referensi yang diseleksi kembali sesuai kriteria yang dibutuhkan
berasal dari jurnal nasional. Pada proses pencarian dalam penelitian, sehingga didapatkan 15 artikel yang
jurnal referensi pada penelitian ini, Penulis sesuai kriteria dan digunakan sebagai bahan penelitian
menggunakan kata kunci Stunting, implementasi, untuk menganalisis pelaksanaan program pencegahan
evaluasi, program pencegahan stunting, serta stunting di Puskesmas.
menerapkan pembatasan tahun penerbitan yaitu
dengan rentang 2018-2023. Hal tersebut diterapkan
untuk mempermudah penulis dalam melakukan

Tabel 1. Hasil Artikel yang Memenuhi Syarat


Penulis Judul Artikel Metode Hasil

Dewi Anggreni, Implementasi program Metode Deskriptif hasil penelitian yang diperoleh yaitu,
Lusiana Andriani pencegahan stunting di kualitatif. strategi penurunan stunting yang
Lubis Heri puskesmas Dolok dilakukan oleh Puskesmas Dolok
Kusmanto Sigompulon Kabupaten Sigompulon sudah berjalan dengan
Padang Lawas Utara baik, Narasumber melakukan
(2022) pemeriksaan kehamilan kepada
tenaga medis, minum tablet tambahan
darah dan imunisasi TT1 dan TT2,
mendapatkan makanan tambahan
(PMT), ASI hingga 24 bulan, MP-
ASI, obat cacingan, imunisasi dasar
lengkap pada anak, merawat dan
mengobati diare, mendapatkan
suplementasi zink, fortifikasi nutrisi,
keterlambatan pertumbuhan, dan
informasi gizi. sebesar 56,62%
jawaban dari responden atau rata-rata
responden menjawab “ya”.

Yuli Zulaikha, Analisis Pelaksanaan Metode kuantitatif Hasil penelitian ini mengatakan
Yuanita Program Pencegahan dan metode bahwa faktor yang berhubungan
Windusari, Stunting (2021) kualitatif dengan keberhasilan programstunting
Herawati Idris. (mixed methods) di Puskesmas Air Beliti Kabupaten
Musi Rawas adalah struktur
kelembagaan, karakter jaringan dan
komunikasi, serta kebutuhan
masyarakat. Sebaliknya, budaya
perusahaan dan jaringan eksternal
juga merupakan faktor yang tidak ada
hubungannya dengan berhasilnya
program perampingan.

Nabila Udzrotu Implementasi Kebijakan Metode Deskriptif Berdasarkan hasil kajian, percepatan
Shauma, Dini Percepatan Pencegahan pelaksanaan pencegahan stunting
Gandini Stunting Terintegrasi terpadu di Kecamatan Rajeg
Purbaningrum (2022) Kabupaten Tangerang belum berjalan
maksimal. Masih kurangnya sumber

155
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 22(3), 2023

daya manusia dari segi kuantitas dan


kualitas pelaksana, terutama pada
level bawah. Sikap para pengambil
keputusan dan reaksi para pelaksana
dalam mengimplementasikan
kebijakan sudah cukup baik, namun
pemahaman para pelaksana mengenai
implementasi kebijakan masih
kurang.
Ramiza Hariani, Analisis Metode Kualitatif Hasil penelitian ini diketahui bahwa
Risa Amalia, Riri Program Promosi kerja, pemberdayaan, kemitraan,
Maharani Kesehatan dalam media, metode dan sumber daya yang
Pencegahan digunakan di Puskesmas Kampar Kiri
Stunting di Puskesmas Hilir berdampak pada pencegahan
Kampar Kiri penyakit stunting. Penyebab stunting
Hilir Tahun (2020) terletak pada pendidikan yang kurang
memadai, kurangnya pengetahuan
tentang ibu dan fasilitas yang kurang
memadai di rumah ibu.
Zainur Analisis Kebijakan Metode Kualitatif Pada penelitian ini menunjukkan hasil
Rahman Pencegahan Stunting dan Deskriptif yaitu masih menunjukkan hambatan
, Mariano Relevansi Implementasinya yang diterima para Pemerintah Desa
Werenfridus, di Masyarakat (Studi Donowarih pada saat menerapkan
Dwiko Kasus: Desa Donowarih) kebijakan pencegahan dalam
Rynoza (2021) menangani stunting.
N.R., Aunil
Ukhra, Nugraha
Wisnu M.
Melika Inda Upaya Pencegahan dan Metode Kuantitatif
Panigoro,Andi Penanggulangan Stunting Deskriptif Dari penelitian ini didapatkan
Akifa Pada Balita di Wilayah hasil,bahwa yang diperoleh, Tujuan
Sudirman,Dewi Kerja Puskesmas dari penelitian ini buat deskripsi upaya
Modjo Tilongkabila (2023) penangkalan serta
penanggulangan stunting untuk balita
terhadap Puskesmas Tilongkabila
adalah upaya penangkalan kategori
memadai 36 responden , kategori baik
32 responden , serta 31 responden
kategori kurang. Penanggulangan
kategori baik 79 responden , kategori
relatif 5 responden, kategori kurang 15
responden. Jadi ilustrasi upaya
penangkalan kategori memadai serta
penanggulangan kategori baik.
Rista Sewa, Pengaruh Promosi Metode Kuantitatif Hasil dari uji statistik pengetahuan
Marjes Tumurang, Kesehatan Terhadap dan sikap diperoleh hasil nilai
Harvani Boky Pengetahuan dan Sikap p=<0,05 yang berarti ditemukan
dengan Tindakan efektivitas yang signifikan
Pencegahan Stunting oleh sebelumnya serta selesainya diberikan
Kader Posyandu di penyuluhan mengenai stunting
pencegahan. Dari analisis data
ditemukan pengetahuan dan

156
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 22(3), 2023

Wilayah Kerja Puskesmas sikap sebelum penyuluhan yaitu


Bailang Kota Manado pengetahuan mayoritas kurang yaitu
(2019) 9 orang (60%) dan minoritas cukup 2
orang (40%) dan sikap mayoritas
negatif 8 orang (53,3%) dan
minoritas positif 7 orang (46,6%).
Setelah dilakukan penyuluhan
diketahui mayoritas memiliki
pengetahuan baik yaitu 11 orang
(73,3%) dan minoritas cukup 4 orang
(26,6%) dan sikap mayoritas cukup
positif 13 orang (86,6%) dan
minoritas negatif 2 orang (13,3%).
Berdasarkan hasil diatas,
pengetahuan serta sikap bunda
mengenai pencegahan terhadap
stunting. Sarannya adalah melalui
penyuluhan kesehatan, dapat
meningkatkan ibu
wawasan.

Wiji Sutraningsih, Implementasi Strategi Metode Kualitatif Hasil penelitian ini menyatakan
Jenny Pencegahan Stunting di bahwa penerapan strategi
Marlindawani, Kabupaten Aceh Singkil pencegahan stunting yang terdiri dari:
Evawani Silitonga Tahun 2019 1) memberikan edukasi yaitu tentang
IMD, ASI eksklusif, ASI pendamping
ASI dan ASI sampai dengan 2 tahun
2) memberikan pelatihan bagi
konselor yang didukung oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten
3) upaya pemerintah daerah
menyediakan fasilitator untuk
meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan penyuluh.

Hutri Agustino Analisis Implementasi Metode kualitatif Dari hasil penelitian yang telah dikaji
Eko Rizqi Purwo Kebijakan Sosial deskriptif naratif peneliti, implementasi kebijakan
Widodo Pencegahan Stunting di sosial pencegahan stunting di
Kabupaten Malang (2022) Kabupaten Malang berjalan lancar.
Namun, ada dua masalah. Pertama,
kurangnya sinergi proyek antar OPD,
terutama beberapa kegiatannya
terkait dengan pencegahan,
pengendalian dan penanganan kasus
stunting, termasuk partisipasi dari
perguruan tinggi, LSM yang terlibat
dalam isu tersebut dan LSM terkait.
Kedua, belum meratanya distribusi
proyek di setiap sektor DP2KB di
seluruh desa/kelurahan di Kabupaten
Malang, termasuk yang
menggabungkan aspek institusi
pendidikan, formal seperti sekolah
ataupun non-formal seperti pesantren,
dan memiliki kemampuan untuk
bekerja sama dalam proyek mitra.

157
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 22(3), 2023

Sentia Indah, Upaya Pencegahan Metode Kualitatif Dari hasil temuan penelitian yang
Rahmadani Stunting di Nagari Deskriptif telah dilakukan terhadap upaya
Yusran Inderapura Barat pencegahan stunting di Nagari
Kecamatan Pancung Soal Inderapura Barat, pelaksanaan
Kabupaten Pesisir Selatan pencegahan stunting di Inderapura
(2022) Barat belum sesuai dengan regulasi.
Memang pelaksanaan kegiatan
posyandu tidak dilakukan secara rutin,
Pemberian Makanan Tambahan(PMT)
hanya dilakukan selama tiga hari
berturut-turut dan pendirian Rumah
Desa Sehat (RDS) tidak dapat
dilaksanakan secara fungsional.
Akibatnya, prevalensi stunting di
Nagari Inderapura Barat menurun
secara signifikan, dan diharapkan
Pemerintah Nagari Inderapura Barat
akan lebih termotivasi untuk
melaksanakan program pencegahan
stunting di musim mendatang.

Atika Yasri, Pelaksanaan Program Metode Deskriptif Hasil penelitian ini membuktikan
Ramadhani Laskar Nagari kualitatif. bahwa pelaksanaan program LNPPG
Yusran Peduli Pangan dan Gizi pencegahan stunting berupa dinas
(LNPPG) kesehatan menjangkau masyarakat
Dalam Pencegahan dan didirikan Posko Kesehatan,
Stunting di Kabupaten bahan tambahan makanan Tapi
Padang Pariaman (2022) implementasinya Ia masih menemui
berbagai kendala yang membuatnya
tidak dapat mencapai tujuannya
yang diharapkan.

Gina Muthia, Evaluasi Pelaksanaan Metode kualitatif Dari hasil penelitian dapat
Edison, Eny Program Pencegahan disimpulkan bahwa program
Yantri Stunting Ditinjau dari intervensi gizi spesifik seperti
Intervensi Gizi Spesifik vaksinasi primer belum mencapai
Gerakan 1000 HPK Di target yang diharapkan. Hal ini
Puskesmas Pegang Baru dikarenakan masih adanya suami dan
Kabupaten Pasaman (2020) ibu yang tidak memvaksinasi
anaknya. Dari hasil wawancara,
observasi detail, dan telaah dokumen,
ternyata tidak ada alokasi dana khusus
untuk sumber daya gizi tertentu.
Biasanya kegiatan program intervensi
gizi khusus dilakukan di Puskesmas
melalui dana JKN karena pencairan
dana BOK mengalami keterlambatan.

Rizka Fikrinnisa Implementasi Pencegahan Metode Kualitatif Berdasarkan temuan kajian


Stunting Melalui Inisiasi Deskriptif Pencegahan Stunting Puskesmas
Menyusui Dini (IMD) di Jambi Kecil Melalui Inisiasi
Puskesmas Jambi Kecil Menyusui Dini (IMD), belum ada
Provinsi Jambi Tahun 2020 koordinasi antar program dan sektor
dalam penyusunan program dan
rencana kerja bersama daerah kecil.
Menurunkan AKI dan AKB

158
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 22(3), 2023

memperbaiki gizi buruk. Di


Posyandu, penyuluhan IMD
dilakukan setiap bulan, tetapi banyak
ibu yang tidak hadir, sehingga
mempengaruhi pemahaman ibu
tentang ASI Eksklusif. Kelas
mengenai ibu hamil yang diadakan
secara berkala, tapi banyak ibu yang
tidak hadir karena mereka lebih suka
bekerja.
Andi Hasliani, Pendekatan Pendidikan Metode Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Rahmawati Kesehatan Tentang 1000 Analitik terdapat perbedaan yang bermakna
Hpk Terhadap Upaya upaya ibu hamil dalam mencegah
Pencegahan Stunting Di stunting sebelum dan sesudah
Puskesmas Tamalanrea mendapat informasi, dan rata-rata skor
Jaya Kota Makassar (2020) sebelumnya meningkat menjadi
72 setelah mendapat informasi.
Analisis univariat terhadap 50
responden sebelumnya menunjukkan
60% tidak mencegah stunting,
sedangkan setelah mendapat
penyuluhan kesehatan hanya 10%
responden yang tidak mencegah
preeklampsia. Paired t-test yang
dilakukan pada data pendidikan
sebelum dan sesudah mendapat
informasi kesehatan menghasilkan
nilai 0,000 yang lebih kecil dari α =
0,05, hal ini menunjukkan perbedaan
antara sebelum dan sesudah mendapat
informasi kesehatan signifikan.
Gusmiyati,Rahma Evaluasi Kebijakan Metode Kualitatif Berdasarkan yang diperoleh pada
dani Yusran Pencegahan Stunting di penelitian, membagikan bahwa akibat
Pasaman Barat (2022) aplikasi kebijakan pencegahan
stunting pada Kabupaten Pasaman
Barat bisa di analisis bahwa masih
belum memberikan dampak yang
signifikan terhadap pengentasan dan
pencegahan stunting.

Pada penelitian Anggreni dkk (2021) eksklusif dan tetap menyusui dengan makanan
Penurunan Stunting sebesar 30% melalui intervensi pendamping ASI sampai usia 24 bulan Pemberian
gizi khusus untuk anak dibawah 1000 HPK biasanya ASI (MP-ASI), pemberian obat-obatan cacingan,
dilaksanakan oleh sektor kesehatan dan tidak pemberian suplemen zinc, pemberian makanan
bersifat permanen. Menurut Puskesmas Dolok tambahan vitamin zat besi, pemberian kelambu,
Sigompulon melaporkan bahwa sembilan puluh memberi anak-anak imunisasi dasar lengkap dan
program telah dilaksanakan untuk mengurangi obat oralit untuk mengurangi dan mengobati diare.
stunting. Program-program ini termasuk Pada penelitian Muthia dkk (2019), mengemukakan
memberikan nutrisi tambahan kepada ibu hamil bahwa salah satu faktor terpenting dalam penguatan
untuk mengatasi kekurangan energi dan protein suatu komunitas adalah keluarga, dalam hal ini yang
kronis (KEK), serta memberikan obat cacing dan terpenting adalah peran ibu. Ibu memainkan peran
kelambu kepada mereka untuk mencegah malaria. penting dalam mencegah anak-anak mereka dari
Untuk ibu menyusui, petugas kesehatan melakukan stunting. Pengetahuan ibu tentang hal MP-ASI,
IMD antenatal pada ibu dan bayi dengan cara kapan pemberian MP-ASI, dan jenis M-ASI apa
meletakkan bayi pada payudara ibu dan yang ada menurut kelompok umur sangatlah
menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara penting. Stunting dapat dicegah melalui program

159
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 22(3), 2023

pemberdayaan masyarakat. Masyarakat diminta penanganan stunting diawali dengan acara tertib
untuk mendukung pemerintah, khususnya pada posyandu.
inisiatif pangan khusus. Diharapkan Dinas Pada Penelitian Melika dkk (2023), hasil
Kesehatan melalui prakarsa wilayah kerjanya penelitian, luwes upaya pencegahan kelahiran balita
sendiri dapat melibatkan masyarakat dalam kegiatan di Puskesmas Tilongkabila menerangkan rerata
intervensi gizi tertentu. Misalnya pelibatan kader ditemukan berdasarkan usaha penanganan di IMD,
PKK dan Posyandu untuk mensosialisasikan ASI Eksklusif, MP -Dukungan ASI dan vaksinasi.
penodaan tersebut ke masyarakat luas. Apa yang akan terjadi pada penelitian ini dihasilkan
Dalam penelitian Nabila dan Dini (2022), dari kurangnya upaya dalam penanganan IMD
implementasi kebijakan dapat dievaluasi (menyusui sejak dini). Sebagai bagian penelitian ini,
berdasarkan keberhasilan kebijakan dan tujuan terungkap ternyata retardasi pertumbuhan paling
kebijakan yang realistis. Ketika kebijakan dan sering terjadi pada anak kecil tanpa IMD. Bayi yang
tujuan terlalu ideal untuk diterapkan, mereka juga menderita MI lebih kebal terhadap infeksi, sehingga
sulit untuk diterapkan. Untuk melihat efektivitas risiko sakit sangat rendah, sehingga jumlah yang
implementasi kebijakan, kita dapat mengukur tertelan lebih banyak tidak terganggu, karena asupan
tingkat keberhasilan dengan menggunakan standar merupakan faktor personal yang menentukan status
dan tujuan, mengklasifikasikan ketentuan- gizi balita. Peneliti berpendapat bahwa upaya
ketentuan yang menjadi dasar pelaksanaan pencegahan dalam penelitian ini akan mencakup
kebijakan terpadu untuk mempercepat pencegahan IMD, ASI khusus, MP-ASI,dan imunisasi, dengan
deformasi, dan apakah pelaksana kebijakan ibu lebih memperhatikan pencegahan IMD, ASI
mengetahui dan memahami tujuan implementasi spesifik, dan MP-ASI, serta imunisasi untuk
kebijakan. Setiap proses implementasi kebijakan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang
memerlukan sumber daya yang berkualitas sesuai lebih oleh anak-anak.
dengan pedoman yang telah ditetapkan dan sumber Pada Penelitian Rista, Marjes, dan Harvani
daya yang memadai. Dalam hal ini adalah tentang (2019) Pengetahuan merupakan faktor penting yang
sumber daya manusia dan sumber daya keuangan / mempengaruhi sikap kader ketika menjalankan
anggaran. tugasnya, adanya perselisihan antara dua pihak bagi
Dalam penelusuran Astuti (2018), Sewa grup a serta kelompok b lebih tinggi pengaruhnya
(2019) dan Tampubolon (2020) tentang upaya pada gerombolan yang tidak dikasih kekuasaan
peningkatan pengetahuan ibu balita mengenai walaupun semua mengalami peningkatan. Hasil uji
stunting melalui media peta integrasi di Kecamatan independent sample t-test ditemukan bahwa ada
Jatinangor Kabupaten Sumedang diketahui salah imbas kenaikan pangkat kesehatan yang penting
satu Upaya Terbentuk Pengetahuan tentang untuk pengetahuan dan perilaku dengan penanganan
pencegahan dan edukasi ibu tentang faktor resiko stunting melalui kerangka posyandu di gerombolan
retardasi tumbuh kembang diperoleh. Konsultasi kelompok a (penyuluhan) serta kelompok b
(promosi kesehatan) melalui media interaktif. (penyuluhan serta leaflet) menggunakan p-value <
Dampak Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan 0.05. Selain itu, tidak terdapat pengaruh yang
dan Sikap Sikap kader Posyandu di wilayah kerja signifikan terhadap sikap dan tindakan penanganan
Puskesmas Bailangi Kota Manado menunjukkan stunting pada kelompok kontrol dengan nilai p >
bahwa upaya promosi kesehatan untuk mencegah 0,05. Tidak ada anomali signifikan pada efek
stunting memerlukan kerjasama lintas sektoral dan promosi kesehatan mengenai pengetahuan dan
upaya dukungan pengambilan kebijakan yang tindakan pencegahan stunting pada kelompok A
berpengaruh. (konseling) dan kelompok B (konseling dan
Pada penelitian Zainul dkk (2021), sesuai publikasi) dengan nilai p >0,05. serta Terdapat
dengan teori analisis kebijakan yang merupakan perbedaan signifikan pengaruh promosi kesehatan
tolok ukur dasar ketika mempelajari akan kebijakan terhadap pengetahuan dan sikap dengan tindakan
penangkalan stunting pada Desa Donowarih, maka pencegahan stunting pada kelompok B dan
ditemukan beberapa hal termasuk dari segi politik, kelompok kontrol dengan P<0,05.
aturan, kesehatan dan SDI. 4 bagian tadi artinya Pada penelitian Evawani Silitonga (2021)
terakumulasi pada planning pemerintah desa untuk menunjukkan bahwa konsultan memberikan semua
merancang buat di terapkan kebijakan wacana informasi kepada konsultan tentang IMD tentang
penanganan stunting pada Desa Donowarih. manfaat penatalaksanaan IMD, risiko tidak
konklusi yg ditemukan masih adanya kendala yang memberikan IMD pada ibu dan balita serta praktik
dihadapi Pemdes dalam mengimplementasikan penatalaksanaan yang direkomendasikan. Sehingga
kebijakan stunting. Merupakan asal hambatan dana IMD sesuai dengan informasi yang diberikan oleh
serta asal daya insan sebagai unsur-unsur terpenting trainer diperoleh pengetahuan dan keterampilan
yang hingga di sekarang ini sedang menempati yang baik dengan manfaat IMD. Demikian juga
penghambat terunggul dalam aplikasi kebijakan diketahui dari wawancara yang dilakukan dengan
penindakan stunting ini. Perancangan yang dosen bahwa dosen memberikan informasi kepada
ditawarkan sang pemerintahan desa pada upaya dosen sasaran tentang pengertian istilah IMD,

160
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 22(3), 2023

manfaat dan resiko pengelolaan IMD, dan metode Administrasi Gizi dan Penyehatan Lingkungan,
pengelolaan yang dianjurkan. Informasi yang konsultan KB, bidan desa, KPM dan kader Nagari
diberikan instruktur kepada target instruktur lainnya. RDS bersifat multidisiplin dan merupakan
meliputi pentingnya MP-ASI, manfaat pemberian bentuk kolaborasi antara berbagai aktor yang terlibat
MP-ASI, cara pemberian MP-ASI, dan suplemen dalam pencegahan stunting.
nutrisi yang direkomendasikan untuk ASI. Dengan Penelitian Apriani dan Yusran (2019)
demikian, tugas pembekalan guru telah diselesaikan menunjukkan kurangnya pengetahuan tentang
dengan baik oleh guru dan sesuai dengan petunjuk program yaitu LNPPG karena orang tua selalu
pelatihan. Ibu juga mengetahui manfaat dari menganggap program ini kurang relevan. Dalam
pemberian MP-ASI kepada bayi, antara lain pelaksanaan program ini dalam hal komunikasi
mendukung pertumbuhan dan perkembang bayi, belum bisa maksimal, karena masih ada masyarakat
memenuhi kebutuhan gizi bayi, meningkatkan yang kurang mengerti, tidak tanggap, dan juga ada
imunitas bayi, kepekaan tumbuh gigi dan kader yang kurang komunikatif dalam
mengenalkan berbagai makanan. Oleh karena itu, melaksanakan program ini yaitu komunikasi yang
agar program dapat berjalan dengan baik, setelah kurang tepat. Apa yang dilakukan dapat
pelatihan konsultan laktasi, terutama di tingkat dilaksanakan. Secara efektif menghasilkan atau
kabupaten dan desa, harus dipantau dan dicatat mencapai tujuan yang benar-benar tercapai. Padahal
berapa persen petugas yang berhasil menyarankan salah satu tujuan dari program ini adalah
ibu untuk memastikan bahwa mereka menyadarkan masyarakat akan pentingnya
menyelesaikan IMD. MP-ASI ditawarkan dan melindungi anak balita dari gizi buruk dan
disusui maksimal selama 2 tahun. keburukan, terlebih di Kabupaten Padang Pariaman,
Pada Penelitian Agustino dan Widodo agar berkenan memahami komunikasi yang dapat
(2022), berpendapat bahwa pencegahan stunting dikatakan efektif, ketika pesan disampaikan melalui
harus menjadi prioritas bagi seluruh masyarakat, media. Pesan dapat diterima dan dapat dipahami.
termasuk pemerintah sebagai fasilitator, bukan Masukkan pengirim/penerima pesan dengan benar.
hanya satu orang atau orang tertentu saja yang Mengenai program LNPPG, masih ada pelaksana
menjadi sasaran. Oleh karena itu, pencegahan yang belum memahami program ini, sehingga reaksi
stunting pada anak usia dini kini menjadi prioritas masyarakat bervariasi dari baik hingga negatif
utama pemerintahan Indonesia. Misalnya, karena isu pembuangan menjadi salah satu masalah
Sekretariat Wakil Presiden telah mendorong dalam pelaksanaan program tersebut.
peningkatan kecepatan stunting untuk menjaga Pada penelitian Gina dkk (2019),
ketertiban di semua tingkatan pemerintahan, ketersediaan dana untuk fungsi tertentu program
termasuk di daerah, dalam hal perencanaan, intervensi gizi cukup karena tingkat pembiayaan
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Setiap BOK negara cukup tinggi. Meskipun kegiatan
organisasi teah didesak oleh Sekretaris Presiden program Intervensi Gizi Khusus mencakup program
untuk bekerja sama menurunkan angka stunting lintas sektoral seperti KIA Ibu, KIA Anak, Promosi
setidaknya 14% pada tahun 2024. Selain itu, Kesehatan, Vaksinasi, Kesling, Bidan Desa dan
menurut data statistik Dinas Kesehatan Provinsi Remaja, namun masih dibutuhkan lebih banyak ahli
Jawa Timur, angka stunting diperkirakan sekitar gizi untuk memaksimalkan kegiatan intervensi gizi
13,6% pada Februari 2020. Namun, persentase spesifik program. Tujuannya untuk memperbaiki
tersebut masih menunjukkan banyak anak stunting pola makan ibu sejak hamil hingga tahun kedua
di Jawa Timur, yakni sekitar 380.000 anak kehidupan anak. Ketersediaan obat-obatan di
keturunan asia. Angka kejadian stunting di Puskesmas Pegang Baru cukup dan distribusi
Kabupaten Malang melebihi 14,1% atau hampir berjalan lancar. Namun masalahnya, vitamin A yang
26.700 bal dari total 189.600 bal. Malang disalurkan ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan
merupakan satu-satunya dari 16 kota dan provinsi di Kabupaten dan Puskesmas sudah hampir kadaluarsa.
Jawa Timur yang ditetapkan sebagai daerah prioritas Semua sponsor program di Puskesmas dan di
stunting tahun 2020. berbagai sektor mendukung intervensi gizi spesifik
Pada penelitian Indah dan Yusran (2022) melalui pemantauan dan evaluasi bulanan, sehingga
menunjukkan bahwa stunting dapat dicegah dengan masalah yang tidak terjadi atau memang terjadi
berbagai upaya seperti kegiatan Posyandu melalui dapat diidentifikasi sejak awal dan diambil tindakan
penimbangan dan pengukuran, skrining ibu hamil, untuk mengatasinya.
dan pemberian tablet tambah darah (TTD). Juga Pada penelitian Rizka (2021) menunjukkan
memberikan Makanan Tambahan (PMT) untuk bayi bahwa Koordinator gizi masyarakat di lapangan
dengan retardasi pertumbuhan. Serta pembentukan menghadapi beberapa tantangan, salah satunya
Rumah Desa Sehat (RDS) yang berfungsi sebagai adalah kurangnya penyelarasan antar program dan
salah satu program pusat di tingkat desa. RDS sektor dalam dalam mengembangkan inisiatif kerja
memiliki beberapa pos kesehatan, antara lain pos sama, serta kurangnya APBD untuk menurunkan
gizi, pos anak dan posyandu. Puskesmas juga AKI, AKB dan memperbaiki gizi buruk.
terlibat dalam kegiatan RDS, terdiri dari staf Desinkronisasi antara program individu, kurangnya

161
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 22(3), 2023

keterampilan dan koordinasi dengan organisasi mencegah stunting telah dilakukan, seperti
lintas disiplin yang relevan dan kekurangan lembaga pemberian ASI Eksklusif, Pemberian Makanan
untuk mendukung pelaksanaan program. Pendamping ASI (MPASI), penimbangan dan
Pencapaian indikator kunci program terkait dengan pengukuran bayi, pemeriksaan ibu hamil, pemberian
beberapa masalah, seperti kekurangan bidan, tablet tambah darah (TTD), dan pemberian makanan
terutama dalam memberikan pertolongan pertama tambahan (PMT) pada ibu hamil yang menderita
kepada bayi baru lahir. Distribusi bidan tidak penyakit khusus. Agar program pencegahan stunting
merata, tidak semua desa memiliki unit bersalin berhasil, pemerintah, tenaga kesehatan, dan
(polindes) sesuai standar. Tidak ada sistem untuk masyarakat harus berkolaborasi.
mengatur anggaran program yang terintegrasi di
antara program terkait. Karena banyak warga DAFTAR PUSTAKA
puskesmas yang telah menyelesaikan pelatihan tidak 1. Agustino, H., & Widodo, E. R. (2022).
lagi bekerja di sana, daya tampung puskesmas Analisis Implementasi Kebijakan Sosial
PONED masih belum optimal. Pencegahan Stunting. Jurnal Sosial Politik, 8.
Dalam penelitian Andi dan Rahmawati 2. Anggreni, D., Lubis, L. A., & Kusmanto, H.
(2020), ditemukan perbedaan yang signifikan (2022). Implementasi program pencegahan
berdasarkan hasil tes: Secara keseluruhan, masih stunting di puskesmas Dolok Sigompulon
banyak calon ibu yang menggunakan metode Kabupaten Padang Lawas Utara. Jurnal Ilmiah
kontrasepsi sedang, terutama karena pembatasan Sosial Dan Humaniora, 1.
sosial. Fase gizi paling kritis dalam pencegahan 3. Fikrinnisa, R. (2021). Implementasi
stunting dimulai sejak janin dalam kandungan dan Pelaksanaan Pencegahan Stunting Melalui
berakhir saat anak mencapai usia dua tahun. Periode Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Di Puskesmas
ini disebut "Zaman Keemasan" (1000 hari pertama Jambi Kecil Provinsi Jambi 2020. SCIENTIA
kehidupan). Oleh karena itu, perbaikan gizi pada JOURNAL, 10.
1000 hari pertama, yakni 270 hari masa kehamilan 4. Indah, S., & Yusran, R. (2022). Upaya
dan 730 hari masa awal kehidupan bayi, menjadi Pencegahan Stunting di Nagari Inderapura
prioritas utama. Cara paling efektif untuk mencegah Barat Kecamatan Pancung Soal Kabupaten
stunting pada ibu hamil adalah dengan memperbaiki Pesisir Selatan. Jurnal Pendidikan Tambusai,
pola makan dan kesehatannya. Calon ibu 6.
membutuhkan asupan makanan yang baik. 5. Hasliani, A., & Rahmawati, R. (2020).
Pada Penelitian Gusmiyati (2022), dilihat Pendekatan Health Education Tentang 1000
dari pengaruh yang diperoleh terhadap kebijakan Hpk Terhadap Upaya Pencegahan Stunting Di
pencegahan stunting di Pasaman Barat tidak Puskesmas Tamalanrea Jaya Makassar. Media
memberikan dampak yang signifikan terhadap Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar,
pencegahan dan pengurangan stunting. Kita bisa 15(2), 279.
melihat dampak setiap orang mempunyai lintasan https://doi.org/10.32382/medkes.v15i2.1704
pada gosip gizi serta pendidikan gizi, Setiap orang 6. Muthia, G., Edison, E., & Yantri, E. (2020).
khususnya kelompok terpapar gizi, memiliki jalur Evaluasi Pelaksanaan Program Pencegahan
makanan bergizi, dan setiap orang memiliki jalur Stunting Ditinjau dari Intervensi Gizi Spesifik
gizi dan pelayanan kesehatan namun belum Gerakan 1000 HPK Di Puskesmas Pegang
mencapai tujuan yang diharapkan sesuai Peraturan Baru Kabupaten Pasaman. Jurnal Kesehatan
Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 upaya Andalas, 8(4), 100–108.
perbaikan gizi. Pemerintah harus mengevaluasi https://doi.org/10.25077/jka.v8i4.1125
kebijakan dengan memperhatikan aspek evaluasi 7. Ramiza, R. H., Amalia, R., & Maharani, R. M.
sumber daya pendukung, efektivitas dan efisiensi (2021). Analisis Program Promosi Kesehatan
dalam metode transformasi kebijakan, hasil atau Dalam Pencegahan Stunting Di Puskesmas
keluaran dan dampak implementasi yang sinkron Kampar Kiri Hilir Tahun 2020: Analysis Of
dengan menggunakan indikator input, proses, output Health Promotion Programs In Stunting
dan hasil utama yang dijelaskan oleh Brigman & Prevention At Puskesmas Kampar Kiri Hilir In
Davis. 2020. Media Kesmas (Public Health Media),
1(3), 695-703.
SIMPULAN 8. Shauma, Udzu Nabila & Purbaningrum, D. G.
Untuk melindungi kemampuan motorik, (2022). Implementasi Kebijakan Percepatan
sosial, dan kognitif anak, status gizi yang baik dan Pencegahan Stunting. Jurnal Kebijakan Publik,
kualitas gizi yang baik sangat penting diperlukan. 13(2), 97–104.
Menjamin kemampuan belajar dan produktivitas 9. Sutraningsih, W., Marlindawani, J., &
anak di masa depan. Banyak program yang ada di Silitonga, E. (2021). Implementasi Strategi
Indonesia untuk mengatasi stunting, seperti Strategi Pelaksanaan Pencegahan Stunting di
Nasional Percepatan Stunting 2018–2024, 1000 Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2019. Journal
HPK, dan PMT. Selain itu, berbagai upaya untuk

162
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 22(3), 2023

of Healthcare Technology and Medicine, 7(1),


49-67.
10. Yasri, A., & Yusran, R. (2022). Implementasi
Program Laskar Nagari Peduli Pangan dan
Gizi (LNPPG) dalam Pencegahan Stunting di
kabupaten Padang pariaman. PUBLICNESS:
Journal of Public Administration Studies, 1(1),
30-35.
11. Zulaikha, Y., Windusari, Y., & Idris, H.
(2021). Analisis Pelaksanaan Program
Pencegahan Stunting. Jurnal Keperawatan
Silampari, 5(1), 406-419.
12. Rahman,Z,Werenfridus,M.,& Dkk. (2021).
Analisis Kebijakan Pencegahan Stunting Dan
Relevansi Penerapan Di Masyarakat (Studi
Kasus: Desa Donowarih). Jurnal Karta
Rahardja, 2(1), 27-33.
http://ejurnal.malangkab.go.id/index.php/kr
13. Gusmiati & Yusran, R. (2022). Evaluasi
Kebijakan Pencegahan Stunting Di Pasaman
Barat.Journal of Policy, Governance
Development and Empowerment, 2(3), 299-
304.
http://pgde.ppj.unp.ac.id/index.php/pgde/articl
e/view/135
14. Panigoro, I, M., Sudirman, A, A., Modjo, D.
(2023). Upaya Pencegahan dan
Penanggulangan Stunting Pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Tilongkabila.Jurnal
Ilmu Kesehatan dan Gizi (JIG), 1(1),47-60.
15. Sewa, R., Tumurang, M., Boky, H. (2010).
Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan
Pencegahan Stunting Oleh Kader Posyandu Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bailang Kota
Manado.Jurnal KESMAS,8(4), 80-88.

163

Anda mungkin juga menyukai