Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Asuhan Keperawatan Agregat Komunitas dengan Pencegahan Penyakit Human


Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) Pada
Usia kelompok Remaja Melalui Edukasi”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Agregat Komunitas

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

MARITA AYU SETYANINGTYAS 1221007181


GILANGGE NATA HE DAPA 1221007191
KUSTRI VIANA 1221007221

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2024
Kata Pengantar
Daftar Isi

Table of Contents
Kata Pengantar.......................................................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
2.1 Kasus.......................................................................................................................5
2.2 Pengkajian dan Analisa Data...................................................................................5
2.3 Model Keperawatan Komunitas..............................................................................5
2.4 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul.....................................................5
2.4.1 Diagnosa Keperawatan........................................................................................5
2.4.2 Prioritas Diagnosa Keperawatan..........................................................................5
2.5 Rencana Intervensi..................................................................................................5
2.6 Evaluasi...................................................................................................................5
BAB III...................................................................................................................................6
PENUTUP..............................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................6
3.2 Saran........................................................................................................................6
Daftar Pustaka........................................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang
menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh
manusia. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan
gejala yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh
HIV (Kementerian Kesehatan, 2020).

Penyakit ini sangat ditakuti karena dapat menyebabkan kematian dan belum
ditemukan obatnya (Kumalasary, 2021). HIV dapat menyerang semua kelompok
usia, salah satunya adalah kelompok usia remaja. Remaja merupakan kelompok
yang mempunyai resiko besar dalam penularan HIV/AIDS. Pergaulan remaja
yang kurang efektif akan memicu meningkatnya penyebaran HIV/AIDS, maka
remaja memiliki resiko yang besar dalam penularan HIV/AIDS (Suraya &
Mardhiati, 2018). Remaja sering kali melakukan hubungan seksual atau hal lain
hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka. HIV ini dapat menular melalui
hubungan seks bebas, penggunaan jarum yang terkontaminasi secara bersamaan
seperti pada pembuatan tato, tindik, dan narkoba jarum suntik yang sekarang
marak di kalangan remaja. Tidak hanya itu, transfusi darah dari orang yang
menderita HIV juga menjadi salah satu penyebab penularan penyakit ini
(Mohammadi et al. 2009).

Menurut World Health Organization (WHO), jumlah kasus HIV di dunia pa


da tahun 2021 mencapai 38,4 juta orang, dengan penambahan prevalensi baru teri
nfeksi HIV sebanyak 1,5 juta orang (WHO, 2023). Sedangkan Indonesia, penyeba
ran HIV per Juni 2022 mencapai 519.158 orang (Purnama, M. D. 2022). Provinsi
Jawa Tengah menjadi penyumbang terbanyak kasus HIV, tercatat sebanyak 1.125
orang. Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan bahwa kelo
mpok usia 15-19 tahun merupakan kelompok paling banyak terinfeksi HIV di Ind
onesia pada tahun 2022, dengan jumlah 741 remaja atau 3,3% dari total kasus (Ke
menkes RI, 2021). Data dari Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan menunjukkan
bahwa pada tahun 2021, prevalensi kasus HIV/AIDS di Kota Pekalongan mencap
ai 35 orang. Pembagian wilayah Kota Pekalongan menunjukkan bahwa setiap wil
ayahnya memiliki kasus HIV, dengan Pekalongan Barat mencatat 10 kasus, Pekal
ongan Timur 11 kasus, Pekalongan Selatan 5 kasus, dan Pekalongan Utara 9 kasus.

Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah program untuk mengurangi


penyebaran HIV/AIDS di negara ini. Salah satu langkahnya adalah dengan
menerapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS. Selain itu, Kementerian Kesehatan menerapkan
sistem Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) untuk memperluas
akses layanan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Program ini bertujuan
untuk memberikan layanan kesehatan yang terintegrasi dan berkelanjutan bagi
ODHA. Untuk mendeteksi kasus HIV secara dini, pemerintah juga melaksanakan
program pendekatan KTHIV, yang dapat dilakukan di berbagai fasilitas
kesehatan seperti puskesmas, posyandu, polindes, dan pustu yang memiliki
tenaga kesehatan terlatih. Salah satu komponen penting dari LKB adalah tes HIV,
yang merupakan bagian dari proses penanganan rujukan Pasien Dengan
Pemantauan (PDP) HIV.

Pemerintah Indonesia memiliki Rencana Aksi Nasional Pengendalian HIV


dan AIDS Bidang Kesehatan untuk periode 2015-2019, yang merupakan bagian
integral dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan untuk periode yang sama.
Rencana aksi ini merupakan kelanjutan dari program pengendalian penyakit HIV
dan AIDS sebelumnya yang berakhir pada tahun 2014. Tujuannya adalah untuk
menghentikan epidemi AIDS di Indonesia pada tahun 2030 dengan
memperhitungkan situasi epidemi di setiap wilayah dan sumber daya yang
tersedia. Program-program dalam rencana aksi ini mencakup berbagai strategi
dan kegiatan, termasuk peningkatan layanan HIV-AIDS melalui Layanan
Komprehensif Berkesinambungan (LKB), peningkatan pengobatan ARV,
pengendalian IMS dan kesehatan reproduksi, pencegahan penularan HIV dari ibu
ke anak, kolaborasi TB-HIV, serta berbagai program lainnya yang bertujuan
untuk mengurangi dampak buruk HIV/AIDS di Indonesia. Monitoring dan
Evaluasi Rencana Aksi Nasional Pengendalian HIV dan AIDS Bidang Kesehatan
oleh Pemerintah dan Stakeholder terkait yang dimaksimalkan agar tidak terjadi
kekendoran dalam implementasinya (Prio et al., 2023)
Pada tahun 2022, program pencegahan dan pengendalian HIV di Indonesia
menunjukkan banyak pencapaian, baik dari sektor masyarakat maupun sektor
kesehatan. Berbagai inovasi telah dilakukan untuk meningkatkan cakupan dan
akses layanan, antara lain PrEP (Pre Exposure Prophylaxis), Skrining HIV
Mandiri (SHM), intervensi virtual, differentiated care service, test and treat, serta
program mentoring tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Namun demikian,
Indonesia masih terkendala dalam mencapai target global pengendalian HIV.
Hingga Desember 2022, pencapaian untuk target pertama masih berada pada
angka 81%, sedangkan untuk target kedua hanya mencapai 41% dari ODHA
yang sedang dalam pengobatan ARV, dan pencapaian untuk target ketiga hanya
sebesar 19% dari ODHA dalam pengobatan ARV yang berhasil menekan
virusnya. (Sampul, n.d.).

Masalah utama yang sering muncul terkait kasus HIV/AIDS, terutama pada
negara berkembang seperti Indonesia dalam tata kelola pemerintahan ialah
kapasitas penerapan kebijakan atau implementasi kebijakan terkait penanganan
kasus HIV/AIDS bukan pada produksi kebijakan itu (Pritchett, Launt dalam
Nazaruddin, 2023 ). Selain itu faktor pelaku (aktor) menjadi salah satu penentu
dalam proses implementasi kebijakan AIDS. Aktor yang dimaksud dalam hal ini
merupakan orang yang terlibat dalam program pengendalian HIV/AIDS. Bukan
hanya menjadi masalah endemi, AIDS juga berkaitan dengan beberapa faktor
seperti faktor ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Keaktifan aktor atau pelaku
berperan penting dalam penentu utama kebijakan implementasi. Dalam konteks
budaya Indonesia, faktor ketokohan menjadi aspek penentu keberhasilan program
(Nazaruddin, 2023).

Selain itu ada beberapa masalah terkait dalam proses penangan HIV/AIDS
disebuah daerah salah satu pelayanan kesehatan yang berada di kabupaten
Pekalongan. Pelayanan yang dimaksud itu di Puskesmas Kedungwuni 1 yang
dimana dalam wilayah kelolaannya terdapat beberapa kasus HIV/AIDS. Dalam
program pengendalian HIV/AIDS dengan metode pengobatan, puskesmas
kedungwuni 1 memiliki suatu kendala yang dimana perilaku penderita
HIV/AIDS ini menjadi permasalahannya. Terkadang perilaku penderita
HIV/AIDS yang enggan minum obat yang telah diberikan sewaktu dia berobat
dikarenakan mereka berfikiran bahwa akan baik-baik saja jika tidak minum obat.
(Riniekso, T., 2023). Permasalahan lainnya pada kasus HIV/AIDS dikalangan
remaja itu sendiri masih maraknya perilaku menyimpang seperti banyaknya
remaja yang telah melakukan hubungan seks bebas sebelum mereka dikarekanan
mereka masih kurangnya pengetahuan terhadap bahaya dari perilaku yang
menyimpang itu terhadap kesehatan remaja itu sendiri.

Perawat memiliki peran yang sangat penting sebagai care giver, dimana
mereka memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan menyelesaikan
masalah-masalah sesuai dengan kebutuhan individu masing-masing klien. Selain
itu, perawat juga berfungsi sebagai pendidik, di mana mereka memberikan
konseling terkait HIV/AIDS kepada individu yang berisiko, dengan tujuan
mencapai hasil yang optimal dalam asuhan keperawatan yang diberikan.

Asuhan keperawatan itu sendiri tersusun atas beberapa langkah yang


dimulai dari pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan intervensi,
implementasi, dan evaluasi. Adapun asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS
itu mulanya dilakukan pengkajian terlebih dahulu yang memuat data demografi
dan riwayat penyakit yang nantinya dapat digunakan sebagai penentu tanda dan
gejala yang dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik maupun penunjang seperti
tes laboratorium. Ada beberapa diagnosa keperawatan yang menunjang kasus
HIV/AIDS yaitu ada ganguan citra tubuh, pola seksual tidak efektif, risiko infeksi
yang nantinya dapat dilakukan intervensi salah satunya adalah edukasi. (Wagner,
M., 2023)

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian diatas penyakit HIV/AIDS banyak menyerang kelompok usia
remaja dikarenakan kurangnya pengetahuan dan perilaku menyimpang yang kerap
dilakukan remaja. Sehingga, dapat dirumuskan penulisan makalah ini adalah
bagaimana proses asuhan keperawatan agregat komunitas yang tepat untuk
diberikan kepada kelompok usia remaja yang rentan terpapar HIV/AIDS?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah

1.3.1 Tujuan Umum


Merancang proses asuhan keperawatan agregat komunitas dengan
pencegahan penyakit HIV/AIDS
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Menyusun proses pengkajian pada kelompok usia rentan terpapar
HIV/AIDS
1.3.2.2 Menyusun proses Analisa data
1.3.2.3 Menyusun diagnose keperawatan pada kelompok usia rentan
terpapar HIV/AIDS
1.3.2.4 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada kelompok usia
rentan terpapar HIV/AIDS

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:

1.4.1 Mahasiswa Keperawatan


Mahasiswa Keperawatan dapat memahami dan Menyusun asuhan
keperawatan pada kelompok usia remaja yang rentan terpapar HIV/AIDS.

1.4.2 Pelayanan Keperawatan Komunitas


Dalam karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi unit pelayanan
keperawatan komunitas khususnya dibidang kesehatan agar dapat menjadi
tolak ukur yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di
lingkungan kerjanya dengan meningkatnya wawasan tentang HIV/AIDS
pada SDM di pusat pelayanan itu.

1.4.3 Pendidikan Keperawatan


Supaya bisa menjadi pedoman dalam penyusunan tugas yang berkaitan
dengan HIV/AIDS
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Kasus
2.2 Pengkajian dan Analisa Data
2.2.1 Comumunity as Partner
2.2.2 Pengkajian khusus kelompok tersebut(kuesioner tambahan)

Analisi data

2.3 Model Keperawatan Komunitas


Community as Partner(Tambahkan sumber lengkap mengenai model tersebut)

2.4 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


2.4.1 Diagnosa Keperawatan
2.4.2 Prioritas Diagnosa Keperawatan
2.5 Rencana Intervensi
Berdasarkan SIKI

2.6 Evaluasi
Berdasarkan SLKI
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Prio, A., Santoso, A., Habib, M., Yudhianto, K. A., & Lestari, T. I. (2023). Hak Reproduksi Pada Penderita
Hiv/Aids Ditinjau Dari Sudut Pandang Hukum Dan Agama. Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan
(JISIP), 7(3). https://doi.org/10.58258/jisip.v7i1.5130/http

Sampul, G. (n.d.). “Seorang Pendamping Sebaya di Surabaya sedang mengantar Obat ARV
untuk ODHIV pada Masa Pandemi COVID-19” Desain & Layout Laporan ini didukung
oleh UNICEF INDONESIA.

Kementerian Kesehatan. Infodatin 2020 HIV. Kementerian Kesehatan. 2020.

Kumalasary, D. (2021). ISSN (Cetak) 2775-393X ISSN (Online). MJ (Midwifery Journal),


1(2), 101–106.

Pardede, J. A. (2020). Harga Diri Dengan Depresi Pasien Hiv/Aids. Media Keperawatan:
Politeknik Kesehatan Makassar, 11(1), 57. https://doi.org/10.32382/jmk.v11i1.1538

Suraya, I., & Mardhiati, R. (2018). Edukasi Hiv/Aids Pada Remaja Siswa Smk. Buletin
Udayana Mengabdi, 17(3), 31–34. https://doi.org/10.24843/bum.2018.v17.i03.p06

Kementerian Kesehatan. Infodatin 2020 HIV. Kementerian Kesehatan. 2020.

Purnama, M. D. (2022). Hari Aids Sedunia 2022: Angka Penderita Tinggi, Begini Catatan
Dosen UNESA. Universitas Negeri Surabaya. https://www.unesa.ac.id/hari aids-sedunia- 2
022-angka-penderita-tinggi-begini-catatan-dosen unesa#:~:text=Penyebaran HIV kembal
i menjadi perbincangan,519.158 orang per Juni 2022.
Kemenkes RI. (2021). Laporan Perkembangan HIV AIDS & Penyakit lnfeksi Menular Sek
sual (PIMS) Triwulan I Tahun 2021
https://pekalongankota.bps.go.id/statictable/2022/04/08/441/jumlah-kasus-hiv-aids-ims-db
d-diare-tb-dan-malaria-menurut-kecamatan-di-kota-pekalongan-2021.html

Anda mungkin juga menyukai