Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS JEMBER KODE

FAKULTAS DOKUMEN
KEPERAWATANPRODI
KEPERAWATAN FORM PP-05
LEMBAR KERJA
MAHASISWA
Dosen Pengampu Mata kuliah : Ns. Rismawan Adi Yunanto, M.Kep
Pokok Bahasan : Analisis kasus Tata Kelola Penanganan penyakit global
Pembelajaran : Case Method
IDENTITAS MAHASISWA
Nama/NIM/Kelas Nur Laili Izza Maratu Sholihah/212310101130/C-2021
Nama Anggota -
kelompok
Pertemuan Ke 10
Hari/Tanggal Senin, 31 Oktober 2022
BAHAN DISKUSI
1. Bacalah Buku sebagai panduan dan referensi.
2. Bacalah materi PPT dari dosen tentang Tata Kelola Penanganan penyakit global
3. Bacalah kasus pencetus yang diberikan saat perkuliahan sebagai bahan analisis
4. Buatlah Ringkasan tentang Kebijakan, tata kelola dan konsensus penatalaksanaan
penyakit tersebut yang seharusnya dilakukan
5. Buat 1 rekomendasi tatakelola yang bisa anda lakukan untuk menurunkan angka
kejadian penyakit tersebut
6. Buat dalam format terlampir.
HASIL DISKUSI
1. Penyakit HIV merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menyerang
sel darah putih. Pada tahun 2020 penyakit HIV/AIDS telah menyerang 37,7 juta orang di
dunia. Penyumbang kasus HIV/AIDS terbanyak terdapat pada Afrika sebanyak 67.4%.
pada tahun yang sama angka kematian akibat HIV/AIDS sebanyak 680.000 jiwa di dunia.
Dari data tersebut 1,7 juta dari 37,7 juta orang merupakan anak dengan usia dibawah 15
tahun dan 36 juta sisanya berusia di atas 15 tahun termasuk orang dewasa. 36 juta
tersebut terdiri dari 19,3 juta berjenis kelamin perempuan dan 16,7 juta berjenis lakilaki.
Organisasi di dunia yang bernama UNAIDS atau Joint United Nations Programme on
HIV and AIDS yang dibentuk oleh PBB (United Nation) telah mengeluarkan kebijakan
dan tata kelola dalam penanganan kasus HIV/AIDS. Bagaimana kebijakan dan tata kelola
yang telah dikeluarkan oleh UNAIDS tersebut?
Jawaban:
UNAIDS merupakan program organisasi internasional yang bertugas untuk
menanggulangi atau menekan penyebaran virus HIV/AIDS secara global. Dalam
organisasi isin berperan dalam mempromosikan kerjasama dengan agen PBB lain,
pemerintah dan media massa(Anisa et al., 2021). UNAIDS menetapkan strategi jalur
cepat yaitu “90-90-90” yang berarti tahun 2020, 90% dari semua orang yang hidup
dengan HIV dapat mengetahui status HIVnya, 90% dari semua orang yang terinfeksi
HIV akan menerima akses berkelanjutan dengan terapi antiretroviral (ART), serta 90%
dari semua orang yang menerima terapi ART tersebut akan mencapai penekanan virus.
Dalam menekan peningkatan penderita HIV, UNAIDS memiliki tiga prioritas strategi
dalam strategi, yaitu:
1) Prioritas tsrategi 1: memaksimalkan keadilan dan kesetaraan akses terhadap layanan
dan solusi HIV.
2) Prioritas strategi 2: menghapus seluruh hambatan dalam mencapai tujuan dari
resppons terhadap HIV.
3) Prioritas Strategis 3: mendanai sepenuhnya dan mempertahankan respons terhadap
HIV yang efisien dan mengintegrasikan respons tersebut ke dalam sistem layanan
kesehatan, jaminan sosial, sektor bantuan kemanusiaan dan respons terhadap
pandemi.
2. Pada tahun 2016 kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan kasus baru sehingga Provinsi
Jawa Tengah menjadi provinsi dengan jumlah kasus tertinggi yaitu sebanyak 1.402,
kemudian disusul dengan Jawa Timur di posisi kedua sebanyak 1.110 kasus dan di urutan
ketiga berasal dari provinsi Bali yaitu sebanyak 882 kasus (Kemenkes, 2016). Menurut
data dari Badan Pusat Statistik Jawa Tengah pada tahun 2015, kota Salatiga menjadi
salah satu kota dengan kasus tertinggi yang berada di Jawa Tengah setelah Semarang dan
Surakarta. Berdasarkan profil kesehatan kota Salatiga pada tahun 2012 ditemukan kasus
baru penderita HIV/AIDS sebanyak 17 kasus, pada tahun 2013 ditemukan kasus baru
penderita HIV/AIDS sebnayak 14 kasus, dan pada tahun 2014 ditemukan kasus baru
sebanyak 23 kasus. Promosi kesehatan, pencegahan, pemeriksaan serta pengobatan
mengenai 16 HIV/AIDS telah dilakukan oleh pemerintah, mengingat kota Salatiga
berada di urutan ketiga mengenai kota kasus tertinggi di Jawa Tengah, namun hasil yang
didapatkan tidak sesuai dengan harapan dan selalu terjadi peningkatan kasus setiap
tahunnya. Berdasarkan kasus tersebut bagaimana kebijakan dan strategi tata kelola yang
di keluarkan oleh pemerintah Indonesia? Menurut kalian, manakah strategi tata kelola
yang paling efektif dalam menanggulangi masalah HIV/AIDS?
Jawaban:
Dalam menekan angka penderita HIV di Indonesia, pemerintah mengeluarkan beberapa
peraturan mengenai penanggulangan HIV/AIDS sebagai berikut:
1. Permenkes Nomor 21 Tahun 2013 Pasal 9 yaitu kegiatan penanggulangan HIV dan
AIDS
Kegiatan yang dimaksud yaitu pencegahan penularan HIV/AIDS melalui promosi
kesehatan, diagnosis dini, pengobatan dan rehabilitasi pada masyarakat dan pada
orang yang hidup HIV yang diterapkan bersama pemerintah dalam bentuk layanan
HIV/AIDS yang disediakan dengan komperehensif dan berkesinambungan mulai dari
rumah, masyarakat, hingga fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Permenkes Nomor 21 Tahun 2013 Pasal 11 yaitu pelaksanaan promosi kesehatan
yang dilakukan secara terintegrasi melalui pelayanan kesehatan maupun melalui
program promosi kesehatan lainnya
Strategi yang dijalankan pemerintah dalam melakukan kegiatan Penanggulangan
HIV/AIDS sesuai dengan Permenkes Nomor 21 Tahun 2013 Pasal 5 sebagai berikut:
a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan HIV melalui
Kerjasama global
b. Memprioritaskan komitmen nasional dan internasional
c. Meningkatkan advokasi, sosisalisasi, dan mengembangkan kapasitas
d. Meningkatkan jangkauan fasilitas pelayanan kesehatan bagi kelompok yang hidup
dengan HIV agar penderita dapat memiliki keterjangkauan dalam melakukan
pengobatan, pemeriksaan dan dapat menjamin keamanannya
e. Meningkatkan manajemen penanggulangan HIV AIDS secara akuntabel
Kementerian Kesehatan juga menggaungkan strategi akselerasi Suluh, Temukan, Obati
dan Pertahankan (STOP) dengan yujuan untuk mencapai target tahun 2030 tersebut.
Suluh diterapkan melalui edukasi kesehatan dengan target dicapai 90% masyarakat
paham HIV, Temukan yaitu dilakukannya percepatan tes dini dengan target dicapai 90%
ODHA tahu statusnya, Obati yaitu dilakukan dengan cara mencapai 90% ODHA segera
mendapatkan terapi ARV, Pertahankan yaitu 90% ODHA yang ART tidak terdeteksi
virusnya.
Menurut saya salah satu kebijakan dan strategi yang efektif dalam mencegah
penanggulangan HIV ini yaitu strategi PMTCT (Prevention Mother To Child
Transmission) merupakan program pemerintah yang dilakukan untuk mecegah penularan
virus HIV ibu kepada bayi. Bayi yang terlahir dari ibu HIV positif dapat terselamatkan
dan tidak tertular Virus HIV. Menurut artikel yang saya dapatkan, stretagi program
PMTCT atau yang disebut sebagai pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak sebagai
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan memberikan pengetahuan serta
meningkatkan pemahaman individu mengenai HIV telah efektif dapat meningkatkan
kepatuhan individu dalam pemeriksaan yang mana hal ini dapat mencegah terjadinya
penularan. Kebijakan ini dapat berjalan efektif dengan dukungan seluruh fasilitas
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta pada upaya promotif dan preventif (Syifa Al
Adila et al., 2022).

Sumber Referensi:
Anisa, N., Muhammad, A., Badu, N., & Syahdan, P. (2021). Peranan United Nations Joint
Program On HIV/AIDS (UNAIDS) Terhadap Penurunan Tingkat Penderita HIV/AIDS Di
Zimbabwe. In Hasanuddin Journal of International Affairs (Vol. 1, Issue 1).
Syifa Al Adila, D., Herdayati, M., & Kesehatan Masyarakat, F. (2022). The Indonesian Journal
of Health Promotion MPPKI Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia Pelayanan
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak di Masa Pandemi Covid-19 : Literature
Review. MPPKI, 5(9). https://doi.org/10.31934/mppki.v2i3

Anda mungkin juga menyukai