Anda di halaman 1dari 17

Askep DM Tipe 1 Tanpa

Komplikasi

Pertemuan I Kasus 1
Anak T, usia 10 tahun didiagnosis Diabetes Melitus sejak 3 tahun yang lalu. Saat ini
aktivitasnya sangat tinggi dan aktif di sekolah. Seringkali ia merasa tidak nyaman dengan
tubuhnya. Ibu anak T selalu mengawasi dan memantau kebutuhan pengobatan serta
perawatannya. Suatu Ketika anak T lemas dan duduk terdiam saja setelah pulang dari
sekolah.
Aktivitas 1
Identifikasi kata kunci dan data tambahan yang diperlukan pada kasus Diabetes Mellitus
Tipe 1 tanpa komplikasi secara mandiri!
Jawaban :
Kata kunci :
 Anak dengan DM
 Didiagnosa Diabetes Mellitus sejak 3 tahun yang lalu
 Aktivitas yang tinggi dan aktif di sekolah
 Anak T lemas dan duduk terdiam setelah pulang dari sekolah
Data tambahan :
 Aktivitas tinggi
 Merasa tidak nyaman dengan tubuhnya
 Lemas
Aktivitas 2
Identifikasi masalah keperawatan pada kasus DM Tipe 1 tanpa komplikasi secara
mandiri berdasarkan data subjektif dan data objektif pada kasus!
Jawaban :
Ds :
1. Orang tua mengatakan anaknya lemas dan duduk terdiam saja setelah pulang
sekolah
2. Klien sering merasa tidak nyaman dengan tubuhnya
Do :
1. Aktivitas tinggi
2. Lemas
3. Diagnosis DM tipe 1
Masalah Keperawatan : Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan
Aktivitas 3
Identifikasi faktor-faktor yang berhubungan dan faktor risiko dengan masalah pada kasus
DM Tipe 1 tanpa komplikasi secara mandiri dengan menggunakan pohon masalah!
Jawaban :
Faktor penyebab Faktor risiko

Kerusakan sel β pankreas Lingkungan Genetik

 Infeksi virus
 Pola makan
 Aktivitas

DM tipe 1

Tidak ada transfer glukosa masuk ke dalam sel

Tidak ada glukosa untuk dimetabolisme menjadi energi

Lemas

Intoleransi aktivitas
Aktivitas 4
Identifikasi hal-hal yang perlu dipelajari pada kasus DM Tipe 1 tanpa komplikasi secara
mandiri!
Jawaban :
A. Konsep dasar penyakit DM tipe 1
1. Defenisi
Diabetes melitus tipe 1 (dikenal juga sebagai diabetes tipe 1) disebabkan oleh
ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi hormon insulin yang berfungsi untuk
memindahkan glukosa dari dalam darah ke dalam sel. Organ pankreas dalam tubuh
penderita diabetes melitus tipe 1 tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai
kebutuhan tubuh. Kurangnya insulin membawa konsekuensi peningkatan glukosa
dalam darah dan urin. Gejala klasik adalah poliuria (sering buang air kecil),
polidipsia (cepat haus), polifagia (cepat lapar), dan penurunan berat badan. Tanpa
insulin, sel-sel tubuh akan mengolah lemak dan otot menjadi energi sehingga
menyebabkan turunnya berat badan. Ini dapat mengakibatkan kondisi akut yang
disebut ketoasidosis diabetik pada penderita diabetes melitus tipe 1, yaitu saat darah
menjadi terlalu asam serta terjadi dehidrasi yang membahayakan.
2. Etiologi
Etiologi diabetes mellitus tipe 1 (DM 1) sebagai penyakit autoimun dengan
penyebab pasti yang belum diketahui sampai saat ini. Penyakit ini dahulu disebut
sebagai childhood-onset diabetes atau juvenile diabetes untuk membedakan dengan
diabetes mellitus tipe 2 yang dikenal sebagai adult-onset diabetes. Walau demikian,
perkembangan ilmu menunjukkan bahwa diabetes mellitus tipe 2 juga dapat terjadi
pada anak-anak sehingga saat ini istilah tersebut ridak lagi digunakan.
 Faktor Risiko
Walau penyebab pasti terbentuknya autoantibodi yang merusak sel-sel β pankreas
masih belum diketahui, penelitian menemukan faktor risiko yang berperan terhadap
pembentukan autoantibodi. Faktor risiko tersebut terbagi menjadi faktor genetik dan
faktor lingkungan.
 Faktor Genetik
Berikut adalah gen yang rentan terhadap timbulnya diabetes mellitus tipe 1:
 HLA: kombinasi genotip DR4-DQ8/DR3-DQ2: paling utama dan umum
menyebabkan DM 1, 90% terdapat pada anak-anak penderita DM 1
 Bayi yang memiliki gen ini, onset timbul DM 1 lebih dini daripada bayi yang
memiliki gen lainnya
 Kromosom II, 10% kontribusi timbulnya DM 1
 Kromosom 2q33 sebagai gen ketiga yang rentan terhadap timbulnya DM 1
 Varian PTPN22, gen encoding LYP sebagai gen ke-4 yang rentan terhadap DM 1
 Faktor Lingkungan
Interaksi faktor genetik dengan faktor lingkungan berikut diduga berperan terhadap
terjadinya diabetes mellitus tipe 1:
- Infeksi virus seperti enterovirus, rotavirus dan rubella
- Bakteri, contohnya Mycobacterium avium paratuberculosis
- Diet
- Zat-zat kimia beracun
3. Manifestasi klinik
Manifestasi klinis diabetes melitusdikaitkan dengan konsekuensi
metabolikinsufisiensi fungsi insulin. Pasien-pasien dengan defisiensi insulin tidak
dapat mempertahankan kadar glukosa plasma yang normal, atau toleransi glukosa
setelah makan karbohidrat.Jika hiperglikemianya berat dan melebihi ambang ginjal
untuk zat ini, maka timbul glikosuria. Glikosuria ini akan mengakibatkan diuresis
osmotikyang meningkatkan pengeluaran urin(poliuria) dan timbul rasa haus
(polidipsia). Karena glukosa hilang bersama urin, maka pasien mengalami
keseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin
besar (polifagia) mungkin akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori. Pasien
mengeluh lelah dan mengantuk
4. Terapi/ pengobatan
a. Terapi insulin
Jenis diabetes ini terjadi karena tubuh kekurangan atau bahkan tidak bisa sama
sekali menghasilkan insulin. Sebagai gantinya, dokter biasanya akan melakukan
terapi insulin untuk mengendalikan gula darah penderitanya.
Terapi insulin bisa diberikan dalam bentuk suntikan, pena insulin, maupun pompa
insulin. Pemberian terapi insulin bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang
mungkin membutuhkan suntikan insulin sehari, sementara yang lainnya bisa tiga
sampai empat kali suntik dalam satu hari.
Lamanya terapi insulin juga akan berbeda, tergantung kebutuhan serta kondisi
masing-masing orang. Sejumlah orang mungkin hanya membutuhkan terapi
insulin dalam kurun beberapa bulan saja. Sementara yang lainnya, mungkin harus
menjalani terapi hingga bertahun-tahun atau bahkan seumur hidupnya.
b. Obat-obatan tertentu
Pengobatan diabetes tipe 1 juga sering kali digabungkan dengan beberapa jenis
obat-obatan tertentu untuk membantu mengendalikan gula darah Anda serta
mencegah terjadinya komplikasi lain. Berikut ini beberapa obat diabetes yang
sering diresepkan oleh dokter:
 Metformin
 Pramlintide
 Aspirin
 Obat tekanan darah tinggi, seperti ACE inhibitor dan angiotensin II receptor
blockers (ARB)
 Obat penurun kolesterol
c. Diet / Nutrisi
Nutrisi yang baik dibutuhkan agar tumbuh kembang anak dengan DM tipe-1
optimal, serta mencegah komplikasi akut dan kronik. Prinsip dari terapi nutrisi
adalah makan sehat. Pasien disarankan untuk mengonsumsi buah, sayur, produk
susu, gandum
d. Aktivitas / Latihan fisik
Aktivitas fisik penting untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan
kebutuhan insulin. Selain itu, aktivitas fisik dapat meningkatkan kepercayaan diri
anak, mempertahankan berat badan ideal, meningkatkan kapasitas kerja jantung,
meminimalisasi komplikasi jangka panjang, dan meningkatkan metabolisme
tubuh.10 Rekomendasi aktivitas fisik pada anak dengan DM tipe-1 sama dengan
populasi umum, yaitu aktivitas ≥60 menit setiap hari yang mencakup aktivitas
aerobik, menguatkan otot, dan menguatkan tulang. Aktivitas aerobik sebaiknya
tersering dilakukan, sementara aktvitas untuk menguatkan otot dan tulang
dilakukan paling tidak 3 kali per minggu. Beberapa kondisi yang harus
diperhatikan sebelum aktivitas fisik adalah (1) peningkatan keton, kadar keton
darah ≥1,5 mmol/L atau urin 2+ merupakan kontraindikasi aktivitas fisik, (2)
riwayat hipoglikemia, (3) pemantauan gula darah, anak sebaiknya mengukur gula
darah sebelum, saat, dan setelah aktivitas fisik, (4) ketersediaan karbohidrat jika
terjadi hipoglikemia, dan (5) keamanan dan komunikasi, sebagai contoh anak
sebaiknya menggunakan identitas diabetes

Pertemuan II

Aktivitas 1
Susunlah diagnosis keperawatan pada kasus Diabetes Melitus Tipe 1 tanpa komplikasi
secara mandiri!
Jawaban :
Ds :
1. orang tua mengatakan anaknya lemas dan duduk terdiam saja setelah pulang
sekolah
2. Klien sering merasa tidak nyaman dengan tubuhnya
Do :
1. Aktivitas tinggi
2. Lemas
3. Diagnosis DM tipe 1
Masalah Keperawatan : Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan
Aktivitas 2
Identifikasi materi belajar pada kasus Diabetes Melitus Tipe 1 tanpa komplikasi secara
mandiri!
Jawaban :
1. Penatalaksanaan aktifitas fisik pada anak DM tipe 1
2. Penatalaksanaan diet/ nutrisi

Pertemuan III

Aktivitas 1
Susunlah rencana keperawatan pada kasus Diabetes Melitus Tipe 1 tanpa komplikasi secara
mandiri!
Jawaban :
Tujuan :
Setelah dilakaukan tindakan keperawatan klien mampu berpartisipasi aktivitas fisik
sesuai dengan tingkat aktivitas yang ditoleransi
Kriteria Hasil :

- Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitasnya


- Klien merasa nyaman saat dan setelah berkativitas
- GDS terkontrol dalam batas
Intervensi keperawatan :
1. Kaji jenis aktifitas yang menimbulkan kelelahan
2. Observasi TTV sebelum dan sesudaha aktivitas
3. Kontrol gula darah sebelum dan sesudah berkativitas
4. Libatkan keluarga , guru, dan teman klien dalam mebantu aktivitas anak
5. Beri HE tentang penyakit, pengobatan, diet dan ativitas
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain mengenai diet dan pengobatan klien.

Aktivitas 2
Susunlah catatan perkembangan pada kasus Diabetes Melitus Tipe 1 tanpa komplikasi
secara mandiri!
Jawaban :
S :merasa tidak nyaman dengan tubuhnya
O : Klien lemas
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji jenis aktifitas yang menimbulkan kelelahan
2. Observasi TTV sebelum dan sesudaha aktivitas
3. Kontrol gula darah sebelum dan sesudah berkativitas
4. Libatkan keluarga , guru, dan teman klien dalam mebantu aktivitas anak
5. Beri HE tentang penyakit, pengobatan, diet dan ativitas
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain mengenai diet dan pengobatan klien.
Aktivitas 3
Buatlah resume journal reading minimal dari 1 buah artikel terkait kasus DM Tipe 1
tanpa komplikasi dan rencana pendidikan kesehatan lengkap dengan medianya!

DIABETES MELLITUS DAN OLAHRAGA

Olahraga sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan. Selain sebagai preventif, olahraga juga
dapat digunakan sebagai terapi pendukung terhadap beberapa penyakit degeneratif dan
metabolik. Salah satu penyakit metabolik yang insidens dan pravelensinya terus meningkat saat
ini adalah diabetes mellitus. Dalam penanganan diabetes mellitus tidak hanya bertumpu pada
pengobatan secara farmakologi saja. Edukasi, terapi gizi medis dan olahraga adalah hal penting
yang harus dilakukan sehingga komplikasi diabetes dapat dicegah. Pengetahuan mengenai
olahraga pada penderita diabetes tidak sepenuhnya dipahami oleh penderita itu sendiri.
Olahraga harus disesuaikan dengan keadaan penyakit sehingga tidak menimbulkan resiko yang
tidak diinginkan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
LATIHAN AKTIVITAS FISIK PADA DM TIPE 1

Oleh:
Settiyana

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
REGULER V
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Latihan Aktivitas Fisik Pada DM Tipe 1


Sasaran : Pasien dan Keluarga
Waktu : 45 menit
Tempat : Rumah Pasien

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk lansia yang cukup
banyak tidak terlepas dari penyakit degenerative, salah satunya yaitu Diabetes. Diabetes
Melitus adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan hiperglikemi karena kerusakan
pada sekresi insulin, tidak adekuatnya kerja insulin atau bisa disebabkan keduanya.
Indonesia menduduki peringkat keempat dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak
setelah Amerika Serikat, China, dan India.
Prediksi World Health Organisation (WHO) penderita DM di Indonesia akan
mengalami kenaikan yang pada tahun 2000 sebanyak 8,4 juta menjadi 21,3 juta penderita
pada tahun 2030 (Kasim et al, 2013). Menurut Kemenkes RI (2013) Yogyakarta menjadi
provinsi yang menduduki tempat pertama dengan penderita DM terbanyak. Hal ini
disebabkan oleh faktor risiko yang tinggi, antara lain riwayat keluarga, usia, kerusakan
toleransi glukosa, dict yang tidak sehat, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik dan akan
meningkatkan risiko DM menjadi 2-10 kali lipat (International Diabetes Federation,
2014; Setiawan, 2011), Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan dini untuk
mengurangi komplikasi DM, salah satunya dengan meningkatkan aktivitas fisik.

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 45 menit tentang latihan fisik, diharapkan
pasien dan keluarga mampu memahami dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi Diabetes Melitus Tipe 1
b. Menjelaskan definisi latihan aktivitas fisik
c. Menjelaskan manfaat latihan aktivitas fisik
d. Menjelaskan aktivitas fisik yang dianjurkan pada pasien Diabetes Melitus

3. Materi
a. Definisi Diabetes Melitus Tipe 1
b. Definisi latihan aktivitas fisik
c. Manfaat latihan aktivitas fisik
d. Aktifitas fisik pada pasien Diabetes Melitus

4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

5. Media
a. Poster
6. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Tahap Kegiatan Penyuluhan Respon Pesertan
Kegiatan
1 5 menitPendahuluan - Memberi salam. - Menjawab salam
- Memperkenalkan diri. - Mendengarkan
- Menjelaskan maksud dan tujuan.
- Memberikan Kontrak waktu
225 menit Penyajian - Menjelaskan definisi Diabetes - Menyimak materi
Materi Melitus Tipe 1 - Mendengarkan
- Menjelaskan definisi latihan penjelasan
aktivitas fisik - Bertanya tentang hal
- Menjelaskan manfaat latihan yang kurang dipahami
aktivitas fisik
- Menjelaskan aktivitas fisik yang
dianjurkan pada pasien Diabetes
Melitus
- Memberikan kesempatan pada
klien untuk bertanya
- Menjawab pertanyaan
3 5 menit Evaluasi - Menanyakan kepada peserta - Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah yang diberikan
diberikan
- Memberikan reinforcement
kepada peserta ketika dapat
menjawab pertanyaan
4 5 menit Kesimpulan - Menyimpulkan hasil penyuluhan - Mendengarkan
- Memperhatikan
5 5 menit Penutup - Memberikan salam - Menjawab salam

7. Evaluasi
a. Evaluasi structural
1) Poster sudah siap sebelum hari pelaksanaan
2) Media dan tempat siap
3) Perencanaan pendidikan kesehatan tepat
4) Penyuluh dan klien siap

b. Evaluasi proses
1) Klien mengikuti pendidikan kesehatan dengan antusias dan bertanya ketika ada
yang tidak mereka pahami

c. Evaluasi pemahaman
1) apa itu definisi Diabetes Melitus Tipe 1?
2) Apa itu definisi latihan aktivitas fisik?
3) Apa manfaat latihan aktivitas fisik?
4) Apa aktifitas fisik yang dibolehkan pada pasien Diabetes Melitus?

d. Evaluasi hasil
1) Klien memahami materi yang disampaikan
2) Klien terlibat aktif dalam tanya jawab

8. Referensi
https://id.scribd.com/document/536478945/Satuan-Acara-Penyuluhan-Dm-1-
aktivitas-Fisik (diakses pada 27 agustus 2022)
https://www.academia.edu/40151815/SAP_DM_TIPE (diakses pada 27 agustus
2022)
https://pdfcoffee.com/sap-latihan-aktivitas-fisik-pdf-free.html (diakses pada 27
agustus 2022)
MATERI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
LATIHAN AKTIVITAS FISIK PADA DM TIPE 1
A. Definisi DM Tipe 1
Diabetes mellitus (DM) adalah kelainan sistemik akibat gangguan metabolisme
glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia kronik (kadar gula darah yang tinggi
menahun).
DM tipe-1 disebabkan kerusakan sel b-pankreas, baik proses autoimun maupun
idiopatik. Pankreas memproduksi insulin, bila terdapat kerusakan pankreas, akan
menyebabkan produksi insulin berkurang atau terhenti. Sedangkan fungsi insulin adalah
mengubah glukosa menjadi glikogen. Bila tidak ada insulin, glukosa tidak dapat
digunakan. Akhirnya gula darah beredar dalam jumlah tinggi, disebut hiperglikemia.
Karena insulin tidak diproduksi, pada DM tipe-1 penderita sangat tergantung pada
insulin untuk kelangsungan hidupnya.

B. Definisi latihan aktivitas fisik


Aktivitas fisik didefinisikan sebagai setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot -
otot skeletal dan menghasilkan peningkatan resting energy expenditure yang bermakna.
Aktivitas fisik juga dapat didefinisikan sebagai suatu gerakan fisik yang menyebabkan
terjadinya kontraksi otot.

C. Manfaat latihan aktivitas fisik


Aktivitas fisik yang dilakukan oleh seorang anak maupun dewasa, sangat baik untuk
kesehatan. Tak hanya itu, aktivitas fisik yang dilakukan pun sangat berguna bagi
perkembangan otak dan pertumbuhan pada anak. Tidak perlu melakukan aktivitas fisik
yang berat, cukup melakukan hal- hal sederhana di rumah dan lingkungan sekitar;
misalnya : bermain bola, bersepeda, naik turun tangga, jalan santai, dan kegiatan lainnya.
Berikut beberapa manfaat lain dari aktivitas fisik yang Anda dan anak lakukan:
1) Memperkuat jantung.
Jantung sebenarnya tersusun dari serangkaian otot yang bekerja bersama, oleh
sebab itu, latihan secara teratur akan meningkatkan kinerjanya. Nah, dengan
memperkuat otot jantung, Anda bisa menghindari penyakit jantung yang bisa
menyebabkan kematian, bahkan pada anak- anak sekalipun.
2) Menjaga arteri dan vena supaya dapat bekerja dengan baik
Latihan fisik atau olahraga dapat mengurangi jumlah kolesterol dan lemak
berbahaya dalam darah. Hal ini akan meningkatkan fleksibilitas dinding pembuluh
darah, serta membantu penurunan tekanan darah. Nah, hal ini dapat mengurangi
risiko serangan jantung maupun stroke.
3) Memperkuat paru-paru.
Olahraga dapat meningkatkan kapasitas dan efisiensi paru terutama saat
beraktivitas, sehingga akan lebih banyak oksigen yang masuk kedalam tubuh dan
lebih banyak karbon dioksida yang dikeluarkan dari tubuh.
4) Menurunkan kadar gula darah
Latihan fisik akan mencegah akumulasi berlebih gula dalam sirkulasi darah.
Saat berolahraga, otot akan mengambil pasokan gula dari sirkulasi dan mengubahnya
dalam bentuk energi. Hal ini tentunya akan mengurangi risiko diabetes.
5) Mengontrol berat badan
Saat bermalas-malasan, tubuh kita cenderung mendapat asupan kalori berlebih
dibandingkan penggunaannya, kalori yang tidak terpakai tersebut nantinya akan
tersimpan sebagai lemak. Lain halnya apabila kita aktif berolahraga, tubuh kita akan
membutuhkan lebih banyak kalori, sehingga lemak tubuh yang tersimpan akan
dibakar untuk diubah menjadi energi. Penurunan berat badan, memberikan efek
positif bagi kesehatan jantung dan pengontrolan kadar gula darah.
6) Mencegah kanker.
Seseorang yang berolahraga teratur memiliki risiko lebih kecil terkena
penyakit kanker terutama pada usus besar, rahim dan payudara.
7) Mengatur tekanan darah.
Latihan fisik atau olahraga telah terbukti dapat mengurangi stres. Dengan
menghindari stress berlebihan, resiko peningkatan tekanan darah serta penyakit
jantung pun akan menurun.

D. Aktivitas fisik yang dianjurkan pada pasien Diabetes Melitus


1) Latihan fisik secara teratur selama 30-45 menit per hari dan dilakukan 3-5 hari
seminggu. Total latihan 150 menit per minggu dengan jeda latihan tidak lebih dari 2
hari berturut-turut.
2) Kegiatan sehari-hari atau aktivitas sehari-hari bukan termasuk dalam latihan fisik
3) Latihan fisik selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan
dan memperbaiki sensitivitas insulin sehingga akan memperbaiki kendali glukosa
darah
4) Latihan fisik yang dianjurkan berupa altihan fisik yang bersifat aerobik dengan
intensitas sedang (50. 70% denyut jantung maksimal) seperti jalan cepat, bersepeda
santai, jogging. dan berenang. Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara
mengurangi 220 dengan usia pasien.
5) Pasien diabetes dengan usia muda dan bugar dapat melakukan 90 menit/minggu
dengan latihan aerobik berat mencapai >70% denyut jantung maksimal.
6) Pada pasien DM tanpa kontradiksi (contoh: osteoartritis hipertensi yang tidak
terkontrol, retinopati, nefropati) dianjurkan juga melakukan resistance training
(latihan heban) 2-3 x/minggu sesuai dengan petunjuk dokter.
7) Latihan fisik sebaiknya disesiaolan dengan usia dan status kesegaran fisik. Intensitas
latihan disik pada penyandang DM yang relatif sehat bisa ditingkatkan, sedangkan
penyandang DM yang disertai komplikasi maka intensitas latihan perlu dikurangi dan
sisesuaikan dengan masing-masing individu.

Anda mungkin juga menyukai