Disusun oleh :
Nama NPM
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Stroke merupakan penyebab kematian kedua dan penyebab utama kecacatan di seluruh
dunia. Stroke dibagi menjadi dua yaitu stroke iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik lebih sering
terjadi tetapi stroke hemoragik bertanggung jawab atas lebih banyak kematian dan kecacatan.
Insiden dan mortalitas stroke berbeda antara negara, wilayah geografis, dan kelompok etnis (1).
Dalam beberapa dekade terakhir kejadian stroke terjadi orang yang lebih muda dari 65 tahun,
dengan insiden meningkat di seluruh dunia sebesar 25% di antara orang dewasa berusia 20 hingga
64 tahun(2). Menurut data RISKESDAS tahun 2018 sebanyak 10,9 per 1.000 penduduk Indonesia
mengalami stroke. Angka ini menurun dari lima tahun sebelumnya, 12,10 per 1.000 penduduk dan
meningkat dibandingkan tahun 2007, yakni 8,3 per 1.000 penduduk (3).
Stroke hemoragik disebabkan oleh arteri yang mensuplai darah ke otak pecah. Pembuluh
darah pecah umumnya karena arteri tersebut berdinding tipis berbentuk balon yang disebut
aneurisma atau arteri yang lecet bekas plak aterosklerotik. Penyebabnya terjadi peningkatan
tekanan darah yang mendadak tinggi dan atau oleh stress psikis berat. Peningkatan tekanan darah
yang mendadak tinggi juga disebabkan oleh trauma kepala atau peningkatan lainnya seperti
mengedan, batuk keras, mengangkat beban dan sebagainya(4).
Sebagian besar beban stroke disebabkan oleh risiko diukur dalam Global Burden of Disease
(GBD). Misalnya, faktor metabolik (tinggi tekanan darah sistolik, indeks massa tubuh, glukosa
plasma puasa, dan kolesterol total dan glomerulus rendah laju filtrasi) menyumbang 72% dari
stroke yang disesuaikan dengan disability-adjusted life-years (DALYs), faktor perilaku (merokok,
pola makan yang buruk, dan aktivitas fisik) menyumbang 66%, dan risiko lingkungan (polusi udara
dan paparan timbal) menyumbang sekitar 28%. (5)
Disfagia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada pasien stroke, yang terjadi pada
50% pasien kasus stroke(6). Kerusakan yang terjadi setelah terjadinya infark serebral akibat stroke
akan menyebabkan proses menelan menjadi lambat, koordinasi otot menjadi buruk, dan kekuatan
otot melemah. Disfagia juga berhubangan dengan asupan seseorang dan pemenuhan gizinya.
Insiden malnutrisi setelah stroke telah dilaporkan sebesar 6-62%. Penurunan status gizi
setelah stroke merupakan masalah penting dikaitkan dengan perbaikan negatif fungsional dan
mortalitas (7). Perlu adanya terapi gizi kepada seseorang setelah dan saat terkena penyakit stroke.
Terapi gizi harus selalu disesuaikan dengan perubahan fungsi organ. Pemberian diet pasien
harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya peningkatan status gizi dan
kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar rumah sakit. merupakan tugas dan tanggung
jawab tenaga kesehatan, terutama tenaga gizi(8).
Proses asuhan gizi terstandar adalah suatu metode pemecahan masalah yang sistematis
dalam menangani masalah gizi yang bertujuan untuk memberikan asuhan gizi yang aman, efektif
dan berkualitas tinggi(9). Asuhan gizi yang aman dan efektif dengan membuat keputusan secara
sistematis, menggunakan keterampilan berpikir kritis, spesifik dalam tiap langkah proses asuhan
gizi, menggunakan terminologi yang seragam untuk mendokumentasikan dan berkomunikasi di
setiap langkah PAGT yang berlandaskan ilmu gizi yang mutakhir, sehingga tercapai asuhan gizi
yang berkualitas tinggi. Kualitas menunjukkan besarnya kemungkinan tingkat keberhasilan asuhan
gizi dapat tercapai. Ukuran kualitas tergambar dari evaluasi keberhasilan asuhan gizi dan kepatuhan
tenaga gizi melaksanakan PAGT pada setiap pasien yang mempunyai masalah gizi(9).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Kegiatan PKL bidang MAGK bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman
kerja dan wawasan profesional dalam penerapan proses asuhan gizi terstandar (PAGT) berbagai
penyakit di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus kegiatan PKL di bidang MAGK sebagai berikut:
1. Menilai keadaan gizi pasien
2. Merumuskan masalah gizi pasien
3. Merencanakan, menyusun, dan mengevaluasi penatalaksanaan proses asuhan gizi
terstandar pada pasien berdasarkan diagnosa dokter
4. Melakukan tindak lanjut pada pasien yang dikelola sendiri
5. Melakukan usaha pemeliharaan dan peningkatan status gizi
6. Membekali diri untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja.
BAB II
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
Tn.S biasa mengkonsumsi nasi yang sedikit lembek dikarenakan gigi yang sudah tidak
lengkap, menyukai sayur bayem dan sayur asem. Tn. S biasa mengkonsumsi sayur 5x dalam
seminggu. Biasa konsumsi tahu dan tempe goreng 2x dalam sehari. Tn.S jarang mengkonsumsi
buah-buahan tetapi menyukai pisang. Tn.S gemar minum teh, dalam sehari dapat
mengkonsumsi teh 2x dengan gula 1 ½ sendok makan. Os masih sering mengkonsumsi
makanan yang berlemak seperti gulai dan rendang 3x dalam seminggu. Tn. S mengalami
penurunan nafsu makan sejak 3 bulan terakhir dikarenakan adanya penurunan nafsu makan
Tn.S juga mengalami penurunan berat badan 1-5kg dalam 3 bulan terakhir. Tn.S berhenti
merokok sejak tahun 90an dan juga berhenti mengkonsumsi kopi kurang lebih 1 tahun yang
lalu. Sebelum sakit Tn.S sering berjalan-jalan dari terminal pulo gebang sampai ujung menteng
setiap sabtu dan minggu. Terkadang Tn.S juga bersepeda 2x dalam seminggu. Setelah sakit
Tn.S jarang berolahrga dan hanya diam dirumah.
Pada tanggal 29 Desember 2021 dilakukan pengkajian awal di Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional, dilakukan pengukuran antropometri berupa lingkar lengan atas, Panjang ulna dan
tinggi lutut. Hasil antopometri yang didapatkan adalah Lila, ulna dan tinggi lutut dimana
didapatkan 30,5 cm, 28,5 cm dan 55cm dimana presentil lila 96,2% termasuk kedalam gizi baik,
Data Biokimia dalam pengkajian awal gizi Tn.S antara lain MCH 31, Neutrofil batang
0%, Limfosit 13%, Trombosit 405 ribu/uL, Neutrofil segmen 84% dan Eosinofil 0%. Data
klinis yang didapatkan pada pengkajian awal adalah pasien tampak tertidur dengan keluhan
umum gampang mengantuk serta lemas, GCS E4M5Vafasia global, denyut nadi 60x/menit ,
frekuensi nafas 20x/menit, saturasi oksigen 100% dan Tekanan darah 153/110 mmHg, Disfagia
postif, terpasang NGT, terpasang Oksigen, terpasang dower catheter, gigi tidak lengkap dan
rambut putih. Pesanan diet disiapkan rumah sakit adalah diet cair 6x200 cc (1 kalori/1 cc) dan
tidak ada residu lambung pada Tn. S.
…………………………………………………………………………………………………………
Usia : 61 Tahun
Hipertensi
Hemiparase dextra
Afasia Global
3. Skrining Malnutrisi
Tabel 1.1 Malnutrition Screening Tools (MST) Tn. S
No. Parameter Skor
1 Apakah terjadi penurunan berat badan pada 6 bulan terakir?
a. Tidak ada 0
b. 1-5 kg 1
c. 6-10 kg 2
d. 11-15 kg 3
e. >15 kg 4
2 Apakah asupan makan berkurang karena kurang nafsu makan?
a. Ya 1
b. Tidak 0
3 Total skor 2
Tindak lanjut skrining gizi MST :
a. Ya (Geriatri)
b. Tidak
3. Alergi makanan :
4. Preskripsi diet :
a. Makanan Biasa
b. Makanan Khusus
5. Tindak lanjut :
Os merupakan seorang pensiunan berumur 61 tahun (geriatric), tinggal bersama istri dan
beragama islam. Os memiliki riwayat penyakit hipertensi 3 bulan yang lalu, meminum obat amlodipine
5mg 1x pada pagi hari. Os sebelumnya pernah merokok tetapi sudah berhenti pada tahun 1990an.
Mobilitas Os sekarang adalah tirah baring.
FH-1.2.2.3 Pola Makan makan nasi sedikit lembek, sering makan sayur bayam dan sayur asam,jarang
mengkonsumsi buah-buahan tetapi menyukai pisang Makan tahu dan tempe
2x sehari. Biasa minum the 1x sehari dengan gula 1½ sendok makan.
makanan yang berlemak seperti gulai dan rendang 3x dalam seminggu.
FH-1.5.1.1 Total Asupan 77 gram (Asupan 24 jam SMRS)
Lemak 38 gram (Asupan 24 jam MRS)
FH-1.5.3.1 Total Asupan 45 gram (Asupan 24 jam SMRS)
Protein 39 gram (Asupan 24 jam MRS)
FH-1.5.5.1 Total Asupan 84 gram (Asupan 24 jam SMRS)
Karbohidrat 176 gram (Asupan 24 jam MRS)
FH-2.1.1.3 Pesanan nutrisi MRS : cair 6x 200
enteral
FH-4 Pengetahuan/kepercayaan/sikap
FH-4.1 Pengetahuan Os dan keluarga tidak mengetahui atau belum mendapatkan informasi
makanan dan mengenai makanan yang yang dianjurkan,tidak dianjurkan dan dibatasi.
nutrisi/keterampilan
FH-7 Aktifitas fisik dan fungsi
FH-7.3 Aktifitas Sebelum sakit Tn.S sering berjalan-jalan dari terminal pulo gebang sampai
ujung menteng setiap sabtu dan minggu, terkadang bersepeda 2x seminggu.
FH-7.3.3 Frekuensi 2x seminggu
FH-3 Pengobatan dan Terapi
FH-3.1.1 Obat asam traneksamat 520mg 2x, Vitamin K 3x, candesartan 16 mg 1x,
ranitidin 50mg 2x, atorvastatin 20mg 1x, laxadine 15 cc 3x ,
Paracetamol 500mg 3x
Perhitungan estimasi :
= 172 cm
= 66 kg
Tinggi badan Os dihitung melalui estimasi tinggi lutut yakni 172 cm dan berat badan Os juga
dihitung berdasarkan estimasi LILA 66 kg . BBI Os adalah 64,8 kg. % LILA menunjukan bahwa Os
termasuk kedalam gizi baik.
Hasil pengkajian biokimia Os didaptkan MCV, Neutrofil batang, limfosit, trombosit dan
eosinophil Os rendah dan neutrophil segmen Os tinggi ini menandakan adanya infeksi yang terjadi
kepada Os.
Os mengalami kesulitan menelan dan sakit pada bagian kepala. Os juga dibantu oleh oksigen
untuk bernafas dan terpasang NGT (Nasogastric Tube) untuk membantu pemenuhan nutrisi Os. Os
dalam keadaan sadar tetapi mengalami afasia global. Afasia global merupakan jenis afasia dengan
karakteristik berupa lemah di pemahaman serta produksi bahasa. Afasia merupakan sebuah gangguan
kebahasaan yang terjadi karena kerusakan otak (18). Tekanan darah Os juga tinggi dimana dapat
dikatakan Hipertensi. Gigi Os juga beberapa sudah tanggal dan hanya tersisa satu didepan.
CS-2.1.1
Estimasi Kebutuhan Gram 77 138% Diatas 38 58% Defisit tingkat 64 65
Lemak Total kebutuhan berat
CS-2.2.1 Defisit
Tingkat
Estimasi Kebutuhan Gram 45 70% sedang 39 72% Defisit tingkat 56 54
Protein Total sedang
CS-2.3.1
Estimasi Kebutuhan Gram 84 26% Defisit 176 58% Defisit tingkat 318 301
Karbohidrat Total Tingkat Berat berat
Keterangan : Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan); Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan); Defisit
tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan), Normal (90-119% angka kebutuhan); dan Di atas angka kebutuhan (≥120%
angka kebutuhan).
Hasil recall 24 jam menunjukkan hasil asupan Os sebelum masuk rumah sakit dapat diketahui
bahwa asupan lemak berdasarkan kebutuhan Os diatas kebutuhan dan asupan protein defisit tingkat
ringan sedangkan asupan karbohidrat Os defisit tingkat berat. Diberikan diet cair 6x200 saat masuk
rumah sakit sehingga tidak dipengaruhi oleh nafsu makan dari Os.
: 1415.2
: 2023.7 kkal
Consensus stroke :
: 1944 kkal
Consensus stroke :
Consensus stroke :
b. Diagnosis Gizi
1. NI-2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan stroke, kesulitan menelan, gigi tidak
lengkap ditandai dengan asupan energi oral SMRS Os 59% dari kebutuhan, hasil skrining
disfagia positif.
2. NB-1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan dengan Kurang
terpapar edukasi yang berhubungan dengan gizi ditandai dengan sering mengkonsumsi
makanan yang digoreng dan berlemak dan asupan energi SMRS Os 59% (Defisit tingkat berat)
dari kebutuhan.
c. Intervensi Gizi
a. Tujuan :
Mengoptimalkan asupan mencukupi kebutuhan energi dan zat gizi OS dengan target
pencapaian 80% dalam 3 hari.
b. Preskripsi diet :
1. Jenis Diet : Diet Biasa 6 x 200
2. Konsistensi : Cair
3. Frekuensi : 6x pemberian (jam 06, 09,12,15,18,22)
4. Jalur : NGT
5. Densitas : 1 kkal/ 1 mL
c. Rencana Edukasi dan Konseling Gizi
1. Tempat : Ruang rawat inap Os 709 a
2. Sasaran : Pasien dan keluarga
3. Topik : Edukasi gizi terkait Stroke hemorrhagic
4. Metode : Ceramah dan diskusi 2 arah
5. Alat bantu : leaflet
Materi :
a. penjelasan tentang diet yang diberikan
b. penjelasan pentingnya diet yang akan dijalani, jadwal makan, jumlah (porsi), cara
pengolahan.
c. Memberikan edukasi terkait bahan makanan yang dianjurkan,tidak dianjurkan dan
dibatasi
d. Koordinasi dan Kolaborasi
Koordinasi : Ahli gizi rawat inap, Ahli gizi MSPM, Pramusaji
Kolaborasi : Perawat, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
Implementasi
Diberikan diet Penyakit hati dan lambung dengan konsistensi Lunak dengan kandungan energi
1632 kkal, protein 61,2 gram, lemak 36,3 gram, dan karbohidrat 252,2 gram dalam bentuk 3 kali
makan utama dan 2 kali selingan secara bertahap dimulai dari 80% kecukupan energi dan zat gizi.
b. Evaluasi
1. Evaluasi Asupan
Didapatkan hasil asupan Os berupa energi 1513.6 kkal, protein 48.66 gram, lemak 46.98
gram dan karbohidrat 220.34 gram. Dengan %asupan energi 77% dari kebutuhan, protein 76% dari
kebutuhan, lemak 87% dari kebutuhan, dan karbohidrat 73% dari kebutuhan.
Sebelumnya Os sudah melakukan test menelan dengan hasil baik ketika makan sudah tidak
tersedak sehingga Os dapat makan melalui oral. Hasil lab pertanggal 28 Desember 2021 HbA1c Os
tinggi sehingga diberikan diet DM.
Pada hari kedua Os diberikan bubur sumsum pada pagi harinya, sebelumnya Os diberikan tes
menelan dan hasilnya baik. Os menghabiskan 180 gram dari total yang diberikan. Pada snack pagi
Os diberikan pudding tetapi menolak untuk mengkonsumsi pudding tersebut dengan alasan tidak
nafsu makan sehingga Os tidak memakan pudding tersebut sama sekali. Os tidak diberikan snack
susu dikarenakan frekuensi BAB Os sering dan cenderung cair.
Dikarenakan konsumsi bubur sumsum Os baik sehingga diberikan diet bubur dm lauk pauk
sayur cincang agar asupan gizi Os terpenuhi
Pada siang hari Os diberikan bubur dengan lauk pauk sayur dicincang untuk melihat apakah Os
sudah dapat diberikan makanan biasa. Ternyata Os sudah dapat mengkonsumsi makanan dengan
tekstur lunak tanpa tersedak walaupun tidak habis. Snack sore diberikan bubur kacang hijau tetapi
hanya dikonsumsi empat sendok makan sehingga untuk makan snack diganti menjadi bubur
sumsum. Makan malam Os diberikan bubur dengan lauk pauk cincang, Os juga tidak
menghabiskan makanannya dengan alasan sudah kenyang. Peningkatan asupan dapat dilihat dari
sarapan Os mengkonsumsi bubur dengan lauk pauk cincang, Os menghabiskan 192 gram bubur
yang dimana sebelumnya hanya 112 gram. Dikarenakan Os lebih sering tidak menghabiskan
makanannya sehingga asupan Os menurun.
76%
73%
35%
33%
33%
26%
24%
20%
17%
13%
En er gi L em ak P r o t ei n K ar b oh i d r at
2. Evaluasi Biokimia
Pada tanggal 28 desember 2021 hasil lab Os menunjukan Gula darah puasa Os tinggi 105
mg/dL dan HbA1c Os 6,5%. Hasil HDL Os rendah dengan hasil lab 44 mg/dL. Hasil lab Os pada
tanggal 30 desember 2021 menunjukan bahwa profil lipid Os normal trigliserida 98 mg/dL,
kolesterol total 131 mg/dL dan LDL 79 mg/dL. Glukosa sewaktu Os juga normal yakni 124
mg/dL.
3. Evaluasi Fisik/Klinis
Pada hari pertama monitoring tekanan darah Os 153/110 mmHg dimana termasuk kedalam
Hipertensi, laju pernafasan, denyut nadi, SaO2 dan suhu termasuk kedalam normal. Tekanan darah
hari kedua dan ketiga juga termasuk kedalam hipertensi yakni masing masing 137/72 mmHg dan
149/79 mmHg. Laju penafasan, saturasi oksigen dan suhu termasuk kedalam normal. Denyut nadi
Os cenderung rendah dimana Os mengalami brakikardia.
Kesimpulan :
Tn S dengan diagnosis gizi NI-2.1 Asupan oral tidak adekuat dan NB-1.1 Kurang pengetahuan
terkait makanan dan zat gizi diberikan intervensi gizi diet cair stroke. Pada hari pertama monitoring
diberikan diet cair 6x250 cc untuk memenuhi kebutuhan gizi Tn. S. Dilakukan test menelan pada
hari kedua dengan hasil baik, Tn.S kemudian diberikan diet sumsum dengan diabetes melitus. Pada
hari ketiga diberikan diet bubur diabetes dengan lauk pauk cincang dan diberikan bubur sumsum
untuk makanan selingan. Ketika dilakukan monitoring adanya penurunan asupan dikarenakan
penurunan nafsu makan dan penurunan kemampuan makan.
Saran :
Pemantauan asupan Os masih harus sering dilakukan berkaitan dengan penurunan asupan dari
monitoring hari pertama dan hari ketiga. Serta koordinasi dengan perawat dan terapi wicara
mengenai kondisi fisik klinis yang berkaitan dengan gizi. Os harus terus dimotivasi agar adanya
peningkatan asupan. Pemberian makanan dengan porsi kecil tetapi sering.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) pada Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
dilakukan kepada pasien penyakit dalam. Peniliaian keadaan gizi pasien menggunakan
pengukuran antropomteri dari lingkar lengan atas dan tinggi lutut sedangkan skrining
menggunakan Malnutrition Screening Tools (MST) pada pasien dewasa. Pengkajian dilakukan
dengan cara wawancara pasien dan keluarga serta penggalian data pasien di electronic health
record RS PON yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis gizi pasien. Diagnosis gizi
diberikan dengan melihat domain gizi yaitu asupan, klinis dan perilaku dengan
mempertimbangkan kondisi dan riwayat pasien. Intervensi dilakukan selama 3 hari dengan
melakukan monitoring dan evaluasi terhadap asupan, biokimia, fisik/klinis, pengetahuan dari
pasien.
B. SARAN
Masih perlunya pengkajian ulang terhadap asupan dari pasien dikarenakan penurunan
nafsu makan dan juga kemampuan makan. Berkoordinasi dengan perawat, dokter penanggung
jawab pasien (DPJP) dan juga terapi wicara mengenai kondisi fisik klinis yang berkaitan dengan
gizi. Pemberian pengetahuan tentang gizi juga harus diberikan kepada keluarga yang menunggu
untuk tidak diberikan makanan dari luar rumah sakit. Pasien juga harus sering diberikan
motivasi untuk menghabiskan makanan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Katan M, Luft A. Global Burden of Stroke. In: Nicoline Schiess, MD M, editor. Thieme Medical
Publishers. New York: Thieme Medical Publishers; 2018. p. 208–11.
2. Barker-collo S, Norrving B, Mensah A, Taylor S, Johnson CO, Murray CJL, et al. Stroke
Prevalence , Mortality and Disability-Adjusted Life Years in Adults Aged 20 – 64 Years in 1990
– 2013 : Data from the Global Burden of Disease 2013 Study. Neuroepidemiology. 2015;190–
202.
5. Anderson CS. The global burden of stroke : persistent and disabling The global burden of
neurological disorders. Lancet Neurol [Internet]. 2019;18(5):417–8. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/S1474-4422(19)30030-4
6. Bath PM, Scutt P, Love J, Clavé P, Cohen D, Dziewas R, et al. Pharyngeal Electrical
Stimulation for Treatment of Dysphagia in Subacute Stroke. Am Hear Assoc. 2016;
7. Kasim VN, Pateda SM, Hadju V, Jafar N. Suplementasi ekstrak albumin ikan gabus terhadap
status gizi dan. J Gizi Klin Indones. 2017;13(3):91–8.
8. Kemenkes. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Tahun 2013. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2013. p. 1–165.
9. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman proses asuhan gizi terstandar (PAGT). Jakarta: Kementrian
Kesehatan Indonesia; 2014.
10. dr. Merry Dame Cristy Pane. Asam Traneksamat [Internet]. 2020. Available from:
https://www.alodokter.com/asam-traneksamat
11. Hardinsyah & Supariasa. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2016.
12. dr. Merry Dame Cristy Pane. Candesartan [Internet]. 2020. Available from:
https://www.alodokter.com/candesartan
13. dr. Merry Dame Cristy Pane. atorvastatin [Internet]. Available from:
https://www.alodokter.com/atorvastatin
14. Wahyuni TD, Rahmah IA PI. OtBook Petunjuk Diet, Laboratorium Klinis, Interaksi Obat
dengan Makanan. Second edi. Otgroup, editor. Bogor; 2019.
15. dr. Merry Dame Cristy Pane. Laxadine [Internet]. 2021. Available from:
https://www.alodokter.com/obat-pencahar
16. Wiranti SP. STUDI PENGGUNAAN LAKSATIF PADA PASIEN GERIATRI. [Surabaya]:
Universitas Airlangga; 2016.
17. De Onis M, Onyango AW, Borghi E, Garza C, Yang H. Comparison of the World Health
Organization (WHO) Child Growth Standards and the National Center for Health
Statistics/WHO international growth reference: Implications for child health programmes. Public
Health Nutr. 2006;9(7):942–7.
18. Ponco Santoso N, Andayani A, Setiawan B. Kajian Pragmatik Pada Kosakata Dan Fonetis
Bahasa Penderita Afasia Global. Bhs dan Seni J Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya.
2019;46(2):153–66.
19. Wilmskoetter J, Bonilha L, Martin-Harris B, Elm JJ, Horn J, Bonilha HS. Factors Influencing
Oral Intake Improvement and Feeding Tube Dependency in Patients with Poststroke Dysphagia.
J Stroke Cerebrovasc Dis [Internet]. 2019;28(6):1421–30. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.jstrokecerebrovasdis.2019.03.031
20. Siregar DAS, Yono S. Perbedaan Asupan Dan Status Gizi Pada Pasien Stroke Hemoragik Dan
Non Hemoragik Di Rsud Prof. Dr. Margono Soekarjo. J Gizi dan Pangan Soedirman.
2018;2(1):43.
23. dr. Merry Dame Cristy Pane. clopidogrel [Internet]. 2020. Available from:
https://www.alodokter.com/clopidogrel
24. Kementrian Kesehatan RI. DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013. Kementeri Kesehat
Republik Indones. 2013;2008:1–70.