Anda di halaman 1dari 5

VCT adalah voluntary counselling and testing atau bisa diartikan sebagai konseling dan tes HIV

sukarela (KTS). Layanan ini bertujuan untuk membantu pencegahan, perawatan, serta pengobatan
bagi penderita HIV/AIDS. VCT bisa dilakukan di puskesmas atau rumah sakit maupun klinik penyedia
layanan VCT.

VCT bersifat rahasia dan dilakukan secara sukarela. Artinya hanya dilakukan atas inisiatif dan
persetujuan seseorang yang datang pada penyedia layanan VCT untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan
pun terjaga kerahasiaannya.

Setelah menandatangani persetujuan tertulis, maka VCT dapat segera dilakukan. Adapun proses
utama dalam penanganan HIV/AIDS melalui VCT adalah sebagai berikut:

Tahap Konseling Pra Tes

Tahap ini dilakukan pemberian informasi tentang HIV dan AIDS. Kemudian konselor memulai diskusi
dan klien diharapkan jujur menceritakan kegiatan sebelumnya yang dicurigai dapat berisiko terpapar
virus HIV, seperti pekerjaan atau aktivitas sehari-hari, riwayat aktivitas seksual, penggunaan narkoba
suntik, pernah menerima transfusi darah atau transplantasi organ, memiliki tato dan riwayat
penyakit terdahulu.

Tes HIV

Setelah klien mendapatkan informasi yang jelas melalui konseling pra tes, maka konselor akan
menjelaskan mengenai pemeriksaan yang bisa dilakukan, dan meminta persetujuan klien untuk
dilakukan tes HIV. Setelah mendapat persetujuan tertulis, maka tes dapat dilakukan. Bila hasil tes
sudah tersedia, hasil tes akan diberikan secara langsung (tatap muka) oleh konselor.

Tahapan Konseling Pasca Tes

Setelah menerima hasil tes, maka klien akan menjalani tahapan post konseling. Apabila hasil tes
negatif, konselor tetap akan memberi pemahaman mengenai pentingnya menekan risiko HIV/AIDS.
Misalnya, melakukan hubungan seksual dengan lebih aman dan menggunakan kondom. Namun,
apabila hasil tes positif, maka konselor akan memberikan dukungan emosional agar penderita tidak
patah semangat. Konselor juga akan memberikan informasi tentang langkah berikutnya yang dapat
diambil, seperti penanganan dan pengobatan yang perlu dijalani. Termasuk pula cara
mempertahankan pola hidup sehat, serta bagaimana agar tidak menularkan ke orang lain.

Pada tahapan-tahapan berikutnya, peran konselor adalah untuk lebih mendukung dan membangun
mental penderita agar tetap semangat hidup, dan juga membantu perawatan medis yang umum
dilakukan. Selain itu, konselor juga akan memberi saran agar klien mendorong pasangan seksual
untuk turut diperiksa.
Manfaat Melakukan VCT

Infeksi HIV/AIDS harus diwaspadai, karena infeksi HIV tidak memiliki gejala awal yang jelas, sehingga
tanpa pengetahuan yang cukup penyebaran HIV akan semakin sulit dihindari. Oleh karena itu, VCT
perlu dilakukan sebagai langkah awal untuk segera mendapat informasi mengenai HIV, juga agar
penderita HIV bisa dilakukan deteksi sedini mungkin dan mendapat pertolongan kesehatan yang
dibutuhkan. Hal ini sangat membantu sebagai langkah pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS.

Kendati belum terdapat pengobatan yang dapat mengentaskan HIV/AIDS secara tuntas, namun
sebaiknya tidak berkecil hati karena sudah tersedia pengobatan antiretroviral (ARV) yang digunakan
untuk menekan perkembangan virus HIV dalam tubuh penderita, sehingga mampu meningkatkan
kualitas hidup dan daya tahan tubuh penderita infeksi HIV agar dapat beraktivitas seperti biasa.

Mayoritas orang yang mengalami HIV/AIDS adalah anak-anak muda. Dengan berbagai penyebab
utama, seperti perilaku seksual berisiko yakni sering berganti pasangan seksual dan tidak
menggunakan kondom sebagai pengaman, melakukan tindik/tato, atau menggunakan narkoba
melalui jarum suntik.

Bagi semua kalangan, terutama mulai sejak masa remaja, perlu diadakan pendidikan dan
pemahaman HIV/AIDS agar terhindar dari aktivitas yang memicu penyakit tersebut. Tidak perlu takut
untuk menjalani VCT, langkah ini justru dapat membantu meningkatkan pengetahuan mengenai
pencegahan dan penanganan HIV/AIDS. Juga dapat membantu untuk semakin mengurangi stigma
dan diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).

(https://www.alodokter.com/pentingnya-vct-sebagai-langkah-penanganan-hiv)

Puskesmas Kecamatan Setiabudi menyelenggarakan pelayanan VCT, dilayani oleh dokter yang sudah
terlatih mengikuti standar WHO, paramedis terampil dan obat-obatan serta reagen yang memadai.
DETEKTIF HATI
PELAYANAN
EDUKASI
DETEKSI DINI
TEMUKAN
OBATI
FASILITASI DAN DAMPINGI
MENCEGAH PENULARAN DAN KEMATIAN

A.LATAR BELAKANG

Program HIV AIDS masuk dalam salah satu Indikator SPM (Standart Pelayanan Puskesmas)
Yaitu setiap orang yang beresiko terinveksi HIV AIDS (Ibu Hamil,Penderita TB,Penderita IMS) berhak
mendapatkan pemeriksaan HIV AIDS.Sampai dengan saat ini penyakit HIV AIDS adalah penyakit yang
berbahaya, menular dan mematikan.

Tahun 2021 idonesia merupan negara dengan jumlah penderita HIV terbanyak di Asia
Tenggara

Jumlah infeksi HIV baru di Indonesia menurun 3,6% pada tahun 2021, tapi Indonesia tetap
menjadi salah satu negara dengan jumlah infeksi HIV baru tertinggi di kawasan Asia dan Pasifik,"
jelas UNAIDS dalam siaran persnya, Kamis (1/9/2022).(https://databoks.katadata.co.id)
Dari hasil pemeriksaan HIV yang dilaksanakan di Jatim telah ditemukan 6.145 pasien HIV/AIDS
baru sampai Oktober 2022 dan kasus kumulatif sebanyak 84.959 kasus, kata Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono di Surabaya, Jumat. (jatimantara.news.com)

Di jember tahun 2022, jumlah kasus baru ditemukan sebanyak 679 kasus.
(https://ppid.jemberkab.go.id)

B.TUJUAN

a) Memaksimalkan edukasi pencegahan HIV AIDS


b) Memaksimalkan pelayanan pasien HIV AIDS dengan tetap menjamin kerahasiaan pasien
c) Memantapkan pasien sehingga mau mengikuti prosedur pelayanan dan pengobatan
d) Memaksimalkan usaha untuk mengurangi angka penularan dan kematian

C.METODE
a) Membentuk Tim Layanan PDP HIV AIDS
b) Melakukan edukasi pencegahan HIV AIDS
c) Pasien janjian dulu dengan penangung jawab program HIV AIDS/ pasien juga bisa langsung
ke puskesmas
d) Petugas menjadwalkan pasien datang
e) Pasien datang kelayanan PDP HIV AIDS sesuai jadwal tanpa melalui antrian di loket
pendaftaran (Petugas Berkoordinasi Dengan Petugas Pendaftaran)
f) Pasien masuk dalam ruang layanan PDP HIV AIDS
g) Petugas melakukan pemeriksaan,konseling (pra tes dan post tes lab) dan pemberian obat
(Petugas Layanan PDP berkoordinasi dengan petugas apotik untuk pencatatan dan
pemberian Obat

D.KELEBIHAN

a) Masyarakat mudah mendapatkan edukasi tentang penyakit HIV AIDS


b) Semua proses pelayanan mulai dari pendaftaran, konseling, pendampingan ,pemberian
dukungan serta pengobatan untuk penderita HIV AIDS dilaksanakan secara paripurna dalam
satu unit pelayanan

E.MANFAAT

a.Pasien

1) Kemudahan mengakses pelayanan penyakit HIV AIDS


2) Pasien merasa nyaman karena terjaga kerahasiaanya
3) Efisiensi waktu

b.Masyarakat

1) Pengetahuan masyarakat tentang penyakit HIV AIDS bertambah


c.Puskesmas

1) Mempermudah proses pencegahan penyakit HIV AIDS


2) Mempermudah proses pendampingan dan dukungan pengobatan pada pasien HIV
AIDS

Anda mungkin juga menyukai