MAHASISWA PEDULI
STUNTING (KKN PENTING)
2
KATA PENGANTAR
TIM Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Indonesia menghadapi 3 masalah gizi (triple burden of
malnutrition) secara parallel yaitu masalah gizi lebih (overweight dan obesitas),
kekurangan gizi (gizi buruk, wasting, stunting atau kurang energi kronik), serta
defisiensi gizi mikro atau hidden hunger (terutama anemia). Berdasarkan data
Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi anak balita kurus/sangat
kurus (BB/TB < -2 SD) dan stunting (TB/U < -2 SD) berturut turut di Indonesia
adalah 7,4% dan 27,7%. Kurang energi konik dan anemia pada ibu hamil berturut-
turut 33.5% dan 48.9%. Selain itu masalah obesitas yang dialami oleh kelompok
usia >18 tahun sebanyak 21.8% pada tahun 2018.
Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam rangka mengatasi
permasalahan gizi tersebut. Khusus untuk stunting, pemerintah telah menargetkan
penurunannya menjadi 14% di tahun 2024 (RPJMN 2020 - 2024). Berdasarkan hasil
Survei Status Gizi Balita Indonesia tahun 2021, diketahui bahwa prevalensi stunting
di provinsi Riau sebesar 22,3%, sedangkan untuk Kabupaten Kampar prevalensi
stunting 25,7%. Pada tahun 2019 pemerintah pusat menetapkan Kabupaten
Kampar sebagai daerah lokus stunting. Penanganan stunting menjadi sangat
penting karena berdampak buruk berupa gangguan kognitif, gangguan produktivitas
kerja, serta meningkatkan angka kesakitan dan kematian yang akan memperburuk
kualitas SDM dan menjadi beban pembangunan. Selain itu juga meniadi bagian
penting untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable
Development Goals (SDGs) serta mewujudkan Indonesia tangguh.
Upaya percepatan penurunan stunting yang telah dilakukan pemerintah
membutuhkan pendekatan intervensi yang komprehensif, baik intervensi spesifik
maupun sensitif. Intervensi ini mencakup aspek penyiapan kehidupan berkeluarga,
pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan serta peningkatan akses air minum serta sanitasi (The Lancet,
2013). Mempertimbangkan tingkat kompleksitas yang tinggi, percepatan penurunan
stunting harus terfokus pada keluarga berisiko stunting. Dinamika yang ada di
lingkungan sasaran membutuhkan penajaman baik dari segi program maupun
kegiatan agar lebih berhasil
guna. Dalam upaya percepatan penurunan stunting diperlukan upaya konvergensi
dan pendampingan pada unit yang lebih kecil seperti keluarga desa, dan posyandu.
Posyandu mempunyai manfaat terhadap masyarakat antara lain
pertumbuhan dan perkembangan balita, sehingga tidak menderita kurang gizi, bayi
dan anak balita mendapatkan vitamin A, bayi memperoleh imunisasi lengkap,
stimulasi tumbuh kembang balita dengan menggunakan alat permainan edukatif
di posyandu, mendeteksi dini tumbuh kembang, memperoleh penyuluhan
kesehatan tentang ibu dan anak serta berfungsi untuk membagi pengetahuan dan
pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak. Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK)
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau Nutrition Center (RNC_UP) dan DPD
PERGIZI PANGAN Riau memiliki kepedulian terhadap suksesnya berbagai
implementasi kebijakan dan program di masyarakat. Selain itu setiap perguruan
tinggi memiliki misi Tri Dharma (pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat) yang salah satu bentuk implementasinya melalui pendidikan merdeka
belajar Kampus Merdeka, sejalan dengan PERMENDIKBUD Nomor 3 tahun
2020. FIK UP, RNC UP dan PERGIZI PANGAN memiliki komitmen bersama untuk
turut mensukseskan kebijakan penurunan stunting dan kebijakan merdeka belajar
di
masyarakat melalui program MAHASISWA KKN-PENTING (Peduli Stunting).
Sebagai salah satu bagian dari kegiatan perkuliahan, Kuliah Kerja Nyata
(KKN) diarahkan pada pembelajaran mahasiswa tentang kehidupan bermasyarakat,
dengan melaksanakan berbagai program pemberdayaan dimulai dengan identifikasi
masalah, perencanaan, pemecahan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan.
Bagi mahasiswa, pelaksanaan KKN diharapkan dapat menjadi suatu pengalaman
belajar guna meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran hidup
bermasyarakat. Bagi masyarakat sasaran, kehadiran mahasiswa mampu
memberikan manfaat baik dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi,
sosial, maupun kebudayaan, sehingga dapat mengarahkan pada terwujudnya
masyarakat yang mandiri dan berdaya.
KKN merupakan salah satu wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
pengabdian masyarakat. KKN merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional dan
kemitraan. Program pengabdian kepada masyarakat dipandang oleh Universitas
Pahlawan Tuanku Tambusai sebagai program yang wajib dilaksanakan, baik oleh
dosen maupun mahasiswa. Pengabdian kepada masyarakat harus mendasarkan
pada prinsip-
prinsip kompetensi akademik dan profesionalisme, sehingga dapat menghasilkan
program yang bermutu, relevan, dan sinergis dalam meningkatkan pemberdayaan.
Kegiatan KKN ditujukan untuk peningkatan relevansi pendidikan tinggi
dengan kebutuhan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni
dalam kehidupanya. Selain itu, KKN juga ditujukan untuk meningkatkan persepsi
mahasiswa tentang relevansi antara kurikulum yang dipelajari di kampus dengan
realita kehidupan bermasyarakat. Program KKN merefleksikan pengetahuan teoretik
yang disinergikan dengan pengalaman di lapangan serta diharapkan mahasiswa
dapat meningkatkan potensi, pengetahuan, kemampuan yang dimilikinya, dan
mengembangkan kesadaran baru tentang masyarakat, bangsa, dan tanah airnya
maupun tentang dirinya sendiri, yang akan sangat berguna sebagai bekal menjadi
sarjana.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan yang terjadwal
secara akademik di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai dengan berlandaskan
pada prinsip:
(1) kompetensi akademik; (2) kewirausahaan; dan (3) profesional; sehingga dapat
menghasilkan program pengabdian kepada masyarakat yang bermutu, relevan dan
sinergis dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat (Ruyadi dkk, 2010:172).
Program KKN yang dilakukan oleh UP sangat: (1) relevan dengan program
pembangunan daerah atau pemerintah pusat; (2) relevan dengan kebutuhan
masyarakat; dan (3) relevan dengan visi, misi, renstra, kepakaran, dan IPTEKS yang
dimiliki Universitas Pahlawan. Panduan ini juga menguraikan latar belakang, dasar
hukum, tujuan dan sasaran pelaksanaan, mekanisme dan persyaratan, dan
pedoman pelaksanaan KKN.
B. Dasar Hukum
1. UU No. 20/2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Menristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.
3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:
719/P/2020 tanggal 4 Agustus 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum
Pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.
4. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor
HK.01.08/MENKES/4242/2021,
dan Nomor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi
Kemdikbudristek Nomor 4 Tahun 2021 Tanggal 13 September 2021 tentang
Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Tahun Akademik 2021/2022.
6. Surat Edaran Rektor Nomor: 02/UN.63/TU/2022 tanggal 11 Januari 2022
tentang tentang Pelaksanaan Tri Dharma Semester Genap 2021/2022 di
Lingkungan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
7. MoU Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai dengan BKKBN Propinsi Riau
2. Sasaran.
Adapun Sasaran yang menjadi capaian kegiatan KKN ini adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa
(1) Meningkatkan pemahaman, empati, dan cara berpikir mahasiswa
dalam menyikapi persoalan yang timbul di masyarakat
(2) Meningkatkan peran mahasiswa dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui implementasi teknologi tepat guna
(3) Membina mahasiswa untuk berlatih menjadi inovator, motivator,
fasilitator, dan problem solver
(4) Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk turut terlibat dan
berperan aktif sebagai kader terutama dalam pengentasan masalah
stunting.
Kegiatan KKN ini akan menjadi pengalaman berharga bagi
mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi diri, menimba ilmu dari
stakeholder, dan menerapkan ilmu yang diperolehnya di bangku kuliah.
Mahasiswa akan mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk
mengidentifikasi permasalahan, dan mencari solusi melalui hasil pemetaan
dan identifikasi masalah yang dilakukan melalui berbagai pola
pendekatan, baik identifikasi
langsung di lapangan maupun melalui hasil diskusi, komunikasi, dan
koordinasi dengan berbagai pihak. Tolok ukur keberhasilan mahasiswa
dalam melakukan kegiatan KKN di lapangan dapat diliihat dari
peningkatan IKM Desa, peningkatan kualitas SDM, capaian luaran yang
ditargetkan, maupun tolok ukur lainnya.
b. Masyarakat
(1) Tergalinya potensi wilayah sekaligus tersedianya pemecahan dan
solusi permasalahan masyarakat melalui implementasi IPTEKS dan
Teknologi Tepat Guna
(2) Adanya bantuan tenaga dan pikiran untuk menggali sekaligus
mengembangkan potensi wilayah melalui pembentukan lembaga
desa dan penguatan kader masyarakat,
(3) Membantu percepatan pembangunan pedesaan melalui implementasi
IPTEKS.
(4) Peluang peningkatan mutu SDM melalui pelatihan-pelatihan
c. Perguruan Tinggi
(1) Meningkatkan kontribusi bagi permbangunan daerah melalui
pemberdayaan masyarakat,
(2) Terimplementasinya IPTEKS dan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang
dimiliki UP di masyarakat,
(3) Meningkatkan kejasama antara Perguruan Tinggi dengan mitra, baik
mitra masyarakat, mitra industri, maupun mitra pemangku
kebijakan.
d. Pendekatan
KKN dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kelompok terbatas.
Pendekatan kelompok terbatas yang dimaksud adalah mahasiswa melaksanakan
kegiatan bersama dengan teman yang melakukan KKN yang berada pada satu Desa
sebagaimana ditentukan oleh Unit KKN FIK UP, dengan menetap dan mendirikan
posko di desa yang dituju. Selain itu pendekatan kelompok terbatas bisa dilakukan
dengan teman yang berbeda bidang keahlian sesuai dengan kebutuhan dan aturan
yang berlaku.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) merupakan bentuk
pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk
hidup di tengah masyarakat di luar kampus, yang kemudian secara langsung
bersama dengan masyarakat
mengidentifikasi potensi dan menangani masalah sehingga diharapkan mampu
mengembangkan potensi desa/daerah dan meramu solusi untuk masalah yang ada
di desa. Kegiatan KKNT diharapkan dapat mengasah softskill mahasiswa melalui
jejaring kemitraan, kerjasama tim lintas disiplin/keilmuan (lintas kompetensi),
dan leadership mahasiswa dalam mengelola program pembangunan di wilayah
perdesaan
Skema KKNT ini dilakukan secara berkelompok menyesuaikan kondisi (10-
11 orang) terdiri dari mahasiswa multidisiplin ilmu dari Program Studi S1
Keperawatan, S1 Gizi, S1 Kesehatan Masyarakat dan Profesi Bidan di wilayah
sasaran yang ditentukan yaitu di 20 Lokus Stunting yang ada di Kabupaten
Kampar.
Dalam pelaksanaan kegiatan KKN mahasiswa harus memperhatikan
beberapa hal antara lain: kejujuran, etika, norma, sanksi, serta kewajiban yang
harus dilakukan selama pelaksanaan kegiatan. Di lapangan mahasiswa harus
senantiasa menjaga sopan santun, memiliki empati dan kepedulian sosial untuk
mencermati permasalahan di lapangan, menjunjung tinggi nama almamater UP,
menjalankan KKNT secara sungguh- sungguh, menghargai nilai-nilai dan norma di
masyarakat, serta tidak melanggar norma hukum dan ketentuan pemerintah yang
berlaku. Pelanggaran atas ketentuan tersebut di atas akan diberikan sanksi sesuai
ketentuan yang berlaku berupa teguran, baik secara lisan maupun tertulis,
pembatalan keikutsertaan sebagai peserta KKNT, serta pencabutan nilai akademik
mata kuliah KKNT. Pelanggaran atau perbuatan yang dapat dikategorikan
pelanggaran hukum menjadi tanggung jawab pribadi mahasiswa yang bersangkutan
(Surat Pernyataan peserta KKN).
BAB II
PENGELOLAAN KKN
A. Lembaga Pengelola
D. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini bernama Mahasiswa KKN-PENTING (Peduli Stunting) yang
merupakan suatu kegiatan yang melibatkan mahasiswa Fakultas Ilmu
Kesehatan (Prodi S1 Gizi, S1 Kebidanan, S1 Kesmas, S1 Keperawatan)
Universitas Pahlawan melalui pendampingan dan pemberdayaan kader
posyandu dalam pengukuran antropometri edukasi gizi dan pemetaan
social untuk melihat faktor resiko kejadian stunting pada catin, ibu hamil,
ibu menyusui, dan balita untuk percepatan pencegahan stunting.
Mahasiswa melakukan kegiatan secara berkelompok (10-12 orang per desa)
dengan didampingi oleh seorang Dosen Pembimbing. Kegiatan sosial
mapping/pemetaan sosial resiko stunting, pengukuran antropometri dan
edukasi gizi pada kelompok sasaran.
A. Kegiatan Pelaksanaan
1. Persiapan sebelum Penerjunan ke Lokasi KKN
Persiapan Kegiatan Lapangan (Pelepasan, Koordinasi antar kelompok,
koordinasi DPL dengan mahasiswa, dan rencana kegiatan di lapangan
dilakukan sebelum mahasiswa diterjunkan ke lokasi. Mahasiswa peserta
KKN wajib mengikuti kegiatan Pembekalan KKN yang dilaksanakan oleh FIK
UP, RNC, Pergizi Pangan Riau dan BKKBN Propinsi Riau. Sosialisasi dan
konsolidasi antar mahasiswa dilakukan di bawah bimbingan DPL untuk
mempersiapkan pelaksanaan tahapan kegiatan KKN selanjutnya.
2. Pelaksanaan Kegiatan di Lokasi KKN
a. Pemberangkatan Mahasiswa ke Lokasi KKN
Penerjunan mahasiswa KKN ke lokasi diatur menurut jadwal yang sudah
disusun berdasarkan jumlah mahasiswa yang diterjunkan dan lokasi
yang dijadikan wilayah binaan.
b. Mengumpulkan data umum,yang meliputi:
1) Geografi;
2) Demografi;
3) Sosial;
4) Ekonomi.
c. Mengumpulkan data khusus.
1) Mahasiswa memberikan pelatihan antropometri kepada kader
2) Mahasiswa bersama kader memberikan edukasi kepada ibu balita
stunting
3) Mahasiswa bersama kader melakukan pengukuran antropometri
kepada seluruh anak yang ada di desa tersebut baik yang terdaftar
maupun tidak terdaftar di Posyandu
4) Mahasiswa bersama kader memantau perkembangan anak stunting
5) Mahasiswa melakukan pendataan kelengkapan alat antropometri di
desa lokus stunting
d. Rencana Program KKN
Rencana kegiatan disusun berdasarkan hasil yang telah
disepakati melalui kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa. Setiap
mahasiswa KKN wajib menyusun rencana kegiatan. Rencana kegiatan
didiskusikan yang dihadiri oleh semua mahasiswa, masyarakat, mitra
kerja, tokoh masyarakat, di lokasi kegiatan. sehingga rencana
kegiatan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Rencana kegiatan
ini dituangkan dalam Proposal Rencana Kegiatan (PRK).
e. Tabel POA
POA (Plain Of Action) kegiatan mahasiswa selama KKN terdiri dari:
NO KEGIATAN MINGGU
1 2 3 4
1. Pembukaan
Pelatihan antropometri dan edukasi
kepada kader dan pemetaan sosial
2. Kajian masalah dan potensi
(pengumpulan, pengolahan
dan penyajian data)
Pengukuran antropometri
pada balita dan pemetaan
sosial
3. Pengukuran antropometri
pada balita dan pemetaan
sosial
4. Pemberian Edukasi
5. Monitoring Evaluasi dan Penutup
6. Penyusunan laporan
f. Realisasi Program KKN
No. Keterangan
Laporan Rencana pelaksanaan kegiatan yang telah
A Rencana disosialisasikan dan didiskusikan dengan
Kegiatan berbagai pihak
B Jumlah Misal 5 x 100% = 100, jika hari kerja 5 hari
Kehadiran
C Kedisiplinan Datang, pulang, absensi, ijin, meninggalkan
tempat/ketepatan waktu
Kerja sama antar mahasiswa, antara
D Kerja sama mahasiswa dengan pejabat, pemuka
masyarakat, dan anggota masyarakat
Kemampuan menyesuaikan diri dengan
E Penghayatan situasi dan kondisi, serta tanggap terhadap
permasalahan yang ada di lokasi KKN
Kemampuan dan keberhasilan
memanfaatkan dan menggali potensi,
F Pelaksanaan mengungkapkan, serta menyelesaikan
Program masalah; ketrampilan dalam melaksanakan
program pengembangan dan pembangunan
yang relevan; serta kemampuan
mengevaluasi keberhasilan program yang
telah
dilakukan.
Laporan Pelasanaan rencana kegiatan yang telah
G Pelaksanaan disusun dan analisis keberhasilan program
Kegiatan yang meliputi peluang, kendala, dan solusi
H Responsi Tingkat keberhasilan mahasiswa di lokasi
KKN
3. Nilai Akhir
Nilai akhir kegiatan KKN didasarkan jumlah keseluruhan nilai yang
diberikan oleh DPL, Peserta harus menyerahkan laporan kegiatan
pelaksanaan KKN paling lambat satu minggu setelah penarikan, laporan
diserahkanke LPPM STIKES Arrahma Mandiri Indonesia
C. Keluaran Kegiatan
Kegiatan yang dirancang dalam proposal ini memiliki tiga bentuk luaran
yaitu:
1. Laporan kegiatan mengenai peta sosial, data antropometri dan
pengetahuan gizi upaya pencegahan stunting yang ada di tingkat desa
lokus
2. Infografis, berdasarkan hasil kegiatan pemetaan sosial stunting
3. Program tindak lanjut untuk pendampingan
BAB V
PENUTUP
19
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014
Tentang Pedoman Pembangunan Desa.
Permendesa PDTT Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendamping Desa.
20
Lampiran 1. Protokoler Pelaksanaan KKN
22
Jika tidak memenuhi kriteria suspect COVID-19, maka Anda
akan dirawat inap atau rawat jalan tergantung diagnosa dan
keputusan dokter fasyankes.
3) Jika anda memenuhi kriteria Suspect COVID-19 akan diantar ke RS
rujukan menggunakan ambulan fasyankes didampingi oleh nakes yang
menggunakan alat pelindung diri (APD).
4) Di RS rujukan, akan dilakukan pengambilan spesimen untuk
pemeriksaan laboratorium dan dirawat di ruang isolasi;
5) Spesimen akan dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan di Jakarta. Hasil pemeriksaan pertama akan keluar dalam
24 jam setelah spesimen diterima:
Jika hasil positif:
Maka Anda akan dinyatakan sebagai penderita COVID-19;
Sampel akan diambil setiap hari;
Anda akan dikeluarkan dari ruang isolasi jika pemeriksaan
sampel 2 (dua) kali berturut-turut hasilnya negatif.
Jika hasilnya negatif, Anda akan dirawat sesuai dengan penyebab
penyakit.
i. Jika merasa sehat, namun:
1) Ada riwayat perjalanan 14 hari yang lalu ke negara terjangkit COVID-19, ATAU;
2) Merasa pernah kontak dengan penderita COVID-19, hubungi Hotline
Center Corona di nomor berikut: 119 ext 9.
2. Protokol bepergian
a. Hindari kontak dengan hewan (hidup maupun mati), kalaupun harus
dilakukan maka perhatikan protokol kesehatan;
b. Hindari mengunjungi pasar basah, peternakan atau pasar hewan, kalaupun
harus dilakukan maka perhatikan protokol kesehatan;
c. Hindari mengkonsumsi hewan mentah atau setengah matang;
d. Hindari kontak dengan orang yang mengalami gejala infeksi saluran napas
(batuk, bersin, pile dan sesak napa);
e. Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan;
f. Bila mengalami demam, batuk, dan bersin-bersin, dan sesak napas segera
mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan menggunakan masker dan
memperhatikan protokol berobat yang telah ditetapkan layanan
kesehatan;
g. Bila mengetahui telah melakukan kontak dengan orang yang dinyatakan
positif covid-19, maka segera melaporkan kepada petugas medis untuk
mendapatkan pelayanan selanjutnya;
h. Segera mengganti baju dan mandi setelah melakukan kegiatan KKN di
masyarakat;
3. Protokol pencegahan individu
a. Mencuci tangan lebih sering dengan sabun dan air setidaknya 20 detik atau
menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol (hand sanitizer), serta
mandi atau mencuci muka jika memungkinkan, sesampainya rumah atau
di tempat bekerja, setelah membersihkan kotoran hidung, batuk atau
bersin dan ketika makan atau mengantarkan makanan;
b. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci;
23
c. Jangan berjabat tangan;
24
d. Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit;
e. Tutupi mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas bagian dalam atau
dengan tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci
tangan;
f. Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah berpergian;
g. Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala pada benda-benda yang
sering disentuh dan pada permukaan rumah dan perabot (meja, kursi, dan
lainlain), gagang pintu, dan lain-lain.
4. Protokol peningkatan imunitas diri
a. Konsumsi menu seimbang;
b. Aktifitas fisik (olah raga atau senam ringan)
c. Istirahat cukup;
d. Suplement vitamin ( C, B6, dan E)
e. Tidak merokok;
f. Mengendalikan penyakit yang diderita, seperti: diabetes mellitus, hipertensi
dan kanker.
5. Pencegahan level masyarakat
a. Dilarang berdekatan/kontak fisik, mengatur jarak minimal 1 meter, tidak
bersalaman, tidak berpelukan dan berciuman;
b. Hindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus, dan angkot)
yang tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam sibuk ketika berpergian;
c. Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum;
d. Hindari bepergian ke luar kota/ negeri termasuk ke tempat wisata;
e. Hindari berkumpul dengan teman dan keluarga, termasuk
berkunjung/bersilaturahmi tatap muka dan menunda kegiatan bersama.
Hubungi mereka dengan telepon, internet, dan media sosial;
f. Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter atau
fasilitas lainnya. Namun bila harus berkunjung ke layanan kesehatan,
wajib menggunakan masker dan mematuhi prosedur berobat yang
ditetapkan Fasilitas Layanan Kesehatan;
g. Jika anda sakit, Dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia. Jika anda
tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari interaksi langsung
dengan mereka;
h. Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di rumah;
i. Petunjuk kesehatan harus dilakukan dengan ketat oleh: orang yang
berusia > 60 tahun, memiliki penyakit kronis, seperti: diabetes mellitus,
hipertensi, kanker, asma dan penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dan
lain-lain;
j. Ibu hamil.
6. Protokol bersin dan batuk
a. Jika terpaksa harus bepergian, saat batuk dan bersin gunakan tisu lalu
langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci tangan;
b. Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan lengan atas bagian dalam.
7. Protokol transportasi publik
a. Bila sedang dalam kondisi tidak sehat, jangan mengemudikan kendaraan.
Sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasyankes;
b. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti:
• Mencuci tangan menggunakan air dan sabun;
25
• Membuang sampah di tempat sampah;
• Tidak merokok dan mengonsumsi NAPZA;
26
• Tidak meludah di sembarang tempat;
• Hindari menyentuh area wajah yang tidak perlu;
c. Penumpang yang mengalami demam, batuk atau flu, sebaiknya
menggunakan masker selama berada di dalam kendaraan;
d. Lakukan pembersihan menggunakan desinfektan terutama setelah mengangkut
penumpang yang mengalami demam, batuk atau flu;
e. Saat mengangkut penumpang dengan gejala mirip flu, sarankan
penumpang untuk mengenakan masker. Jika penumpang tidak memiliki
masker, berikan masker kepada penumpang;
f. Ukur suhu tubuh setidaknya dua kali sehari pada saat sebelum dan
sesudah mengemudi, terutama setelah membawa penumpang yang mengalami
demam, batuk atau flu
8. Protokol penyelenggara berskala besar
a. Penyelenggara acara:
Melakukan screening awal melalui pemeriksaan suhu tubuh dan orang
dengan gejala pernapasan seperti batuk/flu/sesak napas;
Jika ditemukan individu yang tidak sehat, sebaiknya tidak
mengikutsertakan dalam kegiatan dan merekomendasikan untuk segera
memeriksakan diri ke fasyankes;
Memastikan peserta yang tidak sehat dan memiliki riwayat perjalanan
dari negara dengan transmisi lokal COVID-19 dalam 14 hari terakhir
tidak menghadiri acara. Hal ini dalam diinformasikan melalui
pemberitahuan di area pintu masuk dan pendaftaran.
Memastikan lokasi acara memiliki sirkulasi udara yang baik dan
memiliki fasilitas memadai untuk mencuci tangan;
Memastikan ketersediaan sabun dan air untuk mencuci tangan atau
pencuci tangan berbasis alkohol;
Meningkatkan frekuensi pembersihan area yang umum digunakan.
b. Peserta acara:
Jika selama acara berlangsung, terdapat staf atau peserta yang sakit
maka tidak melanjutkan kegiatan dan segera memeriksakan diri ke
fasyankes;
Peserta yang kembali dari negara dengan transmisi lokal COVID-19 dalam
14 hari terakhir sebaiknya menginformasikan kepada panitia
penyelenggara. Jika pada saat acara mengalami demam atau gejala
pernapasan seperti batuk/flu/sesak napas maka tidak melanjutkan
kegiatan dan segera memeriksakan diri ke fasyankes. 3. Individu yang
sehat tidak perlu memakai masker;
Peserta harus menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
seperti mencuci tangan secara teratur menggunakan air dan sabun
atau pencuci tangan berbasis alkohol serta menghindari menyentuh
area wajah yang tidak perlu;
Hindari berjabatan tangan dengan peserta acara lainnya, dan
pertimbangkan untuk mengadopsi alternatif bentuk sapa lainnya.
9. Protokol di pasar dan pedagang kaki lima
a. Lakukan pemeriksaan suhu tubuh setidaknya 2 kali sehari;
27
b. Jika sedang dalam keadaan tidak sehat, sebaiknya segera memeriksakan diri
28
ke fasyankes;
c. Gunakan masker jika mengalami batuk atau pilek;
d. Terapkan etika batuk/bersin: tutup mulut menggunakan lengan atas
bagian dalam atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu
yang kotor ke tempat sampah. Lalu cuci tangan dengan menggunakan
sabun dan air;
e. Bersihkan toilet secara teratur dan bagi pengguna toilet, siram toilet
setelah digunakan;
f. Terapkan kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun dan air)
terutama setelah menggunakan toilet, melakukan pekerjaan
pembersihan serta sebelum dan sesudah makan;
g. Gunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan pembersihan dan
saat menangani limbah;
h. Hindari menyentuh area wajah yang tidak perlu.
10. Protokol di restoran
a. Lakukan pemeriksaan suhu tubuh setidaknya 2 kali sehari;
b. Jika sedang dalam keadaan tidak sehat, sebaiknya segera
memeriksakan diri ke fasyankes;
c. Gunakan masker jika mengalami batuk atau pilek;
d. Terapkan etika batuk/bersin: tutup mulut menggunakan lengan atas
bagian dalam atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu
yang kotor ke tempat sampah. Lalu cuci tangan dengan menggunakan
sabun dan air;
e. Bersihkan toilet secara teratur dan bagi pengguna toilet, siram toilet
setelah digunakan;
f. Terapkan kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun dan air)
terutama setelah menggunakan toilet, melakukan pekerjaan
pembersihan serta sebelum dan sesudah makan;
g. Gunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan pembersihan dan
saat menangani limbah;
h. Hindari menyentuh area wajah yang tidak perlu.
i. Lakukan pembersihan menggunakan desinfektan terhadap peralatan setelah
digunakan.
11. Protokol area institusi pendidikan:
a. Dinas Pendidikan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan
setempat untuk mengetahui rencana atau kesiapan daerah setempat
dalam menghadapi COVID-19;
b. Menyediakan sarana untuk cuci tangan menggunakan air dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol di berbagai lokasi strategis di sekolah
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan;
c. Menginstruksikan kepada warga sekolah melakukan cuci tangan
menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol, dan
perilaku hidup bersih sehat (PHBS) lainnya seperti: makan jajanan
sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat, Olahraga yang teratur,
tidak merokok, membuang sampah pada tempatnya;
d. Membersihkan ruangan dan lingkungan sekolah secara rutin (minimal 1
kali sehari) dengan desinfektan, khususnya handel pintu, saklar lampu,
komputer, meja, keyboard dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh
29
tangan. Memonitor absensi (ketidakhadiran) warga sekolah, Jika
diketahui tidak
30
hadir karena sakit dengan gejala demam/ batuk/ pilek/ sakit
tenggorokan/ sesak napas disarankan untuk segera ke fasilitas
kesehatan terdekat untuk memeriksakan diri;
e. Memberikan himbauan kepada warga sekolah yang sakit dengan gejala
demam/ batuk/ pilek/ sakit tenggorokan/ sesak napas untuk
mengisolasi diri dirumah dengan tidak banyak kontak dengan orang
lain;
f. Tidak memberlakukan hukuman/sanksi bagi yang tidak masuk karena
sakit, serta tidak memberlakukan kebijakan insentif berbasis kehadiran
(jika ada). (dalam hal ini bukan kewenangan Kementerian Kesehatan
untuk menetapkan, sehingga Kementerian Kesehatan tidak memberikan
masukan);
g. Jika terdapat ketidakhadiran dalam jumlah besar karena sakit yang
berkaitan dengan pernapasan, Dinas Pendidikan berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan setempat;
h. Mengalihkan tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang absen
kepada tenaga kependidikan lain yang mampu. (dalam hal ini bukan
kewenangan Kementerian Kesehatan untuk menetapkan, sehingga
Kementerian Kesehatan tidak memberikan masukan);
i. Pihak institusi pendidikan harus bisa melakukan skrining awal terhadap
warga pendidikan yang punya keluhan sakit, untuk selanjutnya
diinformasikan dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut;
j. Memastikan makanan yang disediakan di sekolah merupakan makanan
yang sehat dan sudah dimasak sampai matang;
k. Menghimbau seluruh warga sekolah untuk tidak berbagi makanan,
minuman, termasuk peralatan makan, minum dan alat musik tiup yang
akan meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit;
l. Menginstruksikan kepada warga sekolah untuk menghindari kontak fisik
langsung (bersalaman, cium tangan, berpelukan, dsb);
m. Menunda kegiatan yang mengumpulkan banyak orang atau kegiatan di
lingkungan luar sekolah (berkemah, studi wisata);
n. Melakukan skrining awal berupa pengukuran suhu tubuh terhadap
semua tamu yang datang ke institusi pendidikan;
o. Warga sekolah dan keluarga yang berpergian ke negara dengan
transmisi lokal Covid-19 (Informasi daftar negara dengan transmisi lokal
COVID-19 dapat diakses di www.covid19.kemkes.go.id) dan mempunyai
gejala demam atau gejala pernapasan seperti batuk/pilek/sakit
tenggorokan/sesak napas diminta untuk tidak melakukan pengantaran,
penjemputan, dan berada di area sekolah.
32
a. Selalu menggunakan masker;
b. Tidak melakukan aktivitas yang mengumpulkan masa;
c. Menjaga jarak minimal 1 meter ketika berkomunikasi dengan masayarakat
atau kelompok sasaran;
d. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut selama melakukan
kegiatan untuk mencegah masuknya kuman kedalam tubuh;
e. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir selama 20 detik
sesering mungkin, baik sebelum, pada saat maupun setelah melakukan
kegiatan KKN di masyarakat;
f. Atau Membersihkan tangan dengan hand sanitizer (untuk tangan dalam
keadaan bersih) yang pembuatannya sesuai dengan prinsip pencegahan
infeksi;
g. Hindari berjabat tangan dengan masyarakat atau kelompok sasaran, dan
sampaikan hal tersebut dengan baik dan sopan kepada mereka sehingga
tidak menyinggung perasaan. Bila berjabat tangan tidak dapat dihindari,
perhatikan protokol kesehatan (menghindari memegang bagian mata,
hidung dan mulut, serta mencuci tangan sesegera mungkin)
h. Selalu melakukan pengukuran suhu tubuh sebelum melakukan kegiatan
KKN di masyarakat;
4. Jika anda merasa tidak sehat, dengan gejala demam 380 Celsius, dan batuk/
pilek, maka jangan melakukan kegiatan KKN di luar rumah, istirahat yang
cukup dan minum air putih yang cukup, serta bila gejalanya tambah berat,
atau disertai dengan sesak napas, segera berobat ke fasilitas pelayanan
kesehatan (fasyankes), dengan memperhatikan hal berikut:
a. Gunakan masker;
b. Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin yang benar
dengan cara menutup mulut dan hidung dengan tisu atau punggung
lengan;
c. Usahakan tidak menggunakan transportasi massal.
d. Jika anda merasa sehat, namun anda riwayat perjalanan 14 hari yang lalu
ke negara terjangkit Covid-19, atau provinsi yang terjangkit Covid-19,
atau pernah kontak dengan penderita yang positif Covid-19, maka anda
tidak diperbolehkan melakukan kegiatan KKN, dan diharap untuk segera
menghubungi petugas medis guna melaporkan diri dan mengikuti anjuran
mereka untuk tindakan selanjutnya;
e. Hindari kontak dengan orang yang mengalami gejala infeksi saluran napas
(batuk, bersin, pilek dan sesak napas);
f. Segera mengganti baju dan mandi setelah melakukan kegiatan KKN di
masyarakat;
g. Makan teratur, tepat waktu dan mengandung nilai gizi yang baik;
h. Sering berolah raga ringan dan istirahat yang cukup;
i. Mengkonsumsi makanan, buah-buahan dan sayuran yang mengandung
vitamin C, B6 dan E;
j. Hindari melakukan mobilisasi masa dengan kenderaan umum, kalaupun
diperlukan maka setiap penumpang wajib menggunakan masker dan batasi
jarak tempat duduk
k. Bila anda menderita penyakit kronis, seperti: diabetes mellitus, hipertensi,
33
kanker, asma dan penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK), atau sedang
hamil,
34
maka batasi melakukan kegiatan KKN secara langsung di masyarakat,
kalaupun harus dilakukan maka perhatikan protokol kesehatan secara
ketat;
l. Selalu memperhatikan protokol bersin atau batuk ketika melakukan
kegiatan KKN di masyarakat, seperti:
Gunakan masker;
Bila lupa menggunakan masker, maka saat batuk dan bersin
gunakan tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan
segera cuci tangan;
Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan lengan atas
bagian dalam.
C. Penutup
Demikianlah beberapa Protap yang harus diperhatikan oleh setiap mahasiswa yang
melakukan KKN. Prosedur ini menjadi pedoman awal bagia mahasiswa, namun
pada saat pelaksanana KKN Tematik di lapangan, mahasiswa juga wajib mengikuti
berbagai prosedur yang ditetapkan oleh otoritas daerah.
Lampiran 2. Buku Catatan Harian Kegiatan
35
BUKU CATATAN HARIAN (LOG BOOK)
KULIAH KERJA NYATA (KKN)
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
Nama Mahasiswa/NIM : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
36
UNIT KULIAH KERJA NYATA
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU
TAMBUSAI
2022
A. Jadwal
Waktu Jam Kegiatan
37
Lampiran 3. Program Kegiatan Mahasiswa KKN
1. Pendataan Penduduk
Jumlah Penduduk
No Kelompok Usia L % P % Jumlah Total
1 0-4
2 5-9
3 10 -14
4 15 -19
5 20 -24
6 25 -29
7 30 -34
8 35 -39
9 40 -44
10 45 -49
11 50 -54
12 55 -59
13 60 -64
14 65 -69
15 70 -74
16 + 75
catatan.
Tabel ini diisi oleh kelompok mahasiswa sesuai kondisi lokasi KKN nya
masing- masing.
Lurah/Kepala Desa
38
DATA JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DESA.....
/KELURAHAN………………KECAMATAN…………. KABUPATEN…………..
catatan.
Tabel ini diisi oleh kelompok mahasiswa sesuai kondisi lokasi KKN nya
masing- masing.
Lurah/Kepala Desa
39
DATA JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN PEKERJAAN
DESA..... /KELURAHAN………………KECAMATAN…………. KABUPATEN…………..
Lurah/Kepala Desa
40
DATA TENAGA PENDIDIK (GURU) DI DESA /KELURAHAN…
KECAMATAN…………. KABUPATEN…………..
catatan.
Tabel ini diisi oleh kelompok mahasiswa sesuai kondisi lokasi KKN nya
masing- masing.
Lurah/Kepala Desa
41
DATA TENAGA KESEHATAN DI DESA /KELURAHAN…
KECAMATAN…………. KABUPATEN…………..
catatan.
Tabel ini diisi oleh kelompok mahasiswa sesuai kondisi lokasi KKN nya
masing- masing
Lurah/Kepala Desa
42
DATA SISWA SMA DI DESA /KELURAHAN…
KECAMATAN…………. KABUPATEN………….
catatan.
Tabel ini diisi oleh kelompok mahasiswa sesuai kondisi lokasi KKN nya
masing- masing
Lurah/Kepala Desa
43
DATA KONDISI EKONOMI MASYARAKAT
YANG BEKERJA/TIDAK BEKERJA TERDAMPAK COVID-19
DI DESA/KELURAHAN…KECAMATAN…… KABUPATEN……………..
catatan.
Tabel ini diisi oleh kelompok mahasiswa sesuai kondisi lokasi KKN nya
masing- masing
Lurah/Kepala Desa
44
2. Program alternatif yang diusulkan
Program alternatif yang dilakukan mahasiswa selama KKN didasarkan pada
aspek kebutuhan masyarakat tempat KKN dilaksanakan. contoh kegiatan yang
dapat dilakukan antara lain:
Penyuluhan kesehatan khususnya tentang stunting
Membatu siswa dalam pembelajaran daring.
Membentuk kelompok belajar
Membuat analisis potensi desa tempat mahasiswa
KKN Membuat taman bacaan anak
dan lain-lain
kegiatan ini dapat dilakukan secara kelompok dengan pemuda/pemudi atau
mahasiswa dari universitas lain baik yang juga sedang KKN maupun tidak
dilingkungan tempat mahasiswa melaksanakan KKN. Program kegiatan ini
dilakukan minimal 2 kali selama KKN dengan program kegiatan yang berbeda,
secara berkelanjutan selama pelaksanaan KKN berlangsung. laporan program
kegiatan yang dilakukan berdasarkan format sebagai berikut:
Daftar Peserta
No. Nama Tanda Tangan
1.
2
3
4
Dst
catatan: Semua kegiatan harus didokumentasikan baik melalui foto maupun video dan
dipublikasikan di Youtube serta media sosial lainnya.
45
Lampiran 4. Contoh surat pernyataan sudah selesai melaksanakan KKN dari
Kepala Desa/Lurah
SURAT PERNYATAAN
46
EVALUASI KEBERHASILAN MAHASISWA KKN PEDULI STUNTING
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
47
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Jalan Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang Kampar Riau 28412 Telp. (0762) 21677, 085278005611, 085211804
e-mail:
Nomor : 004/LPPM/UPTT/VI/2022
Lampiran :-
Perihal : Permohonan Izin Lokasi Pelaksanaan KKN
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Kepala Desa …………………
Di_
Tempat
Teriring salam dan do’a semoga kita dalam beraktivitas dan menjalankan tugas
sehari- hari selalu dalam lindungan Allah SWT. Amiin
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.
Bangkinang, 26 Juni
2021 Ketua LPPM
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
48
FORMAT LAPORAN AKHIR KKN (Mahasiswa)
OLEH
.
No. Nama NIM Program Studi Fakultas
.
1 .
2
.
3
4
5
Dst
49
UNIT KULIAH KERJA NYATA
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2022
Halaman Sampul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran umum lokasi KKN (gambaran umum tentang desa lokasi
KKN seperti letak geografis, jarak dari kecamatan, jarak dari
kabupaten, alat transportasi dan alat komunikasi)
B. Tujuan ( tujuan pelaksanaan KKN)
C. Manfaat ( manfaat pelaksanaan KKN)
D. Program desa (program desa yang telah berlangsung, yang sedang
berlangsung dan yang akan berlangsung)
BAB II ANALISIS SITUASI DESA/KELURAHAN
Potensi desa (kemukakan potensi yang dimiliki desa berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan seperti pertanian, perkebunan, pariwisata,
industri dan lainnya; unit usaha desa yang ada; karakteristik desa
seperti suku, agama dan lainya; program desa yang ada seperti
kegiatan karang taruna, kegiatan posyandu, keluarga berencana;
jumlah sekolah yang ada)
BAB III RUANG LINGKUP POTENSI DESA
Kemukakan berbagai potensi yang ditemukan dari hasil analisis situasi
desa kemudian kemukakan apa yang menjadi kebutuhan untuk
menyelesaikan
masalah tersebut berdasarkan data potensi desa yang ada
BAB IV PERUMUSAN PROGRAM KERJA MASA PANDEMI COVID-19
Kemukakan program kerja yang direncanakan untuk mengembangkan
potensi yang ada seperti yang ditetapkan pada rencana program
kerja. Perlu dicantumkan jenis kegiatan, waktu dan jadwal kegiatan,
komponen yang dilibatkan dan evaluasi keberhasilan
BAB V HASIL PELAKSANAAN PROGRAM
Kemukakan hasil yang dicapai berdasarkan perumusan program kerja,
hambatan yang dihadapi dan solusinya serta keberlanjutan program.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan (tuliskan simpulan pelaksanaan KKN)
B. Saran (kemukan saran untuk untuk merumuskan alternatif solusi
sehingga dapat diperbaiki pada kegiatan KKN berikutnya)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN lampirkan absensi kehadiran, program kerja KKN, jurnal harian
setiap anggota, peta desa, struktur organisasi desa, program kerja
individu/kelompok, dan data-data sesuai tabel yang terdapat dalam
buku
50
petunjuk. Upload juga Bukti aktifitas di media sosial (WhatsApp,
Instagram, Youtube, Zoom dll), dan Bukti Publikasi di media online.
51
KUESIONER PEMANTAUAN
STATUS GIZI
DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI
I. IDENTITAS
1. Provinsi : ............................................ 1
2. Kabupaten/Kota : ............................................ 2
3. Kecamatan : ............................................ 3
4. Desa/Kelurahan : ............................................ 4
5. Tipe Desa/Kelurahan : 1=Perkotaan 2=Pedesaan 5
6. Nomor Klaster : ............................................ 6
7. Tanggal Pengukuran (HH/BB/TTTT) : ........./......../................ 7
8. Nama Petugas : ............................................ 8
II. IDENTITAS RUMAH
9. Nomor Urut Rumah Tangga : ............................................ 9
10. Nama Kepala Rumah Tangga : ............................................ 10
11. Nama Responden : ............................................ 11
12. Jumlah Anggota Rumah Tangga :...................Orang 12
13. Tingkat Pendidikan
a. Pendidikan Ayah/Kepala Keluarga 13 a
b. Pendidikan Ibu/Istri 13 b
c. Pendidikan Responden 13 c
1=Tidak Pernah Sekolah 2=Tidak tamat SD 3=Tamat SD 4=Tamat SMP
5=Tamat SMA 6=Tamat Perguruan Tinggi 7=Tidak Tahu
1=Ya2=Tidak 31 b
b. Jika dalam keluarga ada balita 12 – 59 bulan, apakah balita sudah diberi Vitamin A berwarna merah dalam 6 bulan terakhir
1=Ya 1 Kali (1 kapsul)2=Ya 2 Kali (2 kapsul) 3=Tidak (Belum diberi Vitamin A warna merah)
c. Jika dalam keluarga ada ibu nifas, apakah sudah menerima/meminum kapsul Vitamin A berwarna 31 c merah?
1=Ya 1 Kali (1 kapsul)2=Ya 2 Kali (2 kapsul) 3=Tidak (Belum diberi Vitamin A warna merah)
PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG)
DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI
I. IDENTITAS LOKASI
1. Provinsi : Tulis nama dan kode provinsi dari
Badan Pusat Statistik (BPS)
2. Kabupaten / Kota : Tulis nama dan kode kabupaten/kota
dari BPS
3. Kecamatan : Tulis nama dan kode kecamatan dari
BPS
4. Desa/Kelurahan : Tulis nama dan kode desa/kelurahan
dari BPS
5. Tipe Desa/Kelurahan : Tulis nama dan kode tipe
desa/kelurahan dari BPS. Jika kelurahan
tulis kode 1, jika desa tulis kode 2
6. Nomor Klaster : Tulis nomor klaster
7. Tanggal Pengukuran : HH/BB/TTTT=HariHari/BulanBulan/Tahun
TahunTahunTahun. Contoh : 1 Agustus
2014 ditulis 01/08/2014
8. Nama Petugas : Tulis nama petugas yang
mengumpulkan data
Tabel 7. Prevalensi status gizi anak 5 – 18 tahun berdasarkan Indeks Massa Tubuh
(IMT) menurut umur
n IMT/U %
Status gizi
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
Obesitas
Total
Tabel 9. Prevalensi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan WUS KEK
Bumil WUS
Status gizi
n % n %
KEK
Normal
Total
Tabel 10. Jumlah bayi ( 0 – 1 bln) yang datang dan ditimbang di Posyandu
dalam dua bulan terakhir
Bayi yang datang dan ditimbang 2 bulan n %
terakhir
Tidak pernah
Satu kali
Dua kali
Total
Tabel 11. Jumlah bayi ( 2 – 3 bln) yang datang dan ditimbang di Posyandu
dalam empat bulan terakhir
Bayi yang datang dan ditimbang 4 bulan n %
terakhir
Tidak pernah
Satu kali
Dua kali
Tiga kali
Empat kali
Total
Tabel 12. Jumlah bayi ( 4 – 5 bln) yang datang dan ditimbang di Posyandu dalam
enam bulan terakhir
Bayi yang datang dan ditimbang 6 bulan n %
terakhir
Tidak pernah
Satu kali
Dua kali
Tiga kali
Empat kali
Lima kali
Enam kali
Total
Tabel 13. Jumlah bayi ( 6 – 59 bln) yang datang dan ditimbang di Posyandu dalam
enam bulan terakhir
Bayi yang datang dan ditimbang 6 bulan n %
terakhir
Tidak pernah
Satu kali
Dua kali
Tiga kali
Empat kali
Lima kali
Enam kali
Total
Tabel 15. Jumlah balita sangat kurus yang dirujuk dalam keluarga
Dirujuk ke
Jumlah balita sangat kurus Rumah Sakit Puskesmas TFC
n % n % n %
Ya
Tidak
Total
Tabel 16. Usia kehamilan ibu dalam keluarga
Ibu hamil n %
Trimester I (1 – 3 bln)
Trimester II ( 4 – 6 bln)
Trimester III (7 – 9 bln)
Tidak tahu
Total
Tabel 17. Jumlah ibu hamil pertama kali mendapat Tablet Tambah Darah
(TTD)
Ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah n %
Trimester I (1 – 3 bln)
Trimester II ( 4 – 6 bln)
Trimester III (7 – 9 bln)
Tidak tahu
Total
Tabel 18. Frekuensi ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
Frekuensi ibu hamil mendapat Tablet Tambah n %
Darah
Tidak pernah
1 (satu) kali
2 (dua) kali
3 (tiga) kali
Tidak tahu
Total
Tabel 19. Jumlah Tablet Tambah Darah (TTD) yang diperoleh ibu hamil
Jumlah Tablet Tambah Darah (TTD) yang diperoleh
n %
ibu hamil
30 butir
60 butir
90 butir
Total
Tabel 20. Jumlah Tablet Tambah Darah (TTD) yang diminum ibu hamil
Jumlah Tablet Tambah Darah (butir)
Jumlah ibu hamil mendapat
0 - 30 31 - 60 61 – 90
Tablet Tambah Darah
n % n % n %
Diminum
Tidak diminum
Total
Tabel 21. Jumlah ibu hamil yang tidak dapat TTD tapi membeli TTD sendiri
Asal Tablet Tambah Darah
Jumlah ibu hamil yang
Puskesmas Beli Sendiri
minum Tablet Tambah Darah
n % n %
Ya
Tidak
Total
Tabel 22. Jumlah Tablet Tambah Darah (TTD) yang diminum ibu hamil yang dibeli
sendiri
Jumlah Tablet Tambah Darah (butir)
Ibu hamil beli TTD sendiri 0 - 30 31 - 60 61 – 90
n % n % n %
Diminum
Tidak diminum
Total
Tabel 24. Persentasi jenis garam yang digunakan dalam rumah tangga
Jenis garam yang dikonsumsi di rumah n %
tangga
Garam bata
Garam curah
Garam halus
Garam gurih
Total
Tabel 29. Persentasi bayi 6 – 11 bulan diberi kapsul Vitamin A 6 (enam) bulan
terakhir
Konsumsi Vitamin A pada bayi 6 – 11 bulan 6 bulan
n %
terakhir
Ya
Tidak
Total
Tabel 30. Persentasi bayi 12 – 59 bulan diberi kapsul Vitamin A 6 (enam) bulan
terakhir
Konsumsi Vitamin A pada bayi 12 – 59 bulan 6 bulan
n %
terakhir
Ya
Tidak
Total
Tabel 31. Persentasi ibu nifas yang menerima / minum kapsul Vitamin A
Ibu nifas menerima / minum kapsul Vitamin A n %
Ya
Tidak
Total