2
KATA PENGANTAR
TIM Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Indonesia menghadapi 3 masalah gizi (triple burden of malnutrition)
secara parallel yaitu masalah gizi lebih (overweight dan obesitas), kekurangan gizi (gizi
buruk, wasting, stunting atau kurang energi kronik), serta defisiensi gizi mikro atau
hidden hunger (terutama anemia). Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI)
tahun 2021, prevalensi anak balita kurus/sangat kurus (BB/TB < -2 SD) dan stunting
(TB/U < -2 SD) berturut turut di Indonesia adalah 7,4% dan 27,7%. Kurang energi konik
dan anemia pada ibu hamil berturut-turut 33.5% dan 48.9%. Selain itu masalah obesitas
yang dialami oleh kelompok usia >18 tahun sebanyak 21.8% pada tahun 2018.
Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam rangka mengatasi
permasalahan gizi tersebut. Khusus untuk stunting, pemerintah telah menargetkan
penurunannya menjadi 14% di tahun 2024 (RPJMN 2020 - 2024). Berdasarkan hasil
Survei Status Gizi Balita Indonesia tahun 2021, diketahui bahwa prevalensi stunting di
provinsi Riau sebesar 22,3%, sedangkan untuk Kabupaten Kampar prevalensi stunting
25,7%. Pada tahun 2019 pemerintah pusat menetapkan Kabupaten Kampar sebagai
daerah lokus stunting. Penanganan stunting menjadi sangat penting karena berdampak
buruk berupa gangguan kognitif, gangguan produktivitas kerja, serta meningkatkan
angka kesakitan dan kematian yang akan memperburuk kualitas SDM dan menjadi beban
pembangunan. Selain itu juga meniadi bagian penting untuk mencapai Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) serta
mewujudkan Indonesia tangguh.
Upaya percepatan penurunan stunting yang telah dilakukan pemerintah
membutuhkan pendekatan intervensi yang komprehensif, baik intervensi spesifik
maupun sensitif. Intervensi ini mencakup aspek penyiapan kehidupan berkeluarga,
pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan
kesehatan serta peningkatan akses air minum serta sanitasi (The Lancet, 2013).
Mempertimbangkan tingkat kompleksitas yang tinggi, percepatan penurunan stunting
harus terfokus pada keluarga berisiko stunting. Dinamika yang ada di lingkungan sasaran
membutuhkan penajaman baik dari segi program maupun kegiatan agar lebih berhasil
guna. Dalam upaya percepatan penurunan stunting diperlukan upaya konvergensi dan
pendampingan pada unit yang lebih kecil seperti keluarga desa, dan posyandu.
Posyandu mempunyai manfaat terhadap masyarakat antara lain pertumbuhan
dan perkembangan balita, sehingga tidak menderita kurang gizi, bayi dan anak balita
mendapatkan vitamin A, bayi memperoleh imunisasi lengkap, stimulasi tumbuh kembang
balita dengan menggunakan alat permainan edukatif di posyandu, mendeteksi dini
tumbuh kembang, memperoleh penyuluhan kesehatan tentang ibu dan anak serta
berfungsi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak.
Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau
Nutrition Center (RNC_UP) dan DPD PERGIZI PANGAN Riau memiliki kepedulian
terhadap suksesnya berbagai implementasi kebijakan dan program di masyarakat. Selain
itu setiap perguruan tinggi memiliki misi Tri Dharma (pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat) yang salah satu bentuk implementasinya melalui pendidikan
merdeka belajar Kampus Merdeka, sejalan dengan PERMENDIKBUD Nomor 3 tahun
2020. FIK UP, RNC UP dan PERGIZI PANGAN memiliki komitmen bersama untuk turut
mensukseskan kebijakan penurunan stunting dan kebijakan merdeka belajar di
masyarakat melalui program MAHASISWA KKN-PENTING (Peduli Stunting).
Sebagai salah satu bagian dari kegiatan perkuliahan, Kuliah Kerja Nyata (KKN)
diarahkan pada pembelajaran mahasiswa tentang kehidupan bermasyarakat, dengan
melaksanakan berbagai program pemberdayaan dimulai dengan identifikasi masalah,
perencanaan, pemecahan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan. Bagi
mahasiswa, pelaksanaan KKN diharapkan dapat menjadi suatu pengalaman belajar guna
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran hidup bermasyarakat. Bagi
masyarakat sasaran, kehadiran mahasiswa mampu memberikan manfaat baik dalam
bidang ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, maupun kebudayaan, sehingga
dapat mengarahkan pada terwujudnya masyarakat yang mandiri dan berdaya.
KKN merupakan salah satu wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
pengabdian masyarakat. KKN merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional dan
kemitraan. Program pengabdian kepada masyarakat dipandang oleh Universitas
Pahlawan Tuanku Tambusai sebagai program yang wajib dilaksanakan, baik oleh dosen
maupun mahasiswa. Pengabdian kepada masyarakat harus mendasarkan pada prinsip-
prinsip kompetensi akademik dan profesionalisme, sehingga dapat menghasilkan
program yang bermutu, relevan, dan sinergis dalam meningkatkan pemberdayaan.
Kegiatan KKN ditujukan untuk peningkatan relevansi pendidikan tinggi dengan
kebutuhan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni dalam
kehidupanya. Selain itu, KKN juga ditujukan untuk meningkatkan persepsi mahasiswa
tentang relevansi antara kurikulum yang dipelajari di kampus dengan realita kehidupan
bermasyarakat. Program KKN merefleksikan pengetahuan teoretik yang disinergikan
dengan pengalaman di lapangan serta diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan
potensi, pengetahuan, kemampuan yang dimilikinya, dan mengembangkan kesadaran
baru tentang masyarakat, bangsa, dan tanah airnya maupun tentang dirinya sendiri, yang
akan sangat berguna sebagai bekal menjadi sarjana.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan yang terjadwal secara
akademik di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai dengan berlandaskan pada prinsip:
(1) kompetensi akademik; (2) kewirausahaan; dan (3) profesional; sehingga dapat
menghasilkan program pengabdian kepada masyarakat yang bermutu, relevan dan
sinergis dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat (Ruyadi dkk, 2010:172).
Program KKN yang dilakukan oleh UP sangat: (1) relevan dengan program pembangunan
daerah atau pemerintah pusat; (2) relevan dengan kebutuhan masyarakat; dan (3)
relevan dengan visi, misi, renstra, kepakaran, dan IPTEKS yang dimiliki Universitas
Pahlawan. Panduan ini juga menguraikan latar belakang, dasar hukum, tujuan dan
sasaran pelaksanaan, mekanisme dan persyaratan, dan pedoman pelaksanaan KKN.
B. Dasar Hukum
1. UU No. 20/2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Menristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.
3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:
719/P/2020 tanggal 4 Agustus 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum
Pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.
4. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021,
dan Nomor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran
di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi
Kemdikbudristek Nomor 4 Tahun 2021 Tanggal 13 September 2021 tentang
Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Tahun Akademik 2021/2022.
6. Surat Edaran Rektor Nomor: 02/UN.63/TU/2022 tanggal 11 Januari 2022 tentang
tentang Pelaksanaan Tri Dharma Semester Genap 2021/2022 di Lingkungan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
7. MoU Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai dengan BKKBN Propinsi Riau
2. Sasaran.
Adapun Sasaran yang menjadi capaian kegiatan KKN ini adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa
(1) Meningkatkan pemahaman, empati, dan cara berpikir mahasiswa dalam
menyikapi persoalan yang timbul di masyarakat
(2) Meningkatkan peran mahasiswa dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui implementasi teknologi tepat guna
(3) Membina mahasiswa untuk berlatih menjadi inovator, motivator,
fasilitator, dan problem solver
(4) Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk turut terlibat dan
berperan aktif sebagai kader terutama dalam pengentasan masalah
stunting.
Kegiatan KKN ini akan menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa
untuk mengembangkan kompetensi diri, menimba ilmu dari stakeholder, dan
menerapkan ilmu yang diperolehnya di bangku kuliah. Mahasiswa akan
mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mengidentifikasi
permasalahan, dan mencari solusi melalui hasil pemetaan dan identifikasi
masalah yang dilakukan melalui berbagai pola pendekatan, baik identifikasi
langsung di lapangan maupun melalui hasil diskusi, komunikasi, dan koordinasi
dengan berbagai pihak. Tolok ukur keberhasilan mahasiswa dalam melakukan
kegiatan KKN di lapangan dapat diliihat dari peningkatan IKM Desa, peningkatan
kualitas SDM, capaian luaran yang ditargetkan, maupun tolok ukur lainnya.
b. Masyarakat
(1) Tergalinya potensi wilayah sekaligus tersedianya pemecahan dan solusi
permasalahan masyarakat melalui implementasi IPTEKS dan Teknologi
Tepat Guna
(2) Adanya bantuan tenaga dan pikiran untuk menggali sekaligus
mengembangkan potensi wilayah melalui pembentukan lembaga desa
dan penguatan kader masyarakat,
(3) Membantu percepatan pembangunan pedesaan melalui implementasi
IPTEKS.
(4) Peluang peningkatan mutu SDM melalui pelatihan-pelatihan
c. Perguruan Tinggi
(1) Meningkatkan kontribusi bagi permbangunan daerah melalui
pemberdayaan masyarakat,
(2) Terimplementasinya IPTEKS dan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang
dimiliki UP di masyarakat,
(3) Meningkatkan kejasama antara Perguruan Tinggi dengan mitra, baik
mitra masyarakat, mitra industri, maupun mitra pemangku kebijakan.
d. Pendekatan
KKN dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kelompok terbatas.
Pendekatan kelompok terbatas yang dimaksud adalah mahasiswa melaksanakan
kegiatan bersama dengan teman yang melakukan KKN yang berada pada satu Desa
sebagaimana ditentukan oleh Unit KKN FIK UP, dengan menetap dan mendirikan posko
di desa yang dituju. Selain itu pendekatan kelompok terbatas bisa dilakukan dengan
teman yang berbeda bidang keahlian sesuai dengan kebutuhan dan aturan yang berlaku.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) merupakan bentuk pembelajaran
yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah
masyarakat di luar kampus, yang kemudian secara langsung bersama dengan masyarakat
mengidentifikasi potensi dan menangani masalah sehingga diharapkan mampu
mengembangkan potensi desa/daerah dan meramu solusi untuk masalah yang ada di
desa. Kegiatan KKNT diharapkan dapat mengasah softskill mahasiswa melalui jejaring
kemitraan, kerjasama tim lintas disiplin/keilmuan (lintas kompetensi), dan leadership
mahasiswa dalam mengelola program pembangunan di wilayah perdesaan
Skema KKNT ini dilakukan secara berkelompok menyesuaikan kondisi (10-11
orang) terdiri dari mahasiswa multidisiplin ilmu dari Program Studi S1 Keperawatan, S1
Gizi, S1 Kesehatan Masyarakat dan Profesi Bidan di wilayah sasaran yang ditentukan
yaitu di 20 Lokus Stunting yang ada di Kabupaten Kampar.
Dalam pelaksanaan kegiatan KKN mahasiswa harus memperhatikan beberapa
hal antara lain: kejujuran, etika, norma, sanksi, serta kewajiban yang harus dilakukan
selama pelaksanaan kegiatan. Di lapangan mahasiswa harus senantiasa menjaga sopan
santun, memiliki empati dan kepedulian sosial untuk mencermati permasalahan di
lapangan, menjunjung tinggi nama almamater UP, menjalankan KKNT secara sungguh-
sungguh, menghargai nilai-nilai dan norma di masyarakat, serta tidak melanggar norma
hukum dan ketentuan pemerintah yang berlaku. Pelanggaran atas ketentuan tersebut di
atas akan diberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku berupa teguran, baik secara
lisan maupun tertulis, pembatalan keikutsertaan sebagai peserta KKNT, serta pencabutan
nilai akademik mata kuliah KKNT. Pelanggaran atau perbuatan yang dapat dikategorikan
pelanggaran hukum menjadi tanggung jawab pribadi mahasiswa yang bersangkutan
(Surat Pernyataan peserta KKN).
BAB II
PENGELOLAAN KKN
A. Lembaga Pengelola
Pengelola program KKN Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai (FIK-UP) adalah Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) dan FIK UP yang bertugas sebagai penyusun program sampai
dengan tingkat implementasi di lapangan. Secara rinci tugas sebagai berikut:
1. Menyusun kebijakan dan strategi Lembaga tentang pelaksanaan pengabdian
masyarakat melalui program KKN;
2. Merumuskan peraturan pelaksanaan program KKN;
3. Menyusun kriteria dan cara penilaian kinerja program KKN;
4. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan program KKN;
5. Memberi laporan kinerja program KKN kepada Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan dan Rektor Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.
D. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini bernama Mahasiswa KKN-PENTING (Peduli Stunting) yang
merupakan suatu kegiatan yang melibatkan mahasiswa Fakultas Ilmu
Kesehatan (Prodi S1 Gizi, S1 Kebidanan, S1 Kesmas, S1 Keperawatan)
Universitas Pahlawan melalui pendampingan dan pemberdayaan kader
posyandu dalam pengukuran antropometri edukasi gizi dan pemetaan social
untuk melihat faktor resiko kejadian stunting pada catin, ibu hamil, ibu
menyusui, dan balita untuk percepatan pencegahan stunting. Mahasiswa
melakukan kegiatan secara berkelompok (10-12 orang per desa) dengan
didampingi oleh seorang Dosen Pembimbing. Kegiatan sosial
mapping/pemetaan sosial resiko stunting, pengukuran antropometri dan
edukasi gizi pada kelompok sasaran.
A. Kegiatan Pelaksanaan
1. Persiapan sebelum Penerjunan ke Lokasi KKN
Persiapan Kegiatan Lapangan (Pelepasan, Koordinasi antar kelompok,
koordinasi DPL dengan mahasiswa, dan rencana kegiatan di lapangan
dilakukan sebelum mahasiswa diterjunkan ke lokasi. Mahasiswa peserta KKN
wajib mengikuti kegiatan Pembekalan KKN yang dilaksanakan oleh FIK UP,
RNC, Pergizi Pangan Riau dan BKKBN Propinsi Riau. Sosialisasi dan konsolidasi
antar mahasiswa dilakukan di bawah bimbingan DPL untuk mempersiapkan
pelaksanaan tahapan kegiatan KKN selanjutnya.
2. Pelaksanaan Kegiatan di Lokasi KKN
a. Pemberangkatan Mahasiswa ke Lokasi KKN
Penerjunan mahasiswa KKN ke lokasi diatur menurut jadwal yang sudah
disusun berdasarkan jumlah mahasiswa yang diterjunkan dan lokasi yang
dijadikan wilayah binaan.
b. Mengumpulkan data umum,yang meliputi:
1) Geografi;
2) Demografi;
3) Sosial;
4) Ekonomi.
c. Mengumpulkan data khusus.
1) Mahasiswa memberikan pelatihan antropometri kepada kader
2) Mahasiswa bersama kader memberikan edukasi kepada ibu balita
stunting
3) Mahasiswa bersama kader melakukan pengukuran antropometri
kepada seluruh anak yang ada di desa tersebut baik yang terdaftar
maupun tidak terdaftar di Posyandu
4) Mahasiswa bersama kader memantau perkembangan anak stunting
5) Mahasiswa melakukan pendataan kelengkapan alat antropometri di
desa lokus stunting
d. Rencana Program KKN
Rencana kegiatan disusun berdasarkan hasil yang telah disepakati
melalui kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa. Setiap mahasiswa KKN
wajib menyusun rencana kegiatan. Rencana kegiatan didiskusikan yang
dihadiri oleh semua mahasiswa, masyarakat, mitra kerja, tokoh
masyarakat, di lokasi kegiatan. sehingga rencana kegiatan mendapat
dukungan dari berbagai pihak. Rencana kegiatan ini dituangkan dalam
Proposal Rencana Kegiatan (PRK).
e. Tabel POA
POA (Plain Of Action) kegiatan mahasiswa selama KKN terdiri dari:
NO KEGIATAN MINGGU
1 2 3 4
1. Pembukaan
Pelatihan antropometri dan edukasi
kepada kader dan pemetaan sosial
2. Kajian masalah dan potensi
(pengumpulan, pengolahan dan
penyajian data)
Pengukuran antropometri pada
balita dan pemetaan sosial
3. Pengukuran antropometri pada
balita dan pemetaan sosial
4. Pemberian Edukasi
5. Monitoring Evaluasi dan Penutup
6. Penyusunan laporan
f. Realisasi Program KKN
No. Keterangan
Laporan Rencana pelaksanaan kegiatan yang telah
A Rencana disosialisasikan dan didiskusikan dengan
Kegiatan berbagai pihak
B Jumlah Misal 5 x 100% = 100, jika hari kerja 5 hari
Kehadiran
C Kedisiplinan Datang, pulang, absensi, ijin, meninggalkan
tempat/ketepatan waktu
Kerja sama antar mahasiswa, antara
D Kerja sama mahasiswa dengan pejabat, pemuka
masyarakat, dan anggota masyarakat
Kemampuan menyesuaikan diri dengan
E Penghayatan situasi dan kondisi, serta tanggap terhadap
permasalahan yang ada di lokasi KKN
Kemampuan dan keberhasilan memanfaatkan
dan menggali potensi, mengungkapkan, serta
F Pelaksanaan menyelesaikan masalah; ketrampilan dalam
Program melaksanakan program pengembangan dan
pembangunan yang relevan; serta
kemampuan mengevaluasi keberhasilan
program yang telah
dilakukan.
Laporan Pelasanaan rencana kegiatan yang telah
G Pelaksanaan disusun dan analisis keberhasilan program
Kegiatan yang meliputi peluang, kendala, dan solusi
H Responsi Tingkat keberhasilan mahasiswa di lokasi KKN
3. Nilai Akhir
Nilai akhir kegiatan KKN didasarkan jumlah keseluruhan nilai yang diberikan
oleh DPL, Peserta harus menyerahkan laporan kegiatan pelaksanaan KKN
paling lambat satu minggu setelah penarikan, laporan diserahkanke LPPM
STIKES Arrahma Mandiri Indonesia
C. Keluaran Kegiatan
Kegiatan yang dirancang dalam proposal ini memiliki tiga bentuk luaran
yaitu:
1. Laporan kegiatan mengenai peta sosial, data antropometri dan
pengetahuan gizi upaya pencegahan stunting yang ada di tingkat desa lokus
2. Infografis, berdasarkan hasil kegiatan pemetaan sosial stunting
3. Program tindak lanjut untuk pendampingan
BAB V
PENUTUP
19
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembangunan Desa.
Permendesa PDTT Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendamping Desa.
Puslitbang Kemendesa PDTT. (2019a). Modul KKN Tematik Desa Membangun. Model
KKN Tematik Desa Membangun.
Puslitbang Kemendesa PDTT. (2019c). Modul KKN Tematik Desa Membangun. Panduan
Teknis Pelaksanaan KKN Tematik Desa Membangun.
20
Lampiran 1. Protokoler Pelaksanaan KKN
b. Peserta acara:
Jika selama acara berlangsung, terdapat staf atau peserta yang sakit maka
tidak melanjutkan kegiatan dan segera memeriksakan diri ke fasyankes;
Peserta yang kembali dari negara dengan transmisi lokal COVID-19 dalam
14 hari terakhir sebaiknya menginformasikan kepada panitia
penyelenggara. Jika pada saat acara mengalami demam atau gejala
pernapasan seperti batuk/flu/sesak napas maka tidak melanjutkan
kegiatan dan segera memeriksakan diri ke fasyankes. 3. Individu yang sehat
tidak perlu memakai masker;
Peserta harus menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti
mencuci tangan secara teratur menggunakan air dan sabun atau pencuci
tangan berbasis alkohol serta menghindari menyentuh area wajah yang
tidak perlu;
Hindari berjabatan tangan dengan peserta acara lainnya, dan
pertimbangkan untuk mengadopsi alternatif bentuk sapa lainnya.
9. Protokol di pasar dan pedagang kaki lima
a. Lakukan pemeriksaan suhu tubuh setidaknya 2 kali sehari;
b. Jika sedang dalam keadaan tidak sehat, sebaiknya segera memeriksakan diri
24
ke fasyankes;
c. Gunakan masker jika mengalami batuk atau pilek;
d. Terapkan etika batuk/bersin: tutup mulut menggunakan lengan atas bagian
dalam atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu yang kotor ke
tempat sampah. Lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air;
e. Bersihkan toilet secara teratur dan bagi pengguna toilet, siram toilet setelah
digunakan;
f. Terapkan kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun dan air) terutama
setelah menggunakan toilet, melakukan pekerjaan pembersihan serta
sebelum dan sesudah makan;
g. Gunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan pembersihan dan saat
menangani limbah;
h. Hindari menyentuh area wajah yang tidak perlu.
10. Protokol di restoran
a. Lakukan pemeriksaan suhu tubuh setidaknya 2 kali sehari;
b. Jika sedang dalam keadaan tidak sehat, sebaiknya segera memeriksakan diri
ke fasyankes;
c. Gunakan masker jika mengalami batuk atau pilek;
d. Terapkan etika batuk/bersin: tutup mulut menggunakan lengan atas bagian
dalam atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu yang kotor ke
tempat sampah. Lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air;
e. Bersihkan toilet secara teratur dan bagi pengguna toilet, siram toilet setelah
digunakan;
f. Terapkan kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun dan air) terutama
setelah menggunakan toilet, melakukan pekerjaan pembersihan serta
sebelum dan sesudah makan;
g. Gunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan pembersihan dan saat
menangani limbah;
h. Hindari menyentuh area wajah yang tidak perlu.
i. Lakukan pembersihan menggunakan desinfektan terhadap peralatan setelah
digunakan.
11. Protokol area institusi pendidikan:
a. Dinas Pendidikan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat
untuk mengetahui rencana atau kesiapan daerah setempat dalam
menghadapi COVID-19;
b. Menyediakan sarana untuk cuci tangan menggunakan air dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol di berbagai lokasi strategis di sekolah sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan;
c. Menginstruksikan kepada warga sekolah melakukan cuci tangan
menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol, dan
perilaku hidup bersih sehat (PHBS) lainnya seperti: makan jajanan sehat,
menggunakan jamban bersih dan sehat, Olahraga yang teratur, tidak
merokok, membuang sampah pada tempatnya;
d. Membersihkan ruangan dan lingkungan sekolah secara rutin (minimal 1 kali
sehari) dengan desinfektan, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer,
meja, keyboard dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh tangan.
Memonitor absensi (ketidakhadiran) warga sekolah, Jika diketahui tidak
25
hadir karena sakit dengan gejala demam/ batuk/ pilek/ sakit tenggorokan/
sesak napas disarankan untuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk
memeriksakan diri;
e. Memberikan himbauan kepada warga sekolah yang sakit dengan gejala
demam/ batuk/ pilek/ sakit tenggorokan/ sesak napas untuk mengisolasi
diri dirumah dengan tidak banyak kontak dengan orang lain;
f. Tidak memberlakukan hukuman/sanksi bagi yang tidak masuk karena sakit,
serta tidak memberlakukan kebijakan insentif berbasis kehadiran (jika ada).
(dalam hal ini bukan kewenangan Kementerian Kesehatan untuk
menetapkan, sehingga Kementerian Kesehatan tidak memberikan masukan);
g. Jika terdapat ketidakhadiran dalam jumlah besar karena sakit yang berkaitan
dengan pernapasan, Dinas Pendidikan berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan setempat;
h. Mengalihkan tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang absen kepada
tenaga kependidikan lain yang mampu. (dalam hal ini bukan kewenangan
Kementerian Kesehatan untuk menetapkan, sehingga Kementerian
Kesehatan tidak memberikan masukan);
i. Pihak institusi pendidikan harus bisa melakukan skrining awal terhadap
warga pendidikan yang punya keluhan sakit, untuk selanjutnya
diinformasikan dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut;
j. Memastikan makanan yang disediakan di sekolah merupakan makanan yang
sehat dan sudah dimasak sampai matang;
k. Menghimbau seluruh warga sekolah untuk tidak berbagi makanan, minuman,
termasuk peralatan makan, minum dan alat musik tiup yang akan
meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit;
l. Menginstruksikan kepada warga sekolah untuk menghindari kontak fisik
langsung (bersalaman, cium tangan, berpelukan, dsb);
m. Menunda kegiatan yang mengumpulkan banyak orang atau kegiatan di
lingkungan luar sekolah (berkemah, studi wisata);
n. Melakukan skrining awal berupa pengukuran suhu tubuh terhadap semua
tamu yang datang ke institusi pendidikan;
o. Warga sekolah dan keluarga yang berpergian ke negara dengan transmisi
lokal Covid-19 (Informasi daftar negara dengan transmisi lokal COVID-19
dapat diakses di www.covid19.kemkes.go.id) dan mempunyai gejala demam
atau gejala pernapasan seperti batuk/pilek/sakit tenggorokan/sesak napas
diminta untuk tidak melakukan pengantaran, penjemputan, dan berada di
area sekolah.
4. Jika anda merasa tidak sehat, dengan gejala demam 380 Celsius, dan batuk/ pilek,
maka jangan melakukan kegiatan KKN di luar rumah, istirahat yang cukup dan minum
air putih yang cukup, serta bila gejalanya tambah berat, atau disertai dengan sesak
napas, segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), dengan
memperhatikan hal berikut:
a. Gunakan masker;
b. Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin yang benar dengan cara
menutup mulut dan hidung dengan tisu atau punggung lengan;
c. Usahakan tidak menggunakan transportasi massal.
d. Jika anda merasa sehat, namun anda riwayat perjalanan 14 hari yang lalu ke
negara terjangkit Covid-19, atau provinsi yang terjangkit Covid-19, atau pernah
kontak dengan penderita yang positif Covid-19, maka anda tidak diperbolehkan
melakukan kegiatan KKN, dan diharap untuk segera menghubungi petugas
medis guna melaporkan diri dan mengikuti anjuran mereka untuk tindakan
selanjutnya;
e. Hindari kontak dengan orang yang mengalami gejala infeksi saluran napas
(batuk, bersin, pilek dan sesak napas);
f. Segera mengganti baju dan mandi setelah melakukan kegiatan KKN di
masyarakat;
g. Makan teratur, tepat waktu dan mengandung nilai gizi yang baik;
h. Sering berolah raga ringan dan istirahat yang cukup;
i. Mengkonsumsi makanan, buah-buahan dan sayuran yang mengandung vitamin
C, B6 dan E;
j. Hindari melakukan mobilisasi masa dengan kenderaan umum, kalaupun
diperlukan maka setiap penumpang wajib menggunakan masker dan batasi
jarak tempat duduk
k. Bila anda menderita penyakit kronis, seperti: diabetes mellitus, hipertensi,
kanker, asma dan penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK), atau sedang hamil,
27
maka batasi melakukan kegiatan KKN secara langsung di masyarakat, kalaupun
harus dilakukan maka perhatikan protokol kesehatan secara ketat;
l. Selalu memperhatikan protokol bersin atau batuk ketika melakukan kegiatan
KKN di masyarakat, seperti:
Gunakan masker;
Bila lupa menggunakan masker, maka saat batuk dan bersin gunakan tisu
lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci tangan;
Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan lengan atas bagian
dalam.
C. Penutup
Demikianlah beberapa Protap yang harus diperhatikan oleh setiap mahasiswa yang
melakukan KKN. Prosedur ini menjadi pedoman awal bagia mahasiswa, namun pada saat
pelaksanana KKN Tematik di lapangan, mahasiswa juga wajib mengikuti berbagai
prosedur yang ditetapkan oleh otoritas daerah.
Lampiran 2. Buku Catatan Harian Kegiatan
28
BUKU CATATAN HARIAN (LOG BOOK)
KULIAH KERJA NYATA (KKN)
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
B. Jadwal
Waktu Jam Kegiatan
1. Pendataan Penduduk
Jumlah Penduduk
No Kelompok Usia Jumlah Total
L % P %
1 0-4
2 5-9
3 10 -14
4 15 -19
5 20 -24
6 25 -29
7 30 -34
8 35 -39
9 40 -44
10 45 -49
11 50 -54
12 55 -59
13 60 -64
14 65 -69
15 70 -74
16 + 75
catatan.
Tabel ini diisi oleh kelompok mahasiswa sesuai kondisi lokasi KKN nya masing-
masing.
Lurah/Kepala Desa
30
DATA JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DESA.....
/KELURAHAN………………KECAMATAN…………. KABUPATEN…………..
catatan.
Tabel ini diisi oleh kelompok mahasiswa sesuai kondisi lokasi KKN nya masing-
masing.
Lurah/Kepala Desa
31
DATA JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN PEKERJAAN
DESA..... /KELURAHAN………………KECAMATAN…………. KABUPATEN…………..
Lurah/Kepala Desa
32
DATA TENAGA PENDIDIK (GURU) DI DESA...../KELURAHAN…
KECAMATAN…………. KABUPATEN…………..
catatan.
Tabel ini diisi oleh kelompok mahasiswa sesuai kondisi lokasi KKN nya masing-
masing.
Lurah/Kepala Desa
33
DATA TENAGA KESEHATAN DI DESA...../KELURAHAN…
KECAMATAN…………. KABUPATEN…………..
catatan.
Tabel ini diisi oleh kelompok mahasiswa sesuai kondisi lokasi KKN nya masing-
masing
Lurah/Kepala Desa
34
DATA SISWA SMA DI DESA...../KELURAHAN…
KECAMATAN…………. KABUPATEN………….
catatan.
Tabel ini diisi oleh kelompok mahasiswa sesuai kondisi lokasi KKN nya masing-
masing
Lurah/Kepala Desa
35
DATA KONDISI EKONOMI MASYARAKAT
YANG BEKERJA/TIDAK BEKERJA TERDAMPAK COVID-19
DI DESA/KELURAHAN…KECAMATAN…… KABUPATEN……………..
catatan.
Tabel ini diisi oleh kelompok mahasiswa sesuai kondisi lokasi KKN nya masing-
masing
Lurah/Kepala Desa
36
2. Program alternatif yang diusulkan
Program alternatif yang dilakukan mahasiswa selama KKN didasarkan pada
aspek kebutuhan masyarakat tempat KKN dilaksanakan. contoh kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain:
Penyuluhan kesehatan khususnya tentang stunting
Membatu siswa dalam pembelajaran daring.
Membentuk kelompok belajar
Membuat analisis potensi desa tempat mahasiswa KKN
Membuat taman bacaan anak
dan lain-lain
kegiatan ini dapat dilakukan secara kelompok dengan pemuda/pemudi atau mahasiswa
dari universitas lain baik yang juga sedang KKN maupun tidak dilingkungan tempat
mahasiswa melaksanakan KKN. Program kegiatan ini dilakukan minimal 2 kali selama
KKN dengan program kegiatan yang berbeda, secara berkelanjutan selama pelaksanaan
KKN berlangsung. laporan program kegiatan yang dilakukan berdasarkan format sebagai
berikut:
Daftar Peserta
No. Nama Tanda Tangan
1.
2
3
4
Dst
catatan: Semua kegiatan harus didokumentasikan baik melalui foto maupun video dan
dipublikasikan di Youtube serta media sosial lainnya.
37
Lampiran 4. Contoh surat pernyataan sudah selesai melaksanakan KKN dari Kepala
Desa/Lurah
SURAT PERNYATAAN
38
EVALUASI KEBERHASILAN MAHASISWA KKN PEDULI STUNTING
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
39
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Jalan Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang Kampar Riau 28412
Telp. (0762) 21677, 085278005611, 085211804568,
e-mail: lppm.tambusai@yahoo.co.id
Nomor : 004/LPPM/UPTT/VI/2022
Lampiran :-
Perihal : Permohonan Izin Lokasi Pelaksanaan KKN
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Kepala Desa …………………
Di_
Tempat
Teriring salam dan do’a semoga kita dalam beraktivitas dan menjalankan tugas sehari-
hari selalu dalam lindungan Allah SWT. Amiin
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.
40
FORMAT LAPORAN AKHIR KKN (Mahasiswa)
OLEH
.
No. Nama NIM Program Studi Fakultas
.
1
.
2
.
3
4
5
Dst
41
UNIT KULIAH KERJA NYATA
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2022
Halaman Sampul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran umum lokasi KKN (gambaran umum tentang desa lokasi KKN
seperti letak geografis, jarak dari kecamatan, jarak dari kabupaten, alat
transportasi dan alat komunikasi)
B. Tujuan ( tujuan pelaksanaan KKN)
C. Manfaat ( manfaat pelaksanaan KKN)
D. Program desa (program desa yang telah berlangsung, yang sedang
berlangsung dan yang akan berlangsung)
BAB II ANALISIS SITUASI DESA/KELURAHAN
Potensi desa (kemukakan potensi yang dimiliki desa berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan seperti pertanian, perkebunan, pariwisata, industri
dan lainnya; unit usaha desa yang ada; karakteristik desa seperti suku,
agama dan lainya; program desa yang ada seperti kegiatan karang taruna,
kegiatan posyandu, keluarga berencana; jumlah sekolah yang ada)
BAB III RUANG LINGKUP POTENSI DESA
Kemukakan berbagai potensi yang ditemukan dari hasil analisis situasi desa
kemudian kemukakan apa yang menjadi kebutuhan untuk menyelesaikan
masalah tersebut berdasarkan data potensi desa yang ada
BAB IV PERUMUSAN PROGRAM KERJA MASA PANDEMI COVID-19
Kemukakan program kerja yang direncanakan untuk mengembangkan
potensi yang ada seperti yang ditetapkan pada rencana program kerja. Perlu
dicantumkan jenis kegiatan, waktu dan jadwal kegiatan, komponen yang
dilibatkan dan evaluasi keberhasilan
BAB V HASIL PELAKSANAAN PROGRAM
Kemukakan hasil yang dicapai berdasarkan perumusan program kerja,
hambatan yang dihadapi dan solusinya serta keberlanjutan program.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan (tuliskan simpulan pelaksanaan KKN)
B. Saran (kemukan saran untuk untuk merumuskan alternatif solusi
sehingga dapat diperbaiki pada kegiatan KKN berikutnya)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN lampirkan absensi kehadiran, program kerja KKN, jurnal harian setiap
anggota, peta desa, struktur organisasi desa, program kerja
individu/kelompok, dan data-data sesuai tabel yang terdapat dalam buku
petunjuk. Upload juga Bukti aktifitas di media sosial (WhatsApp,
Instagram, Youtube, Zoom dll), dan Bukti Publikasi di media online.
42
KUESIONER PEMANTAUAN
STATUS GIZI
DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI
I. IDENTITAS
LOKASI
1. Provinsi : ............................................ 1
2. Kabupaten/Kota : ............................................ 2
3. Kecamatan : ............................................ 3
4. Desa/Kelurahan : ............................................ 4
5. Tipe Desa/Kelurahan : 1=Perkotaan 2=Pedesaan 5
6. Nomor Klaster : ............................................ 6
7. Tanggal Pengukuran (HH/BB/TTTT) : ........./......../................ 7
8. Nama Petugas : ............................................ 8
II. IDENTITAS RUMAH
TANGGA
9. Nomor Urut Rumah Tangga : ............................................ 9
10. Nama Kepala Rumah Tangga : ............................................ 10
11. Nama Responden : ............................................ 11
12. Jumlah Anggota Rumah Tangga : ............. Orang 12
13. Tingkat Pendidikan
a. Pendidikan Ayah/Kepala Keluarga 13 a
b. Pendidikan Ibu/Istri 13 b
c. Pendidikan Responden 13 c
1=Tidak Pernah Sekolah 2=Tidak tamat SD 3=Tamat SD 4=Tamat SMP
5=Tamat SMA 6=Tamat Perguruan Tinggi 7=Tidak Tahu
I. IDENTITAS LOKASI
1. Provinsi : Tulis nama dan kode provinsi dari Badan
Pusat Statistik (BPS)
2. Kabupaten / Kota : Tulis nama dan kode kabupaten/kota
dari BPS
3. Kecamatan : Tulis nama dan kode kecamatan dari
BPS
4. Desa/Kelurahan : Tulis nama dan kode desa/kelurahan
dari BPS
5. Tipe Desa/Kelurahan : Tulis nama dan kode tipe
desa/kelurahan dari BPS. Jika kelurahan
tulis kode 1, jika desa tulis kode 2
6. Nomor Klaster : Tulis nomor klaster
7. Tanggal Pengukuran : HH/BB/TTTT=HariHari/BulanBulan/Tahun
TahunTahunTahun. Contoh : 1 Agustus
2014 ditulis 01/08/2014
8. Nama Petugas : Tulis nama petugas yang
mengumpulkan data
Tabel 7. Prevalensi status gizi anak 5 – 18 tahun berdasarkan Indeks Massa Tubuh
(IMT) menurut umur
IMT/U
Status gizi
n %
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
Obesitas
Total
Tabel 9. Prevalensi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan WUS KEK
Bumil WUS
Status gizi
n % n %
KEK
Normal
Total
Tabel 10. Jumlah bayi ( 0 – 1 bln) yang datang dan ditimbang di Posyandu dalam dua
bulan terakhir
Bayi yang datang dan ditimbang 2 bulan terakhir n %
Tidak pernah
Satu kali
Dua kali
Total
Tabel 11. Jumlah bayi ( 2 – 3 bln) yang datang dan ditimbang di Posyandu dalam
empat bulan terakhir
Bayi yang datang dan ditimbang 4 bulan terakhir n %
Tidak pernah
Satu kali
Dua kali
Tiga kali
Empat kali
Total
Tabel 12. Jumlah bayi ( 4 – 5 bln) yang datang dan ditimbang di Posyandu dalam
enam bulan terakhir
Bayi yang datang dan ditimbang 6 bulan terakhir n %
Tidak pernah
Satu kali
Dua kali
Tiga kali
Empat kali
Lima kali
Enam kali
Total
Tabel 13. Jumlah bayi ( 6 – 59 bln) yang datang dan ditimbang di Posyandu dalam
enam bulan terakhir
Bayi yang datang dan ditimbang 6 bulan terakhir n %
Tidak pernah
Satu kali
Dua kali
Tiga kali
Empat kali
Lima kali
Enam kali
Total
Tabel 15. Jumlah balita sangat kurus yang dirujuk dalam keluarga
Dirujuk ke
Jumlah balita sangat kurus Rumah Sakit Puskesmas TFC
n % n % n %
Ya
Tidak
Total
Tabel 16. Usia kehamilan ibu dalam keluarga
Ibu hamil n %
Trimester I (1 – 3 bln)
Trimester II ( 4 – 6 bln)
Trimester III (7 – 9 bln)
Tidak tahu
Total
Tabel 17. Jumlah ibu hamil pertama kali mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
Ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah n %
Trimester I (1 – 3 bln)
Trimester II ( 4 – 6 bln)
Trimester III (7 – 9 bln)
Tidak tahu
Total
Tabel 18. Frekuensi ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
Frekuensi ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah n %
Tidak pernah
1 (satu) kali
2 (dua) kali
3 (tiga) kali
Tidak tahu
Total
Tabel 19. Jumlah Tablet Tambah Darah (TTD) yang diperoleh ibu hamil
Jumlah Tablet Tambah Darah (TTD) yang diperoleh
n %
ibu hamil
30 butir
60 butir
90 butir
Total
Tabel 20. Jumlah Tablet Tambah Darah (TTD) yang diminum ibu hamil
Jumlah Tablet Tambah Darah (butir)
Jumlah ibu hamil mendapat
0 - 30 31 - 60 61 – 90
Tablet Tambah Darah
n % n % n %
Diminum
Tidak diminum
Total
Tabel 21. Jumlah ibu hamil yang tidak dapat TTD tapi membeli TTD sendiri
Asal Tablet Tambah Darah
Jumlah ibu hamil yang
Puskesmas Beli Sendiri
minum Tablet Tambah Darah
n % n %
Ya
Tidak
Total
Tabel 22. Jumlah Tablet Tambah Darah (TTD) yang diminum ibu hamil yang dibeli
sendiri
Jumlah Tablet Tambah Darah (butir)
Ibu hamil beli TTD sendiri 0 - 30 31 - 60 61 – 90
n % n % n %
Diminum
Tidak diminum
Total
Tabel 24. Persentasi jenis garam yang digunakan dalam rumah tangga
Jenis garam yang dikonsumsi di rumah tangga n %
Garam bata
Garam curah
Garam halus
Garam gurih
Total
Tabel 29. Persentasi bayi 6 – 11 bulan diberi kapsul Vitamin A 6 (enam) bulan terakhir
Konsumsi Vitamin A pada bayi 6 – 11 bulan 6 bulan
n %
terakhir
Ya
Tidak
Total
Tabel 30. Persentasi bayi 12 – 59 bulan diberi kapsul Vitamin A 6 (enam) bulan
terakhir
Konsumsi Vitamin A pada bayi 12 – 59 bulan 6 bulan
n %
terakhir
Ya
Tidak
Total
Tabel 31. Persentasi ibu nifas yang menerima / minum kapsul Vitamin A
Ibu nifas menerima / minum kapsul Vitamin A n %
Ya
Tidak
Total