Anda di halaman 1dari 9

HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH


RESEARCH AND DEVELOPMENT
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Risiko Tinggi

Verlinda Novitasari 1

1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Univesitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Kelas ibu hamil merupakan sarana belajar bersama ibu hamil agar memperoleh pengetahuan yang
Diterima 23 Juni 2020 cukup untuk mencegah komplikasi, meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil, dan melakukan
Disetujui 1 Desember persalinan pada tenaga kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
2020 pelaksanaan program kelas ibu hamil risiko tinggi di Puskesmas Gondosari Kabupaten Kudus.
Dipublikasikan 30 Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September s.d November 2019. Jenis metode penelitian ini
Desember 2020 adalah kualitatif dengan jenis studi kasus. Informan utama berjumlah 4 orang yang dipilih
________________ berdasarkan teknik purposive sampling dan 5 informan triangulasi. Pengambilan data dilakukan
Keywords: dengan instrumen berupa pedoman wawancara mendalam, lembar observasi, dan dokumentasi.
implementation analysis, Hasil penelitian hasil penelitian dapat diketahui bahwa tenaga kesehatan yang berpartisipasi sudah
classes of pregnant women, cukup tetapi hanya 1 bidan yang telah mengikuti pelatihan. bidan belum mampu untuk
health centers menggerakan peran serta suami atau keluarga untuk mengikuti program kelas ibu hamil kemudian
____________________ kegiatan yang sudah berjalan sudah dilaporkan tetapi belum ada evaluasi dari dinas kesehatan
DOI: kabupaten Kudus. Pelaksanaan program kelas ibu hamil risiko tinggi belum sesuai dengan
https://doi.org/10.15294 pedoman pelaksanaan kelas ibu bamil seperti yang ditetapkan oleh Kemenkes RI.
/higeia.v4iSpecial%204/
36257
____________________ Abstract
___________________________________________________________________
Pregnant mothers class is a means of learning together with pregnant women in order to gain enough
knowledge to prevent complications, increase coverage of pregnant women 's visits, and deliver deliveries to
health workers. The purpose of this study was to determine the implementation of high-risk pregnant mothers
class programs in the Gondosari Health Center, Kudus Regency. This research was conducted in September to
November 2019. This type of research method is qualitative with the type of case study. The main informants
numbered 4 people selected based on purposive sampling techniques and 5 triangulation informants. Data was
collected by instruments in the form of in-depth interview guidelines, observation sheets, and documentation.
The results of the study revealed that there were enough health workers participating but only 1 midwife had
participated in the training. midwives have not been able to mobilize the participation of their husbands or
families to participate in the pregnant mothers class program and then the activities that have been running
have been reported but there has been no evaluation from the Kudus district health office. The implementation
of the high-risk pregnant mothers class program is not in accordance with the guidelines for the implementation
of the Bamil-mother classes as stipulated by the Indonesian Ministry of Health.

© 2020 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e ISSN 1475-222656
E-mail: verlindanov123@gmail.com

855
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

PENDAHULUAN ibu dan bayi. Ini menunjukkan pelaksanaan


kelas berlangsung 6 tahun selama era
Pembangunan kesehatan, yang pembangunan millineum (MDG’s). Waktu 6
merupakan bagian dari pembangunan nasional, tahun harusnya menjadi waktu yang cukup bagi
pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya pelaksanaan kelas ibu hamil sebagai upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia, untuk penurunan kematian ibu akibat kehamilan,
mencapai kemampuan hidup bagi setiap persalinan dan nifas. Angka kematian ibu dan
penduduk, agar dapat mewujudkan derajat angka kematian bayi mengindikasikan
kesehatan yang optimal, sebagai salah satu kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan,
unsur kesejahteraan umum dari tujuan kapasitas pelayanan kesehatan, kualitas
pembangunan nasional (Juanita, 2002). pendidikan dan pengetahuan masyarakat,
Program pembangunan kesehatan di Indonesia kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya
dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya serta hambatan dalam memperoleh akses
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terhadap pelayanan kesehatan. Masih
terutama pada kelompok yang paling rentan beragamnya AKI dan AKB serta belum
terhadap kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin, mencapai target pada era pembangunan
dan bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai millenium (MDG’s), menjadi bahan evaluasi
dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) bagaimana pelaksanaan kelas ibu hamil di
dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Kemenkes Indonesia.
RI, 2013). Beberapa studi yang telah dilakukan
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan sebelumnya menunjukkan bahwa pelaksanaan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan kelas ibu hamil belum berjalan dengan baik.
yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Hasil penelitian di Kota Malang menunjukkan
masyarakat. Dilihat dari sifatnya, upaya baru 30 persen kelas ibu hamil yang sudah
mewujudkan kesehatan tersebut dapat dilihat dilaksanakan dengan baik, 20 persen belum baik
dari dua aspek, yaitu pemeliharaan kesehatan dan 50 persen sudah tidak menyelenggarakan
dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kelas ibu hamil (Kusbandiyah, 2013). Studi
kesehatan mencakup dua aspek, yakni kuratif lainnya yang dilakukan Kabupaten Jombang
(pengobatan penyakit) dan rehabilitatif mencatat bahwa selama tahun 2010 hingga 2011
(pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit terdapat penurunan kehadiran ibu hamil di kelas
atau cacat). Sedangkan upaya peningkatan ibu hamil ( Rizky Lila D, 2012). (Arifin, 2014)
kesehatan mencakup dua aspek yaitu promotif menambahkan, program kelas ibu hamil di Kota
(peningkatan kesehatan) dan preventif Banjarbaru belum terdapat struktur Tim Kerja,
(pencegahan penyakit) (Notoatmodjo, S, 2005). SOP, monitoring evaluasi serta dukungan
Salah satu peran masyarakat yang dapat kerjasama serta kemintran lintas program.
dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan Faiqah (2013) menyebutkan variabel yang
adalah penyelenggaraan kelas ibu hamil. berhubungan dengan implementasi program
Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu kelas ibu hamil di Kabupaten Lombok Timur
hamil tahun 2014 bahwa kelas ibu hamil adalah adalah komunikasi, sumberdaya, disposisi dan
sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan struktur birokrasi. Hasil yang diperoleh dari
bagi ibu hamil dengan jumlah maksimal 10 pelaksanaan kelas ibu hamil menurut Saswaty
orang dalam bentuk tatap muka yang bertujuan tahun 2010 di Kabupaten Garut; Rosmawati
untuk meningkatkan pengetahuan dan tahun 2011 di Kabupaten Tangerang; Linarsih
keterampilan yang didampingi oleh tenaga tahun 2012 di Kabupaten Kebumen; ibu hamil
kesehatan (Kemenkes RI, 2014). yang mengikuti KIH mendapatkan manfaat
Kelas ibu hamil ini sudah di canangkan peningkatan pengetahuan tentang kehamilan,
pada tahun 2009 sejak era pembangunan persalinan dan nifas; pengambilan keputusan
Milineum sebagai upaya penurunan kematian lebih mandiri, serta memilih persalinan dengan

856
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

tenga kesehatan. Selain itu hasil pelaksanaan persalinan yang lalu, sering terjadi keguguran
KIH menurut Sujatmi (2013) Tingkat depresi sebelumnya, kepala pusing hebat, kaki bengkak,
postpartum dari kondisi fisik ibu hamil yang perdarahan pada waktu hamil, keluar air
diberikan pelatihan lebih rendah dari pada yang ketuban pada waktu hamil. Kehamilan risiko
tidak diberikan pelatihan. tinggi merupakan kehamilan patologi yang
Penelitian (Ayu, 2015) di Puskesmas dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin.
Malalak dan Biaro, Kabupaten Agam Perlu adanya upaya promotif dan preventif
menyimpulkan secara keseluruhan kurangnya sampai dengan waktunya diambil dengan sikap
peran bidan dalam menjalankan tugas dan tegas dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan
fungsinya sebagai pelaksana pelayanan janinnya (Manuba, I.G.B., 2006). Kehamilan
kebidanan di komunitas dan belum adanya risiko tinggi di wilayah kerja puskesmas
kolaborasi antar profesi dalam menjalankan Gondosari rata-rata dikarenakan ibu hamil
program kelas ibu hamil. Sistem pelaksanaan usianya diatas 35 tahun, penderita hipertensi,
kelas ibu hamil belum sesuai dengan pedoman melahirkan sudah lebih dari 3 kali dan sudah
pelaksanaan kelas ibu hamil. Perlu berbagai ada riwayat komplikasi kehamilan sebelumnya
upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan sehingga puskesmas mengadakan pembentukan
dan mengembangkan pelaksanaan kelas ibu kelas ibu hamil risiko tinggi sebagai salah satu
hamil . upaya dalam menurunkan angka kematian ibu
Berdasarkan data profil kesehatan dan meningkatkan pengetahuan tentang
kabupaten Kudus tahun 2017, Kabupaten kehamilan.
Kudus menempati posisi urutan ke 14 dengan Berdasarkan studi pendahuluan di
AKI (angka kematian ibu) di Provinsi Jawa puskesmas Gondosari Pelaksanaan program
Tengah dengan angka kematian ibu sebanyak 11 kelas ibu hamil risiko tinggi di lakukan di area
kasus. Penyebab terbesar kematian Ibu yaitu puskesmas Gondosari dan diikuti ibu hamil 5
penyakit tidak menular (PTM) dan hipertensi desa wilayah kerja puskesmas Gondosari.
dalam masa kehamilan (Dinkes Kudus, 2017) Jumlah maksimal peserta kelas Ibu hamil
Data angka kematian ibu di puskesmas adalah 20 peserta. Materi yang disampaikan
Gondosari tahun 2017 sebesar 2 kasus kematian lebih menekankan pengarahan proses
ibu dan pada tahun 2018 terjadi 2 kasus persalinan di rumah sakit dan himbauan risiko
kematian ibu. Penyebab kematian ibu yaitu yang mungkin terjadi selama kehamilan.
hipertensi dalam masa kehamilan. Data angka Metode yang digunakan dalam program kelas
ibu hamil risiko tinggi tahun 2017 berjumlah ibu hamil dengan menggunakan metode diskusi,
247 ibu hamil dan tahun 2018 berjumlah 256 ceramah dan senam ibu hamil, padahal menurut
ibu hamil. Ibu hamil risiko tinggi lebih dari 30% panduan pedoman kelas ibu hamil, metode
dari jumlah ibu hamil di 5 desa wilayah kerja dalam program kelas ibu hamil terdiri atas
puskesmas Gondosari (Dinkes Kudus, 2017). ceramah, diskusi, demonstrasi dan praktek,
Ibu dengan kehamilan risiko tinggi adalah penugasan dan simulasi.
ibu hamil yang mengalami risiko atau bahaya Pada pelaksanaan program kelas ibu
yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun hamil tidak ada peran serta suami atau keluarga
persalinan, bila dibandingkan dengan ibu hamil peserta kelas ibu hamil, berdasarkan buku
yang normal. Ibu hamil yang termasuk kategori pedoman kelas ibu hamil bahwa suami atau
kehamilan dengan risiko tinggi adalah: Ibu keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan.
dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, bentuk Pada pelaksanaan bidan tidak melaksanakan
panggul ibu yang tidak normal, badan Ibu kurus kuesioner awal dan akhir program kelas ibu
pucat, umur Ibu kurang dari 20 tahun atau lebih hamil yang diisi oleh ibu hamil sebagai bentuk
dari 35 tahun, jumlah anak lebih dari 4 orang, evaluasi pelaksanaan kelas ibu hamil. Setelah
jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun, pelaksanaan program kelas ibu hamil risiko
adanya kesulitan pada kehamilan atau tinggi bidan tidak langsung melakukan

857
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

monitoring dan evaluasi program. Kegiatan Kepala Puskesmas Gondosari Kabupaten


yang sudah berjalan belum pernah dilakukan Kudus dan ibu hamil.
pengawasan dan evaluasi secara khusus Teknik pengambilan sampel yang
program kelas ibu hamil risiko tinggi dari Dinas digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
Kesehatan Kabupaten Kudus. sampling yang didasarkan pada suatu
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
keberhasilan program kelas ibu hamil risiko sendiri, dimana sampel adalah orang yang
tinggi, antara lain dari faktor tenaga kesehatan dianggap paling tahu tentang apa yang kita
baik kualitas maupun kuantitasnya, faktor harapkan. Dalam penelitian ini pengumpulan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, data dilakukan dengan wawancara mendalam
faktor ketersediaan dana, faktor manajemen terhadap informan utama dan infrman
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, triangulasi. Informan utama adalah bidan sie
pelaksanaan dan penilaian. Pelaksanaan KIA Puskemas Gondosari Sedangkn informan
progam kelas ibu hamil di Puskesmas triangulasi adalah kepala Puskesmas Gondosari,
Gondosari belum berjalan sesuai dengan kabag kesga dan gizi Dinas Kesehatan
pedoman kelas ibu hamil, diperlukan Kabupaten Kudus, dan Ibu hamil yang
manajemen yang baik untuk bisa mendapatkan mengikuti program kelas ibu hamil risiko tinggi
target, baik peserta maupun pengetahuan, serta di Puskesmas Gondosari
perubahan perilaku pada ibu hamil yang Sumber data penelitian yang dipakai
menjadi target utamanya. dalam penelitian ini yaitu sumber data primer
Berdasarkan hal-hal yang telah yang diperoleh melalui wawancara. Sumber
disampaikan di atas, penulis tertarik untuk data primer yang diperoleh dari hasil
Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil wawancara meliputi data tentang input proses
Risiko Tinggi di Puskesmas Gondosari dan output program kelas ibu hamil risiko
Kabupaten Kudus. tinggi.
Analisis data pada penelitian ini
METODE menggunakan analisis data di lapangan model
Miles dan Huberman, metode analisis ini
Penelitian ini menggunakan desain dilakukan dalam data dalam tiga tahap yaitu
penelitian kualitatif deskriptif. Metode reduksi data, penyajian data, dan penarikan
penelitian yang digunakan adalah studi kasus kesimpulan dan verifikasi.Dalam penelitian ini
untuk meneliti program kelas ibu hamil risiko hasil penelitain ditampilkan dalam bentuk
tinggi yang dilakukan secara mendalam untuk kutipan hasil wawancara informan untuk
mempelajari latar belakang, keadaan, dan mengetahui input, proses, dan output program
interaksi yang terjadi. Lokasi penelitian berada antenatal terpadu.
di Puskesmas Gondosari. Penelitian ini
dilaksanakan pada Bulan September dan HASIL DAN PEMBAHASAN
November tahun 2019.
Penentuan sampel menggunakan Berdasarkan hasil wawancara dengan
purposive sampling yaitu pelaksana program kelas informan utama, informan triangulasi dan data
ibu hamil risiko tinggi di Puskesas Gondosari. dokumen dapat diambil kesimpulan bahwa
Informan utama adalah bidan sumber daya manusia dalam pelaksanaan
penanggungjawab program, pelaksana program program kelas ibu hamil risiko tinggi di
kelas ibu hamil risiko tinggi yang terdiri dari puskesmas Gondosari sudah cukup terpenuhi
pegawai sie KIA dan bidan desa wiayah kerja tetapi hanya 1 bidan yang pernah mengikuti
Puskesmas Gondosari yaitu 4 informan. pelatihan kelas ibu hamil dari Dinas Kesehatan.
Informan triangulasi yaitu pegawai bidang kesga Ketersediaan sumber daya manusia kesehatan
dan gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, sangat mempengaruhi keberhasilan

858
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

pembangunan kesehatan. Pengadaan sumber informan utama dan informan triangulasi


daya manusia kesehatan bertujuan untuk didapatkan informasi bahwa dana yang
menetapkan jumlah dan jenis tenaga yang digunakan dalam pelaksanaan program kelas
sesuai dengan kebutuhan. Apabila kebutuhan ibu hamil berasal dari BOK, dimana dana
sumber daya manusia tidak direncanakan tersebut hanya terbatas untuk transport
dengan baik maka akan terjadi kekurangan fasilitator saja dan sering terjadinya
tenaga yang mempengaruhi pelayanan serta keterlambatan sehingga para bidan harus
kenyamanan pasien dan mengakibatkan beban menalanginya terlebih dahulu. Menurut A. A.
kerja meningkat ( Arifudin, 2018). Hasil Gde Muninjaya (2004: 159), dana operasional
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian diarahkan untuk menunjang pelaksanaan
(Ayu, 2015) kepala dinas kesehatan kabupaten kegiatan program oleh masing-masing staf
menjelaskan bahwa untuk Kabupaten Agam pelaksana program. Alokasinya digunakan
sendiri, dari tenaga yang ada saat ini sudah untuk biaya kunjungan pembinaan ke lapangan,
cukup tetapi yang kurang adalah kemampuan pemeliharaan, dan pembelian alat penunjang
tenaga yang sudah ada ini dalam memfasilitasi kegiatan rutin program dan sebagainya.
kelas ibu hamil yang masih kurang. Hal ini yang Hal ini sejalan dengan teori Van Meter
menjadi salah satu masalah dalam hal dan Van Horn yang mengatakan bahwa
ketenagaan KIH di Kabupaten Agam,. Kepala sumberdaya dapat menunjang keberhasilan
puskesmas Biaro menyatakan bahwa solusi di implementasi suatu program, semakin memadai
Biaro adalah KIH tetap dilakukan dengan sumberdaya maka semakin baik implementasi.
melihat buku pedoman yang sudah ada. Kepala Sumberdaya yang berkesinambungan antara
puskesmas di Biaro dan malalak juga tenaga, dana, sarana dan prasarana akan
menambahkan bahwa untuk setiap kelas ibu menghasilkan program yang baik.
hamil yang dilakukan masih harus difasilitasi Berdasarkan hasil penelitian bahwa
oleh bidan pengelola KIA di puskesmas. perencanaan yang telah dilakukan oleh para
Berdasarkan hasil observasi dan pelaksana program tersebut pada dasarnya telah
wawancara yang dilakukan oleh peneliti, sarana sesuai dengan buku pedoman pelaksanaan kelas
dan prasarana yang ada sudah sesuai dengan ibu hamil Depkes RI Tahun 2011. Perencanaan
pedoman kelas ibu hamil tahun 2011. Sarana program kelas ibu hamil risiko tinggi di
dan Prasarana yang dimaksud dalam penelitian puskesmas gondosari direncanakan oleh bidan
ini meliputi alat-alat yang digunakan untuk koordinatoor, kepala puskesmas, bidan
menunjang program kelas ibu hamil risiko tinggi puskesmas, bidan desa dan ahli gizi. Namun
meliputi food model, KB kit, matras untuk masih terdapat kekurangan yaitu belum adanya
senam hamil, CD untuk senam hamil. Menurut perencanaan untuk melakukan dan penilaian
buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil terhadapa kegiatan kelas ibu hamil yang telah
Depkes RI Tahun 2011 bahwa sarana dan dilaksanakan. Menurut (Rini, 2014) kegiatan
prasarana yang diperlukan untuk kelas ibu kelas ibu hamil dimulai dari pembuatan
hamil adalah ruang belajar, alat tulis menulis, perencanan dimana hal ini dimaksudkan agar
buku KIA, lembar balik kelas ibu hamil, buku hasil pelaksanaan kegiatan dapat berjalan
pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil, buku maksimal dan bermutu sesuai dengan yang
pegangan fasilitator, alat peraga, tikar/karpet, diharapkan.
bantal, kursi, buku senam hamil dan atau CD Berdasarkan hasil wawancara dengan
senam hamil. Idealnya kelengkapan sarana informan utama bahwa pembagian tugas yang
prasara seperti tersebut di atas, namun apabila dilakukan bidan koordinator kepada bidan
tidak ada ruangan khusus dimanapun pelaksana dilakukan secara lisan sebelum
tempatnya bisa dilaksanakan sesuai kesepakatan program dilaksanakan. Mereka diberi
antara ibu hamil dan fasilitator. wewenang dan tanggung jawab untuk membagi
Berdasarkan hasil wawancara dengan undangan kepada ibu hamil. wewenang adalah

859
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah dilaksanakan untuk menjamin pelaksanaan
orang lain untuk melakukan dan tidak Kelas Ibu Hamil berjalan dengan baik,
melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. berkualitas dan sesuai dengan rencana.
Selain itu dikatakan bahwa individu-individu pengawasan dilakukan dalam rangka melihat
dalam organisasi seharusnya diberikan delegasi perkembangan dan pencapaian, serta masalah
wewenang untuk melaksanakan tanggung dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil
jawabnya. Menurut infroman triangulasi, monitoring dapat dijadikaan bahan acuan
pengorganisasian yang dilakukan di Dinas untuk perbaikan dan pengembangan kelas
Kesehatan Kabupaten Kudus adalah pemberian ibu hamil selanjutnya. Kegiatan pengawasan
tugas kepada para pelaksanaan yaitu bidan dilakukan secara berkala dan berjenjang
koordinator puskesmas, bidan puskesmas, dan mulai dari tingkat Desa , Kecamatan,
bidan desa. Tugas tersebut di berikan kepada Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Monitoring
bidan desa sebab mereka adalah tenaga yang di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
bertanggung jawab melaksanhakan program dilakukan minimal setiap 3 (tiga) bulan
kelas ibu hamil di wilayah mereka. sekali.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Berdasarkan hasil penelitian, dapat
informan utama kendala dalam kelas ibu hamil diketahui bahwa dalam pelaksanaan program
risiko tinggi di puskesmas gondosari adalah kelas ibu hamil belum pernah dilaksanakan
menggerakkan anggota keluarga (suami) untuk evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten
megikuti kelas ibu hamil dikarenakan suami Kudus disebabkan banyaknya kunjungan yang
bekerja kemudian karena kelas ibu hamil risiko dilakukan dinas kesehatan. Untuk evaluasi
tinggi diikuti ibu hamil 5 desa yang jarak rumah peserta kelas ibu hamil di lakukan pre test
sampai puskesmas jauh mengakibatkan ibu sebelum dimulainya materi dan post test setelah
hamil sering terlambat dan tidak hadir diberikan materi tetapi tidak dilakukan setiap
mengikuti kegiatan kelas ibu hamil risiko tinggi. pertemuan.
Berdasarkan informan triangulasi dari bahwa Hasil penelitian tersebut tidak sesuai
masih rendah pengetahuan dan peran serta dengan buku pedoman pelaksanaan kelas ibu
suami untuk mendampingi ibu hamil mengikuti hamil Depkes RI Tahun 2011 menyatakan
kelas ibu hamil. Suami hanya sampai pada bahwa Kegiatan Evaluasi dilakukan untuk
tahap mengantar ibu hamil tersebut. Namun, melihat keluaran dan dampak baik positif
ada juga yang menunggu, tapi tidak mau masuk maupun negatif pelaksanaan kelas ibu hamil
ke ruangan kelas ibu hamil. Menurut buku berdasarkan indikator mulai dari Indikator
pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil Depkes input, proses dan output kegiatan. Dari hasil
RI Tahun 2011, bahwa suami/keluarga ikut evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan
serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat pembelajaran guna melakukan perbaikan dan
mengikuti materi yang penting mengenai tanda pengembangan kelas ibu hamil berikutnya.
bahaya kehamilan serta persiapan persalinan Evaluasi oleh pelaksana (Bidan/koordinator
(Depkes RI, 2009). bidan) dilakukan pada setiap selesai
Berdasarkan hasil wawancara dengan pertemuan kelas ibu. Dinas Kesehatan
informan utama yang menyatakan bahwa Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan
dilakukan pencatatan atau pelaporan setelah Provinsi dapat melakukan evaluasi bersama
kegiatan kelas ibu hamil dilaksanakan. sama misalnya 1 kali setahun.
Pernyataan tersebut sejalan dengan pernyataan Padahal pelaksanaan evaluasi pada
informan triangulasi yang menyatakan ada program, baik dalam evaluasi input, process
pencatatan atau pelaporan dari pihak puskesmas maupun output sangat penting untuk dilakukan.
yang diserahkan 3 bulan sekali. Buku pedoman Dengan melakukan evaluasi, hasilnya dapat
pelaksanaan kelas ibu hamil. Depkes RI Tahun dijadikan sebagai alat untuk memperbaiki
2011 menyatakan bahwa pengawasan kebijaksanaan pelaksanaan program dan

860
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

perencanaan program yang akan datang, setiap masalah-masalah kesehatan yang terjadi
memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang pada masa kehamilan . (Fuada, N dan
sedang berjalan serta dapat dijadikan acuan Setyawati, B., 2015) juga mengatakan output
untuk mengadakan perencanaan kembali yang kelas ibu hamil adalah meningkatnya perubahan
lebih baik. sikap terhadap pemilihan persalinan dibantu
Gusti (2008) mengatakan bahwa output tenaga medis. Lebih lanjut dikatakan oleh
adalah barang atau jasa yang dihasilkan secara Rochayah (2012) bahwa perubahan pemilihan
langsung dari pelaksanaan kegiatan berdasarkan persalinan menggunakan tenaga medis adalah
input yang digunakan. Bagusnya pencapaian pengetahuan, peranan petugas kesehatan.
output tidak lepas dari baiknya input yang Output lainnya yang menjadi kekuatan program
dimiliki, begitu juga sebaliknya apabila input KIH adalah meningkatnya jumlah kunjungan
yang dimiliki tidak baik makan output yang K1 dan K4. Hal ini juga terlihat dari laporan
dihasilkan akan tidak baik juga. Jika tujuan capaian kunjungan K1 dan K4 di Puskesmas.
awal Kelas ibu hamil adalah merubah sikap dan Dalam penelitian (Nurmawati, 2018)
perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan Puskesmas Klambu memiliki cakupan K4
tentulah dengan waktu empat bulan, (bahkan (78,94%) terendah tahun 2015 di Kabupaten
kurang dari empat bulan), jika ibu hamil tidak Grobogan. Meski mengalami kenaikan cakupan
rutin mengikuti Kelas ibu hamil, maka tujuan K4 (83,26%) pada tahun 2016 tetapi cakupan ini
ini sulit terwujud. Hal ini sesuai (KemenKes, belum mencapai target nasional (90%) dan juga
2011) bahwa Kelas Ibu Hamil merupakan penelitian (Izzah, 2011) dikatakan bahwa salah
sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan satu desa di Bulukumba, Sulawesi Selatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam angka K4 meningkat sampai dengan 100 persen.
kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai PENUTUP
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, Berdasarkan hasil dan pembahasan data
mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. penelitian yang telah dilakukan maka dapat
Untuk itu perlu kesadaran ibu hamil dan disimpulkan Input dalam pelaksanaan program
dukungan suami agar capaian luaran yang kelas ibu hamil risiko tinggi di puskesmas
diinginkan dari kegiatan kelas ibu hamil bisa gondosari kabupaten kudus yang terdiri: sumber
terwujud secara maksimal. Menurut daya manusia (SDM), sarana prasarana, dana.
(Puspitasari, 2012) dukungan dari keluarga Jumlah SDM yang dimiliki puskesmas sebanyak
terutama suami dalam mengikuti kelas ibu 13 orang dan sudah memenuhi standar minimal
hamil dengan menyuruh mereka untuk ikut bidan dalam buku pedoman puskesmas, bidan
dalam kegiatan kelas ibu hamil sangat yang berpendidikan D4 ada 7 orang dan petugas
berpengaruh besar pada ibu hamil. yang berpendidikan D3 sebanyak 13 orang
Output kegiatan kelas ibu hamil risiko tetapi bidanyang berkontribusidalam kelas
tinggi di puskesmas gondosari diharapkan ibuhanilrisiko tinggi hanya 1 bidan yang telah
adanya peningkatan pengetahuan dan mengikuti pelatihan dari dinas Kesehatan.
penurunan resiko tinggi kehamilan. kegiatan ini Sarana dan prasarana program kelas ibu hamil
juga diharapkan ibu bisa bersalin pada tenaga risiko tinggi cukup baik dan lengkap sesuai
kesehatan sehingga dengan luaran angka dengan buku pedoman kelas ibu hamil tetapi
kematian ibu dan bayi juga diharapkan bisa belum digunakan dengan maksimal. Sumber
menurun. Menurut (Maria, 2013) meningkatkan dana pelaksanaan program kelas ibu hamil
pengetahuan tentang kesehatan khususnya risiko tinggi tidak memiliki kendala,
tentang kehamilan risiko tinggi agar dapat dikarenakan sudah ada dana dari BOK dan
membantu menurunkan angka kesakitan dan APBdes. Pelaksanaan kelas ibu hamil risiko
angka kematian ibu dengan mendeteksi dini tinggi di puskesmas gondosari dalam segi proses

861
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, dijadikan acuan untuk mengadakan


pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. perencanaan kembali yang lebih baik. Bagi
Perencanaan pada dasarnya telah sesuai dengan mahasiswa atau peneliti selanjutnya yang akan
buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil melanjutkan penelitian ini diharapkan dapat
Depkes RI Tahun 2011. Namun masih terdapat mengambil ruang lingkup tempat yang lebih
kekurangan yaitu belum adanya perencanaan luas. Sehingga diharapkan semakin banyak
untuk melakukan dan penilaian terhadap gambaran mengenai pelaksanaan program kelas
kegiatan kelas ibu hamil yang telah ibu hamil yang semakin berkualitas.
dilaksanakan. Program kelas ibu hamil risiko
tinggi tidak adanya pengorganisasian sumber DAFTAR PUSTAKA
daya manusia (SDM) secara tertulis sehingga
penugasaan kurang jelas. Arifudin. (2018). pengaruh disiplin kerja i terhadap
Pelaksanaan kelas ibu hamil risiko tinggi kinerja karyawan (pada PT bank danamon
belum berjalan sesuai dengan buku pedoman Tbk Cabang bintaro . JIMF, Vol.1, No.3.
Rizky Lila D. (2012). Persepsi Ibu Hamil tentang
kelas ibu hamil karena kurangnya sosialisasi dan
Kelas Ibu Hamil di Desa Sidomulyo Wilayah
partisipasi keluarga sehingga pelaksanaan
Kerja Puskesmas Megaluh Kabupaten
kurang optimal. Pengawasan program kelas ibu Jombang.
hamil dengan melakukan pencatatan atau http://www.poltekkesjakarta1.ac.id/keperawatan.
pelaporan setelah kegiatan. Evaluasi program Arifin. (2014). Strategi Pengembangan Program KIH
kelas ibu hamil risiko tinggi oleh dinas di Kota Banjarbaru. Universitas Diponegoro.
kesehatan belum pernah dilakukan dikarenakan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Program
system evaluasi bergilir dan puskesmas Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat.
gondosari belum pernah mendapat giliran Ayu, d. (2015). Analisis Sistem pelaksanaan Kelas
Ibu Hamil di Puskesmas Malalak dan Biaro
kunjungan. Output dari penelitian ini adalah
Kabupaten Agam. Http://jurnal.fk.unand.ac.id.
meningkatnya pengetahuan ibu hamil tentang
Vol.4 No.1
tanda bahaya kehamilan, menurunya ibu risiko Depkes RI. (2009). Pedoman Pemantauan Wilayah
tinggi dan tidak ada kematian ibu di puskesmas Setempat Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
gondosari. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Ibu.
Saran untuk Puskesmas Gondosari Fadilah, D. R. (2018). Antenatal Care Visits and
diharapkan pelaksanaan program kelas ibu Early Detection of Pre-eclampsia among
hamil risiko tinggi diharapkan dapat dilakukan Pregnant Women. International Journal of
di desa masing-masing karena wilayah kerja Public Health Science (IJPHS) , Vol. 7, No. 4 .
Fuada, N dan Setyawati, B. (2015). Pelaksanaan
puskesmas gondosari meliputi 5 desa sehingga
Kelas Ibu Hamil di Indonesia. Jurnal
ada beberapa ibu hamil yang terkendala jarak
Kesehatan Reproduksi, vol. 6 No 2 page 67 – 75.
dan peserta yang mengikuti kelas melebihi Girum, T. M. (2017). Knowledge about Obstetric
jumlah peserta kelas ibu hamil. Sosialisasi Danger Signs and Associated Factors among
tentang suami siaga perlu dilakukan karena Antenatal Care Attendants . International
dalam pedoman kelas ibu hamil terdapat Journal of Public Health Science (IJPHS) , Vol.6,
partisipasi suami dalam mengikuti kelas ibu No.1 Page 21-27.
hamil. Saran untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Indarty, A. (2017). Indicators of Husband's Role in
Kudus diharapkan dinas kesehatan dapat Pregnancy and Maternity Care . International
Journal of Public Health Science (IJPHS), Vol.6,
melakukan monitoring dan evaluasi secara
No.2.
berkala sehingga dapat dengan melakukan
Izzah. (2011). Memantau Kehamilan Melalui Kelas
evaluasi, hasilnya dapat dijadikan sebagai alat Ibu Hamil di Kabupaten Bulukumba. URL:
untuk memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan HYPERLINK http://igi.fisipol.ugm.ac.id. Page
program dan perencanaan program yang akan 4-6
datang, memperbaiki pelaksanaan suatu Juanita. (2002). Peran Asuransi Kesehatan dalam
kegiatan yang sedang berjalan serta dapat Benchmarking Rumah Sakit dalam

862
Verlinda, N. / Pelaksanaan Program Kelas / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

Menghaapi Krisis Ekonomi . Faultas Kesehatan Nurmawati. (2018). Cakupan Kunjungan Antenatal
Masyarakat Jurusan Administrasi dan Kebijakan Care pada Ibu Hamil. HIGEIA (Journal of
Kesehatan Universitas Sumatera Utara. Public Health Research and Development), 2(1),
KemenKes. (2011). Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu 113–124.
Hamil. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Puspitasari, L. (2012). gambaran pelaksanaan kelas
Kemenkes RI. (2013). profil kesehatan indonesia tahun ibu hamil di puskesmas bangetayu kota
2013. Jakarta: Kemenkes RI. semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Kusbandiyah, J. (2013). Analisis Implementasi Volume 1, Nomor 2, Halaman 1054 - 1060.
Program KIH oleh Bidan Puskesmas di Kota Rini, d. (2014). Gambaran Pelaksanaan Kegiatan
Malang. urnal Ilmiah Kesehatan Media Kelas Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Husada.Vol.02 No.1 Puskesmas Mranggen Kabupaten Demak.
Manuba, I.G.B. (2006). Ilmu kebidanan, penyakit Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
kandungan, dan KB. Jakarta: EGC. Volume 2, Nomor 3.
Maria, S. (2013). Hubungan Tingkat Pendidikan Symon, et al. (2017). Antenatal Care Trial
Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang. Interventions: a Systematic Scoping Review
Jurnal Ilmiah Bidan, Vol. 3 No. 2. and Taxonomy Development of Care Models.
Muninjaya, G. (2013). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan BMC Pregnancy and Childbirth 17: 8 DOI
Seni. Jakarta: Rineka cipta. 10.1186/s12884-016-1186-3.
Norma, E. I. (2012). Cakupan Kunjungan Pertama Yeji, F. A. (2015).
Ibu Hamil Pada Pelayanan Antenatal Care . ContinuumofCareinaMaternal,Newborn
Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol.2 No. 1. andChildHealthPrograminGhana:Low
Notoatmodjo, S. (2005). promosi kesehatan teori dan CompletionRateandMultipleObstacle Factors.
aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. PLOS ONE, DOI:10.1371 pages 1-23

863

Anda mungkin juga menyukai