Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Univesitas Negeri Semarang, Indonesia
2
Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
SMP Negeri 2 Windusari
Jl. Gunung Sumbing Km. 1 No. 5 Genito 56152 e ISSN 1475-222656
E-mail: fatmawatiwindu2@gmail.com
179
Fatmawati, Sutrisno, Hima, S. F. / Penerapan Fungsi Manajemen / HIGEIA 3 (2) (2019)
180
Fatmawati, Sutrisno, Hima, S. F. / Penerapan Fungsi Manajemen / HIGEIA 3 (2) (2019)
juga terhadap tingginya angka kesakitan yang sekolah. Program UKS dalam upaya
berhubungan dengan penyakit yang berorientasi peningkatan pendidikan dan kesehatan peserta
lingkungan dan perilaku, dimana kasus penyakit didik maka peran petugas kesehatan
menular selama tahun 2011 masih cukup tinggi mempunyai peranan yang sangat penting dan
(Habibi, 2017). Penyakit diare, DBD masih intensitas pembinaan dan pengembangan UKS
masuk dalam 10 penyakit terbanyak. Kualitas perlu di tingkatkan agar derajat kesehatan anak
lingkungan sekolah yang rendah, perilaku murid dan lingkungan sekolah tercapai melalui
yang masih kurang terhadap hidup sehat, peran pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
guru dan petugas kesehatan yang belum optimal pembinaan lingkungan sehat, mengingat fungsi
didalam upaya kegiatan promosi kesehatan serta tugas dan kewajibannya sebagai pelayan
makin tingginya kasus merokok dan masyarakat di samping guru yang setiap hari
penggunaan napza. Sedangkan SMP Negeri 2 menghadapi peserta didik (Kemenkes RI, 2011;
Windusari merupakan sekolah yang masih Irawati, 2011). Hal tersebut didasari pemikiran
cukup rendah cakupan pelaksanaan PHBS. Hal bahwa kesehatan merupakan unsur yang sangat
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan penting, terutama pada peserta didik di sekolah
oleh Anshori di SMPN tahun 2011 (Koem, dan harus menjadi perhatian yang sangat
2015). sungguh-sungguh.
Usaha Kesehatan Sekolah sebagai salah Berdasarkan kajian hasil observasi awal
satu wahana untuk meningkatkan kemampuan diperoleh beberapa hal yang menunjukkan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik bahwa pengelolaan UKS di SMP Negeri 2
serta menciptakan lingkungan yang sehat, maka Windusari masih belum berjalan dengan baik
program UKS yaitu Trias UKS yang meliputi jika dibandingkan dengan sekolah menengah
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pertama yang lain di Kecamatan Windusari.
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang Hal ini dapat dilihat dalam pengelolaan
sehat (Ramawati, 2007). Oleh karena itu program UKS yang meliputi perencanaan,
pembinaan dan pengembangan UKS sebagai pelaksanaan dan evaluasi program pokok UKS
upaya pendidikan dan kesehatan harus belum dilakukan sesuai dengan pedoman
dilaksanakan secara terpadu, berencana, terarah pelaksanaan UKS di sekolah menengah.
dan bertanggung jawab dalam menanamkan, Pengelolaan organisasi UKS belum terlaksana
menumbuhkan, mengembangkan, membimbing dengan baik karena belum ada pembagian tugas
untuk menghayati, menyenangi dan yang jelas sehingga kinerja petugas atau
melaksanakan prinsip hidup sehat dalam penanggung jawab belum efektif. Selain itu,
kehidupan peserta didik sehari-hari (Samsuni, minimnya dana untuk pelaksanaan UKS
2017). Pelaksanaan UKS pada tingkat menjadi penghambat pelaksanaan program
pendidikan menengah lebih difokuskan pada UKS di sekolah yang dibuktikan dari berbagai
upaya preventif perilaku beresiko seperti fasilitas dan sarana prasarana yang kurang
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, memadai, serta perlengkapan dan peralatan
psikotropika dan zat adiktif lainnya), kehamilan yang kurang layak pakai. Selanjutnya, berbagai
tidak diinginkan, abortus yang tidak aman, masalah yang berkaitan dengan sanitasi dan
infeksi menular seksual, kesehatan reproduksi pembuangan limbah dan sampah masih menjadi
remaja, kecelakaan dan trauma lainnya. masalah utama di sekolah. Fasilitas sanitasi
Perilaku ini rentan dilakukan remaja karena sekolah yang meliputi air bersih, toilet, (kamar
sesuai dengan ciri dan karakteristik remaja yang mandi, WC, dan urinoir), sarana pembuangan
selalu ingin tahu, suka tantangan dan ingin air limbah, dan sarana pembuangan sampah
coba-coba hal baru (Alita, 2013). masih belum sesuai dengan standar.
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat Dari beberapa penelitian tersebut maka
diketahui bahwa pelaksanaan UKS sangatlah memperlihatkan ada kecenderungan keluaran
penting dan harus dijalankan dengan baik di yang baik ditentukan oleh penerapan
181
Fatmawati, Sutrisno, Hima, S. F. / Penerapan Fungsi Manajemen / HIGEIA 3 (2) (2019)
manajemen yang baik pula. Pada penelitian menggunakan alat bantu berupa pedoman
sebelumnya belum pernah diteliti tentang fungsi wawancara, dan alat perekam. Teknik
manajemen UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). pengambilan data dalam penelitian ini
Dengan demikian, tujuan dilakukannya menggunakan wawancara mendalam, observasi,
penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan dokumentasi, dan studi pustaka. Dalam
Fungsi Manajemen Program UKS (Usaha penelitian ini wawancara dilakukan dengan
Kesehatan Sekolah) di SMP Negeri 2 maksud memperoleh informasi mengenai
Windusari. pelaksanaan UKS di SMP Negeri 2 Windusari.
Wawancara mendalam dalam penelitian ini
METODE dilakukan terhadap informan utama maupun
informan triangulasi. Observasi dilakukan
Jenis penelitian ini menggunakan jenis dengan melihat kegiatan KIE yang mencakup
penelitian kualitatif dengan rancangan studi situasi dan jumlah individu, materi yang
kasus. Jenis penelitian ini dipilih untuk disampaikan dan fasilitas yang digunakan.
menjelaskan kasus terkait manajemen UKS Dokumentasi berupa catatan lapangan yang
yang ada di Sekolah Menengah Pertmana terekam dalam tape recorder, kamera, tulisan,
(SMP). Penelitian ini dilakukan pada bulan dan gambar. Sedangkan studi pustaka dalam
Mei-Juni tahun 2018 di SMP Negeri 2 penelitian ini merupakan teknik pengumpulan
Windusari. data dengan mempelajari buku referensi,
Sumber data dalam penelitian ini laporan-laporan, jurnal-jurnal dan media
menggunakan sumber data primer dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah
data sekunder. Data primer dalam penelitian ini penelitian. Khususnya yang berkaitan dengan
diperoleh melalui observasi dan wawancara UKS guna memperkuat data dalam penelitian.
mendalam (indepth interview) kepada pihak yang Prosedur penelitian terdiri dari tahap pra
terlibat dalam pengelolaan UKS di SMP Negeri penelitian, tahap penelitian, dan tahap pasca
2 Windusari. Penentuan informan dilakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan dalam
dengan menggunakan teknik purposive sampling, tahap pra penelitian adalah melakukan studi
dengan menetapkan kriteria tertentu sesuai pustaka melalui dokumen-dokumen atau
dengan kebutuhan penelitian. Informan utama sumber sumber yang relevan sebagai data
dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yaitu sekunder, melakukan studi pendahuluan ke
penanggung jawab program UKS, guru instansi terkait yaitu SMP Negeri 2 Windusari
penjaskes (pendidikan jasmani dan kesehatan) untuk menentukan besaran masalah yang
dan pembina kegiatan UKS dari puskesmas. sebenarnya dan untuk memantapkan keputusan
Pemilihan informan utama ini dipilih dengan pengambilan fokus penelitian, menyusun
kriteria 1) pelaksana atau penanggung jawab rancangan awal penelitian, pemantapan desain
program UKS, 2) mengetahui pelaksanaan UKS penelitian, fokus penelitian, dan penentuan
di SMP Negeri 2 Windusari. Informan informan, mempersiapkan instrumen penelitian,
triangulasi dalam penelitian ini berjumlah 4 mengurus ethical clearance, serta melakukan
orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah dan 3 koordinasi dan proses perizinan penelitian.
orang murid perwakilan dari kelas VII, VIII, Prosedur penelitian selanjutnya adalah
dan IX. Informan triangulasi dipilih dengan tahap penelitian dimana peneliti melakukan
kriteria 1) mengetahui pelaksanaan kegiatan pengamatan (observasi) dan wawancara
UKS di sekolah, 2) bersedia menjadi responden. mendalam. Obyek yang menjadi observasi
Data sekunder dalam penelitian ini dalam penelitian ini adalah kegiatan KIE.
diperoleh dari sumber buku-buku, literatur- Wawancara mendalam dilakukan dengan
literatur penelitian, dokumen dan sumber lain informan utama dan informan triangulasi.
yang relevan. Untuk membantu dalam Prosedur penelitian yang terakhir adalah
pelaksanaan pengumpulan data, peneliti tahap pasca penelitian, tahap ini dilakukan
182
Fatmawati, Sutrisno, Hima, S. F. / Penerapan Fungsi Manajemen / HIGEIA 3 (2) (2019)
183
Fatmawati, Sutrisno, Hima, S. F. / Penerapan Fungsi Manajemen / HIGEIA 3 (2) (2019)
laki dengan usia informan bervariasi dari yang bahwa pelaksanaan program UKS tiap
termuda yaitu 14 tahun dan tertua 43 tahun. tahunnya hanya mengikuti program tahunan
Tingkat pendidikan informan yaitu 2 orang seperti tahun sebelumnya, bukan berdasarkan
Strata 1 (S1) dan 1 orang Sekolah Dasar (SD). temuan masalah yang ditemukan setelah
Masa kerja informan utama dari 1 tahun sampai adanya evaluasi setiap tahun. Hasil temuan
10 tahun. penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori
Tabel 2. menujukkan bahwa informan menurut Anggari (2017), yang menyatakan
triangulasi dalam penelitian ini terdiri dari 6 bahwa seharusnya terdapat beberapa tahapan
orang yang terdiri dari kepala sekolah dan 3 yang harus dilalui dalam proses perencanaan,
orang siswa SMP Negeri 2 Windusari dan tahapan yang pertama yaitu analisis situasi,
perwakilan kelas VII, VIII, IX. Karakteristik bertujuan untuk mengkaji masalah program dan
informan dilihat dari berbagai macam aspek masalah yang akan digunakan sebagai dasar
meliputi jenis kelamin, pendidikan, umur dan untuk menyusun perencanaan aksi.
masa kerja. Informan terdiri atas 2 perempuan Selanjutnya, terkait perencanaan
dan 2 laki-laki dengan usia informan bervariasi anggaran kegiatan UKS diperoleh melalui BOS
dari yang termuda yaitu 12 tahun dan tertua 51 (Bantuan Operasional Sekolah) sebesar Rp
tahun. Tingkat pendidikan informan yaitu 1 500.000,- per tahun. Anggaran tersebut
orang Strata 2 (S2) dan 3 orang Sekolah Dasar digunakan untuk biaya operasional UKS seperti
(SD). Masa kerja informan dari 1 tahun sampai untuk membeli obat-obatan, pemeliharaan
4 tahun. inventaris UKS (sprei, gorden, sarung bantal,
Aspek awal yang harus diperhatikan tandu, tensi darah dan selimut) juga digunakan
dalam melihat fungsi manajemen suatu program sebagai transport siswa apabila siswa sakit harus
adalah aspek perencanaan atau planning. dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit. Selama
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui ini fasilitas UKS seperti alat ukur tinggi badan,
bahwa secara garis besar program kerja jangka dan alat timbangan berat badan, didapatkan
panjang dalam program UKS belum pernah melalui bantuan dari pemerintah (Dinas
dilakukan. Kegiatan perencanaan yang Pendidikan dan Kebudayaan). Meski demikian
dilakukan selama ini hanya berupa rencana alat-alat yang ada di UKS sudah lama tidak
kerja rutin tahunan dimana kegiatannya hanya dikalibrasi karena minimnya anggaran, hal ini
terdiri dari kegiatan jumat bersih, sosialisasi dan berakibat pada tidak tepatnya hasil pengukuran
pemantauan kesehatan 2 kali dalam setahun pada saat kegiatan pemantauan pertumbuhan
serta pelayanan UKS bagi siswa yang merasa dilaksanakan.
kurang sehat. Adapun kegiatan pengembangan Hasil penelitian ini sejalan dengan
lain dalam program UKS ini belum ada. Hal ini penelitian yang dilakukan di Puskesmas
terjadi karena minimnya SDM pengelola UKS. Candilama Kota Semarang yang menyatakan
Selama ini UKS dikoordinir oleh guru mata bahwa perencanaan manajemen salah satu
pelajaran yang diberi tugas tambahan sebagai programnya masih memiliki kendala, karena
koordinator UKS sehingga program yang proses pelaksanaan perencanaan selama ini
dilaksanakan masih sederhana. belum baik. Hal itu ditunjukkan dengan tidak
Berdasarkan hasil observasi diketahui ada pembentukan tim khusus sebagai tim
184
Fatmawati, Sutrisno, Hima, S. F. / Penerapan Fungsi Manajemen / HIGEIA 3 (2) (2019)
penyusun rencana kegiatan suatu program serta Menurut hasil penelitian menunjukkan
rencana usulan kegiatan untuk program bahwa terdapat hubungan antara fungsi
tersebut. Selain itu, yang masih menjadi perencanaan dengan ketercapaian target angka
masalah dalam pelaksanaan program yaitu cakupan indikator suatu program. Penelitian ini
mengenai rangkap tugas petugas dan tidak sejalan dengan hasil penelitian oleh Isroyati
adanya alokasi anggaran khusus untuk program (2015) yang menyatakan fungsi manajemen
tersebut (Alifah, 2012). program berpengaruh terhadap ketercapaian
Selanjutnya, dokumentasi kegiatan target angka cakupan suatu program. Selain itu,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program menurut hasil penelitian lain oleh Budiono
UKS pada saat rapat dengan seluruh warga (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan
sekolah seperti kepala sekolah, guru, karyawan, yang bermakna antara perencanaan dengan
dan anggota OSIS, dicatat dalam buku keberhasilan operasional program PMT-P.
notulensi. Perencanaan kegiatan UKS yang Aspek selanjutnya yang menjadi
dimaksud meliputi: 1) Merencanakan program perhatian dalam fungsi manajemen adalah
kegiatan UKS, 2) Menyiapkan administrasi aspek pengorganisasian atau organizing. Fungsi
UKS (buku pengunjung UKS, dan buku rujukan pengorganisasian adalah langkah untuk
ke puskesmas), 3) Menyusun tata tertib UKS, 4) menetapkan, menggolong-golongkan dan
Mengurusi pelayanan UKS, 5) Mengadakan mengatur berbagai macam kegiatan,
kerjasama dengan puskesmas, 6) Melakukan menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang,
pencatatan inventaris sekolah, 7) bertanggung dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan
jawab terhadap pengadaan obat-obatan dan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan
sirkulasi penggunaan dana, 8) Memelihara organisasi (Sari, 2013). Struktur organisasi UKS
sarana prasarana UKS, 9) Menyusun laporan SMP Negeri 2 Windusari terdiri dari
pelaksanaan kegiatan UKS. penanggung jawab UKS yaitu kepala sekolah,
Analisis situasi yang menjadi alasan koordinator UKS yaitu guru mata pelajaran
perencanaan diberikannya pelayanan UKS di yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai
SMP Negeri 2 Windusari karena pada setiap koordinator, dan anggota UKS yaitu perwakilan
kali dilaksanakan upacara bendera selalu ada OSIS bidang kesehatan. Penelitian oleh Irawati
siswa yang tidak kuat sehingga diharuskan (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan yang
untuk istirahat ke UKS. Pelayanan UKS sangat signifikan antara fungsi pengorganisasian
dirasakan belum optimal karena tenaga/petugas dengan cakupan keberhasilan program.
UKS adalah guru sehingga tidak sempat Pelaksanaan pengorganisasian UKS
dilaksanakan secara periodik. Perwakilan siswa dapat terlihat dari pembentukan tim pelaksana
OSIS yang turut mengelola UKS pun belum program, pembagian tugas dan kerjasama sesuai
maksimal dalam menjalankan UKS karena kemampuan tim, dan pendelegasian wewenang.
belum ada SOP yang berlaku. Pelayanan yang Berdasarkan hasil observasi, selama ini dalam
dilakukan masih sekedarnya bagi siswa yang melaksanakan program UKS secara otomatis
merasa kurang sehat (pusing, pingsan, dll.) saat dilakukan secara bersama-sama antara
atau setelah upacara bendera pada hari Senin. koordinator UKS, guru BK dan anggota UKS
Tujuan UKS SMP Negeri 2 Windusari (perwakilan OSIS). Karena sudah menjadi tugas
dijabarkan pada visi misi UKS sekolah. Visi dan tanggung jawab bersama, maka koordinator
UKS yaitu mewujudkan siswa-siswi SMP program UKS merasa tidak perlu lagi adanya
Negeri 2 Windusari yang sehat jasmani, rohani, pembagian tugas. Namun apabila ada
cerdas, dan peduli terhadap kesehatan di permasalahan maka akan diselesaikan secara
lingkungannya. Misi UKS SMP Negeri 2 bersama-sama. Sehingga dapat disimpulkan
Windusari yaitu 1) menjalani hidup sehat dan bahwa pelaksanaan pengorganisasian dalam hal
bersih secara mandiri; 2) Memiliki wawasan pembagian tugas belum berjalan maksimal
yang luas di bidang kesehatan. karena belum tersedia SOP (standar operasional
185
Fatmawati, Sutrisno, Hima, S. F. / Penerapan Fungsi Manajemen / HIGEIA 3 (2) (2019)
prosedur) serta petunjuk pelaksanaan teknis. pemeriksaan golongan darah dan PHBS
Menurut Normalasari (2017), 2 aspek utama (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Hal ini
dalam proses pengembangan organisasi adalah sudah rutin dilaksanakan 2 kali/tahun (6
pengelompokkan kegiatan kerja dan pembagian bulanan). Kegiatan dilaksanakan pada saat jeda
kerja, sehingga tujuan organisasi yang telah semester yaitu setelah penilaian tengah semester
ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan ganjil dan setelah penilaian akhir semester.
efisien. Dana pelaksanaan kegiatan sosialisasi berasal
Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian dari dana BOS dan dari bantuan puskesmas
terkait sumber daya pendukung program UKS setempat. Sedangkan untuk kegiatan
diketahui bahwa dalam fungsi pengorganisasian operasional UKS berasal dari dana BOS dan
anggaran UKS berasal dari dana BOS sebesar dana sukarela siswa.
Rp 500.000,-/tahun, dan dana tambahan dari Hasil penelitian oleh Isroyati (2015) dan
dana peduli pendidikan (diambil dari dana Abdullah (2007) menyatakan bahwa terdapat
sukarela siswa setiap hari Senin setelah kegiatan hubungan antara fungsi penggerakan atau
upacara bendera). Sedangkan sarana prasarana pelaksanaan program dengan ketercapaian
UKS disediakan oleh sekolah dan donatur yang target angka cakupan keberhasilan program
diperoleh secara insidental dimana semua UKS.
kebutuhan UKS diputuskan oleh kepala SMP Metode pelaksanaan kegiatan UKS SMP
Negeri 2 Windusari dan koordinator UKS. Negeri 2 Windusari terdiri dari: 1) Perencanaan
Metode pengorganisasian UKS dan evaluasi pelayanan UKS dilaksanakan
dilaksanakan dengan cara musyawarah mulai secara berkelanjutan, 2) Membuat proposal ke
dari pembentukan struktur organisasi sampai puskesmas agar diberikan kegiatan sosialisasi, 3)
dengan musyawarah terkait kegiatan yang Dilaksanakan kegiatan jumat bersih secara rutin
berkaitan dengan kesehatan. Musyawarah untuk menjaga kebersihan lingkungan ruang
dilaksanakan setiap awal tahun ajaran melalui kelas, WC, kamar mandi dan lingkungan sekitar
rapar pertemuan guru karyawan SMP Negeri 2 sekolah, 4) Kegiatan rujukan ke puskesmas jika
Windusari. Selanjutnya UKS SMP Negeri 2 keluhan siswa tidak dapat ditangani di sekolah,
Windusari juga bekerjasama dengan pihak 5) Keikutsertaan koordinator program UKS
puskesmas Windusari dalam pelaksanaan dalam kegiatan sosialisasi pengelolaan UKS di
kegiatan reproduksi remaja, anti narkoba, dan tingkat kecamatan maupun kabupaten, 6)
lingkungan sehat. Pengadaan P3K di UKS dan obat-obatan
Aspek yang perlu disoroti berikutnya ringan.
dalam fungsi manajamen adalah aspek Berdasarkan hasil observasi diketahui
pelaksanaan/penggerakan atau acting. Dalam bahwa pemberian motivasi kepada kelompok
pelaksanaan pemberian pelayanan UKS di SMP kerja, dan pemberian reward serta teguran
Negeri 2 Windusari koordinator UKS kepada kelompok kerja memang jarang
melakukan kerjasama dengan guru BK untuk dilakukan, karena menurut mereka sudah
menilai tumbuh kembang siswa meskipun guru menjadi tanggung jawab masing-masing pihak
BK tidak termasuk dalam struktur organisasi untuk menyelesaikan tugasnya sendiri sesuai
UKS. Hasil pengamatan pertumbuhan siswa dengan tugas yang telah ditetapkan. Pertemuan
yang telah dilakukan tersebut kemudian dicatat dengan kelompok kerja program UKS
dalam buku perkembangan diri siswa dan buku dilakukan hanya satu kali dalam setahun.
induk siswa. Meski demikian kegiatan ini Sehingga inisiatif dalam memberikan motivasi
dilakukan secara insidental. Kegiatan UKS agar kelompok kerja dapat melaksanakan tugas
selanjutnya berupa sosialisasi kesehatan dengan senang hati, agar mereka merasa
dilakukan dengan mengundang tenaga ahli dari dihargai, dan agar mereka dapat memberikan
puskesmas. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan ide untuk mencapai tujuan program jarang
meliputi kesehatan reproduksi remaja, terpikirkan.
186
Fatmawati, Sutrisno, Hima, S. F. / Penerapan Fungsi Manajemen / HIGEIA 3 (2) (2019)
187
Fatmawati, Sutrisno, Hima, S. F. / Penerapan Fungsi Manajemen / HIGEIA 3 (2) (2019)
Monitoring 4 tahun sekali yang dilakukan oleh Kerja Puskesmas Candilama Kota Semarang.
Tim Akreditasi Sekolah Provinsi Jawa Tengah Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2): 1–11.
dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Alita, R., & Ahyanti, M. (2013). Keberhasilan
Program Pemberian Makanan Tambahan
Kabupaten Magelang.
Pemulihan untuk Balita di Kota Bandar
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
Lampung. Jurnal Kesehatan, 4(1): 297–304.
hasil penelitian Alifah (2012) yang menyatakan Ambarwati, M. R., Rahayu, T. P., & Herlina, T.
bahwa dalam hasil kinerja semua pihak yang 2016. Fungsi Manajemen Puskesmas dalam
terlibat dinilai belum maksimal karena Program Pemberian ASI Eksklusif. Global
keterbatasan tenaga, sarana dan dana. Health Science Journal, 1(2): 75–82.
Anggari, D. W. 2017. Fungsi Manajemen Layanan
PENUTUP Khusus Kantin Sekolah di Smp Negeri 11
Surabaya (Studi Kasus). Inspirasi Manajemen
Pendidikan, 1(2):1-10.
Simpulan dari penelitian ini yaitu
Budiono, M. A., & Sulistyowati, M. 2013. Peran
pelaksanaan fungsi manajemen UKS di SMP
UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dalam
Negeri 2 Windusari sudah berjalan namun Penyampaian Informasi Kesehatan
belum optimal. Perencanaan yang dilakukan Reproduksi terhadap Siswa SMP Negeri X di
tidak berpedoman pada hasil rencana tindak Surabaya. Jurnal Promkes, 1(2): 184-191.
lanjut pada saat monitoring dan evaluasi. Diana, F. M., Susanti, F., & Irfan, A. 2013.
Pengorganisasian masih terpusat pada Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih
koordinator UKS karena belum terdapat SOP dan Sehat (PUBS) di SD Negeri 001 Tanjung
Balai Karimun. Jurnal Kesehatan Masyarakat
maupun tupoksi. Penggerakan sudah
Andalas, 8(1): 46-51.
dilaksanakan sesuai kebutuhan namun berjalan
Gomo, M. J., Umboh, J. M., & Pandelaki, A. J.
dengan optimal.
2013. Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan
Fungsi penilaian sudah berjalan sesuai Sehat (PHBS) Sekolah Pada Siswa Kelas
dengan panduan namun masih hanya sebatas Akselerasi di SMPN 8 Manado. Jurnal e-
pada pemantauan berjalan tidaknya program Biomedik, 1(1):503-505.
UKS di sekolah, sedangkan kualitas kinerja Gurning, F. P., & Daulay, A. J. (2017). Pembinaan
yang dilakukan belum pernah diukur ataupun di Puskesmas Terhadap Pelaksanaan Program
supervise secara langsung. Usaha Kesehatan Sekolah Di Wilayah Kerja
Saran yang dapat diberikan bagi peneliti Puskesmas Padang Matinggi Kota
Padangsidimpuan. JUMANTIK (Jurnal Ilmiah
selanjutnya yang akan melakukan penelitian
Penelitian Kesehatan), 3(1): 65-71.
sejenis di tempat lain mengenai UKS, sebaiknya
Habibi, H., Nurdiyanah, N., Surahmawati, S., &
menambahkan indikator-indikator lain yang Chaerunnisa, N. 2017. Gambaran
belum diteliti dalam penelitian ini. Selain itu, Pengelolaan Pelayanan Kesehatan
dapat melakukan penelitian dengan metode Berdasarkan Fungsi Manajemen Pada
kuantitatif untuk mengetahui secara menyeluruh Program Pengendalian Penyakit Menular
tentang faktor-faktor terkait pelaksanaan UKS. (P2M) di Puskesmas Tamangapa Makassar
Tahun 2016. Al-Sihah: The Public Health Science
Journal, 9(1):43-54.
DAFTAR PUSTAKA
Irawati, E. 2011. Gambaran Karakteristik Keluarga
Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Abdullah, F., Murwidi, I. C., & Dabi, R. D. 2017.
(PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga di
Manajemen Pelaksana Program Stimulasi
Desa Karangasem Wilayah Kerja Puskesmas
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Tanon II Sragen. Gaster| Jurnal Ilmu
Kembang (SDIDTK) Terhadap Cakupan
Kesehatan, 8(2): 741-749.
Balita dan Anak Prasekolah di Wilayah Kerja
Isroyati, S., Suwitri, S., & Patria Djati, S. 2015.
Puskesmas Kota Ternate 2016. Jurnal LINK,
Hubungan Fungsi Manajemen Program P2
13(1): 20–31.
ISPA dengan Ketercapaian Target Angka
Alifah, N. 2012. Analisis Sistem Manajemen
Cakupan Pneumonia Balita di Puskesmas
Program Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
188
Fatmawati, Sutrisno, Hima, S. F. / Penerapan Fungsi Manajemen / HIGEIA 3 (2) (2019)
Kota Semarang. Jurnal Manajemen Kesehatan Ramawati, D., & Purnawan, I. 2007. Pelaksanaan
Indonesia, 3(3): 179–185. Trias Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah
Kemenkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Menengah Pertama di Wilayah Kecamatan
Republik Indonesia No. Purwokerto Kabupaten Banyumas. Jurnal
2269/Menkes/Per/X/2011 tentang pedoman Keperawatan Soedirman, 2(2): 95-101.
penyelenggaraan PHBS di berbagai tatanan. Rorimpandey, H. M., Rattu, A. J. M., & Tumuraang,
Jakarta: Kemenkes RI. M. N. 2015. Faktor-Faktor Yang
Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun Berhubungan Dengan Perilaku Hidup Bersih
2016. Jakarta: Kemenkes RI. Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa Di SMP
Koem, Z. A. 2015. Hubungan Antara Pengetahuan Negeri 2 Tompaso. Tumou Tou, 1(2): 29-36.
dan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Samsuni, S. 2017. Manajemen sumber daya
Sehat (PHBS) pada Pelajar di SD Inpres manusia. Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan
Sukur Kecamatan Airmadidi Kabupaten Kemasyarakatan, 17(1): 113-124.
Minahasa Utara. PHARMACON, 4(4): 290- Sari, I. P. T. P. 2013. Pendidikan Kesehatan Sekolah
294. sebagai Proses Perubahan Perilaku
Normalasari, Evi., & Mardiana. 2017. Evaluasi Siswa. Jurnal Pendididkan Jasmani
Program Konseling Menyusui di Puskesmas Indonesia, 9(2): 141-147.
Klikiran Kabupaten Brebes. HIGEIA (Journal Sitepu, H., Ratag, G. A., & Siagian, I. T. 2015. Peran
of Public Health Research and Development), 1 (1): Serta Masyarakat Sekolah Dalam
52-58. Pelaksanaan Progam Usaha Kesehatan
Nurjannah, A. 2012. Personal Hygiene Siswa Sekolah Di SMP Negeri 1 Manado. Jurnal e-
Sekolah Dasar Negeri Jatinangor. Student e- Biomedik, 3(3): 798-804.
Journal, 1(1): 1-14. Sulastri, K., & IN, P. 2013. Hubungan tingkat
Pemerintah RI. 2009. Undang- Undang Nomor 36 pengetahuan dengan perilaku anak sekolah
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: tentang hidup bersih dan sehat di sekolah
Pemerintah RI. dasar negeri wilayah Puskesmas Selemadeg
Timur II. J Kesehat Lingkung, 4(1): 99-106.
189