Tim Penyusun
Pengarah
Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, D.H.S.M., M.A.R.S. (Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit)
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc.,Ph.D.
dr. Yudhi Pramono, M.A.R.S. (Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit)
dr. Imran Pambudi, M.P.H.M. (Direktur Pencegahan dan Pengendalian penyakit)
Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., M.P.H., Ph.D.
Penanggung jawab
dr. Tiffany Tiara Pakasi, M.A.
Tim Penulis
Sulistyo, S.K.M., M. Epid.
Ratna Dilliana Sagala, S.K.M., M.P.H.
Dwi Asmoro, S.K.M.
Sarah Nadhila Rahma, S.K.M.
dr. Bachti Alisjahbana, Sp.PD-KPTI., Ph.D.
dr. Raspati Cundarani Koesoemadinata, M.Sc.
Kontributor
Pearl Gan (Oxford University Clinical Research Unit)
Aditya Eka (Health Info Merdeka)
Photovoice Project RC3ID UNPAD
STPI – TBC Komunitas
Active Case Finding 2 Study, RC3ID UNPAD
Konsorsium Komunitas Penabulu – STPI
Fasilitator
dr. Elvieda Sariwati, M. Epid.
Indra Jaya, S.K.M., M. Epid.
Ali Rahmansyah,S.K.M., M. Epid.
Christina Martha Br. Panjaitan, S.K.M., M. Kes.
Tri Yulianti, S.Pd., M.M.
Alifiah Rachma, S.K.M., M.K.M.
Sofa Khasani, S.K.M., M. Epid.
Budi Hermawan
Nur Rohmah, S. Kom.
2 Laporan Tahunan
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur yang tak terhingga kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, yang atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
laporan tahunan tuberkulosis (TBC) nasional tahun 2022 ini.
Tim Penyusun
Prestasi yang dicapai saat ini adalah gambaran hasil dari upaya kerja sama multi-
sektoral antara pemerintah, mitra dan masyarakat. Kerja keras dalam penemuan
kasus, pemanfaatan teknologi terbaru untuk skrining dan diagnosis TBC,
serta edukasi masyarakat tentang TBC dan pengobatan TBC telah membawa
keberhasilan program TBC. Indonesia memiliki dukungan dan ambisi kuat untuk
menurunkan insiden TBC dan angka kematian akibat TBC dari seluruh pihak.
Apresiasi saya terhadap semua pihak yang terlibat, khususnya petugas TBC di
layanan kesehatan dan masyarakat.
Berbagai upaya akan terus dilakukan untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas
layanan TBC, penyebaran teknologi untuk skrining dan diagnosis TBC yang
merata, serta penyediaan obat untuk memenuhi kebutuhan pengobatan TBC,
sehingga tujuan dari eliminasi TBC di tahun 2030 dapat terwujud.
Menteri Kesehatan,
BUDI G. SADIKIN
4 Laporan Tahunan
Kata Pengantar
Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Sampai saat ini penyakit TBC masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia bahkan global. Indonesia menjadi negara dengan beban TBC tertinggi
kedua di dunia setelah India. Namun sejak tahun 2022, Indonesia sudah berhasil
bangkit setelah pandemi COVID-19 dalam peningkatan notifikasi kasus TBC dan
keberhasilan pengobatan kasus TBC.
Apresiasi yang sangat banyak kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan program TBC untuk menemukan dan mengobati kasus TBC. Tanpa
dukungan dan kerja sama dari seluruh pihak, keberhasilan program TBC ini tidak
akan tercapai.
Saya ingin menegaskan kembali bahwa program TBC bisa mencapai eliminasi
TBC di tahun 2030. Kami akan terus berupaya meningkatkan kualitas dan
aksesibilitas layanan TBC. Kami juga sudah memiliki lebih banyak alat diagnosis
dan obat dalam persenjataan untuk mengobati TBC daripada sebelumnya.
Akhir kata, saya berharap laporan tahunan program TBC tahun 2022 ini dapat
memberikan gambaran yang jelas dan transparan tentang keberhasilan program
TBC nasional.
Terima kasih atas perhatian dan dukungan dari seluruh pihak terkait dalam upaya
menjaga kesehatan masyarakat Indonesia.
Tim Penyusun 2
Ucapan Terima Kasih 3
Kata Sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 4
Kata Pengantar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
5
Penyakit
Daftar Singkatan 8
Daftar Grafik 10
Daftar Gambar 11
Ringkasan 12
Pendahuluan 15
Suara Mereka 17
Situasi TBC & Program Penanggulangan TBC di Indonesia 19
Berapakah Jumlah PasienTBC di Indonesia? 19
Pasien TBC adalah Mereka dalam Usia yang Produktif 20
Cakupan Penemuan KasusTBC Tertinggi Pada Tahun 2022 20
Belum Semua Kasus TBC Terkonfirmasi Memulai Pengobatan 21
Bagaimana Capaian Penemuan Kasus di Berbagai Daerah di
22
Indonesia?
Berapakah Angka Keberhasilan Pengobatan PasienTBC? 22
Cakupan PengelolaanTBC Resisten Obat Masih Rendah 23
Apakah Kita Cukup Aktif Mengelola PasienTBC-HIV? 24
ApakahTBC-DM Terdeteksi dan Terkelola Dengan Baik? 24
Tantangan Pada Teteksi dan Pengelolaan TBC Anak 25
Capaian Terapi PencegahanTBC (TPT) Masih Rendah 26
Apakah Tenaga Kesehatan yang MengelolaTBC Cukup? 26
Program TBC Nasional Masih Mengandalkan Dana Bantuan Luar
28
Negeri
Mengapa Capaian Notifikasi TBC Kita Tidak Pernah Mencapai
29
Target yang Diharapkan?
6 Laporan Tahunan
Upaya Mencapai Eliminasi TBC di Indonesia 32
DM Diabetes Melitus
DPPM District-Based Public Private Mix
DPM Dokter Praktik Mandiri
Fasyankes Fasilitas Pelayanan Kesehatan
GF Global Fund
HIV Human Immunodeficiency Virus
IK Investigasi Kontak
INA-TIME Indonesia International Tuberculosis Meeting
INA-CBGs Indonesian Case-based Groups
JEMM Joint External Monitoring Mission
JetSet TB Jejaring Riset TBC
JKN Jaminan Kesehatan Nasional
Komli TB Komite Ahli TBC
Mtb Mycobacterium Tuberculosis
OAT Obat Anti Tuberkulosis
Perpres Peraturan Presiden
PETA Pejuang Tangguh
PHBS Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
P2TBC Pencegahan dan Pengendalian TBC
RC3ID Research Center for Care and Control of Infectious Disease
RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
8 Laporan Tahunan
SDGs Sustainable Development Goals
SDM Sumber Daya Manusia
SIMRS Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
SITB Sistem Informasi Terpadu Tuberkulosis
TBC Tuberkulosis
TBC-RO Tuberkulosis Resisten Obat
TBC-SO Tuberkulosis Sensitif Obat
TC Treatment Coverage
TCM Tes Cepat Molekuler
TERJANG Yayasan Terus Berjuang
TPT Terapi Pencegahan Tuberkulosis
TP2TBC Tim Percepatan Penanggulangan TBC
UNPAD Universitas Padjadjaran
USAID United States Agency for International Development
WGS Whole Genome Sequencing
WHO World Health Organization
WPKTB Wadah Kemitraan Penanggulangan Tuberkulosis
10 Laporan Tahunan
Daftar Gambar
Pola jenis fasyankes yang dipilih oleh pasien TBC sejak
Gambar 1 30
mencari pertolongan pertama hingga pengobatan
Komitmen awal lahirnya Perpres No. 67 Tahun 2021 Tentang
Gambar 2 32
Penanggulangan TBC oleh Presiden Joko Widodo tahun 2020
High Level Meeting Tuberculosis 2022 bertajuk “Aksi TP2TBC
Gambar 3 Menuju Eliminasi TBC: Upaya Tindak Lanjut Peraturan 33
Presiden Nomor 67 Tahun 2021”
Advokasi monitoring TBC terkait implementasi Perpres No. 67
Gambar 4 34
Tahun 2021 Tentang Penanggulangan TBC
Gambar 5 Kegiatan kunjungan lapangan JEMM Program TBC Tahun 2022 35
Enam pilar perbaikan sistem kesehatan untuk memperbaiki
Gambar 6 35
program TBC di Indonesia
Pelatihan penggunaan alat TCM TBC bagi fasyankes calon
Gambar 7 36
penerima alat TCM tahun 2022
Gambar 8 Peta distribusi alat TCM di Indonesia per 6 Februari 2023 38
Kegiatan penemuan kasus TBC secara aktif menggunakan
Gambar 9 39
foto ronthen dada di 8 provinsi prioritas
Gambar 10 Fasyankes rujukan TBC-RO yang aktif beroperasi di Indonesia 40
Gambar 11 Pertemuan pengembangan implementasi DPPM 42
Gambar 12 Sosialisasi penggunaan aplikasi SITB untuk petugas kesehatan 44
Gambar 13 Penggunaan SITB mobile 44
Kader TBC di Kota Bandung melakukan investigasi pada
Gambar 14 45
kontak serumah penderita TBC
Penyuluhan mengenai TBC kepada keluarga dan pengelolaan
Gambar 15 46
TBC anak di Puskesmas Garuda, Bandung
Fun run bersama masyarakat dalam rangka Peringatan Hari
Gambar 16 47
TBC Sedunia Tahun 2022
INA-TIME di Denpasar, Bali pada tanggal 8-10 September
Gambar 17 49
2022
Topik penelitian prioritas menurut peneliti TBC seluruh
Gambar 18 50
Indonesia
Gambar 19 Contoh hasil pemeriksaan WGS TBC 51
Gambar 20 Peluncuran Aksi Program Terpadu Penanggulangan TBC 52
Surveilans aktif P2TBC untuk monitoring dan evaluasi
Gambar 21 52
pelaksanaan program TBC di lapangan
12 Laporan Tahunan
infeksi; 4) Pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining,
diagnosis, dan tatalaksana TBC; 5) Peningkatan peran serta
komunitas, mitra, dan multi-sektor lainnya dalam eliminasi
TBC; dan 6) Penguatan manajemen program melalui
penguatan sistem kesehatan.
Rekomendasi
14 Laporan Tahunan
Pendahuluan
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb). Kuman Mtb ditularkan
oleh penderita TBC melalui batuk, bersin, bercakap-cakap, bernyanyi,
dan sebagainya. Penyakit TBC dapat diobati, disembuhkan, bahkan
dapat dicegah. Meski demikian diagnosis TBC masih memerlukan
beberapa modalitas yang perlu dimanfaatkan secara komprehensif.
Pengobatan masih memerlukan waktu sekitar 6 bulan. Sehingga,
sampai saat ini TBC masih menjadi masalah kesehatan global yang
menyerang semua kelompok umur.
Mengacu pada Laporan TBC Global yang diterbitkan oleh WHO tahun
2022, Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi
kedua di dunia. Diperkirakan terdapat 969.000 kasus orang dengan
sakit TBC dan 144.000 kematian akibat TBC per tahun di Indonesia.
Permasalahan TBC semakin diperberat dengan terjadinya pandemi
Covid-19. Pandemi ini mengakibatkan belum tercapainya berbagai
target indikator penanggulangan TBC di Indonesia.
16 Laporan Tahunan
Suara Mereka
18 Laporan Tahunan
Situasi TBC & Program
Penanggulangan TBC di
Indonesia
Berapakah Jumlah Pasien TBC di Indonesia?
Jumlah pasien TBC di Indonesia dapat ditentukan berdasarkan estimasi
epidemiologi. Sebelum pandemi Covid-19 estimasi prevalensi penderita
TBC di Indonesia adalah sebanyak 843.000 kasus. Namun setelah
pandemi, karena banyak kasus yang tidak tertangani, estimasi prevalensi
TBC kita meningkat jadi 969.000 kasus. Target jumlah kasus inilah yang
harus ditemukan dan diobati setiap tahun bila kita ingin mengeliminasi
TBC.
Tabel 1. Estimasi target pencapaian kasus TBC tahun 2022 per Provinsi
dan capaiannya (sumber: data SITB per tanggal 2 Februari 2023)
Grafik 1. Proporsi estimasi target cakupan kasus TBC tahun 2022 per provinsi
(sumber: data Program TBC Nasional per Februari 2023)
20 Laporan Tahunan
Grafik 3. Penemuan kasus TBC di Indonesia pada tahun 1995-2022
(Sumber: WHO Global Report, 2014 and 2022)
Cakupan penemuan kasus TBC belum mencapai di atas 90% dari target. Hal
ini tampak baik di tingkat nasional dan di sebagian besar provinsi di Indonesia.
Namun terdapat 4 provinsi yang sudah mencapai target case notification rate di
atas 90% di tahun 2022 ini. Keempat Provinsi tersebut adalah Jawa Barat (125%),
Banten (111%), Gorontalo (101%) dan DKI Jakarta (100%). Tingginya cakupan di
daerah tersebut dapat terjadi kemungkinan karena: 1) jumlah kasus TBC yang ada
sebenarnya lebih tinggi dari estimasi target yang ditentukan 2) terdapat banyak
kasus impor dari daerah lain ikut terhitung di provinsi tersebut.
120
100 Target Cakupan 90% dari 969.000 Kasus
80
60
40
20
0
Pada saat kita berupaya meningkatkan cakupan deteksi kasus TBC, kita
perlu memastikan agar semua kasus yang ditemukan berhasil diobati. Angka
keberhasilan pengobatan TBC pada tahun 2022 secara nasional meningkat ke 86%
dibandingkan tahun 2019 sebesar 83%. Provinsi yang masih mencatatkan angka
keberhasilan pengobatan yang rendah perlu mendapatkan perhatian (grafik 5).
Rendahnya angka keberhasilan pengobatan berdampak pada kejadian penularan
di komunitas serta peningkatan adanya kuman Mtb resisten obat.
100
Target Keberhasilan Pengobatan TBC 90% dari 969.000 Kasus
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
22 Laporan Tahunan
Kunjungan Rumah Melewati “Gang Senggol”
Ibu Dewi, petugas TBC di Puskesmas Garuda, Kota
Bandung mengunjungi rumah pasien yang terlalu
lemah untuk bisa mengambil obat ke puskesmas.
Rumah pasien berada di ujung gang kecil yang hanya
bisa dilewati oleh satu orang dewasa. Ironis sekali
bahwa di tengah kota besar, ia menemukan keadaan
rumah pasien yang sangat memprihatinkan. Sempit,
kekurangan cahaya matahari dan ventilasi udara.
Lingkungan seperti inilah yang menyebabkan TBC
paru dapat merebak. Bantuan perbaikan lingkungan
sangat diperlukan untuk mengatasi masalah seperti ini
(sumber: Photovoice project, RC3ID UNPAD).
Saat ini masih terdapat tantangan yang besar dalam pengelolaan TBC-RO yaitu
jumlah temuan sebesar ini ternyata baru mencakup 45% dari target estimasi jumlah
pasien TBC RO yang perlu dikelola di Indonesia yaitu sebesar 28.000 kasus per tahun.
Grafik 7. Penemuan, pengobatan, dan enrolment rate TBC-RO nasional tahun 2009-2022
(Sumber: Data Final SITB Tahun 2022 per 13 Maret 2023)
Di tahun 2022, upaya skrining TBC pada penyandang DM masih terbatas pada
satu aktivitas uji coba dimana sebanyak 6.485 orang dengan DM diskrining TBC.
Dalam upaya uji cob aini, 1.907 (29%) penyandang DM di nyatakan sebagai terduga
TBC dan 707 (11%) diantaranya menderita TBC. Angka prevalensi TBC pada DM
ini merupakan angka yang tinggi bila dibandingkan dengan angka kejadian TBC
di komunitas umum. (sumber: Data Final SITB Tahun 2022 per 13 Maret 2023).
24 Laporan Tahunan
Grafik 9. Jumlah penyandang DM yang dilakukan skrining TBC di berbagai provinsi di Indonesia pada tahun 2022
(Sumber: Data Final SITB 2022 per 13 Maret 2023)
Grafik 11. Cakupan pemberian TPT pada kontak serumah di beberapa provinsi di Indonesia tahun 2022
(Sumber: Data Final SITB 2022 per 13 Maret 2023)
26 Laporan Tahunan
Grafik 12. Situasi ketenagaan Program TBC Nasional tahun 2022
Grafik 13. Sumber dana Program TBC Nasional dalam million USD
(Sumber: WHO TB Finance Profile)
28 Laporan Tahunan
Mengapa Capaian Notifikasi TBC Kita Tidak Pernah
Mencapai Target yang Diharapkan?
Survei prevalensi TBC Nasional pada tahun 2014 melakukan skrining sekitar 65.000
orang di beberapa kabupaten di Indonesia. Pada semua responden diperiksa adanya
gejala TBC dan dilakukan foto rontgen dada. Pemeriksaan konfirmasi TBC dilakukan
dengan teknik yang paling sensitif dan spesifik yaitu kultur kuman Mtb dari dahak.
Ternyata terdapat 429 orang yang terkonfirmasi sakit TBC secara kultur. Dari semua
orang yang terkonfirmasi TBC ini, 42.5% tidak bergejala TBC namun terjaring untuk
pemeriksaan karena hasil foto rontgen dada menunjukkan kelainan sugestif TBC.
Dari survei ini dapat disimpulkan bahwa standar strategi skrining kita yang hanya
mengandalkan gejala TBC kurang sensitif. Bila foto rontgen dada tidak dimanfaatkan
dalam upaya penjaringan terduga TBC, maka kita akan bisa kehilangan 42.5% kasus
TBC aktif atau terkonfirmasi secara bakteriologis.
Grafik 14. Proporsi hasil pemeriksaan kasus TBC yang ditemukan pada Survei Prevalensi TBC Nasional tahun 2014
(Sumber: Laporan Survei Prevalensi TBC Nasional 2014)
Berbagai studi menyatakan bahwa semua penderita sakit TBC cepat atau lambat
akan berobat ke pelayanan kesehatan. Tapi mengapa kita tidak bisa mendapatkan
tingkat notifikasi TBC yang setinggi target kita? Distribusi pusat layanan kesehatan
dimana penderita TBC berobat dapat digambarkan dengan baik pada Penelitian
Inventory (2018). Survei ini dilakukan pada 23 kabupaten/kota mencakup 1.681
sarana pelayanan kesehatan yang mewakili rumah sakit, puskesmas, klinik dokter
dan laboratorium swasta.
Grafik 15. Distribusi proporsi pasien berdasarkan fasyankes di mana mereka diobati dan tingkat pelaporan
dilakukan di masing-masing fasyankes (Sumber Inventory Study 2018)
Pada Gambar 1, kita melihat bahwa dokter praktik swasta menunjukkan kontribusi
yang kecil. Namun pada saat dipetakan ke mana pasien TBC berobat pertama kali,
dapat dilihat bahwa hampir 50% pasien mencari pertolongan pertama kali ke dokter
praktik swasta dan sekitar 40% berobat ke fasilitas kesehatan informal seperti apotek.
Peran Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan yang dicari pertama masih kecil.
Sarana pelayanan kesehatan swasta merupakan pusat layanan favorit bagi sebagian
besar pasien TBC.
30 Laporan Tahunan
Kunjungan Pertama Diagnosis Diobati
100
RS Swasta
RS Swasta RS Swasta
75
DPS
RS Pemerintah RS Pemerintah
50 Puskesmas DPS
25 DPS
Faskes Informal
0
Lestari BW The Lancet Regional Health-Westrn Pasific. 2020 Dec 1;5.
Gambar 1. Pola jenis fasyankes yang dipilih oleh pasien TBC sejak mencari pertolongan pertama hingga pengobatan.
(RS = Rumah Sakit Swasta, DPS = Dokter praktek dan klinik swasta, Faskes Informal termasuk apotek, toko obat
dan balai pengobatan tanpa dokter), (Sumber: Lestari BW, The Lancet Regional Health, Western Pacific, 2022)
Obat herbal VS Obat TBC. Nurhasanah (petugas TBC) sering kali menemukan pasien
terlambat memulai pengobatan karena ingin mencoba pengobatan herbal terlebih dulu.
Meskipun Nurhasanah telah memberikan edukasi secara lengkap, masih ada pasien
yang tetap memutuskan berobat herbal, sehingga ketika pasien datang ke Puskesmas
keadaannya sudah parah. Menurut Nurhasanah, sering kali pasien merasa yakin bisa
sembuh dari TBC dengan menggunakan obat herbal berdasarkan saran dari keluarga
atau kerabat yang memberikan informasi terkait obat herbal (sumber: Photovoice
project, RC3ID UNPAD).
Sebagai wujud nyata dari upaya percepatan penanggulangan TBC untuk mencapai
eliminasi TBC pada tahun 2030, pemerintah resmi meluncurkan Peraturan Presiden
(Perpres) No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC. Perpres tersebut telah
ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Agustus 2021.
Strategi dalam pelaksanaan Perpres diarahkan dalam enam bidang penanggulangan TBC
di Indonesia sebagai berikut: 1) Penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah
pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk mendukung percepatan eliminasi TBC 2030;
2) Peningkatan akses layanan TBC bermutu dan berpihak pada pasien; 3) Optimalisasi
upaya promosi dan pencegahan, pemberian pengobatan pencegahan TBC serta
pengendalian infeksi; 4) Pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis, dan
tatalaksana TBC; 5) Peningkatan peran serta komunitas, mitra, dan multi-sektor lainnya
dalam eliminasi TBC; dan 6) Penguatan manajemen program melalui penguatan sistem
kesehatan.
Gambar 2. Komitmen Awal Lahirnya Perpres No. 67 Tahun 2021 Tentang Penanggulangan TBC
oleh Presiden Joko Widodo Tahun 2020, (Sumber: STOP TB Partnership Indonesia)
32 Laporan Tahunan
1. Penguatan Komitmen dan Kepemimpinan
Pemerintah
Gambar 3. High Level Meeting Tuberculosis 2022 bertajuk “Aksi TP2TBC Menuju
Eliminasi TBC: Upaya Tindak Lanjut Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021”
34 Laporan Tahunan
Gambar 5. Kegiatan kunjungan lapangan JEMM Program TBC Tahun 2022
Peningkatan akses layanan TBC yang bermutu diharapkan akan memberikan akses
yang mudah dan berpusat pada kebutuhan pasien. Untuk mencapai hal ini, diperlukan
perbaikan di berbagai lini sistem layanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan upaya
transformasi sistem kesehatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan.
Secara garis besar aktivitas transformasi kesehatan dalam bidang akses layanan TBC
dideskripsikan dalam gambar 4 berikut.
Gambar 6. Enam pilar perbaikan sistem kesehatan untuk memperbaiki program TBC di Indonesia
36 Laporan Tahunan
Dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM program TBC, Kementerian
Kesehatan telah melaksanakan pelatihan pada SDM di berbagai level
dan jenis pusat layanan kesehatan. Materi pelatihan SDM bervariasi
antara lain:
38 Laporan Tahunan
c. Uji coba penemuan kasus TBC
secara aktif dengan foto rontgen
dada
40 Laporan Tahunan
Rosdia; kembali untuk berbagi.
Poliklinik TBC-RO di Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung ini menyimpan banyak
kenangan bagi Rosdia. Dulu, setiap kali
Rosdia berkonsultasi pada dokter, Ia
selalu bertekad ingin sembuh dan tidak
ingin kembali lagi sampai kapan pun.
Namun kenyataannya lain. Setelah
dinyatakan sembuh, Rosdia justru
sering berada di poliklinik ini. Bukan
sebagai pasien, melainkan ia aktif
mendampingi pasien yang baru mulai
atau sedang menjalani pengobatan
TBC-RO. Rosdia kembali ke tempat
ini untuk memberikan semangat
pada pasien TBC-RO agar dapat
menyelesaikan pengobatan mereka
hingga tuntas (sumber: Photovoice
Project, RC3ID UNPAD).
Melihat dari banyaknya pasien TBC yang berobat ke Rumah Sakit dan Klinik/DPM tetapi
tidak terlaporkan, diperlukan program khusus untuk meningkatkan partisipasi mereka
dalam program TBC Nasional.
Grafik 17. Proporsi kabupaten/kota yang membentuk tim DPPM, proporsi RS swasta
yang melaporkan kasus TBC, dan proporsi DPM/klinik swasta yang melaporkan kasus
TBC tahun 2020-2022
42 Laporan Tahunan
Grafik 18. Capaian PPM tahun 2022 berdasarkan indikator dan target strategi nasional
penanggulangan TBC tahun 2020 - 2024 (sumber: SITB & Wifi TB per 16 Januari 2023)
Untuk mendukung upaya peningkatan akses layanan TBC bermutu dan terpantau,
adanya data dan informasi yang tersedia setiap saat sangat penting. Untuk itu Program
TBC Nasional telah secara intensif melakukan perbaikan pada sistem informasi
terpadu TBC (SITB). SITB adalah sebuah sistem informasi berbasis jaringan/online
untuk mencatat kasus TBC mulai dari terduga sampai akhir pengobatan secara real-
time. SITB Disosialisasikan dan diimplementasikan oleh seluruh pengelola program
TBC dan fasyankes di seluruh Indonesia sejak 1 Januari 2020. SITB memuat informasi
mengenai pasien TBC, kemajuan pengobatannya, kontak serumah pasien, informasi
ketersediaan obat serta klaim keuangan ke Program Penanggulangan TBC Nasional.
Pada awal tahun 2022 juga telah diperkenalkan SITB mobile yang merupakan aplikasi
pendukung untuk proses pencatatan dan pelaporan data TBC ke SITB melalui smart-
phone maupun tablet. SITB mobile memudahkan fasyankes dengan akses yang
terbatas untuk tetap dapat melaporkan aktivitas pelayanan TBC dengan cepat. SITB
akan berintegrasi dengan sistem lain seperti layanan mobile reporting untuk DPM
(Wifi TB), sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS), sistem pelaporan hasil
pemeriksaan Xpert (GxAlert™), P-Care, SIP, dan lainnya.
Instalasi software GxAlert™/Aspect™ telah dilakukan oleh Tim Kerja TBC Kemenkes
kepada seluruh fasyankes TCM di Indonesia pada Oktober 2022. Saat ini >90%
fasyankes TCM di Indonesia telah dilakukan instalasi software GxAlert™/Aspect™.
44 Laporan Tahunan
3. Optimalisasi Upaya Promosi dan Pencegahan, serta
Pengendalian Infeksi TBC
Gambar 14. Kader TBC di Kota Bandung melakukan investigasi pada kontak serumah
penderita TBC (Sumber: Active Case Finding 2 Study, RC3ID UNPAD)
Gambar 15. Penyuluhan mengenai TBC kepada keluarga dan pengelolaan TBC anak di
Puskesmas Garuda, Bandung (Hak Cipta: Pearl Gan, Singapore)
46 Laporan Tahunan
Gambar 16. Fun Run bersama masyarakat dalam rangka Peringatan Hari TBC Sedunia Tahun 2022
Perjuangan para kader TBC dalam mengedukasi pasien untuk segera memulai pengobatan
dan memberi semangat dalam menjalani pengobatan patut diapresiasi. Perjuangan yang
penuh suka dan duka dijalani dengan tulus.
“Rekan-rekan kader ketika menghadapi pasien TBC terutama yang kebal obat
membutuhkan etos kerja tinggi. Itu tentu tidak mudah. Saya tahu menjadi kader TBC itu
tidak mudah tapi kita semua ikhlas.”
(sumber: Konsorsium Komunitas Penabulu - STPI)
48 Laporan Tahunan
Gambar 17. INA-TIME di Denpasar, Bali pada tanggal 8-10 September 2022
Di Indonesia telah hadir dua organisasi ahli dan aktif melakukan penelitian
dalam bidang TBC. Organisasi tersebut adalah Komite Ahli TBC (Komli-TB) dan
Jaringan Riset TBC (JetSet TB). Komli-TB adalah perkumpulan ahli yang ditunjuk
oleh Kemenkes berfungsi untuk melakukan evaluasi pada semua strategi baru
yang akan diimplementasikan oleh program TBC. Komli-TB juga berfungsi untuk
mengusulkan penelitian awal yang diperlukan untuk memutuskan perlunya
suatu intervensi baru dalam upaya penanggulangan TBC nasional.
JetSet TB adalah organisasi sukarela dan terbuka untuk para peneliti dan
peminat program TBC. Keanggotaan yang terbuka membuat siapa saja yang
tertarik pada penelitian TBC dapat bergabung dan mendapatkan masukan dari
para ahli yang ada di dalam kelompok JetSet TB. Baik Komli-TB dan JetSet-
TB akan siap untuk memberikan telaah yang dibutuhkan untuk memutuskan
perlunya implementasi suatu modalitas diagnostik, obat atau vaksin baru.
Sebagai ajang koordinasi antar peneliti, program TBC dan industri, Kemenkes
dan para peneliti TBC telah sepakat untuk menyelenggarakan seminar TBC
nasional setiap tahun yang dikenal dengan nama Indonesia Tuberculosis
International Meeting (INA-TIME). Pada tahun 2022, pertemuan INA-TIME
dilakukan di Denpasar, Bali pada tanggal 8-10 September 2022. Pertemuan ini
adalah ajang sosialisasi dan koordinasi antar para peneliti TBC dan staf program
TBC nasional.
Berbagai alat skrining, diagnostik, pengobatan dan vaksin baru akan hadir di Indonesia.
Kementerian Kesehatan sangat mengakomodasikan berbagai penelitian yang akan
dapat memudahkan pengendalian TBC serta mempercepat pengentasan TBC.
Penelitian tersebut antara lain adalah:
Gambar 18. Topik penelitian prioritas menurut peneliti TBC seluruh Indonesia
3. Penelitian percobaan klinis obat baru. Dengan besarnya perhatian dunia pada
TBC, obat TBC akan senantiasa berkembang. Agar kita bisa memanfaatkan
obat TBC terbaru kita perlu memastikan bahwa kita memiliki kemampuan
untuk mengevaluasi dan menentukan efektivitas, manfaat dan dampak dari
penggunaan obat tersebut.
50 Laporan Tahunan
4. Turut aktif terlibat dalam pengembangan
vaksin TBC. Banyak peneliti di berbagai
negara saat ini berlomba-lomba untuk
membuat vaksin untuk TBC. Kita
sebaiknya juga siap untuk melakukan
evaluasi kualitas dan efektivitas vaksin
yang akan hadir di Indonesia.
Tahun 2022, tim kerja TBC telah melakukan kunjungan ke 17 provinsi untuk
monitoring evaluasi ke dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota dan fasyankes,
serta kunjungan IK ke rumah pasien TBC. Kendala yang ditemukan di lapangan
adalah: 1) program TBC belum menjadi program prioritas di daerah, 2)
dukungan dana APBD sangat kurang, 3) beban tugas rangkap petugas
TBC di tingkat puskesmas, 4) belum ada kerja sama dengan lintas sektor
atau klinik swasta setempat, 5) kendala jarak dan geografis dari rumah
warga ke fasyankes, dan 6) anggapan masyarakat terkait TBC sebagai
penyakit memalukan sehingga mereka enggan untuk diperiksa dan
diobati. Survei ini membuktikan perlunya pembinaan dukungan pemerintah
daerah serta dukungan dari seluruh masyarakat pada program TBC.
Gambar 21. Surveilans aktif P2TBC untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan program TBC di lapangan
52 Laporan Tahunan
b. Pembiayaan
54 Laporan Tahunan
Komitmen pemerintah akhirnya seyogyanya tampak dalam
penguatan dukungan pembiayaan program TBC nasional.
Beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain adalah
implementasi skema pembiayaan berbasis kinerja, pelaksanaan
belanja kesehatan strategis yang memungkinkan pembayaran
dipenuhi sesuai dengan layanan yang diberikan, serta dukungan
dana BPJS yang memudahkan pelayanan TBC di rumah sakit
serta upaya promotif dan preventif di pusat layanan primer.
Bersama Kita
Eliminasi TBC 2030.
Bebas TBC mulai
dari Kita.
Salam TOSS TBC!
56 Laporan Tahunan
Program TBC Nasional 2022 57