Anda di halaman 1dari 7

PERANAN EPIDEMIOLOGI DALAM MEWUJUDKAN

INDONESIA EMAS 2045

Pada masa pandemi, ilmu kesehatan masyarakat seakan makin

dikenal di bidang kesehatan. Bukan hanya dokter, perawat, suster, dan

nakes yang biasa selalu dilirik, ada satu bidang dimana pada masa

pandemi ini, namanya kian dikenal di kalangan masyarakat. Bidang

tersebut adalah ahli epidemiologi yang merupakan salah satu peminatan

penting dalam penanganan covid-19. Epidemiologi adalah salah satu

peminatan pada bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat yang selama pandemi

bisa menunjukkan tajinya selama beberapa tahun belakangan sejak akhir

2019. Epidemiologi menjadi pusat perhatian tiap negara, di mana

penanganan Covid-19, yang trennya sedang dinamis di banyak negara per

tanggal 24 November 2021, tidak terlepas dari peran epidemiologi yang

bisa menyimpulkan data untuk mengambil kebijakan dalam penanganan

Covid-19 di berbagai belahan dunia. Tidak terkecuali negara Indonesia

yang memiliki tenaga ahli kesehatan pada bidang epidemiologi pada masa

pandemi maupun sebelum masa pandemi ini ada.

Prinsip dasar epidemiologi memfokuskan pada keadaan sifat

populasi, distribusi yang berhubungan dengan penyakit, keadaan dan

kejadian terkait kesehatan, determinan lingkungan dan sosial yang

merupakan faktor eksternal pendekatan saat di lapangan, perkembangan

ilmu yang diselaraskan dengan teknologi, dan dapat mengendalikan

penyakit dalam hal mendeteksi sehingga dapat mengusulkan intervensi


kesehatan yang tepat, praktis, dan dapat diterima dengan baik oleh

kalangan masyarakat luas.

Epidemiologi pada tahap awal perkembangan memang difokuskan

pada penyakit menular seperti HIV/AIDS, Tuberkulosis, DBD (Demam

Berdarah Dengue), Malaria, Campak, Covid-19, dan penyakit menular

lainnya. Pada masa ini, epidemiologi sudah menjadi ilmu yang

berkembang, penyakit tidak menular juga sudah masuk dalam cakupan

ilmu epidemiologi. Epidemiologi juga sudah diperluas dengan

pengaplikasian pada perilaku kesehatan, kesehatan Ibu dan anak,

kesehatan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan lainnya. 

Pada kesehatan masyarakat, perilaku dan perubahan perilaku pada

masyarakat menjadi hal yang penting untuk dijadikan aspek dasar dalam

metodologi penelitian terkait. Ketersediaan data dalam jumlah yang sangat

besar dan pengolahan yang cepat, sangat dibutuhkan karena dapat menjadi

alat yang bermanfaat untuk membuat suatu kebijakan pada cakupan

masyarakat luas. Walaupun pengolahan data dalam jumlah yang besar

masih sangat minim dipergunakan terutama di Indonesia. Banyak

tantangan yang dihadapi dalam mengolah data yang besar, dalam proses

pengambilan data, pengumpulan data, ketersediaan data, akses data, dan

kerahasiaan data yang sering kali masih bocor. Hal inilah yang harus

diubah, dalam epidemiologi kemampuan mengolah data yang besar serta

proses yang cepat sangat dibutuhkan dengan tetap menjaga kerahasiaan

data dan akses data yang sejalur dari daerah ke kantor pusat.
Berbicara mengenai masalah data, kurang adil rasanya jika tidak

membandingkan dengan negara maju, salah satunya adalah Amerika

Serikat, dimana pengumpulan data dari daerah ke pusat yang cukup teratur

dan aman. Informasi kasus di Amerika Serikat, dikumpulkan melalui

beberapa tahapan, yaitu proses pelaporan data, pengumpulan data, dan

analisis data penyakit. Berikut adalah tahapan secara terperinci:

Ketika tahapan tracing dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada

masyarakat, tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, penyedia

layanan kesehatan, dan laboratorium kesehatan melaporkan kasus ke

departemen kesehatan negara bagian masing-masing sebagaimana di atur

pada Undang-undang pelaporan penyakit negara bagian. Lalu departemen

kesehatan negara bagian akan melaporkan data kasus penyakit yang sudah

teridentifikasi kepada CDC (Center for Disease Control and Prevention).

Tahap terakhir dimana CDC melaporkan kasus penyakit yang sudah

mengalami proses pengidentifikasian kepada WHO (World Health

Organization) seperti yang sudah ada dalam kesepakatan peraturan

kesehatan internasional. Untuk kalangan masyarakat, CDC juga

memberikan data pada web data.cdc.gov.

Di Indonesia, langkah-langkah dalam pengambilan data tersebut,

memang mirip dengan yang digunakan oleh negara Amerika Serikat, tetapi

kenyataannya masih banyak data yang tidak sesuai dengan kenyataannya.

Dalam hal pencatatan, msialnya data terkait COVID-19, data Amerika

Serikat sendiri walAaupun tidak akurat 100%, tetapi sudah dapat


menggambarkan bagaimana kondisi pandemi di negara tersebut. Di

Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa

angka COVID-19 di Indonesia diperkirakan 3-4 kali lipat lebih banyak

dari yang ter-input pada data pusat.

Epidemiologi dengan segala aspeknya, seharusnya dapat

memprediksi hal tersebut, karena dari kurang lebih 270 juta penduduk

Indonesia, tidak mungkin dalam waktu dekat, proses peng-input-an dan

penyimpulan data dapat dilakukan. Begitu pula dengan penyakit menular

lainnya, epidemiologi dapat menggambarkan kondisi pada suatu daerah

tersebut secara terperinci. (Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2019).

Mengapa hal tersebut terlihat begitu penting? Apakah kedepannya

hal tersebut menjadi urgensi permasalahan kesehatan di Indonesia?

Jawabannya adalah iya, sebab semakin lama peradaban di negara

Indonesia berjalan, maka akan semakin banyak populasi yang pada

akhirnya menghasilkan suatu data yang besar. Tentu dengan sistem

pencatatan dan pelaporan yang jelas dari tingkat paling bawah, yaitu

RT/RW hingga masuk ke data pusat. Jika jumlah data tersebut dapat

didapatkan dan dikelola dengan baik, maka penyusunan strategi untuk

mencegah penyakit menular dan penyakit tidak menular bisa lebih efektif.

Pemahaman ini sangat penting, sebab dapat menjadi dasar pemikiran

rasional untuk mencegah atau mengintervensi perkembangan penyakit.


Lalu apakah kedepannya epidemiologi tetap dibutuhkan dan

menjadi salah satu faktor penting dalam mewujudkan Indonesia Emas

2045 pada bidang kesehatan? Seperti yang kita tahu, bahwa Indonesia

Emas 2045 mengangkat tujuan mulia, yaitu pencegahan dan pengendalian

penyakit yang responsif. Epidemiologi diharapkan dapat menjadi jawaban

untuk bisa mengendalikan penyakit agar tidak menjadi masalah serius di

Indonesia yang dapat menurunkan angka harapan hidup masyarakat.

(Bappenas, 2019)

Manfaat epidemiologi dapat dirasakan ketika fasilitas dan jaminan

kesehatan nasional tertata dan berkelanjutan dengan tersruktur. Lalu apa

saja manfaatnya? Epidemiologi tentunya dapat menilai derajat kesehatan

masyarakat di Indonesia atau yang biasa kita kenal dengan

menggambarkan status kesehatan populasi di Indonesia. Hal ini bisa

mengetahui di daerah mana saja yang rawan terkena penyakit menular,

populasi mana yang berisiko lebih tinggi, dan hal lainnya. Saat sudah

mengetahui penggambaran dari status kesehatan, maka dapat mengambil

keputusan sebagai individu. Misalnya, ketika orang memutuskan untuk

tidak lagi merokok karena melihat gambaran perokok yang rentan terkena

penyakit paru.

Epidemiologi juga dapat membantu tenaga kesehatan lainnya

dalam melengkapi gambaran klinis. Ahli epidemiologi dapat berkontribusi

untuk memberikan pemahaman kepada tenaga kesehatan lainnya tentang

gambaran klinis dan riwayat ilmiah penyakit. Lalu, fokus epidemiologi


untuk mencari penyebab, dan outcome penyakit pada individu/kelompok.

Tujuannya adalah untuk dapat mengidentifikasi penyebab sehingga dapat

mengambil tindakan kesehatan masyarakat yang tepat. Selain itu,

epidemiologi juga bertujuan untuk mengevaluasi kualitas dari kebijakan

tersebut, apakah efektif dan efisien terutama dalam pelayanan kesehatan,

misalnya perawatan medis, promosi kesehatan, upaya preventif, dan

pelayanan kesehatan masyarakat sehingga terwujudnya visi kesehatan

masyarakat, yaitu menaikkan angka harapan hidup manusia terutama di

Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, D. (2019) Kesehatan Masyarakat: Teori


dan Aplikasi. Edited by R. Fauzi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Bappenas (2019) Visi Indonesia Emas 2045. Jakarta. Available at:
https://www.bappenas.go.id/files/Visi Indonesia 2045/Ringkasan
Eksekutif Visi Indonesia 2045_Final.pdf
https://www.ui.ac.id/analisis-big-data-untuk-intervensi-kesehatan-masyarakat/
Diakses pada tanggal 24 November 2021
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5825106/kemenkes-jumlah-orang-
positif-corona-4-kali-lipat-lebih-tinggi-dari-angka-resmi Diakses pada
tanggal 25 November 2021
https://algorit.ma/blog/data-science/data-science-health-technology/ Diakses pada
tanggal 24 November 2021
https://www.dqlab.id/ketahui-penerapan-data-science-dalam-bidang-kesehatan
Diakses pada tanggal 24 November 2021
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/images/case-surveillance.jpg?noicon
Diakses pada tanggal 24 November 2021
https://covid.cdc.gov/covid-data-tracker/#datatracker-home Diakses pada tangal
24 November 2021

Anda mungkin juga menyukai