Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN PELAYANAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PADA KOMISI

PENANGGULANGAN AIDS (KPA) KOTA MANADO

ALWAN RIKUN
FLORENCE DAICY LENGKONG
NOVVA N.PLANGITEN

enelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen pelayanan penanggulangan HIV/AIDS


pada Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan informan dari unsur Pegawai Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota sebanyak
3 orang yaitu : Ketua KPA (1 orang), dan staf/pegawai KPA (3 orang); sedangkan informan dari
masyarakat penerima pelayanan sebanyak 3 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif dengan deskriptif naratif
yang didukung oleh data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terkait (1)
Planning (perencanaan) dalam hal ini dilihat dari penetapan dan penyusunan program sudah sangat
baik karena keterlibatan setiap komponen KPA Kota Manado dalam penetapan dan penyusunan
program kerja baik jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek juga visi misi yang
mengacu epidemi nasional dan kondisi masyarakat Kota Manado. (2) Organizing (pengorganisasian)
berkenaan dengan prosedur pelayanan penanggulangan HIV/AIDS juga dinilai sudah baik. Pasalnya
KPA menggunakan 3 tahapan dalam prosedur pelayanannya yaitu temukan, obati dan pertahankan.
Tak hanya prosedur pelayanannya, tapi prosedur penetapan personil dan struktur organisasi juga
sangat diperhatikan, untuk itu KPA Kota Manado mengadakan recruitmen yang ketat demi
menyaring personil yang berkompeten dibidangnya sebelum kemudian ditetapkan sebagai personil
dalam struktur yang ditetapkan dalam SK Walikota. (3) Actuating (pelaksanaan) dimana langkah
utama pelaksanaan pelayanan penanggulanagan HIV/AIDS KPA Kota Manado antara lain dengan
pencegahan, pendayagunaan, dan advokasi serta edukasi mengenai HIV/AIDS. Hal ini juga
didukung dengan usaha-usaha yang dilakukan KPA Kota Manado diantaranya bekerja sesuai dengan
SOP yang ada serta penjangkauan, rujukan, pendampingan maupun pengobatan bagi masyarakat
melalui FGD dan MONEV juga pertemuan rutin dengan stakeholder untuk membahas permasalahan
dan membuat solusi bersama. Kemudian tak lupa pula proses penerapan program pelayanan
penanggulangan HIV/AIDS dilapangan melalui supervisi dilapangan, pertemuan rutin dan
melibatkan LSM untuk memastikan akses layanan kesehatan tersedian dilapangan dan mencatat
temuan-temuan dilapangan. (4) Controlling (pengawasan) dalam hal ini berkaitan dengan
monitoring dan pengawasan pelaksanaan program pelayanan penanggulangan HIV/AIDS dimana
dapat dilihat bahwasanya monitoring dilakukan dengan menyesuaikan pelaporan dengan kondisi
aktual serta dengan melakukan pertemuan rutin 2-3 bulan sekali.

PENDAHULUAN kompleks dan menjadi kendala pembangunan


yang harus segera diselesaikan.
Kesehatan adalah salah satu bentuk Masalah kesehatan yang masih
hak asasi manusia yang diwujudkan melalui mengkhawatirkan yang ada di Indonesia
perlindungan hukum dan kebijakan bahkan negara-negara lain di dunia adalah
pemerintah dengan upaya pemberian fasilitas fakta berkembangnya epidemi yang
pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan disebabkan HIV/AIDS. Aquired Immuno
masyarakat. Negara Indonesia hingga saat ini Deficiency Syndrome (AIDS) adalah
masih menghadapi problematika kesehatan sekumpulan gejala penyakit yang disebabkan
yang meberikan dampak sosial yang
menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia pemerintah untuk menjadikan Indonesia
akibat infeksi HIV yang menyerang sel darah bebas dari penyakit menular pada tahun 2015
putih manusia (Purnomo : 2008). yang menjadi kesepakatan bersama dalam
Masalah HIV/AIDS sekarang ini Millenium Development Goals (MDGs) pada
sudah lama menjadi perhatian dunia. Penyakit Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) di New York
ini menjadi masalah kesehatan yang perlu dimana salah satu isinya adalah memerangi
mendapat penanganan serius. Hal ini penyebaran HIV/AIDS, malaria, dan penyakit
dikarenakan penanganan penyakit ini masih menular. Pemerintah juga bekerjasama
belum ada obatnya serta tingkat laju dengan para stakeholders untuk melakukan
perkembangan kasusnya secara global yang pelayanan promotif/edukasi,
terus mengalami peningkatan. Data dari preventif/pencegahan, diagnosis,
United Nations Programme on HIV/AIDS pengobatan/perawatan, dukungan, dan
(UNAIDS) di akhir tahun 2014 diperkirakan rehabilitasi pada penderita HIV/AIDS.
sebanyak 2 juta kasus baru terinfeksi HIV dan
Kasus HIV/AIDS di Kota Manado
sebanyak 1,2 juta meninggal akibat
dilaporkan sampai dengan mei 2018 menurut
komplikasi AIDS. Penderita HIV/AIDS akan
Data dari Dinas Kesehatan Sebanyak 1.031
berkurang kekebalan tubuhnya dan rentan
warga Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut)
terkena infeksi oportunistik. Penyebaran
terinveksi Human Immunodeficiency Virus
HIV/AIDS melalui hubungan seks bebas,
(HIV) Acquired Immune Deficiency
transfusi darah, jarum suntik yang
Syndrome (AIDS). Kasus HIV/AIDS di Kota
terkontaminasi dan kontak lain dengan cairan
Manado ini masuk dalam 1 dari 10
tubuh (Kementerian Kesehatan Republik
Kabupaten/Kota di Indonesia yang menjadi
Indonesia : 2013).
terbanyak dan menjadi prioritas program
Selain itu dari segi masalah sosial
akselerasi penanggulangan HIV/AIDS.
penyakit ini memberikan dampak serta
Seiring munculnya isu tentang
kendala dalam pembangunan suatu negara
HIV/AIDS di Indonesia, pemerintah harus
dikarenakan penyakit ini juga menyerang usia
bergegas membentuk suatu unit pelayanan
produktif yang menyebabkan keterlambatan
penanggulangan penyakit tersebut
dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
sebagaimana diketahui bahwa penyakit
Indonesia adalah salah satu negara di
HIV/AIDS belum diketahui obatnya. Dan
Asia dengan epidemi yang berkembang paling
sebagai negara berkembang Indonesia juga
cepat dengan kasus infeksi HIV/AIDS baru
harus waspada karena pertumbuhan penyakit
yaitu 166.874 kasus. Hampir setiap tahunnya
ini cenderung besar di negara-negara
Indonesia mengalami peningkatan jumlah
berkembang. Merujuk pada Perpres No.
HIV/AIDS. berikut ini adalah jumlah kasus
75/2006, salah satu ketentuan yang ditetapkan
penyebaran HIV/AIDS yang ada di Indonesia.
di dalamnya adalah pemerintah propinsi dan
Jumlah kumulatif pengidap
kabupaten/kota wajib membentuk Komisi
HIV/AIDS terhitung masih dalam jumlah
Penanggulangan AIDS (KPA) di wilayahnya.
yang sangat besar dan mengkhawatirkan,
Hal tersebut dipertegas lagi dengan
maka dari itu perlu segera dilakukan
Permendagri No. 20/2007 tentang pedoman
penanggulangan secara serius baik oleh
pembentukan KPA di tingkat propinsi dan
pemerintah maupun masyarakat. Menteri
kabupaten / kota. Dengan melihat beberapa
Kesehatan Indonesia telah berupaya
sebab di atas maka dari itu dibentuklah
melakukan tindak pencegahan dan
Komisi Penaggulangan AIDS (KPA) Kota
penanggulangan HIV/AIDS dengan
Manado.
menerbitkan Permenkes Nomor 21 Tahun
Sebagai organisasi pemerintah,
2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS.
Komisi Penaggulangan AIDS (KPA) Kota
Upaya tersebut sebagai bentuk komitmen
Manado berkewajiban memberi pelayanan Pelayanan menurut Kamus Besar
kesehatan terkait penanggulangan HIV/AIDS. Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sebagai
Pemberian pelayanan penanggulangan suatu usaha untuk membantu menyiapkan
HIV/AIDS dan pelayanan kesehatan lainnya atau mengurus apa yang diperlukan orang
juga harus membutuhkan manajemen lain. Sedangkan menurut Moenir (2010 : 26)
pelayanan yang optimal menyangkut rencana, pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan
pengorganisasian, implementasi dan evaluasi oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
proses jalannya pelayanan terhadap landasan faktor materi melalui sistem,
masyarakat. Hal inilah yang sering disebut prosedur dan metode tertentu dalam rangka
dengan manajemen pelayanan di dalam suatu usaha memenuhi kepentingan orang lain
organisasi. sesuai dengan haknya. Pelayanan hakikatnya
adalah serangkaian kegiatan, karena itu
TINJAUAN PUSTAKA
pelayanan merupakan sebuah proses. Sebagai
Konsep Manajemen
proses, pelayanan berlangsung secara rutin
Dalam suatu organisasi diperlukan dan berkesinambungan, meliputi seluruh
manajemen untuk mengatur proses kehidupan orang dalam masyarakat.
penyelenggaraan organisasi hingga Sedangkan menurut Groonros dalam
tercapainya tujuan dari organisasi tersebut. Ratminto dan Atik (2005:2) pelayanan adalah
Pada instansi pemerintah khususnya suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang
menyangkut soal pelayanan publik, bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba)
diperlukan manajemen yang efektif dan yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi
efisien dalam proses penyelenggaraan antara konsumen dengan karyawan atau hal-
pelayanan agar tercapainya tujuan dari hal lain yang di sediakan oleh perusahaan
pelayanan itu sendiri yakni kepuasan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk
masyarakat. memecahkan permasalahan konsumen atau
Secara etimologis kata manajemen pelanggan.
berasal dari bahasa Perancis Kuno Pelayanan publik telah diatur di dalam
ménagement, yang berarti seni melaksanakan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009
dan mengatur. Sedangkan secara terminologis tentang Pelayanan Publik. Untuk memahami
para pakar mendefinisikan manajemen secara definsi pelayanan publik, peneliti mengutip
beragam, diantaranya: beberapa definsi pelayanan publik dari
Manajemen berasal dari kata to beberapa ahli dan Undang-undang Nomor 25
manage yang artinya mengatur. Adapun Tahun 2009.
unsur-unsur manajemen yang terdiri dari 6M Undang-undang Republik Indonesia
yaitu man, money, mothode, machines, Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
materials, dan market. Manajemen adalah Publik menegaskan bahwa pelayanan publik
suatu cara/seni mengelola sesuatu untuk adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dikerjakan oleh orang lain. Untuk mencapai dalam rangka pemenuhan kebutuhan
tujuan tertentu secara efektif dan efisien yang pelayanan sesuai dengan peraturan
bersifat masif, kompleks dan bernilai tinggi perundang-undangan bagi setiap warga
tentulah sangat dibutuhkan manajemen. negara dan penduduk atas barang, jasa
Sumber daya manusia merupakan kekayaan dan/atau pelayanan administratif yang
(asset) organisasi yang harus didayagunakan disediakan oleh penyelenggara pelayanan
secara optimal sehingga diperlukannya suatu publik.
manajemen untuk mengatur sumber daya
Konsep Manajemen Pelayanan
manusia sedemikian rupa guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sejak awal.
2.1 Konsep Pelayanan Publik
Seiring dengan pengertian pelayanan lemak yang melingkar-melebar. Dan pada
publik yang telah dijelaskan diatas, pusat lingkaran terdapat untaian RNA atau
manajemen pelayanan publik (Winarsih dan ribonucleic acid. Bedanya virus HIV dengan
Ratminto, 2012 : 36 ) dapat diartikan sebagai virus lain, HIV dapat memproduksi selnya
suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk sendiri dalam cairan darah manusia, yaitu
menyusun rencana, mengimplementasikan pada sel darah putih. Sel-sel darah putih yang
rencana, mengoordinasikan dan biasanya dapat melawan segala virus, lain
menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan halnya dengan virus HIV, virus ini justru
demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan. dapat memproduksi sel sendiri untuk merusak
Atau dengan kata lain, manajemen pelayanan sel darah putih (Harahap, 2008: 42).
publik berarti suatu proses perencanaan dan HIV dapat menyebabkan sistem imun
pengimplementasiannya serta mengarahkan mengalami beberapa kerusakan dan
atau mengkoordinasikan penyelesaian kehancuran, lambat laun sistem kekebalan
aktivitas-aktivitas pelayanan publik demi tubuh manusia menjadi lemah atau tidak
tercapainya tujuan-tujuan pelayanan publik memiliki kekuatan pada tubuhnya, maka pada
yang telah ditetapkan. saat inilah berbagai penyakit yang dibawa
Menurut Moenir (2006 : 186) virus, kuman dan bakteri sangat mudah
manajemen pelayanan adalah manajemen menyerang seseorang yang sudah terinfeksi
proses, yaitu sisi manajemen yang mengatur HIV. Kemampuan HIV untuk tetap
dan mengendalikan proses layanan, agar tersembunyi adalah yang menyebabkannya
mekanisme kegiatan pelayanan dapat berjalan virus ini tetap ada seumur hidup, bahkan
tertib, lancar, tepat mengenai sasaran dan dengan pengobatan yang efektif (Gallant,
memuaskan bagi pihak yang harus dilayani. 2010: 16).
AIDS atau Acquired
Konsep Penanggulangan HIV/AIDS
Immunodeficiency Syndrom disebut sebagai
HIV atau Human Immunodeficiency sindrom yang merupakan kumpulan gejala-
Virus secara fisiologis adalah virus yang gejala berbagai penyakit dan infeksi akibat
menyerang sistem kekebalan tubuh menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh
penderitanya. Dalam buku “Pers Meliput virus (HIV). Bruner (2002), dalam “Buku
AIDS”, virus HIV adalah retrovirus yang Ajar Ilmu Keperawatan Medikal Bedah”
termasuk dalam family lentivirus, yaitu virus menjelaskan bahwasanya AIDS adalah tahap
yang dapat berkembang biak dalam darah akhir dari HIV, di mana perjalanan HIV
manusia. Pasien yang sudah terinfeksi HIV menuju AIDS membutuhkan waktu sekitar 10
dan mengalami stress yang berkepanjangan, sampai 13 tahun.
akan mempercepat menyebarnya AIDS. HIV METODOLOGI PENELITIAN
menyerang salah satu jenis sel darah putih
(limfosit / sel-sel T4) yang bertugas Metode Penelitian
menangkal infeksi. Replikasi virus yang terus
menerus mengakibatkan semakin berat Penelitian ini menggunakan metode
kerusakan sistem kekebalan tubuh dan kualitatif. Bogdan dan Taylor (Moleong,
semakin rentan terhadap infeksi oportunistik 2006) mendefinisikan metodologi kualitatif
(IO) sehingga akan berakhir dengan kematian sebagai prosedur penelitian yang
(Bruner & Suddarth, 2002). menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
Secara struktural morfologinya, virus tertulis atau lisan dari orang-orang dan
HIV sangat kecil sama halnya dengan virus- perilaku yang dapat diamati. Williams
virus lain, bentuk virus HIV terdiri atas (Moleong, 2006) menulis bahwa penelitian
sebuah silinder yang dikelilingi pembungkus kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu
latar alamiah, dengan menggunakan metode
alamiah, dan dilakukan oleh orang atau jumlah seluruh informan ada sebanyak 6
peneliti yang tertarik secara alamiah. orang.
Penelitian kualitatif sering juga diartikan
sebagai penelitian yang menggunakan HASIL PENELITIAN DAN
pendekatan naturalistik untuk mencari dan PEMBAHASAN
menemukan pengertian atau pemahaman Ringkasan Hasil Penelitian
tentang fenomena dalam suatu latar yang
berkonteks khusus (Moleong, 2006). Berdasarkan wawancara dari 6 orang
responden atau informan terhadap pertanyaan
Fokus Penelitian
seputar manajemen pelayanan
Fokus penelitian bersifat tentatif seiring penanggulangan HIV/AIDS pada Komisi
dengan perkembangan penelitian. Moleong Penanggulangan Aids (KPA) Kota Manado,
(2004:237) menyatakan bahwa fokus dapat disimpulkan sebagai berikut :
penelitian dimaksudkan untuk membatasi
1. Planning (perencanaan) dalam hal ini
studi kualitatif, sekaligus membatasi dilihat dari penetapan dan penyusunan
penelitian guna memilih data yang relevan program sudah sangat baik. Pasalnya
dan yang baik. Dalam penelitian ini, peneliti
dalam penuturan para responden
memfokuskan penelitian pada manajemen kebanyakan mengatakan dalam
pelayanan penanggulangan HIV/AIDS di penetapan dan penyusunan program
Kota Manado yang menitik beratkan pada dibagi menjadi tiga jenis yaitu program
manajemen pelayanan publik dimana kita
jangka panjang antara lain memastikan
ketahui bahwa menurut Manajemen tidak adanya infeksi baru pada
Pelayanan Publik (Noverman Duadji, 2013 : masyarakat, tidak adanya kematian
33) berkenaan dengan tata-kelola pelayanan karena AIDS, tidak adanya diskriminasi
yang berpangkal dari perencanaan,
terhadap ODHA melalui getting three
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi zero, meningkatkan kesadaran
Jenis dan Sumber Data (Informan) masyarakat dan ODHA untuk patuh
Salah satu sifat penelitian kualitatif ARV, meningkatkan kwalitas hidup
ialah tidak mementingkan jumlah sumber ODHA dan edukasi menyeluruh serta
data/informan, tetapi yang lebih dipentingkan peningkatan tes HIV pada ponci, di
ialah content, relevansi, dan sumber yang wilayah dengan epidemi HIV. Untuk
benar-benar dapat memberikan informasi, program jangka menengahnya membuat
baik mengenai orang, peristiwa atau hal. masyarakat memeriksa status dan orang
Sumber data atau informan pada penelitian ini yang terinfeksi diberikan ARV dengan
diambil dari unsur pegawai Komisi peningkatan cakuppan dan retensi
Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Manado pengobatan ARV. Lalu untuk program
dan unsur masyarakat (penerima/pengguna jangka pendeknya sendiri memberi
jasa pelayanan). Informan dari unsur Pegawai edukasi mengenai HIV/AIDS untuk
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota mengendalikan dan menurunkan
sebanyak 3 orang yaitu : Ketua KPA (1 penyakit IMS dan menurunkan angka
orang), dan staf/pegawai KPA (3 orang); stigma dan diskriminasi bagi ODHA.
sedangkan informan dari masyarakat Tak hanya itu keterlibatan setiap
penerima pelayanan sebanyak 3 orang, yang komponen KPA Kota Manado dalam
diwawancarai saat mereka selesai berurusan penetapan dan penyusunan program
pelayanan di kantor Komisi Penanggulangan kerja juga sangat baik sehingga dapat
AIDS (KPA) Kota Manado. Dengan demikian mendukung telaksananya semua pogam
yang sudah ditetapkan. Hal ini kaena
dalam Penetapan visi misi KPA Manado
sendiri itu mengacu epidemi nasional dan penjangkauan, rujukan, pendampingan
kondisi masyarakat Kota Manado juga maupun pengobatan bagi masyarakat
visi misi ketua KPA Kota Manado dalam melalui FGD dan MONEV juga
hal ini Walikota Kota Manado. pertemuan rutin dengan stakeholder
2. Organizing (pengorganisasian) untuk membahas permasalahan dan
berkenaan dengan prosedur pelayanan membuat solusi bersama. Kemudian tak
penanggulangan HIV/AIDS dinilai lupa pula proses penerapan program
sudah baik menurut para responden. pelayanan penanggulangan HIV/AIDS
Pasalnya KPA menggunakan 3 tahapan dilapangan melalui supervisi dilapangan,
dalam prosedur pelayanannya yaitu pertemuan rutin dan melibatkan LSM
temukan yaitu mencari masyarakat yang untuk memastikan akses layanan
terinfeksi melalui sosialisasi dan kesehatan tersedian dilapangan dan
pembangunan jaringan dengan mitra mencatat temuan-temuan dilapangan
kerja dan LSM, obati mengerahkan 4. Controlling (pengawasan) dalam hal ini
setiap tenaga medis dan stakeholder berkaitan dengan monitoring dan
dalam bidang ini untuk mencoba pengawasan pelaksanaan program
mengobai dan merawat masyarakat yang pelayanan penanggulangan HIV/AIDS
terinfeksi dan pertahankan yaitu dimana dapat dilihat bahwasanya
pemberian pendampingan dan monitoring dilakukan dengan
pemerhatian serta perawatan tingkat menyesuaikan pelaporan dengan kondisi
lanjut. Tak hanya prosedur aktual serta dengan melakukan
pelayanannya, tapi prosedur penetapan pertemuan rutin 2-3 bulan sekali.
personil dan struktur organisasi sangat Sedangkan pengawasan sendiri
diperhatikan. KPA Kota Manado dilakukan melalui pengauditan internal
mengadakan recruitmen yang ketat demi dan eksternal kerja secara periodik dan
menyaring personil yang berkompeten dilakukan juga proyeksi dan portal serta
dibidangnya sebelum kemudian data, program dan keuagnan yang
ditetapkan sebagai personil dalam dilakukan oleh provinsi dan pusat.
struktur yang ditetapkan dalam SK
Walikota. Hal inilah yang membuat PENUTUP
pegawai KPA mampu bekerja dengan
Kesimpulan
baik sesuai dengan bidang dan
kompetensinya seperti yang dikatakan Tujuan penelitian untuk mengetahui
kebanyakan responden yang manajemen pelayanan penanggulangan
diwawancarai. HIV/AIDS pada Komisi Penanggulangan
3. Actuating (pelaksanaan) berkaitan Aids (KPA) Kota Manado. Berdasarkan dari
dengan langkah utama pelaksanaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
pelayanan penanggulanagan HIV/AIDS penulis, maka dapat disimpulkan sebagai
KPA Kota Manado antara lain dengan berikut :
pencegahan, pendayagunaan, dan 1. Penderita HIV/AIDS seringkali tidak
advokasi serta edukasi mengenai mau membuka status mereka ke
HIV/AIDS. Langkah awal ini dinilai dan orang lain karena mereka takut dan
disambut dengan baik terutama bagi khawatir orang-orang akan menjauhi
masyarakat selaku responden dan bahkan mengucilkan mereka dari
penerima layanan. Hal ini juga didukung lingkungan sekitarnya. Sebaliknya
dengan usaha-usaha yang dilakukan bagi mereka yang bersedia untuk
KPA Kota Manado diantaranya bekerja open status, biasanya mereka yang
sesuai dengan SOP yang ada serta
telah mendapatkan dukungan dari Manado maka perlu juga di tata dalam
keluarga dan teman-teman dekat anggaran tahunan APBD setiap tahun
mereka, sehingga mereka tidak
SARAN
khawatir akan pengakuan keberadaan
mereka. 1. Masyarakat membutuhkan edukasi
2. Penatalaksanaan HIV secara klinis tentang bahaya penyakit HIV/AIDS
pada kehamilan terus dikembangkan dan bagaimana cara penularannya
untuk menekan transmisi secara yang benar agar stigma dan
vertikal. Salah satunya dengan diskriminasi terhadap ODHA dapat
pemberian antiretrovirus yang diluruskan. Untuk itu perlu
bertujuan untuk mengurangi viral diadakannya seminar dan penyuluhan
load serendah tentang HIV/AIDS serta
mungkin.Penatalaksanaan yang diselenggarakannya acara testimonial
efektif untuk mengurangi risiko dari para ODHA untuk pelajar dan
penularan HIV dari ibu ke anak mahasiswa.
tergantung pada saat kapan wanita 2. ODHA butuh mendapat perhatian dan
tersebut mengetahui status HIV-nya dukungan dari masyarakat dan
sehingga dapat ditentukan pemerintah, selain itu Dukungan
penatalaksanaan secepatnya. Oleh Kawan Sebaya juga dapat
karena itu, peranan konseling dan tes memberikan semangat hidup bagi
HIV bagi ibu hamil sangat penting penderita HIV/AIDS
sebagai deteksi dini terhadap infeksi
HIV.
3. Untuk menghilangkan stigma dan
diskriminasi masyarakat terhadap
ODHA perlu diadakannya DAFTAR PUSTAKA
penyuluhan dan edukasi yang benar
tentang apa itu HIV/AIDS dan Arsyad, Azhar M.A. 2002. Media
bagaimana cara penularannya Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
sehingga masyarakat tidak perlu Pers.
sampai mengucilkan ODHA tetapi
Atik,dan ratminto. 2005. Manajemen
justru dapat memberikan dukungan
Pelayanan, disertai dengan
dan motivasi kepada mereka untuk
pengembangan model konseptual,
dapat bertahan hidup dan berdaya di
penerapan citizen’s charter dan
lingkungan masyarakat.
standar pelayanan minimal.
4. Sejalan dengan Visi Pemerintah Kota
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Manado, yakni Manado Kota Model
Ekowisata, & Misi : Menjadikan Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar
Manado Kota yang Menyenangkan. Keperawatan Medikal Bedah, alih
Maka KPA Kota Manado mempunyai bahasa: Waluyo Agung., Yasmin
misi yang sama yakni Menjadikan Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa,
Manado Kota Menyenangkan: bebas EGC, Jakarta.
HIV – AIDS. Tugas utama KPA Kota
Manado sesuai amanat Peraturan Bungin, B,M.H. 2009. Penelitian Kualitatif.
Presiden R.I adalah : memimpin dan Jakarta : Kencana Prenada Media
mengkoordinasikan upaya Group
penanggulangan AIDS di Kota
Duadji, Noverman. 2013.Manajemen Schein, E. H. 2008. Organizational Culture
Pelayanan Publik (Wacana Konsep, and Leadership. San Francisco:
Teoridan Problema Pelayanan Jossey-Bass
Publik). Bandar Lampung:
Universitas Lampung. Septi Winarsih, Atik & Ratminto. 2012.
Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:
Dwiyanto Agus. 2008. Mewujudkan Good PustakaPelajar
Governance melalui Pelayanan
Publik.Yogyakarta : Gadjah Mada Sinambela, Lijan Poltak. Dkk. 2011
University Press. .Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta
: BumiAksara
Gallant J. 2009, 100 Question & Answers
About HIV and Aids, Jones Bartlett Sugiono. 2009. Metode Penelitian
Publishers, Sudbury. Administrasi, Bandung : Alfabetha.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Supranto. 2006. Mengukur Tingkat Kepuasan
Multivariate dengan Program Pelanggan atau Konsumen. Jakarta:
SPSS19 Edisi Kelima. Semarang : Rineka Cipta.
Badan Penerbit Universitas
Terry, George dan Leslie W. Rue. 2010.
Diponegoro.
Dasar-Dasar Manajemen. Cetakan
Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis kesebelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Atas Laporan Keuangan. Raja
Terry, George R., 2009, Prinsip-Prinsip
Grafindo Persada, Jakarta.
Manajemen. cetakan 10,PT. Bumi
Hasibuan, Malayu. 2012. Manajemen Sumber Aksara, Jakarta.
Daya manusia. Jakarta: PT Bumi
Wijayanti, W. A. 2008. Pengelolaan
Aksara.
Tanaman Tebu (Saccharum
Ibrahim. 2010. Model Pembelajaran Think Officinarum L.) di, Pabrik Gula
Pair and Share. Tjoekir Ptpn X, Jombang,
JawaTimur. Institut Pertanian Bogor.
Moenir, A.S. 2010. Manajemen Pelayanan Bogor.
Umum Di Indonesia. Jakarta :
BumiAksara. Sumber-sumber lain :

Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan Umum Kemenkes RI. 2013.Riset Kesehatan Dasar;
di Indonesia, Jakarta :PT. Bumi RISKESDAS. Jakarta:
Aksara BalitbangKemenkes Ri

Moleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI.
Bandung : Remaja Redoskarya . Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor:
Pasolong, Harbani.2010. Teori Administrasi 63/KEP/M.PAN/7/2003. Tentang
Publik,Alfabeta, Bandung Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik.
Purnomo B. 2008. Patofisiologi Konsep
Penyakit Klinis. Jakarta : EGC Peraturan Menteri Kesehatan No 21 Tahun
2013 tentang Penanggulangan HIV
dan AIDS
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Masyarakat. 2014. Publik.

Anda mungkin juga menyukai