Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/364956609

Efektivitas Desentralisasi Kesehatan dalam Pelaksanaan Program Imunisasi


Dasar Lengkap di Indonesia pada Masa Pandemi COVID-19

Article · November 2022

CITATIONS READS
0 18

3 authors:

Sasqia Rizqiana Yolanda Claudia Zipora


University of Indonesia University of Indonesia
1 PUBLICATION   0 CITATIONS    1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Erika Erika
University of Indonesia
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Sasqia Rizqiana on 01 November 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Efektivitas Desentralisasi Kesehatan dalam Pelaksanaan
Program Imunisasi Dasar Lengkap di Indonesia
pada Masa Pandemi COVID-19

Erika1 , Sasqia Rizqiana1, Yolanda Claudia Zipora 1

1
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

ABSTRAK
Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk melihat efektivitas desentralisasi kesehatan
dalam pelaksanaan program imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada masa pandemi
COVID-19. Menggunakan metode kajian literatur, penulis mengidentifikasi hal-hal yang
menjadi tantangan atau akar masalah dalam pelaksanaan desentralisasi kesehatan dalam topik
terkait dan perkembangannya di masa sekarang, serta memberikan rekomendasi. Kajian
literatur ini membahas mengenai desentralisasi kesehatan yang secara langsung
penyelenggaraannya berkaitan dengan penyelenggaraan imunisasi dasar di daerah.
Kemudian, akan dibahas mengenai realita penyelenggaraan pada setiap daerah dengan
indikator cakupan imunisasi dasar yang ditargetkan oleh pemerintah. Akhirnya, akan dibahas
mengenai kaitan desentralisasi kesehatan dengan permasalahan dalam penyelenggaraan
program imunisasi dasar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan desentralisasi
kesehatan dalam pelaksanaan program imunisasi dasar lengkap di Indonesia masih kurang
efektif, terutama pada masa pandemi COVID-19 yang mengurangi efektivitas fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya di luar penanggulangan pandemi.
Kata kunci: desentralisasi kesehatan, imunisasi dasar, pandemi COVID-19

ABSTRACT
This descriptive study aims to see the effectiveness of health decentralization in the
implementation of the complete basic immunization program in Indonesia during the
COVID-19 pandemic. Using the literature review method, the authors identify the challenges
or root causes in the implementation of decentralized health in related topics and current
developments, and provide recommendations. This literature review discusses the
decentralization of health which is directly related to the implementation of basic
immunization in the regions. Then, we will discuss the reality of implementation in each
region with indicators of basic immunization coverage targeted by the government. Finally,
we will discuss the relation of health decentralization to problems in the implementation of
basic immunization programs. The results of this study indicate that the implementation of
health decentralization in the implementation of the complete basic immunization program in
Indonesia is still less effective, especially during the COVID-19 pandemic which reduces the
effectiveness of other health care facilities outside of the pandemic response.

Keywords: decentralization of health, basic immunization, COVID-19 pandemic

PENDAHULUAN Kelebihan dari adanya


Desentralisasi kesehatan desentralisasi kesehatan di Indonesia,
merupakan pemindahan wewenang terkait yaitu: (1) dapat menjadi salah satu cara
bidang kesehatan dari pemerintah pusat ke untuk mengatasi keanekaragaman kondisi
pemerintah daerah (Prasasti et al., 2021). kesehatan yang ada di Indonesia; (2)
Desentralisasi memiliki dasar hukum yaitu membuat setiap daerah dapat menentukan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 prioritas pembangunan kesehatannya
Tentang Pemerintah Daerah. Kebijakan masing-masing sesuai dengan kondisi
desentralisasi dalam bidang kesehatan yang terjadi di daerahnya; dan (3)
dimaknai sebagai strategi penting dalam mempermudah pengambilan keputusan,
melaksanakan reformasi pelayanan terutama dalam mengatasi
kesehatan. Dalam implementasinya, masalah-masalah yang bersifat mendesak
desentralisasi kesehatan didasari prinsip dan perlu tindakan cepat.
dasar bahwa pelayanan publik akan lebih Imunisasi merupakan suatu cara
efisien jika dilaksanakan oleh otoritas yang untuk meningkatkan kekebalan tubuh
memiliki kontrol geografis paling kecil individu terhadap penyakit. Penyakit yang
(Suwarlan et al., 2019). dapat diatasi dengan imunisasi dikenal
Menurut Undang-Undang Nomor sebagai Penyakit yang Dapat Dicegah
23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah dengan Imunisasi (PD3I). Imunisasi
Daerah, pemerintah pusat, pemerintah memiliki peranan penting dalam pelayanan
daerah provinsi, dan pemerintah kesehatan primer untuk menurunkan angka
kabupaten/kota memiliki kewenangan kematian bayi dan balita. (Irawati, 2020)
masing-masing untuk urusan pemerintahan Pelaksanaan imunisasi dasar
bidang kesehatan. lengkap pada bayi yang menjadi suatu
indikator penting kesehatan pada suatu program imunisasi dasar lengkap di
daerah sayangnya masih belum berjalan Indonesia. Oleh karena itu, peneliti tertarik
optimal. Adanya pandemi COVID-19 juga untuk melihat efektivitas desentralisasi
menjadi hambatan dalam pelaksanaan kesehatan dalam pelaksanaan program
imunisasi dasar lengkap. Menurut data imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada
Profil Kesehatan 2021, cakupan imunisasi masa pandemi COVID-19.
dasar lengkap pada bayi di Indonesia pada
tahun 2021 sebesar 84,2%. Hal ini tidak METODE PENELITIAN
mencapai target Renstra 2021, yaitu Penelitian ini adalah penelitian
sebesar 93,6%. Apabila dilihat tren deskriptif dengan metode kajian literatur.
cakupan imunisasi dasar lengkap secara Kajian literatur merupakan sebuah metode
keseluruhan, terlihat ada penurunan sejak penelusuran dan penelitian kepustakaan
mewabahnya pandemi COVID-19 pada yang dilakukan dengan mengumpulkan
awal 2020 di Indonesia. Penurunan yang literatur-literatur, baik berupa buku, jurnal,
terjadi pun cukup signifikan, yakni sekitar dan terbitan-terbitan lain yang relevan
10,4% dari angka 93,7% pada tahun 2019 dengan topik penelitian yang diangkat
menjadi 83,3% pada tahun 2020. untuk menghasilkan satu tulisan berkenaan
Desentralisasi kesehatan yang dengan satu topik atau isu tertentu
diterapkan di Indonesia memberikan (Marzali, 2016). Peneliti menggunakan
kesempatan bagi setiap daerah untuk data-data sekunder yang diambil dari
mengembangkan dan menjalankan jurnal ilmiah, riset pemerintah, peraturan
program kesehatan sesuai dengan kondisi perundang-undangan, dan portal-portal
daerah masing-masing. Namun, nyatanya lain yang berhubungan dengan
angka cakupan imunisasi dasar lengkap di desentralisasi dalam pelaksanaan program
Indonesia terus menurun baik secara imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada
nasional maupun per daerah. Banyak masa pandemi COVID-19. Adapun data
daerah yang mengalami kesulitan dalam sekunder yang dimaksud dicari
pelaksanaan pelayanan imunisasi dasar, menggunakan mesin pencari manual dari
terutama sejak adanya pandemi Google Scholars, National Center for
COVID-19. Selain itu, ketimpangan dalam Biotechnology Information (NCBI), dan
angka cakupan imunisasi dasar lengkap Researchget.net menggunakan beberapa
tiap daerah dan kurangnya koordinasi kata kunci yang berkaitan dengan
antara daerah dengan pusat juga masih desentralisasi kesehatan dan program
menjadi masalah dalam pelaksanaan imunisasi dasar lengkap.
HASIL DAN PEMBAHASAN merencanakan program dan kegiatan yang
Desentralisasi Kesehatan sesuai dengan kondisi lokal. Kewenangan
Desentralisasi kesehatan dapat dapat terlaksana dengan baik ketika daerah
diartikan sebagai pemindahan wewenang memiliki sumber daya yang memadai
terkait bidang kesehatan dari pemerintah sehingga masyarakat diharapkan memiliki
pusat ke pemerintah daerah (Prasasti et al., akses yang lebih baik dalam pelayanan
2021). Desentralisasi memiliki dasar publik bidang kesehatan (Suwarlan et al.,
hukum yaitu Undang-Undang Nomor 23 2019).
Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah. Menurut Undang-Undang Nomor
Prinsip dari desentralisasi kesehatan 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
adalah pelayanan publik akan lebih efisien Daerah, pemerintah pusat, pemerintah
jika dilaksanakan oleh otoritas yang daerah provinsi, dan pemerintah
memiliki kontrol geografis paling kecil kabupaten/kota memiliki kewenangan
(Suwarlan et al., 2019). masing-masing untuk urusan pemerintahan
Kebijakan desentralisasi dalam bidang kesehatan. Urusan pemerintahan
bidang kesehatan dimaknai sebagai tersebut terbagi menjadi: (1) urusan upaya
strategi penting dalam melaksanakan kesehatan; (2) urusan sumber daya
reformasi pelayanan kesehatan (Suwarlan manusia (SDM) kesehatan; (3) urusan
et al., 2019). Dengan begitu, desentralisasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
kesehatan akan memberikan peluang yang makanan minuman; serta (4) urusan
lebih besar kepada pemerintah daerah pemberdayaan masyarakat bidang
untuk menentukan prioritas kesehatan.
program-program kesehatan sesuai kondisi Kelebihan dari adanya
daerahnya masing-masing dan desentralisasi kesehatan di Indonesia
memudahkan pemerintah daerah dalam adalah dapat menjadi salah satu cara untuk
mengalokasikan dana pembangunan mengatasi keanekaragaman kondisi
kesehatan sehingga sasaran kesehatan kesehatan yang ada di Indonesia. Setiap
pemerintah daerah dapat tercapai (Prasasti provinsi/daerah memiliki kondisi
et al., 2021). masyarakat yang geografis yang berbeda
Desentralisasi tidak terlepas dari sehingga masalah kesehatan yang dialami
aspek kewenangan, sumber daya, dan pun akan berbeda satu dengan yang
akses masyarakat. Ketiga hal ini saling lainnya. Adanya sistem desentralisasi
berkaitan satu sama lain. Kewenangan kesehatan ini juga membuat setiap daerah
memungkinkan daerah dapat dapat menentukan prioritas pembangunan
kesehatannya masing-masing sesuai perannya sebagai komponen pelayanan
dengan kondisi yang terjadi di daerahnya. kesehatan primer yang efektif dan efisien
Hal ini dapat membuat pelayanan untuk menurunkan angka kematian balita.
kesehatan berjalan lebih efektif dan efisien Menurut Permenkes RI Nomor 12 Tahun
karena sudah sesuai dengan kebutuhan 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi,
masyarakat di daerah masing-masing imunisasi dasar merupakan imunisasi yang
sehingga ada optimalisasi dalam diberikan kepada bayi sebelum berusia
pembangunan kesehatan di daerah. satu tahun dan mencakup penyakit
Desentralisasi kesehatan juga dapat hepatitis B, poliomyelitis, tuberkulosis,
mempermudah pengambilan keputusan, difteri, pertusis, tetanus, pneumonia dan
terutama dalam mengatasi meningitis yang disebabkan oleh
masalah-masalah yang bersifat mendesak Hemophilus Influenza tipe b (Hib), dan
dan perlu tindakan cepat. campak. Dasar hukum terkait
Berjalannya program-program penyelenggaraan imunisasi dasar diatur
kesehatan pada suatu daerah merupakan dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor
salah satu bentuk dari desentralisasi 36 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa
kesehatan. Program imunisasi dasar setiap anak berhak memperoleh imunisasi
lengkap pada bayi menjadi salah satu dasar sesuai dengan ketentuan dan
indikator penting kesehatan pada suatu pemerintah wajib memberikan imunisasi
daerah. Hal tersebut dipaparkan dalam lengkap pada setiap bayi dan anak.
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun Dalam penyelenggaraannya,
2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal program imunisasi menjadi tanggung
bahwa pelayanan kesehatan bayi baru lahir jawab pemerintah pusat dan daerah dengan
yang mencakup imunisasi dasar lengkap mengacu pada komitmen global serta
merupakan jenis pelayanan dasar target pada RPJM dan Renstra yang
kesehatan yang harus ada pada tiap daerah. berlaku. Penyelenggaraan tersebut
mencakup perencanaan, penyediaan dan
Penyelenggaraan Program Imunisasi distribusi logistik, penyimpanan dan
Dasar Lengkap pemeliharaan logistik, penyediaan tenaga
Seperti dijelaskan pada pengelola, pelaksanaan pelayanan,
pendahuluan, imunisasi merupakan suatu pengelolaan limba, dan pemantauan serta
cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh evaluasi.
individu terhadap penyakit. Imunisasi Terdapat beberapa aspek
menjadi sangat penting mengingat penyelenggaraan vaksinasi yang dipegang
oleh pemerintahan pusat dan dilimpahkan angka 93,7% pada tahun 2019 menjadi
pada pemerintahan daerah (desentralisasi). 83,3% pada tahun 2020.
Salah satu contohnya adalah setiap fasilitas
pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan Imunisasi
wajib menggunakan vaksin yang
disediakan oleh pemerintah pusat. Di
bagian pemerintahan daerah, terdapat
beberapa hal yang dipertanggungjawabkan
terkait imunisasi dasar, antara lain
Gambar 1. Cakupan Imunisasi Dasar
pendistribusian vaksin, penyediaan tenaga
Lengkap pada Bayi di Indonesia Tahun
pengelola untuk penyelenggaraan
2012-2021
imunisasi, menggerakan peran aktif
masyarakat dalam pelayanan imunisasi,
Berdasarkan data persebaran
dan lain-lain.
cakupan imunisasi dasar lengkap menurut
Sebagai target, cakupan imunisasi
provinsi pada tahun 2021, terlihat bahwa
dasar di Indonesia sendiri ditargetkan
hanya ada enam provinsi di Indonesia
dalam Renstra untuk mencapai cakupan
yang angka cakupan imunisasi dasar
93,6% pada tahun 2021.
lengkapnya melebihi target Renstra 2021.
Adapun provinsi yang memenuhi dan
Permasalahan dalam Penyelenggaraan
melebihi target Renstra 2021 tersebut
Program Imunisasi Dasar Lengkap di
adalah Sulawesi Selatan (100%), Bali
Masa Pandemi COVID-19
(98,8%), Nusa Tenggara Barat (95,5%),
Pada tahun 2021, cakupan
D.I Yogyakarta (95,3%), Banten (94,8%),
imunisasi dasar lengkap pada anak secara
dan Bengkulu (94,1%). Sementara enam
nasional berada pada angka 84.2%. Angka
provinsi dengan angka cakupan imunisasi
cakupan imunisasi dasar lengkap pada
dasar lengkap terendah adalah provinsi
tahun 2021 belum mencapai target Renstra
Aceh (42,7%), Papua (53,5%), Sumatera
2021, yaitu 93,6%. Apabila dilihat tren
Barat (58,4%), Papua Barat (60,4%), Riau
cakupan imunisasi dasar lengkap, terlihat
(62,9%), dan DKI Jakarta (63,3%). Dari
ada penurunan sejak mewabahnya
data-data ini, terlihat bahwa angka
pandemi COVID-19 pada awal 2020 di
cakupan imunisasi dasar lengkap di
Indonesia. Penurunan yang terjadi pun
Indonesia belum mencapai target.
cukup signifikan, yakni sekitar 10,4% dari
dibandingkan luar Jawa (Suwantika,
Boersma & Postma, 2020).

Kaitan Desentralisasi Kesehatan dengan


Permasalahan dalam Penyelenggaraan
Imunisasi Dasar Lengkap di Masa
Pandemi COVID-19
Desentralisasi kesehatan
memberikan kewenangan terhadap
pemerintah daerah untuk menentukan
prioritas penyelenggaraan program
pelayanan kesehatan pada daerah
Gambar 2. Cakupan Imunisasi Dasar
otonominya masing-masing. Ketika
Lengkap pada Bayi di Indonesia
dihadapkan dengan Pandemi COVID-19,
Menurut Provinsi pada Tahun 2021
segala sumber daya pelayanan kesehatan
yang ada dikerahkan untuk memerangi
Pandemi COVID-19 menjadi salah
pandemi ini. Desentralisasi kesehatan telah
satu masalah dalam program imunisasi
berakibat pada penyusunan kebijakan
dasar lengkap di setiap daerah. Sejak
sepihak pada masing-masing daerah untuk
masuknya COVID-19 ke Indonesia pada
membuat kebijakan dalam menghadapi
Maret 2020 lalu, cakupan imunisasi dasar
penyebaran COVID-19. Sementara itu,
lengkap menjadi rendah. Rendahnya
pemerintah juga mengambil tindakan
cakupan tersebut disebabkan karena
sendiri. Hal ini menyebabkan
pelayanan pada fasilitas kesehatan
ketidaksinergisan yang kemudian
dioptimalkan untuk pengendalian pandemi
ditangani oleh pemerintah pusat dengan
COVID-19. (Kemenkes, 2022) Penurunan
lebih menyadari pentingnya koordinasi
cakupan imunisasi dasar lengkap dari
dan harmonisasi kewenangan pusat dan
sebelum dan sesudah pandemi terlihat jelas
daerah dalam penanganan pandemi
di provinsi-provinsi di Pulau Jawa,
COVID-19.
khususnya DKI Jakarta. Hal ini
Implementasi dari penanganan
diperkirakan karena DKI Jakarta
pemerintah pusat terhadap masalah
merupakan provinsi dengan angka
penanggulangan COVID-19 pada
COVID-19 paling tinggi dibanding
desentralisasi di atas menjelaskan bahwa
provinsi-provinsi lainnya, khususnya
sejatinya koordinasi dan harmonisasi
antara pemerintah pusat dan daerah dan kendala penanggulangan pandemi
sangatlah penting walaupun daerah sudah COVID-19 pada daerah-daerah karena hal
memiliki kewenangan sendiri untuk tersebut dapat berpengaruh pada pelayanan
membentuk kebijakan yang sesuai dengan kesehatan dasar, termasuk penyelenggaran
daerah mereka. Tanpa adanya kerja sama imunisasi dasar. Permenkes RI Nomor 12
yang baik antara pemerintah daerah dan Tahun 2017 menyatakan bahwa
pusat, penanggulangan pandemi penyelenggaraan imunisasi program oleh
COVID-19 tidak akan berjalan dengan pemerintah pusat harus memperhatikan
baik. usulan perencanaan pemerintah daerah
Imunisasi dasar lengkap sesuai dengan kebutuhan masing-masing
merupakan bagian dari pelayanan daerah. Aspek desentralisasi yang
kesehatan dasar yang tidak boleh digarisbawahi di sini adalah pengajuan
terlupakan, meskipun di tengah masa usulan dari daerah terkait kepada pusat
pandemi. Imunisasi dasar ini merupakan yang akhirnya akan berujung pada
salah satu program pelayanan kesehatan penyesuaian penyediaan dari pusat. Hal ini
dasar yang tidak terlepas dari lingkup menjadi penting untuk lebih sering
desentralisasi kesehatan sehingga dikoordinasikan terlebih pada masa
penerapannya harus banyak pula Pandemi COVID-19 yang membuat
menekankan pada koordinasi dan beberapa daerah kurang dapat
harmonisasi kewenangan. Kewenangan memanfaatkan fasilitas layanan
terkait penyelenggaraan imunisasi dasar kesehatannya dengan maksimal.
sudah dimuat dalam Permenkes RI Nomor
12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan KESIMPULAN
Imunisasi. Oleh karena itu, untuk Desentralisasi kesehatan dapat
menjawab permasalahan penyelenggaraan diartikan sebagai pemindahan wewenang
imunisasi dari aspek desentralisasi, kita terkait bidang kesehatan dari pemerintah
dapat menekankan kepada koordinasi pusat ke pemerintah daerah. Desentralisasi
antara pemerintah pusat dan daerah agar diatur dalam Undang-Undang Nomor 23
dapat menggalakkan kembali Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
penyelenggaraan program imunisasi dasar Menurut UU tersebut, pemerintah pusat,
lengkap di masa pemulihan pandemi pemerintah daerah provinsi, dan
COVID-19. pemerintah kabupaten/kota memiliki
Sebagai rekomendasi, pemerintah kewenangan masing-masing untuk urusan
pusat juga perlu memantau perkembangan pemerintahan bidang kesehatan.
Desentralisasi kesehatan dapat pelaksanaan program imunisasi dasar
menjadi peluang maupun hambatan. lengkap di Indonesia masih kurang efektif,
Adanya desentralisasi kesehatan akan terutama pada masa pandemi COVID-19.
memberikan peluang yang lebih besar Untuk itu, pemerintah pusat dan
kepada pemerintah daerah untuk pemerintah daerah provinsi maupun
menentukan prioritas program-program kabupaten/kota perlu bekerja sama untuk
kesehatan sesuai kondisi daerahnya menggalakkan kembali penyelenggaraan
masing-masing dan memudahkan program imunisasi dasar lengkap di masa
pemerintah daerah dalam mengalokasikan pemulihan pandemi COVID-19 melalui
dana pembangunan kesehatan sehingga koordinasi yang sinergis agar terjadi
sasaran kesehatan pemerintah daerah dapat peningkatan angka cakupan imunisasi
tercapai. Namun, hambatan dapat terjadi dasar lengkap pada tiap daerah.
dalam pengimplementasian program,
seperti dalam program imunisasi dasar UCAPAN TERIMA KASIH
lengkap pada tiap daerah. Ucapan terima kasih Penulis
Data Profil Kesehatan 2021 sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa
menunjukkan bahwa cakupan imunisasi sehingga penulisan manuskrip ini dapat
dasar lengkap pada anak secara nasional diselesaikan dengan baik. Penulis juga
berada pada angka 84.2%. Angka tersebut berterima kasih kepada pihak-pihak yang
belum mencapai target Renstra 2021, yaitu telah membantu penyelesaian penulisan
93,6%. Hanya terdapat enam provinsi di manuskrip, terutama kepada Prof. Dr. drg.
Indonesia yang angka cakupan imunisasi Wachyu Sulistiadi, M.A.R.S. selaku dosen
dasar lengkapnya melebihi target Renstra pengampu mata kuliah Sistem
2021. Kemudian, dilihat dari tren cakupan Pembangunan Kesehatan Nasional dan
imunisasi dasar lengkap, terlihat adanya Daerah yang telah membimbing kami
penurunan sejak mewabahnya pandemi dalam menyelesaikan manuskrip ini. Tidak
COVID-19 pada awal 2020 di Indonesia. hanya itu, Penulis juga mengucapkan
Penurunan yang terjadi pun cukup terima kasih kepada pembaca yang telah
signifikan, yakni sekitar 10,4% dari angka meluangkan waktu untuk membaca hasil
93,7% pada tahun 2019 menjadi 83,3% manuskrip ini. Semoga manuskrip ini
pada tahun 2020. dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa penerapan
desentralisasi kesehatan dalam
View publication stats

DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Chadijah, S. (2020) “Harmonisasi Indonesia Nomor 12 Tahun 2017
Kewenangan Penanganan Pandemi tentang Penyelenggaraan Imunisasi
COVID-19 Antara Pemerintah Pusat
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun
dan Daerah ,” Jurnal Kertha
Semaya, 8(6), pp. 858–866. 2018 Tentang Standar Pelayanan
Irawati, N. A. V. (2020). Imunisasi Dasar Minimal
dalam Masa Pandemi COVID-19. Prasasti, A. F. F., Khalisa, B.,
JK Unila, 4(2), pp. 205-209. Primayawesti, D. O., Khazin, M. I.
Kementerian Kesehatan Republik (2021). Efektivitas Desentralisasi
Indonesia. (2020). Profil Kesehatan Kesehatan dalam Peningkatan
Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Kesehatan Ibu dan Anak di
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Kajian Literatur. [online]
Indonesia. Available at: <https://www.research
Kementerian Kesehatan Republik gate.net/publication/357447925_Efe
Indonesia. (2022). Cakupan ktivitas_Desentralisasi_Kesehatan_d
Imunisasi Anak Rendah Akibat alam_Peningkatan_Kesehatan_Ibu_d
COVID-19, Pemerintah Atasi an_Anak_di_Indonesia_Kajian_Liter
dengan Bulan Imunisasi Anak atur>
Nasional. [online] Available at: Suwantika, A. A., Borsma, C., & Postma,
<https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/ M. J. (2020). The potential impact of
baca/rilis-media/20220418/0639676/ COVID-19 pandemic on the
cakupan-imunisasi-anak-rendah-akib immunization performance in
at-covid-19-pemerintah-atasi-dengan Indonesia. Expert review of vaccines,
-bulan-imunisasi-anak-nasional/> 19(8), 687–690.
[Accessed 29 October 2022]. Suwarian, E., Suwaryo, U., Mulyawan, R.
Kementerian Kesehatan Republik (2019). Penyelenggaraan
Indonesia. (2022). Profil Kesehatan Desentralisasi Kesehatan oleh
Indonesia Tahun 2021. Jakarta: Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya
Kementerian Kesehatan Republik Provinsi Jawa Barat 2011-2017.
Indonesia. Jurnal Aksi Reformasi Government
Marzali, A. (2016). Menulis Kajian Dalam Demokrasi, 7(2), pp. 124.
Literatur. Jurnal Etnosia, 1(2), Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
pp.27-36. Tentang Pemerintah Daerah.

Anda mungkin juga menyukai