Anda di halaman 1dari 12

Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang

Vol. 6 No. 1 Tahun 2021


p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) UNTUK
MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS) SISWA SEKOLAH DASAR
Siti Aminah1, Elang Wibisana2, Yayah Huliatunisa3, Ina Magdalena4
1,3,4PGSD-UMT, 2 FIKes-UMT, yhuliatunisa13@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL: ABSTRAK

Riwayat Artikel:
Tanggal di Publikasi: Juni 2021 Kurangnya pemahaman, minat terhadap usaha kesehatan sekolah (UKS),
Kata kunci: serta rendahnya tingkat kesadaran siswa di SDN Pinang 4 Kota Tangerang
dalam praktik baik perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
UKS (Usaha
melatarbelakangi pentingnya penelitian ini dilakukan. Sehingga perlu dikaji
Kesehatan bagaimana pemahaman, minat dan kesadaran siswa dapat meningkat
Sekolah) terhadap UKS, sehingga dapat menerapkan PHBS. Metode penelitian
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan kualitatif ini, menggunakan teknik pengumpulan data selain observasi
Sehat) mendalam dan dokumentasi, juga melalui wawancara terhadap kepala
sekolah, pembina UKS, wali kelas, dan dua siswa. Data hasil penelitian
yang diperoleh, dianalisis secara kualitatif deskriptif, dengan tiga alur yang
dilakukan secara bersamaan yakni; reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan menggunakan teori Miles dan Huberman.
Triangulasi sumber dan triangulasi teknik dipilih sebagai uji keabsahan
data. Hasil penelitian ditemukan: UKS tidak menjadi mata pelajaran
terjadwal disekolah, tidak lengkapnya sarana prasarana penunjang, proses
penerapan PHBS hanya cukup melalui contoh baik yang dilakukan guru,
guru tidak dibekali cukup pelatihan tentang praktik baik PHBS sesuai
dengan kaidah/pedoman UKS. Hal ini berdampak pada kurangnya minat
siswa terhadap pembelajaran UKS dan pemahaman siswa terhadap UKS,
hingga rendahnya kesadaran siswa SDN Pinang 4 Kota Tangerang dalam
praktik baik PHBS sesuai kaidah/pedoman UKS.

18
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol No Tahun
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
dicapai dalam rangka pelaksanaan
PENDAHULUAN berbagai kesehatan
Salah satu upaya strategis untuk
4. Masyarakat sehat untuk masa
meningkatkan kualitas manusia
mendatang ditentukan terutama oleh
Indonesia adalah melalui pendidikan dan
pengertian sikap dan kebiasaan hidup
kesehatan, sehingga upaya ini paling
sehat yang dimiliki oleh anak generasi
tepat dilakukan melalui institusi
sekarang
pendidikan. Sitepu, dkk (2015:798)
5. Disamping itu sekolah dipandang
dalam (Hidayat, 2020).
sebagai lembaga yang dengan sengaja
Kesehatan menjadi penting untuk
dihidupkan untuk mempertinggi
dimiliki setiap orang agar dapat
derajat masyarakat dengan segala
melakukan aktifitas. Kesadaran akan
seginya dan guru sebagai tenaga
pentingnya kesehatan perlu ditanamkan
penggeraknya.
sedini mungkin pada anak sekolah.
Anak sekolah merupakan generasi
Pemerintah memiliki peran dalam
penerus bangsa yang perlu dijaga,
mengupayakan kesehatan bagi anak
ditingkatkan, dan dilindungi
sehingga dapat tercipta masyarakat sehat,
kesehatannya. Jumlah usia sekolah yang
salah satunya pada masyarakat sekolah,
cukup besar yaitu 30% dari jumlah
melalui program promosi kesehatan
penduduk Indonesia merupakan masa
sekolah atau health promoting school
keemasan untuk menanamkan PHBS,
(HPS) yang dilakukan dalam UKS. UKS
anak sekolah dianggap berpotensi menjadi
mengupayakan kesehatan melalui
agen perubahan dalam mempromosikan
pemeliharaan, pelayanan, dan
PHBS dilingkungan sekolah, keluarga,
pendidikan. UKS bertujuan membentuk
maupun masyarakat (Atikah P. dan Eni R.,
kebiasaan PHBS sedini mungkin pada
2012 : 22) dalam (Raharjo & KM, 2014).
anak serta memberikan pengaruh
terhadap lingkungannya (Fauziah et al., Lingkungan sekolah sehat tentu
2014). sangat mendukung dalam pencapaian
tujuan pendidikan. Untuk mencapai
Alatas (2002) dalam L. Apriani
tujuan tersebut, maka tiga pelaksanaan
(2016) dalam (Huliatunisa, 2020) UKS
program pokok UKS yaitu pendidikan
menjadi penting diadakan dinegara kita
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
mengingat beberapa hal berikut ini:
pembinaan lingkungan sekolah sehat,
1. Anak golongan umur sekolah (6-18
perlu didorong dan dimasyarakatkan agar
tahun) merupakan masyarakat yang
semua pihak dapat memahami, serta
jumlahnya besar, dan sebagian di
mendukung program UKS di sekolah, dan
antara mereka telah dapat tertampung
madrasah (Candrawati & Widiani, 2015).
di sekolah
Program UKS merupakan salah
2. Anak di dalam golongan ini masih
satu upaya pemerintah meningkatkan
dalam taraf pertumbuhan dan
derajat kesehatan masyarakat, salah
perkembangan, hingga masih mudah
satunya derajat kesehatan masyarakat
dibimbing, dibina untuk menanamkan
dilingkungan sekolah. Upaya mendukung
kebiasaan hidup sehat sehari-hari,
terbentuknya peserta didik yang sehat,
dengan harapan mereka dapat
salah satu indikator yang direalisasikan
meneruskan kebiasaan sehat ini dan
sekolah adalah mengaktifkan program
juga dapat mempengaruhi lingkungan
UKS yang dapat mengoptimalkan prestasi
hidupnya
serta potensi peserta didik dalam belajar
3. Anak sekolah merupakan masyarakat (Nurhayu et al., 2018).
besar yang berkumpul hingga mudah
19
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol No Tahun
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
UKS merupakan upaya terpadu sehat di lingkungan sekolah, dan secara
lintas program, serta lintas sektor dalam khusus bertujuan agar prestasi belajar
upaya meningkatkan kemampuan hidup peserta didik meningkat serta mutu
sehat, dan bersih bagi peserta didik, serta pendidikan menjadi semakin baik. UKS
seluruh warga sekolah (Depkes RI, 2011) juga sebagai upaya sekolah agar peserta
dalam (Hidayat, 2020). didik memiliki pengetahuan, sikap, dan
UKS merupakan sebuah upaya keterampilan untuk melaksanakan prinsip
proses pembinaan dan pengembangan, hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di
bagaimana cara hidup sehat yang dalam upaya peningkatan kesehatan
dilakukan melalui kebiasaan terprogram (Huliatunisa, 2020).
dalam pendidikan, layanan kesehatan di UKS dilaksanakan sebagai upaya
sekolah, dan perguruan tinggi untuk meningkatkan kemampuan hidup
(Kasimbara, 2019). sehat siswa di lingkungan hidupnya yang
Dolores dan Habibie, (2016, p42) sehat, sehingga siswa mampu belajar,
dalam (Apriani & Gazali, 2018) tumbuh, dan berkembang secara
menyatakan UKS sebagai sebuah harmonis, dan seoptimal mungkin
wahana pelayanan, pendidikan, dan berkualitas menjadi sumber daya manusia.
pembinaan Kesehatan, yang ada di Sebagai tempat berlangsungnya
lingkungan sekolah. Pembinaan dan Pendidikan formal, program UKS harus
pengembangan UKS tersebut, dilaksanakan sekolah. Program tersebut
merupakan sebuah upaya untuk mencakup: pendidikan kesehatan,
meningkatkan derajat Kesehatan, yang pelayanan kesehatan, dan lingkungan
ditujukan kepada peserta didik (usia sekolah sehat, melalui kegiatan 7K yakni:
sekolah), serta merupakan bentuk usaha kesehatan, kebersihan, keindahan,
dalam upaya meningkatkan kualitas fisik kenyamanan, ketertiban, keamanan, dan
manusia secara umum. kerindangan (Anwar et al., 2019).
Tujuan UKS dimaknai sebagai Secara langsung, UKS bermanfaat
upaya meningkatkan mutu Pendidikan, terhadap peningkatan kesehatan siswa,
dan prestasi belajar peserta didik, melalui dan siswa berperan besar dalam program
peningkatan perilaku hidup bersih peningkatan derajat kesehatan secara
jasmani dan rohani, sehingga anak didik lebih luas dengan sukses. Karenanya,
diharapkan dapat tumbuh berkembang UKS dalam hal ini dapat dijadikan sebagai
secara harmonis, dan optimal seiring wadah untuk terlaksananya berbagai
dengan kemandiriannya dalam program kesehatan, meliputi: kesehatan
beraktifitas, sampai pada akhirnya anak dan ibu, gizi, pemberantasan
menjadi manusia yang berkualitas penyakit menular (P2M), kesehatan
(Candrawati, 2015:16) dalam (Hidayat, lingkungan, pengobatan, dan promosi
2020). Sehingga, untuk mewujudkan kesehatan (Apriani & Gazali, 2018).
program usaha kesehatan sekolah, Upaya untuk meningkatkan
sumber daya manusia yang berkualitas, kemampuan hidup sehat, dan derajat
dan memiliki suatu pengetahuan, kesehatan siswa, sedini mungkin dapat
menjadi aspek penting yang harus dimulai dari menanamkan prinsip hidup
diperhatikan. sehat, karena dalam program UKS,
UKS mempunyai tujuan cakupan pendidikan kesehatan
membentuk pribadi peserta didik dengan diantaranya adalah dapat memelihara
mandiri, dan bertanggung jawab dalam PHBS di lingkungan sekolah, pelayanan
melaksanakan budaya hidup bersih dan kesehatan, dan pembinaan sekolah yang
sehat (Yarnita et al., 2018).
20
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol No Tahun
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
Masih rendahnya upaya untuk makanan sehat, (e) mencuci tangan
menumbuhkan kesadaran hidup bersih menggunakan sabun, dan air bersih
dan sehat kepada siswa, akhirnya sebelum makan, (f) menggosok gigi, (g)
memberi dampak rendahnya membersihkan kuku dan rambut, (h)
pengetahuan siswa terhadap tata cara menggunakan jamban di sekolah, (i)
benar dalam memelihara Kesehatan menjaga kebersihan jamban di sekolah, (j)
pribadi, dan lingkunganya (Zubaidah et menggunakan pakaian yang bersih, (k)
al., 2017). menggunakan sepatu dan kaus kaki yang
Hal ini sejalan dengan hasil bersih, (l) membuang sampah pada
penelitian teguh dalam (Zubaidah et al., tempatnya, (m) membersihkan ruangan
2017) bahwa masih ada siswa yang kelas dan lingkungan sekolah, (n)
menderita penyakit kulit, membiarkan membiasakan hidup bersih di rumah, (o)
rambut dan kuku memanjang tidak mengikuti kegiatan olah raga dan aktivitas
terawat, menderita gigi berlubang, fisik secara teratur (Soekamto, 2002)
kurang bersih dan rapi dalam berpakaian, dalam (Rahmat et al., 2015).
kurang serius dalam melaksanakan Undang-undang nomor 17 tahun
senam setiap jumat pagi, sering 2007 tentang rencana pembangunan
membuang sampah sembarangan, jajan jangka panjang nasional (RPJP-N) tahun
sembarangan, dan tidak memperhatikan 2005-2025 untuk bidang Kesehatan
kebersihan jajanan. Hasil penelitian dijabarkan (RPJP-K) tahun 2005-2025
tersebut juga dikuatkan dengan yang berisi visi dalam Indonesia sehat
penelitian (Diana et al., 2013) bahwa 2025. Menurut data profil kesehatan
pelaksanaan program PHBS yang masih Indonesia tahun 2009 menyebutkan
rendah dapat berakibat pada kualitas bahwa, sarana yang telah dibina kesehatan
lingkungan sekolah yang rendah dan lingkungan baru mencapai 64,41%, yang
masih tingginya angka penyakit yang meliputi: institusi pendidikan (67,52%),
menyerang anak usia sekolah. tempat kerja (59,15%), tempat ibadah
Masalah kesehatan yang sering (58,84%), fasilitas kesehatan (77,02%),
timbul pada usia anak sekolah yaitu dan sarana lain (62,26%). Hal ini
gangguan perilaku, gangguan mengindikasikan bahwa pembinaan
perkembangan fisiologis hingga PHBS di tatanan-tatanan selain institusi
gangguan dalam belajar, serta masalah pendidikan, yaitu di tatanan rumah tangga,
kesehatan umum. Meskipun berbagai tatanan tempat kerja, tatanan tempat
macam masalah yang muncul pada anak umum dan tatanan fasilitas kesehatan juga
usia sekolah, namun masalah yang masih belum berjalan sebagaimana
biasanya terjadi yaitu masalah kesehatan mestinya. PHBS di tatanan lingkungan
umum, seperti; kebersihan perorangan sekolah merupakan upaya untuk
dan lingkungan, bagaimana menyikat memperdayakan siswa, guru, serta
gigi yang baik dan benar, kebersihan diri, masyarakat lingkungan sekolah agar tahu,
kebiasaan cuci tangan menggunakan mau, dan mampu menerapkan PHBS di
sabun, membersihkan kuku, dan rambut tatanan pendidikan, dalam 8 indikator
(Rahmat et al., 2015). yaitu: mencuci tangan menggunakan air
Beberapa kegiatan PHBS anak mengalir dan memakai sabun,
usia sekolah dasar yang sangat erat mengkonsumsi jajanan sehat di kantin
kaitannya dengan aktivitas belajar, sekolah, menggunakan jamban bersih dan
seperti: (a) sarapan sebelum sekolah, (b) sehat, olahraga teratur dan terukur,
makan yang teratur, (c) jajan di memberantas jentik nyamuk, tidak
kantin/warung yang bersih, (d) makan merokok di sekolah, menimbang berat
21
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol No Tahun
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
badan dan mengukur tinggi badan setiap et al., n.d.) mengutip pandangan klasik
6 bulan, membuang sampah di tempat Hendrik L. Blum yang menyatakan bahwa
yang telah disediakan (Notoatmodjo S, derajat kesehatan suatu masyarakat
2010) dalam (Suryani, 2017). dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:
Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, perilaku, pelayanan
peserta didik, sekolah diharapkan mampu kesehatan, serta genetik. Indikasinya
menanamkan sikap dan penerapan PHBS dapat dilihat bahwa terdapat hubungan
kepada peserta didik. PHBS saling mempengaruhi antara satu faktor
dilingkungan sekolah mempunyai 8 dengan faktor lain untuk mencapai misi
indikator, yaitu mencuci tangan peningkatan derajat kesehatan. Teori
menggunakan air mengalir dan memakai Blum menitik beratkan terhadap faktor
sabun, mengkonsumsi jajanan sehat perilaku sebagai faktor utama dalam misi
dikantin sekolah, menggunakan fasilitas peningkatan derajat kesehatan, hal ini
jamban bersih dan sehat, melaksanakan didasarkan terhadap anggapan melalui
olahraga secara teratur, memberantas perubahan perilaku maka misi
jentik nyamuk di sekolah, tidak merokok peningkatan derajat kesehatan dapat
dilingkungan sekolah, mengukur berat tercapai. Perilaku merupakan sasaran
badan, mengukur tinggi badan, serta utama yang memiliki 3 bagian, yakni
membuang sampah di tempat yang pengetahuan (knowledge), sikap
tersedia (Lina, 2016). (attitude), dan praktik/tindakan (practice).
Kedelapan indikator ini harus Departemen Kesehatan RI (2007),
dilakukan dengan baik agar tercipta PHBS adalah semua perilaku kesehatan
perilaku sehat dilingkungan sekolah. yang dilakukan atas kesadaran, sehingga
Upaya-upaya pelaksanaan UKS anggota keluarga atau keluarga dapat
bertujuan mencapai kemampuan hidup menolong dirinya sendiri di bidang
sehat agar siswa dapat tumbuh dan kesehatan, dapat berperan aktif dalam
berkembang baik fisik maupun mental kegiatan-kegiatan kesehatan, serta
secara wajar. Menurut teori Green dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.
Sarwono dalam (Limbu et al., 2012) Pembinaan lingkungan sekolah sehat
menyatakan bahwa keluarga dan orang memungkinkan siswa dapat mencapai
tua berperan terhadap pelaksanaan UKS derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dan praktik PHBS anak usia sekolah. untuk mencapai proses belajar maksimal
Orang tua dalam hal ini guru sebagai (Kemendikbud, 2012). Sekolah sehat
contoh teladan dan mampu memberikan harus memiliki lingkungan yang
pemahaman kepada peserta didik tentang mendukung pembelajaran. Program ini
pentingnya berperilaku hidup sehat dan menekankan pada aspek lingkungan yang
bersih. meliputi lingkungan fisik dan non fisik
Pola hidup sehat mengarah pada (Kemendikbud, 2012) dalam (Aulina &
gembaran perilaku sehat individu yang Astutik, 2018).
berupa tindakan yang mencerminkan PHBS merupakan salah satu upaya
usaha pemerolehan derajat kesehatan preventif (pencegahan terhadap suatu
yang optimal, baik berupa usaha penyakit atau masalah kesehatan) dan
meningkatkan ataupun mempertahankan promotof (peningkatan derajat kesehatan
(Rosso, 2019) dalam (Bur & Septiyanti, pada seseorang, sehingga dapat dikatakan
2020). sebagai pilar Indonesia sehat (Julianti et
Sejalan dengan hal diatas, al., 2018).
(Nurhasanah, 2012) dalam (Huliatunisa PHBS adalah perilaku-perilaku
atau kegiatan yang berkaitan dengan
22
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol No Tahun
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
upaya mempertahankan dan 5. Pemantauan dan atau evaluasi
meningkatkan kesehatan (Resmana et al., Proses melakukan pemantauan dan
2017). atau evaluasi, yang dilakukan secara
PHBS merupakan sekumpulan periodik berkenaan dengan kebijakan
perilaku yang pada pelaksanaannya yang telah dilaksanakan. Meminta
dipraktikkan berdasarkan kesadaran pendapat kelompok kerja PHBS di
individu sebagai upaya mencegah sekolah, dan melakukan kajian
permasalahan dalam kesehatan. PHBS terhadap masalah yang ditemukan.
dipraktikkan atas kesadaran sebagai hasil Memutuskan apakah perlu
pembelajaran, menjadikan seseorang penyesuaian terhadap kebijakan.
atau keluarga mampu menolong dirinya Beberapa faktor disinyalir dapat
sendiri di bidang kesehatan, dan berperan mempengaruhi PHBS tidak terlaksana di
aktif untuk mewujudkan kesehatan sekolah: guru kurang berperan aktif dalam
masyarakatnya (Nasiatin & Hadi, 2019). pelayanan kesehatan, terutama dalam
Penerapan PHBS di sekolah upaya mengajarkan tentang bagaimana
menurut Sya’roni (2007) dalam menerapkan PHBS dalam lingkungan
(Nurmahmudah et al., 2018), antara lain: sekolah, karena selama ini guru yang
1. Menanamkan nilai-nilai untuk ber- menangani tentang kesehatan yaitu guru
PHBS kepada siswa sesuai dengan olahraga, sehingga terbatas dalam
kurikulum yang berlaku (kurikuler) pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi
2. Menanamkan nilai-nilai untuk ber- siswa. Sikap yang dimiliki oleh sekolah
PHBS kepada siswa yang dilakukan di terhadap pemeliharaan kesehatan terlihat
luar jam pelajaran biasa belum secara baik menerapkan PHBS,
(ekstrakulikuler): seperti masih terdapat siswa membuang
a. Kerja bakti dan lomba kebersihan sampah tidak pada tempatnya, kurangnya
kelas kesadaran untuk membersihkan jamban
b. Aktivitas kader Kesehatan yang tersedia, dan kurangnya kesadaran
sekolah/dokter cilik siswa untuk menjaga kebersihan diri
c. Pemeriksaan jentik nyamuk di sendiri maupun lingkungan. Demikian
sekolah juga berkaitan dengan fasilitas atau sarana
d. Pemeliharaan jamban sekolah dan prasarana sekolah yang erat kaitannya
e. Demontrasi/Gerakan mencuci dengan PHBS siswa (Rorimpandei, 2013)
tangan dan menggosok gigi yang dalam (Suryani, 2017). Sarana prasarana
baik serta benar atau fasilitas yang baik, diyakini
f. Pembudayaan olahraga yang berpengaruh positif bagi kebersihan dan
tertaur dan terukur kesehatan siswa. Ada berbagai masalah
g. Pemeriksaan rutin kebersihan: fasilitas kesehatan yang kurang
kuku, rambut, telinga, gigi mendukung dalam penerapan hidup bersih
3. Membimbing hidup bersih dan sehat dan sehat, seperti terdapat fasilitas jamban
melalui konseling siswa dua ruangan, akan tetapi baunya
4. Kegiatan penyuluhan dan latihan tercium tidak sedap, hal ini
keterampilan dengan melibatkan mengindikasikan kebersihannya yang
peran aktif siswa, guru, orangtua, tidak terjamin, tidak terdapat air mengalir
antara lain melalui penyuluhan yang digunakan untuk mencuci tangan,
kelompok, pemutaran kaset radio atau sehingga berdampak pada terganggunya
film, penempatan media poster, kesehatan siswa, dan menyebabkan
penyebaran leaflet dan membuat adanya siswa yang terkena penyakit
majalah dinding seperti demam berdarah dan diare.
23
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol No Tahun
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
Disekolah terdapat UKS tetapi belum PHBS menjadi lebih jelas dan bermakna,
berjalan maksimal (Rorimpandei, 2013) melalui observasi, dokumentasi, dan
dalam (Suryani, 2017). wawancara kepada 1 kepala sekolah, 1
Berikut beberapa penelitian guru Pembina UKS, 1 Guru kelas dan 2
terdahulu yang mendasari pentingnya siswa.
penelitian ini dilakukan, seperti: Penelitian ini dilakukan di SDN
Semakin baik hasil pelaksanaan Pinang 4 Kota Tangerang, dengan teknik
pada program UKS di sekolah, maka Analisa data menggunakan teori Miles
PHBS siswa-pun akan menjadi lebih baik dan Huberman, meliputi langkah:
(Candrawati & Widiani, 2015). 1. Mereduksi data, yakni kegiatan
Penelitian kesehatan nasional merangkum, memilah bagian-bagian
dalam (Susanto et al., 2016) menyatakan mana yang pokok, mem-fokuskan
bahwa pada tahun 2013 hanya terdapat kepada hal-hal yang cenderung
32,3% dari data jumlah penduduk yang dianggap penting, mencari tema dan
telah mencapai PHBS. Hal ini pola dengan membuang hal-hal yang
menunjukkan masih rendahnya dianggap tidak perlu.
penerapan PHBS di Indonesia. 2. Menyajikan data, merupakan cara
Ahmad Kholid (2015) dalam peneliti untuk mempermudah
(Huliatunisa et al., n.d.) mengemukakan memahami apa yang sebenarnya
bahwa berdasarkan beberapa hasil studi, terjadi, sehingga perencanaan
termasuk yang dilakukan oleh WHO, berikutnya dilakukan dengan
terungkap bahwa meskipun pengetahuan mendasarkan terhadap apa-apa yang
masyarakat tentang kesehatan telah telah dipahami tersebut.
tinggi, namun pada praktik atau 3. Menarik kesimpulan sebagai bentuk
tindakannya tentang kesehatan masih verifikasi. Meskipun bersifat
rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa sementara dan dimungkinkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan adanya perubahan jika tidak
tentang kesehatan tidak sepenuhnya ditemukan bukti-bukti kuat dan
diimbangi dengan tindakan atau mendukung pada tahap proses
praktiknya. pengumpulan data. Namun, jika data
Pelaksanaan UKS merupakan yang didapat didukung dengan bukti
ujung tombak pemberdayaan kuat dan konsisten pada saat peneliti
dilingkungan sekolah agar ber-PHBS. kembali untuk mengumpulkan data
UKS dapat meningkatkan derajat kelapangan, maka kesimpulan yang
kesehatan serta membentuk PHBS diambil tersebut dapat dianggap
peserta didik (Hidayat, 2020). kredibel dan valid serta dianggap
dapat menjawab semua rumusan
masalah.
METODE PENELITIAN
Triangulasi dipilih sebagai teknik
Penelitian kualitatif deksriptif ini
pemeriksaan keabsahan data, yakni
mengkaji dan mengungkapkan suatu
proses kegiatan pengecekan data yang
makna atau realitas, yang mana
diambil dari berbagai sumber melalui
dilakukan pada objek yang berkembang
berbagai cara, seperti:
apa adanya, dan tidak ada intervensi
yang mempengaruhi dinamika hasil 1. Triangulasi Sumber
yang diperoleh. Peran peneliti dalam hal Kegiatannya bermaksud untuk
ini menganalisis, mengkonstruksi situasi menguji kredibilitas data dengan
sosial yang diteliti yakni UKS dan melakukan pengecekan data yang
24
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol No Tahun
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
telah diperoleh melalui beberapa Menumbuhkan 2. Semangat
UKS 3. Usaha yang
sumber. Data yang diperoleh dari dilakukan
ketiga teknik pengambilan Siswa Pengetahuan 1. Pengertian UKS
tentang UKS dan & PHBS
selanjutnya dideskripsikan, PHBS 2. Tujuan UKS &
PHBS
dikategorikan, untuk mencari mana Mengunjungi Waktu
pandangan yang sama, berbeda, dan ruang UKS mengunjungi
ruang UKS
mana yang spesifik. Kegiatan diruang Kegiatan yang
2. Triangulasi Teknik UKS biasa dilakukan
Ketika diruang
Kegiatannya bermaksud menguji UKS
kredibilitas data melalui cara Ditemukan beberapa hal berikut ini:
mengecek data kepada sumber yang 1. Pelaksanaan UKS dalam
sama dengan teknik yang berbeda. mendukung PHBS.
Hasil wawancara di cek dengan Sumber informasi mengetahui dan
dokumentasi atau observasi. memahami tujuan, manfaat
Kegiatan ini bermaksud untuk diadakannya UKS di sekolah.
memastikan data mana yang Kepala sekolah: “tujuan dari UKS
dianggap benar meskipun dari sudut adalah untuk meningkatkan
pandang yang berbeda. pengetahuan serta kemampuan
hidup sehat siswa, yang bermitra
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan puskesman setempat”
Deskripsi berkenaan dengan hasil sejalan dengan pendapat Guru
dan pembahasan penelitian UKS untuk “agar para siswa terbiasa
meningkatkan PHBS pada siswa SDN melakukan PHBS sehingga
Pinang 4 Kota Tangerang, didasarkan diterapkan pula dalam kehidupan
pada hasil observasi, dikuatkan dengan sehari-hari” dan Siswa: “tempat
dokumen yang ditemukan, serta pertolongan pertama siswa yang
dihimpun dalam beberapa instrument sedang sakit”.
yang telah dilakukan expert judgment, Meskipun UKS tidak menjadi mata
mencakup indikator: pelajaran terjadwal, namun guru
mempunyai peran dalam
Tabel. 1 memberikan pemahaman tentang
Indikator Penelitian pentingnya UKS.
Sumber Fokus Indikator Pembina UKS: “karena UKS tidak
Informasi masuk dalam pembelajaran, maka
Kepala Program UKS 1. Tujuan UKS
Sekolah dalam mendukung 2. Manfaat UKS dari itu guru juga sangat berperan.
PHBS 3. Kemitraan Jadi setiap KBM sedikit-demi sedikit
Guru Program UKS 1. Jenis kegiatan
Pembina dalam mendukung 2. Peraturan guru memberi penjelasan tentang
UKS PHBS 3.
4.
Pelaksanaan
Evaluasi
kesehatan sekolah...” “disekolah
Upaya semua warga sekolah selalu
Menumbuhkan
minat untuk
menerapkan PHBS, karena apa
memahami UKS yang dilihat dari guru akan dilihat
Guru Tujuan 1. Tujuan UKS
Wali Kelas 2. Tujuan dari oleh siswa”.
PHBS Berdasarkan hasil observasi
Kendala Faktor pendukung
& penghambat menunjukkan bahwa minat siswa
pelaksanaan UKS sangat rendah, terlihat dalam data
Solusi Usaha yang
dilakukan dalam kunjungan siswa di ruang UKS,
meminimalisir
kendala
meskipun siswa mengatakan pernah
Upaya 1. Rasa ingin tahu mengunjungi UKS pada waktu
25
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol No Tahun
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
mengantar teman yang sakit, mencuci tangan…”
mengecek stok obat pada saat ekstra 2. Upaya/solusi menghadapi kendala
kulikuler dan piket, atau di perintah dalam memahami pembelajaran
guru untuk membersihkan ruang UKS dan bagaimana upaya untuk
UKS. menumbuhkan PHBS.
Siswa: “pernah…pada saat ekskul Temuan hasil observasi jika terdapat
dan piket diruang UKS”, masalah atau kendala, guru bersama
“pernah...pada saat merasakan kepala sekolah memberikan
sakit dan mengantar teman yang penjelasan yang menyenangkan dan
sedang sakit”, membersihkan, pemahaman kepada siswa tentang
merapikan ruang UKS, serta pentingnya UKS, saling bertukar
melaporkan jika terdapat obat- pendapat dan adanya proses kajian
obatan yang sudah habis”. mendalam terhadap masalah-
Hasil observasi terhadap masalah yang ditemukan,
implementasi PHBS, siswa hanya selanjutnya memutuskan dan
melihat contoh/meniru apa yang menyesuaikan terhadap kebijakan
dilakukan guru, di tegur jika keliru, yang dilakukan bersama. Hal ini
mengadakan kegiatan rutin jum’at dilakukan meskipun tidak ada
bersih bersama seluruh warga pelatihan dan pembekalan bagi guru
sekolah dengan membersihkan dalam menghadapi proses
lingkungan sekolah. guru tidak penyelesaian masalah yang
menggunakan strategi khusus berkenaan dengan UKS. Sehingga
dalam pelaksanaan kegiatan UKS. upaya guru dalam menumbuhkan
Kegiatan evaluasi dilakukan secara budaya PHSB hanya memberikan
periodik meskipun sekolah belum contoh baik agar dapat ditiru dan
memberikan fasilitas UKS yang dijadikan kebiasaan sehari-hari
lengkap. tanpa mengacu dan sesuai dengan
Guru: “tidak ada strategi khusus pedoman dan kaidah UKS.
yang digunakan dalam Guru: “meminta pendapat dan
pelaksanaan kegiatan”. melakukan kajian mendalam
Kepala Sekolah: “meskipun ruang terhadap beberapa masalah yang
UKS memiliki keterbatasan…”, ditemukan, selanjutnya memutuskan
Guru: “kurang lengkapnya sarana, apakah perlu penyesuaian terhadap
yang disediakan”. kebijakan tersebut”.
Guru menyatakan bahwa faktor Guru: “selalu memberi penjelasan
yang menjadi pendukung untuk atau pemahaman kepada siswa,
kegiatan UKS adalah: tentang pentingnya UKS”, lebih
“terdapatnya prasarana UKS serta lanjut Guru mengatakan “memberi
pembinanya”. penjelasan yang menyenangkan
Guru: “melakukan kegiatan agar siswa mau menyimak, dan
evaluasi yang dilakukan secara selalu memberikan contoh yang baik
periodik terkait kebijakan yang agar ditiru dan dijadikan kebiasaan
telah dilaksanakan”. sehari-hari”.
Guru: “memberlakukan kegiatan Kendala yang dihadapi seperti:
rutin jum’at bersih, dimana semua Guru: “kurang antusiasnya siswa
warga sekolah membersihkan terhadap suatu kegiatan, dan
lingkungan”, guru mengecek kurangnya kesadaran siswa,
pakaian, kuku, dan meminta meskipun sudah mengetahuinya,
26
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol No Tahun
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
padahal selalu mengingatkan dan Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada
mengajak siswa-siswa, bahkan Masyarakat, 2(1), 47–52.
sudah diberikan pemahaman dan Candrawati, E., & Widiani, E. (2015).
Pelaksanaan Program UKS dengan
contoh yang berbeda-beda”.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Siswa Sekolah Dasar di
KESIMPULAN DAN SARAN Kecamatan Kedung Kandang Kota
Penelitian ini menghasilkan Malang. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu
kesimpulan: karena pembelajaran UKS Kesehatan, 3(1), 15–23.
tidak menjadi mata pelajaran terjadwal Diana, F. M., Susanti, F., & Irfan, A.
disekolah, tidak lengkapnya sarana (2013). Pelaksanaan Program
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
prasarana penunjang, proses penerapan
(PHBS) Di SD Negeri 001 Tanjung
PHBS hanya cukup melalui contoh baik, Balai Karimun. Jurnal Kesehatan
guru tidak dibekali cukup pelatihan Masyarakat Andalas, 8(1), 46–51.
tentang praktik baik PHBS sesuai Fauziah, A. A., Nikmawati, E. E., &
dengan kaidah/pedoman UKS, maka hal Patriasih, R. (2014). Studi Tentang
ini berdampak pada kurangnya minat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada
serta pemahaman terhadap UKS, dan Siswa SDN Sukarasa 3. Media
Pendidikan, Gizi, Dan Kuliner, 3(1).
rendahnya kesadaran siswa SDN 4
Hidayat, K. (2020). Peran Usaha
Pinang Kota Tangerang dalam Kesehatan Sekolah (UKS) Sebagai
menerapkan PHBS sesuai dengan kaidah Proses Prilaku Hidup Bersih dan
UKS dalam kehidupan sehari-hari. Sehat Peserta Didik. Universitas
Penelitian lanjutan diharapkan Negeri Padang.
dapat dilakukan lebih mendalam, untuk Huliatunisa, Y. et. al. (2020). Kumpulan
Materi Pengelolaan Usaha Kesehatan
meningkatkan praktik baik PHBS
Sekolah (UKS) SD. Samudra Biru
melalui minat dan pemahaman siswa Yogyakarta. www.samudrabiru.co.id
yang tinggi terhadap UKS di setiap Huliatunisa, Y., Alfath, M. D., & Hendiati,
sekolah dasar sesuai dengan pedoman D. (n.d.). Cuci Tangan Bersih
dan kaidah UKS. Menggunakan Sabun. Jurnal Pasca
Dharma Pengabdian Masyarakat,
1(2), 40–46.
DAFTAR PUSTAKA
Julianti, R., Nasirun, M., & Wembrayarli,
W. (2018). Pelaksanaan Perilaku
Anwar, R. S., Rasyid, W., & Mariati, S.
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
(2019). Pelaksanaan Usaha
Lingkungan Sekolah. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP
Potensia, 3(2), 76–82.
Negeri 3 Pelepat Ilir Kabupaten
Kasimbara, R. P. (2019). Layanan Usaha
Bungo Jambi. Jurnal JPDO, 2(4), 1–
Kesehatan Sekolah (UKS) di SD
5.
Negeri Pagentan 5 Singosari
Apriani, L., & Gazali, N. (2018).
Kabupaten Malang. Jurnal Kesehatan
Pelaksanaan Trias Usaha Kesehatan
Hesti Wira Sakti, 7(2), 29–43.
Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar.
Limbu, R., Mochny, I. S., & Sulistyowati,
Jurnal Keolahragaan, 6(1), 20–28.
M. (2012). Analisis Pelaksanaan Tiga
Aulina, C. N., & Astutik, Y. (2018).
Program Pokok Usaha Kesehatan
Peningkatan Kesehatan Anak Usia
Sekolah (TRIAS UKS) Tingkat
Dini dengan Penerapan Perilaku
Sekolah Dasar Kecamatan Blimbing
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Kota Malang. The Indonesian Journal
TK Kecamatan Candi Sidoarjo.
of Public Health, 9(1), 51–66.
AKSIOLOGIYA: Jurnal Pengabdian
Lina, H. P. (2016). Perilaku Hidup Bersih
Kepada Masyarakat, 3(1), 50–58.
dan Sehat (PHBS) Siswa di SDN 42
Bur, N., & Septiyanti, S. (2020). Perilaku
Korong Gadang Kecamatan Kuranji
Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di
Padang. Jurnal Promkes: The
SD Inpres Katangka Gowa. Celebes
27
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol No Tahun
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
Indonesian Journal of Health Schools in Indonesia. International
Promotion and Health Education, Journal of Nursing Sciences, 3(3),
4(1), 92–103. 291–298.
Nasiatin, T., & Hadi, I. N. (2019). Yarnita, Y., Kusumaningrum, T. S.,
Determinan Perilaku Hidup Bersih Isnaniar, I., Gasril, P., Maswarni, M.,
dan Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar Widiyanto, J., Norlita, W., & Chairil,
Negeri. Faletehan Health Journal, C. (2018). Pelatihan Kesehatan
6(3), 118–124. Tentang Usaha Kesehatan Sekolah
Nurhayu, M. A., Shaluhiyah, Z., & (UKS), Perilaku Hidup Bersih dan
Indraswari, R. (2018). Pelaksanaan Sehat (PHBS) dan Pertolongan
Trias Usaha Kesehatan Sekolah pada Pertama pada Kecelakaan (P3K) di
Tingkat Sekolah Dasar di Wilayah SMAN 05 Tapung Kab. Kampar.
Kecamatan Tembalang Kota Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI,
Semarang. Jurnal Kesehatan 2(1), 25–28.
Masyarakat (e-Journal), 6(1), 770– Zubaidah, S., Ismanto, B., & Sulasmono,
779. B. S. (2017). Evaluasi Program
Nurmahmudah, E., Puspitasari, T., & Sekolah Sehat di Sekolah Dasar
Agustin, I. T. (2018). Perilaku Hidup Negeri. Kelola: Jurnal Manajemen
Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Pendidikan, 4(1), 72–82.
Sekolah. ABDIMAS: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1(2), 46–
52.
Raharjo, A. S., & KM, S. I. S. (2014).
Hubungan Antara Pengetahuan,
Sikap, dan Ketersediaan Fasilitas di
Sekolah dalam Penerapan PHBS
Membuang Sampah pada Tempatnya
(Studi di Sekolah Dasar Negeri
Banjarsari 02 Kecamatan Gabus
Kabupaten Pati). Unnes Journal of
Public Health, 3(1).
Rahmat, A., Smith, M. Bin, & Rahim, M.
(2015). Perilaku Hidup Sehat dan
Prestasi Belajar Siswa Sekolah
Dasar. Psympathic: Jurnal Ilmiah
Psikologi, 2(2), 113–122.
Resmana, H., Nuzuli, N., & Jafar, M.
(2017). Peran Guru Dalam Membina
Perilaku Hidup Sehat Siswa Melalui
Usaha Kesehatan Sekolah Di SMA
Negeri 1 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Jasmani,
Kesehatan Dan Rekreasi, 3(1).
Suryani, L. (2017). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Siswa/i
Sekolah Dasar Negeri 37 Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru. STIKes
Payung Negeri Pekanbaru.
Susanto, T., Sulistyorini, L.,
Wuryaningsih, E. W., & Bahtiar, S.
(2016). School Health Promotion: a
Cross-Cectional Study on Clean and
Healthy Living Program Behavior
(CHLB) Among Islamic Boarding
28
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol No Tahun
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917

29

Anda mungkin juga menyukai