PROBLEM-BASED LEARNING
Grup E
DWI RATNAWATI
(125070301111008)
FIRDA AMALIA
(125070301111009)
DWIYANTI CAESARRIA
(125070301111010)
(125070301111011)
(125070301111012)
(125070301111014)
(125070301111001)
(125070301111002)
(125070301111003)
RANI ILMINAWATI
(125070301111004)
RACHMI FARICHA
(125070301111005)
(125070301111006)
(125070301111007)
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
1
DAFTAR ISI....................................................................................................................
2
ISI.................................................................................................................................
3
A KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI..........................................................................
3
B SKENARIO...............................................................................................................
3
C DAFTAR UNCLEAR TERM.........................................................................................
.3
D DAFTAR CUES.........................................................................................................
E
.4
DAFTAR LEARNING OBJECTIVE................................................................................
.4
HASIL BRAINSTORMING..........................................................................................
.5
G HIPOTESIS...............................................................................................................
12
H PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE......................................................................
14
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.................................................................................
30
REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
32
TIM
PENYUSUN
......................................................................................
34
ISI
A KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
COMPETENCIES
CADE 33. Mahasiswa mampu merancang dan melakukan asuhan gizi pada pasien
berdasarkan status gizi pasien.
B SKENARIO
Bagaimana mengendalikan sakit saya ini??
Seorang remaja putri (Nn) 19 tahun mempunyai aktivitas bekerja freelance di
marketing alat kesehatan dan atlet baseball di daerahnya sedang tergolek
sakit di RS. Masuk RS pada tanggal 15 April 2013. Sudah dua hari sejak
tanggal 15 Nn merasa sangat lemas, dan tidak nafsu makan. Badan Nampak
kurus. Tgl 15 April 2013 dipuasakan oleh dokter dan pada tanggal 16 pagi
diminta mencoba makanan cair DM rumah sakit @200 cc sebanyak 4 kali
makan. Sejak setahun yang lalu Nn mendapat diagnosa DM tipe 1. Saat ini Nn
dirawat di rumah sakit karena adanya luka bernanah di bagian perutnya yang
tidak kunjung sembuh.
C DAFTAR UNCLEAR TERM
NO
1.
ISTILAH
Makanan cair DM
PENGERTIAN
- Makanan dalam bentuk halus dengan
konsentrasi cairan yang tinggi yang
ditujukan untuk pasien DM (Kamus Gizi,
2010)
KESIMPULAN :
Makanan dalam bentuk halus dengan
konsentrasi cairan yang tinggi yang
ditujukan untuk pasien DM (Kamus Gizi,
2010)
3
2.
DM tipe 1
D DAFTAR CUES
- Mahasiswa diharapkan mampu membuat asuhan gizi untuk pasien DM tipe
-
menyertainya.
Ahli Gizi diharapkan mampu memahami kondisi pasien dan dapat
membuat asuhan gizi untuk pasien DM tipe 1 dengan tanda gejala yang
menyertainya.
Ahli Gizi diharapkan mampu memahami kondisi pasien dan dapat
membuat asuhan gizi untuk pasien DM tipe 1 dengan tanda gejala yang
menyertainya untuk mempercepat penyembuhan luka bernanah.
4
Kesimpulan :
Ahli Gizi diharapkan mampu memahami kondisi pasien serta dapat membuat
asuhan gizi untuk pasien DM tipe 1 dengan tanda dan gejala yang
menyertainya untuk mempercepat penyembuhan luka bernanah pasien.
F HASIL BRAINSTORMING
1 Bagaimana patofisiologi, etiologi, dan dampak dari DM tipe 1?
Patofisiologi DM tipe 1 :
DM tipe 1 disebabkan karena terjadi kerusakan pancreas di sel beta
sehingga pancreas tidak berfungsi dengan baik insulin yang dihasilkan
oleh pankreas kurang dari kebutuhan atau tidak dihasilkan sama sekali
transport gula ke sel menjadi tidak normal glukosa bebas di darah
karena tidak bisa masuk ke dalam sel kadar gula darah tinggi
Diabetes mellitus
Etiologi DM tipe 1 :
a. Genetik
b. Infeksi pada pancreas (disebabkan karena bakteri dan virus)
c. Autoimun
Terjadi kenaikan kadar kolesterol darah, TG, LDL dan terjadi penurunan
HDL jika terjadi dislipidemia
Usia
Riwayat penyakit keluarga
Lingkungan
GDS = 421
Leukosiit urin = 16,8 (normal < 5 lpb)
Neutrofil urin = 69,6 (normal : 51-67)
Protein urin = +2 (normal : negative)
Keton urin = +3 (normal : negative)
PO2 = 184,8 (normal : 80-100)
PCO2 = 5,7 ( normal : 35-45)
pH darah = 7,1 (normal 7,35 7,45)
darah di urin = +2 ( normal : negative)
Fisik klinis
Tek darah : 100/59 mmHg
RR : 36x/menit
Nadi : 122x/menit
KU : lemah
Dietary
a. Sekarang
b. Dahulu
minggu @60 kg
Protein nabati yang biasa dikonsumsi tempe dan tahu 34x/minggu 1-2 potong
Client History
Riwayat penyakit
Didiagnosa DM tipe 1 sejak 1 tahun terakhir
Saat ini ada luka borok dibagian abdomen, bernanah, dan tidak
kunjung sembuh
GDS : tinggi
Leukosit urin : tinggi karena adanya infeksi ditandai ada nanah di
lukanya
- Neutrofil urin: tinggi
- Protein urin : positif
- Keton urin : positif
- PO2 : tinggi sesak
- PCO2 : rendah sesak
- pH darah : asam karena asidosis metabolik
- darah di urin : positif
c. Fisik Klinis
- Tensi : rendah
- RR : tinggi
-Nadi : tinggi
- KU lemah
- Sesak (+)
- Faringitis akut
- Kandidiasis oral (++) sariawan
d. Dietary
- Pasien tidak patuh terhadap diet
- Konsumsi nasi jagung > 100 gr
- Pasien menghentikan penggunaan insulin
- mengkonsumsi softdrink, singkong keju, kopi instan, mie instan, chiki,
gorengan softdrink tinggi kalori, tinggi gula, dan KH sederhana.
- konsumsi sayur dan buah kurang
7. Diagnosa gizi apa yang tepat untuk ditegakkan pada pasien Nn?
Ketidakpatuhan pasien terhadap diet yang telah diterapkan disebabkan
oleh ketidaksiapan pasien mengalami perubahan pola makan ditandai
dengan riwayat gizi pasien yang mengonsumsi sumber KH berlebih
Mengurangi sesak
Prinsip :
-
Rendah KH
Syarat :
-
Protein = 25%
L emak= 20%
Kolesterol <300
10
kompleks.
Bahan makanan yang dianjurkan adalah bahan makanan low GI
Bahan makanan yang tidak dianjurkan adalah gula murni, pemanis
buatan high GI (aspartame, sorbitol)
d. Materi edukasi
Karbohidrat counting
Menggunakan advanced carbohidrat counting
normal
Fisik klinis : semua data fisik klinis dimonev setiap hari, targetnya
11
12
G HIPOTESIS
Pasien Nn (19 tahun)
MRS
DM tipe 1 dengan
luka bernanah di
abdomen
Patofisiologi
Kerusakan sel beta pankreas
mengakibatkan produksi
insulin menurun atau tidak
ada sama sekali
Faktor Risiko
Etiologi
Herediter
Lingkungan
Ketoasidosis: PO2
PCO2
Genetik
Riwayat
Keluarga
Lingkungan
Hiperglikemia: GDS
Polidipsia
Poliuria
Polifagia
Asuhan
Gizi
Assessme
nt
13
Antropometri
Lila: 22,5 cm
Status gizi underweight
(% Lila 84,9%)
Biokimia
Neutrofil urin
Protein urin
+2
Keton +3
PO2 ,PCO2
pH darah
GDS
Leukosit urin
Fisik Klinis
Tensi
RR
Nadi
KU lemah
Sesak (+)
Faringitis
akut
Kandidiasis
oral (++)
Diagnosa
Gizi
Dietary
Preskripsi Diet
KH; Carbohydrat counting; Bahan makanan
yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan
Intervensi
Gizi
Edukasi : Preskripsi diet, aktifitas
fisik
Monitoring Evaluasi meliputi
indikator, target, dan
waktunya
Mencapai Normal
14
Kerusakan sel beta pankreas yang disebabkan oleh virus : virus masuk
kedalam pankreas pankreas memberikan respon antigen kemudian
dihasilkan antibodi yang menyebabkan pankreas dianggap sebagai
antigen.
Setelah sel beta mengalami kerusakan, kerja dari sel beta pankreas mulai
menurun dan terjadi sekresi insulin secara progresif meskipun toleransi
glukosa masih tetap terjaga. Tapi tanda dan gejala diabetes masih belum
muncul sampai kerusakan sel beta pancreas sebesar 80%. Pada titik ini,
sisa fungsi sel beta pancreas masih tetap ada tapi jumlahnya tidak cukup
untuk menjaga toleransi glukosa yang berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan insulin.
(Harinson, 2012; McChance, 2014; Khardori, 2014; Mahan and Stump, 2007;
Fauci et al, 2008)
BAGAN PATOFISIOLOGI
Limfosit T menghasilkan
sitokin (TNF, interferon, dan ILSel beta pankreas
1)
rusak
Setelah limfosit T aktif,
mengaktifkan sel T sitotoksik
Sekresi insulin menurun
secara progresif
Genetik (mutasi kromosom 12/ HNF1, 7P, HNF4, HLA-DR (DR3 dan
DR4), HLA-DQ, gen insulin VNTR tipe 1)
Gejala khas DM :
-
17
Lemas karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel. Juga bisa
karena glukoneogenesis juga memerlukan energi sehingga glukosa
yang ada digunakan untuk melakukan aktivitas sedikit / tidak ada.
Kesemutan
Gatal
Penglihatan kabur
Paparan awal terhadap susu sapi (0-6 bulan). Karena ASI untuk
imunitas tapi jika bayi tidak diberi ASI eksklusif jadi lebih beresiko DM
tipe 1
(WHO, 1999; Homenta, 2012; Diabetes UK, 2012)
lemak
Insulin menghambat glukoneogenesis di liver dengan menekan
penggunaan lemak
Insulin meningkatkan penyimpanan lemak di adiposa dengan
menghambat aktivitas lipase sensitif hormon yang menghidrolisis TG
dislipidemia.
Ketiadaan insulin menyebabkan peningkatan penggunaan lemak
sebagai sumber energi namun tidak semua bagian lemak dapat
digunakan, sehingga menyisakan bahan bernama benda keton. Benda
keton yang terlalu banyak di cairan tubuh disebut ketosis. Ketosis ini
Antropometri
Status gizi dari LILA = 22,5 / 26,5 * 100 = 84,9 % status gizi kurang /
underweight
21
Biokimia
-
Fisik klinis
Faringitis akut (+) infeksi akut di mukosa dan struktur limfe faring
karena bakteri.
Dietary
22
Riwayat terdahulu :
Riwayat sekarang :
Intake zat gizi kurang. Hasil recall 800 kkal ditambah dekstrose 99 kkal
jadi hasil intake total 899 kkal. Sedangkan kebutuhan energinya 1575
kkal
Komposisi Diet Cair DM RSSA tepung susu skim, minyak kelapa, gula
pasir, jus buah. Volumenya 1500 cc dengan tiap 100 cc terdiri dari 100
Kal dan 4 gr protein. 1 sachet sebanyak 40 gr (200 cc/Kal)
Energi
Protein
Lemak
KH (gr)
(Kal)
1496,8
1677,3
1898,5
2079,9
1532,7
(gr)
66,9
70,2
73,5
76,9
76,3
(gr)
52,8
53,1
53,8
54,1
53,2
196,4
236,2
289,3
329
194,3
1500
Diet DM B1
1713,1
79,6
53,5
271,5
1700
Diet DM B1
1900,8
84,8
55,9
271,5
1900
Diet DM B1
2100,8
88,4
56,3
316,1
Diet
Diet
Diet
Diet
Diet
DM
DM
DM
DM
DM
B 1500
B 1700
B 1900
B 2100
B1
2100
e
7.
8.
Protein = 25%
Lemak = 25%
Serat = 25 gr/hari
Na = tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6-7 gram garam
dapur
Gula alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan
xylitol
acesulfame
potassium,
sukralose,
dan
neotame
Jenis kelamin
Wanita = 25 kkal/kgBBI menggunakan BBI karena status gizi
pasien underweight
Umur
Dalam kasus ini umur masih belum mempengaruhi kebutuhan
energi
Aktifitas Fisik
Aktifitas fisik = istirahat ditambah 10%
Status Gizi
Status gizi = underweight ditambah 10%
Faktor stress
Infeksi ditambah 20%
Perhitungan energi:
Energi basal
= 25 x 45
= 1125
Aktifitas fisik
=10% x 1125
kkal
= 112,5 kkal+
1237,5 kkal
26
Faktor stress
= 20% x 1125
= 225
kkal+
1462,5 kkal
Status Gizi
= 10% x 1125
= 112,5 kkal+
= 1575 kkal
c. Carbohydrat counting
Pada pasien Nn menggunakan advance carbohydrate counting karena
dilihat dari indikasi penggunaan advance carbohydrate counting adalah
pasiennya sudah menggunakan injeksi insulin.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Perhitungan ICR
Untuk Siang dan Malam menggunakan metode TDD
TDD = 10 U insulatard + (2 x 4U actrapid) = 18 U
ICR = 450 : 18 = 1 : 25
1 insulin untuk 25 gr KH
Untuk Pagi
KH pagi total 59 gr
TDD = 1 x 4U actrapid = 4U
ICR = 59/4 = 14,75 1 : 15
1 insulin untuk 15 gr KH
Pembagian insulin :
1. Pagi 20% = 39,32 gr 39 gr + Snack pagi 10% = 19,66 gr 20 gr
4 unit
2. Siang 25% = 49,225 gr 49 gr + Snack siang 10% = 19,66 gr 20
gr 3 unit
3. Malam 25% = 49,225 gr 49 gr +Snack malam 10% = 19,66 gr
20 gr 3 unit
Total insulin dalam 1 hari 10 unit
(Fraser Health, 2009)
Sumber
protein hewani
Sumber
protein nabati
Sayuran
Dianjurkan
Dibatasi
Semua sumber
KH dibatasi: nasi,
bubur, roti, mie,
kentang,
singkong, ubi,
sagu, gandum,
pasta, jagung,
talas, havermout,
sereal, ketan,
makaroni
Hewani tinggi
lemak jenuh
(kornet, sosis,
sarden, otak,
jeroan, kuning
telur)
Dihindari
Keju, abon,
dendeng, susu full
cream
Bayam, buncis,
daun melinjo,
labu siam, daun
singkong, daun
ketela, jagung
muda, kapri,
28
Buah-buahan
lobak, sawi,
selada, seledri,
terong
Jeruk, apel,
pepaya, jambu
air, salak,
belimbing (sesuai
kebutuhan)
kacang panjang,
pare, wortel, daun
katuk
Nanas, anggur,
mangga, pisang,
sirsak,semangka,
sawo, alpukat,
nangka masak
Minuman
Lain-lain
Makanan yang
digoreng dan
yang
menggunakan
santan kental,
kecap, saus tiram
Buah-buahan
yang manis dan
diawetkan:
durian, nangka,
alpukat, kurma,
manisan buah
Minuman yang
mengandung
alkohol, susu
kental manis,
yoghurt, susu, es
krim, soft drink
Gula pasir, gula
merah, gula batu,
madu
Makanan/minuma
n yang manis:
cake, kue kue
manis, tarcis,
dodol sirup, selai
manis, coklat,
permen, tape,
mayonaise
(Kemenkes, 2011)
29
Aktifitas Fisik
Prinsip latihan jasmani bagi penderita diabtes sama dengan prinsip
latihan jasmani secara umum, yaitu memenuhi beberapa hal seperti :
9.
Indikator
Tanda-tanda vital
pasien (nadi, RR,
suhu, tekanan
darah)
Target
- Nadi = 60-100x/menit
- RR = 12-20x/menit
Waktu
Di monev setiap
hari
- Suhu =36,5-37,5 C
- Tekanan darah = 120/80
2.
Keluhan pasien
3.
mmHg
Tidak ada
- Gula darah puasa 90-130
mg/dl
- Gula darah 2 jam setelah
4.
HbA1C
5.
Intake makan
6.
Berat badan
pasien
Di monev setiap
hari
Di cek setiap
sebelum makan
dan 2 jam setelah
makan
Di monev setiap 3
bulan sekali
100% memenuhi
DI monev setiap
kebutuhan
hari
BBI terpenuhi
Di monev setiap
minggu
(Sudoyo dkk, 2009; Homenta, 2012)
32
karena sel kurang cairan dan metabolisme kurang baik dan pengecilan
masa otot.
4. Tanda dan gejala DM tipe 1 :
Gejala khas DM : Polidipsia, Poliuria, Polifagia, Berat badan menurun,
Hiperglikemia, Diabetic ketoacidosis
Gejala tidak khas DM : Lemas, Kesemutan, Luka yang sulit sembuh, Gatal,
Penglihatan kabur, Disfungsi ereksi (pada pria), Pruritus vulva (pada
wanita)
5. Faktor resiko DM tipe 1 : Usia, Riwayat DM keluarga (genetik), Orang yg
memiliki gangguan autoimun, Lingkungan, Paparan awal terhadap susu
sapi (0-6 bulan)
6. Masalah gizi yang muncul dari DM tipe 1 hipoglikemi (yang ditandai rasa
lapar, gemetar, lemas, berkeringat, cemas, gelisah, pucat, denyut nadi
cepat, bibir kesemutan, pandangan kabur, sulit konsentrasi, kebingungan,
dan perilaku tidak rasional), hiperglikemia, penurunan masa otot,
aterosklerosis, dislipidemia, ketoasidosis, pemecahan otot yang berlebihan
sampai bisa menjadi malnutrisi
7. Luka yang muncul pada penderita DM bisa disebabkan karena cedera
ringan yang berkembang menjadi lebih parah. Gangguan penyembuhan
luka ini disebabkan karena perubahan fungsi sistem imun dalam
mengontrol infeksi sehingga meningkatkan kejadian infeksi dan mediator
inflamasi sehingga luka susah sembuh.
8. Fungsi pasien dipuasakan sebelum diberi diet cair DM Untuk penilaian
keadaan fisik, kontrol metabolik, identifikasi adanya dehidrasi atau
hipoglikemia yang mungkin timbul.
9. Dari data assessment data antropometri didapatkan status gizi pasien
underweight. Data biokimia GDS tinggi; keton urin, neutrofil urin, protein
urin, darah di urin positif; PO2 tinggi, PCO2 rendah; pH asam. Data fisik
klinis tekanan darah rendah; nadi dan RR tinggi; sesak, faringitis akut,
candidiasis oral. Data dietary pola makan tidak sesuai, suka
mengkonsumsi sumber makanan tinggi KH, tidak menerapkan diet, serta
menghentikan penggunaan insulin.
34
B. SARAN
Skenario klinik week 14 kali ini dapat memperkuat dasar-dasar dalam
mempersiapkan diri untuk memberikan asuhan gizi pada pasien DM. Dalam
memberikan asuhan gizi sangat diperlukan pemahaman yang komprehensif
terhadap kasus yang dihadapi dengan memandang dari segala sisi, termasuk
patofisiologi penyakit hingga pengaturan diet bagi pasien. Skenario yang
35
DAFTAR PUSTAKA
American Dietetic Association. 2011. International Dietetics and Nutrition
Terminology.
Belle, dkk. 2011. Type 1 Diabetes Etiology, and Therapeutic Strategies.
California : American physiological society.
Canadian Diabetes Association. 2013. Beyond the Basics: Meal Planning for
Healthy Eating, Diabetes Prevention and Management.
Diabetes UK. 2010. Key Statistics on Diabetes.
Diani, Noor. 2009. Pengetahuan Klien Tentang DM Tipe 2 Berpengaruh Terhadap
Kemampuan Merawat Kaki. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia.
Fauci, et al. 2008. Harrison's Principles of Internal medicine 17th Edition. Mc Graw
Hill Medical.
Fawcett dan Bloom. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta : EGC.
Fraser, health. 2009. Advance Carbohydrat Counting.
Ferry, Robert. 2014. Diabetes Symptomps (online)
(http://www.emedicinehealth.com, diakses pada tanggal 31 Desember
2014).
Gandy, Joan Webster., Madden, Angela., Holdsworth, Michelle. 2014. Gizi dan
Dietetika. Jakarta: EGC.
Gotera, Wira, Dewa G. A. B., 2010. Penatalaksanaan Ketoasidosis Pradiabetik
(KAD). Journal Penyakit Dalam Vol. 11 No. 2.
Guyton, Arthur C. dan Hall, John E. 2006. Textbook of Medical Physiology.
Kanada: Saunders.
36
Sudoyo, A.W. dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.Jakarta : EGC
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tridjaja, Bambang. 2009. Konsensus Nasional Pengelolaan DM Tipe 1. UKK
Endokrinologi Anak dan Remaja IDAI, World Diabetes Found.
World Health Organization (WHO). 1999. Definition, Diagnosis, and Classification
of DM and its complication.
TIM PENYUSUN
A KETUA
DWIYANTI CAESARRIA HARTIWI
B SEKRETARIS
1 HESTI RETNO BUDI ARINI
2 FARIKHA ALFI FAIRUZA
C ANGGOTA
1 DWI RATNAWATI
2 FIRDA AMALIA
3 TIARA DIAN N.
4 FEBY DINA ARDIYANTI
5 DIESMAHARANI ASTRIMAHIRSYA
6 YUNITA ENDAH KARTIKASARI
7 SOFIE AYU MISRINA
8 DESAK MADE TRISNA ULANDARI
9 YUNITA REZA R.
10 RANI ILMINAWATI
11 RACHMI FARICHA
(125070301111010)
(125070301111006)
(125070301111007)
(125070301111008)
(125070301111009)
(125070301111011)
(125070301111012)
(125070301111013)
(125070301111014)
(125070301111001)
(125070301111002)
(125070301111003)
(125070301111004)
(125070301111005)
38
D FASILITATOR
Adi Lukas
E PROSES DISKUSI
1 KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI
a Mampu mengarahkan berjalannya diskusi mahasiswa agar fokus pada
b
tujuan skenario
Mampu membantu mahasiswa dalam menggali masalah yang terdapat
dalam skenario
Mampu membantu mahasiswa untuk berpikir lebih kritis dalam
pasien DM tipe 1.
Mahasiswa mampu mengambil diagnosa gizi untuk pasien sebagai
d
e
asuhan gizi.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi hambatan yang ditemui dalam
pemberian asuhan gizi dan menentukan solusinya.
39