Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIV DAN AIDS


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II
Dosen Pengampu : Ns. Mona Maharani, Sp.Kep.Mat.

Disusun oleh :

Ridwan Nur Hasan (09210000121)

Vidia Adzani (09210000107)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
Jl. Harapan No.50, RT.2/RW.7, Lenteng Agung, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan,
DKI. Jakarta 12610, Tlp. (021) 78894043 E-mail : stikim@stikim.ac.id
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, alhamdulillah berkat rahmat serta
karunia-Nya yang telah mempermudah kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan HIV – AIDS.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Maternitas II dari Ibu Ns. Mona Maharani, Sp.Kep.Mat. Selain itu,
penyusunan dari makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada pembaca
mengenai Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan HIV – AIDS yang baik dan benar.

Saya ucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Ns. Mona Maharani, Sp.Kep.Mat.
selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas II. Berkat tugas yang telah diberikan ini,
dapat menambah wawasan kami selaku penulis yang berkaitan dengan topik yang
diberikan. Selain itu juga kami mengucapkan terima kasih banyak terhadap semua pihak
yang mendukung dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami selaku penulis juga sadar bahwa makalah yang disusun ini belum sempurna.
Maka dari itu, dengan rendah hati saya memohon kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Cianjur, 21 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Definisi AIDS dan Infeksi Oportunitis ................................................................ 3

a. AIDS ................................................................................................................... 3

b. Infeksi Oportunitis ............................................................................................ 3

B. Proses patogenik HIV ........................................................................................... 4

C. Dampak HIV – AIDS Terhadap Kehamilan ...................................................... 4

D. Masalah Psikososial Pada Ibu Hamil Dengan HIV ........................................... 5

E. Farmakoterapeutik Pada Ibu Hamil Dengan HIV AIDS .................................. 6

F. Konsep Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan HIV AIDS ................... 7

a. Pengkajian ......................................................................................................... 7

b. Diagnosa Keperawatan ....................................................................................... 11

c. Intervensi Keperawatan ..................................................................................... 11

BAB III............................................................................................................................. 14

PENUTUP ........................................................................................................................ 14

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 14

B. Saran .................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HIV/AIDS adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus HIV. Virus ini
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menyebabkan AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome). Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus
ini pada bayi mereka selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Menurut laporan
UNAIDS tahun 2020, sekitar 1,5 juta wanita hidup dengan HIV di seluruh dunia dan
sekitar 82% dari mereka berusia antara 15 hingga 49 tahun. Diperkirakan sekitar
95.000 anak terinfeksi HIV setiap tahunnya melalui transmisi dari ibu mereka. Namun,
dengan pengobatan yang tepat, risiko penularan dari ibu ke bayi dapat dikurangi
menjadi kurang dari 5% .
Menurut laporan WHO tahun 2020, sekitar 85% dari ibu hamil yang hidup dengan
HIV tinggal di Afrika Sub-Sahara. Negara-negara dengan jumlah kasus HIV/AIDS
tertinggi pada ibu hamil di antaranya adalah Afrika Selatan, Nigeria, Uganda,
Mozambik, dan Tanzania. Di Afrika Selatan, sekitar 160.000 ibu hamil hidup dengan
HIV pada tahun 2019 dan sekitar 13.000 bayi terinfeksi HIV setiap tahunnya.
Dampak HIV/AIDS pada ibu hamil sangat serius dan dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi. Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes HIV selama
kehamilan dan mendapatkan pengobatan yang tepat jika terinfeksi HIV. Pengobatan
yang tepat dapat membantu mencegah penularan dari ibu ke bayi dan meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Definisi AIDS dan Infeksi Oportunistik ?
b. Bagaimana Proses Patogenik pada ibu bersalin ?
c. Bagaimana Dampak HIV – AIDS terhadap Kehamilan ?Apa saja Masalah
Psikososial pada ibu hamil ?
d. Bagaimana Farmakoterapeutik pada Ibu Hamil dengan HIV – AIDS ?
e. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan HIV – AIDS ?

1
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum:
Tujuan dalam pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk
membantu mahasiswa dalam mempelajari tentang pengaruh HIV – AIDS terhadap
Ibu Hamil, dan bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan pada ibu hamil dengan
HIV – AIDS.
b. Tujuan khusus:
1. Mengetahui Definisi AIDS dan Infeksi Oportunistik.
2. Mengetahui Proses Patogenik pada ibu bersalin.
3. Mengetahui Dampak HIV/AIDS terhadap Kehamilan.
4. Mempelajari Masalah Psikososial pada ibu hamil.
5. Mengetahui Farmakoterapeutik pada Ibu Hamil dengan HIV/AIDS.
6. Mempelajari Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan HIV/AIDS

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi AIDS dan Infeksi Oportunitis
a. AIDS
AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV (Human Immunodeficiency
Virus). Dalam AIDS, sistem kekebalan tubuh terganggu sehingga tubuh menjadi
sangat rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit serius. Biasanya, seseorang
dianggap memiliki AIDS jika sistem kekebalan tubuhnya terpengaruh secara
signifikan, diukur dengan jumlah sel CD4 yang sangat rendah dan/atau mengalami
infeksi oportunistik yang berat.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah penyakit infeksi
kronis yang menyerang daya tahan tubuh manusia akibat infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus (HIV). HIV merusak sistem kekebalan tubuh dengan
menyerang sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh
akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Jika tidak
diobati, gejala HIV/AIDS tidak hanya akan semakin melemahkan, tapi juga
membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan infeksi baru dari virus, bakteri,
atau parasit lainnya. Komplikasi HIV/AIDS yang terkait kemunculan berbagai
infeksi lain dikenal dengan sebutan infeksi oportunistik.
b. Infeksi Oportunitis
Infeksi oportunistik adalah infeksi yang terjadi pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada penderita HIV/AIDS. Infeksi
oportunistik disebabkan oleh infeksi berbagai kuman penyakit seperti virus,
bakteri, jamur, dan parasit yang berlangsung di dalam tubuh. Beberapa jenis infeksi
oportunistik yang sering terjadi pada penderita HIV/AIDS antara lain candidiasis,
infeksi paru (pneumocystis), tuberkulosis, herpes simplex, salmonella septicemia,
toksoplasmosis, dan infeksi pencernaan.
Infeksi oportunistik adalah infeksi yang muncul pada individu dengan
sistem kekebalan tubuh yang sangat melemah, seperti pada kasus AIDS. Infeksi ini
disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak akan menyebabkan penyakit
pada individu dengan sistem kekebalan yang normal. Contoh infeksi oportunistik
termasuk pneumonia Pneumocystis jirovecii, tuberkulosis, sitomegalovirus
(CMV), infeksi jamur seperti kandidiasis, dan banyak lainnya.

3
B. Proses patogenik HIV
a. Transmisi dari Ibu ke Bayi: HIV dapat ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan,
persalinan, atau menyusui. Proses patogenik HIV selama persalinan melibatkan
langkah-langkah berikut:
1. Penularan Virus : Jika ibu memiliki HIV, virus dapat ada dalam darah, cairan
serviks, cairan vagina, dan air ketuban. Saat bayi melewati jalan lahir selama
persalinan, ia dapat terpapar pada virus tersebut.
2. Risiko Infeksi: Risiko infeksi HIV pada bayi sangat tinggi selama persalinan
jika ibu tidak mendapatkan pengobatan antiretroviral (ARV) untuk
mengurangi viral load (jumlah virus dalam darah).
3. Tindakan Pencegahan : Untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi,
perawatan ARV dan tindakan pencegahan lainnya seperti persalinan melalui
operasi caesar direkomendasikan.
Penting untuk menjalani perawatan prenatal yang sesuai jika seorang ibu hamil
memiliki HIV untuk mengurangi risiko penularan virus kepada bayinya. Selain itu,
pemberian ARV dan praktik-praktik pencegahan lainnya selama persalinan merupakan
langkah kunci untuk mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi selama
proses persalinan.
C. Dampak HIV – AIDS Terhadap Kehamilan
Ibu hamil yang terinfeksi HIV/AIDS dapat menularkan virus pada bayinya selama
kehamilan, persalinan, atau menyusui. Penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi pada saat
persalinan lebih rendah jika menggunakan metode caesar. Persalinan dengan seksio
sesaria maupun persalinan vaginal pada kasus HIV harus didukung dengan penyediaan
sarana dan prasarana yang memadai mulai dari perangkat Alat Pelindung Diri (APD)
untuk penolong dan tim operasi, kesiapan ruang bersalin, kamar operasi dan perinatal,
kesiapan peralatan dan pengelolaan sampah-limbah medis sesuai ketentuan untuk
memberikan tata laksana sesuai standar dan mencegah penularan kepada tenaga
kesehatan.
Dalam banyak kasus, dengan perawatan medis yang tepat dan manajemen yang
cermat, risiko transmisi HIV dari ibu ke bayi dapat diminimalkan. Penting bagi
perempuan dengan HIV yang ingin hamil atau yang sudah hamil untuk berkonsultasi
dengan tenaga medis yang berpengalaman dalam merawat perempuan dengan HIV
selama kehamilan guna memastikan keselamatan ibu dan bayi. Berikut adalah
beberapa dampak HIV – AIDS terhadap kehamilan.

4
• Transmisi Vertical : Salah satu dampak paling signifikan adalah risiko
transmisi vertical, yaitu penularan HIV dari ibu yang terinfeksi kepada
janin selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Tanpa pengobatan
yang tepat, risiko penularan ini cukup tinggi.
• Risiko Komplikasi : Perempuan yang hamil dengan HIV memiliki risiko
komplikasi kesehatan yang lebih tinggi, seperti infeksi saluran pernapasan,
penyakit ginjal, dan penyakit jantung. Ini bisa mempengaruhi kesehatan
ibu dan janin.
• Risiko Terhadap Kehamilan : HIV dapat meningkatkan risiko terjadinya
keguguran, persalinan prematur, dan pertumbuhan janin yang terhambat.
Ini dapat mengakibatkan kelahiran bayi dengan berat badan rendah.
• Pengobatan : Pengobatan HIV selama kehamilan sangat penting untuk
mengurangi risiko transmisi kepada bayi. Terapi antiretroviral (ARV)
digunakan untuk mengendalikan virus, dan perempuan hamil dengan HIV
biasanya akan diresepkan ARV yang aman untuk kehamilan.
• Pemantauan Kehamilan : Perempuan hamil dengan HIV akan
mendapatkan perhatian medis yang lebih intensif, termasuk pemeriksaan
rutin untuk memantau perkembangan kehamilan dan tingkat virus HIV
dalam darah.
• Persalinan Terencana : Dokter mungkin akan merekomendasikan
persalinan dengan operasi sesar untuk mengurangi risiko transmisi HIV
saat melahirkan.
• Pemberian Susu Formula : Karena risiko penularan melalui ASI,
perempuan dengan HIV disarankan untuk memberikan bayi susu formula
sebagai pengganti ASI.
• Pemantauan Bayi : Bayi yang lahir dari ibu dengan HIV akan dipantau
secara ketat untuk mendeteksi infeksi HIV. Mereka biasanya akan
menerima terapi pencegahan HIV setelah kelahiran.
D. Masalah Psikososial Pada Ibu Hamil Dengan HIV
Ibu hamil dengan HIV-AIDS seringkali mengalami masalah psikososial yang
kompleks. Mereka mungkin merasa cemas, takut, dan khawatir tentang kesehatan bayi
mereka, serta merasa terisolasi dan stigmatisasi oleh masyarakat. Oleh karena itu,

5
penting bagi mereka untuk mendapatkan dukungan sosial dan psikologis yang
memadai selama kehamilan dan setelah melahirkan.
• Stigma dan Diskriminasi : Perempuan hamil dengan HIV sering menghadapi
stigma dan diskriminasi dari masyarakat, bahkan dari keluarga mereka sendiri. Hal
ini dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis mereka dan mempengaruhi
dukungan sosial yang diperlukan selama kehamilan.
• Kecemasan dan Stres : Kehamilan itu sendiri adalah periode yang penuh dengan
kecemasan dan stres. Ketika HIV ditambahkan ke dalam persamaan, perempuan
tersebut mungkin merasa lebih cemas dan terbebani, khawatir tentang kesehatan
mereka dan risiko penularan kepada bayi.
• Depresi : Perempuan dengan HIV-AIDS yang hamil memiliki risiko lebih tinggi
mengalami depresi. Stigma, isolasi sosial, dan kekhawatiran tentang kesehatan dan
masa depan mereka dapat menyebabkan depresi.
• Keprihatinan Tentang Bayi : Banyak ibu hamil dengan HIV sangat prihatin tentang
kesehatan bayi mereka. Mereka mungkin merasa bersalah atau takut bahwa bayi
mereka akan terinfeksi.
E. Farmakoterapeutik Pada Ibu Hamil Dengan HIV AIDS
Ibu hamil dengan HIV-AIDS juga memerlukan perawatan medis yang tepat untuk
mengontrol virus dan mencegah penularannya pada bayi. Rekomendasi
farmakoterapeutik untuk ibu hamil dengan HIV-AIDS meliputi penggunaan obat
antiretroviral (ARV) yang aman selama kehamilan dan persalinan. ARV dapat
membantu menekan jumlah virus dalam tubuh ibu dan mencegah penularannya pada
bayi selama kehamilan, persalinan, dan menyusui.
Menurut Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi
Antiretroviral pada Orang Dewasa, terdapat beberapa jenis ARV yang aman digunakan
pada ibu hamil dengan HIV-AIDS, seperti zidovudin, lamivudin, nevirapin, dan
efavirenz. Namun, penggunaan ARV pada ibu hamil harus dilakukan dengan hati-hati
dan diawasi oleh dokter yang berpengalaman dalam menangani kasus HIV-AIDS pada
ibu hamil.
• Terapi Antiretroviral (ARV) : Penggunaan ARV adalah rekomendasi utama
dalam merawat ibu hamil dengan HIV. ARV adalah pengobatan yang efektif
untuk mengendalikan virus HIV dan mengurangi risiko transmisi kepada bayi.
Dokter akan meresepkan ARV yang aman untuk kehamilan.

6
• Pengobatan Oportunistik : Selain ARV, perempuan hamil dengan HIV
mungkin perlu pengobatan untuk infeksi oportunistik atau penyakit lain yang
terkait dengan HIV.
• Pemantauan Kesehatan : Pemantauan rutin kesehatan ibu hamil dengan HIV
sangat penting. Ini mencakup pemeriksaan darah untuk memantau tingkat virus
dan tingkat sel CD4, serta pemeriksaan kesehatan janin.
• Konseling dan Dukungan Psikososial : Memberikan dukungan kesehatan
mental dan dukungan psikososial adalah bagian penting dari perawatan
perempuan hamil dengan HIV. Ini dapat membantu mengatasi stigma,
kecemasan, dan depresi.
• Perencanaan Persalinan : Dokter akan merencanakan persalinan sesuai dengan
kebutuhan. Persalinan dengan operasi sesar mungkin direkomendasikan untuk
mengurangi risiko transmisi HIV kepada bayi.
• Pemantauan Bayi : Bayi yang lahir dari ibu dengan HIV akan menerima terapi
pencegahan HIV setelah kelahiran untuk meminimalkan risiko infeksi.
F. Konsep Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan HIV AIDS
a. Pengkajian
1. Identitas Pasien :
• Identitas pasien : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Alamat,
Jenis Kelamin
• Identitas penanggung jawab : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan,
Agama, Alamat, Jenis Kelamin
• Tanggal masuk RS, No RM, dan Dx Medis
2. Riwayat Penyakit
• Keluhan Utama Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah,
letih, lesu, flu, pusing, dan diare
• Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat kesehatan menunjukkan terjadinya
panas, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu, flu, pusing, dan diare
• Riwayat Penyakit Terdahulu Klien mengatakan tidak pernah mengalami
penyakit yang di alaminya saat ini.
• Riwayat Kesehatan Keluarga Menurut pengakuan keluarga, dalam
keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang sedang di derita
pasien.

7
• Keluhan waktu di data Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7
Desember 2011 ditemukan benjolan pada leher.
3. Pemeriksaan Fisik
• Aktivitas/istirahat
Gejala : mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya,
progresi kelelaha/malaise. Perubahan pola tidur.
Tanda : kelelahan otot, menurunya masa otot. Respon fisiologis terhadap
aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung, pernafasan.
• Sirkulasi
Gejala : proses penyembuhan luka yang lambat; perdarahan lama pada
cedera.
Tanda : takikardia, perubahan TD postural, menurunnya volume nadi
perifer, pucat atau sianosis; parpanjangan pengisian kapiler.
• Integritas ego
Gejala : faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan (keluarga,
pekerjan, gaya hidup,dll), mengkuatirkan penampilan (menurunyya berat
badan,dd), mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya,putus asa, tidak
berguna, rasa bersalah, dan depresi.
Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.perilaku marah,
menangis, kontak mata yang kurang.
• Eliminasi
Gejala : diare yang intermiten, terus menerus, sering atau tanpa disertai
kram abdominal. Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
Tanda : feses enter atau tanpa disertai mucus atau darah. Diare pekat yang
sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal, perianal. Perubahan
dalam jumlah, warna, sdan karakteristik urine.
• Makanan/cairan
Gejala : tidak nafsu makan, perubahan dalam mengenali makanan,
mual/muntah. Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan. penurunan berat
badan yang progresif.
Tanda : Penurunan berat badan, dapat menunjukkan adanya bising usus
hiperaktif, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, adanya selaput puih
dan perubahan warna, edema.

8
• Hygiene
Gejala : tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : memperlihatkan penampilan yang tidak rapih. Kekurangan
dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri.
• Neurosensori
Gejala : pusing/pening, sakit kepala. Perubahan status mental, kehilangan
ketajaman/ kemampuan diri untukmengawasi masalah, tidak mampu
mrngingat/ konsentrasi menurun, kelemahan otot, tremor, dan perubahan
ketajaman penglihatan. Kebas, kasemutan pada ekstremiats (kaki
menunjukkan perubahan paling awal).
Tanda : perubahan status mental, dngan rentang antara kacau mental
sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kasadaran menurun,
apatis, retardasi psikomotor/respon lambat. Ide paranoid, ansietas yang
berkembang bebas, harapan yang tidak realistis. Timbul reflek tidak
normal, menurunnya kekuatan otot, dan gaya berjalan ataksia. remor pada
motorik kasar/halus, menurunnya motorik fokalis. Hemoragi retina dan
eksudat.
• Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri umum /local, sakit, rasa terbakar pada kaki. Sakit kepala,
nyeri dada pleuritis.
Tanda : pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan.
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang, gerak otot
melindungi yang sakit.
• Pernapasan
Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk (mulai
dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum. Bendungan
atau sesak pada dada.
Tanda : takipneu, disters pernapasan, Perubahan bunyi npas/bunyi napas
adventius, Sputum : kuning
• Keamanan
Gejala : riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat
penyembuhannya. Riwayat menjalani tranfusi darah yang sering atau
berulang. Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut.

9
Demam berulang: suhu rendah, peningkatan suhu intermitetn/memuncak;
berkeringat malam.
Tanda : perubahan integritas kulit : terpotong, ram, mis. Eczema,
eksantem, psoriasis, perubahan warna, perubahan ukuran/ mola warna
mla,; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Rectum,
luka-luka perianal/abses,.timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar linfe
pada dua area tubuh/lebih (leher, ketiak, paha).menurunnya kekebalan
imim, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan.
• Seksualitas
Gejala : riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan
seksual deang pasangan yang positif HIV, pasangan seksual mltipel,
aktivitas seksual yang tidak terlindung, dan seks anal. Menurunnya libido,
terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks, penggunaan kondom yang
tidak konsisten. Menggunakan pil pencegah kehamilan.
Tanda : kehamilan atau resiko terhadap hamil. Genetalia : manifestasi
kulit(mis. Kutil, herpes)
• Interaksi social
Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,mis. Kehilangan
karabat/orang terdekat, teman, pendukung.rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan/kehilangan
pendapatan. Isolasi, keseian, teman dekat ataupun pasangan yang
meninggal karena AIDS. Mempertanyakan kemampuan untuk tetap
mandiri, tidak mampu membuat rencana.
Tanda : perubahan oada interaksi keluarga/ orang terdekat.aktivitas yang
tak terorganisasi.
• Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : kegagalan untuk mengikuti perwatan, melanjutkan perilaku
beresiko tinggi(seksual/penggunaan obat-obatan IV). Penggunaan/
penyalah gunaan obat-obatan IV, sast ini merokok, penyalahgunaan
alcohol.
Pertinbangan rencana pemulangan : memerlukan bantuan keuangan,
obat-obatan/tindakan, perawatan kulit/luka, peralatan/bahan, transpotasi,
belanja makanan dan persiapan ; perawatan diri, prosedur perawatan
teknis, dll.

10
b. Diagnosa Keperawatan
1. (D.0142) Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi
dan pola hidup yang beresiko.
2. (D.0019) Defisit Nutrisi berhubungan dengan intake yang kurang,
meningkatnya kebutuhan metabolic dan menurun nya absobrsi zat gizi.
3. (D.0056) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran
oksigen, malnutrisi, kelelahan.
c. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1 (D.0142) Resiko (L.14133) Setelah (I.14508) Manajemen
infeksi dilakukan tindakan Imunisasi/Vaksinasi
berhubungan keperawatan di harapkan Observasi :
dengan status imun membaik 1. Identifikasi Riwayat
imunosupresi, dengan kriteria hasil : Kesehatan dan Riwayat
malnutrisi dan 1. Integritas kulit alergi
pola hidup yang meningkat 2. Identifikasi
beresiko. 2. Titer antibody kontraindikasi
meningkat pemberian imunisasi
3. Kadar sel T4 Terapeutik :
meningkat 1. Dokumentasikan
4. Infeksi berulang informasi vaksinasi
menurun 2. Jadwalkan imunisasi
5. Penurunan BB pada interval waktu yang
menurun tepat
6. Fatingue kronis Edukasi :
menurun 1. Jelaskan tujuan,
7. Suhu tubuh manfaat, reaksi yang
membaik terjadi, jadwal dan efek
samping
2 (D.0019) Defisit (L.03030) Setelah (I.03119) Manajemen Nutrisi
Nutrisi dilakukan tindakan Observasi :

11
berhubungan keperawatan di harapkan 1. Identifikasi status
dengan intake status nurisi membaik nutrisi
yang kurang, dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi alergi dan
meningkatnya 1. Porsi makan yang intoleransi makanan
kebutuhan dihabiskan 3. Identifikasi kebutuhan
metabolic dan meningkat kalori dan jenis
menurun nya 2. Sikap terhadap nutrien
absobrsi zat gizi. makanan dan 4. monitor berat badan
minuman sesuai 5. monitor hasil
dengan tujuan pemiriksaan
Kesehatan laboratorium
meningkat Terapeutik :
3. Diare menurun 1. Sajikan makanan
4. Berat badan secara menarik dan
membaik suhu yang sesuai
5. Frekuensi makan 2. Berikan makanan
membaik tinggi kalori dan
6. Nafsu makan protein
membaik Edukasi :
7. Indeks massa tubuh 1. Ajarkan diet yang
(IMT) membaik diprogram kan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan
3 (D.0056) (L.05047) Setelah (I.05178) Manajemen Energi
Intoleransi dilakukan tindakan Observasi :
aktivitas keperawatan di harapkan 1. Identifikasi gangguan
berhubungan toleransi aktivitas fungsi tubuh yang
dengan

12
kelemahan, meningkat dengan mengakibatkan
pertukaran kriteria hasil : kelelahan
oksigen, 1. Kemudahan 2. Monitor kelelahan
malnutrisi, melakukan aktivitas fisik dan emosional
kelelahan. sehari hari 3. Monitor pola jam tidur
meningkat Terapeutik :
2. Keluhan Lelah 1. Sediakan lingkungan
menurun nyaman dan rendah
3. Dipsneu saat stimulus
aktivitas menurun 2. Berikan aktivitas
4. Dipsneu setelah distraksi yang
aktivitas menurun menenangkan
5. Frekuensi nadi Edukasi :
membaik 1. Anjurkan melakukan
6. Frekuensi napas aktivitas secara
membaik bertahap
2. Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
HIV/AIDS pada ibu hamil merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian
khusus dalam bidang kesehatan masyarakat. Penularan virus dari ibu ke bayi dapat
terjadi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Namun, dengan pencegahan yang
tepat, terapi antiretroviral (ARV), dan perawatan prenatal yang baik, risiko penularan
dapat diminimalkan secara signifikan. Pentingnya deteksi dini, konseling, dan
dukungan emosional kepada ibu hamil dengan HIV/AIDS juga sangat penting untuk
memastikan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi. Upaya terus-menerus dalam
pendidikan, pencegahan, dan pengobatan HIV/AIDS pada ibu hamil merupakan
langkah penting dalam mengurangi angka penularan dan meningkatkan kualitas hidup
bagi ibu, bayi, dan masyarakat secara keseluruhan.
B. Saran
a. Peningkatan Kesadaran : Kampanye penyuluhan yang intensif perlu dilakukan
untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil tentang HIV/AIDS, risikonya, dan
langkah-langkah pencegahan.
b. Tes dan Deteksi Dini : Fasilitas kesehatan perlu meningkatkan akses dan peluang
bagi ibu hamil untuk melakukan tes HIV secara teratur selama kehamilan. Deteksi
dini memungkinkan intervensi cepat.
c. Perawatan Prenatal Terpadu : Integrasi layanan HIV/AIDS ke dalam perawatan
prenatal sangat penting. Ini termasuk penilaian risiko, konseling, dan akses yang
mudah ke terapi antiretroviral (ARV) untuk ibu hamil yang terinfeksi HIV.
d. Dukungan Psikososial : Ibu hamil dengan HIV/AIDS membutuhkan dukungan
psikososial yang kuat. Program konseling dan dukungan emosional dapat
membantu mereka mengatasi stigma dan kecemasan.
e. Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak : Program pencegahan penularan vertikal
harus didorong dengan memastikan bahwa ibu hamil yang terinfeksi menerima
ARV yang tepat, serta memberikan pengobatan profilaksis kepada bayi setelah
kelahiran.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ari, F. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN HIV DAN AIDS. SCRIBD, 1- 42.

Chandra, S. (2021). Danpak Buruk HIV terhadap ibu hamil dan janin, Bisa membahayakan.
POPMAMA.

Makarim, d. F. (2021). Cara Cegah Penularan HIV dari ibu hamil ke janin. halodoc.

Valeria, C. M. (n.d.). TATALAKSANA INFEKSI HIV DALAM KEHAMILAN. 1 - 14.

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik (Edisi 1 Cetakan II ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Edisi 1 Cetakan II ed.).


Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Edisi 1 Cetakan II ed.).


Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

15

Anda mungkin juga menyukai