PRODI S1 KEBIDANAN
2024
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA BALITA
Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang menjadi perhatian utama dunia
termasuk Indonesia. WHO menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan angka
prevalensi stunting tertinggi di Asia pada tahun 2017. Stunting dapat mengakibatkan
peningkatan morbiditas dan mortalitas, hilangnya potensi pertumbuhan fisik, berkurangnya
neuron fungsi perkembangan, serta berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM).
Pemahaman terhadap strategi penanganaan stunting berbasis bukti sangat diperlukan untuk
untuk mengatasi masalah stunting sehingga dapat terjadinya perbaikan generasi masa depan
yang sehat.
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada
anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang
terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak
berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di
bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya.
Penyebab langsung dan tidak langsung tersebut di atas dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
meliputi pendapatan dan kesenjangan ekonomi, perdagangan, urbanisasi, globalisasi, sistem
pangan, jaminan sosial, sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan
perempuan. Untuk mengatasi penyebab stunting, diperlukan prasyarat pendukung yang
mencakup: (a) Komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan; (b) Peran aktif
pemerintah dan non-pemerintah; dan (c) Kapasitas untuk melaksanakan.
1. Pendidikan Gizi
Pemberdayaan ibu melalui pendidikan gizi terbukti efektif dalam mengatasi praktik
pemberian makan yang buruk, kegiatan yang dilakukannya yaitu kelas gizi dan
kunjungan rumah, topik yang dibahas yaitu memberikan pesan nutrisi yang sesuai
dengan kebutuhan lokal (Effendy et al., 2020). Studi uji coba kontrol acak kelompok
di antara wanita hamil di Timur Laut Ethiopia menunjukkan bahwa pendidikan gizi
meningkat secara signifikan rata-rata pengetahuan gizi pada kelompok intervensi,
sekitar 6,9 pada awal hingga 13,4 setelah pendidikan gizi (Astika et al., 2020).
Intervensi pendidikan dapat diadopsi secara budaya di tingkat keluarga berinteraksi
dengan ibu dan anggota keluarga tentang praktik pemberian makanan pendamping
ASI yang dapat diberikan dengan pemberian buklet berbahasa daerah yang berisi
rekomendasi gizi dan anjuran praktik pemberian makan pada anak sampai usia dua
tahun dan intervensi ini memiliki dampak positif pada status gizi anak (Kamath et al.,
2019).
Aristiyani, Indrawati & Mustajab, Abdullah Azam. 2023. Dampak Status Ekonomi Pada
Status Gizi Balita. Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol. 7 No. 2, Juli 2023 E-
ISSN 2715-6303; P-ISSN 2407-4284; DOI. 10.52020/jkwgi.v7i2.5607.
Azhari, Claudia. & Mahwati, Yeni. 2022. Kajian Naratif : Intervensi Pencegahan dan
Pengendalian Stunting. Prosiding Simposium Nasional Multidisiplin Universitas
Muhammadiyah Tangerang Volume 4, 2022
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. 2019. Strategi Nasional Percepatan
Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024.