lagi asing di kalangan masyarakat saat 2006. Dalam Perpres tersebut dijelaskan
khawatir akan hal ini. Pada saat ini HIV diintensifkan. Salah satu caranya ialah
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan nasehat dan bimbingan kepada klien,
di lapangan, Dinas Kesehatan, Komisi Dinas Sosial mengatakan bahwa
Penanggulangan AIDS, Tenaga hingga saat ini pihaknya belum
Kesehatan, LSM, dan masyarakat yang menerima adanya keluhan apapun,
memiliki tempat usaha beresiko telah
sehingga kegiatan tersebut belum Kota Semarang No. 4 tahun 2013.
terlaksana. Dalam peraturan daerah tersebut
Hampir serupa dengan Dinas disebutkan terkait siapa saja aktor
Sosial, ODHA juga hanya yang bertanggung jawab dan
menjalankan 1 dari 3 kewajibannya berperan dalam upaya
yang tercantum dalam Peraturan penanggulangan HIV/AIDS di Kota
Daerah Kota Semarang No. 4 tahun Semarang. Beberapa aktor yang
2013. Hal ini disebabkan karena tercantum dalam Perda tersebut
rendahnya tingkat kesadaran ODHA antara lain Pemerintah Daerah,
akan penyakit yang di deritanya dan Tenaga Kesehatan, Pekerja Sosial,
kurangnya dukungan bagi ODHA Komisi Penanggulangan AIDS,
untuk menjalankan kewajibannya Lembaga Swadaya Masyarakat,
berobat sehingga masih banyak ODHA, dan masyarakat. Aktor-aktor
ditemui ODHA yang menghentikan tersebut memiliki tugas dan
pengobatannya dan sulit untuk kewajibannya masing-masing.
dilacak keberadaannya. Adapun berdasarkan penelitian di
lapangan, di dapatilah hasil Analisis
KESIMPULAN DAN SARAN
Aktor dalam Proses Implementasi
A. Kesimpulan
Kebijakan Penanggulangan
Tingginya angka HIV/AIDS di Kota
HIV/AIDS di Kota Semarang
Semarang dari tahun ke tahun
sebagai berikut:
menjadi keprihatinan tersendiri bagi
1. Karakteristik Lembaga dan
pemerintah Kota Semarang. Pasalnya
Penguasa
berdasarkan data dari Strategi dan
Dalam penelitian ini terdapat 4
Rencana Aksi Daerah Jawa Tengah
aktor yang merupakan Internal
menunjukkan bahwa angka
Pemerintah, keempat aktor
HIV/AIDS di Kota Semarang
tersebut antara lain Dinas
merupakan yang tertinggi di Jawa
Kesehatan, Komisi Penanggulang-
Tengah. Melihat hal ini pemerintah
an AIDS, Dinas Sosial dan
Kota Semarang kemudian terdorong
Puskesmas. Sedangkan aktor
untuk merumuskan kebijakan
Eksternal pemerintah yang
penanggulangan HIV/AIDS di Kota
berperan dalam penanggulangan
Semarang yaitu Peraturan Daerah
AIDS antara lain LSM, ODHA, Kesehatan dan Komisi
dan Masyarakat. Berdasarkan Penanggulangan AIDS.
penelitian di lapangan ditemukan b. Subject
fakta bahwa masih terdapat aktor Aktor dengan Interest yang
dalam kebijakan ini yang belum tinggi tetapi memiliki Power
memiliki pengetahuan tentang yang rendah yaitu Puskesmas,
Peraturan Daerah Kota Semarang LSM, dan ODHA.
No. 4 tahun 2013. Aktor yang c. Context Setter
dimaksudkan tersebut adalah Aktor dengan Power yang
Dinas Sosial, ODHA, dan tinggi tetapi memiliki Interest
masyarakat, sedangkan aktor yang rendah yaitu Dinas
lainnya seperti Dinas Kesehatan, Sosial
Komisi Penanggulangan AIDS, d. Crowd
Tenaga Kesehatan dan LSM Aktor dengan Power yang
sudah memiliki pengetahuan yang rendah dan Interest yang
cukup terkait isi dari perda ini. rendah yaitu Masyarakat
Meski demikian aktor-aktor 3. Kepatuhan dan Daya Tanggap
tersebut memberikan dukungan- Berdasarkan penelitian di
nya pada kegiatan penanggulang- lapangan, dapat diketahui bahwa
an HIV/AIDS di Kota Semarang. sebagian besar aktor telah
2. Kekuasaan, Kepentingan dan melaksanakan kewajibannya
Strategi Aktor seperti yang tercantum pada
Berdasarkan hasil penelitian yang Peraturan Daerah Kota Semarang
telah peneliti lakukan di lapangan, No. 4 tahun 2013. Akan tetapi
berikut merupakan pembagian masih terdapat 2 aktor yang
aktor menurut Model Power vs memiliki tingkat kepatuhan yang
Interest Grid miliki Eden dan cukup rendah seperti Dinas Sosial
Ackermann: dan ODHA. Meski demikian
a. Key Player semua aktor yang terlibat dalam
Aktor dengan Power tinggi penanggulangan HIV/AIDS di
dan Interest tinggi yaitu Dinas Kota Semarang telah memiliki
daya tanggap yang cukup baik
dalam menangani permasalahan pentingnya mengkonsumsi obat
yang dapat timbul dalam secara rutin
implementasi kebijakan 5. Bagi ODHA, diharapkan dapat
penanggulangan HIV/AIDS di lebih kooperatif dengan
Kota Semarang. memberikan data/identitas diri
B. Saran dengan benar dan jelas kepada
1. Perlu dilakukan koordinasi antara petugas kesehatan, serta
Dinas Sosial, KPA, Dinas mematuhi setiap anjuran dokter
Kesehatan dan beberapa lembaga 6. Bagi Masyarakat, diharapkan
lainnya terkait apa yang menjadi dapat merangkul ODHA
tugas dan kepentingan masing- sehingga mereka tidak merasa
masing lembaga tersebut. tertekan dan tetap menjalankan
2. Bagi Lembaga Swadaya pengobatannya sebagaimana
Masyarakat, diharapkan mampu mestinya, disamping tetap
memberikan informasi atau menghindari kegiatan-kegiatan
edukasi dini kepada masyarakat yang beresiko pada penularan
terkait pencegahan HIV/AIDS HIV/AIDS.
dan bagaimana penularannya. DAFTAR PUSTAKA
3. Pemerintah harus berkomitmen Buku
untuk memberikan penghargaan Abdul Wahab, Solichin.2008.Analisis
atau apresiasi kepada lembaga- Kebijakan : Dari Formulasi ke
Implementasi Kebijakan Negara
lembaga baik internal maupun Edisi Kedua. Jakarta : Bumi
eksternal pemerintah yang turut Aksara
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian
aktif terlibat menyelenggarakan Suatu Pendekatan Praktik.
kegiatan-kegiatan penanggulang- Jakarta:Rineka Cipta.
Darmadi, Hamid. 2013. Metode
an HIV/AIDS Penelitian Pendidikan dan Sosial.
4. Bagi Tenaga Kesehatan, Bandung : Alfabeta.
Dunn, William N. 2000. Pengantar
diharapkan dapat meningkatkan Analisis Kebijakan Publik.
pelayanan kesehatan bagi ODHA Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
dan memberikan pemahaman Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan
Publik : Proses, Analisis, dan
kepada ODHA tentang
Partisipasi. Bogor : Ghalia
Indonesia
Irawati, Erna, dkk. 2017. Modul Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Pelatihan Analis Kebijakan Edisi Tengah Nomor 5 Tahun 2009
Revisi. Jakarta: Pusat Pembinaan http://download.portalgaruda.org
Analis Kebijakan Lembaga /article.php?article=121448&val
Administrasi Negara (LAN RI) =4925. Diunduh pada tanggal 16
Keban, Yeremias T. 2014. Enam Mei 2018.
Dimensi Strategis Administrasi Akib, Haedar. (2010). Implementasi
Publik: Konsep, Teori dan Isu. Kebijakan : Apa, Mengapa, dan
Yogyakarta: GAVA MEDIA. Bagaimana. Jurnal Administrasi
Muhidi, M. A. 2011. Panduan Praktis Publik Vol 1 No 1. Dalam
Memahami Penelitian (Bidang https://media.neliti.com/media/pu
SosialAdministrasi-Pendidikan). blications/97794-ID-
Bandung: CV Pustaka Setia. implementasi-kebijakan-apa-
Moelong, L. J. 2007. Metode Penelitian mengapa-dan-b.pdf. Diunduh
Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: pada tanggal 22 Mei 2018.
PT Remaja Rosdakarya. Bellatrix, Ignatia, Herbasuki
Nugroho, Riant. 2014. Metode Nurcahyanto, dan Aufarul
Penelitian Kebijakan. Marom. (2014). Implementasi
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Peraturan Daerah Kota Semarang
Purwanto, Erwan Agustus dan Dyah Nomor 4 Tahun 2013 tentang
Ratih Sulistyastuti. 2015. Penanggulangan HIV/AIDS.
Implementasi Kebijakan Publik Journal of Public Policy and
Konsep dan Aplikasinya di Management Review Vol 3,
Indonesia. Yogyakarta : Gava Nomor 3. Dalam
Media. http://ejournal3.undip.ac.id.
Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Diunduh pada tanggal 5 Agustus
Publik Konsep, Teori dan 2018 pukul 20.00 WIB.
Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Fritantus,Yohanes dan Rukminingsih,
Pelajar. Nunuk. (2015). IMPLEMENTASI
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian KEBIJAKAN
Kualitatif. Bandung:Alfabeta. PENANGGULANGAN HIV
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian DAN AIDS DI KOTA
Kualitatif. Bandung:Alfabeta. SURABAYA (Kajian Peraturan
Suwitri, Sri. 2008. Konsep Dasar Daerah Kota Surabaya Nomor 4
Kebijakan Publik. Undip: Tahun 2013, Studi Kasus di
Semarang. Puskesmas Putat Jaya, Kota
Tilaar, H.A.R dan Riant Nugroho. 2008. Surabaya). JPAP Vol 1 No 1.
Kebijakan Pendidikan. Dalam http://jurnal.untag-
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. sby.ac.id/index.php/jpap/article/view/
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik 405. Diunduh pada tanggal 15
:Teori dan Proses. Yogyakarta Desember 2017 pukul 19.10 WIB.
:Med Press ( Anggota IKAPI ) Indah, Diyannita. Implementasi
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun
Jurnal Online 2010 tentang Penanggulangan
Afriani Hanna Sagala, Sri Suwitri, R. Human Immunodeficiency Virus
Slamet Santoso. Implementasi (HIV) dan Acquired Immuno
Kebijakan Penanggulangan HIV Deficiency. Dalam
dan AIDS di Jawa Tengah (Kajian https://ejournal3.undip.ac.id/inde
x.php/jpgs/article/view/4929. Diunduh pada tanggal 15 Maret 2019
Diunduh pada tanggal 16 Mei pukul 21.05
2018 pukul 18.35 WIB.
Rizzana, Sylfia. (2017). Implementasi http://digilib.unila.ac.id/10928/4/bab%
Kebijakan Penanggulangan 202.pdf. Diunduh pada tanggal 31 Mei
HIV/AIDS (Studi Implementasi 2019 pukul 01.37
Peraturan Daerah Nomor 14
Tahun 2008 tentang http://digilib.unila.ac.id/16079/17/BAB
Penanggulangan HIV/AIDS di %20II.pdf. Diunduh pada tanggal 30
Kabupaten Malang). Jurnal Ilmiah Juni 2019 pukul 21.00
Adminitrasi Publik (JIAP). JIAP
Vol. 3, No. 3, pp 162-167. Dalam Internet
http://ejournalfia.ub.ac.id/index.p
https://febriansyahtrainer1.wordpress.c
hp/jiap. Diunduh pada tanggal 21
om/2011/05/10/model-implementasi-
November 2017 pukul 18.00
kebijakan-publik-ripley-franklin/
WIB.
Zunyou Wu,Yu Wang, dkk. (2010).
http://jdihukum.jatengprov.go.id/downl
China AIDS Policy
oad/produk_hukum/pergub/pergub_tah
Implementation : Reversing the
un_2016/pergub_13_th_2016.pdf
HIV/AIDS epidemic by 2015.
International Journal of
www.kemkes.go.id/
Epidemiology, Volume 39. Dalam
https://doi.org/10.1093/ije/dyq220
http://mahasiswa.dinus.ac.id/docs/skrip
. Diunduh pada tanggal 16 Mei
si/bab4/20492.pdf
2018 pukul 20.00
http://eprints.undip.ac.id/37089/2/5- www.stakeholdermap.com
Bab_II.pdf. Diunduh pada tanggal 21
November 2017 pukul 18.30 WIB. Referensi Lainnya