Anda di halaman 1dari 68

BKPM

BUKU KERJA PRAKTIKUM MAHASISWA

Nutrition Care Process


(NCP)

Disusun oleh :
Tim Dosen Nutrition Care Process

PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017/2018
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya, maka penulisan Buku Kerja Praktek Mahasiswa Nutrition Care
Process (NCP) untuk semester VI dapat diselesaikan.
Nutrition Care Process/ Proses Asuhan Gizi Terstandart (PAGT)
merupakan mata kuliah yang mengajarkan cara penyelesaian masalah gizi
individu maupun masyarakat dengan pendekatan sistematik, melalui serangkaian
aktivitas yeng terorganisir yang meliputi identifikasi masalah sampai dengan
monitoring evaluasi dalam upaya memberikan pelayanan asuhan gizi yang
berkualitas dan dilakukan oleh tenaga gizi profesional.
Dalam penyusunan materi, tidak sedikit hambatan yang tim penulis hadapi.
Namun tim penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan pihak terkait, sehingga
kendala-kendala yang tim penulis hadapi teratasi.
Buku Kerja Praktikum Mahasiswa ini disusun agar mahasiswa dapat
melaksanakan praktikum dengan mudah dan terstruktur. Semoga Buku Kerja
Praktikum Mahasiswa dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Gizi Klinik
Politeknik Negeri Jember.
Terimakasih kami ucapkan pada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Buku Kerja Praktikum Mahasiswa ini. Kami harapkan kritik dan
saran yang membangun bagi kesempurnaan Buku Kerja Praktikum Mahasiswa.

Februari, 2018

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul 1

Prakata 2

Daftar Isi 3

Format dan Resume NCP/PAGT 4

Nutrition Assesment Terminology 10

Nutrition Diagnosis Terminology (1) 16

Nutrition Diagnosis Terminology (2) 21

Nutrition Intervention Terminology 25

Nutrition Monitoring Evaluation Terminology 31

NCP pada Kasus Cerebro Vaskular Accident 36

NCP pada Kasus Masyarakat (1) 42

NCP pada Kasus Klinis Klinis Bedah 47

NCP pada Kasus Klinis Diabetes Mellitus 50

NCP pada Kasus Klinis Dislipidemia 54

NCP pada Kasus Masyarakat (2) 57

NCP pada Kasus Klinis Gagal Ginjal Kronis 60

3
Praktikum 1
Judul Praktikum : Format dan Resme NCP/ PAGT
Mata Kuliah : Nutrition Care Process (NCP)
Pokok Bahasan : Konsep Nutrition Care Process (NCP)
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Dosen Pembimbing : dr. Arisanty Nur Setia R., M.Gizi

A. TUJUAN
Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui dan mengidentifikasi format NCP
2. Mengetahui tahap – tahap penyusunan resume NCP/ PAGT
3. Mengetahui dan memahami konsep NCP dan PAGT
4. Menggunakan macam – macam form skrining

B. DASAR TEORI
Gizi berperan penting dalam kesehatan. Asupan makanan dalam jumlah dan
jenis zat gizi yang sesuai kebutuhan sangat penting bagi orang sehat maupun
orang yang sakit. Problem gizi timbul bila terjadi ketidaksesuaian antara asupan
dan kebutuhan tubuh akan zat gizi. PAGT merupakan proses penanganan problem
gizi yang sistematis dan akan memberikan tingkat keberhasilan yang tinggi.
PAGT dilaksanakan di semua fasilitas pelayanan kesehatan, seperti di rumah sakit
(di rawat inap dan rawat jalan), klinik pelayanan konseling gizi dan dietetik,
Puskesmas, dan di masyarakat.
Keberhasilan PAGT ditentukan oleh efektivitas intervensi gizi melalui
edukasi dan konseling gizi yang efektif, pemberian dietetik yang sesuai untuk
pasien di rumah sakit dan kolaborasi dengan profesi lain sangat mempengaruhi
keberhasilan PAGT. Monitoring dan evaluasi menggunakan indikator asuhan gizi
yang terukur dilakukan untuk menunjukkan keberhasilan penanganan asuhan gizi
dan perlu pendokumentasian semua tahapan proses asuhan gizi.
Dalam praktek asuhan gizi, diperlukan keseragaman bahasa (terminologi)
untuk berkomunikasi dan mendokumentasikan PAGT. Terminologi dietetik dan
gizi secara internasional telah dipublikasikan oleh Academy of Nutrition and
Dietetics dalam buku International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT)
Reference Manual: Standardized Language for the Nutrition Care Process yang
berisi terminologi mengenai 4 langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar. Proses

4
asuhan gizi terstandar (PAGT) harus dilaksanakan secara berurutan dimulai dari
langkah asesmen, diagnosis, intervensi dan monitoring dan evaluasi gizi
(ADIME).

5
C. ALAT DAN BAHAN
1. Form Skrining
2. Form NCP/ PAGT
3. Alat tulis dan kertas
4. LCD Proyektor
5. Laptop

D. PROSEDUR KERJA
1. Pahami alur/ atau tahapan NCP/ PAGT !
2. Kerjakan kasus di lembar kerja BKPM sesuai tahap – tahap NCP/ PAGT !
3. Carilah macam – macam form skrining untuk berbagai macam kasus yang
dihadapi di RS ! (dikumpulkan bersama laporan)
4. Carilah macam – macam format yang digunakan untuk mengerjakan
resume NCP/ PAGT! (dikumpulkan bersama laporan)

E. LEMBAR KERJA
Kasus
Datang seorang laki - laki usia 58 tahun ke IGD dengan diagnosa dokter
Diabetes Melitus dengan komplikasi dislipidemia. Dari hasil anamnesa diketahui
pasien sering mengeluh tengkuknya terasa kaku dan berat. Makanan yang sering
dikonsumsi setiap hari yaitu nasi, sayur-sayuran dan lauk nabati maupun
hewani.Pola makan pasien terdiri dari makanan pokok berupa nasi 3-4 kali sehari,
lauk hewani berupa telur 2-3 kali sehari, ayam 1-2 kali seminggu, ikan 2-3
sebulan, daging 2 -3 kali sebulan dan buah-buahansepertialpukat, jerukdan melon.
Pasien sangat suka sekali makan gorengan. Pasien bekerja sebagai petani. Pasien
tidak mengalami penurunan berat badan selama 6 bulan terakhir. Pasien tidak
mengalami perubahan nafsu makan.
Dari hasil pemeriksaan diketahui BB 70 kg TB 155 cm. Hasil pemeriksaan
laboratorium diketahui Trigliserida 400 mg/dl, LDL 225 mg/dl, HDL 30 mg/dl,
Kolesterol total 300 mg/dl. HbA1C 9.

6
Kerjakan tahap – tahap NCP/ PAGT seperti dibawah ini !
1. Isilah form skrining berikut berdasarkan kasus diatas!
FORMULIR SKRINING GIZI PASIEN RAWAT INAP
Nama : ………………………...... Tanggal: …………………............
Umur : …………………… tahun Jenis L/P: …………......…………
No. MR: ………………….…… Ruang Perawatan: ……………..
• Diagnosis Penyakit :
• Status Gizi: Tinggi Badan: …….… cm Berat Badan: …...… kg
• Risiko Malnutrisi
a. Apakah pasien mengalami penurunan Berat Badan yang tidak diinginkan dalam
6 bulan terakhir?
Jawaban : Nilai
Skor
- Tidak ada 0
- Tidak yakin 2
- Ya ada penurunan Berat Badan sebanyak:
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
> 15 kg 4
b. Apakah asupan makan berkurang karena tidak nafsu makan?
- Tidak 0
- Ya 1
___________
Total Skor:

c. Pasien dengan diagnosa khusus


Kondisi khusus: penyakit pasien dengan penurunan imunitas, penyakit ginjal
kronik hemodialisis, geriatri, kanker kemoterapi, luka bakar, Diabetes Mellitus,
penurunan fungsi ginjal berat, sirosis hepatis, transplantasi, cidera kepala berat,
, pneumonia berat, stroke, bedah digestif, patah tulang pinggul, dll)
Bila skor ≥ 2 dan atau pasien dengan kondisi khusus dilakukan pengkajian
lanjut oleh tenaga gizi.

Catatan:
Jumlahkan nilai skore dua pertanyaan diatas (a dan b)
- Skore 0 – 1 Risiko malnutrisi rendah
- Skore 2 – 3 Risiko malnutrisi sedang
- Skore 4 – 5 Risiko malnutrisi tinggi

7
2. Jelaskan tahap apalagi yang harus dikerjakan setelah skrining !
a. ..........................................................................................................................
.........................................................................................................................
b. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
c. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
d. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................

3. Kerjakan secara lengkap kasus diatas dengan menggunakan konsep


NCP/PAGT didalam format NCP/PAGT tanpa disertai terminologi !
(dikerjakan dilembar folio dikumpulkan dalam bentuk laporan praktikum)

Asessment
Diagnosa Monitoring
Identifikasi Intervensi
Data Dasar Gizi Evaluasi
Masalah
A. Antropometri
BB Status Gizi =
TB
IMT
B. Biokimia
Hasil Lab
C. Fisik Klinis
TD
N
RR
Keluhan
D. Dietary
1) Riwayat
Gizi
Dahulu

8
2) Riwayat
Gizi
Sekarang

E. Lain-Lain
1) Riwayat
Penyakit
sekarang
2) Riwayat
Sakit
Dahulu
3) Riwayat
Penyakit
Keluarga

F. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
1. Mengetahui dan mengidentifikasi format NCP
2. Mengetahui tahap – tahap penyusunan resume NCP/ PAGT
3. Mengetahui dan memahami konsep NCP dan PAGT
4. Menggunakan macam – macam form skrining

9
Praktikum 2
Judul Praktikum : Nutrition Assesment Terminology
Mata Kuliah : Nutrition Care Process (NCP)
Pokok Bahasan : Nutrition Assesment Terminology
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Dosen Pembimbing : dr. Arisanty Nur Setia R., M.Gizi

A. TUJUAN
Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan dan menyusun Nutrition Assessment Terminology
2. Mengindentifikasi data yang berhubungan dengan gizi
3. Mengidentifikasi masalah gizi yang muncul

B. DASAR TEORI
Nutrition assessment merupakan tahap pertama diantara keempat tahap
pada Nutrition Care Process (NCP) dan merupakan membentuk dasar bagi
pelaksanaan ttahap berikutnya. Nutrition assessment merupakan suatu metode
yang secara sistematik dilakukan untuk memperoleh, memverifikasi dan
menginterpretasikan data yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan gizi, penyebab, serta besar masalah tersebut. Data yang
diperoleh, jika memungkinkan, dibandingkan dengan nilai normal atau nilai
standarnya sebagai bahan evaluasi. Nutrition assessment bersifat
berkesinambungan dan dapat berubah sesuai dengan kondisi pasien.
Data yang diperoleh pada tahap nutrition assessment dapat berasal dari
catatan medis pasien, wawancara kepada pasien dan/ keluarga pasien, observasi
pasien atau berdasarkan data epidemiologi. Data yang diperoleh bisa bervariasi
tergantung situasi dan keadaan gizi ketika pengambilan data. Setiap pasien
memiliki karakteristik dan faktor yang berbeda sehingga memberikan pengaruh
yang berbeda pulan pada saat penggalian data.
Diperlukan proses berpikir krittis pada tahap nutriton assessment ini.
Proses berpikir kritis pada tahan nutrition assessmen meliputi : (1) Penentuan data
yang tepat, (2) Penentuan tambahan informasi, (3) Pemilihan instrumen dan
prosedur pengkajian yang tepat dengan situasi yang ada, (4) Penerapan instrumen
pengkajian dengan tepat, (5) Pembedaan data yang relevan dan tidak relevan, (6)
Pembedaan data yang penting dan tidak penting, serta (7) Validasi data.

10
Nutrition assessment terdiri dari 5 (lima) domain, yaitu (1) Riwayat yang
berhubungan dengan makanan dan gizi, (2) Pengukuran antropometri, (3) Data
pemeriksaan biokimia dan medis, (4) Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan
gizi, (5) Riwayat pasien. Masing –masing domain tersebut terdiri dari kelas dan
sub kelas (lampiran 1).
Penulisan kalimat dokumentasi pada tahap nutrition assessment
merupakan kalimat yang berisikan data yang diperoleh dibandingkan dengan nilai
normal atau standarnya. Contoh kalimat nutrition assessment : “Nilai kadar
serum feritin pasien adalah 8 ng/ml, lebih rendah dibanding kadar normal 12-150
ng/ml. Kadar serum feritin akan dimonitor lagi pada pemeriksaan berikutnya.”

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis dan kertas folio bergaris
2. Form NCP/ PAGT
3. LCD Proyektor
4. Laptop

D. PROSEDUR KERJA
1. Baca dan pahami studi kasus yang telah diberikan
2. Identifikasi data pengkajian gizi yang ada pada kasus tersebut
3. Susunlah nutrition assessment berdasarkan identifikasi data pengkajian
gizi kasus sesuai terminology NCP

E. LEMBAR KERJA
1. Studi kasus
Identitas
Nama : Tn. Sr
Usia : 47 tahun
Pekerjaan : Sopir truk
Anthropometry
BB sekarang : 79 kg
Tinggi badan : 165 cm

11
Data laboratorium :
Hasil Normal
SGOT 65 µ/ l < 35 µ/ l
Hemoglobin 5.6 g/dl 14-18 g/dl
LED 25 mm/jam 0-20 mm/jam
Trombosit 105 000 sel/ul 150.000-450 .000 sel/ul
Leukosit 4300 µ/ l 4800-10800 µ/ l
Hematokrit 28,5 % 42-52 %
HBsAG Non reaktif Non reaktif
Data Lab. Urin
Fisis Hasil Normal
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Keruh Jernih
Bau Khas Khas
Bilirubin 1+ Negatif
Protein 1+ Negatif
Leukosit 3+ 1+/LPB
Eritrosit 5+ 1+/LPB

Fisik klinis
Kesadaran : compos mentis
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 38 ᵒC
Pasien terlihat lemas dan pucat
Riwayat Makan
Asupan makanan Asupan makan saat masih bekerja menjadi sopir,
yaitu :
o Makan 2x – 3x sehari (tidak tentu)
o Sering makan diwarung-warung pinggir

12
jalan/di terminal
o Sayur yang sering dikonsumsi, yaitu : tumis
kangkung, bening bayam, sop, dan tumis
kacang panjang
o Setiap hari mengkonsumsi gorengan (bakwan,
mendoan), sekali makan 3-7 gorengan
o Sering mengkonsumsi minuman berenergi
tinggi (ex : extrajoss, kuku bima) dan
minuman bersoda (soda gembiira, sprite, coca-
cola) 3x/minggu, sekali minum menghabiskan
1 botol kecil
o Sering mengkonsumsi kopi 4-5 kali/hari, 1
gelas belimbing sekali minum
o Mengkonsumsi alkohol selama 10 tahun,
setiap minum habis 1 botol besar
o Jarang makan buah
o Menyukai ikan asin kering (gereh teri), setiap
hari bisa menghabiskan 1 toples gereh teri
yang sebelumnya sudah direndam dalam air
selama 1-2 jam kemudian digoreng
Setelah didiagnosa terkena sirosis hepatis awal
(2012)
o Menghindari mendoan dan bakwan, daging
kambing, daging sapi, santan, kopi, dan teh
kental
o Camilan yang biasa dimakan, yaitu singkong,
ketela, gembili, dan kentang dengan cara
pengolahan di rebus
o Mengkonsumsi ikan kering (gereh teri) setiap
kali makan dan terkadang dibuat camilan
o Mengkonsumsi susu kedelai 2x-3x/minggu
o Lauk yang sering dikonsumsi, yaitu tahu,

13
tempe, ikan, telur di bacem
o Sayur yang biasa dikonsumsi, yaitu sayur sop,
bening bayam, tumis kacang panjang
o Setiap hari mengkonsumsi temulawak
dicampur dengan kunyit dan madu
Saat di Rumah Sakit
o Mulai sering makan buah (pepaya, pisang,
apel dan jeruk)
o Tidak mau makan daging karena pernah
mendapatkan informasi yang salah sehingga
menyebabkan ketakutan untuk makan daging
o Memakan makanan yang diberikan oleh
Rumah Sakit terkadang tidak habis karena
merasa perutnya sebah, penuh, dan sesak
o Belakangan ini nafsu makan Tn. W
menurun dan terkadang sehari hanya makan
bubur sum-sum 3 sdm saja
Ketersediaan Setelah didiagnosa terkena sirosis hepatis awal
makanan (mulai tahun 2012 hingga sekarang), Tn. W
mengkonsumsi makanan yang dimasakkan
oleh istrinya sendiri

2. Identifikasi data pengkajian gizi dan menyyusun nutrition assessment


terminology
Hasil / Nutrition Assessment
Data Dasar Kode
nilai Terminology
- Antropometri
- .....
- .....
- .....
- Biokimia
- .....
- .....
- .....
- Fisik & klinis
- .....

14
- .....
- .....
- Riwayat makan
- .....
- .....
- .....
- Lain-lain
- .....
- .....
- .....

F. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
Mahasiswa mampu mengindentifikasi data
1
yang berhubungan dengan gizi
Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah
2
gizi yang muncul
Mahasiswa mampu menyusun nutrition
3
assessment terminology

15
Praktikum 3
Judul Praktikum : Menentukan Problem, Etiologi dan Sign/Symptom
Mata Kuliah : Nutrition Care Process (NCP)
Pokok Bahasan : Nutrition Diagnosis Terminology (1)
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Dosen Pembimbing : Puspito Arum., S.Gz., M.Gizi

A. TUJUAN
Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menentukan problem gizi berdasarkan data pengkajian gizi
2. Menentukan etiologi/penyebab dari masalah gizi yang terjadi
3. Menentukan sign/symptom yang menunjukkan masalah gizi

B. DASAR TEORI
Diagnosis gizi sangat spesifik dan berbeda dengan diagnosis medis baik
dari sifatnya maupun cara penulisannya. Diagnosis gizi bersifat sementara, dapat
berubah sesuai dengan respon pasien, khususnya terhadap intervensi yang akan
dilakukan.
Diagnosis gizi adalah masalah gizi spesifik yang menjadi tanggungjawab
ahli gizi untuk menanganinya. Tujuan diagnosis gizi yaitu untuk mengidentifikasi
adanya problem gizi, faktor penyebab yang mendasarinya dan menjelaskan tanda
dan gejala yang melandasi adanya problem gizi tersebut.
Diagnosis gizi terdiri atas 3 komponen yaitu masalah
gizi (problem), penyebab masalah (etiologi) serta tanda dan gejala adanya masalah
(sign & symptoms).
1. Problem (P) adalah semua masalah gizi spesifik yang aktual sedang terjadi
pada pasien/klien, seperti perubahan dari normal menjadi tidak normal
(alteration), penurunan dari kebutuhan normal (decrease), peningkatan dari
kebutuhan normal (increase) dan risiko munculnya masalah/gangguan gizi
tertentu. Problem mengggambarkan masalah gizi pasien, dimana ahli gizi
bertanggung jawab secara mandiri untuk memecahkannya. Maka dibuat tujuan
dan target intervensi gizi yang lebih realistis dan terukur, menetapkan prioritas
intervensi atau penanganan gizi serta memantau dan mengevaluasi perubahan
yang terjadi setelah intervensi (Sumapradja dkk, 2011).

16
2. Etiologi (E) merupakan semua hal/faktor yang memiliki kontribusi pada
terjadinya masalah/problem gizi. Komponen penyebab ini bisa merupakan
komponen gizi yang dikumpulkan ahli gizi dalam anamnesa gizi/monitoring
atau merupakan komponen medis yang dibuat dokter. Penyebab juga dapat
berkaitan dengan faktor sosial, lingkungan dan perilaku.
3. Sign/Symptoms (S) adalah semua temuan/fakta atau bukti berupa gejala dan
atau tanda yang didapatkan dari klien/pasien yang menunjukkan masalah gizi.
Sign umumnya menunjukkan data objektif sementara symptoms merupakan
data subjektif. Sign dan simptom merupakan dasar monitoring dan evaluasi.
Menurut Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) 2014, diagnosis
gizi dinyatakan dalam kalimat yang terstruktur dengan format PES (Problem-
Etiologi-Sign dan Symptoms). P berkaitan dengan E ditandai dengan S/S (harus
ada kata penghubung antara P-E-S).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Kertas HVS
2. Alat tulis
3. Buku Panduan Terminologi (IDNT)
4. LCD dan laptop

D. PROSEDUR KERJA
1. Mengidentifikasi data assessmen gizi yang abnormal pada kasus 1 dan 2
2. Menentukan problem gizi (P), etiologi (E) dan tanda/gejalanya (S/S) pada
masing-masing kasus

E. LEMBAR KERJA
Studi Kasus :
1. “SA”, usia 20 tahun dengan TB 152 cm dan BB 41 kg adalah seorang
mahasiswi di sebuah universitas swasta. Tiap hari SA kuliah pukul 07.00
sampai 16.00 WIB dan selalu bergadang untuk mengerjakan tugas
kuliahnya. Setiap bergadang, SA selalu minum kopi. SA juga sering kali
tidak sempat sarapan dan untuk menghemat dia hanya mengkonsumsi lauk

17
nabati. SA tinggal di rumah kost. Sudah 3 minggu terakhir SA merasa
sering mengantuk di kelas. Selain itu, dia juga sering merasa cepat lelah
saat beraktivitas, mata berkunang-kunang, cepat merasa pusing, lemas dan
kurang nafsu makan. Beberapa hari yang lalu SA sempat pingsan saat
sedang praktikum di laboratorium. Oleh karena khawatir dengan keadaan
teman sekostnya, TY membawa SA ke RS dan didapat hasil pemeriksaan
sbb :
TD 90/60 mmHg, Suhu 37oC dan sklera mata tampak pucat. Hasil lab
menunjukkan : Hemoglobin 9 g/dl, hematokrit 30%, saturasi transferin
15%, serum ferritin 90 µg/l, glukosa darah 90 mg/dl, kolesterol total 140
mg/dl dan eritrosit 4jt/ml. Asupan makan sehari-hari :
Pagi : Nasi putih 1 porsi + telur ceplok 1 porsi + teh hangat
Siang : Nasi putih 2 porsi + tempe goreng 1 porsi + sayur bening (bayam,
waluh dan kacang panjang) 1 porsi + es teh manis
Malam : nasi goreng 1,5 porsi + tahu goreng tepung 1 porsi dan kopi 2
gelas

2. Ny TS 41 tahun, suku sunda, beragama islam, menikah dan mempunyai


tiga orang anak, bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan pendidikan
terakhir SMP. MRS dengan keluhan jempol kaki kiri luka dan bernanah
akibat memakai sepatu yang terlalu sempit. Saat di RS pasien didiagnosa
menderita Diabetes Melitus type II dengan komplikasi ulkus diabetikum.
Luka sudah ada sejak 1 bulan yang lalu dan berobat ke puskesmas dua
minggu yang lalu, dan diberi antibiotik, namun luka tidak kunjung
sembuh. Pasien baru mengetahui dirinya menderita Diabetes Melitus pada
saat ini. Adik ibu Ny TS juga diketahui menderita Diabetes melitus. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan hemoglobin 12,5 g/dl, hematokrit
34 %, eritrosit 3,96 juta/μl, leukosit 12600/mm³ , trombosit 259000/mm³ ,
gula darah puasa 483 mg/dl, gula darah 2 jam pp 355 mg/dl, albumin 3.4
g/l, kolesterol total 150 mg/dl, trigliserida 143 mg/dl, HDL 39 mg/dl, dan
LDL 82 mg/dl. Tensi darah ny T saat itu 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,
RR 20 x/menit, dan suhu 38ºc. Di RS pasien mendapat obat ciprofloxasin

18
(antibiotik yang merangsang mual) 2x400 mg, metronidazole (antibiotik
menyebabkan mual) 3x500 mg, ampisilin (antibiotik luka) 4x1 gr, dan
insulin. Hasil kunjungan dietisien, 3 hari setelah pasien masuk rumah sakit
didapatkan informasi bahwa pasien mendapatkan diet DM 1500 kalori dan
selalu dihabiskan. Namun pasien masih sering merasa lapar dan
menambah makanan dari luar berupa pisang goreng tepung, bakwan
goreng, dan nasi soto. Saat dirawat di rumah sakit, asupan makan ny T
mencapai 2178 kal, protein 71,28 gram, lemak 67,05 gram dan karbohidrat
302,9 gram. Selama ini pasien mempunyai kebiasaan sering
mengkonsumsi cemilan, gorengan, dan minuman manis karena pasien
sering merasa lapar dan haus.
Hasil pengukuran berat badan saat ini 53,7 kg sedangkan tinggi badan 156
cm. Menurut pengakuan pasien, berat badan nya satu tahun yang lalu 64
kg.
1. Identifikasi data assessmen gizi abnormal !
No. Assessment Gizi Data Abnormal
1. Antropometri
2. Biokimia
3. Fisik/Klinis
4. Riwayat Diit
5. Riwayat Personal

2. Tentukan PES kemudian Susun diagnosis gizi ke dalam kalimat


berstruktur P-E-S
No. Problem Etiologi Sign/Symptom

19
F. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
1. Mahasiswa mampu menganalisis
problem gizi berdasarkan data
asessmen gizi yang abnormal
2. Mahasiswa mampu menentukan
etiologi dari problem gizi tersebut
3. Mahasiswa mampu menunjukkan
tanda dan gejala yang
membuktikan adanya problem gizi
tersebut

20
Praktikum 4
Judul Praktikum : Membuat Diagnosis Gizi
Mata Kuliah : Nutrition Care Process (NCP)
Pokok Bahasan : Nutrition Diagnosis Terminology(2)
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Dosen Pembimbing : Puspito Arum S.Gz., M.Gizi

A. TUJUAN
Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menentukan problem gizi berdasarkan data pengkajian gizi
2. Menentukan etiologi/penyebab dari masalah gizi yang terjadi
3. Menentukan sign/symptom dari masalah gizi yang terjadi
4. Menuliskan diagnosis gizi berdasarkan P-E-S

B. DASAR TEORI
Diagnosis gizi adalah kegiatan mengidentifikasi dan memberi nama
masalah gizi yang aktual dan atau berisiko menyebabkan masalah gizi yang
merupakan tanggung jawab dietesien untuk menanganinya secara mandiri.
Masalah/problem gizi disebabkan oleh etiologi dan ditandai dengan
sign/symptomps. Diagnosis gizi terdiri dari 3 domain yaitu Domain Intake (NI),
Domain Clinic (NC) dan Domain Behaviour (NB). Setiap domain
menggambarkan karakteristik tersendiri dalam memberi kontribusi terhadap
gangguan kondisi gizi. Domain Intake (NI) merupakan kelompok permasalahan
gizi yang berkaitan dengan terlalu banyak atau terlalu sedikit intake makanan/
asupan gizi yang dikonsumsi dibandingkan dengan kebutuhan. Domain Clinic
(NC) merupakan kelompok permasalahan gizi yang berhubungan dengan keadaan
fisik-klinis, kondisi medis dan hasil pemeriksaan laboratorium. Domain
Behaviour (NB) adalah kelompok permasalahan gizi yang berhubungan dengan
kebiasaan hidup, pengetahuan, sikap, perilaku, kepercayaan, lingkungan,
keamanan pangan dan keterbatasan memperoleh makanan.
Cara menentukan diagnosis gizi yaitu :
1. Lakukan integrasi dan analisis data asesmen dan tentukan indikator asuhan
gizi. Asupan makanan dan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam tubuh. Hal ini ditunjukkan dengan
perubahan laboratorium, antropometri dan kondisi klinis tubuh. Karena itu,

21
dalam menganalisis data asesmen gizi penting mengkombinasikan seluruh
informasi dari riwayat gizi, laboratorium, antropometri, status klinis dan
riwayat pasien secara bersama-sama.
2. Tentukan domain dan problem/masalah gizi berdasarkan indikator asuhan gizi
(tanda dan gejala). Problem gizi dinyatakan dengan terminologi diagnosis gizi
yang telah dibakukan. Perlu diingat bahwa yang diidentifikasi sebagai
diagnosis gizi adalah problem yang penanganannya berupa terapi/intervensi
gizi. Diagnosis gizi adalah masalah gizi spesifik yang menjadi tanggung jawab
dietisien untuk menanganinya. Penamaan masalah dapat merujuk pada
terminologi diagnosis gizi.
3. Tentukan etiologi (penyebab problem).
4. Tulis pernyataan diagnosis gizi dengan format P-E-S

C. ALAT DAN BAHAN


1. Kertas HVS
2. Alat tulis
3. Buku Panduan Terminologi (IDNT)
4. LCD dan laptop

D. PROSEDUR KERJA
1. Mengidentifikasi masalah gizi berdasarkan data pengkajian gizi pada
kasus
2. Menentukan problem gizi, etiologi dan tanda/gejalanya
3. Membuat dignosis gizi menggunakan kalimat terstruktur P-E-S

E. LEMBAR KERJA
Studi Kasus :
Seorang anak bernama “B” umur 6 tahun dengan BB 6,6 kg dirujuk dari
Puskesmas ke Rumah Sakit karena dari KMS didapatkan berat badan di
bawah garis merah (BGM). Dia ditemani oleh orangtua dan neneknya.
Ayahnya seorang buruh tani dan ibunya seorang pembantu rumah tangga.
Sehari-hari hanya diasuh oleh neneknya. Keluhan saat MRS adalah anak

22
rewel, cengeng dan tidak mau makan. Sejak kecil memang anak sulit makan.
Minum ASI hanya sampai usia 4 bulan, setelah itu terbiasa minum teh manis.
Semenjak sakit (sebelum masuk MRS) anak hanya makan 2 kali sehari
dengan porsi makan 2-3 sendok makan. Makanan yang disukai yaitu bakso,
nasi kecap, kadang-kadang dengan tahu atau tempe dan tidak mau sayur. Dari
hasil pemeriksaan fisik menunjukkan anak lemas, kesadaran normal, wajah
pucat, mata sayu, rambut tipis dan kusam, kulit keriput, suhu badan 37oC dan
nadi 84x/menit. Hasil Lab : Albumin rendah (3,051gr/dl) dan Hb rendah (9
gr/dl). Dokter mendiagnosa anak dengan gizi buruk. Buat diagnosis gizi nya!

1. Identifikasi data assessmen gizi abnormal !


No. Assessment Gizi Data Abnormal
1. Antropometri
2. Biokimia
3. Fisik/Klinis
4. Riwayat Diit
5. Riwayat Personal

2. Tentukan PES kemudian Susun diagnosis gizi ke dalam kalimat


berstruktur P-E-S
No. Problem Etiologi Sign/Symptom

Diagnosis gizi yang dinyatakan dalam kalimat P-E-S :


1. .................................................................................................................
2. ...................................................................................................................
3. ...................................................................................................................
4. ...................................................................................................................

23
F. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
1. Mahasiswa mampu menganalisis
problem gizi berdasarkan data
asessmen gizi yang abnormal
2. Mahasiswa mampu menentukan
etiologi dari problem gizi tersebut
3. Mahasiswa mampu menunjukkan
tanda dan gejala yang
membuktikan adanya problem gizi
tersebut
4. Mahasiswa mampu membuat
diagnosis gizi yang tepat

24
Praktikum 5
Judul Praktikum : Menentukan Intervensi Gizi
Mata Kuliah : Nutrition Care Process (NCP)
Pokok Bahasan : Nutrition InterventionTerminology
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Dosen Pembimbing : dr. Arinda Lironika Suryana., M.Kes.

A. TUJUAN
Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui terminology intervensi gizi dalam NCP
2. Menentukan preskripsi gizi atau perencanaan dasar
3. Mengidetifikasi perilaku awal dan hal terkait gizi lainnnya
4. Memadukan strategi intervensi gizi dengan kebutuhan pasien, diagnosis
gizi, dan kebiasaan pasien
5. Mengidentifikasi dan memilih terminologi intervensi yang paling sesuai
untuk mengatasi permasalahan gizi yang dihadapi pasien

B. DASAR TEORI
Intervensi gizi adalah aktivitas untuk menanggulangi masalah gizi yang
terindikasi melalui perencanaan dan implementasi tindakan sesuai kebutuhan
klien (ASDI,2006). Definisi lain menurut Kemenkes RI, 2014 yaitu tindakan
terencana yang ditujukan untuk merubah perilaku gizi, kondisi lingkungan
terkait gizi atau aspek-aspek kesehatan individu.
Problem pada diagnosis gizi merupakan dasar untuk menetapkan tujuan
intervensi sedangkan etiologi pada diagnosis gizi merupakan komponen yang
mengarahkan intervensi gizi. Bila etiologi tidak dapat dikoreksi melalui
intervensi, maka intervensi direncanakan berdasarkan sign/symptoms yang
ada.
Tujuan intervensi harus dapat diukur, dicapai dan ditentukan waktunya.
Tujuan intervensi menurut waktu dibedakan menjadi tujuan jangka pendek
(selama dirawat di RS) dan tujuan jangka panjang untuk kunjungan
pemeriksaan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai berarti intervensi
dikatakan tidak berhasil.

25
Komponen intervensi gizi meliputi :
1. Perencanaan
Langkah-langkah perencanaan :
a. menetapkan prioritas diagnosis gizi berdasarkan derajat kegawatan
masalah, keamanan dan kebutuhan klien
b. mempertimbangkan panduan MNT, penuntun diet, konsensus dan
regulasi yang berlaku
c. mendiskusikan rencana asuhan dengan klien dan keluarganya
d. menetapkan tujuan yang terfokus pada klien
e. membuat strategi intervensi, misalkan modifikasi makanan,
edukasi/konseling
f. merancang preskripsi diet
g. menetapkan waktu dan frekuensi intervensi
2. Implementasi
Langkah-langkah implementasi :
a. komunikasi rencana intervensi dengan pasien
b. melaksanakan rencana intervensi

Strategi intervensi gizi dikelompokan dalam 4 (empat) kategori sebagai


berikut :
1 Pemberian makanan/ diet (Kode internasional – ND-Nutrition Delivery)
Penyediaan makanan atau zat gizi sesuai kebutuhan melalui pendekatan
individu meliputi pemberian Makanan dan snack (ND.1); enteral dan
parenteral ( ND.2); suplemen (ND.3); substansi bioaktif (ND.4); bantuan
saat makan (ND.5); suasana makan (ND.4) dan pengobatan terkait gizi
(ND.5)
2 Edukasi (Kode internasional – E- Education)
Merupakan proses formal dalam melatih ketrampilan atau membagi
pengetahuan yang membantu pasien/ klien mengelola atau memodifikasi
diet dan perubahan perilaku secara sukarela untuk menjaga atau
meningkatkan kesehatan. Edukasi gizi meliputi: Edukasi gizi tentang
konten/materi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan (E.1) dan

26
edukasi gizi penerapan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
(E.2).
3) Konseling (C)
4) Koordinasi asuhan gizi

C. ALAT DAN BAHAN


1. Kertas HVS
2. Alat tulis
3. Buku Panduan Terminologi (IDNT)
4. LCD dan laptop

D. PROSEDUR KERJA
1. Pahami terminologi intervensi dan hubungannya dengan diagnosa gizi !
2. Kerjakan kasus di lembar kerja BKPM sesuai tahap – tahap NCP/ PAGT
dengan menggunakan form NCP/PAGT yang dianjurkan ! (skrining gizi,
terminologi assesment, diagnosa, intervensi sesuai IDNT)
3. Pilihkan intervensi yang sesuai untuk kasus di lembar kerja sesuai dengan
IDNT

E. LEMBAR KERJA
Studi Kasus :
Seorang anak perempuan An. K, berumur 9,5 tahun dengan BB 59,8 kg TB
144,8 cm dirujuk ke poliklinik gizi untuk menjalani program pengelolaan
berat badan. Pasien di diagnosis menderita asma dan sering mengeluh sesak
napas pada saat beraktifitas sehingga pasien tidak melakukan aktivitas fisik
apapun. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik diperoleh hasil TD 130/90
mmHg, Nadi 100x/menit, RR 26x/menit dan suhu badan 36,5oC. Riwayat
medis tidak memperlihatkan temuan lain yang signifikan. Namun, data
biokimia menunjukkan trigliserid 190mg/dl (N : 35-114 mg/dl), kolesterol
total 160 mg/dl (N : 120-200mg/dl), Hb 9,5 g/dl (N : 11-13 g/dl). Pasien
tinggal bersama ibu, adik perempuan yang masih bayi, 2 kakak laki-laki dan
nenek di daerah pinggiran kota. Ibunya single parent dan bekerja untuk

27
mendukung kebutuhan keluarga. Ibu juga bertubuh gemuk, namun nenek dan
saudara sekandungnya bertubuh normal. Total waktu yang dibutuhkan untuk
menonton TV atau di depan komputer adalah 4-6 jam per hari, pasien hobi
menonton TV atau membaca. Pasien makan dirumah 4 malam per minggu
dan 3 malam lainnya makan diluar. Pasien makan 2 kali pada malam harinya
dan makan camilan jika tidak ada yang mengawasinya. Sudah sejak lama,
pasien gemar minum jus buah atau minum minuman berkalori. Camilan
favorit adalah cookies dan es krim. Pasien sangat tidak suka sayur tetapi
masih mau makan buah kalau ada atau tersedia. Hasil Recall asupan makan
pasien : Energi 5365 kkal ; Protein 195,3 gram ; Lemak 114,8 gram ;
Karbohidrat 858,4 gram

1. Identifikasi data assessmen gizi abnormal !


No. Assessment Gizi Data Abnormal
1. Antropometri
2. Biokimia
3. Fisik/Klinis
4. Riwayat Diit
5. Riwayat Personal

2. Tentukan PES kemudian Susun diagnosis gizi ke dalam kalimat


berstruktur P-E-S
No. Problem Etiologi Sign/Symptom

28
3. Kerjakan secara lengkap kasus diatas dengan menggunakan konsep NCP/PAGT didalam format NCP/PAGT disertai terminologi!
Asessment
Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring Evaluasi
Data Dasar Identifikasi Masalah
A. Antropometri
BB Status Gizi =
TB
IMT
B. Biokimia
Hasil Lab

C. Fisik Klinis
TD
N
RR
Keluhan

D. Dietary
1) Riwayat Gizi Dahulu
2) Riwayat Gizi Sekarang

E. Lain-Lain
1) Riwayat Penyakit sekarang
2) Riwayat Sakit Dahulu
3) Riwayat Penyakit
Keluarga

29
F. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
1. Mampu mengetahui terminology intervensi
dalam NCP
2. Mampu menentukan preskripsi gizi atau
perencanaan dasar
3. Mampu mengidetifikasi perilaku awal dan
hal terkait gizi lainnnya
4. Mampu memadukan strategi intervensi gizi
dengan kebutuhan pasien, diagnosis gizi, dan
kebiasaan pasien
5. Mampu mengidentifikasi dan memilih
terminologi intervensi yang paling sesuai
untuk mengatasi permasalahan gizi yang
dihadapi pasien

30
Praktikum 6
Judul Praktikum : Nutrition Monitoring and Evaluation Terminology
Mata Kuliah : Nutrition Care Process (NCP)
Pokok Bahasan : Nutrition Monitoring and Evaluation Terminology
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Dosen Pembimbing : Ratih Putri Damayati., S.Gz., M.Si

A. TUJUAN
Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui Nutrition Monitoring and Evaluation Terminology sesuai
IDNT
2. Menjelaskan Nutrition Monitoring and Evaluation dalam konsep NCP
3. Menyusun Nutrition Monitoring and Evaluation yang sesuai dengan studi
kasus yang diberikan

B. DASAR TEORI
Tahap keempat dari NCP adalah nutrition monitoring and evaluation.
Nutrition monitoring and evaluation merupakan tahap untuk mengidentifikasi
perubahan atau hasil yang dialami oleh pasien akibat dari intervensi gizi yang
diberikan. Nutritioon monitoring and evaluation menentukan dan mengidentifikasi
apakah tujuan atau sasaran dari intervensi gizi sudah dicapai oleh pasien. Hasil
asuhan gizi seyogyanya menunjukkan adanya perubahan perilaku dan atau status
gizi yang lebih baik
Nutrition monitoring and evaluation memiliki domain yang sama dengan
domain yang dimiliki oleh Nutrition assessment, yaitu (1) Riwayat yang
berhubungan dengan makanan dan gizi, (2) Pengukuran antropometri, (3) Data
pemeriksaan biokimia dan medis, (4) Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan
gizi, (5) Riwayat pasien. Masing –masing domain tersebut terdiri dari kelas dan
sub kelas.
Menurut ADA (2009) agar dapat melakukan monitoring dan evaluasi gizi
yang tepat maka : (1) Pilih indikator yang sesuai. Indikator yang sesuai adalah
sesuai dengan sign dan symtomp pada diagnosa gizi. (2) Gunakan standart yang
sesuai dengan indikator yang diukur (3) Menjelaskan kondisi pasien saat ini

31
sesuai dengan hasil yang diharapkan. (4) Menjelaskan berbagai kemungkinan dari
hasil yang diharapkan (5) menentukan faktor – faktor yang dapat membantu atau
menghalangi hasil yang diharapkan (6) Menentukan keberlanjutan dari intervensi
yang telah dilakukan

C. ALAT DAN BAHAN


1. Form NCP/ PAGT
2. Alat tulis dan kertas
3. LCD Proyektor
4. Laptop

D. PROSEDUR KERJA
1. Mahasiswa membaca studi kasus yang telah diberikan
2. Mahasiswa mengidentifikasi data pengkajian gizi yang ada pada kasus
3. Mahasiswa menyusun nutrition monitoring and evaluation berdasarkan
penyusunan nutrition assessment (praktikum acara ke- 2)

E. LEMBAR KERJA
1. Studi kasus
Identitas
Nama : Tn. Sr
Usia : 47 tahun
Pekerjaan : Sopir truk

Anthropometry
BB sekarang : 79 kg
Tinggi badan : 165 cm

Data laboratorium :
Hasil Normal
SGOT 65 µ/ l < 35 µ/ l
Hemoglobin 5.6 g/dl 14-18 g/dl
LED 25 mm/jam 0-20 mm/jam
Trombosit 105 000 sel/ul 150.000-450 .000 sel/ul

32
Leukosit 4300 µ/ l 4800-10800 µ/ l
Hematokrit 28,5 % 42-52 %
HBsAG Non reaktif Non reaktif
Data Lab. Urin

Fisis Hasil Normal


Warna Kuning Kuning
Kejernihan Keruh Jernih
Bau Khas Khas Fisik klinis
Bilirubin 1+ Negatif Kesadaran : compos mentis
TD : 150/100 mmHg
Protein 1+ Negatif
Nadi : 80 x/ menit
Leukosit 3+ 1+/LPB
RR : 24 x/menit
Eritrosit 5+ 1+/LPB
Suhu : 38 ᵒC
Pasien terlihat lemas dan pucat

Riwayat makan
Asupan makanan Asupan makan saat masih bekerja menjadi sopir,
yaitu :
- Makan 2x – 3x sehari (tidak tentu)
- Sering makan diwarung-warung pinggir jalan/di
terminal
- Sayur yang sering dikonsumsi, yaitu : tumis
kangkung, bening bayam, sop, dan tumis
kacang panjang
- Setiap hari mengkonsumsi gorengan (bakwan,
mendoan), sekali makan 3-7 gorengan
- Sering mengkonsumsi minuman berenergi
tinggi (ex : extrajoss, kuku bima) dan minuman
bersoda (soda gembiira, sprite, coca-cola)
3x/minggu, sekali minum menghabiskan 1 botol
kecil
- Sering mengkonsumsi kopi 4-5 kali/hari, 1
gelas belimbing sekali minum
- Mengkonsumsi alkohol selama 10 tahun, setiap
minum habis 1 botol besar
- Jarang makan buah
- Menyukai ikan asin kering (gereh teri), setiap
hari bisa menghabiskan 1 toples gereh teri yang
sebelumnya sudah direndam dalam air selama

33
1-2 jam kemudian digoreng
Setelah didiagnosa terkena sirosis hepatis awal
(2012)
- Menghindari mendoan dan bakwan, daging
kambing, daging sapi, santan, kopi, dan teh
kental
- Camilan yang biasa dimakan, yaitu singkong,
ketela, gembili, dan kentang dengan cara
pengolahan di rebus
- Mengkonsumsi ikan kering (gereh teri) setiap
kali makan dan terkadang dibuat camilan
- Mengkonsumsi susu kedelai 2x-3x/minggu
- Lauk yang sering dikonsumsi, yaitu tahu,
tempe, ikan, telur di bacem
- Sayur yang biasa dikonsumsi, yaitu sayur sop,
bening bayam, tumis kacang panjang
- Setiap hari mengkonsumsi temulawak dicampur
dengan kunyit dan madu
Saat di Rumah Sakit
- Mulai sering makan buah (pepaya, pisang, apel
dan jeruk)
- Tidak mau makan daging karena pernah
mendapatkan informasi yang salah sehingga
menyebabkan ketakutan untuk makan daging
- Memakan makanan yang diberikan oleh Rumah
Sakit terkadang tidak habis karena merasa
perutnya sebah, penuh, dan sesak
Belakangan ini nafsu makan Tn. Wmenurun dan
terkadang sehari hanya makan bubur sum-sum 3 sdm
saja
Ketersediaan Setelah didiagnosa terkena sirosis hepatis awal
makanan (mulai tahun 2012 hingga sekarang), Tn. W
mengkonsumsi makanan yang dimasakkan oleh
istrinya sendiri

34
2. Identifikasi data pengkajian gizi dan menyusun nutrition monitoring and
evaluation terminology
Nutrition Monitoring and
Data Dasar Hasil / nilai Kode
Evaluation Terminology
- Antropometri
- .....
- .....
- .....
- Biokimia
- .....
- .....
- .....
- Fisik & klinis
- .....
- .....
- .....
- Riwayat
makan
- .....
- .....
- .....
- Lain-lain
- .....
- .....
- .....

F. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
1. Mahasiswa mengetahui Nutrition Monitoring and Evaluation
Terminology sesuai IDNT
2. Mahasiwa mampu menjelaskan Nutrition Monitoring and
Evaluation dalam konsep NCP
3. Mahasiswa mampu menyusun Nutrition Monitoring and
Evaluation yang sesuai dengan studi kasus yang diberikan

35
Praktikum 7
Judul Praktikum : NCP Pada Kasus Klinis Cerebro Vaskular Accident
Mata Kuliah : Nutrition Care Process (NCP)
Pokok Bahasan : NCP Pada Kasus Klinis (1)
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Dosen Pembimbing : Ratih Putri Damayati., S.Gz., M.Si

A. TUJUAN
Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengindentifikasi kasus klinis yang diberikan
2. Memilihkan pemecahan masalah yang tepat untuk kasus klinis yang
diberikan dengan menggunakan konsep NCP dan PAGT (skrining,
assesment, diagnosis, intervensi, monev)
3. Memilih terminologi yang tepat sesuai IDNT assesment, diagnosis,
intervensi, monitoring evaluasi

B. DASAR TEORI
Stroke (Cerebro Vascular Accident) adalah gangguan fungsi saraf yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara
mendadak dalam beberapa detik atau secara cepat dalam beberapa jam dengan
gejala atau tanda-tanda sesuai dengan daerah yang terganggu.
Stroke secara luas diklasifikasikan menjadi stroke iskemik dan hemoragik.
Stroke iskemik merupakan 80% kasus stroke dan dibagi menjadi aterotrombosis
arteri, emboli otak, stroke lakunar, dan hipoperfusi sistemik. Perdarahan otak
merupakan 20% sisa penyebab stroke dan dibagi menjadi perdarahan
intraserebral, perdarahan subarakhnoid, dan hematoma subdural/ ekstradural.
Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah bertahun–tahun, berupa :
Nyeri kepala saat terjaga, kadang–kadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium, Penglihatan kabur akibat kerusakan
retina akibat hipertensi, Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan
susunan saraf pusat, Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus dan Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler. Hipertensi merupakan faktor risiko terpenting untuk semua tipe stroke,

36
baik stroke iskemik maupun stroke perdarahan. Peningkatan risiko stroke terjadi
seiring dengan peningkatan tekanan darah. Modifikasi diet, pengendalian berat
badan, dan peningkatan aktivitas fisik merupakan perubahan gaya hidup
terapeutik yang penting untuk semua pasien yang berisiko aterotrombosis. Pada
pasien yang membutuhkan terapi obat untuk hipertensi atau dislipidemia, obat
tersebut harus diberikan, bukannya digantikan oleh modifikasi diet dan perubahan
gaya hidup lainnya
Dalam praktek asuhan gizi, diperlukan keseragaman bahasa (terminologi)
untuk berkomunikasi dan mendokumentasikan PAGT. Terminologi dietetik dan
gizi secara internasional telah dipublikasikan oleh Academy of Nutrition and
Dietetics dalam buku International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT)
Reference Manual: Standardized Language for the Nutrition Care Process yang
berisi terminologi mengenai 4 langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar. Proses
asuhan gizi terstandar (PAGT) harus dilaksanakan secara berurutan dimulai dari
langkah asesmen, diagnosis, intervensi dan monitoring dan evaluasi gizi
(ADIME).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Form Skrining
2. Form NCP/ PAGT
3. Alat tulis dan kertas
4. LCD Proyektor
5. Laptop

D. PROSEDUR KERJA
1. Pahami kasus klinis di lembar kerja !
2. Kerjakan kasus di lembar kerja BKPM sesuai tahap – tahap NCP/ PAGT
dengan menggunakan form NCP/PAGT yang dianjurkan ! (skrining gizi,
terminologi assesment, diagnosa, intervensi dan monitoring evaluasi sesuai
IDNT)
3. Presentasikan dan diskusikan dengan teman satu golongan praktikum !

37
E. LEMBAR KERJA
Studi Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. J No RM : 875392
Umur : 61 tahun Ruang : Melati IV / 05
Jenis Kelamin : Perempuan Tgl MRS : 04 April 2016
Agama : Islam Alamat : Genengan 01/02
Pekerjaan : Buruh Diagnosa Medis : CVA dengan HT
Pendidikan : SD Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia

Riwayat Penyakit
Keluhan Utama Pusing, Mual, sesak, bicara pelo, dan tangan
sebelah kiri tidak bisa di gerakkan
Riwayat Penyakit dahulu HT (Hipertensi)
Riwayat Penyakit Keluarga (-)
Riwayat Penyakit CVA (Cerebral Vaskular Accident) atau
Sekarang(Diagnosa Medis) Stroke dengan HT (Hipertensi)

Riwayat Penyakit
Alergi/Pantangan Makanan :(-)
Diet yang pernah dijalani :(-)
Makanan yang disukai : Semua jenis makanan
Suplementasi Gizi :(-)
Cara Pengolahan Makanan : Di kukus, rebus, tumis, dan gorengan
Gangguan Fungsi Mual : ( + )
Gastrointestinal Muntah: ( + )
Nyeri Ulu hati : ( - )
Anoreksia : ( - )
Diare : ( - )
Konstipasi : ( - )
Perubahan Pengecapan/penciuman: ( - )
Gangguan Mengunyah : ( - )
Gangguan Menelan : ( - )
Lain-lain : ( - )
Perubahan Berat badan :(-)
Lain-lain : aktifitas fisik kurang selama di rumah

38
Antropometri
Berat Badan Aktual : 70 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Tinggi Lutut : ( - )
Rentang Lengan : ( - )
Lingkar Lengan Atas : ( - )
Lingkar Pinggang : ( - )
Lingkar Pinggul : ( - )

Biokimia
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Eritrosit 4, 51 4, 70 – 6, 20 Rendah
MCH 31, 9 27 – 31 Tinggi
Neutrofil 79, 7 50 – 70 Tinggi
Limfosit 40, 2 20 – 40 Tinggi
RDW 55, 6 35, 0 – 45, 0 Tinggi
Ureum 45, 0 19, 0 – 44, 0 Tinggi
Creatinin 1, 14 0, 70 – 1, 10 Tinggi
BUN 21, 0 7,0 – 18 Tinggi
Natrium 185, 0 136,0 – 145, 0 Tinggi

Fisik Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Vital sign :
Tensi 180/120 ( Tinggi )
Respirasi 30x / menit ( Normal )
Nadi 99x / menit ( Normal )
Suhu 360c ( Normal )
Kepala/abdomen/ekstrimitas dll (-)
Kesadaran Umum Sedang ( Compos mentis )

39
Dietary History
Riwayat Gizi sebelum sakit Makanan pokok :
Nasi 1 x 3 @100 gram (1 centong)
Lauk Hewani :
Ikan 1 minggu 3 x @17 gram
Daging ayam 1 minggu 2 x @15 gram
Lauk Nabati : Tahu dan tempe 1 x 3 @50
gram
Sayur :
Bayam dan kacang panjang 1 minggu 2 x
@57 gram
Wortel 1 minggu 3 x @ 43 gram
Buah : Pisang 1 x 2 @100 gram
Minum :
Teh manis 1 x 2 @13 gram (1 sdm gula pasir)
Snack :
Singkong 1 minggu 2 x @34 gram
Biskuit 1 x 1 @50 gram
BAHAN TAMBAHAN :
Gula : untuk bumbu @39 gram
Minyak : untuk konsumsi sendiri @30 gram
Royco : 1 hari 1 pack @10 gram (550 mg)
Recall 24 jam PAGI :
Bubur : 1/2 p (200 gram) => 1/2 s @100
gram
Daging ayam : 1 p (40 gram) => 1/2 s @20
gram
Tempe : 1 p (50 gram) => 0 s @50 gram
Sayur : 1 p (75 gram) => 1/2 s @37,5 gram
SIANG :
Bubur : 1/2 p (200 gram) => 1/2 s @100

40
gram
Ikan segar : 1 p (40 gram) => 0 s @40 gram
Tempe : 1 p ( 50 gram) => 0 s @ 50 gram
Sayur : 1 p (75 gram) => 1/2 s @37,5 gram
SORE :
Bubur : 1/2 p (200 gram) => 1/2 s @100
gram
Daging sapi : 1 p (40 gram) => 1/2 s @20
gram
Tahu : 1/2 p (50 gram) => 0 s @50 gram
Sayur : 1 p (75 gram) => 1/2 s @37,5 gram
TAMBAHAN :
Buah : 2 p (200 gram) => 0 s @200 gram
Enteral : 1/2 p (30 gram) => 0 s @30 gram
Snack : 1 p (120 gram) => 1/2 s @60 gram

F. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
1. Mahasiswa menyusun nutrition assessment
berdasarkan data pasien

2. Mahasiswa menyusun nutrition diagnosa berdasarkan


nutrition assessment

3. Mahasiswa menyusun nutrition intervention


berdasarkan nutrition diagnosa

4. Mahasiswa menyusun nutrition monitoring and


evaluation berdasarkan nutrition assessment

41
Praktikum 8
Judul Praktikum : NCP Pada Kasus Masyarakat (Hipertensi)
Mata Kuliah : Nutrition Care Process (NCP)
Pokok Bahasan : NCP Pada Kasus Masyarakat (1)
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Dosen Pembimbing : Ratih Putri Damayati S.Gz., M.Si

A. TUJUAN
Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
Menyusun proses asuhan gizi terstandar pada masalah gizi masyarakat

B. DASAR TEORI
Hipertensi atau biasa disebut dengan peningkatan tekanan darah. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Berikut klasifikasi
hipertensi berdasarkan JNC.
Tabel 1. Klasifikasi hipertensi menurut Joint National Committee (JNC)
Tekanan darah sistol Tekanan darah diastol
Klasifikasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 ≥160 ≥100

Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia 25,8% berdasarkan data


Riskesdas 2013. Hipertensi merupakan penyebab utama dan faktor risiko yang
penting terhadap penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, penyakit ginjal,
stroke, penyakit jantung koroner, gagal jantung dan gagal ginjal.
Faktor risiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,
genetik (faktor risiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok,
konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan

42
konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres,
penggunaan estrogen (Kemenkes 2013).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Form Skrining
2. Form NCP/ PAGT
3. Alat tulis dan kertas
4. LCD Proyektor
5. Laptop

D. PROSEDUR KERJA
1. Pahami studi kasus klinis yang telah diberikan!
2. Susunlah kasus di lembar kerja BKPM sesuai tahap – tahap NCP/ PAGT
dengan menggunakan form NCP/PAGT yang dianjurkan ! (terminologi
assesment, diagnosa, intervensi dan monitoring evaluasi)

E. LEMBAR KERJA
1. Studi kasus
Pemetaan yang dilakukan di provinsi Jawa Timur berdasarkan
RISKESDAS pada tahun 2013 menunjukkan data sebagai berikut :
- 90,5% penduduk usia ≥10 tahun kurang makan buah dan sayur (<5 porsi
per hari) dalam seminggu
- 47,8% penduduk usia ≥10 tahun mengonsumsi makanan/ minuman manis
≥ 1 kali per hari
- 24,3% penduduk usia ≥10 tahun mengonsumsi makanan asin ≥ 1 kali per
hari
- 49,5% penduduk usia ≥10 tahun mengonsumsi makanan berlemak ≥ 1
kali per hari
- 3,4% penduduk usia ≥10 tahun mengonsumsi makanan hewani berbahan
pengawet ≥ 1 kali per hari
- 80,5% penduduk usia ≥10 tahun mengonsumsi makanan berbumbu

43
penyedap ≥ 1 kali per hari
- 37,5% penduduk usia ≥10 tahun mengonsumsi minuman mengandung
kafein ≥ 1 kali per hari
- Obesitas sentral pada penduduk usia ≥15 tahun 26,8%
- Status gizi penduduk dewasa 12% kurus, 60% normal, 11,7% BB lebih,
16,4% obesitas
- Status gizi balita BB/U 4,9% gizi buruk, 14,2% gizi kurang, 76,7 gizi
baik dan 4,1% gizi lebih
- Status gizi balita TB/U sangat pendek 16,8%, pendek 19%
- Penduduk usia ≥15 tahun saat wawancara yang didiagnosis hipertensi
10,7% namun saat dilakukan pengukuran langsung yang mengalami
hipertensi 25,7%
- Penduduk usia ≥15 tahun yang sudah didiagnosa diabetes 2,1%
- 34,8% penduduk merupakan perokok aktif
- 21,3% penduduk berdasarkan aktifitas fisiknya tergolong kurang aktif
- 47,49% penduduk di Jawa Timur belum memiliki jaminan kesehatan
- Berdasarkan data Sakernas tahun 2012, provinsi Jawa Timur sebagian
besar penduduk bekerja di sektor pertanian (39,16%) dan sektor
perdagangan (20,09%). Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan
terakhir yang ditamatkan, meskipun memiliki potensi penduduk usia
produktif yang besar, namun sebagian besar masih merupakan tamatan
pendidikan dasar mencapai 52,85%, dan menengah (SMP dan SMA)
mencapai sekitar 41,63%. Sementara untuk tamatan pendidikan tinggi
(universitas dan akademi) tidak sampai 10% dari total penduduk usia
kerja.

44
2. Proses Asuhan Gizi
Nutrition Monitoring
Hasil Nutrition Assessment Nutrition Diagnosa Nutrition Intervention
Data dasar and Evaluation
/ nilai
Kode Terminologi Kode Terminologi Kode Terminologi Kode Terminologi
- Antropometri
- ......
- ......
- ......
- Biokimia
- .....
- .....
- .....
- Fisik & klinis
- .....
- .....
- .....
- Riwayat makan
- .....
- .....
- .....
- Lain-lain
- .....
- .....
- .....

45
F. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
1. Mahasiswa menyusun nutrition assessment
berdasarkan data pasien

2. Mahasiswa menyusun nutrition diagnosa berdasarkan


nutrition assessment

3. Mahasiswa menyusun nutrition intervention


berdasarkan nutrition diagnosa

4. Mahasiswa menyusun nutrition monitoring and


evaluation berdasarkan nutrition assessment

46
Praktikum 9
Judul Praktikum : NCP Pada Kasus Klinis Bedah
Mata Kuliah : Nutrition Care Process (NCP)
Pokok Bahasan : NCP Pada Kasus Klinis (2)
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Dosen Pembimbing : dr. Arinda Lironika Suryana., M.Kes

A. TUJUAN
Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menentukan assessment gizi
2. Menentukan diagnosis gizi
3. Menentukan intervensi gizi
4. Menentukan monitoring dan evaluasi
5. Membuat proses asuhan gizi terstandard untuk kasus klinis

B. DASAR TEORI
Sejak tahun 2003 American Dietetic Association (ADA) menyusun
Standarized Nutrition Care Process (NCP). Kemudian pada tahun 2006, Asosiasi
Dietisien Indonesia (ASDI) mulai mengadopsi NCP-ADA menjadi Proses Asuhan
Gizi Terstandar (PAGT). Proses asuhan gizi terstandar ini adalah suatu metoda
pemecahan masalah yang sistematis, menggunakan cara berfikir kritis dalam
membuat keputusan menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan gizi dan
memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas tinggi. Terstandar
yang dimaksud adalah memberikan asuhan gizi dengan proses terstandar, yaitu
menggunakan struktur dan kerangka kerja yang konsisten sehingga setiap pasien
yang bermasalah gizi akan mendapatkan 4 (empat) langkah proses asuhan gizi
yaitu : 1. Mengumpulkan data gizi (Nutrition assessment) 2. Menetapkan diagnosa
gizi (Nutrition Diagnosis) 3. Merencanakan dan menetapkan intervensi gizi
(Nutrition intervention) 4. Monitoring dan evaluasi intervensi gizi (Nutrition
monitoring and evaluation) ( Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar, 2014).
Dalam upaya intervensi gizi dalam konsep asuhan gizi dipandang sebagai
sebuah proses menetapkan diagnosa gizi berdasarkan data-data yang menjadi
problem dari hasil pengumpulan data (assesment), kemudian dilakukan intervensi

47
dan monitoring evaluasi . Proses Asuhan Gizi Terstandart terutama diterapkan
untuk proses asuhan gizi individu pada pelayanan pasien rawat jalan maupun
rawat inap.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Kertas HVS
2. Alat tulis
3. Buku Panduan Terminologi (IDNT)
4. LCD dan laptop

D. PROSEDUR KERJA
1. Mengidentifikasi data assessmen gizi yang abnormal pada kasus
2. Membuat dignosis gizi yang dinyatakan dalam kalimat terstruktur P-E-S
3. Menentukan intervensi gizi berdasarkan diagnosis gizi yang telah dibuat
4. Menentukan monitoring dan evaluasi untuk masing-masing intervensi gizi

E. LEMBAR KERJA
Studi Kasus :
“Ny. M” usia 51 tahun dengan BB 72 kg dan TB 158 cm datang ke RS
dengan keluhan nyeri perut sebelah kanan bawah sejak 2 hari yang lalu.
Sebelum masuk RS, awalnya nyeri dirasakan di ulu hati kemudian berpindah
di perut kanan bawah lalu nyeri dirasakan di seluruh bagian perut. Nyeri
dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar. Nyeri semakin memberat sejak 1
hari sembelum MRS. Pasien juga mengeluh tidak nafsu makan, mual, muntah
dan perut terasa kembung. Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan hasil
berupa tekanan darah 160/110 mmHg, suhu 36oC, RR 20x/menit, nadi
84x/menit, nyeri tekan abdomen dan nyeri lepas di titik Mc Burney dengan
palpasi. Pasien kemudian didiagnosis Apendisitis Akut. Hasil USG
menunjukkan adanya peradangan usus dan akan dilakukan operasi
appendiktomi. Data pemeriksaan lab : Hb 12,1 gr/dl, Leukosit 18.900/mm3,
trombosit 270.000/ mm3, Kalium 3,0 mmol/L, Natrium 136 mmol/L. Recall

48
sebelum MRS : energi 1500 kkal, protein 48 gram, lemak 22 gram,
Karbohidrat 285 gram, serat 23 gram, natrium 407 mg, kalium 602 gram.
Pola makan pasien sebelum MRS 3x sehari dengan makanan pokok nasi 1
porsi, lauknya tempe, tahu dan ikan goreng. Pasien jarang mengkonsumsi
buah karena tidak mampu membeli buah. pendapatannya 1 juta/ bulan hanya
cukup untuk membeli sembako. Pasien suka makan pedas dan gorengan.
Pasien jarang olahraga.
Buatlah proses asuhan gizi terstandard secara sistematis menggunakan form
yang telah diajarkan sebelumnya !
Identitas pasien :
Assessment Gizi Dianosis Gizi Intervensi Monev
Antropometri
Biokimia
Fisik/Klinis
Riwayat Diit
Riwayat Personal

F. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
1. Mahasiswa mampu menganalisis
problem gizi berdasarkan data
asessmen gizi yang abnormal
2. Mahasiswa mampu menentukan
etiologi dari problem gizi tersebut
3. Mahasiswa mampu menunjukkan
tanda dan gejala yang
membuktikan adanya problem gizi
tersebut
4. Mahasiswa mampu membuat
diagnosis gizi yang tepat
5. Mahasiswa mampu merancang
proses asuhan gizi terstandard
pada kasus klinis

49
Praktikum 10
Judul Praktikum : NCP Pada Kasus Klinis Diabetes Mellitus
Mata Kuliah : Nutrition Care Process (NCP)
Pokok Bahasan : NCP Pada Kasus Klinis (3)
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Dosen Pembimbing : dr. Arinda Lironika Suryana., M.Kes

A. TUJUAN
Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menentukan assessment gizi
2. Menentukan diagnosis gizi
3. Menentukan intervensi gizi
4. Menentukan monitoring dan evaluasi
5. Membuat proses asuhan gizi terstandart untuk kasus klinis

B. DASAR TEORI
Diabetes mellitus merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
disebabkan adanya peningkatan gula darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif. Penderita diabetes mellitus akan mengalami defisiensi atau retensi
insulin kronik, terganggunya metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak
sehingga dapat menyebabkan hiperglikemia. Hiperglikemia kronik pada Diabetes
mellitus berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan atau
kegagalan beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan
pembuluh darah. Pilar utama pengelolaan Diabetes mellitus meliputi edukasi,
terapi gizi medis, latihan jasmani, dan terapi farmakologis. Terapi gizi medis
melalui perencanaan makanan merupakan salah satu langkah pertama yang harus
dilakukan dalam pengelolaan Diabetes mellitus. Pengelolaan yang tepat dan
berhasil yaitu dengan memberikan dukungan gizi yang tepat melalui pelayanan
asuhan gizi yang berkualitas. American Diabetes Association (ADA)
merekomendasikan suatu konsep model standardized nutrition care process
(SNCP) atau proses asuhan gizi terstandar (PAGT) yang bertujuan agar dietisien
dapat memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas tinggi, aman, efektif
serta hasil yang dicapai dapat diprediksi dan lebih terarah. Pasien akan menerima

50
terapi gizi berdasarkan masalah dan penyebab masalah yang berpotensi
mengakibatkan malnutrisi selama pasien dirawat di rumah sakit dan berdasarkan
evidence based.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Kertas HVS
2. Alat tulis
3. Buku Panduan Terminologi (IDNT)
4. LCD dan laptop

D. PROSEDUR KERJA
1. Mengidentifikasi data assessmen gizi yang abnormal pada kasus
2. Membuat dignosis gizi yang dinyatakan dalam kalimat terstruktur P-E-S
3. Menentukan intervensi gizi berdasarkan diagnosis gizi yang telah dibuat
4. Menentukan monitoring dan evaluasi untuk masing-masing intervensi gizi

E. LEMBAR KERJA
Studi Kasus :
Ny MN umur 45 tahun di rawat di ruang pandan wangi dengan keluhan luka
gangren di jari kaki kanannya sejak 2 minggu yang lalu disertai demam.
Nafsu makan menurun sejak 1 minggu yang lalu, mual dan sulit BAB.
kegiatan sehari-hari sebagai IRT. Berat badan turun 2 kg dalam seminggu ini.
Pemeriksaan suhu 38oC, tensi 180/90 mmHg. Hasil pengukuran antropometri
didapatkan TB 150 cm dan BB 64 kg. Pemeriksaan lab didapatkan Hb 10
gr/dl (normal 12,2-18,1 gr/dl), GDP 200 mg/dl, 2 jpp 334 mg/dl, albumin 2,5
gr/dl (normal 3,8-4,4 gr/dl). Hasil recall makanan selama di rumah pasien
makan nasi 3x sehari, jarang mengkonsumsi sayur dan buah, lauk yang sering
dikonsumsi adalah telur, pindang, tahu dan tempe. Teh manis 2x/hari dan
makan kue manis. pasien jarang berolahraga.
Buatlah proses asuhan gizi terstandard secara sistematis menggunakan form
yang telah diajarkan sebelumnya !

51
Identitas pasien :
Assessment Gizi Diagnosis Gizi Intervensi Monev
Antropometri
Biokimia
Fisik/Klinis
Riwayat Diit
Riwayat Personal

F. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
1. Mahasiswa mampu menganalisis
problem gizi berdasarkan data
asessmen gizi yang abnormal
2. Mahasiswa mampu menentukan
etiologi dari problem gizi tersebut
3. Mahasiswa mampu menunjukkan
tanda dan gejala yang
membuktikan adanya problem gizi
tersebut
4. Mahasiswa mampu membuat
diagnosis gizi yang tepat
5. Mahasiswa mampu merancang
proses asuhan gizi terstandard
pada kasus klinis

52
G. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
1. Mengindentifikasi kasus klinis yang diberikan
2. Memilihkan pemecahan masalah yang tepat untuk
kasus klinis yang diberikan dengan menggunakan
konsep NCP dan PAGT (skrining, assesment,
diagnosis, intervensi, monev)
3. Memilih terminologi yang tepat sesuai IDNT
assesment, diagnosis, intervensi, monitoring
evaluasi

53
Praktikum 11
Judul Praktikum : NCP Pada Kasus Klinis Dislipidemia
Mata Kuliah : Nutrition Care Process (NCP)
Pokok Bahasan : NCP Pada Kasus Klinis (4)
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Dosen Pembimbing : Puspito Arum S.Gz., M.Gizi

A. TUJUAN
Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menyusun proses asuhan gizi terstandar bagi pasien kasus dislipidemia
2. Memilih terminologi nutrition assesment, nutrition diagnosis, nutrition
intervensi, nutrition monitoring evaluasi yang tepat sesuai kasus yang
diberikan

B. DASAR TEORI
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang
utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein
(LDL) dan Trigliserida serta penurunan kadar kolesterol High Density
Lipoprotein (HDL). Peningkatan kadar kolesterol, terutama LDL atau Trigliserida
darah perlu mendapat perhatian karena merupakan predisposisi terhadap
terjadinya aterosklerosis atau penyakit jantung koroner. Peningkatan kadar HDL
plasma menurunkan risiko terhadap penyakit jantung koroner. Pilar utama
pengelolaan dislipidemia adalah upaya farmakologis yang meliputi modifikasi
diet, latihan jasmani dan pengelolaan berat badan.
Dalam praktek asuhan gizi, diperlukan keseragaman bahasa (terminologi)
untuk berkomunikasi dan mendokumentasikan PAGT. Terminologi dietetik dan
gizi secara internasional telah dipublikasikan oleh Academy of Nutrition and
Dietetics dalam buku International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT)
Reference Manual: Standardized Language for the Nutrition Care Process yang
berisi terminologi mengenai 4 langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar. Proses
asuhan gizi terstandar (PAGT) harus dilaksanakan secara berurutan dimulai dari

54
langkah asesmen, diagnosis, intervensi dan monitoring dan evaluasi gizi
(ADIME).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Form Skrining
2. Form NCP/ PAGT
3. Alat tulis dan kertas
4. LCD Proyektor
5. Laptop

D. PROSEDUR KERJA
1. Pahami studi kasus klinis yang telah diberikan!
2. Susunlah kasus di lembar kerja BKPM sesuai tahap – tahap NCP/ PAGT
dengan menggunakan form NCP/PAGT yang dianjurkan ! (skrining gizi,
terminologi assesment, diagnosa, intervensi dan monitoring evaluasi)

E. LEMBAR KERJA
Studi kasus
Seorang ibu berusia 41 tahun dengan dua anak yang sudah remaja.
Saat SMA pasien menjadi atlet dan memiliki berat badan ideal. Ketika kuliah
beliau berhenti olahraga dan BB naik sekitar 9 kg. Setelah lulus kuliah pasien
mengalami penurunan BB 6,8 kg karena akan menikah. Beliau mengalami
kenaikan BB setiap kali hamil. Anak pertama lahir dengan BBL 3,9 kg dan
anak kedua lahir dengan BBL 4,0 kg. Beliau tidak pernah mengalami
penurunan BB lagi setelah melahirkan anak. Beliau sudah menjalani berbagai
macam diet, namun tidak pernah bertahan pada satu diet tertentu, akibatnya
berat badannya terus berfluktuasi. Setelah menikah beliau tidak pernah
melakukan aktifitas fisik olah raga lagi.
Berdasarkan pengukuran antropometri diperoleh data TB 167 cm,
BB sekarang 80,74 kg, BB pada usia 21 tahun 63,5 kg, lingkar perut 96,52
cm. Data biokimia menunjukkan hasil sebagai berikut
Parameter Nilai Nilai Normal
Natrium 141 mEq/L 135 - 147 mEq/L
Kalium 4,8 mEq/L 3,5 – 5,0 mEq/lL

55
Klorida 106 mEq/L 98 – 106 mEq/lL
CO2 22 mEq/L 21 -30 mEq/lL
BUN 13 mg/dL 8 – 23 mg/dL
Kreatinin 0,7 mg/dL 0,7 – 1,5 mg/dL
Glukosa puasa 126 mg/dL 70 – 110 mg/dL
Albunin 4,0 g/dL 3,5 – 5,5 g/dL
Hemoglobin 13,8 g/dL 12,6 – 16 g/dL
Hematokrit 42% 36% - 47%
Hb A1C 5,1% 4,0% - 6,0%
Kolesterol total 193 mg/dL < 200 mg/dL
Kolesterol HDL 38 g/dL >50 mg/dL
Kolesterol LDL 119 mg/dL < 130 mg/dL
Trigliserida 189 mg/dL < 150 mg/dL
Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 140/90 mmHg,
dan beliau mengeluh kurang bertenaga.
Nenek dan ayah beliau juga penyandang obesitas.
Pasien tidak pernah sarapan, hanya minum secangkir kopi susu yang
dibeli di kantin sekolah setelah mengantar anaknya. Untuk selingan pagi
pasien mengkonsumsi 3 buah donat dan segelas susu segar. Makan siang
beliau mengkonsumsi setangkup roti putih dengan olesan margarin dan selai
kacang, satu buah apel ukuran sedang , dan minum coca cola. Selingan sore
beliau mengkonsumsi biskuit kelapa dan minum secangkir susu hangat
bersama anak-anak. Satu kemasan biskuit kelapa biasanya habis dalam 2 hari.
Makan malam beliau mengkonsumsi ayam goreng krispi tanpa nasi, satu buah
kentang kukus ukuran sedang, semangkuk salad sayuran dengan dresseing
mayonais 2 sendok makan, serta eskrim cup kecil sebagai makanan penutup.
Sebelum tidur beliau biasa mengkonsumsi kerupik kentang kemasan 80 gram
dan minum satu gelas jus buah. Pasien tidak mengkonsumsi obat apapun.

Buatlah proses asuhan gizi terstandard secara sistematis menggunakan form yang
telah diajarkan sebelumnya !
Identitas pasien :
Assessment Gizi Diagnosis Gizi Intervensi Monev
Antropometri
Biokimia
Fisik/Klinis
Riwayat Diit

56
Riwayat Personal

F. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
1. Menyusun proses asuhan gizi terstandar bagi pasien kasus
dislipidemia
2. Memilih terminologi nutrition assesment, nutrition
diagnosis, nutrition intervention, nutrition monitoring
evalualuation yang tepat sesuai kasus yang diberikan

57
Praktikum 12
Judul Praktikum : NCP Pada Kasus Masyarakat (Goiter)
Mata Kuliah : Nutrition Care Process (NCP)
Pokok Bahasan : NCP Pada Kasus Masyarakat (2)
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Dosen Pembimbing : Puspito Arum S.Gz., M.Gizi

A. TUJUAN
Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
Menyusun proses asuhan gizi terstandar pada masalah gizi masyarakat

B. DASAR TEORI
Gangguan akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gajala yang dapat
ditimbulkan karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus-
menerus dalam waktu cukup lama. Gangguan akibat kekurangan yodium adalah
rangkaian kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia, Sprektum
seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang
ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pada
aak dan dewasa, sering dengan kadar hormon rendah angka lahir dan kematian
janin meningkat.
Masalah yang timbul akibat gengguan akibat kekurangan iodium :
1. Defisiensi pada janin
Pengaruh utama defisiensi yodium pada janin ialah kretinisme endemis.
Gejala khas kretinisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis saraf yang
menampilkan tanda dan gejala seperti kemunduran mental, bisu-tuli dan diplegia
spastik. Jenis kedua yaitu bentuk miksedema yang memperlihatkan tanda
hipotiroidisme dan dwarfisme
2. Defisiensi pada bayi baru lahir.
Selain berpengaruh pada angka kematian, kekurangan yang parah dan
berlangsung lama akan mempengaruhi fungsi tiroid bayi yang kemudian
mengancam perkembangan otak secara dini.

58
3. Defisiensi pada anak dan remaja
Kekurangan yodium pada anak khas terpaut dengan insiden gondok. Angka
kejadian gondok meningkat bersama usia, dan mencapai puncaknya setelah
remaja. Prevalensi gondok pada wanita lebih tinggi daripada lelaki. Total Goitre
Rate (TGR) anak sekolah lazim digunakan sebagai petunjuk dalam perkiraan
besaran GAKY masyarakat suatu daerah. Gangguan pada anak dan remaja akibat
kekurangan Yodium yaitu Gondok, hipoiroidisme Juvenile dan perkembangan
fisik terhambat.
4. Defisiensi pada Dewasa
Pada orang dewasa, kekurangan yodium menyebabakan keadaan lemas dan
cepat lelah, produktifitas dan peran dalam kehidupan sosial rendah, Gondok dan
penyulit, Hipotiroidisme, Hipertiroidisme diimbas oleh yodium.
5. Defisiensi pada ibu hamil
Pada ibu hamil menyebabkan keguguran spontan, lahir mati dan kematian
bayi, mempengaruhi otak bayi dan kemungkinan menjadi cebol pada saat dewasa
nanti. Seorang ibu yang menderita pembesaran gondok akan melahirkan bayi
yang juga menderita kekurangan yodium. Jika tidak segera diobati, maka pada
usia 1 tahun, sudah akan terjadi pembesaran pada kelenjar gondoknya. (Isna,
2009).
6. Defisiensi pada semua usia
Bentuk gangguannya : Kepekaan terhadap radiasi nuklir meningkat

C. ALAT DAN BAHAN


1. Form Skrining
2. Form NCP/ PAGT
3. Alat tulis dan kertas
4. LCD Proyektor
5. Laptop

59
D. PROSEDUR KERJA
1. Pahami studi kasus klinis yang telah diberikan!
2. Susunlah kasus di lembar kerja BKPM sesuai tahap – tahap NCP/ PAGT
dengan menggunakan form NCP/PAGT yang dianjurkan ! (terminologi
assesment, diagnosa, intervensi dan monitoring evaluasi)

E. LEMBAR KERJA
1. Studi kasus
Pemetaan yang dilakukan di suatu daerah endemik GAKY pada tahun
2013 menunjukkan data sebagai berikut :
- 20% penduduk usia > 40 tahun menderita gondok
- 60% wanita usia subur memiliki kadar tiroksin dibawah normal
- 30% wanita usia subur menderita anemia
- 40% bayi baru lahir memiliki kadar tiroksin dibawah normal
- 30% anak sekolah mengalami stunting
- 5% anak usia sekolah sering tidak naik kelas
- 30 anak usia 2-5 tahun mengalami stunting
Daerah tersebut terletak di lereng pegunungan dengan pertanian sebagai
mata pencaharian utama penduduknya. Komoditi utama pertanian adalah
kubis, sawi, kentang, bawang merah, dan pada saat tertentu sebagian petani
menanam tembakau. Dalam kegiatan pertanian, petani setempat
menggunakan banyak obat pertanian (pupuk dan pestisida) dengan alasan
untuk meningkatkan hasil panen. Penduduk selalu mengkonsumsi sayuran
hari hasil pertanian setempat. Konsumsi lauk hewani sebatas telur ayam dan
daging ayam.
Petugas kesehatan dari puskesmas setempat sering memberikan
penyuluhan terkait tentang cara pencegahan gaky dan penggunaan garam
beriodium, serta sering melakukan skrining terkait gejala GAKY. Namun
garam yang beredar di pasaran hanya ada garam krasak.

60
2. Proses Asuhan Gizi
Nutrition Monitoring
Hasil Nutrition Assessment Nutrition Diagnosa Nutrition Intervention
Data dasar and Evaluation
/ nilai
Kode Terminologi Kode Terminologi Kode Terminologi Kode Terminologi
- Antropometri
- ......
- ......
- ......
- Biokimia
- .....
- .....
- .....
- Fisik & klinis
- .....
- .....
- .....
- Riwayat makan
- .....
- .....
- .....
- Lain-lain
- .....
- .....
- .....

61
F. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
1. Mahasiswa menyusun nutrition assessment
berdasarkan data pasien

2. Mahasiswa menyusun nutrition diagnosa berdasarkan


nutrition assessment

3. Mahasiswa menyusun nutrition intervention


berdasarkan nutrition diagnosa

4. Mahasiswa menyusun nutrition monitoring and


evaluation berdasarkan nutrition assessment

62
Praktikum 13
Judul Praktikum : NCP Pada Kasus Klinis Gagal Ginjal Kronis
Mata Kuliah : Nutrition Care Process (NCP)
Pokok Bahasan : NCP Pada Kasus Klinis (5)
Alokasi Waktu : 1 x 120 menit
Dosen Pembimbing : dr. Arisanty Nur Setia R., M.Gizi

A. TUJUAN
Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengindentifikasi kasus klinis yang diberikan
2. Memilihkan pemecahan masalah yang tepat untuk kasus klinis yang
diberikan dengan menggunakan konsep NCP dan PAGT (skrining,
assesment, diagnosis, intervensi, monev)
3. Memilih terminologi yang tepat sesuai IDNT assesment, diagnosis,
intervensi, monitoring evaluasi

B. DASAR TEORI
Penyakit Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan
etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan
pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah
suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
ireversibel pada suatu saat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap
berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
Terapi nutrisi pada penderita gagal ginjal dapat digunakan sebagai terapi
pendamping (komplementer ) utama dengan tujuan mengatasi racun tubuh,
mencegah terjadinya infeksi dan peradangan, dan memperbaiki jaringan ginjal
yang rusak. Caranya adalah diet ketat rendah protein dengan kalori yang cukup
untuk mencegah infeksi atau berkelanjutannya kerusakan ginjal. Kalori yang
cukup agar tercapai asupan energi yang cukup untuk mendukung kegiatan sehari–
hari, dan berat badan normal tetap terjaga. Keberhasilan penatalaksanaan
pengaturan pola konsumsi pangan pada penderita gagal ginjal dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor yang dimaksud antara lain motivasi atau keyakinan
sembuh terhadap program pengobatan yang diberikan.

63
Dalam praktek asuhan gizi, diperlukan keseragaman bahasa (terminologi)
untuk berkomunikasi dan mendokumentasikan PAGT. Terminologi dietetik dan
gizi secara internasional telah dipublikasikan oleh Academy of Nutrition and
Dietetics dalam buku International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT)
Reference Manual: Standardized Language for the Nutrition Care Process yang
berisi terminologi mengenai 4 langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar. Proses
asuhan gizi terstandar (PAGT) harus dilaksanakan secara berurutan dimulai dari
langkah asesmen, diagnosis, intervensi dan monitoring dan evaluasi gizi
(ADIME).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Form Skrining
2. Form NCP/ PAGT
3. Alat tulis dan kertas
4. LCD Proyektor
5. Laptop

D. PROSEDUR KERJA
1. Pahami kasus klinis di lembar kerja !
2. Kerjakan kasus di lembar kerja BKPM sesuai tahap – tahap NCP/ PAGT
dengan menggunakan form NCP/PAGT yang dianjurkan ! (skrining gizi,
terminologi assesment, diagnosa, intervensi dan monitoring evaluasi sesuai
IDNT)
3. Presentasikan dan diskusikan dengan teman satu golongan praktikum !

E. LEMBAR KERJA
Studi Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. Sg No. RM : 824585
Umur : 44 tahun Ruang : Melati IV No. 28
Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal MRS : 4 April 2016
Agama : Islam Alamat : Grogol, Gunung Kidul.

64
Diagnosa Medis : CKD st V dengan HD rutin,
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Anemia besi, dan CHF
Pendidikan : SD Suku/Bangsa : Jawa

Riwayat Penyakit
Keluhan Utama Badan lemas, pucat, sesak sejak 2 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Dahulu Hipertensi dan CKD

Riwayat Penyakit Keluarga -

Riwayat penyakit Sekarang CKD st V dengan HD rutin, Anemia besi dan


CHF. HD rutin pada hari selasa dan jum’at.

Riwayat Gizi
Alergi/Pantangan Makanan -
Diet yang pernah dijalani RPRGB (Rendah Protein, Rendah Garam,
Bubur)
Kebiasaan Makan -
Makanan yang disukai Ayam bacem
Suplemen Gizi -
Cara Pengolahan Makanan Goreng, rebus, dan kukus
Gangguan Fungsi Mual : -
Gastrointestinal Muntah : -
Nyeri Ulu Hati : -
Anoreksia : -
Diare : -
Konstipasi : -
Perubahan Pengecapan/penciuman : -
Gangguan Mengunyah : -
Gangguan Menelan : -
Lain-lain :
Perubahan Berat Badan -
Kesimpulan : Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan utama badan
lemas, pucat, dan sesak sejak 2 hari yang lalu. Dari hasil pemeriksaan, pasien
didiagnosa CKD st V komplikasi Anemia besi. Pasien melakukan Hemodialisa
rutin pada hari selasa dan jum’at. Pasien tidak memiliki gangguan fungsi
gastrointestinal.

65
Data Antropometri
Berat Badan Aktual (BB) : 53 kg
Tinggi Badan (TB) : 156 cm
Lingkar Lengan Atas (LILA) : 25

Data Biokimia
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Hemoglobin 6.1 g/dl 12 – 16 g/dl Rendah
Eritrosit 2.19 10^6/ml 12.5– 5.5 10^6/ml Rendah
Hematokrit 17.1 % 37 – 52 % Rendah
Limfosit 18.3 % 20 – 40% Rendah
MXD 12.9 % 1 – 12 % Tinggi
RDW 46.2 fL 35 – 45 % Tinggi
Chlorida 110 mmol/L 98 – 107 mmol/L Tinggi
Ureum 120 mg/dl 15 – 40 mg/dl Tinggi
Creatinin 9.49 mg/dl 0.6 – 0.9 mg/dl Tinggi
Bun 56.4 mg/dl 7 – 18 mg/dl Tinggi

Fisik Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Vital Sign :
Tensi 150/90 mmHg
Respirasi 24 x/menit
Nadi 90 x/menit
Suhu 36.5 °C
Kepala Abnormal : Mata Ca 1+1+1
Abdomen Normal
Thorax Abnormal : Cardiomegali (+)
Leher Normal
Abnormal : Odema
Ekstremetas

Dietary History
Pola makan Tiap pagi makan bubur 1 porsi, siang dan malam makan nasi 5
sdm, ayam 2-3 x/minggu, telur 2-3x/minggu, lele 1-2

66
x/minggu, sayur (wortel, kentang, buncis) 3 sdm.
Energi : 709 kkal Lemak : 24.86 g
Protein : 27.6 g Karbohidrat : 87 g
Recall 24 Jam Siang :
Nasi 5 sdm, Lele 0.5 ekor sedang, Krekers 1 bj
Malam :
Nasi 5 sdm, Ayam Goreng 1 ptg sdg
Pagi :
Bubur 0.5 porsi, ayam ungkep 1 ptg sdg
Buatlah proses asuhan gizi terstandard secara sistematis menggunakan form yang
telah diajarkan sebelumnya !
Identitas pasien :
Assessment Gizi Diagnosis Gizi Intervensi Monev
Antropometri
Biokimia
Fisik/Klinis
Riwayat Diit
Riwayat Personal

F. EVALUASI
No Uraian Ya Tidak
1. Mengindentifikasi kasus klinis yang diberikan
2. Memilihkan pemecahan masalah yang tepat untuk kasus klinis
yang diberikan dengan menggunakan konsep NCP dan PAGT
(skrining, assesment, diagnosis, intervensi, monev)
3. Memilih terminologi yang tepat sesuai IDNT assesment,
diagnosis, intervensi, monitoring evaluasi

67
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.2005. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Supariasa, Dewa. 2003. Penilaian Status Gizi. Gramedia Pustaka Utama

Tim Asuhan Gizi RSSA Malang. 2011. Pedoman Diet RS. RSSA

ADA. 2011. Nutritional Care Process (NCP)

ASDI. 2013. Proses Asuhan Gizi Terstandart (PAGT)

Rindiani dkk. 2013. Buku Ajar Dietetika Edisi 1. Politeknik Negeri Jember

Depkes RI. 2013. Penatalaksanaan Gizi Rumah Sakit (PGRS)

Tim Asuhan Gizi RSSA Malang. 2014. Aplikasi Nutritional Care Process

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Proses Asuhan Gizi


Terstandar (PAGT).

Academy of Nutrition and Dietetics, 2013, International Dietetics & Nutrition


Terminology (IDNT) Reference Manual : Standarized Language for The
Nutrition Care Process 4rd Edition. Chicago, IL..

American Dietetic Association, 2012, International Dietetics & Nutrition


Terminology (IDNT) Reference Manual : Standarized Language for The
Nutrition Care Process 3rd Edition. Chicago, IL.

American Dietetic Association, 2011, International Dietetics & Nutrition


Terminology (IDNT) Reference Manual : Standarized Language for The
Nutrition Care Process 1st Edition. Chicago, IL.

68

Anda mungkin juga menyukai