Verlinda Novitasari 1
1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Univesitas Negeri Semarang, Indonesia
Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e ISSN 1475-222656
E-mail: verlindanov123@gmail.com
855
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
856
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
tenga kesehatan. Selain itu hasil pelaksanaan persalinan yang lalu, sering terjadi keguguran
KIH menurut Sujatmi (2013) Tingkat depresi sebelumnya, kepala pusing hebat, kaki bengkak,
postpartum dari kondisi fisik ibu hamil yang perdarahan pada waktu hamil, keluar air
diberikan pelatihan lebih rendah dari pada yang ketuban pada waktu hamil. Kehamilan risiko
tidak diberikan pelatihan. tinggi merupakan kehamilan patologi yang
Penelitian (Ayu, 2015) di Puskesmas dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin.
Malalak dan Biaro, Kabupaten Agam Perlu adanya upaya promotif dan preventif
menyimpulkan secara keseluruhan kurangnya sampai dengan waktunya diambil dengan sikap
peran bidan dalam menjalankan tugas dan tegas dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan
fungsinya sebagai pelaksana pelayanan janinnya (Manuba, I.G.B., 2006). Kehamilan
kebidanan di komunitas dan belum adanya risiko tinggi di wilayah kerja puskesmas
kolaborasi antar profesi dalam menjalankan Gondosari rata-rata dikarenakan ibu hamil
program kelas ibu hamil. Sistem pelaksanaan usianya diatas 35 tahun, penderita hipertensi,
kelas ibu hamil belum sesuai dengan pedoman melahirkan sudah lebih dari 3 kali dan sudah
pelaksanaan kelas ibu hamil. Perlu berbagai ada riwayat komplikasi kehamilan sebelumnya
upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan sehingga puskesmas mengadakan pembentukan
dan mengembangkan pelaksanaan kelas ibu kelas ibu hamil risiko tinggi sebagai salah satu
hamil . upaya dalam menurunkan angka kematian ibu
Berdasarkan data profil kesehatan dan meningkatkan pengetahuan tentang
kabupaten Kudus tahun 2017, Kabupaten kehamilan.
Kudus menempati posisi urutan ke 14 dengan Berdasarkan studi pendahuluan di
AKI (angka kematian ibu) di Provinsi Jawa puskesmas Gondosari Pelaksanaan program
Tengah dengan angka kematian ibu sebanyak 11 kelas ibu hamil risiko tinggi di lakukan di area
kasus. Penyebab terbesar kematian Ibu yaitu puskesmas Gondosari dan diikuti ibu hamil 5
penyakit tidak menular (PTM) dan hipertensi desa wilayah kerja puskesmas Gondosari.
dalam masa kehamilan (Dinkes Kudus, 2017) Jumlah maksimal peserta kelas Ibu hamil
Data angka kematian ibu di puskesmas adalah 20 peserta. Materi yang disampaikan
Gondosari tahun 2017 sebesar 2 kasus kematian lebih menekankan pengarahan proses
ibu dan pada tahun 2018 terjadi 2 kasus persalinan di rumah sakit dan himbauan risiko
kematian ibu. Penyebab kematian ibu yaitu yang mungkin terjadi selama kehamilan.
hipertensi dalam masa kehamilan. Data angka Metode yang digunakan dalam program kelas
ibu hamil risiko tinggi tahun 2017 berjumlah ibu hamil dengan menggunakan metode diskusi,
247 ibu hamil dan tahun 2018 berjumlah 256 ceramah dan senam ibu hamil, padahal menurut
ibu hamil. Ibu hamil risiko tinggi lebih dari 30% panduan pedoman kelas ibu hamil, metode
dari jumlah ibu hamil di 5 desa wilayah kerja dalam program kelas ibu hamil terdiri atas
puskesmas Gondosari (Dinkes Kudus, 2017). ceramah, diskusi, demonstrasi dan praktek,
Ibu dengan kehamilan risiko tinggi adalah penugasan dan simulasi.
ibu hamil yang mengalami risiko atau bahaya Pada pelaksanaan program kelas ibu
yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun hamil tidak ada peran serta suami atau keluarga
persalinan, bila dibandingkan dengan ibu hamil peserta kelas ibu hamil, berdasarkan buku
yang normal. Ibu hamil yang termasuk kategori pedoman kelas ibu hamil bahwa suami atau
kehamilan dengan risiko tinggi adalah: Ibu keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan.
dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, bentuk Pada pelaksanaan bidan tidak melaksanakan
panggul ibu yang tidak normal, badan Ibu kurus kuesioner awal dan akhir program kelas ibu
pucat, umur Ibu kurang dari 20 tahun atau lebih hamil yang diisi oleh ibu hamil sebagai bentuk
dari 35 tahun, jumlah anak lebih dari 4 orang, evaluasi pelaksanaan kelas ibu hamil. Setelah
jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun, pelaksanaan program kelas ibu hamil risiko
adanya kesulitan pada kehamilan atau tinggi bidan tidak langsung melakukan
857
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
858
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
859
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah dilaksanakan untuk menjamin pelaksanaan
orang lain untuk melakukan dan tidak Kelas Ibu Hamil berjalan dengan baik,
melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. berkualitas dan sesuai dengan rencana.
Selain itu dikatakan bahwa individu-individu pengawasan dilakukan dalam rangka melihat
dalam organisasi seharusnya diberikan delegasi perkembangan dan pencapaian, serta masalah
wewenang untuk melaksanakan tanggung dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil
jawabnya. Menurut infroman triangulasi, monitoring dapat dijadikaan bahan acuan
pengorganisasian yang dilakukan di Dinas untuk perbaikan dan pengembangan kelas
Kesehatan Kabupaten Kudus adalah pemberian ibu hamil selanjutnya. Kegiatan pengawasan
tugas kepada para pelaksanaan yaitu bidan dilakukan secara berkala dan berjenjang
koordinator puskesmas, bidan puskesmas, dan mulai dari tingkat Desa , Kecamatan,
bidan desa. Tugas tersebut di berikan kepada Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Monitoring
bidan desa sebab mereka adalah tenaga yang di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
bertanggung jawab melaksanhakan program dilakukan minimal setiap 3 (tiga) bulan
kelas ibu hamil di wilayah mereka. sekali.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Berdasarkan hasil penelitian, dapat
informan utama kendala dalam kelas ibu hamil diketahui bahwa dalam pelaksanaan program
risiko tinggi di puskesmas gondosari adalah kelas ibu hamil belum pernah dilaksanakan
menggerakkan anggota keluarga (suami) untuk evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten
megikuti kelas ibu hamil dikarenakan suami Kudus disebabkan banyaknya kunjungan yang
bekerja kemudian karena kelas ibu hamil risiko dilakukan dinas kesehatan. Untuk evaluasi
tinggi diikuti ibu hamil 5 desa yang jarak rumah peserta kelas ibu hamil di lakukan pre test
sampai puskesmas jauh mengakibatkan ibu sebelum dimulainya materi dan post test setelah
hamil sering terlambat dan tidak hadir diberikan materi tetapi tidak dilakukan setiap
mengikuti kegiatan kelas ibu hamil risiko tinggi. pertemuan.
Berdasarkan informan triangulasi dari bahwa Hasil penelitian tersebut tidak sesuai
masih rendah pengetahuan dan peran serta dengan buku pedoman pelaksanaan kelas ibu
suami untuk mendampingi ibu hamil mengikuti hamil Depkes RI Tahun 2011 menyatakan
kelas ibu hamil. Suami hanya sampai pada bahwa Kegiatan Evaluasi dilakukan untuk
tahap mengantar ibu hamil tersebut. Namun, melihat keluaran dan dampak baik positif
ada juga yang menunggu, tapi tidak mau masuk maupun negatif pelaksanaan kelas ibu hamil
ke ruangan kelas ibu hamil. Menurut buku berdasarkan indikator mulai dari Indikator
pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil Depkes input, proses dan output kegiatan. Dari hasil
RI Tahun 2011, bahwa suami/keluarga ikut evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan
serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat pembelajaran guna melakukan perbaikan dan
mengikuti materi yang penting mengenai tanda pengembangan kelas ibu hamil berikutnya.
bahaya kehamilan serta persiapan persalinan Evaluasi oleh pelaksana (Bidan/koordinator
(Depkes RI, 2009). bidan) dilakukan pada setiap selesai
Berdasarkan hasil wawancara dengan pertemuan kelas ibu. Dinas Kesehatan
informan utama yang menyatakan bahwa Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan
dilakukan pencatatan atau pelaporan setelah Provinsi dapat melakukan evaluasi bersama
kegiatan kelas ibu hamil dilaksanakan. sama misalnya 1 kali setahun.
Pernyataan tersebut sejalan dengan pernyataan Padahal pelaksanaan evaluasi pada
informan triangulasi yang menyatakan ada program, baik dalam evaluasi input, process
pencatatan atau pelaporan dari pihak puskesmas maupun output sangat penting untuk dilakukan.
yang diserahkan 3 bulan sekali. Buku pedoman Dengan melakukan evaluasi, hasilnya dapat
pelaksanaan kelas ibu hamil. Depkes RI Tahun dijadikan sebagai alat untuk memperbaiki
2011 menyatakan bahwa pengawasan kebijaksanaan pelaksanaan program dan
860
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
perencanaan program yang akan datang, setiap masalah-masalah kesehatan yang terjadi
memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang pada masa kehamilan . (Fuada, N dan
sedang berjalan serta dapat dijadikan acuan Setyawati, B., 2015) juga mengatakan output
untuk mengadakan perencanaan kembali yang kelas ibu hamil adalah meningkatnya perubahan
lebih baik. sikap terhadap pemilihan persalinan dibantu
Gusti (2008) mengatakan bahwa output tenaga medis. Lebih lanjut dikatakan oleh
adalah barang atau jasa yang dihasilkan secara Rochayah (2012) bahwa perubahan pemilihan
langsung dari pelaksanaan kegiatan berdasarkan persalinan menggunakan tenaga medis adalah
input yang digunakan. Bagusnya pencapaian pengetahuan, peranan petugas kesehatan.
output tidak lepas dari baiknya input yang Output lainnya yang menjadi kekuatan program
dimiliki, begitu juga sebaliknya apabila input KIH adalah meningkatnya jumlah kunjungan
yang dimiliki tidak baik makan output yang K1 dan K4. Hal ini juga terlihat dari laporan
dihasilkan akan tidak baik juga. Jika tujuan capaian kunjungan K1 dan K4 di Puskesmas.
awal Kelas ibu hamil adalah merubah sikap dan Dalam penelitian (Nurmawati, 2018)
perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan Puskesmas Klambu memiliki cakupan K4
tentulah dengan waktu empat bulan, (bahkan (78,94%) terendah tahun 2015 di Kabupaten
kurang dari empat bulan), jika ibu hamil tidak Grobogan. Meski mengalami kenaikan cakupan
rutin mengikuti Kelas ibu hamil, maka tujuan K4 (83,26%) pada tahun 2016 tetapi cakupan ini
ini sulit terwujud. Hal ini sesuai (KemenKes, belum mencapai target nasional (90%) dan juga
2011) bahwa Kelas Ibu Hamil merupakan penelitian (Izzah, 2011) dikatakan bahwa salah
sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan satu desa di Bulukumba, Sulawesi Selatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam angka K4 meningkat sampai dengan 100 persen.
kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai PENUTUP
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, Berdasarkan hasil dan pembahasan data
mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. penelitian yang telah dilakukan maka dapat
Untuk itu perlu kesadaran ibu hamil dan disimpulkan Input dalam pelaksanaan program
dukungan suami agar capaian luaran yang kelas ibu hamil risiko tinggi di puskesmas
diinginkan dari kegiatan kelas ibu hamil bisa gondosari kabupaten kudus yang terdiri: sumber
terwujud secara maksimal. Menurut daya manusia (SDM), sarana prasarana, dana.
(Puspitasari, 2012) dukungan dari keluarga Jumlah SDM yang dimiliki puskesmas sebanyak
terutama suami dalam mengikuti kelas ibu 13 orang dan sudah memenuhi standar minimal
hamil dengan menyuruh mereka untuk ikut bidan dalam buku pedoman puskesmas, bidan
dalam kegiatan kelas ibu hamil sangat yang berpendidikan D4 ada 7 orang dan petugas
berpengaruh besar pada ibu hamil. yang berpendidikan D3 sebanyak 13 orang
Output kegiatan kelas ibu hamil risiko tetapi bidanyang berkontribusidalam kelas
tinggi di puskesmas gondosari diharapkan ibuhanilrisiko tinggi hanya 1 bidan yang telah
adanya peningkatan pengetahuan dan mengikuti pelatihan dari dinas Kesehatan.
penurunan resiko tinggi kehamilan. kegiatan ini Sarana dan prasarana program kelas ibu hamil
juga diharapkan ibu bisa bersalin pada tenaga risiko tinggi cukup baik dan lengkap sesuai
kesehatan sehingga dengan luaran angka dengan buku pedoman kelas ibu hamil tetapi
kematian ibu dan bayi juga diharapkan bisa belum digunakan dengan maksimal. Sumber
menurun. Menurut (Maria, 2013) meningkatkan dana pelaksanaan program kelas ibu hamil
pengetahuan tentang kesehatan khususnya risiko tinggi tidak memiliki kendala,
tentang kehamilan risiko tinggi agar dapat dikarenakan sudah ada dana dari BOK dan
membantu menurunkan angka kesakitan dan APBdes. Pelaksanaan kelas ibu hamil risiko
angka kematian ibu dengan mendeteksi dini tinggi di puskesmas gondosari dalam segi proses
861
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
862
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
Menghaapi Krisis Ekonomi . Faultas Kesehatan Nurmawati. (2018). Cakupan Kunjungan Antenatal
Masyarakat Jurusan Administrasi dan Kebijakan Care pada Ibu Hamil. HIGEIA (Journal of
Kesehatan Universitas Sumatera Utara. Public Health Research and Development), 2(1),
KemenKes. (2011). Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu 113–124.
Hamil. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Puspitasari, L. (2012). gambaran pelaksanaan kelas
Kemenkes RI. (2013). profil kesehatan indonesia tahun ibu hamil di puskesmas bangetayu kota
2013. Jakarta: Kemenkes RI. semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Kusbandiyah, J. (2013). Analisis Implementasi Volume 1, Nomor 2, Halaman 1054 - 1060.
Program KIH oleh Bidan Puskesmas di Kota Rini, d. (2014). Gambaran Pelaksanaan Kegiatan
Malang. urnal Ilmiah Kesehatan Media Kelas Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Husada.Vol.02 No.1 Puskesmas Mranggen Kabupaten Demak.
Manuba, I.G.B. (2006). Ilmu kebidanan, penyakit Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
kandungan, dan KB. Jakarta: EGC. Volume 2, Nomor 3.
Maria, S. (2013). Hubungan Tingkat Pendidikan Symon, et al. (2017). Antenatal Care Trial
Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang. Interventions: a Systematic Scoping Review
Jurnal Ilmiah Bidan, Vol. 3 No. 2. and Taxonomy Development of Care Models.
Muninjaya, G. (2013). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan BMC Pregnancy and Childbirth 17: 8 DOI
Seni. Jakarta: Rineka cipta. 10.1186/s12884-016-1186-3.
Norma, E. I. (2012). Cakupan Kunjungan Pertama Yeji, F. A. (2015).
Ibu Hamil Pada Pelayanan Antenatal Care . ContinuumofCareinaMaternal,Newborn
Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol.2 No. 1. andChildHealthPrograminGhana:Low
Notoatmodjo, S. (2005). promosi kesehatan teori dan CompletionRateandMultipleObstacle Factors.
aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. PLOS ONE, DOI:10.1371 pages 1-23
863