Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KEBIJAKAN, PROGRAM DAN PERMASALAHAN

HIV/AIDS DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS

Oleh :
Ika Tri kridiantoro
Riya kholifatun
Ida hurul aini
Putri ernawati.kn
Kebijakan Program

Dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten


Kudus beberapa Kebijakan yaitu :
Kebijakan program dalam pencegahan, dan penanggulangan HIV/AIDS
di Kabupaten kudus tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten kudus
Nomor 1 Tahun 2013 tentang PENANGGULANGAN HUMAN
IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DAN ACQUIRED IMMUNO
DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) DI KABUPATEN KUDUS
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Pedoman Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS dan
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan HIV dan
AIDS di Daerah;
Peraturan Menteri Kesehatan no 21 Tahun 2013 Tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS
SituasiPerkembangan HIV/AIDS
Temuan kasus HIV-AIDS di tengah pandemi virus Corona di
Kudus meningkat pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019.
Sebanyak 7 persennya berasal dari hubungan seks sesama lelaki.
SituasiPerkembangan HIV/AIDSTahun 2021
sampaidenganbulan Juni Temuan kasus sebanyak 102 kasus,
merupakan periode Januari-Oktober 2021, sedangkan pada
periode yang sama tahun 2020 jumlahnya lebih tinggi, yakni 116
kasus.
sisi kelompok umur, terbanyak dari kelompok usia antara 30-39
tahun tercatat 28 kasus, usia 50-59 tahun tercatat 25 kasus,
kelompok usia 20-29 tercatat 18 kasus, selebihnya kelompok
usia di atas 60 tahun, dan usia 1-19 tahun.
Program-Program Dalam Upaya Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS

Dukungan dari APBD Kabupaten kudus untuk


pemeriksaan HIV/AIDS dan untuk peningkatan
pemeriksaan HIV/AIDS melalui Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
Kegiatan peningkatan kesehatan dilakukan secara
komprehensif, integratif, partisipatif, dan
berkesinambungan.
Kegiatan pencegahan yang dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui :
skrining darah dan donor organ;
serosurvey darah;
penerapan prinsip-prinsip universal precaution pada
pusat-pusat layanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta;
skrining infeksi menular seksual pada ibu hamil dan
kelompok risiko tinggi;
mewajibkan ibu hamil terinfeksi HIV melakukan
persalinan di rumah sakit; dan
Penyediaan Pengganti Air Susu Ibu (PASI) untuk bayi
ODHA
Permasalahan dan Kendala Dalam Menjalankan
Program

Dalam melaksanakan program-program yang telah


direncanakan terdapat kendala yang sering ditemui baik
itu dari segi tenaga pelayan Kesehatan, mayarakat, dan
bahkan fasilitas pendukung dan sarana prasarana yaitu :
Lokasi ODHA yang jauh
Support darikeluarga ODHA
Stigma di masyarakatmengenai ODHA
Tingkat Pendidikan dari ODHA, keluarga, dan masyarakat
Penderita HIV yang berhenti mengonsumsi ARV
Penderita HIV yang tidak mau mengonsumsi ARV
Belum semua masyarakat mau untuk melaksanakan
test VCT (TB)
Tenaga pelayanan kesehatanyang stand by untuk
penanggulanagn HIV masih kurang
Tenaga KDS (KelompokDukungan Sebaya) yang
masihkurang
ARV yang kadangtidakbisadijangkau oleh
beberapakalangan
Masalahterkaitpembayaran BPJS
Susahnyaevaluasiimunologis dan virologis
Status ekonomi
Efeksampingdari ARV
Analisis penyelesaian masalah

skrining HIV pada semua darah, produk darah, cairan sperma,


organ, dan/atau jaringan yang didonorkan;
 layanan untuk pencegahan pada pemakai narkoba suntik;
layanan untuk skrining infeksi menular seksual pada ibu hamil;
layanan VCT, Care Support And Treatment (CST), Preventing
Mother To Child Transmission (PMTCT) dengan kualitas baik
dan terjamin;
 surveilans IMS, HIV, dan perilaku;
 pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan kasuskasus
HIV dan AIDS;
 pendukung upaya pencegahan lainnya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai