Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................4
A. Latar belakang.........................................................................................................................4
B. Rumusan masalah....................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................................................6
A. Definisi HIV/AIDS.................................................................................................................6
B. Cara Penularan........................................................................................................................7
C. Cara penularan HIV ada tiga :................................................................................................7
D. Tanda dan Gejala pengidap HIV/AIDS..................................................................................8
E. Cara pencegahan......................................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................10
PEMAHAMAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI...................................................10
A.Kesehatan Reproduksi Remaja..............................................................................................10
B. Pemahaman Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi...........................................................12
C. Akibat Ketidakpahaman Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi........................................12
BAB V.........................................................................................................................................................15
PENUTUP....................................................................................................................................................15
KESIMPULAN..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................16
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas kehendak-Nyalah makalah
ini dapat terselesaikan. Makalah ini membahas tentang HIV/AIDS yang merupakan penyakit
mematikan yang belum ada obatnya hingga sekarang. Dalam penyusunan makalah ini kami
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen yang mengampu, yang telah
memberikan tugas ini, kepada kami, sehingga pengetahuan kami bertambah mengenai penyakit
HIV/AIDS.
Semoga dengan makalah ini kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan
tentang HIV / AIDS. Sehingga kita semua dapat terhindar dari penyakit berbahaya tersebut.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempunaan tugas ini.Semoga
tugas ini bermanfaat bagi pembaca.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan reproduksi identik dengan seksualitas karena menyangkut beberapa hal antara lain
dimensi biologis, yaitu berkaitan dengan organ reproduksi, cara merawat kebersihan dan
kesehatannya. Kesehatan reproduksi sama halnya dengan kesehatan pada umumnya merupakan
hak setiap umat manusia. Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas yang
benar dan komprehensif sangat dibutuhkan guna mencapai derajat kesehatan yang optimal dan
demikian juga pada aspek kesehatan reproduksi (Kemenkes RI, 2014). Pengetahuan tersebut
dapat diperoleh melalui pendidikan, karena pendidikan merupakan cara yang sangat efektif guna
mendapatkan ilmu atau pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas.
Pengetahuan dan pembelajaran mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas diperlukan untuk
semua kalangan masyarakat, terutama pada kalangan remaja. WHO (2015) telah menyatakan
bahwa kelompok usia remaja (10-19 tahun) sudah menempati seperlima jumlah penduduk dunia,
dan 83% di antaranya hidup di negara-negara berkembang. Remaja merupakan kelompok usia
yang sangat rawan atau sangat mudah mengalami masalah, terutama terletak pada masalah
kesehatan reproduksi yaitu seperti kehamilan usia dini, aborsi yang tidak aman, infeksi menular
2 seksual (IMS) termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV), pelecehan seksual dan
pemerkosaan. Oleh karena itu pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas diharapkan
mampu mencegah semua masalah tersebut.
Menurut BKKBN (2013) menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami
kehamilan dan kelahiran sebelum menikah, karena hal-hal yang ditabukan seperti berciuman dan
perilaku seks pranikah sekarang ini sudah dilakukan oleh remaja-remaja. Menurut Komnas Anak
(2012) menyatakan bahwa sebanyak 97 persen remaja pernah menonton film porno dan 93,7
persen pernah melakukan adegan intim bahkan hingga melakukan sex oral. Perilaku seks pra
nikah salah satunya dipengaruhi oleh hasrat seks yang sudah banyak terjadi dikalangan remaja
(Linda, 2009). Berdasarkan data KPAI dan Kemenkes RI (2013) menyebutkan bahwa sekitar
62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks pra nikah.
Selain itu, masalah pada remaja juga terlihat dari kasus HIV/AIDS pada remaja. Berdasarkan
data dari Ditjen (P2P) Kemenkes RI (2019) kasus HIV di Indonesia dalam triwulan I bulan
Januari sampai dengan Maret jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 11.081 kasus dan
mengalami peningkatan pada triwulan 2 bulan April hingga Juni sebesar 11.519 kasus,
sedangkan kasus AIDS di Indonesia dalam triwulan I bulan Januari sampai dengan Maret jumlah
kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 1.536 kasus dan mengalami penurunan pada triwulan 2
bulan April hingga Juni sebesar 1.463 kasus, Estimasi dan proyeksi jumlah Orang Dengan HIV
dan AIDS.
B. Rumusan masalah
Mengetahui tentang penyakit HIV/AIDS
Bagaimana cara penularan HIV/AIDS
Tanda dan gejala penderita HIV/AIDS
Bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS
Pemahaman remaja mengenai Kesehatan reproduksi
C. Tujuan
Mengetahui penyakit HIV/AIDS
Mengetahui cara penularan HIV/AIDS
Mengetahui tanda dan gejala penderita HIV/AIDS
Mengetahui cara pencegahan HIV/AIDS
Mengetahui pemahaman remaja mengenai Kesehatan reproduksi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi HIV/AIDS
HIV ( Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. HIV
termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan
rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi
DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian
melakukan replikasi.
Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama
sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak
dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV
menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru
kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan
untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka
tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia akibat
terkena pilek biasa.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak atau efek dari perkembang
biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk
menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan
oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4
pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi
AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS
yang mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat
menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.
B. Cara Penularan
HIV tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti
jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan
dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban
yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
1. Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal dengan seorang
pengidap. Ini adalah cara yang paling umum terjadi,. Lebih mudah terjadi
penularan bila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan
jaringan seperti herpes genitalis, sifilis, gonorea, klamidia, kankroid, dan
trikomoniasis. Resiko pada seks anal lebih besar disbanding seks vaginal dan
resiko juga lebih besar pada yang reseptive dari pada yang insertive.
3. Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selama hamil,
saat melahirkan ataupun setelah melahirkan.
D. Tanda dan Gejala pengidap HIV/AIDS
Gejala AIDS beraneka ragam dan tergantung pada manifestasi khusus penyakit
tersebut. Sebagai contoh, pasien AIDS dengan infeksi paru dapat mengalami demam dan
keluar keringat malam sementara pasien tumor kulit akan menderita lesi kulit. Gejala non
spesifik pada pasien AIDS mencakup rasa letih yang mencolok, pembengkakan kelenjar
leher, ketiak serta lipat paha, penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya dan diare
yang berlarut-larut.
Karena gejala-gejala yang belakangan ini dapat dijumpai pada banyak kondisi
lainnya, maka hanya kalau kondisi ini sudah disingkirkan dan gejala tersebut tetap ada,
barulah diagnosis AIDS di pertimbangkan, khususnya pada orang-orang yang bukan
termasuk kelompok resiko tinggi
E. Cara pencegahan
Cara pencegahan:
1. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan
satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
2. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
3. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya
jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
4. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
5. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin
sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah
penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi
kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu
melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang
berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak
maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat
dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu
yang bisa menimbulkan virus AIDS.
BAB III
namun tidak semua remaja memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan
reproduksi. Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman ini dapat membawa remaja kearah
perilaku beresiko. Dalam hal inilah bagi para ahli dalam bidang ini memandang perlu akan
adanya pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya agar dalam sistem
perubahan tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat sedemikian rupa sehingga
kelak remaja menjadi manusia dewasa yang sehat secara jasmani, rohani, dan sosial. Sejak tahun
2000, pemerintah Indonesia telah mangangkat KRR menjadi program nasional. Program KRR
merupakan pelayanan untuk membantu remaja memiliki setatus kesehatan reproduksi yang baik
melalui pemberian informasi, pelayanan konseling dan pendidikan keterampilan hidup.
Kesehatan reproduksi remaja (KRR) secara umum didefinisikan sebagai kondisi sehat dari
sistem, fungsi, dan proses alat reproduksi yang dimiliki oleh remaja, yaitu laki-laki dan wanita
usia 10 – 24 tahun.2
Tiga hal yang menjadikan masa remaja penting sekali bagi kesehatan reproduksi adalah
sebagai berikut :
1. Masa remaja (usia 10 – 19 tahun) merupakan masa yang khusus dan penting karena
merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas.
2. Masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologis) secara cepat yang tidak seimbang
dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat
membingungkan remaja yang mengalaminya, karena itu perlu pengertian, bimbingan, dan
dukungan lingkungan di sekitarnya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi
manusia dewasa yang sehat, baik jasmani, mental, maupun psikososial.
3. Dalam lingkungan sosial tertentu, sering terjadi perbedaan perlakuan terhadap remaja laki-
laki dan wanita. Bagi laki-laki, masa remaja merupakan saat diperolehnya kebebasan,
sedangkan untuk remaja wanita merupakan saat dimulainya segala bentuk pembatasan (pada
zaman dulu gadis mulai dipingit ketika mereka mulai mengalami menstruasi)
a. Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses informasi yang
dibutuhkannya serta kurang mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kesehatan
dirinya.
b. Pendidikan rendah dapat mengakibatkan remaja kurang mampu memenuhi kebutuhan
fisik dasar ketika berkeluarga, dan hal ini akan berpengaruh buruk terhadap derajat
kesehatan diri dan keluarganya.
Pada proses pencarian jati diri, remaja sering memanifestasikan perilaku yang mengundang
resiko tinggi terhadap terjadinya kasus yang berhubungn dengan penyimpangan perilaku
seksual. Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai
menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun non elektronik
sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja.
alat-alat reproduksi remaja yang mulai berfungsi, pada akhirnya hanya akan mempercepat usia
awal seksual aktif serta mengantarkan mereka pada kebiasaan berperilaku seksual yang beresiko
tinggi.15 Jenis resiko kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja mempunyai ciri yang berbeda
dengan anak-anak maupun orang dewasa. Jenis resiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi
remaja antara lain kehamilan dini maupun kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, penyakit
menular seksual (PMS), kekerasan seksual, serta masalah keterbatasan akses terhadap informasi
dan pelayanan kese-hatan. Resiko ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan,
yaitu tuntutan untuk menikah muda dan hubungan seksual, akses yang rendah terhadap
pendidikan dan pekerjaan, ketidaksetaraan gender, kekerasan seksual dan pengaruh media massa
maupun gaya hidup remaja. Berikut adalah akibat hubungan seks pranikah bagi remaja.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia,
yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired Immuno–Deviensi
Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap
serangan penyakit dari luar.
2. Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan
umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami
demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak
virus HIV tersebut.
3. Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang
dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang ada
hanyalah pencegahannya saja.
4. Keterbatasan pengetahuan dan informasi tentang kesehatan reproduksi orang tua juga
dapat menjadi pencetus perilaku atau kebiasaan tidak sehat pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan pencegahan dan
Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit
Prawihardjo.