Anda di halaman 1dari 10

DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.

14350

Research Article
Faktor yang berhubungan dengan Kemandirian Lansia di Desa Tamilouw Kecamatan
Amahai Kabupaten Maluku Tengah

Windarti Rumaolat1, Idham Soamole2*, Sahrir Sillehu3


1
Program Studi Profesi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada
2
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada
3
Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada

Abstract
The independence of the elderly is caused by limited physical activity and a reduction in the
role of the body which can no longer function fully as a result of requiring good physical health
status, and support from the family. To find out the factors related to the independence of the
elderly in the village of Tamilouw, Amahai District, Central Maluku Regency. This study uses
a quantitative descriptive design, with a cross-sectional approach. A sample of 69 respondents
was selected by purposive sampling technique. The research instrument used a questionnaire
and the KATZ index to see the independence of the respondents. Data processing uses the chi-
square test with a significance level (p-value 0.05). This study identified the variables of
physical health (p-value = 0.192), family emotional support (p-value = 0.041), family
information support (p-value = 0.000), family instrumental support (p. value = 0.004), and
appraisal support (p-value = 0.018). Physical health factors are not related to the level of
independence of the elderly while factors of emotional support, information, instrumental, and
family assessment are strongly related to the level of independence of the elderly.

Keywords: elderly, independence, physical activity, related factors

Pendahuluan Prevalensi penduduk lansia di dunia pada


Proses menua adalah terjadi sepanjang hidup, tahun 2025 diprediksi akan mengalami kenaikan
tidak cuma dimulai dari sesuatu periode khusus sebesar 14,9% serta di tahun 2030 sebesar 16,4%.
tapi dimulai dari permulaan kehidupan. Jadi lanjut Kebiasaan populasi lansia di Asia pada tahun
usia adalah cara natural (Soke et al., 2016). 2025 diprediksi akan mengalami kenaikan sebesar
Melonjaknya umur harapan hidup pada lansia, 15%, dan juga akan tetap melonjak di tahun 2030
mempunyai efek positif serta negatif untuk sebesar 17,1%. Indonesia adalah salah satu negara
kesehatan. Berakibat positif bila lansia itu berada bertumbuh di Asia dengan prevalensi lansia yang
dalam kondisi segar aktif serta produktif. condong terus meningkat, diperkirakan pada
Sebaliknya berakibat negatif bila terjadi kenaikan tahun 2025 akan terjadi kenaikan sebesar 11,1%
biaya jasa kesehatan akibat bertambahnya lansia serta di tahun 2030 akan tumbuh sebesar 12,9%.
yang menderita penyakit, penurunan penghasilan Jumlah lansia di Indonesia berdasarkan Pusat
serta kenaikan disabilitas, sebab secara biologis Data dan Informasi Kemenkes RI, pada tahun
lansia mempunyai permasalahan penurunan 2017 diperkirakan berjumlah 23,66 juta jiwa
kesehatan akibat dampak penuaan (Kementerian (Fadillah et al., 2019).
Kesehatan RI, 2017). Menurut informasi Departemen Kesehatan RI
(2017), populasi lansia di Provinsi Maluku pada
*corresponding author: Idham Soamole tahun 2017 sebanyak 6,88%. Lebih khusus di
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi wilayah Kabupaten Maluku Tengah, terjadi
Ilmu Kesehatan Maluku Husada
kenaikan jumlah populasi lansia dari tahun ke
Email: idham.soamole.stikesmh@gmail.com
Summited: 07-01-2023 Revised: 02-05-2023 tahun, bisa diamati pada tahun 2017 sebesar
Accepted: 03-05-2023 Published: 15-05-2023 7,91%, pada tahun 2018 sebesar 8,11%, 2019
sebesar 8,31% serta 2020 menjadi 8,52% (Badan

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 122


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14350

Pusat Statistik, 2020). Sementara data dari mandiri dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
Puskesmas Tamilouw, penduduk lansia sejumlah (Kodri, 2017).
220, dengan kasus terbanyak pada penyakit Faktor ketidakmandirian lansia lantaran
hipertensi dalam 5 bulan terakhir dari bulan terbatasnya kegiatan jasmani serta penyusutan
Januari – Mei 2022 berjumlah 121 orang. fungsi tubuh yang tidak dapat lagi beraktivitas
Sebagian besar lansia masih tinggal serumah sepenuhnya. Tingkat kemandirian pada lansia bisa
dengan keluarga atau anak-anaknya. Aktivitas di amati dari kinerja lansia dalam melaksanakan
lansia di desa tamilouw sebagian besar masih aktifitas sehari – hari seperti mandi, berpakaian
dibantu oleh keluarga dan jarang dilakukan secara rapi, pergi ke kamar kecil berganti tempat,
mandiri, keluarga meyakini bahwa lansia tidak mengontrol buang air kecil ataupun buang air
boleh dibiarkan mengerjakan pekerjaan secara besar dan mampu makan sendiri serta aktivitas-
mandiri perlu dilakukan pendampingan karena aktivitas lainnya yang menjadi kebutuhan lansia
lansia memiliki fisik yang sudah lemah dan (Waruwu, 2019). Pengurangan produktifitas pada
mengalami banyak penyakit-penyakit penuaan lansia terjadi akibat penurunan fungsi tubuh dan
sehingga sangat berisiko mengalami kecelakaan. psikis, akibatnya dapat membuat lansia
Berdasarkan wawancara dengan 5 orang lansia, mengalami pengurangan kemandirian dalam
didapati 4 lansia (tinggal dengan keluarga) melakukan aktivitas sehari-hari (Rohaedi et al.,
mengatakan untuk kegiatan mandi berpakaian 2016). Jika support keluarga baik dan positif
bisa dilakukan sendiri jika dalam keadaan sehat. terhadap lansia maka akan mempengaruhi tingkat
untuk menyiapkan makan serta mencuci di bantu kemandiriannya, diantara penyebab kemandirian
oleh anak atau menantu yang tinggal serumah. 1 lansia ialah karena minimnya support sosial
lansia yang tinggal sendiri (terpisah dari anak- keluarga dan menurunnya fungsi seluruh sel tubuh
anak), menyatakan semua aktivitas dilakukan pada lansia (Duhita et al., 2020). Hal ini sejalan
sendiri. Ketika sakit, anak atau cucu kadang dengan hasil penelitian Fera & Husna (2019) dan
datang membantu aktivitas kesehariannya. Alholidi et al (2019), bahwa ada hubungan yang
Kenaikan jumlah lansia ini akan membawa sangat jelas antara support keluarga dengan
efek kepada beragam kehidupan. Efek mendasar kemandirian lansia dalam pemenuhan aktifitas
peningkatan jumlah lansia ini ialah peningkatan sehari-hari.
ketergantungan lansia kepada orang lain. Berlandaskan permasalahan di atas, penulis
Ketergantungan ini diakibatkan oleh kemunduran tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai
jasmani, kejiwaan serta sosial lansia yang faktor-faktor yang berkaitan dengan kemandirian
digambarkan melalui empat kondisi yaitu lansia di desa Tamilouw kecamatan Amahai
keterbatasan, kelemahan, kemunduran fungsional, kabupaten Maluku Tengah. Faktor tersebut
ketidakmampuan serta keterhambatan yang akan diantaranya status kesehatan jasmani serta support
dirasakan berbarengan dengan proses keluarga. Tidak hanya itu support yang ideal dari
kemunduran akibat proses menua yang setiap keluarga mendorong kesehatan para lansia
waktu akan terjadi secara alami (Samper et al., meningkat, tak hanya itu aktivitas harian para
2017). Permasalahan yang sedemikian itu lansia menjadi teratur serta tidak lewat batas.
kompleks membutuhkan langkah untuk cepat Lansia yang mendapat support dari keluarganya
ditangani sehingga dibutuhkan support keluarga berkesempatan 2,7 kali untuk bisa mandiri dalam
misalnya dengan pemeliharaan sehari-hari yang melaksanakan kegiatan sehari-hari.
cukup. Support keluarga itu dimaksudkan supaya
lansia dapat mandiri ataupun memperoleh Metode
dukungan yang minimum serta memandirikan Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
lansia dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari kuantitatif dengan cara pendekatan cross
(Islamiati, 2017). Menurut Kodri & Rahmayati sectional. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03
(2017), lansia yang memiliki support dari - 30 Juni 2022 di Desa Tamilouw Kecamatan
keluarganya berkesempatan 2,7 kali untuk bisa

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 123


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14350

Amahai Kabupaten Maluku Tengah. Jumlah berisi 8 item pertanyaan, dukungan informasi
Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh lansia keluarga berisi 8 item pertanyaan, dukungan
yang berada di desa Tamilouw kecamatan Amahai instrumental keluarga berisi 8 item pertanyaan
Kabupaten Maluku Tengah sebanyak 69 orang, dan dukungan penilaian keluarga berisi 8 item
teknik pengambilan sampel menggunakan total pertanyaan. Sementara itu variabel dependen
sampling sehingga sampel sebesar 69 responden. peningkatan kemandirian lansia memakai
Variabel indepnden dalam penelitian ini merujuk Instrumen Indeks KATZ terdiri dari 7 kriteria
pada teori House dan Kahn dukungan emosional yang meliputi kemampuan lansia dalam
keluarga, dukungan informasi keluarga, dukungan melaksanakan aktivitas sehari-hari serupa mandi,
instrumental keluarga, dukungan penilaian berpakaian, toileting, berpindah tempat, makan
keluarga serta kesehatan fisik. Variabel dependen serta kontinen yang dilakukan dengan tanya jawab
ialah tingkat kemandirian lansia. serta pemantauan. Metode analisis menggunakan
Data yang di peroleh peneliti dalam penelitian uji Chi- Square dengan tingkat kemaknaan 5 %
ini secara langsung dari responden dengan atau p = 0,05. Penerapan etika penelitian yaitu
membagikan kuesioner secara tatap muka dari setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas
rumah ke rumah pada masing-masing variabel. kesbangpol tentang ijin penelitian dan sebelum
Kuesioner pada variabel independen berisi proses pengambilan data harus mendapatkan ijin
pertanyaan berkarakter baik pertanyaan dari responden (Informed Consent). Saat
favourable (bersifat positif) serta pertanyaan penelitian berlangsung peneliti harus menjaga
unfavourable (bersifat negatif). Masing-masing etika penelitian berupa Anonymity,
variabel yang diukur yaitu kesehatan fisik berisi Confidentiality, Fidelity, Autonomy, Freedom,
10 item pertanyaan, dukungan emosional keluarga Beneficience Dan Non maleficience.

Hasil
Adapun karakteristik responden sebagai berikut :
Tabel 1. Karakteristik responden
Karakteristik Responden Frekwensi (f) Persentese (%)
Usia (tahun)
60 - 69 43 62,3
70 - 79 19 27.5
80 - 89 6 8,7
90 1 1,4
Total 69 100
Jenis Kelamin
Perempuan 41 59,4
Laki-Laki 28 40.6
Total 69 100
Tinggal Serumah
Pasangan 11 15,9
Anak 51 73,9
Cucu 7 10,2
Total 69 100
Pendidikan Terakhir
SD 63 91,3
SMP 5 7,2
PT 1 1,4
Total 69 100

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 124


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14350

Karakteristik Responden Frekwensi (f) Persentese (%)


Pekerjaan
Pensiunan 1 1,4
Petani 39 56,5
Nelayan 22 31,9
Tidak Bekerja 7 10,2
Total 69 100

Berdasarkan tabel 1 diatas bahwa mayoritas berpendidikan terakhir SD dan pekerjaannya


karakteristis responden diantaranya usia sebagai petani. Analisis univariat setiap variabel
responden antara 60-69 tahun, berjenis kelamin dapat dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi
perempuan, tinggal serumah dengan anak, sebagai berikut :

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel


Kategori Frekwensi Persentase (%)
Status Kesehatan Fisik
Baik 6 8,7
Kurang Baik 63 91,3
Total 69 100
Dukungan Emosional
Baik 43 62,3
Kurang Baik 26 37,7
Total 69 100
Dukungan Informasi
Baik 53 76,8
Kurang Baik 16 23,2
Total 69 100
Dukungan Instrumental
Baik 54 78,3
Kurang Baik 15 21,7
Total 69 100
Dukungan Penilaian
Baik 51 73,9
Kurang Baik 18 26,1
Total 69 100
Tingkat Kemandirian
Mandiri 53 76,8
Dibantu 16 23,2
Total 69 100

Berdasarkan tabel 2 diatas bahwa mayoritas lansia mayoritas mandiri. Analisis bivariat
variabel diantaranya status kesehatan fisik kurang menjelaskan hubungan antara variabel yang dapat
baik, dukungan emosional baik, dukungan dijelaskan sebagai berikut :
informasi baik, dukungan instrumental baik,
dukungan penilaian baik dan tinkat kemandirian

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 125


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14350

Tabel 3. Hubungan Faktor dengan Tingkat Kemandirian Lansia

Status Kesehatan Tingkat Kemandirian Total p value


Mandiri Dibantu
f % f % f %
Baik 6 8,7 0 0,0 6 8,7
Kurang baik 47 68,1 16 23.2 63 91,3 0,192
Jumlah 53 76,8 16 23.2 69 100
Dukungan Tingkat Kemandirian Total p value
Emosional Mandiri Dibantu
f % f % f %
Baik 37 53,6 6 8,7 43 62,3
Kurang baik 16 23,2 10 14.5 26 37,7 0,041
Jumlah 53 76,8 16 23.2 69 100

Dukungan Tingkat Kemandirian Total p value


Informasi Mandiri Dibantu n %
Baik 48 69,7 5 7,2 53 76,8
Kurang baik 5 7,2 11 15,9 16 23,2 0,000
Jumlah 53 76,8 16 23.2 69 100
Dukungan
Instrumental Tingkat Kemandirian Total p value
Mandiri Dibantu n %
Baik 46 66,7 8 11,6 54 78,3
Kurang baik 7 10,1 8 11,6 15 21,7 0,004
Jumlah 53 76,8 16 23.2 69 100
Dukungan Penilaian Tingkat Kemandirian Total p value
Mandiri Dibantu n %
Baik 43 62,3 8 11,6 51 73,9
Kurang baik 10 14,5 8 11,6 18 26,2 0,018
Jumlah 53 76,8 16 23.2 69 100

Berdasarkan hasil statistik tabel 3 terdapat lansia. Hasil penelitian ini bertolak belakang
hubungan yang signifikan antara dukungan dengan Hurek et al (2019) yang menyimpulkan
emosional, dukungan instrumental, dukungan dalam hasil penelitiannya bahwa terdapat
informasi dan dukungan penilaian keluarga hubungan signifikan antara status kesehatan
dengan tingkat kemandirian lansia dalam dengan kemandirian lansia. Tidak ada hubungan
melakukan aktivitas sehari – hari. Sedangkan dalam penelitian ini dapat dikaitkan dengan usia
status Kesehatan tidak berhubungan secara lansia yang dominan berusia 60 – 69 tahun.
signifikan dengan kemandirian lansia Menurut Marlita pada tahun 2018, berdasarkan
indeks katz dapat diprediksi usia harapan hidup
Pembahasan aktif menunjukan bahwa lansia setelah melewati
Hubungan Status Kesehatan dengan Tingkat kategori 65-69 tahun hanya memiliki 10 tahun
Kemandirian Lansia harapan hidup dalam keadaan aktif, sehingga
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan tidak lansia dalam usia tersebut memiliki status
ada hubungan yang signifikan antara status Kesehatan yang baik tetap membutuhkan
kesehatan fisik dengan tingkat kemandirian ketergantungan dari orang lain. Berdasarkan

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 126


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14350

fenomena dalam hasil penelitain ini bahwa Kondisi ini searah dengan hasil penelitian oleh
mayoritas tingkat kemandirian lansia dengan Antara et al pada tahun 2018 yang
status kesehatannya yang kurang baik hal ini mengungkapkan bahwa terdapat hubungan
disebabkan oleh banyak komplikasi penyakit dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian
yang dialami oleh lansia seiring dengan lansia dengan nilai uji chi square menunjukan
bertambahnya usia. nilai statistik p value = 0,000. Tidak cuma itu riset
Proses penuaan sebagai cara natural yang lain yang searah oleh Sangian et al (2017) dengan
ditetapkan oleh tuhan yang maha esa kepada hasil riset memakai analisis statistik chi-square
seluruh makhluk hidup termasuk manusia yang membuktikan terdapat hubungan antara
tidak mampu dicegah serta merupakan situasi dukungan emosional keluarga dengan
yang wajar dirasakan oleh orang yang diberi kemandirian diri pada lansia dalam melaksanakan
anugerah usia panjang (Andriyani et al., 2020). aktivitas.
Perubahan fisik yang terjadi pada lansia ini jelas Berdasarkan fenomena dalam hasil penelitian
akan mempengaruhi kemandirian lansia untuk bahwa mayoritas tingkat kemandirian lansia yang
berbuat serta bergantung pada orang lain, lebih yang memiliki dukungan emosional dengan
lanjut ditegaskan bahwa kemandirian pada usia kategori baik hal ini disebabkan karena keluarga
lanjut terkait kemampuan status fungsionalnya memiliki tugas pokok dalam menunjang
dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari telah kemandirian usia lanjut, sebab keluarga
mengalami perubahan (Rasyid, 2016). Status mempunyai koneksi serta keterikatan baik
kesehatan lansia bermacam-macam, sekalipun jasmani ataupun emosional. Dengan begitu
masih ada lansia dalam kondisi status kesehatan support keluarga amat berkaitan dalam
baik, akan tetapi tetap dikategorikan pada mendukung kemandirian lansia buat melindungi
kelompok yang rentan kepada penyakit, sebab kesehatan jasmani ataupun kejiwaannya.
pada lansia terjadinya perubahan bentuk serta Akibatnya menambah kesehatan serta kualitas
peran fisik tubuh akibat cara degeneratif natural hidup lansia. (Duhita et al., 2020). Pada dasarnya
atau alamiah yang setiap saat mengalami bahwa Dukungan emosional keluarga sangat
penurunan (Rasyid, 2016). diperlukan dalam kehidupan sehari-hari hal ini
Asumsi peneliti, secara alamiah lansia bermaksud untuk lansia merasa hidupnya
dihadapkan dengan proses degeneratif sistem berharga, Terpenting pada lansia yang tinggal
tubuh yang terus berjalan setiap siklus kehidupan Bersama-sama dengan anak atau keluarga inti,
lansia, sehingga sebaik apapun kondisi status keluarga seharusnya memberikan perhatian lebih
kesehatan tetap memerlukan bantuan orang lain dengan penuh cinta dan kasih saying sehingga
dalam menyelesaikan aktivitas sehari-hari karena akan mendorong lansia untuk lebih aktif dalam
kondisi yang lemah yang dimiliki lansia membuat kegiatan-kegiatan yang berada di lingkungan
mobilisasi terbatas. Para lansia yang menikmati tempat tinggal lansia berada (Fera D, 2019).
periode masa tuanya dengan konsisten Asumsi peneliti bahwa kebutuhan lansia bukan
beraktivitas sesuai dengan keadaan fisiknya serta materi yang diberikan oleh keluarganya namun
konsisten berkorelasi dengan lingkungan terpenting dari semua itu adalah perhatian dengan
sekelilingnya melalui keadaan di lingkungan penuh rasa cinta kepada pasien dengan demikian
tempat tinggalnya akan merasa bernilai dan lansia merasa hidupnyanya sangat bermanfaat
merasa dihargai, lebih antusias serta bergairah sehingga mendorong meningkatkan kualitas
dalam hidupnya. hidupnya.

Hubungan dukungan emosional keluarga Hubungan dukungan informasi dengan


dengan tingkat kemandirian lansia tingkat kemandirian lansia
Hasil penelitian menunjukan terdapat Menurut hasil penelitian membuktikan bahwa
hubungan signifikan antara dukungan emosional terdapat hubungan signifikan antara dukungan
keluarga dengan tingkat kemandirian lansia. informasi keluarga dengan tingkat kemadirian

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 127


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14350

lansia. Hasil riset lain pula oleh Sampelan et al informasi keluarga pada kemandirian lansia,
pada tahun 2017 yang sependapat menyatakan dengan cara berkontribusi serta dampingan
terdapat hubungan antara dukungan informasi keluarga secara konsisten lansia akan lebih mudah
keluarga dengan tingkat kemandirian lansia melaksanakan kemandiriannya dalam kehidupan
dengan nilai statistik p.value = 0,003 (Sampelan I, sehari-hari dikarenakan lansia merasa
Kundre R, 2017). Dukungan informasi keluarga diperhatikan dan dihargai akibatnya terlaksana
mengenai pengetahuan penyakit, penyebab, kemandirian secara baik yang diperlihatkan lansia
gejala, penularan dan pengobatan yang diperoleh .
klien akan mendorong dan menumbuhkan sikap
positif dari keluarga dan masyarakat terhadap Hubungan dukungan instrumental keluarga
lansia dengan diberikan dukungan dan motivasi dengan tingkat kemandirian lansia
salah satunya peningkatan kemandirian lansia Hasil penelitian membuktikan bahwa
(Felpina et al., 2018). Berdasarkan fenomena terdapatnya hubungan signifikan antara dukungan
dalam hasil penelitian bahwa mayoritas tingkat instrumen keluarga dengan tingkat kemadirian
kemandirian lansia yang yang memiliki dukungan lansia. Hasil riset lain yang searah oleh Kodri &
informasi dengan kategori baik hal ini Rahmayati pada tahun 2017, yang menyatakan
disebabkan karena informasi sangat dibutuhkan jika terdapat hubungan yang bermakna antara
dalam meningkatkan motivasi lansia dalam dukungan instrumental keluarga dengan
melakukan aktivitas, motivasi akan muncul kemandirian lansia dalam melaksanakan kegiatan
melalui pikiran dan persepsi secara optimis dan sehari-hari dengan nilai statistic p value=0,011.
konsisten dari dalam diri lansia ataupun keluarga Lansia yang memiliki dukungan instrumental
untuk menciptakan atau |menghasilkan tujuan secara konsisten dari anggota keluarganya baik
yang diharapkan jika anggota keluarga anak kandung maupun keluarga inti lainnya
mempunyai permasalahan kesehatan serta berkesempatan 2,7 kali untuk sanggup mandiri
keluarga berfungsi sebagai pengajar dalam dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari (Kodri
memberikan informasi dengan pendekatan yang & Rahmayati, 2017). Berdasarkan fenomena
dimiliki pada lansia alhasil penerimaannya dapat dalam hasil penelitian bahwa mayoritas tingkat
lebih baik dan positif. kemandirian lansia yang yang memiliki dukungan
Dukungan informasi keluarga adalah sesuatu instrumantal dengan kategori baik hal ini
wujud ikatan interpersonal yang mencegah disebabkan karena dukungan instrumental
seorang dari dampak stress dan gangguan keluarga mampu mendatangkan pengaruh
emosional yang tidak baik, Hubungan penunjang untuk kemudahan lansia dalam
kekeluargaan yang tangguh dan kuat sangat melaksanakan aktivitasnya. Keluarga bisa
menolong saat lansia menghadapi permasalahan mempersiapkan fasilitas serta infrastruktur yang
sebab keluarga ialah orang yang teramat dekat cukup mencegah lansia menahan efek-efek
hubungannya dengan lansia. Dukungan informasi negatif dari stress yang dapat menganggu
keluarga akan berdampak pada lansia, keadaan itu kesehatan serta pengaruh mendasar pada
diakibatkan oleh beragam situasi diantaranya Kesehatan fisik secara lebih spesifik, kehadiran
aktivitas dari anggota keluarga, kemiskinan serta dukungan instrumental keluarga yang adekuat dan
tingkat pendidikan yang rendah anggota keluarga konsisten pasti akan menurunkan tingkat stress
(Felpina et al., 2018). lansia, lebih gampang untuk sembuh dari sakit,
Asumsi peneliti, bahwa trasformasi dan dapat mengawasi peran kognitif, jasmani
pengetahuan dan pemahaman yang baik dari serta kesehatan emosional (Kodri & Rahmayati,
keluarga dapat memberikan informasi yang tepat 2017).
kepada lansia untuk melakukan sesuatu kegiatan Tugas anggota keluarga lansia yang pasif dan
secara tepat pula dengan demikian dapat acuh tak acuh mempunyai risiko yang sangat
meningkatkan motivasi sehingga mendorong tinggi menjadikan lansia memiliki ketergantungan
lansia untuk dapat bersikap mandiri. Dukungan dalam melaksanakan activity daily living sebesar

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 128


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14350

2,059 kali lebih besar ketimbang dengan tugas perumahan yang sehat dan layak dihuni, situasi
anggota keluarga lansia yang aktif atau peduli. rumah yang tentram Bersama anggota keluarga
Berdasarkan peneliti keberadaan anggota serta terjaga kebutuhan- kebutuhan sosial serupa
keluarga bisa menambah keyakinan diri, bersosialisasi dengan semua orang yang berada
semangat dan lebih mudah dalam melaksanakan dilingkungan dalam segala usia sehingga
kegiatan sehari-hari serta membuat lansia jadi memiliki banyak rekan yang dapat diminta
lebih produktif. Perhatian keluarga menjadi kunci berinteraksi menggali pengalaman, memberikan
antusiasme lansia untuk bertahan hidup menjadi konseling buat kehidupan yang lebih baik dan
bermakna dan berkualitas dengan (Hurek et al., pandangan secara positif (Antara et al., 2018),
2019). Berdasarkan opini peneliti kebanyakan dengan cara seperti ini lansia akan lebih siap
responden dengan dukungan intrument keluarga menghadapi gangguan emosional berupa stressor
lantaran situasi lingkungan lansia yang bermukim karena lansia memiliki koping yang baik (Sangian
di pedesaan, yang masyarakatnya masih et al., 2017).
menjunjung tinggi adat istiadat, menghormati Kehadiran keluarga untuk menilai sejauh mana
orang yang telah lanjut umur, masyarakat masih keberadaan, kesediaan, keperdulian kepada lansia
menjunjung jika tidak menghormati serta sebagai wujud menghargai dan menyayangi akan
menghargai orang lanjut usia akan memperoleh lebih berdampak pada tingkat emosional lansia.
kesalahan dan dosa dari tuhan. Lansia merasa penting keberadaannya ditengah-
tengah keluarga sebagai orang tua yang akan
Hubungan dukungan penilaian dengan tingkat memberikan nasehat dan wejangan kepada
kemandirian lansia anggota keluargannya. Dengan demikian
Hasil penelitian ditemukan terdapat hubungan hubungan ikatan anggota keluarga dan lansia
signifikan antara dukungan penilaian keluarga makin kuat sehingga keterbukaan lansia dalam
dengan tingkat kemandirian lansia. Hasil menghadapi masalahpun tidak ragu-ragu untuk
penelitian ini sejalan dengan penelitian Alholidi et dapat diselesaikan oleh anggota keluarga (Antara
al pada tahun 2019 bahwa ada hubungan yang et al., 2018), Pendapat peneliti, dukungan
amat jelas antara dukungan penilaian keluarga penilaian keluarga sangat berarti pada lansia
dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan karena lansia akan merasa di hargai serta memiliki
aktifitas sehari-hari dengan nilai statistik kepercayaan untuk melakukan sesuai selain
(p=0.012). Support dari keluarga terdekat bisa berfungsi untuk memantau kegiatan-kegiatan
berbentuk saran atau masukan yang bersifat yang dilakukan oleh lansia, seperti tidak
membangun dengan mengingatkan lansia untuk melakukan aktivitas berlebih, secukupnya dengan
tidak berkerja melampaui batas kesanggupannya memenuhi kebutuhan hariannya seperti makan,
(jikalau lansia masih bekerja), memberikan minum, berpindah tempat, mandi, berpakaian dan
peluang pada lansia untuk melaksanakan kegiatan toileting dapat dilakukan sendiri oleh lansia.
sesuai hobinya, memberikan peluang pada lansia
untuk beribadah dengan baik dan khusuk serta Kesimpulan
melakukan istirahat yang cukup. Berdasarkan Tingkat kemandirian lansia sangat terintegrasi
fenomena dalam hasil penelitian bahwa mayoritas dengan kehadiran keluarga ditengah-tengah
tingkat kemandirian lansia yang yang memiliki kehidupannya, keberdaan keluarga bisa
dukungan penilaian dengan kategori baik hal ini diimlementasikan dalam wujud memberikan
disebabkan karena tiap orang masing-masing support secara baik dan konsisten yaitu dukungan
mempunyai kepentingan hidup yang berbeda- emosional, informasi, instrumental serta
beda, lansia pula mempunyai kepentingan hidup penilaian, hal ini karena keluarga adalah subjek
yang serupa agar dapat hidup tenteram, aman dan yang tidak bisa dipisahkan dengan lansia,
nyaman. Kepentingan dan kebutuhan hidup lansia keluarga lebih memahami serta mengerti lansia
antara lain kebutuhan akan makanan bergizi baik pendidikan, ekonomi, kesehatan, rutinitas
seimbang, kontrol kesehatan secara teratur,

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 129


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14350

serta situasi fisiknya sehingaa ketetapan serta pesan gizi seimbang (studi di Kelurahan
tindakan yang diberikan tepat. Sambiroto Semarang). J Kesehat Masy.
Penelitian ini dapat berimplikasi pada 2019;7(4):708–19.
kehidupan lansia ditengah-tengah keluarga jika Felpina, D. J., Wiyono, J., & Maryah, V. (2018).
dukungan emosional, informasi, instrumental, Hubungan dukungan Keluarga dengan
penilaian keluarga dan Kesehatan fisik lansia baik Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan
dapat meningkatkan kemandirian lansia dalam ADL di Kelurahan Tlogomas Kota Malang.
melakukan aktivitas sehari-hari dan begitu Nursing News, 1(2), 101–114.
sebaliknya. Oleh sebab itu saran kepada Fera, D., & Husna, A. (2019). Hubungan
responden agar selalu membina hubungan yang dukungan keluarga dengan kemandirian
harmonis dengan anggota keluarga yang tinggal lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-
serumah dan selalu untuk menjaga kesehatan hari di Desa Alue Tho Kecamatan Seunagan
fisik. Diharapkan kepada anggota keluarga untuk Kabupaten Nagan Raya. J-Kesmas: Jurnal
selalu memberikan dukungan kepada lansia dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (The
kepada peneliti selanjutnya untuk Indonesian Journal of Public Health), 5(2),
mengembangkan penelitiannya ini dari aspek 40. https://doi.org/10.35308/j-
metode dan jumlah responden. kesmas.v5i2.1150
Fera D, H. A. (2019). Hubungan dukungan
Daftar Pustaka keluarga dengan kemandirian lansia dalam
Alholidi, F.I., & Purba, W. S. (2019). Hubungan pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa
dukungan keluarga dengan kemandirian Alue Tho Kecamatan Seunagan Kabupaten
lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari- Nagan Raya. J-Kesmas J Fak Kesehat Masy
hari. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, (The Indones J Public Heal. 2019;5(2):40.
1(2), 85–91. Hurek, R. K. K., Setiaji, B., & Suginarty. (2019).
https://doi.org/https://doi.org/10.31869/mm. Determinan kemandirian lansia dalam
v1i2.2066 melakukan basic activity daily living ( Badl
Andriyani, W., Sudirman, & Yuniarsih, S. M. ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Balauring
(2020). Literature review: Faktor-faktor Kec . Omesuri Kab . Lembata-Ntt tahun
yang berhubungan dengan kemandirian 2018. Info Kesehatan, 9(1), 71–81.
lansia dalam melakukan activity daily Islamiati, D. N. (2017). Hubungan dukungan
living. Nursing Sciences Journal, 4(2), 65– keluarga dengan kemandirian lansia dalam
80. pemenuhan aktivitas sehari-hari di desa
Antara, A. N., Dipura, S. K., & Rinaldi. (2018). Ngiliran wilayah kerja Puskesmas Panekan
Hubungan dukungan keluarga dengan kabupaten Magetan. Skripsi.
kemandirianlansia dalamaktivitas sehari- Kementerian Kesehatan RI. (2017). Lansia di
hari. 000, 1–10. Indonesia. Pusat Data Dan Informasi, 1--9.
Badan Pusat Statistik. (2020). Proyeksi penduduk Kodri, R. E. (2017). Faktor yang berhubungan
kabupaten/kota Provinsi Maluku. United dengan kemandirian lansia dalam
Nations Population Fund. melakukan aktivitas sehari-hari. J Ilm
Duhita, R. N., Trilianto, A. E., & Shidiq, P. Keperawatan Sai Betrik. 2017;XII(1):81–9.
(2020). Hubungan dukungan sosial keluarga Kodri, & Rahmayati, E. (2017). Faktor yang
dengan tingkat kemandirian lansia di desa berhubungan dengan kemandirian lansia
Taal Tapen Kabupaten Bondowoso. Jurnal dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Keperawatan Profesional, 8(2), 24–34. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betrik,
https://doi.org/10.33650/jkp.v8i2.1430 XII(1), 81–89.
Fadillah AD, Suyanto, N. S. (2019). Faktor-faktor Marlita, L., Saputra, R., & Yamin, M. (2018).
yang berhubungan dengan kesesuaian Faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat
praktik gizi pada lansia berdasarkan10 kemandirian lansia dalam melakukan

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 130


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14350

activity daily living (Adl) Di Upt Pstw


Khusnul Khotimah. Jurnal Keperawatan
Abdurrab, 1(2), 64–68.
Rasyid, D. (2016). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan Kemandirian Lansia di
Kecamatan Wara Timur Kota Palopo.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta, 400–403.
Rohaedi, S., Putri, S. T., & Karimah, A. D. (2016).
Tingkat kemandirian lansia dalam actuvities
daily livng di panti sosial Tresna Werdha
Senja Hati. Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia, 2(1), 16–21.
Sampelan I, Kundre R, L. J. (2017). Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian
Lansia Dalam Aktivitas Sehari-hari di desa
Batu kecamatan Likupang Selatan
Kabupaten Minahasa Utara. J
Keperawatan. 2017;3(2):1–7.
Samper TP, Pinontoan OR, K. M. (2017).
Hubungan interaksi sosial dengan kualitas
hidup lansia di BPLU senja cerah Provinsi
Sulawesi Utara. J Keperawatan. 2017;5(1).
Sangian, L. M. L., Wowiling, F., & Malara, R.
(2017). Hubungan Dukungan Emosional
Keluarga Dengan Penerimaan Diri Pada
Lansia Di Desa Watutumou Iii. E-Jurnal
Keperwatan (e-Kep), 5(2), 2013–2015.
Soke, Y. E., Judha, M., & Amestiasih, T. (2016).
Hubungan pengetahuan lansia tentang
osteoporosis dengan perilaku
mengkonsumsi makanan berkalsium di
Panti Werdha X Yogyakarta. Jurnal
Keperawatan Respati, III(1), 66–72.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.
Waruwu, D. S. (2019). Gambaran tingkat
kemandirian lansia dalam pemenuhan
aktivitas sehari-hari di kecamatan
Sogae’adu kabupaten Nias. Karya Tulis
Ilmiah.

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 131

Anda mungkin juga menyukai