net/publication/357365891
CITATIONS READS
0 10
1 author:
Alvian Sanjaya
University of Indonesia
4 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Alvian Sanjaya on 28 December 2021.
Alvian Sanjaya
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
ABSTRAK
Tuberkulosis merupakan penyakit yang menyebabkan banyak kematian dan Indonesia merupakan negara ke-3
penyumbang kasus TB terbanyak pada tahun 2020. DOTS yang dicetuskan oleh WHO pada 1994 merupakan
sebuah strategi hemat biaya yang dirasa dapat menanggulangi TB. DOTS sudah diimplementasikan di Indonesia
sejak lama dan penulis tertarik untuk menganalisa pelaksanaannya di Puskesmas. Metode penulisan manuskrip
ini dengan menggunakan kajian pustaka dengan mengkaji 3 artikel. Didapatkan hasil bahwa pelaksanaan DOTS
di Puskesmas masih kurang optimal jika ditinjau dari aspek input, proses, dan output. Aspek input yang masih
dirasa kurang yaitu kurangnya sumber daya manusia serta adanya rangkap tugas. Aspek proses pada bagian
perencanaan kurang tergambar dengan jelas pada setiap puskesmas. Aspek output yang terlihat adanya tidak
terpenuhinya indikator yang sudah ditetapkan.
ABSTRACT
Tuberculosis is a disease that causes many deaths and Indonesia is the 3rd country that contributes the most TB
cases in 2020. DOTS which was initiated by WHO in 1994 is a cost-effective strategy that is considered to be able
to overcome TB. DOTS has been implemented in Indonesia for a long time and the author is interested in analyzing
its implementation in Puskesmas. This manuscript writing method uses a literature review by reviewing 3 articles.
It was found that the implementation of DOTS at the Puskesmas was still less than optimal in terms of input,
process, and output aspects. The input aspect that is still lacking is the lack of human resources and the existence
of dual tasks. The process aspect in the planning section is not clearly defined in each puskesmas. Aspects of
output that can be seen from the non-fulfillment of the indicators that have been set.
Isna 2019 Penanggulangan Informan utama: Kepala Hasil penelitian ini menunjukkan
Lutfiyatul Tuberkulosis Puskesmas, Koordinator bahwa pendanaan belum
Faizah, Paru dengan Program TB paru di mendukung. PMO belum bekerja
Bambang Strategi DOTS Puskesmas, dan petugas sesuai fungsinya, pencatatan dan
Budi Raharjo (Directly laboratorium. Sedangkan pelaporan secara online dengan
Observed informan triangulasi: 3 SITT belum terlaksana dengan
Treatment pasien TB, 3 pengawas baik. Angka penemuan kasus
Shortcourse) minum obat dan hingga April 2018 sebesar 40%
pemegang program TB dan capaian angka keberhasilan
di Dinas Kesehatan pengobatan 72%.