Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.

2, 2022
p-ISSN 1978-0680, e-ISSN 2655-5204
https://jkp.ejournal.unri.ac.id

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS


IMPLEMENTATION OF HIV/AIDS MANAGEMENT POLICIES
Nur Wandira Kusmayadi*, Diana Hertati
Prodi Administrasi Publik, FISIP, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya
*Koresponden email: diana.adne2021@gmail.com

ABSTRAK
Pemerintah Kabupaten Madiun menerbitkan kebijakan Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 6 Tahun 2018
Tentang Penanggulangan Human Immunodefeciency Virus Dan Acquires Immuno Defeciency Syndrome sebagai
upaya menyikapi banyaknya temuan kasus HIV/AIDS yang terus bermunculan. Kecamatan Jiwan sebagai wilayah
yang memiliki kasus HIV/AIDS terbanyak di Kabupaten Madiun, dalam proses pelaksanakan kebijakan
penanggulangan HIV/AIDS terutama dalam upaya promosi dan pencegahan penularan HIV/AIDS ditengarai
memiliki beberapa permasalahan yang mengiringi proses pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk untuk
mendeskripsikan dan menganalisis implementasi kebijakan penanggulangan HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun yang dianalisis dengan menggunakan model implementasi kebijakan dari Van Metter dan Van
Horn. Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa belum tercapainya seluruh indikator
model implementasi kebijakan dari Van Metter dan Van Horn sebagai pengukur keberhasilan dari implementasi
kebijakan penanggulangan HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan yang disebabkan karena tujuan kebijakan yang terlalu
ideal, adanya sumber daya yang belum memadai, komunikasi kepada masyarakat yang belum menyeluruh, serta
keadaan lingkungan ekonomi dan lingkungan sosial Kecamatan Jiwan yang belum sepenuhnya mendukung
pelaksanaan kebijakan penanggulangan HIV/AIDS.
Kata kunci: Implementasi Kebijakan; Pencegahan HIV/AIDS; Penanggulangan

ABSTRACT
The Madiun Regency Government issued a policy of Madiun Regency Regional Regulation Number 6 of 2018
concerning the Management of Human Immunodeficiency Virus and Acquires Immuno Deficiency Syndrome as an
effort to respond to the many findings of HIV/AIDS cases that continue to emerge. Jiwan District as the area that
has the most HIV/AIDS cases in Madiun Regency, in the process of implementing HIV/AIDS prevention policies,
especially in the promotion and prevention of HIV/AIDS transmission, it is suspected that there are several
problems that accompany the implementation process. This study aims to describe and analyze the implementation
of HIV/AIDS prevention policies in Jiwan District, Madiun Regency which was analyzed using the policy
implementation model of Van Metter and Van Horn. The type of research used is the type of qualitative research
with data collection techniques in the form of observation, interviews, and documentation. The results of the study
indicate that all indicators of the policy implementation model from Van Metter and Van Horn as a measure of the
success of the implementation of HIV/AIDS prevention policies in Jiwan District have not been achieved due to too
ideal policy objectives, inadequate resources, poor communication to the community. not comprehensive, as well as
the state of the economic environment and social environment of Jiwan District which has not fully supported the
implementation of HIV/AIDS prevention policies.
Keywords: Policy Implementation; Prevention of HIV/AIDS; Countermeasures

PENDAHULUAN khususnya sel darah putih yang disebut sel CD4.


Penyakit menular merupakan masalah Sedangkan AIDS adalah suatu dampak atau efek
serius yang dihadapi oleh banyak negara di dunia, yang muncul ketika stadium infeksi HIV sudah
tak terkecuali di Indonesia. Salah satu penyakit sangat parah. Selain berdampak pada kesehatan,
menular yang masih mengkhawatirkan di Indo- HIV/AIDS juga berdampak pada kehidupan sosial,
nesia dan negara lainnya di dunia adalah ekonomi, dan psikologis karena stigma yang di-
HIV/AIDS, hal ini sebagaimana menurut (Jabbar timbulkan dari penyakit tersebut (Pradita &
& Barisan, 2018) yang menyatakan bahwa saat ini Sudibia,2014) yang dikutip oleh (Istiqomah,2020).
tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. Menurut UNAIDS (2014) yang dikutip oleh
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indo- (Marlinda & Azinar, 2017) Indonesia merupakan
nesia yang dikutip oleh (Mardalena & Apriani, salah satu negara dengan penambahan kasus
2020) HIV adalah suatu virus yang dapat menye- HIV/AIDS tercepat di Asia Tenggara, dengan
rang dan merusak sistem kekebalan tubuh manusia estimasi peningkatan angka kejadian infeksi HIV

https://jkp.ejournal.unri.ac.id 122
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.2, 2022

lebih dari 36%. Kemudian sebagai bentuk ko- gulangan HIV/AIDS di Kabupaten Madiun
mitmen Pemerintah untuk menjadikan Indonesia diantaranya yaitu kegiatan promosi kesehatan,
bebas dari masalah HIV/AIDS, Menteri Kesehatan pencegahan penularan HIV, pemeriksaan diag-
Indonesia telah menerbitkan Peraturan Menteri nosis HIV, pengobatan, perawatan dan dukungan,
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun serta rehabilitasi sosial. Penelitian ini sendiri akan
2013 Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS. dikerucutkan pada implementasi kebijakan
Peraturan Menteri Kesehatan tersebut menetapkan penanggulangan HIV/AIDS pada pelaksanaan
bahwa upaya penanggulangan HIV dan AIDS upaya promosi dan pencegahan penularan dalam
dapat dilakukan oleh setiap instansi dan/atau rangka mencegah dan mengendalikan penyebaran
melalui kerja sama dua pihak atau lebih dalam virus HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan. Upaya
bentuk kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS preventif dan promotif lebih diutamakan dalam
tertentu atau terintegrasi dengan kegiatan lain. upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten
Dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Madiun juga mengacu pada RPJMN (Rencana
ini, pemerintah bekerja sama dengan pemerintah Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun
daerah dalam mengimplementasikan kebijakan 2020-2024 terkait pengendalian penyakit. Pelak-
serta memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan sanaan upaya promosi dan pencegahan penularan
kebijakan. di Kecamatan Jiwan dilaksanakan diantaranya
Kabupaten Madiun merupakan salah satu melalui kegiatan iklan layanan masyarakat, kam-
daerah di Jawa Timur yang masih menghadapi panye penggunaan alat kontrasepsi pada setiap
masalah HIV/AIDS. Secara kumulatif tercatat hubungan seks berisiko penularan penyakit, pro-
sejak pertama kali ditemukan pada tahun 2002 mosi kesehatan bagi remaja dan dewasa muda,
sampai bulan September tahun 2021 jumlah serta intervensi perubahan perilaku.
pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Madiun se- Dalam implementasi suatu kebijakan tentu
banyak 941 orang dengan jumlah pengidap HIV saja tidak terlepas dari berbagai macam perma-
sebanyak 652 orang dan AIDS sebanyak 289 salahan yang ada. Masalah implementasi ini
orang. Penularan HIV/AIDS di Kabupaten Ma- berkaitan dengan tujuan-tujuan kebijakan dengan
diun didominasi akibat hubungan seksual bebas. realisasi dari kebijakan tersebut (Akasah, 2020).
Penularan lainnya yaitu dari ibu rumah tangga Permasalahan yang terjadi dapat dilihat berdasar-
yang tertular HIV/AIDS dari suaminya, wanita kan kendala-kendala dalam pencapaian tujuannya.
pekerja seks langsung (WPSL), jarum suntik Pelaksanaan kegiatan promosi dan pencegahan
narkoba, kaum gay, waria, kelahiran, dan wanita penularan HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan dalam
pekerja seks tidak langsung (aktual.com, 2019). rangka penanggulangan HIV/AIDS juga ditenga-
Perkembangan penyebaran HIV/AIDS di Kabu- rai adanya beberapa permasalahan yang juga
paten Madiun saat ini sudah menyebar di 15 mengiringi proses pelaksanaannya. Seperti dalam
kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten implementasi upaya promosi yang dilaksanakan
Madiun. Berdasarkan data yang diperoleh dari melalui sosialisasi kepada masyarakat belum
Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Madiun, dilaksanakan secara menyeluruh di wilayah Ke-
Kecamatan Jiwan merupakan wilayah di Kabu- camatan Jiwan, apalagi pada masa pandemi
paten Madiun dengan jumlah penderita HIV/AIDS pelaksanaan sosialisasi menjadi lebih berkurang
terbanyak di Kabupaten Madiun dengan angka dibandingkan dengan saat sebelum pandemi.
kasus HIV/AIDS sebanyak 130 kasus dengan Selain itu, upaya promosi dan pencegahan
rincian 101 kasus positif HIV, dan 29 positif penularan HIV/AIDS lainnya juga dilakukan me-
AIDS. lalui kampanye penggunaan alat kontrasepsi. Pe-
Dalam menyikapi banyaknya temuan kasus nggunaan alat kontrasepsi ditujukan untuk meng-
HIV/AIDS di Kabupaten Madiun yang terus ber- hindari penularan HIV/AIDS pada setiap hubu-
munculan, Pemerintah Kabupaten Madiun me- ngan seks berisiko penularan penyakit. Namun
nerbitkan kebijakan yang membahas tentang kenyataannya yang terjadi masih banyak para
strategi dan pola penanganan permasalahan pekerja seks yang enggan untuk menggunakan alat
HIV/AIDS yaitu Peraturan Daerah Kabupaten kontrasepsi dikarenakan kekhawatiran mereka
Madiun Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Penang- akan pelayananannya kepada pelanggan mereka.
gulangan Human Immunodefeciency Virus Dan Permasalahan lain yang juga cukup krusial yaitu
Acquires Immuno Defeciency Syndrome . Dalam terkait kondisi lingkungan kebijakan yang menjadi
Peraturan daerah tersebut juga terdapat serang- salah satu penyebab lambannya proses penanggu-
kaian kegiatan yang menjadi guideline penang- langan penularan HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan.

https://jkp.ejournal.unri.ac.id 123
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.2, 2022

Kecamatan Jiwan menjadi wilayah penyumbang METODE


kasus tertinggi HIV/AIDS dikarenakan masih Metode yang digunakan dalam penelitian
adanya tempat prostitusi di wilayah ini. Tempat ini yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan
prostitusi seperti bongpai dan sarmi dahulunya deskriptif. Menurut Denzin dan Lincoln yang
telah ditutup oleh Pemerintah, namun tidak lama dikutip oleh (Shidiq & Choiri, 2019) menyatakan
dari itu, ditengarai banyak WPS (Wanita Pekerja bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
Seks) yang kembali ke tempat prostitusi tersebut, menggunakan latar belakang alamiah, dengan
bahkan terselubung. Dengan adanya tempat maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan
prostitusi terselubung tersebut, dimana tempat dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
tersebut tidak terdeteksi dan tidak diketahui metode yang ada dalam penelitian kualitatif.
sebagai tempat dimana transaksi seksual terjadi, Selanjutnya, penelitian ini menggunakan data
membuat pelaksanaan penanggulangan HIV/AIDS primer yang berasal dari informan penelitian
juga mengalami hambatan dalam menjangkau diantaranya yaitu Pengelola program dan keuangan
keberadaan mereka. Dengan kata lain, hal tersebut harian Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten
menyebabkan pelaksanaan upaya komunikasi Madiun, Staf program harian Komisi
perubahan perilaku terhadap kelompok resiko Penanggulangan AIDS Kabupaten Madiun, Kepala
menjadi sulit. Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian
Dengan adanya permasalahan yang terdapat Penyakit Menular Dinas Kesehatan, Programmer
dalam pelaksanaan kegiatan promosi dan pence- HIV/AIDS Puskesmas Jiwan, Camat Jiwan, ODHA
gahan penularan HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan, (Orang dengan HIV/AIDS) dan Masyarakat
maka perlu dilihat sejauh mana implementasi Kecamatan Jiwan, serta data sekunder yang berupa
kebijakan tersebut sudah dilakukan. Keberhasilan rekaman, foto/gambar, serta data yang didapat dari
atau kegagalan dari suatu kebijakan publik dalam jurnal, buku, dan referensi dokumen penunjang
upaya mencapai tujuannya, sangat tergantung dari lainnya.
implementasi kebijakan publik. Hal tersebut se- Teknik pengumpulan data yang digunakan
jalan dengan (Akasah, 2020) yang menyatakan yaitu wawancara, dokumentasi, dan observasi
bahwa pencapaian tujuan kebijakan publik hanya terkait upaya penanggulangan HIV/AIDS yang
mungkin ditentukan jika dapat diketahui tingkat dilakukan para pelaksana kebijakan serta situasi
keberhasilan implementasi kebijakannya. Imple- lingkungan kebijakan di Kecamatan Jiwan.
mentasi kebijakan publik akan lebih mudah di- Kemudian model analisis data yang digunakan
pahami apabila dalam memahaminya meng- dalam penelitian ini yaitu menggunakan model
gunakan suatu model atau kerangka pemikiran analisis data interaktif yang dikembangkan oleh
tertentu. Dalam menganalisis permasalahan diatas, (Miles et al., 2014) yaitu pengumpulan data,
maka peneliti menggunakan teori model imple- kondensasi data, penyajian data, serta penarikan
mentasi dari Van Metter dan Van Horn (1975) kesimpulan/verifikasi.
yang dikutip oleh (Agustino, 2020) yang terdiri
dari ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya,
HASIL DAN PEMBAHASAN
karakteristik agen pelaksana, sikap atau kecen-
Berbagai upaya dilakukan dalam mencegah
derungan (disposition) para pelaksana, komunikasi
dan mengendalikan penyebaran virus HIV/AIDS
antarorganisasi dan aktivitas pelaksana, serta
di Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun, salah
lingkungan ekonomi, sosial, dan politik.
satunya yaitu dengan upaya promosi dan pen-
Berdasarkan latar belakang diatas dengan
cegahan penularan HIV/AIDS. Menurut Fredrick
adanya berbagai permasalahan yang terdapat da-
yang dikutip oleh (Fitriana & Hertati, 2021)
lam proses penanggulangan HIV/AIDS di Keca-
memberikan pengertian tentang kebijakan, yaitu
matan Jiwan dalam upaya promosi dan pen-
serangkaian tindakan yang diusulkan oleh
cegahan penularan HIV/AIDS, penulis merasa
seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu
tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan
lingkungan tertentu dengan menunjukkan ham-
implementasi kebijakan penanggulangan HIV/
batan dan peluang pelaksanaan kebijakan yang
AIDS yang telah dilaksanakan di Kecamatan
diusulkan di rangka mencapai tujuan tertentu.
Jiwan. Oleh karena itu, tujuan diadakannya
Sedangkan Anderson yang dikutip oleh (Abdul,
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan
2019) menyatakan kebijakan publik sebagai suatu
menganalisis Implementasi Kebijakan Penang-
tindakan yang memiliki tujuan tertentu yang
gulangan HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan Ka-
dilaksanakan oleh sekelompok orang dan berguna
bupaten Madiun.
untuk memecahkan masalah tertentu. Kebijakan
https://jkp.ejournal.unri.ac.id 124
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.2, 2022

penanggulangan HIV/AIDS merupakan kebijakan Peraturan Daerah tersebut yaitu untuk menurun-
yang juga diterapkan di wilayah Kecamatan Jiwan kan dan meniadakan infeksi HIV baru, me-
yang harus diimplementasikan dengan baik se- nurunkan hingga meniadakan kematian yang
hingga angka penyebaran dan penularan disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan
HIV/AIDS di wilayah tersebut dapat dicegah dan AIDS, serta meniadakan diskriminasi terhadap
dikendalikan. ODHA untuk saat ini belum dapat tercapai secara
Pada penelitian ini sesuai dengan rumusan optimal karena tujuan kebijakan tersebut masih
masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan terlalu ideal untuk dapat dilaksanakan di tingkat
sebelumnya yaitu untuk mendeskripsikan dan warga, apalagi untuk sampai meniadakan kasus.
menganalisis Implementasi Kebijakan Penanggu- Diskirimasi masyarakat masih terjadi dan setiap
langan HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan Kabupaten tahunnya masih ditemukan kasus kematian dan
Madiun, keberhasilan implementasi kebijakan infeksi baru HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan Hal
penanggulangan HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan, tersebut juga mengingat bahwa sampai saat ini
diukur melalui model implementasi kebijakan dari belum ada obat baik untuk mencegah maupun
Van Metter Dan Van Horn (1975) yang terdiri dari menyembuhkan penyakit HIV/AIDS secara total.
enam variabel yaitu ukuran dan tujuan kebijakan, Oleh karena itu ketercapaian tujuan tersebut tidak
sumber daya, karakteristik agen pelaksana, sikap/ hanya dipengaruhi oleh pihak pelaksana kebijakan
kecenderungan (disposition) para pelaksana, ko- saja namun kembali lagi kepada kebiasaan dan
munikasi antarorganisasi dan aktivitas pelaksana, perilaku masing-masing individu yaitu masyarakat
dan lingkungan ekonomi, sosial, dan politik. maupun ODHA yang ada di Kecamatan Jiwan.
Sebagaimana yang diungkapkan Van Meter dan
Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Van Horn yang dikutip oleh (Febriadi, 2019)
Ukuran dan tujuan kebijakan merupakan
bahwa kinerja implementasi kebijakan dapat
salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
diukur tingkat keberhasilannya jika dan hanya jika
suatu kebijakan. Para pelaksana kebijakan
ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis
penanggulangan HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan
dengan sosio-kultur yang mengada dilevel pe-
sendiri sepenuhnya telah mengetahui ukuran dan
laksana kebijakan. Ketika ukuran kebijakan atau
tujuan kebijakan yang digunakan dalam pelak-
tujuan kebijakan terlalu ideal untuk dilaksanakan
sanakan kebijakan. Ukuran kebijakan berkaitan
dilevel warga, maka agak sulit memang me-
dengan ukuran dasar yang digunakan sebagai
realisasikan kebijakan publik hingga titik yang
pedoman atau acuan baku dalam implementasi
dapat dikatakan berhasil.
kebijakan. Ukuran kebijakan penanggulangan
HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan telah jelas karena Sumber Daya
telah mengacu dan menyesuaikan pada regulasi Sumber daya yaitu kemampuan yang di-
yang ada yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No miliki dan menjadi pendukung proses pelaksanaan
21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan penanggulangan HIV/AIDS yaitu sumber daya
AIDS serta Peraturan Daerah Kabupaten Madiun manusia dan sumber daya lainnya. Menurut
No 6 Tahun 2018 tentang Penanggulangan Human (Priyanto & Noviana, 2018) implementasi kebija-
Immunodefeciency Virus Dan Acquires Immuno kan perlu dukungan sumber daya baik sumber
Defeciency Syndrome. Keseluruhan aturan daya manusia maupun sumber daya non manusia.
tersebut dijadikan pijakan untuk melaksanakan Adapun dalam penelitian ini terdapat beberapa
kebijakan terkait dengan penanggulangan sumber daya yang dapat dijadikan alat pengukur
HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan, sehingga dalam keberhasilan implementasi program tersebut,
pelaksanaannya memiliki kekuatan hukum yang diantaranya yaitu sumber daya manusia, sumber
jelas. Hal tersebut telah sesuai dengan pendapat daya finansial, dan sumber daya waktu. Pertama
(Purnamasari & Pradana, 2017) yang menyatakan dalam hal sumber daya manusia untuk penang-
bahwa selain kebijakan harus diimplementasikan gulangan HIV/AIDS ini dibutuhkan dukungan dari
secara tepat, ukuran dan tujuan implementasi juga sumber daya manusia yang cukup, baik dari
harus jelas, bukan hanya diterima saja. Kejelasan kualitas maupun kuantitasnya. Pada proses im-
ukuran dan tujuan kebijakan akan sangat ber- plementasi kebijakan penanggulangan HIV/AIDS
pengaruh terhadap implementasi kebijakan karena di Kecamatan Jiwan, sumber daya manusia yang
apabila ukuran dan tujuan kebijakan tidak jelas tersedia baik di Kecamatan Jiwan, Puskesmas
maka kebijakan tersebut tidak dapat direalisasikan. Jiwan, Dinas Kesehatan maupun Komisi Pe-
Kemudian berkaitan dengan tujuan kebijakan nanggulangan AIDS Kabupaten Madiun telah
yang tercantum dalam Peraturan Menteri dan memiliki kemampuan sesuai dengan tugas yang
https://jkp.ejournal.unri.ac.id 125
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.2, 2022

akan dilaksanakan oleh masing-masing pelaksana itu semua pelaksana kebijakan penanggulangan
kebijakan. Kemampuan ini dilihat dari latar HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan yang terlibat se-
belakang setiap pelaksana kebijakan yang berasal lalu berusaha agar semua tujuan penanggulangan
dari seksi atau bidang yang sesuai dengan HIV/AIDS tersebut dapat terwujud pada tahun
implementasi kebijakan di lapangan seperti dari 2030 nantinya. Sumber daya waktu yang tersedia
bidang kesehatan, kesejahteraan sosial, dan lain- merupakan hal yang juga harus diperhatikan oleh
lain. Namun dari segi kuantitas Dinas Kesehatan pemerintah karena seperti menurut (Rizzana, 2017)
dan Komisi Penanggulangan AIDS merasa penyebab lain dari timbulnya kegagalan imple-
kekurangan tenaga staf atau kuantitas sumber daya mentasi suatu kebijakan publik dapat terjadi
manusia dari kedua instansi tersebut belum karena kekurangan-kekurangan yang menyangkut
terpenuhi. Oleh karena itu diperlukannya penam- sumber daya pembantu, misalnya yang me-
bahan sumber daya manusia karena menurut nyangkut waktu.
Edward yang dikutip oleh (Hasibuan et al., 2016)
Karakteristik Agen Pelaksana
kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi
Karakteristik agen pelaksana merupakan
kebijakan, salah satunya disebabkan oleh staf atau
salah satu fokus yang memiliki peran penting
pegawai yang tidak cukup memadai atau men-
dalam keberhasilan implementasi suatu kebijakan.
cukupi.
Sebagaimana diungkapkan oleh Van Meter dan
Kedua, sumber daya finansial yang memadai
Van Horn (1975) yang dikutip oleh (Fauziyah &
juga merupakan hal penting yang harus dimiliki
Arif, 2021) bahwa dalam suatu implementasi
dalam proses implementasi kebijakan penang-
kebijakan, agar dapat mencapai keberhasilan yang
gulangan HIV/AIDS. Sumber pembiayaan pena-
maksimal, maka harus diidentifikasikan dan
nggulangan HIV/AIDS di Kecamatan Jiwan
diketahui karakteristik agen pelaksana yang
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
mencakup struktur birokrasi, norma-norma dan
Daerah (APBD) dan juga pernah mendapat
aturan, serta pola-pola hubungan yang terjadi
bantuan dari Global Fund. Berdasarkan hasil
dalam birokrasi. Semua itu akan mempengaruhi
penelitian semua program atau kegiatan dalam
implementasi suatu kebijakan yang telah
upaya promosi dan pencegahan penularan
ditentukan karena organisasi perlu adanya peta
HIV/AIDS yang telah disusun oleh para pelaksana
untuk menggambarkan kegiatan-kegiatan secara
kebijakan belum seluruhnya dilaksanakan karena
umum dan status dari berbagai bagian agar
menyesuaikan dengan jumlah anggaran yang
mengetahui tugas dan kewenangannya. Pertama
tersedia, sehingga mereka pun mengusahakan
mengenai struktur birokrasi dalam pelaksanaan
dengan membuat skala prioritas program yang
kebijakan ini telah didapati adanya struktur
harus didahulukan. Hal ini membuat adanya
birokrasi yang tercantum dalam Keputusan Bupati
keterbatasan dalam melaksanakan program-prog-
Madiun Nomor 188.45/KPTS/402.031/2020 ten-
ram penanggulangan penyakit ini. Permasalahan
tang Komisi Penanggulangan AIDS Daerah
terkait anggaran merupakan prioritas yang harus
sebagai acuan tugas fungsi serta wewenang dari
diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten Madiun
tiap-tiap instansi pelaksana. Dalam pelaksanakan
karena sebagaimana menurut (Amu et al., 2020)
kebijakan ini para pelaksana kebijakan juga telah
bahwa tanpa adanya dukungan finansial yang
melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya
memadai, program tidak dapat berjalan efektif dan
masing-masing yang mengacu pada struktur birok-
cepat dalam mencapai tujuan dan sasaran.
rasi yang ada.
Ketiga, keberhasilan implementasi kebijakan
Kedua, dalam pelaksanakan kebijakan
juga dipengaruhi oleh sumber daya waktu yang
penanggulangan HIV/AIDS terutama dalam upaya
tersedia karena waktu akan mempengaruhi tingkat
promosi dan pencegahan penularan HIV/AIDS di
kesulitan pelaksana kebijakan untuk melak-
Kecamatan Jiwan juga terdapat Standar Ope-
sanakan kebijakan tersebut secara maksimal.
rasional Prosedur (SOP) yang berlaku sebagai
Implementasi kebijakan penanggulangan HIV/
norma dan aturan dalam pelaksanakan setiap
AIDS di Kecamatan Jiwan juga memiliki sumber
program atau kegiatan. Dengan adanya standart
daya waktu yang telah ditetapkan untuk proses
operasional prosedur ini menjadi pedoman bagi
pelaksanaanya kedepan. Sumber daya waktu
setiap implementor dalam bertindak agar dalam
tersebut mengikuti target yang ditetapkan oleh
pelaksanaan kebijakan tidak melenceng dari
Pemerintah Pusat yaitu tercapainya 3 zero di tahun
tujuan dan sasaran kebijakan. Ketiga, mengenai
2030. Masih ada jangka waktu yang cukup lama
pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi
untuk dapat mencapai target tersebut, oleh karena
yaitu keempat instansi pelaksana kebijakan dalam
https://jkp.ejournal.unri.ac.id 126
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.2, 2022

upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kecamatan kepada masyarakat. Secara tidak langsung para
Jiwan ini juga sudah menjalin hubungan yang baik petugas tersebut juga telah memahami ketentuan-
dengan tidak membeda-bedakan antara satu ketentuan mengenai pena-nggulangan HIV/AIDS.
dengan lainnya karena sebagai sebuah tim atau
Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas
mitra kerja mereka memiliki kedudukan yang
Pelaksana
setara dalam pelaksanakan kebijakan. Mereka
Dengan adanya komunikasi maka keputusan
senantiasa selalu bekerjasama satu sama lain
atau kebijakan dapat diketahui tingkat ke-
dengan baik karena mereka menyadari bahwa
berhasilannya. Demikian juga di Kecamatan Jiwan,
sebagai tim atau mitra, mereka tentu memiliki
dalam upaya penangggulangan HIV/AIDS secara
tugas dan fungsi yang saling berhubungan satu
maksimal, maka perlu dilakukan komunikasi
sama lain. Hal ini sejalan dengan (Khamdan, 2016)
kepada pihak yang terkait dengan kebijakan agar
yang menyatakan bahwa organisasi atau institusi
mereka memahami maksud dan tujuan dari
yang telah bersedia menjalin kerjasama harus
kebijakan yang diimplementasikan. Pihak terkait
merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan
disini yaitu instansi atau organisasi pelaksana
yang lain dalam mencapai tujuan yang disepakati.
yang terlibat serta kelompok sasaran kebijakan
Sikap/Kecenderungan (Disposition) Para yaitu ODHA dan masyarakat.
Pelaksana Komunikasi yang terjalin antarorganisasi
Disposisi merupakan hal yang berhubu-ngan pelaksana yaitu Pemerintah Kecamatan Jiwan,
dengan tindakan dan komitmen dari para pelak- Puskesmas Jiwan, Dinas Kesehatan, dan Komisi
sana terhadap pengimplementasian kebijakan. Penanggulangan AIDS sudah berjalan dengan
Maka pelaksanaan program ini harus didukung jelas dan konsisten. Para pelaksana kebijakan telah
dengan sikap implementor yang mampu mem- saling memberikan informasi satu dengan yang
berikan pemahaman dan pendalaman serta respon lainnya, sehingga informasi yang disampaikan
yang baik dan mendukung. Sebagaimana yang bisa dilaksanakan. Selain itu, pelaksanaan
diungkapkan oleh Van Meter dan Van Horn yang komunikasi juga didukung dengan adanya grup
dikutip oleh (Febriadi, 2019) bahwa sikap pelak- WhatsApp dan pertemuan rutin antarorganisasi
sana atau disposisi implementor ini mencakup hal pelaksana yang terlibat dalam pelaksanakan
yang penting yakni respons implementor terhadap kebijakan penanggulangan HIV/AIDS di Keca-
kebijakan dan kognisi atau pemahamannya ter- matan Jiwan. Hal ini telah sesuai dengan
hadap kebijakan. Pertama, dalam proses imple- pernyataan Van Meter dan Van Horn yang dikutip
mentasi kebijakan penanggulangan HIV/AIDS di oleh (Azalia, 2021) bahwa dalam berbagai
Kecamatan Jiwan para petugas mendukung serta program implementasi kebijakan, seperti realitas
menerima dengan baik tanpa adanya resistensi program kebijakan, perlu terjalin hubungan yang
atau penolakan terhadap kebijakan penang- baik antar instansi terkait, terutama dukungan
gulangan HIV/AIDS ini. Hal tersebut terjadi dalam komunikasi dan koordinasi. Oleh karena itu,
karena mereka menyadari betapa pentingnya koordinasi dan kerjasama antar instansi sangat
masalah penyakit HIV/AIDS ini untuk segara diperlukan untuk keberhasilan kebijakan.
ditangani. Dukungan atau penerimaan dari para Selain komunikasi yang terjalin antar-
pelaksana ini sangat berpengaruh terhadap organisasi pelaksana, komunikasi yang terjalin
pelaksanaan kebijakan yang ada. Hal ini sesuai dengan ODHA di Kecamatan Jiwan juga berjalan
dengan yang diungkapkan Agustinus (2006) yang dengan baik yang dilaksanakan melalui upaya
dikutip oleh (Kurniawan & Maani, 2020) bahwa pendampingan dan pelayanan secara door to door
sikap penerimaan atau penolakan dari agen ataupun melalui grup WhatsApp. Namun,
pelaksana sangat mempengaruhi keberhasilan atau terjalinnya komunikasi yang baik antarorganisasi
kegagalan implementasi kebijakan publik. pelaksana dan ODHA belum dapat dilakukan juga
Kedua, mengenai pemahaman terhadap kepada masyarakat umum. Pelaksanaan komu-
kebijakan, para pelaksana kebijakan juga telah nikasi kepada masyarakat di Kecamatan Jiwan
memahami kebijakan yang sedang dilaksanakan. melalui sosialisasi dalam rangka pelaksanaan
Hal ini karena setiap tahunnya diadakan pelatihan upaya promosi dan pencegahan penularan
untuk para implementor penanggulangan HIV/ HIV/AIDS belum dapat dilaksanakan secara
AIDS. Selain itu para petugas juga membagikan menyeluruh, sehingga tidak semua masyarakat
pamflet edukasi tentang HIV/AIDS di wilayah mengetahui edukasi tentang HIV/AIDS dengan
Kecamatan Jiwan sebagai pelaksanakan upaya baik. Padahal kebijakan penanggulangan
promosi dan pencegahan penularan HIV/AIDS HIV/AIDS ini tentunya tidak hanya dibuat untuk
https://jkp.ejournal.unri.ac.id 127
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.2, 2022

menanggulangi para ODHA, tetapi juga penting sosial juga dapat dilihat dari masih tingginya
untuk ditujukan kepada masyarakat Kecamatan stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap
Jiwan pada umumnya agar mereka memiliki ODHA di Kecamatan Jiwan. Padahal dalam pe-
informasi yang cukup terkait HIV/AIDS. Komu- laksanakan kebijakan, dibutuhkan adanya duku-
nikasi yang baik kepada semua pihak merupakan ngan lingkungan eksternal untuk menunjang ke-
faktor penting dalam implementasi kebijakan, berhasilan kebijakan, karena sebagaimana me-
karena sesuai dengan pernyataan (Azalia, 2021) nurut (Febriadi, 2019) bahwa lingkungan sosial,
bahwa dengan komunikasi yang terjalin baik dan ekonomi dan politik yang tidak kondusif dapat
koordinasi yang menyeluruh dan rutin, maka menjadi biang keladi dari kegagalan kinerja im-
program yang dilaksanakan akan terarah dengan plementasi kebijakan.
baik dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik KESIMPULAN
Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna Ukuran kebijakan telah jelas dengan me-
menilai kinerja implementasi kebijakan adalah ngacu pada regulasi yang ada, namun tujuan
sejauh mana lingkungan eksternal turut men- kebijakan belum dapat tercapai secara optimal
dorong keberhasilan kebijakan publik. Adapun karena terlalu ideal untuk dapat dicapai di level
lingkungan eksternal dalam penelitian ini me- warga. Sumber daya dalam pelaksanakan ke-
ngacu pada lingkungan sosial yang instrumennya bijakan belum memadai karena kuantitas sumber
adalah masyarakat, terkhusus dalam penelitian ini daya manusia dan sumber daya finansial yang
adalah masyarakat Kecamatan Jiwan, lingkungan masih kurang. Kemudian, karakteristik agen
ekonomi yang instrumennya adalah taraf ekonomi pelaksana dan sikap atau kecenderungan para
masyarakat Kecamatan Jiwan, serta unsur dari pelaksana telah terpenuhi karena dilakukan de-
lingkungan politik yaitu instansi pemerintah baik ngan baik oleh para pelaksana kebijakan.
Bupati maupun jajarannya. Berdasarkan hasil Komunikasi antarorganisasi pelaksana mau-
penelitian belum seluruh aspek dari lingkungan pun terhadap ODHA telah berjalan dengan baik
eksternal memberikan dukungan dan respon dan jelas, namun komunikasi kepada masyarakat
positif terhadap kebijakan ini. Lingkungan politik belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh.
yang berasal dari instansi pemerintah secara penuh Selanjutnya, terkait lingkungan ekonomi dan
mendukung adanya kebijakan penanggulangan lingkungan sosial Kecamatan Jiwan belum
HIV/AIDS di Kabupaten Madiun dengan adanya sepenuhnya mendukung pelaksanaan kebijakan
Peraturan Daerah Kabupaten Madiun No 6 Tahun penanggulangan HIV/AIDS dengan baik karena
2018 tentang Penanggulangan Human Immuno- masih adanya stigma dan diskriminasi di masya-
defeciency Virus Dan Acquires Immuno Defe- rakat serta masih adanya masyarakat yang kembali
ciency Syndrome, keterlibatan Bupati dan Wakil bekerja menjadi WPS. Oleh karena itu, penulis
Bupati menjadi ketua dan ketua pelaksana dalam dapat menarik kesimpulan bahwa Implementasi
Komisi Penanggulangan AIDS, bahkan secara Kebijakan Penanggulangan HIV/AIDS di Keca-
langsung turun ke lapangan dalam kegiatan matan Jiwan Kabupaten Madiun belum terim-
pembongkaran tempat prostitusi di Kecamatan plementasi dengan baik secara keseluruhan.
Jiwan sebagai bentuk dukungan mereka. Namun
dukungan tersebut tidak diimbangi dengan DAFTAR PUSTAKA
dukungan eksternal lainnya yaitu dari mayarakat Abdul, K. M. (2019). Implementasi Kebijakan
sebagai instrumen lingkungan sosial dan taraf Penataan Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus
ekonomi masyarakat sebagai intrumen lingkungan Di Pasar Sore Kota Tanjung Selor
ekonomi. Kabupaten Bulungan). Dinamika
Hal tersebut dapat dilihat dengan masih Governance: Jurnal Ilmu Administrasi
adanya sebagian masyarakat yang kembali bekerja Negara, 9(1).
sebagai Wanita Pekerja Seks Langsung (WPSL) Agustino, L. (2020). Dasar-Dasar Kebijakan
atau Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung Publik. Bandung: CV Alfabeta.
(WPSTL) bahkan secara sembunyi-sembunyi atau Akasah, M. (2020). Implementasi Kebijakan
terselubung dengan alasan tuntutan ekonomi Penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten
walaupun sudah dilakukan pembubaran oleh Sukabumi Jawa Barat. Mimbar Administrasi
pemerintah. Keberadaan para WPSL/WPSTL ter- Mandir, 1(1), 1–16.
sebut menyebabkan resiko penularan HIV/AIDS Aktual.com. (2019). KPAD Kabupaten Madiun
juga semakin besar. Selain itu dari lingkungan Temukan 113 Kasus Baru HIV/AIDS.
https://jkp.ejournal.unri.ac.id 128
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.2, 2022

Aktual.Com. https://aktual.com/kpad- (JMIAP), 2(2), 70–79.


kabupaten-madiun-temukan-113-kasus-baru- Mardalena, M., & Apriani, S. (2020). Membangun
hiv-aids/ Perilaku Anti Acquired Immune Deficiency
Amu I, Florence, & Gustaaf. (2020). Implementasi Syndrome (AIDS)- Human
Kebijakan Penanggulangan HIV/AIDS Di Immunodeficiency Virus (HIV) Pada
Kota Manado. Jurnal Administrasi Publik, Kelompok Remaja. BERDIKARI: Jurnal
6(88). Inovasi Dan Penerapan Ipteks, 8(1), 41–47.
Azalia, A. (2021). Implementasi Kebijakan Marlinda, Y., & Azinar, M. (2017). Perilaku
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 21 Pencegahan Penularan HIV/AIDS. JHE
Tahun 2013 Tentang Penanggulangan (Journal of Health Education), 2(2), 185–
HIV/AIDS Di Kota Bontang. EJournal Ilmu 193.
Pemerintahan, 5(1), 1–7. Miles, M., Huberman, M., & Saldana, J. (2014).
Fauziyah, W. E., & Arif, L. (2021). Model Qualitative Data Analysis A Methods
Implementasi Kebijakan Van Meter Dan Sourcebook (3rd ed.). SAGE Publications
Van Horn Dalam Tinjauan Pembangunan Ltd.
Jalan Lingkar Selatan (Ring Road) Di Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 6
Kabupaten Tuban. Journal Publicuho, 4(2), Tahun 2018 Tentang Penanggulangan
672–691. Human Immunodefeciency Virus Dan
Febriadi, H. (2019). Implementasi Peraturan Acquires Immuno Defeciency Syndrome,
Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara (2018).
Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Penyelenggaraan Kebersihan Dan Keindahan Nomor 21 Tahun 2013 Tentang
Lingkungan di Kelurahan Sungai Malang Penanggulangan HIV Dan AIDS, (2013).
Kecamatan Amuntai Tengah. Administraus Priyanto, H., & Noviana, N. (2018). Analisis
Jurnal Ilmu AdministrasIi Dan Manajemen, Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten
3(3), 211–226. Banyuwangi Nomor 45 Tahun 2015. JAKPP
Fitriana, R., & Hertati, D. (2021). Implementation Jurnal Alnalisis Kebijakan Dan Pelayanan
of Zone Parking Policy in Mayjend Publik, 4(1), 1–9.
Sungkono, Surabaya City. DiA: Jurnal Purnamasari, H., & Pradana, B. A. (2017).
Administrasi Publik, 19(2), 294–310 Implementasi Kebijakan Pelayanan
Hasibuan, H., Yusnadi, & Purba, S. (2016). Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) Di
Implementasi Kebijakan Standar Kualifikasi Kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi. Jurnal
Dan Kompetensi Kepala SMK Negeri di Politikom Indonesiana, 2(1), 62–78.
Kabupaten Aceh Selatan. Pendidikan Dan Rizzana, S. (2017). Implementasi Kebijakan
Kepengawasan, 3(2), 33–49. Penanggulangan HIV/AIDS (Studi
Istiqomah, A. (2020). Implementasi Kebijakan Implementasi Peraturan Daerah Nomor 14
Penanggulangan HIV/AIDS. HIGEIA Tahun 2008 tentang Penanggulangan
Journal of Public Health Research and HIV/AIDS di Kabupaten Malang). Jurnal
Development, 4(4). Ilmiah Administrasi Publik, 3(3), 160–165.
Jabbar A., & Barisan. (2018). Implementasi Shidiq, U., & Choiri, M. (2019). Metode
Kebijakan Pemerintah Terhadap Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan.
Penanggulangan HIV Dan AIDS Di Ponorogo: CV Nata Karya.
Kecamatan Maritengngae Kabupaten
Sidenreng Rappang. Wedana, 4(2), 540–548.
Khamdan, A. (2016). Partnership Program System
Trough Si Bule Albino Institutional Business
by Mine Firm in Binuang District Kab.
Tapin. Jurnal AdBispreneur, 1(1), 73–84.
Kurniawan, W & Maani, K. (2020). Implementasi
Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Jalan
Di Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten
Merangin Dengan Menggunakan Model
Donald Van Metter Dan Carl Van Horn.
Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik

https://jkp.ejournal.unri.ac.id 129

Anda mungkin juga menyukai