Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL DISKUSI

PROBLEM BASED LEARNING


BLOK Klinik
SKENARIO “Tolong dibantu ya…”
Minggu Ke-1
Tanggal 10 s.d 14 October 2022

Kelompok
Rhizka Nurul Aeni (190741001)
Vera Mulyana Sari (190741002)
Emmilia Rachma Fauziah (190741004)
Endang Permatasari (190741005)
Btari Cresti Lecya (190741006)

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
BAB I
ISI
A. Kompetensi yang Akan Dicapai
CD 33. Mampu merancang dan melakukan asuhan gizi pada pasien berdasarkan status
gizi pasien
B. Skenario
“Tolong dibantu ya…”
Ny. A (55 tahun) datang ke poli gizi membawa surat rujukan untuk pertama
kali konseling gizi ke Ahli Gizi. Surat rujukan tersebut diberikan oleh poliklinik
Endokrin RS X karena Ny. A baru didiagnosis DM tipe 2. Ny. A sehari-hari bekerja
sebagai guru PNS. Dari hasil laboratorium diperoleh kadar gula darah puasa = 180
mg/dL, gula darah 2 jam PP = 320 mg/dL, dan gula darah sewaktu = 382 mg/dL. Berat
badan saat ini 60 kg dan tinggi badan 154 cm. Ny. A mendapatkan obat berupa
metformin. Ny. A mempunyai 2 orang anak yang saat ini sedang kuliah. Suami Ny. A
adalah seorang pensiunan PNS pemerintah daerah. Ny. A sering kencing di malam
hari 4-5 kali serta sering merasa haus dan lapar, tetapi badan terasa lemah dan
penglihatan kurang jelas. Ny. A mengaku sering makan di luar rumah seperti makanan
siap saji atau mencoba jajanan baru dengan teman-temannya. Kebiasaan makan Ny. A
dengan porsi besar setiap kali makan, 3 kali sehari untuk makanan utama, snack 2 kali
sehari. Konsumsi sayur setiap hari, tetapi buah hanya 3 kali/minggu. Setiap pagi
minum 1 gelas teh manis. Hasil recall 1x24 jam diketahui asupan energi 2050 kkal,
protein 60 g; lemak 50 g dan kabohidrat 300 g. Menurut pengakuannya, ibu Ny. A
juga menderita DM tipe 2. Ahli gizi diminta untuk merancang dan melakukan asuhan
gizi yang tepat sesuai kondisi Ny. A.
C. Daftar Unclear Term
Tabel 1. Daftar Unclear Term
No. UNCLEAR TERM
Endokrin
1.
Jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormone (KBBI V.0.5.0(50))
Metformin

2. Obat untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2 (KBBI
V.0.5.0(50))
Diagnosis

3. Diagnose, ilmu pengenal penyakit, menemukan diagnosa (Kamus Inggris-Indonesia


1996)
kadar gula darah puasa

4. Adalah parameter pemeriksaan kadar gula darah yang diukur setelah pasien berpuasa
setidaknya 8 jam. (Andreani et al, 2018)
Gula darah
5. Glukosa. Hasil pencernaan karbohidrat sebagai sumber utama pemenuhan kebutuhan
organ tubuh akan energi1
gula darah sewaktu

6. merupakan parameter pemeriksaan kadar gula darah yang dapat diukur setiap saat,
tanpa memperhatikan waktu pasien terakhir kali makan.2
Recall 1 X 24 jam
Metode untuk mengetahui jumlah dan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi
7.
oleh seseorang pada waktu tertentu yang sudah berlalu (Retrospektif), paling tidak
selama 24 jam yang lalu. (Kamus Gizi, 2009).
DM Tipe 2
Penyakit DM ini umumnya disebabkan oleh obesitas tubuh dapat menghasilkan

8. insulin tetapi sel-sel lemak menolak insulin. Diabetes tipe 2 lebih umum
dibandingkan tipe 1. Penyakit ini berkembang perlahan dan timbul setelah usia diatas
40 tahun. (Kamus Gizi, 2009)
Makanan siap saji

9. Makanan yang pengolahannya dan penyajiannya dilakukan dengan serba cepat.


(KBBI V.0.5.0(50))
Snack

10. Camilan makanan kecil, kue, kolak, panganan, kudapan, untuk disediakan buah segar,
kacang-kacangan, dan sebagainya. (KBBI, 2016)

D. Daftar Cues
CUES
Merencanakan dan melakukan asuhan gizi pada pasien DM yang meliputi pengkajian,
perencanaan, evaluasi
E. Hasil Brainstorming
1. Bagaimana patofisiologi penyakit diabetes melitus tipe 2?
Jawab :

1
Indonesia, P. A. G. (2009). Kamus gizi. Jakarta
2
Andreani, F. V., Belladonna, M., & Hendrianingtyas, M. (2018). Hubungan Antara Gula Darah Sewaktu Dan
Puasa Dengan Perubahan Skor Nihss Pada Stroke Iskemik Akut. Diponegoro Medical Journal (Jurnal
Kedokteran Diponegoro), 7(1), 185-198.
(Rhizka) Gangguan fungsi umpan balik antara kerja insulin dan sekresi insulin
menghasilkan kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Dalam kasus
disfungsi sel, sekresi insulin berkurang, membatasi kapasitas tubuh, untuk
mempertahankan kadar glukosa fisiologis. Di sisi lain, resistensi insulin
berkontribusi pada peningkatan produksi glukosa di hati dan penurunan
pengambilan glukosa baik di otot, hati, dan jaringan adiposa. (Garcia e atl, 2020)
2. Apa saja tanda dan gejala dari penyakit diabetes melitus tipe 2?
Jawab:
(Vera) Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai
oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas
dan atau gangguan fungsi insulin. Gejalanya dibedakan menjadi 2 yaitu gejala akut
dan kronis.
Gejala akut meliputi poliphagia (banyak makan), polidipsia (banyak minum),
poliuria (banyak kencing/sering kencing di malam hari), nafsu makan bertambah
namun berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah
lelah.
Gejala kronik meliputi kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk
jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai
kabur, gigi mudah goyah dan lepas, kemampuan seksual menurun bahkan pada
pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian
janin dalam kandungan atau dengan bayi dengan berat lair lebih dari 4 kg.
(Restyana, 2015).
3. Apa saja faktor resiko dari penyakit diabetes melitus tipe 2?
Jawab:
(Vera) Menurut American Diabetes Association (ADA) bahwa DM berkaitan
dengan faktor resiko yang tidak dapat diubah meliputi riwayat keluarga dengan
DM (first degree relative) umur > 45 tahun, etnik, riwayat melahirkan bayi dengan
berat badan lair bayi lebih dari 4 kg atau riwayat pernah menderita DM gestational
dan riwayat lair dengan BB rendah (< 2,5 kg).
Faktor resiko yang dapat diubah meliputi obesitas berdasarkan IMT > 25 kg/m 2
atau lingkar perut lebih dari 80 cm pada wanita dan lebih dari 90 cm pada laki-
laki, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, displidemia, dan diet tidak sehat.
(Restyana, 2015)
4. Bagaimana status gizi pasien?
BB 60 60
(Endang & Rhizka) IMT = = = = 25,3 kg/m2 (Overweight)
TB2 [1,54]2 2,37
5. Bagaimana interpretasi dari hasil laboratorium pasien?
Jawab:
(Rhizka)
- Kadar gula darah puasa 180 mg/dl lebih dari nilai normal yaitu < 126 mg/dl
(Restayana, 2015)
- Kadar gula darah 2 jam PP 320 mg/dl lebih dari nilai normal yaitu < 200 mg/dl
(Restyana, 2015)
- Kadar gula darah sewaktu 382 mg/dl lebih dari nilai normal yaitu < 200 mg/dl
(Restyana, 2015)
6. Bagaimana kaitan antara gejala yang dirasakan pasien dengan penyakit pasien?
Jawab:
(Endang) Kaitannya adalah gejala yang dirasakan pasien seperti sering buang air
kecil di malam hari, sering merasa haus dan lapar tetapi badan mudah lemah
menunjukkan gejala penyakit DM tipe 2.
7. Bagaimana interaksi antara obat dengan makanan yang dikonsumsi oleh pasien?
Jawab:
(Rhizka) Metoformin menurunkan produksi gula intestinal dan meningkatkan
sinyal insulin, metoformin dapat dikonsumsi bersama dengan makanan tetapi tidak
boleh bersama dengan alkohol, metoformin dapat menurunkan berat badan dengan
cara memodulasi pusat pengaturan nafsu makan hipotalamus.
8. Bagaimana diagnosis gizi yang tepat untuk pasien?
Jawab :
(Emmilia)
- NB 1.5 kesalahan pola makan yang dihubungkan dengan kesulitan
mengendalikan nafsu makan dibuktikan dengan IMT 25,3 kg/m2 yang
termasuk dalam kategori obesitas.
- NC 2.2 perubahan pada hasil laboratorium yang dihubungkan dengan diabetes
melitus tipe 2 dibuktikan dengan kadar gula darah puasa 180 mg/dl.
9. Bagaimana intervensi gizi yang tepat untuk pasien?
Jawab:
(Endang)
a. Tujuan intervensi :
- meningkatkan asupan makanan sampai dengan 80 % dalam waktu 3 hari
- meningkatkan pengetahuan terkait makanan yang dianjurkan
- mempertahankan status gizi normal
b. preskripsi diet
- energi sesuai kebutuhan tubuh
- Karbohidrat = 45-65 % dari kebutuhan energi total, tidak boleh kurang dari
140 gr/hari
- Lemak 20-25 % SFA kurang dari 7 %, PUFA 10 %, sisanya MUFA, kolesterol
kurang dari 200 mg/hari
- Protein 10-20 % tidak boleh dari 20 %
- Serat porsi lebih dari 5 gram serat / hari
10. Bagaimana monitoring dan evaluasi yang tepat untuk pasien?
Jawab : (Vera)
Parameter Evaluasi Pelaksanaan Target
Asupan makanan Membandingkan Kunjungan Menyesuaikan
asupan dengan berikutnya (3 hari sampai dengan 80
kebutuhan yang akan datang) % dari kebutuhan
Kebiasaan makan Menanyakan Minimal 24 jam Klien paham
kembali edukasi sebelum pasien
gizi yang telah pulang
diberikan
F. Hipotesis

Pola makan &


Gaya hidup
Aktivitas fisik

Obesitas

Faktor Genetik Faktor Lingkungan

Tanda dan Gejala


1. Kelebihan produksi glukosa > hasil lab
2. Kegagalan metabolisme glukosa
3. Ketidakmampuan produksi insulin

DM Tipe 2
Gambar 1. Hipotesis
Interpretasi
Pola makan dan aktivitas fisik merupakan gaya hidup yang menjadi salah satu faktor
penyebab diabetes melitus tipe 2. Pola makan dan aktivitas fisik yang tidak seimbang
dapat menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan. Terjadinya obesitas dan
ditambah dengan faktor lingkungan dan faktor genetik dapat menyebabkan kelebihan
produksi glukosa, kegagalan metabolisme, dan ketidakmampuan produksi insulin yang
merupakan tanda dan gejala dari diabetes melitus tipe 2.
G. Pembahasan Learning Objectives
1. Bagaimana patofisiologi penyakit diabetes melitus tipe 2?
Jawab:
Patofisiologi penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 yaitu gangguan fungsi antara kerja
insulin dan sekresi insulin menghasilkan kadar glukosa darah yang tinggi secara
abnormal. Dalam kasus disfungsi sel, sekresi insulin berkurang, membatasi kapasitas
tubuh untuk mempertahankan kadar glukosa fisiologis. Di sisi lain, resistensi insulin
berkontribusi pada peningkatan produksi glukosa di hati dan penurunan pengambilan
glukosa baik di hati, otot, dan jaringan adiposa3
2. Apa saja tanda dan gejala
Jawab:
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan
kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau
gangguan fungsi insulin (resistensi insulin). Gejalanya dibedakan menjadi 2 yaitu:
a) Gejala Akut
1) Poliphagia (banyak makan),
2) Polidipsia (banyak minum),
3) Poliuria (banyak kencing atau sering kencing di malam hari),
4) Nafsu makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat (5-10 kg
dalam waktu 2-4 minggu), dan
5) Mudah lelah
b) Gejala Kronik
1) Kesemutan
2) Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum
3) Rasa kebas dikulit

3
Garcia, et al. Pathophysiology Of Type 2 Diabetes Mellitus. Int. J Mol. Scl. 2020
4) Mudah mengantuk
5) Pandangan mulai kabur
6) Gigi mudah goyah dan mudah lepas
7) Kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi
8) Pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam
kandungan
3. Apa saja faktor resiko dari penyakit diabetes melitus tipe 2?
Jawab:
Menurut American Diabetes Association (ADA) bahwa DM berkaitan dengan
faktor resiko yang tidak dapat diubah meliputi riwayat keluarga dengan DM (first
degree relative) umur > 45 tahun, etnik, riwayat melahirkan bayi dengan berat
badan lair bayi lebih dari 4 kg atau riwayat pernah menderita DM gestational dan
riwayat lair dengan BB rendah (< 2,5 kg).
Faktor resiko yang dapat diubah meliputi obesitas berdasarkan IMT > 25 kg/m 2
atau lingkar perut lebih dari 80 cm pada wanita dan lebih dari 90 cm pada laki-
laki, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, displidemia, dan diet tidak sehat.4
4. Bagaimana status gizi pasien?
BB 60 60
IMT = = = = 25,3 kg/m2 (Overweight)
TB2 [1,54]2 2,37
5. Bagaimana interpretasi dari hasil laboratorium pasien?
Jawab:
- Kadar gula darah puasa 180 mg/dl lebih dari nilai normal yaitu < 126 mg/dl
(Restayana, 2015)
- Kadar gula darah 2 jam PP 320 mg/dl lebih dari nilai normal yaitu < 200 mg/dl
(Restyana, 2015)
- Kadar gula darah sewaktu 382 mg/dl lebih dari nilai normal yaitu < 200 mg/dl
(Restyana, 2015)
6. Bagaimana kaitan antara gejala yang dirasakan pasien dengan penyakit pasien?
Jawab:
Kaitannya adalah gejala yang dirasakan pasien seperti sering buang air kecil di
malam hari, sering merasa haus dan lapar tetapi badan mudah lemah menunjukkan
gejala penyakit DM tipe 2.
7. Bagaimana interaksi antara obat dengan makanan yang dikonsumsi oleh pasien?
Jawab:

4
Restyana F.N (2015). Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Majority, 4 (5)
Metoformin menurunkan produksi gula intestinal dan meningkatkan sinyal insulin,
metoformin dapat dikonsumsi bersama dengan makanan tetapi tidak boleh
bersama dengan alkohol, metoformin dapat menurunkan berat badan dengan cara
memodulasi pusat pengaturan nafsu makan hipotalamus.
8. Bagaimana diagnosis gizi yang tepat untuk pasien?
Jawab :
- NB 1.5 kesalahan pola makan yang dihubungkan dengan kesulitan
mengendalikan nafsu makan dibuktikan dengan IMT 25,3 kg/m2 yang
termasuk dalam kategori obesitas.
- NC 2.2 perubahan pada hasil laboratorium yang dihubungkan dengan diabetes
melitus tipe 2 dibuktikan dengan kadar gula darah puasa 180 mg/dl.
9. Bagaimana intervensi gizi yang tepat untuk pasien?
Jawab:
c. Tujuan intervensi :
- meningkatkan asupan makanan sampai dengan 80 % dalam waktu 3 hari
- meningkatkan pengetahuan terkait makanan yang dianjurkan
- memperbaiki status gizi menjadi normal
d. preskripsi diet
- energi sesuai kebutuhan tubuh
- Karbohidrat = 45-65 % dari kebutuhan energi total, tidak boleh kurang dari
140 gr/hari
- Lemak 20-25 % SFA kurang dari 7 %, PUFA 10 %, sisanya MUFA, kolesterol
kurang dari 200 mg/hari
- Protein 10-20 % tidak boleh dari 20 %
- Serat porsi lebih dari 5 gram serat / hari
10. Bagaimana monitoring dan evaluasi yang tepat untuk pasien?
Jawab :
Tabel 2. Monitoring dan Evaluasi
Parameter Evaluasi Pelaksanaan Target
Asupan makanan Membandingkan Kunjungan Menyesuaikan
asupan dengan berikutnya (3 hari dengan kebutuhan
kebutuhan yang akan datang) pasien
Kebiasaan makan Menanyakan Minimal 24 jam Klien paham
kembali edukasi sebelum pasien
gizi yang telah pulang
diberikan
BAB II
Kegiatan Skills of Laboratory

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu pelaksanaa Skills Lab dilaksanakan pada hari kamis 13 Oktober 2022 di gedung
Fikes UMC.
B. Penugasan
Ny. A (55 tahun) datang ke poli gizi membawa surat rujukan untuk pertama kali
konseling gizi ke Ahli Gizi. Surat rujukan tersebut diberikan oleh poliklinik Endokrin RS
X karena Ny. A baru didiagnosis DM tipe 2. Ny. A sehari-hari bekerja sebagai guru PNS.
Dari hasil laboratorium diperoleh kadar gula darah puasa = 180 mg/dL, gula darah 2 jam
PP = 320 mg/dL, dan gula darah sewaktu = 382 mg/dL. Berat badan saat ini 60 kg dan
tinggi badan 154 cm. Ny. A mendapatkan obat berupa metformin. Ny. A mempunyai 2
orang anak yang saat ini sedang kuliah. Suami Ny. A adalah seorang pensiunan PNS
pemerintah daerah. Ny. A sering kencing di malam hari 4-5 kali serta sering merasa haus
dan lapar, tetapi badan terasa lemah dan penglihatan kurang jelas. Ny. A mengaku sering
makan di luar rumah seperti makanan siap saji atau mencoba jajanan baru dengan teman-
temannya. Kebiasaan makan Ny. A dengan porsi besar setiap kali makan, 3 kali sehari
untuk makanan utama, snack 2 kali sehari. Konsumsi sayur setiap hari, tetapi buah hanya
3 kali/minggu. Setiap pagi minum 1 gelas teh manis. Hasil recall 1x24 jam diketahui
asupan energi 2050 kkal, protein 60 g; lemak 50 g dan kabohidrat 300 g. Menurut
pengakuannya, ibu Ny. A juga menderita DM tipe 2. Ahli gizi diminta untuk merancang
dan melakukan asuhan gizi yang tepat sesuai kondisi Ny. A.
C. Hasil
Tabel 3. Skrining awal

Jawaban
No. Kriteria
Ya Tidak
1. Apakah IMT <20,5? v
2. Apakah pasien kehilangan BB dalam 3 bulan terakhir? v
3. Apakah pasien dengan penyakit berat? (DM Tipe 2 v
Jika tidak untuk semua kriteria screening 1
(ulang seminggu kemudian)
0
Jika ada 1/lebih kriteria dengan jawaban ya (screening
lanjutan)
Tabel 4. Skrining Lanjutan I

Risiko gizi Kriteria


Absen (skor = 0) Status gizi normal
Ringan (skor = 1) Kehilangan BB 75 % dalam 3 bulan atau asupan 50 – 75 % dari
kebutuhan
Berat (Skor = 3) Kehilangan BB 75 % dalam 1 bulan ( > 75 % dalam 3 bulan) atau
IMT 18.5 atau asupan 0-25 % dari kebutuhan.

Tabel 5. Skrining Lanjutan II

Risiko Gizi Kriteria


Absen (Skor = 0) Kebutuhan gizi normal
Ringan (skor = 1) Faktor, pasien kronik (sirosis hati, COPD, HD rutin, diabetes,
kanker, infeksi)
Sedang (skor = 2) Bedah mayor, stroke, pneumonia berat, kanker darah
Berat (skor = 3) Cidera kepala, transplantasi, pasien ICU.

Skrining Lanjut Skrining Lanjut Usia > 65 Total Skor


I II tahun
Skor o 0 Iya 1
Resiko / Tidak resiko
Keterangan:
Skor > 3= resiko malnutrisi, perlu perencanaan secara dini
Skor < 3 = tidak beresiko malnutrisi bisa dilakukan skrining seminggu kemudian.

Kesimpulan : Ny. A tidak beresiko malnutrisi


Tabel 6. Formulir PAGT

FORM ADIME

Nama : Ny. A Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 55 tahun

Assesment Diagnosis Intervensi Monitoring &


Data Dasar Sintesis Dasar Problems Etiology Sign/symptoms Evaluasi
Diagnose medis
Diabetes mellitus
type 2

Data
Antropometri: IMT = 25,3
BB : 60 kg kg/cm2
Overweight
TB : 154 cm

Data Klinis:
Sering kencing 4-5
x/hari
Sering merasa haus
dan lapar
Badan terasa lemah
Penglihatan kurang
jelas

Data Biokimia:  Tinggi  Tingginya kadar Dihubungkan Ditandai dengan (RC-1)  BD-1.5.1
 Kadar gula gula darah (NC- dengan penyakit sering kencing 4- Kolaborasi dengan Melakukan
darah puasa 2.2) diabetes 5x/haro sering tenaga kesehatan pemeriksaan
= 180 mg/dl mellitus tipe 2 merasa haus dan lainnya untuk lab terkait
lapar, beadan penanganan kadar gula
terasa lemah dan kesehatan pasien. darah puasa
penglihatan
kurang jelas
 Tinggi  NC 2.2 Perubahan Dihubungkan Dibuktikan Mengontrol gula  BD-1.5.2
 Gula darah 2 pada hasil dengan DM dengan kadar darah dengan Melakukan
jam PP = 320 pemeriksaan Tipe 2 gula darah puasa memperhatikan pemeriksaan
mg/dl  Tinggi laboratorium 180mg/dL asupan makanan lab terkait
 Gula darah yang dikonsumsi kadar gula
sewaktu = darah
382 mg/dl sewaktu

 K: 2050 kkal  NI 2.2 Kelebihan Dihubungkan Mempertimbangkan


Data Dietary: Dibuktikan Melaporkan
 Makan (64,71%) intake makanan dengan dengan intake dan
 KH: 300 g peroral kebiasaan merekomendasikan intake makanan
dengan porsi energy 160%,
( %) mengkonsumsi intake modifikasi jenis diet dan minuman
besar
 P: 60 g ( %) makanan cepat karbohidrat dengan metode 3J
 3 kali sehari 3J dan asupan
 L: 50 g ( %) saji 171,5%, intake yang dikonsumsi
untuk makanan yang tepat
makanan lemak 141% sesuai dengan oleh pasien
utama kebutuhan pasien
 Snack 2 x
sehari
 Konsumsi
sayur setiap
hari
 Buah hanya 3
x/minggu
 Setiap pagi
minum 1
gelas teh
manis.

Riwayat Penyakit
Keluarga :

 Ibu Ny. A
menderita
DM tipe 2
SKRINNING LANJUTAN

1. Assesment Gizi
a. Data Personal
1) Nama : Ny. A
2) Umur : 55 tahun
3) Pekerjaan : Guru PNS
b. Data Antropometri
1) BB : 60 kg
2) TB : 154 cm
3) BBI berdasarkan indeks brocca
BBI = (TB (cm) – 100) × 90%
= (154 – 100) × 90%
= 48,6 kg
4) Status gizi
BB 60 60
IMT = = = = 25,3 kg/m2 (overweight)
TB ² 1,54 23,7
Keismpulan : Status gizi Ny.A termasuk ke dalam kategori overweight
dengan berat badan ideal/seharusnya 48,6 kg
5) Perhitungan kebutuhan energy berdasarkan panduan penyakit DM
Kebutuhan energy = 1.275 kkal
KH = 55% × 1.275 kkal = 701,5 kkal : 4 = 175 g
Lemak = 25% × 1.275 kkal = 318,75 kkal : 9 = 35,4 g
Protein = 20% × 1.275 kkal = 255 kkal : 4 = 63,75 g
6) Standar pembanding
Tabel 7. Standar Pembanding
Energy Protein Lemak KH
Asupan 2050 kkal 60 g 50 g 300 g
Kebutuhan 1275 63,75 g 35,4 g 175 g
% asupan 160 % 106 % 141 % 171,5%
Kategori Lebih Cukup Lebih Lebih
c. Biokimia
Tabel 8. Data Biokimia
Jenis pemeriksaan Nilai normal Hasil Keterangan
Kadar gula darah puasa <126 mg/dL 180 mg/dL Tinggi
Kadar gula darah 2 jam pp 200 mg/dL 320 mg/dL Tinggi
Kadar hula darah sewaktu 200 mg/dL 382 mg/dL Tinggi
d. Data Fisik Klinis
1) Sering buang air kecil pada malam hari 4-5 kali
2) Sering merasa haus dan lapar
3) Badan terasa lemah
4) Penglihatan berkurang
e. Riwayat Gizi dan Makanan
1) Riwayat pola makan pasien sering mmakan diluar rumah (makanna siap sapi)
2) Kebiasaan makan dengan porsi besar setiap kali makan (3 kali sehari makan
utama)
3) Snack 2 kali sehari
4) Konsumsi sayuran setiap hari
5) Buah hanya 3kali/minggu
6) Setiap pagi minum 1 gelas teh manis
2. Diagnosis Gizi
 NB 1.5 Kesalahan pola makan yang dihubungkan dengan kesulitan mengendalikan
nafsu makan dibuktikan dengan IMT 23,5 kg/m2 termasuk ke dalam kategori obesitas
 NC 2.2 Perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium yang dihubungkan dengan
DM tipe 2 dibuktikan dengan kadar gula darah puasa 180mg/dL
3. Intervensi Gizi
1) Tujuan intervensi
 Memperbaiki status gizi pasien
 Memperbaiki diet, pola makan dan gaya hidup
 Meningkatkan pengetahuan terkait makanan yang dianjurkan
 Menurunkan kadar gula darah, kadar gula darah sewaktu dan kadar gula darah
2 jam pp
2) Preskripsi Diet dengan m\prinsip 3J
1. Kebutuhan energy = 1.275 kkal
2. KH = 175 g
3. Lemak = 35,4 g
4. Protein = 63,75 g
3) Pembagian menu sehari (3 kali makan utama, 2 kali snack)
1. Pagi (06.00)  20 %
2. Snack (09.00)  10 %
3. Makan siang (12.00)  30%
4. Snack (15.00)  10%
5. Makan malam (18.00)  30%
4. Monitoring dan Evaluasi
Tabel 9. Data Monitoring dan Evaluasi
Indicator Evaluasi Pelaksanaan Target
Asupan energi Membandingkan Setiap hari Energy sesuai
asupan energi sehari dengan kebutuhan
dengan kebutuhan
energi
Berat badan Menimbang bb, lalu Setiap minggu Berat badan turun ½
membandingkan kg per minggu
dnegan bb
sebelumnya
Pemilihan jenis Membandingkan Setiap hari Tidak
makanan jenis makanan yang mengkonsumsi
dikonsumsi dengan makanann
jenis makanan yang /minuman yang
dianjurkan manis
5. Contoh Menu Makan Sehari untuk Ny. A
Tabel 10. Contoh Menu Makan Sehari5
Waktu Bahan Pangan URT Contoh Menu
06.00 pagi Roti 1 iris Roti panggang
Telur 1 btr Telur rebus
Teh panas
09.00 Sayuran rebus 1 porsi Siomay
Kacang tanah giling 5 sdm
12.00 siang Nasi 1 ½ gls Nasi
Ayam 1 ptg Ayam bakar
Tahu 1 ptg Oseng tahu tauge
Minyak 1 sdm
Sayuran Secukupnya Urab sayur
Buah 1 bh Buah jeruk
15.00 siang Pisang 1 bh Buah pisang
19.00 malam Nasi putih 1 ½ gls Nasi
Ikan mujair 1 ptg Acar ikan
Kacang merah 2 sdm
Sayuran 1 gls Tumis sayur
Minyak ½ sdm
Buah 1 bh Apel malang

D. Hambatan Saat SL
1) Kesulitan dalam mencari referensi untuk memecahkan kasus
2) Kurangnya data riwayat makan dalam studi kasus
E. Simpulan dan Saran
a) Simpulan
b) Saran
Skenario ini dapat menambah dan memeperdalam pengetahuan sehingga
mahasiswa tidak terlalu kesulitan dalam pembahasannya. Namun, mahasiswa masih
merasa kebingungan jika terdapat istilah yang kurang dipahami dikarenakan masing-
masing sumber memiliki difinisi yang berbeda-beda. Diharapkan skenario
selanjutnya dapat dipertahankan mengenai tujuan pembelajaran secara spesifik.

5
Sukardji (2009). dalam Soebondo (58)
DAFTAR PUSTAKA
1. Indonesia, P. A. G. (2009). Kamus gizi. Jakarta
2. Andreani, F. V., Belladonna, M., & Hendrianingtyas, M. (2018). Hubungan Antara Gula
Darah Sewaktu Dan Puasa Dengan Perubahan Skor Nihss Pada Stroke Iskemik Akut.
Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 7(1), 185-198.
3. Garcia, et al. Pathophysiology Of Type 2 Diabetes Mellitus. Int. J Mol. Scl. 2020
4. Restyana F.N (2015). Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Majority, 4 (5)
5. Sukardji (2009). dalam Soebondo (58)

Anda mungkin juga menyukai